Disusun Oleh
Nim : A1A019027
Prodi/Kelas : IESP/A
UNIVERSITAS MATARAM
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...…………...
PEMBAHASAN.........…..…….…………………………………………………….…..………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
PEMBAHASAN
Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah
dari persaingan usaha yang tidak sehat.Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Pengertian
Usaha Kecil Menengah: Berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan
entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha
menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
a) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
2) Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut :
Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
berubah;
4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti
business planning.
b) Contoh Usaha Kecil
1) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
3) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan,
industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan
tangan;
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih
teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian
2) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
3) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha,
5) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir
3) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi
semakin tingginya mobilisasi modal, manusia, dan sumber daya produksi lainnya. Kemampuan
UKM bertahan selama ini di Indonesiamenunjukan potensi kekuatan yang dimiliki UKM
di masa depan. Relatif lebih baiknya UK dibadingkan UM atau UB dalam menghadapi krisis
ekonomi tahun 1998 tidak lepas dari sifat alami darikeberadaan UK yang berbeda dengan sifat
masa depan UK atau UKM. UK pada umumnya membuat barang-barang konsumsi sederhana
untuk kebutuhan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagian dari pengusaha kecil
dan pekerjanya di Indonesia adalah kelompok masyarakat berpandidikan randah (SD) dan
kebanyakan dari mereka menggunakan mesin serta alat produksisederhana atau implikasi dari
termasuk skim-skim kreditmurah. Untuk mengetahui besarnya dampak dan proses terjadinya
dampak tersebut dari suatu gejolak ekonomi seperti krisis tahun 1998 terhadap UK perlu
−Penawaran
−Permintaan
masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah
antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UKM
penelitian yang dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro and Small Enterprise Dynamic
(CEMSED), dan the Center for Economic and Social Studies (CESS) pada tahun 2000, adalah
mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan
penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu
mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam hal birokrasi.
UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh 4 (empat) hal,
yaitu :
pendanaan usaha,
3) Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya
4) Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di
perekonomian.
Penggerak utama perekonomian di Indonesia selama ini pada dasarnya adalah sektor
UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat beberapa fungsi utama UKM dalam
a) Sektor UKM sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yang tidak tertampung
di sektor formal,
(PDB), dan
c) Sektor UKM sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis
1) nilai tambah,
3) nilai ekspor.
Sektor Usaha Kecil dan Menengah telah mampu menunjukkan kinerja yang relatif lebih
tangguh dalam menghadapi masa krisis yang panjang.UKM mendorong pertumbuhan ekonomi
dan penyerapan tenaga kerja yang tidak bisalagi dilakukan oleh usaha besar.Indikator ekonomi
makro yang yang merupakan hasil kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Kementrian
peningkatan.Apabila melihat data yang dilansir BPS menunjukkan betapa UKM menuju
disumbangkan UKM pada2003 mencapai Rp1.013 triliun atau 56,7 persen dari total PDB
nasional. Pada2001 terjadi pertumbuhan 3,8 persen, tahun 2002 naik menjadi 4,1 persen dan2003
meningkat menjadi 4,6 persen. Bahkan sumbangan pertumbuhan PDB UKMlebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan usaha besar. Tahun 2003 dari 4,1 persen pertumbuhan PDB
nasional ,2,4 persen berasal dari UKM). Kontribusi sektor ini pada perekonomian nasional juga
cukup signifikan.Padatahun 2002 jumlah UKM tercatat 41,3 juta unit atau 99,99%
darikeseluruhan unit usaha ekonomi yang ada, dengan tingkat penyerapan tenagakerja sebesar
88,7% dari jumlah tenaga kerja yang ada, atau mencapai 68,28 jutaorang. Dibanding dengan
kondisi tahun 2002, jumlah tersebut meningkat sebesar2,7% menjadi 42,4 juta unit usaha,
dengan penyerapan tenaga kerja menjadi 79juta tenaga kerja atau meningkat 15,7 %.
Dengan diberlakukannya otonomi daerah, dunia usaha di daerah akan menghadapi suatu
perubahan besar yang sangat berpengaruh terhadap iklim berusaha/persaingan di daerah. Oleh
sebab itu, seetiap pelaku bisnis di daerah dituntut untuk dapat beradaptasi menghadapi perubahan
tersebut. Di satu sisi, perubahan itu akan memberi kebebasan sepenuhya bagi daerah dalam
kegiatan-kegiatan yang produktif yang dapat menghasilkan nilai tambah (NT) yang tinggi dan
dapat memberi sumbangan besar bagi pemerntukan PAD, salah satunya adalah industri-industri
dengan dasar sumber daya alam. Diharapkan industri-industri tersebut dapat dikembangkan di
daerah yang kaya sumber daya alam sehingga mempunyai daya saing tinggi dibandingkan
bisnis ang besar, baik dalam arti membangun perusahaan di industri tersebut atau perusahaan di
sector lain yang terkait dengan industri tersebut, misalnya di sector jasa (perusahaan
transportasi) atau di sector perdagangan (perusahaan ekspor-impor). Di sisi lain, jika tidak ada
kesiapan yang matang dari pelaku bisnis daerah, maka pemberlakuan otonomi daerah akan
menimbulkan ancaman besar bagi mereka untuk dapat bertaha menghadapi persaingan dari luar
daerah atau luar negeri. Dengan kata lain, tantangan yang pasti dihadapi setiap pelaku bisnis di
daerah pada masa mendatang adalah bagaimana mereka memanfaatkan kesempatan tersebut
sebaik-baiknya.
Sejak terjadi reformasi kebijakan perdagangan di Indonesia pada awal tahun 1980-an,
Indonesia mulai keluar dari cangkangnya untuk membuka diri dan terlibat dalam perekonomian
global. Setelah sekian lama berlindung dan bergantung terhadap pendapatan minyak dan gas
yang melimpah ruah, Indonesia segera mencari alternatif pendapatan negara sejak redamnya
masa oil boom sehingga fokus harus dialihkan pada pengembangan pundi-pundi dari sektor non-
migas (sektor selain minyak bumi dan gas). Oleh karenanya, pemerintah Indonesia berinisiatif
perdagangan non-tarif secara bertahap hingga penurunan tingkat tarif mencapai 0% di beberapa
Kendala utama yang dihadapi UMKM sehingga pembentukan nilai ekspornya sangat
rendah disebabkan oleh teknologi yang belum mumpuni untuk menunjang produktivitas,
rendahnya keahlian tenaga kerja, kurangnya pengetahuan mengenai pasar dan strategi bisnis
global, dan keterbatasan dalam mengakses modal.Pengetahuan pemasaran yang kurang memadai
mengakibatkan para pelaku UMKM tidak melakukan kegiatan secara ekspor secara mandiri
melainkan menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan ekspor. Hal ini untuk sementara
bisa diatasi dengan menjadikan pelaku UMKM supplierbagi perusahaan besar dan perusahaan
asing dalam negeri yang memiliki jaringan internasional sehingga mereka terlatih dalam
membentuk jaringan.Namun, manfaat untuk jangka panjang, pemerintah dan institusi terkait
Penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) sehingga pada
tahun 2011 melalui Kementerian Koperasi dan UKM mampu merealisasikan KUR sebesar 29
triliun. Dengan kata lain, tercapai 145% melampaui target.Kementerian Koperasi dan UKM telah
pemerintah masih luput untuk fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan teknologi
untuk meningkatkan kemampuan inovasi dan mutu produk sehingga produk UMKM Indonesia
http://unyudua.blogspot.co.id/2014/12/makalah-peranan-strategis-ukm-dalam.html
http://www.kompasiana.com/ratripurwasih/perkembangan-koperasi-dan-ukm-di-
indonesia_5520e43ea33311614a46cdb1
http://nitaratnasari94.blogspot.co.id/2013/05/peran-ukm-dalam-perekonomian-
indonesia.html
http://agarcepatsarjana.blogspot.co.id/2016/12/eksistensi-ukm-dalam-proses-pembangunan.html