Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS PENGELOLAAN KONSERVASI PENYU SEBAGAI

WISATA EDUKASI DI PANTAI NIPAH, DESA MALAKA


KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan dalam seminar proposal penelitian


Guna memenuhi persyaratan mencapai
Gelar sarjana strata satu program studi pariwisata

OLEH:
NAMA: ANDIKA SAPUTRA
NIM: 22101192

PROGRAM STUDI S1 PARIWISATA


SEKOLAH TINGGI PARIWISATA MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN / LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa kelengkapan proposal ini pada


Tanggal:

Disahkan/disetujui oleh Ketua Prodi S1 Pariwisata


Untuk diseminarkan

Dr. Drs. Syech Idrus., M.Si


NIP. 195912311987031015

i
KATA PENGANTAR

Dengan megucapkan syukur kehadiarat Allah SWT, Tuhan semesata alam

dan berkat Rahmat, Hidayah, serta Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Analisis Pengelolaan Konservasi

Penyu Sebagai Wisata Edukasi Di Pantai Nipah, Desa Malaka Kecamatan

Pemenang Kabupaten Lombok Utara”. Proposal skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 Pariwisata, Sekolah

Tinggi Pariwisata (STP) Mataram.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan

selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Halus Mandala., M.Hum, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pariwisata (STP) Mataram, yang telah memberikan fasilitas untuk

kelancaran penyusunal proposal ini.

2. Bapak Dr. Drs. Syech Idrus.,M.Si, selaku Ketua Prodi S1 Pariwisata STP

Mataram, yang telah memberikan persetujuan atas permohonan penulis

untuk maju dalam seminar proposal.

3. Segenap Dosen Pengampu Mata Kuliah S1 Pariwisata yang telah

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menysusun proposal skripsi

ini.

ii
4. Segenap Staff Administrasi STP Mataram, khususnya staff administrasi di

program studi S1 Pariwisata Mataram, yang telah banyak memberikan

bantuan terutama proses administrasi tentang seminar proposal yang

penulis ikuti saat ini.

5. Orang tua, saudara-saudara penulis, atas doa, bimbingan, serta kasih

sayang yang selalu tercurah selama ini.

6. Segenap teman-teman seangkatan terlebih teman sekelas, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, yang memberikan motivasi dan dukukangan

moril kepada penulis untuk menyelesaikan proposal ini.

Pemulis menyadari bahwa proposalskripsi ini tidak luput dari berbagai

kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi

kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya proposal skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi bidang pariwisata.

Mataram, 15 Januari 2024

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Konteks penelitian............................................................................................1
1.2 Fokus Penelitian...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penellitian............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................4
BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP...............................................................6
2.1 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan.........................................6
2.2 Kajian Teori......................................................................................................8
2.2.1 Pengelolaan Berkelanjutan.................................................................................8
2.3 Kajian Konsep................................................................................................10
2.3.1 Pengelolaan.................................................................................................10
2.3.2 Konservasi...................................................................................................11
2.3.3 Wisata Edukasi...........................................................................................12
2.4 Kerangka Pemikiran......................................................................................13
BAB III Metode Penelitian............................................................................................14
3.1 Rancangan Penelitian.....................................................................................14
3.2 Prosedur Penelitian........................................................................................14
3.3 Lokasi Penelitian............................................................................................16
3.4 Penentuan Informan......................................................................................16
3.5 Jenis dan Sumber Data..................................................................................17
3.6 Instrumen Penelitian......................................................................................18
3.7 Teknik Pengumpulan Data............................................................................19
3.8 Teknik Analisis Data......................................................................................21

iv
3.9 Pengecekan Keabsahan Data.........................................................................23
3.9.1 Triangulasi Sumber................................................................................23
3.9.2 Triangulasi Metode................................................................................24
3.9.3 Triangulasi Teori....................................................................................24
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................36

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Analisis SWOT...............................................................................................22

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran....................................................................................13


Gambar 3. 1 Peta Batas Administrasi Desa Malaka.........................................................16

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara.....................................................................36

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks penelitian

Desa Malaka merupakan salah satu destinasi alam yang memiliki

wisata bahari. Desa ini berada di pesisir pantai Nipah yang mana terletak di

Lombok Utara. Desa ini memiliki potensi wisata seperti: pantai, laut, terumbu

karang, kuliner, dan juga memiliki atraksi wisata yang unik dan edukatif yaitu

wisata konservasi penyu pantai Nipah.

Konservasi merupakan suatu kegiatan mitigasi yang dapat dilakukan

untuk mencegah eksploitasi untuk menghindari kepunahan suatu habitat.

Dengan demikian, konservasi penyu adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mencegah punahnya penyu, dengan kegiatan yang bersifat preventif

(sosialisasi), prevensif (pengawasan) dan represif (penerapan sanksi),

(Kamarudin & Fahrunnisa, 2023).

Pada tahun 2018 secara swadaya masyarakat Desa Malaka mendirikan

kelompok pelestari penyu yang bernama Turtle Conservation Community

atau TCC. Kelompok ini beranggotakan lebih kurang 30 orang yang

ditetapkan oleh Bupati Lombok Utara melalui SK Nomor 372/52/DLH-

PKP/2019, (Syahputra, Wahyuningsih, Suparyana, & dkk, 2023).

Turtle Conservation Community (TCC) memiliki tugas untuk

mengedukasi dan memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam

melestarikan wisata bahari di pantai Nipah. Terbentuknya Turtle

1
Conservation Community diharapkan bukan saja menjadikannya sebagai

wisata edukatif unggulan, akan tetapi juga dapat memberikan dampak

ekonomis kepada masyarakat sekitar Pantai Nipah, (Chintya, Idrus, & Darma

Putra, 2022).

Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilakukan, Turtle

Conservation Community (TCC) berhasil menyelamatkan ribuan penyu dan

mengembalikannya ke habitat aslinya di laut (Baby Turtle Release). Kegiatan

ini dilakukan dua dalam setahun yangmana menjadi daya tarik wisatawan.

Walaupun belum mampu menjadi wisata unggulan, perkembangan konservasi

penyu sebagai wisata edukatif berdampak positif terhadap ekonomi

masyarakat sekitar. Sebagai wisata baru yang unik dan edukatif, konservasi

penyu ini mampu menarik wisatawan khusus (pelajar dan peneliti).

Sebagai wajah wisata baru di Pantai Nipah, konservasi penyu ini

belum mampu menjadi wisata unggulan disana. Hal ini berdasarkan temuan

sementara dilapangan ditemukan bahwa minimnya dukungan pemerintah

desa, serta dukungan masyarakat yang bersifat pasif dalam menjadikannya

wisata edukatif unggulan. Dalam perkembangannya menjadi wisata edukatif,

Konservasi ini dihadapkan dengan minat wisatawan yang jauh lebih memilih

wisata lainnya di Pantai Nipah, seperti: wisata kuliner, pantai, snorkling dan

lain-lain. Ditambah lagi, hanya wisatawan khusus saja yang tertarik pada

wisata edukatif ini, seperti: pelajar, mahasiswa, dan juga peneliti. Selain itu

juga, perspektif masyarakat terhadap wisata edukatif konservasi penyu ini

juga berdampak negatif terhadap minimnya wisatawan yang berkunjung.

2
Masyarakat menganggap bahwa wisata edukatif ini berbayar dan mahal.

Namun, faktanya bahwa TCC tidak mematok tarif kepada wisatawan. TCC

dengan sangat terbuka apabila wisatawan berdonasi untuk mengembangkan

wisata edukatif ini dimasa depan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kineta &

dkk, 2023, dengan judul “Pengembangan Pantai Nipah, Lombok Utara

Sebagai Destinasi Ekowisata Edukasi Penyu”. Dalam penelitian ini

ditemukan bahwa beberapa kekurangan dalam menjadikan konservasi penyu

sebagai wisata edukatif. Kekurangan tersebut ialah penginapan sulit

ditemukan dan biaya yang dikeluarkan mahal, juga Kualitas SDM dan

pengelolaan belum optimal, serta Sarana dan prasarana belum memadai.

Pentingnya meningkatan kesadartahuan masyarakat sekitar terhadap

pentingnya melestarikan penyu, dan membuat perencanaan wisata yang

terstruktur perlu ditingkatkan untuk menjadikan konservasi penyu di Pantai

Nipah sebagai wisata edukatif unggulan.

Berdasarkan uraian diatas, menjadikan konservasi penyu perlu

diintegrasikan dengan pembangunan pariwisata dalam upaya menjadikanya

sebagai wisata unggulan di Pantai Nipah. Berdasarkan hal tersebut, maka

peneliti tertarik meneliti lebih lanjut dengan judul “Analisis Pengelolaan

Konservasi Penyu Sebagai Wisata Edukasi di Pantai Nipah, Desa Malaka

Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara”

3
1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif

sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan

mana yang tidak relevan (Moleong, 2010). Penelitian ini akan difokuskan

pada:

a. Apa yang menjadikan konservasi penyu sebagai daya tarik wisatawan di

Pantai Nipah Desa Malaka Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok

Utara?

b. Bagaimana pengelolaan konservasi penyu sebagai daya tarik wisata

edukatif di Pantai Nipah Desa Malaka Kecamatan Pemenang Kabupaten

Lombok Utara?

1.3 Tujuan Penellitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis upaya konservasi penyu sebagai daya tarik wisatawan.

b. Untuk menganalisis pengelolaan konservasi penyu sebagai daya tarik di

Pantai Nipah.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang disusun, maka diharapkan hasil penelitian ini

dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau dapat

memperkuat panelitian yang sebelumnya, serta dapat menjadi sumber

4
informasi dan bahan kajian bagi penelitian selanjutnya mengenai

konservasi penyu sebagai wisata edukatif.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Akademisi

a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi baru

terhadap pengetahuan akademik mengenai konservasi penyu

sebagai wisata edukatif di Pantai Nipah

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang

berharga bagi akademisi dalam mengajar dan membimbing

mahasiswa.

c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pariwisata.

2. Bagi Pemerintah

Penelitian dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah di dalam

memberikan pengaruh positif terhadap konservasi penyu sebagai wisata

edukasi.

5
BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

2.1 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Pada penelitian ini diperlukan juga telaah penelitian sebelumnya, karena

bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara penelitian yang sebelumnya

telah dilakukan dengan penelitian yang dilakukan saat ini, sehingga tidak

terjadi penelitian yang ganda.

Penelitian sebelumnya yang menjadi pembanding dalam penelitian ini

yaitu yang pertama penelitian yang dilakukan oleh Yoni Uskono & Sastrawa,

2022, dengan judul “Pengelolaan Konservasi Penyu Sebagai Daya Tarik

Wisata Di Pantai Kuta”. Pantai Kuta Bali menjadikan konservasi penyu

sebagai destinasi wisata unik sehingga menarik wisatawan berkunjung.

Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik

pengambilan data berupa observasi berbasis purpose sampling. Dari

penelitian tersebut didapatkan bahwa keberadaan lokasi konservasi di Pantai

Kuta menjadi daya tarik unik, karena letaknya di mass tourism. Selain itu

juga, wisata ini menjadi wisata edukatif yang mampu meningkatkan

wisatawan di Pantai Kuta Bali.

Kemudian penelitian yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam

Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Nipah Desa Malaka Kecamatan

Pemenang Kabupaten Lombok Utara” oleh Pratama, Damayanti, & dkk,

2021. Pada penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara,

6
dokumentasi dan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Pada

penelitian ini didapati hasil bahwa keterlibatan masyarakat dan dalam

mengembangkan destinasi wisata sangatlah aktif, baik dari sarana dan

prasarananya. Masyarakat juga bekerjasama untuk menambah atraksi wisata,

serta masyarakat berperan penting dalam menjaga keamanan, kelestarian atau

keindahan daya tarik wisata Pantai Nipah. Hadirnya TCC juga memberikan

wajah baru terhadap destinasi di Pantai Nipah, mengingat Pantai Nipah

merupakan tempat penyu bertelur sehingga mampu menjadi daya tarik wisata

baru.

Selain itu, terdapat penelitian yang membahas hal yang serupa berjudul

“Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Konservasi Penyu di Pantai

Pangumbahan, Sukabumi, Jawa Barat”. Penelitian ini dilakukan oleh Ismane

& dkk, 2018, dengan metode deskriptif teknik survey. Hasil peneltian ini

menunjukkan sikap masyarakat terhadap pengelolaan konservasi penyu

sebagian besar tidak yakin (44%) tentang konservasi penyu.

Secara garis besar perbedaan penelitian-penelitian relevan sebelumnya

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terdapat pada alat analisis yang

digunakan. Pada penelitian sebelumnya tidak menggunakan analisis SWOT

sebagai acuan dalam menjadikan konservasi penyu sebagai wisata edukatif

unggulan. Adapun persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti ialah menjadikan konservasi penyu sebagai daya

tarik wisata edukasi.

7
Hal ini berdasarkan temuan sementara (observasi awal) ditemukan bahwa

konservasi penyu belum mampu menjadi wisata edukasi unggulan di Pantai

Nipah. Dikarenakan beberapa hal seperti: minat wisatawan yang jauh lebih

memilih wisata lainnya seperti: wisata kuliner, pantai, snorkling dan lain-lain.

Ditambah lagi, hanya wisatawan khusus saja yang tertarik pada wisata

edukatif ini, seperti: pelajar, mahasiswa, dan juga peneliti. Selain itu juga,

perspektif masyarakat terhadap wisata edukatif konservasi penyu ini juga

berdampak negatif terhadap minimnya wisatawan yang berkunjung.

Masyarakat menganggap bahwa wisata edukatif ini berbayar dan mahal.

Namun, faktanya bahwa TCC tidak mematok tarif kepada wisatawan

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pengelolaan Berkelanjutan

Pada penelitian ini menggunakan teori pengelolaan keberlanjutan

(Sustainabillity Theory) yangmana bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi

manusia, (salim dalam Arida, 2012). Sustamihardja dalam Arida, 2012,

pengelolaan berkelanjutan mencangkup beberapa upaya untuk

mewujudkannya, diantara:

a. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk

kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan

pemerataan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan antar

generasi.

8
b. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang

berkelanjutan baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter

temporal).

c. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan

sumberdaya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat

jangka panjang ataupun lestari antar generasi.

Dalam hal ini, pariwisata berkelanjutan memiliki kriteria yang ditinjau

secara menyeluruh terbagi empat yakni dimulai dari proses tata kelola

yang berkesinambungan, berkelanjuan sosial dan ekonomi, berkelanjutan

budaya dan keberlanjutan lingkungan, (Suryani & dkk, 2023). Pariwisata

berkelanjutan menimbulkan tanggapan oleh pihak yang merencanakan

pariwisata dan advoked lingkungan, kedua sama-sama memberikan

pengaruh, untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan diperlukan

sikap tanggung jawab dengan tidak membuatalam dan budayamenjadi

rusak,dan juga hormat terhadapadat istiadat yang berlaku pada kawasan

wisata. Pariwisata berkelanjutan berfokus pada keberlanjutan lingkungan,

harus memperhatikan aspek konservasi warisan alam dan pengelolaan

sumber daya dalam mewujudkan keberlanjutan pariwisata berkelanjutan,

(Rosana dalam Suryani & dkk, 2023).

Penelitian ini juga menggunakan analisis SWOT digunakan sebagai

arahan dalam menjadikan Konservasi Penyu sebagai wisata edukatif di

Pantai Nipah. Analisis SWOT terdiri dari Strength (kekuatan), Weakness

9
(kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman). Penelitian ini

akan mengacu pada keterkaitan antara kekuatan-peluang (SO), kekuatan-

ancaman (ST), kelemahan-peluang (WO), dan kelemahan-ancaman (WT),

(Rismang dalam Kineta & dkk, 2023). Dalam hal ini, diharapkan mampu

menganalisa konservasi penyu ini yang belum mampu menjadi sebagai

wisata edukasi unggulan di Pantai Nipah.

2.3 Kajian Konsep

2.3.1 Pengelolaan

Pengelolaan merupakan langkah dalam menjalankan tujuan bersama

dengan melakukan perencanaan yang baik, pengarahan, pengontrolan,

pemanfaatan sumber daya yang ada sebaik mungkin.

Menurut Handoko, (1997:8) pengelolaan adalah proses yang

membantu merumuskan suatu kebijakan dan tujuan organisasi atau proses

yang memberikan pengawasan pada suatu yang terlibat dalam pelaksanaan

dan pencapaian tujuan.

Menurut Handayaningrat, 1990 pengelolaan juga bisa diartikan

penyelenggaraan suatu kegiatan. Pengelolaan bisa diartikan manajemen,

yaitu suatu proses kegiatan yang di mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan-penggunaan sumber daya sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

10
Dapat diambil kesimpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa

pengelolaan adalah kegiatan yang di mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan pada semua hal yang

terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Pengelolaan merupakan

tindakan pengusahaan pengorganisasian sumber-sumber yang ada dalam

organisasi dengan tujuan agar sumber-sumber tersebut dapat bermanfaat

untuk kepentingan organisasi.

2.3.2 Konservasi

Konservasi ialah upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati

untuk mencegahnya dari kehilangan atau kepunahan pada spesies tertentu

dengan melakukan perencanaan, pengontrolan, dan upaya lainnya untuk

menjaga kelestarian, (Yoni Uskono & Sastrawa, 2022).

Konservasi merupakan perlindugan ekosistem dalam rangka

melestarikan ekosistem untuk keberlanjutan kehidupan di bumi sehingga

konservasi alam membutuhkan pendekatan multi disiplin yang

kesuksesanakan mengikutsertakan bermacam pihak, dikarenakan pada

dasarnya apa yang diperlukan akan konservasi ialah apa yang semuanya

butuhkan (Suryani & dkk, 2023).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa konservasi

merupakan kegiatan melestarikan untuk mencegah kepunahan suatu

spesies untuk dikeberlanjutan hidup di bumi dengan melakukan

perencanaan, pengontrolan, dan upaya lainnya untuk menjaga kelestarian.

11
Dalam hal ini, konservasi penyu merupakan kegiatan melestarikan penyu

untuk menghindari dari kepunahannya di masa depan.

Penyu merupakan reptil yang sering dimanfaatkan untuk kebutuhan

ekonomi dan budaya oleh masyarakat pesisir pantai. Semua jenis penyu

sudah masuk dalam red list yang berarti keberadaanya sudah terancam

punah, hal ini berdasarkan IUCN (Internaional Union fo Conservation of

Nature and Natural Resources). Terdapat beberapa jenis penyu di Pantai

Nipah, yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Lekang (Lepidochelys

olivacea), dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Pantai Nipah

didominansi oleh penyu sisik dan lekang, dan sesekali dihampiri oleh

penyu hijau. Berdasarkan data yang diperoleh dari TCC selama tahun

2021, penyu hijau hanya bertelur pada bulan Januari, sedangkan penyu

sisik bertelur dari Januari hingga Juli, dan penyu lekang bertelur pada

bulan Maret hingga Juni, (Harteti & dkk, 2014).

2.3.3 Wisata Edukasi

Wisata edukasi adalah suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan

untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan

mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini disebut juga

sebagai study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan (Suwantoro

dalam Hardiyanti, 2017).

Menurut Arida, 2012 wisata edukasi merupakan adalah kegiatan

perjalanan wisata di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang

12
dikelola dengan kaidah alam, di mana tujuannya selain untuk menikmati

keindahan juga melibatkan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan

terhadap usaha-usaha konservasi lingkungan

Sehaingga dapat disimpulkan bahwa wisata edukasi merupakan

kegiatan wisata yang memberikan unsur pendidikan, pemahaman,

gambaran, dan ilmu pengetahuan. Dapat dilihat berdasarkan pengaruh

eksternal yang mempengaruhi daya tarik wisata edukasi untuk memenuhi

kebutuhan yang berbeda. Adanya wisata edukasi ini, diharapkannya

mampu menjadi wisata unggulan di Pantai Nipah sehingga mampu

berdampak positif yang signifikan terhadap masyarakat sekitar Pantai

Nipah.

2.4 Kerangka Pemikiran

Konservasi Penyu sebagai daya tarik wisatawan di Pantai Nipah

Pengelolaan Konservasi Penyu

Analisis SWOT

Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weakness)

Analasisi Pengeloaan Konservasi Penyu sebagai Wisata Edukasi di


Pantai Nipah, Desa Malaka Kecamatan Pemenang Kabupaten

13
Lombok Barat

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini juga disebut dengan

feasibility study yang bermaksud untuk memperoleh data awal (Soerjono.

S.1974:29). Penelitian deskriptif merupakan mempelajari masalah-

masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat

serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-

kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang

sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Penelitian dengan metode deskriptif biasanya dilakukan melalui observasi,

wawancara, dan studi kasus untuk menggambarkan perilaku daripada

menggunakan data yang bisa dianalisis secara statistik.

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian Langkah-langkah yang

dilakukan dalam penelitian, Langkah – langkah yang di lakukan dalam

melaksanakan penelitian deskriptif, (Moh. Nazir, 2003:73) yaitu :

14
1. Memilih dan merumuskan masalah

Masalah yang ditemukan adalah perlu adanya kesadaran bersama

terkait pengelolaan konservasi sehingga bisa menjadi daya tarik di

Pantai Nipah.

2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan di kerjakan.

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk menganalisis upaya konservasi penyu sebagai daya tarik

wisatawan

2. Untuk menganalisis pengelolaan konservasi penyu sebagai daya

tarik di Pantai Nipah.

3. Perumusan kerangka teori atau kerangka berpikir

Kerangka pemikirannya yaitu berdasarkan hasil observasi awal

ditemukan bahwa pantai Nipah pernah mengalami penurunan

pengunjung yang cukup signifikan, untuk menghidupkan kembali

tempat wisata diperlukannya optimalisasi pariwisata, dengan

hadirnya inovasi wisata baru akan mampu meningkatkan daya tarik

wisatawan seperti Konservasi Penyu dengan menggunakan teknik

analisis SWOT, strategi yang akan dibuat berdasarkan dari data

yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, seperti studi

literatur, observasi dan interview.

4. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan

15
Bisa Sumber-sumber yang peneliti gunakan adalah skripsi-skripsi,

jurnal, internet dan dari pengelolaan Konservasi penyu sebagai

wisata edukasi.

5. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan dan

wawancara langsung ke Pantai Nipah.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pantai Nipah yang terletak di Desa Malaka,

Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Secara geografis, desa

Malaka meliputi area seluas 3.116 hektar. Adapun wilayah administrasi

Desa Malaka adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa dan Desa Gili Indah, Pemenang, KLU

Sebelah Selatan : Desa Senggigi, Batu Layar, Lobar

Sebelah Timur : Desa Manggala, Pemenang, KLU

Sebelah Barat : Selat Lombok

16
Gambar 3. 1 Peta Batas Administrasi Desa Malaka
3.4 Penentuan Informan

Dalam hal ini, peneliti memiliki dua fungsi yaitu sebagai

instrument dan sebagai evaluator. Peneliti sebagai instrument artinya

bahwa peneliti akan terlibat langsung dari awal proses hingga akhir

penelitian. Peneliti sebagai evaluator artinya berperan untuk mengevaluasi

jalannya penelitian agar tetap berada pada batasan serta tujuan utama

penelitian yang telah ditetapkan. Informan dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua jenis, yaitu:

a. Dengan pertimbangan bahwa yang dijadikan kunci untuk

mengetahui dan memiliki informan pokok dalam penelitian ini

yang menjadi informan kunci (key informan) adalah para

stakeholders seperti Kepala Desa, dan pengelola TCC.

17
b. Informan utama/pangkal, yaitu mereka yang terlibat secara

langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini

non informan kunci terdiri dari pengunjung dan masyarakat yang

dirasa mendapat pengaruh dari adanya pembangunan TCC di

Pantai Nipah, yakni dalam hal ini adalah masyarakat yang

berprofesi sebagai pedagang atau masyarakat sekitar serta

pengunjung yang datang ke pantai Nipah.

3.5 Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitan ini adalah data kualitatif.

Dimana data kualitatif, merupakan data yang berbentuk kata-kata atau

verbal. Untuk mendapatkan data kualitatif dapat dilakukan melalui

observasi dan wawancara.

b. Sumber Data

Untuk mendapatkan informasi dan data yang lengkap, jelas, akurat,

serta valid mengenai objek yang diteliti, maka sangat dibutuhkan jenis

dan sumber data yang tepat untuk digunakan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:62), dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber

sekunder. Sehingga jenis dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini yakni:

18
1. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data utama yang di gunakan

untuk menjaring berbagai data dan informasi yang terkait dangan

fokus yang dikaji. Hal ini dilakukan melalui metode wawancara

dan observasi.

2. Data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung yang

diperlukan untuk melengkapi data primer yang di kumpulkan. Hal

ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian dengan kebutuhan data

lapangan. Data sekunder terutama diperoleh melalui dokumentasi.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang diguakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. (Sugiyono,

2018:102). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode wawancara dan observasi yang memerlukan alat bantu yang

disebut dengan instrument penelitian. Instrument yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu pedoman wawancara yang berfungsi untuk membantu

peneliti mengetahui apa saja yang harus ditanyakan dalam wawancara

serta utuk membantu agar pertanyaan yang diajukan lebih terstruktur dan

sesuai dengan urutan, kamera untuk mengambil gambar terkait dengan

kondisi Pantai dan untuk mengambil gambar terkait strategi

pengembangan pariwisata pantai nipah, telepon genggam untuk merekam

hasil wawancara dengan informan dan alat tulis untuk mencatat poin-poin

19
penting pada saat observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti

berperan sebagai instrument utama dalam mengumpulkan data dan

informasi yang diperlukan.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer

untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang

amat penting diperoleh dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data

yang dikumpulkan digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk

menguji hipotesa yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus

cukup valid untuk digunakan. (Ahnah, 2004. Hal. 28)

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan lebih mudah. (Ridwan, 2004. Hal. 137)

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa pengumpulan

data dapat dikerjakan berdasarkan pengalaman. Secara metodologis

dikenal beberapa macam tehnik pengumpulan data, diantaranya:

1. Observasi

Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku obyek sasaran. (Abdurrahman 2006. Hal 104-

20
105).

Metode observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke

obyek penelitian untuk melihat dari dekat pengelolaan konservasi

penyu di TCC.

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang

lain dengan mengajukan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.

(Dedi, 2006, hal.120)

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas

terstruktur, artinya peneliti mengadakan wawancara langsung

dengan unsur pemerintah daerah, masyarakat, dan wawancara bebas

artinya peneliti bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah

disiapkan sebelumnya.

3. Dokumentasi

Dalam melakukan sebuah penelitian, perlu mendokumentasikan

berupa foto untuk memperdalam data penelitian. Dokumentasi ini

dilakukan dengan cara mendokumentasikan Kawasan Pantai Nipah

yang berupa foto, arsip, rekaman suara narasumber dan seluruh

gambar-gambar objek penelitian serta bahan-bahan tertulis yang

berhubungan dengan perancangan media promosi ini. Dokumentasi

sangat penting sebagai bukti penelitian sekaligus informasi yang

mendukung data penelitian tersebut

21
3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif, yang

terdiri dari Strenghts, Weakness, Opportunities dan Threaths. Analisis

SWOT bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan (strengths) dan

peluang (opportunities), namun dapat meminimalkan kelemahan

(weakness) dan ancaman (threaths). Menurut Rangkuti (2001), analisis

SWOT adalah suatu identifikasi faktor strategis secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Strategi adalah alat yang sangat penting untuk

mencapai tujuan (Porter : 1985). Sedangkan menurut Freddy Rangkuty

(2001 : 183) strategi adalah perencanaan induk yang komprehensive yang

menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut :

IFAS Strengths (S) Weaknesses (W)


EFAS Menentukan Menentukan
factor kekuatan faktor kelemahan
internal internal
Oppurtunities(O) Strategi SO Startegi WO
Menentukan faktor Ciptakan strategi Ciptakan strategi
peluang eksternal yang yang
menggunakan meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan memanfaatkan
peluang peluang

22
Threats(T) Strategi ST Strategi WT
Menentukan faktor Ciptakan strategi Ciptakan
ancaman eksternal yang
strategi yang
menggunakan
meminimalkan
kekuatan untuk
mengatasi kelemahan dan
ancaman menghindari
ancaman
Tabel 3. 1 Analisis SWOT
Alternatif strategi adalah hasil dari matrik analisis SWOT yang

menghasilkan berupa Strategi SO, WO, ST dan WT. Alternatif strategi

yang dihasilkan minimal 4 buah strategi sebagai hasil dari analisis matrik

SWOT. Menurut Rangkuti (2001:31-32) strategi yang dihasilkan adalah

sebagai berikut :

 Strategi SO Strategi itu dibuat berdasarkan jalan pikiran

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

 Strategi ST Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan

kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

 Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan

peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang

ada.

Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan usaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

3.9 Pengecekan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik

triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

23
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu (Maleong, 2016:330).

Dari keempat teknik triangulasi yang ada, dalam penelitian ini

digunakan tiga teknik triangulasi sesuai dengan kebutuhan peneliti, yaitu:

3.9.1 Triangulasi Sumber

Patton (1987, dalam Moleong, 2018: 330-331) menjelaskan

triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai

dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

3.9.2 Triangulasi Metode

Bungin (2015:265) menyatakan triangulasi metode dilakukan

untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode

pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode

24
interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil

observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika

diinterview. Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton

(1987, dalam Moleong, 2018: 331), terdapat dua strategi, yaitu:

1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data,

2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama.

3.9.3 Triangulasi Teori

Sugiyono (2018: 125) menyatakan triangulasi teori

dilakukan dengan cara membandingkan beberapa teori yang

terkait secara langsung dengan data penelitian. Bungin (2015:

265) menjelaskan triangulasi teori dilakukan dengan menguraikan

pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari

analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Dalam

hal ini, jika analisis telah menguraikan pola, hubungan, dan

menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka penting

sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding atau

penyaing (Moleong, 2018: 332).

25
DAFTAR PUSTAKA
Arida, I. S. (2012). Buku Ajar Pariwisata Berkelanjutan. Denpasar: Sustainpress.

Chintya, S. D., Idrus, S., & Darma Putra, I. T. (2022). Pengelolaan Turtle
Conservation Community Terhadap Partisipasi Masyarakat Di Pantai
Nipah Desa Malaka Kabupaten Lombok Utara. Journal Of Responsible
Tourism, 109-118.

Handayaningrat, S. (1990). Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen.


Jakarta: Cv Haji Masagung.

Hardiyanti, D. A. (2017). Sialisasi Dan Promosi Museum Satwa Jawa Timur Park
2 Batu Sebagai Pusat Wisata Edukasi. Skripsi.

Harteti, S., & Dkk. (2014). Peran Para Pihak Dalam Pengelolaan Kawasan
Konservasi Penyu Pangumbahan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan,
145-162.

Ismane, M. A., & Dkk. (2018). Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Konservasi


Penyu Di Pantai Pangumbahan, Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 36-43.

Kamarudin, N. A., & Fahrunnisa. (2023). Implementation Of Turtle Conservation


Policy In The Nipah Essential Ecosystem Area For The Sustainability Of
Aquatic Resources And Environment. Journal Biologis Tropis, 360-368.

Kineta, T., & Dkk. (2023). Pengembangan Pantai Nipah, Lombok Utara Sebagai
Destinasi Ekowisata Edukasi Penyu. Jurnal Kelautan, 80-86.

Pratama, D. R., Damayanti, S. P., & Dkk. (2021). Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Nipah Desa Malaka Kecamatan
Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Journal Of Responsible Tourism,
147-154.

Suryani, A., & Dkk. (2023). Analisis Aspek Keberlanjutan Lingkungan Berbasis
Konservasi Warisan Alam Dan Pengelolaan Sumber Daya Pada Objek

34
Wisata Pantai Penyu Nagari Ampiang Parak Kabupaten Pesisir Selatan.
Jurnal Manajemen Dan Ilmu Administrasi Publik, 97-104.

Syahputra, M., Wahyuningsih, E., Suparyana, P. K., & Dkk. (2023).


Pendampingan Kelompok Pelestari Penyu Nipah Melalui Pembangunan
Sistem Informasi Spasial Hutan Pantai Berbasis Pemetaan Partisipatif.
Pengabdian Magister Pendidikan Ipa, 1164-1168.

Yoni Uskono, F. O., & Sastrawa, I. A. (2022). Pengelolaan Konservasi Penyu


Sebagai Daya Tarik Wisata Di Pantai Kuta. Jurnal Destinasi Pariwisata,
147-150.

35
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara

Pengelolaan Konservasi Penyu:

1. Bagaimana peran Anda dalam pengelolaan konservasi penyu di Pantai

Nipah? Analisis: Menilai sejauh mana pihak terlibat dalam pengelolaan

konservasi penyu di lokasi tersebut.

2. Apakah terdapat program atau inisiatif konservasi penyu yang sedang

berjalan di Pantai Nipah?

Analisis: Menganalisis jenis dan efektivitas program-program yang telah

diimplementasikan.

3. Bagaimana evaluasi keberhasilan program konservasi penyu yang telah

dilaksanakan di masa lalu?

Analisis: Menilai pemahaman mereka tentang keberhasilan atau kegagalan

program-program sebelumnya.

4. Apa hambatan atau tantangan utama yang dihadapi dalam pengelolaan

konservasi penyu di Pantai Nipah?

Analisis: Mengidentifikasi hambatan yang mungkin mempengaruhi

efektivitas upaya konservasi.

36
Wisata Edukasi:

1. Bagaimana penyu di Pantai Nipah diintegrasikan ke dalam program wisata

edukatif?

Analisis: Menilai sejauh mana penyu dijadikan fokus dalam program

wisata edukatif.

2. Apa jenis kegiatan wisata edukatif yang tersedia untuk pengunjung terkait

dengan konservasi penyu?

Analisis: Menganalisis apakah program wisata edukatif mencakup

aktivitas yang dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman

pengunjung.

3. Sejauh mana masyarakat lokal terlibat dalam penyelenggaraan program

wisata edukatif ini?

Analisis: Menilai tingkat partisipasi masyarakat lokal dan dampaknya pada

keberlanjutan program.

SWOT Analysis:

1. Apa kekuatan yang dimiliki Pantai Nipah dalam mengelola konservasi

penyu sebagai wisata edukasi?

Analisis: Mengidentifikasi faktor internal yang dapat mendukung program

konservasi penyu.

2. Apa kelemahan utama yang dihadapi dalam pengelolaan konservasi penyu

dan wisata edukasi?

Analisis: Mengidentifikasi faktor internal yang dapat menjadi hambatan.

37
3. Apa peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan program

konservasi penyu dan wisata edukatif?

Analisis: Mengidentifikasi faktor eksternal yang dapat mendukung

perkembangan positif.

4. Apa ancaman terbesar yang mungkin mempengaruhi keberlanjutan

program konservasi dan wisata edukatif di masa depan?

Analisis: Mengidentifikasi faktor eksternal yang dapat menjadi tantangan.

Kekuatan (Strengths):

5. Apa keunggulan utama dari program konservasi penyu di Pantai Nipah?

Analisis: Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dalam

pengelolaan konservasi penyu.

6. Apakah Pantai Nipah memiliki keberlanjutan sumber daya alam yang

dapat mendukung program konservasi penyu?

Analisis: Mengevaluasi faktor internal yang dapat menjadi kekuatan dalam

jangka panjang.

7. Bagaimana interaksi positif antara masyarakat lokal dan program

konservasi penyu dapat dianggap sebagai kekuatan?

Analisis: Menilai tingkat keterlibatan dan dukungan masyarakat lokal

sebagai kekuatan internal.

Kelemahan (Weaknesses):

8. Apakah ada keterbatasan anggaran atau sumber daya untuk melaksanakan

program konservasi penyu?

38
Analisis: Mengidentifikasi faktor internal yang dapat menjadi hambatan

atau kelemahan.

9. Bagaimana tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat lokal tentang

konservasi penyu?

Analisis: Menilai sejauh mana tingkat pemahaman masyarakat lokal dapat

menjadi kelemahan.

10. Apakah terdapat tantangan internal dalam koordinasi antar lembaga atau

pihak yang terlibat dalam pengelolaan konservasi penyu?

Analisis: Mengidentifikasi hambatan internal dalam kolaborasi dan

koordinasi.

Peluang (Opportunities):

11. Bagaimana peningkatan minat masyarakat terhadap ekowisata dapat

menjadi peluang bagi program wisata edukatif penyu?

Analisis: Menilai faktor eksternal yang dapat mendukung perkembangan

positif.

12. Apakah ada potensi kerjasama dengan pihak eksternal, seperti LSM atau

pihak swasta, untuk meningkatkan program konservasi penyu?

Analisis: Mengidentifikasi peluang untuk kolaborasi yang dapat

memperkuat program konservasi.

Ancaman (Threats):

13. Apakah perubahan iklim atau bencana alam dapat menjadi ancaman

terhadap habitat penyu di Pantai Nipah?

39
Analisis: Mengidentifikasi faktor eksternal yang dapat menjadi ancaman

terhadap keberlanjutan program konservasi.

14. Bagaimana perkembangan pariwisata yang tidak terkendali dapat menjadi

ancaman terhadap konservasi penyu?

Analisis: Menilai ancaman terkait perkembangan pariwisata yang dapat

merugikan program konservasi.

15. Apakah adanya perubahan regulasi atau kebijakan pemerintah yang dapat

mempengaruhi program konservasi penyu?

Analisis: Mengidentifikasi faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

keberlanjutan program konservasi

40

Anda mungkin juga menyukai