Anda di halaman 1dari 72

ANALISIS PENERAPAN COMMUNITY BASED TOURISM PADA

DESTINASI WISATA AIK NYET, DESA SESAOT, KECAMATAN


NARMADA, KABUPATEN LOMBOK BARAT

Disusun Oleh:

INDRI PUJI LESTARI


NIM. 180503049

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2023
ANALISIS PENERAPAN COMMUNITY BASED TOURISM PADA
DESTINASI WISATA AIK NYET, DESA SESAOT, KECAMATAN
NARMADA, KABUPATEN LOMBOK BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk
melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
INDRI PUJI LESTARI
NIM. 180503049

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2023

ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO

yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan


menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia

viii
PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini untuk yang selalu


bertanya:

Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu


bukan sebuah kejahatan, bukan sebuah aib.
Alangkah kerdilnya jika mengukur kepintaran
seseorang seseorang hanya dari siapa yang
paling cepat lulus. Bukankan sebaik-baik
skripsi adalah skripsi yang selesai? Baik itu
selesai tepat waktu maupun tidak tepat waktu.

ix
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim.

Allah swt. Yang memberikan rahmad serta hidayah-Nya sehingga penulis

Penerapan Community Based Tourism Pada Destinasi Wisata Aik Nyet,

memperoleh gelar sarjana Pariwisata di Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Islam UIN Mataram. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi
Muhammad Saw yang menghantarkan kita dari zaman Jahiliyah menuju
zaman terang seperti sekarang ini. Semoga kita termasuk kedalam orang-

Selesainya tugas skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan doa dari
berbagai pihak, dengan ini perkenankanlah penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram.
2.
Bisnis Islam UIN Mataram.
3. Bapak Muhammad Johari, M.S.I. selaku ketua Program Studi
Pariwisata Syariah.
4. Bapak Wahyu Khalik SST.Par.,M.Par, sebagai Pembimbing I dan
Bapak Muhammad Johari, M.S.I. sebagai Pembimbing II yang
memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-
menerus

x
5. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh Staf UIN Mataram yang telah
memberikan pengetahuan, bimbingan, arahan, pendidikan dan motivasi.
6. Bapak/Ibu Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram, yang
telah membantu dalam proses syarat terselesainya skripsi ini.
7. Dan seluruh pihak yang sudah mendukung dan membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan ksripsi ini.
Dengan ini, besar harapan penulis semoga perbuatan baik akan selalu
diterima dan diridhoi oleh Allah swt. peulis sadar bawha skripsi ini jauh
dari kata sempurna, maka dengan itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, semoga hasil penelitian ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Mataram, 23 Agustus 2023,

Penulis,

Indri Puji Lestari

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ......................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... vi

PENGESAHAN .................................................................................. vii

MOTTO ............................................................................................... viii

PERSEMBAHAN .............................................................................. xi

KATA PENGANTAR ........................................................................ x

DATAR ISI .......................................................................................... xii

ABSTRAK ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................ 1


B. Rumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ......................... 7
E. Telaah Pustaka .............................................................. 7
F. Kerangka Teori ............................................................. 10
1. Analisis .................................................................. 10
2. Penerapan ............................................................... 11
3. Destinasi................................................................. 12
4. Community Based Tourism (CBT) ........................ 13
5. Kerangka Berpikir.................................................. 16
G. Metode Penelitian ......................................................... 18
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................ 18
2. Kehadiran Peneliti.................................................. 18
3. Lokasi Penelitian.................................................... 19

xii
4. Sumber Data .......................................................... 19
5. Pengumpulan Data ................................................. 20
6. Keabsahan Data ..................................................... 23
H. Sistematika Pembahasan ............................................... 24

BAB II PENERAPAN COMMUNITY BASED TOURISM (CBT)


DI DESTINASI WISATA AIK NYET .......................... 25

A. Gambaran Umum Wisata Aik Nyet ............................. 25


B. Community-Based Tourism (CBT) Pada Destinasi Wisata
Aik Nyet ....................................................................... 29
C. Analisis Community-Based Tourism (CBT) dalam
Penerapan Pariwisata di Destinasi Wisata Aik Nyet ... 31

BAB III KENDALA DALAM PENERAPAN (COMMUNITY


BASED TOURISM) CBT DETINASI WISATA AIK
NYET ............................................................................... 33

A. Kendala Dalam Penerapan Community Based Tourism


(CBT) Destinasi Wisata Aik Nyet ............................... 33
B. Penerapan Peran Masyarakat Dalam Community Based
Tourism (CBT) Destinasi Wisata Aik Nyet ................. 37

BAB IV PENUTUP ........................................................................ 41

A. Kesimpulan ................................................................ 41

B. Saran ........................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 43

LAMPIRAN ........................................................................................ 46

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................... 51

xiii
ANALISIS PENERAPAN COMMUNITY BASED TOURISM PADA
DESTINASI WISATA AIK NYET, DESA SESAOT, KECAMATAN
NARMADA, KABUPATEN LOMBOK BARAT.
Oleh:
Indri Puji Lestari
Nim: 180503049

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Penerapan Community
Based Tourism pada Destinasi Wisata Aik Nyet. Adapun tujuan yang ingin
dicapai untuk mengetahui bagaimana Penerapan Community Based Tourism
pada Destinasi Wisata Aik Nyet dan untuk mengetahui apa saja kendala yang di
alami dalam Penerapan Community Based Tourism di Destinasi Wisata Aik
Nyet.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dimana
dilakukan kumpulan data melalui kegiatan wawancara tersetruktur, observasi
nonpartisipan dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah pokdarwis,
pengelola, staf desa, pengunjung. Adapun langkah analisis data meliputi Tehnik
penentuan informan menggunakan purposive sampling,reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan oleh peneliti.
Hasil dari penelitian dan pengelola data menunjukan bahwa Penerapan
Community Based Tourism di Destinasi Wisata Aik Nyet yang telah merapkan
pstrategi pemasaran seperti bauran pemasaran yaitu produk, price, place, dan
promotion. Dari Penerapan Community Based Tourism di Destinasi Wisata Aik
Nyet di laksanakan dengan baik walaupun masih belum diterapkan secara
keseluruhan namun berhasil membawa keuntungan bagi objek wisata Aik Nyet.
Adapun pengelola dalam meningkatkan Fasilitas wisata seperti, toilet, berugak,
tempat sampah, warung, sifat yang konsisten terhadap pengujung serta
meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.

Kata kunci: Penerapan, Destinasi, Community Based Tourise, Aik Nyet

xiv
ANALYSIS OF THE APPLICATION OF COMMUNITY BASED
TOURISM IN AIK NYET TOURIST DESTINATION, SESAOT
VILLAGE, NARMADA SUB-DISTRICT, WEST LOMBOK DISTRICT.

By:

Indri Puji Lestari

Nim: 180503049

ABSTRACT

This study aims to analyze the Application of Community Based


Tourism at Aik Nyet Tourism Destination. The objectives to be achieved are to
find out how the Application of Community Based Tourism at Aik Nyet Tourism
Destination and to find out what obstacles are experienced in the Application of
Community Based Tourism at Aik Nyet Tourism Destination.

The research method used in this research is a qualitative approach. This


research is descriptive qualitative where data collection is carried out through
structured interview activities, non-participant observation and documentation.
The subjects of this research are pokdarwis, managers, village staff, visitors. The
data analysis steps include the technique of determining informants using
purposive sampling, data reduction, data presentation, and conclusion drawing by
researchers.

The results of research and data management show that the Application
of Community Based Tourism at Aik Nyet Tourism Destination which has
implemented marketing strategies such as the marketing mix, namely product,
price, place, and promotion. From the Application of Community Based Tourism
at Aik Nyet Tourism Destination, it is carried out well even though it is still not
implemented as a whole but has succeeded in bringing benefits to Aik Nyet
tourist attraction. The manager in improving the facilities.

Keywords: Application, Destination, Community Based Tourise, Aik Nyet

xv
.
:

: 180503049

.
.
.

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pariwisata mencakup serangkaian komponen yang saling
berhubungan, termasuk wisatawan, perjalanan, dan industri yang terkait
dengannya. Pariwisata, yang dulunya terbatas pada demografi tertentu, kini
telah berkembang menjadi pengejaran penting bagi populasi yang lebih luas.
Di era globalisasi kontemporer, pariwisata telah muncul sebagai katalisator
yang signifikan bagi ekonomi global, menunjukkan potensinya untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi bangsa. Indonesia memiliki
beragam penawaran wisata, meliputi atraksi alam, sosial, dan budaya yang
terbentang dari Sabang hingga Merauke. Berbagai macam penawaran wisata
di Indonesia menjadikannya tujuan yang menarik bagi wisatawan domestik
dan internasional.1 Pembagunan pariwisata di suatu wilayah akan
memberikan pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dampak itulah
yang akan berpengaruh terhadap sosial ekonomi penduduk yang berada
disekitar obyek wisata, baik kondisi fisik maupun kehidupan sosial
ekonomi.

Di Indonesia sendiri pengelolaan Kepariwisataan dikelola oleh


pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pengelolaan Community
Based Tourism (CBT) yakni menempatkan masyarakat sebagai pelaku
utama melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kegiatan
kepariwisataan, sehingga kemaanfaatan kepariwisaataan sebesar-
besarnya diperuntukan bagi masyarakat, di mana masyarakat secara
bersama-sama membangun dan mengelola wisata.2
Unsur-unsur kunci dalam desa wisata mencakup fasilitas
akomodasi, dimana bangunan tempat tinggal dihuni oleh pemilik dan
sebagian disediakan untuk keperluan sewa, sehingga mempengaruhi
potensi wisatawan untuk terlibat dengan lingkungan setempat. Kedua,

1
Analisis Penerapan Konsep Community Based Tourism
(Cbt) Terhadap Perkembangan Pariwisata Di Kota Palembang (Studi Kasus Kampung
Arab Al-Munawar Dan Al Quran Al-Akbar). Other Thesis, Politeknik Negeri Sriwijaya.
hlm.1
2
Penerapan Konsep Community Based Tourism (CBT) Dalam
Pengelolaan Wisata Alam Kampoeng Karts Rammang- S1
Thesis, Universitas Negeri Makassar. hlm. 3.

1
atraksi mengacu pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang
dialami warga, serta lingkungan fisik lokasi desa. Atraksi ini
menawarkan kesempatan untuk partisipasi aktif wisatawan, termasuk
kegiatan seperti menari, festival, kompetisi, dan acara unik lainnya.
Desa wisata didirikan dengan tujuan untuk memberdayakan
masyarakat agar dapat berpartisipasi aktif dalam memanfaatkan
potensi wisata yang ada di daerahnya.
Dengan demikian, desa-desa tersebut mampu meningkatkan
kesiapsiagaan dan kesadaran mereka dalam menyikapi peluang
pariwisata, sekaligus membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan
ekonomi melalui pengembangan kegiatan pariwisata. Pelaksanaan
pembangunan kepariwisataan harus dilakukan secara berkelanjutan,
yang meliputi pertimbangan ekologi, etika, dan keadilan sosial. CBT
adalah pusat berlangsungnya pariwisata yang pada intinya melibatkan
masyarakat untuk merencanakan dan memelihara kegiatan wisata
untuk menciptakan industri yang lebih berkelanjutan, untuk
mendukung pengembangan dan keberlangsungan desa wisata, CBT
dapat diterapkan sesuai dengan atribut utamanya, Pertama, menjamu
wisatawan dikomunitas lokal. Kedua, berbagi keuntungan manfaat
secara adil.3
Community Based Tourism (CBT) merupakan suatu
pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan pada
masyarakat lokal, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung
pada industri pariwisata. Hal ini dilakukan dengan bentuk memberikan
kesempatan (akses) kepada masyarakat lokal dalam hal manajemen
dan pembangunan pariwisata yang berujung pada pemberdayaan
politis melalui kehidupan yang lebih demokratis termasuk dalam
pembagian keuntungan dari kegiatan pariwisata yang lebih adil.
Dalam studi Lea tentang Pariwisata dan Pembangunan di
Dunia Ketiga, tiga kategori pekerjaan yang berbeda diidentifikasi
dalam bidang kegiatan pariwisata. Kategori-kategori ini mencakup

3
Wiwin Riski Windarsari, Rohmat, Agung Winarno, Agus Hermawan
Community Based Tourism (Cbt) Dan Pemberdayaan Potensi
Pariwisata Lokal Untuk Peluncuran Desa Wisata Kampung Kopi Sumberdem Jurnal
Graha Pengabdian (E-Issn : 2715-5714), Universitas Negeri Malang, Vol. 3, Nomor.3,
Agustus 2021, hlm 220-231.

2
keterlibatan kerja langsung yang muncul dari pengeluaran untuk
infrastruktur terkait wisata, seperti penyediaan layanan perhotelan.
Usaha-usaha yang dipengaruhi oleh kegiatan pariwisata sekunder,
seperti transportasi lokal, kerajinan tangan, dan perbankan,
berkontribusi terhadap lapangan kerja tidak langsung. Kategori
terakhir berkaitan dengan kesempatan kerja yang muncul sebagai
konsekuensi dari pengeluaran yang dilakukan oleh penduduk lokal
memanfaatkan pendapatan mereka dari pariwisata. Konsep Terapi
Perilaku Kognitif (CBT) mencakup penerapan model ekonomi yang
berpusat pada orang dalam sektor nyata. Ini menyiratkan bahwa setiap
tindakan yang dilakukan secara langsung dalam domain ini memiliki
efek konsekuensial pada masyarakat, sehingga memungkinkan
masyarakat untuk mendapatkan keuntungan langsung dari upaya
tersebut.
Aik nyet merupakan salah satu kawasan wisata di Desa Sesaot,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat dan menyajikan
pemandangan yang masih alami, kondisinya yang masih alami, serta
memiliki potensi yang dapat di kembangkan. Akan tetapi, kawasan
tersebut masih memiliki banyak permasalah, baik dari aspek
lingkungan, aspek pengelolaan, hingga aspek sumber daya manusia,
sehingga aktifitas wisata di kawasan tersebut belum berkembang
dengan baik, dan masyarakat sekitar belum mendapatkan keuntungan
dari adanya wisata tersebut.4
Sebagai lokasi wisata yang cukup lama, obyek wisata Aik Nyet
sudah dikelola dan dikembangkan sebagai lokasi wisata yang modern.
Hal ini dapat dilihat dari sudah adanya sarana dan prasarana. Keadaan
Mata Air ini sudah tertata dengan baik. Tingkat peminat pengunjung
semakin meningkat, sehingga potensi pengunjung pertahunnya
meningkat dengan cepat. Hal ini memberikan pengaruh positif untuk
pokdarwis agar dapat dipertahankan keberadaannya.Terkait
permasalahan yang ada di Desa Sesaot, Kecematan Narmada
Kabupaten Lombok Barat.

4
Dhayita Rukti Tanaya dan Iwan Rudiarto, jurnal tehnik pwk, Potensi
Pengembangan Ekowisata Berbasis Mayarakat Dikawasan Rawa Pening, Vol .3, Nomor
1, 2014, hlm. 72.

3
Berdasarkan hasil penelusuran Penliti di lapangan terdapat
permasalahan yang cukup menarik untuk diteliti, dimana masih belum
maksimalnya penerapan Community Based Tourism. Seperti yang
diketahui Destinasi Wisata Aik Nyet sudah populer di kalangan
wisatawan lokal maupun mancanegara dan hal tersebut tentu
memberikan keuntungan bagi masyarakat disekitar destinasi wisata
tersebut. Dan peran masyarakat serta pemangku wisata Aik nyet tak
lepas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Maka dari itu, saya
tertarik untuk mengembangkan judul ini agar bisa terealisasi
penerapan Community Based Tourism di Desa Sesaot, Kecematan
Narmada Kabupaten Lombok Barat.
Wisata alam Aik Nyet terletak di Dusun Aik Nyet, Desa
Buwun Sejati, Kecamatan Narmada, kurang lebih 22 kilometer dari
kota Mataram. Dapat diakses dengan mudah oleh kendaraan bermotor
dalam durasi 45 menit. Sejak tahun 1982, kawasan ini mengalami
perkembangan yang signifikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat sebagai tempat perkemahan yang ditunjuk. Seiring
berjalannya waktu, sejumlah besar individu telah memanfaatkan
kawasan hutan ini sebagai pusat kegiatan komersial.
Kawasan hutan Aik Nyet meliputi sejumlah mata air yang
menjadi saksi tren perkembangan dan pemanfaatan yang terus
meningkat oleh masyarakat setempat untuk keperluan mandi. Sejak
tahun 2011, pengelolaan kawasan wisata Aik Nyet dilakukan oleh
sekelompok pemuda yang berafiliasi dengan masjid yang terletak di
Dusun Aik Nyet. Wisata alam Aik Nyet meliputi hutan alam yang
terletak di sebelah timur dan kolam pemandian yang terletak di sebelah
barat. Wisata alam Aik Nyet menawarkan dua jalur masuk yang
berbeda, yaitu loket 1 yang terletak di sisi timur dan loket 2 yang
terletak di sisi barat.
Kawasan Aik Nyet mencakup berbagai tempat wisata yang
telah mengalami perkembangan signifikan. Atraksi tersebut meliputi
wisata hutan, pemandian, tempat berkemah, wisata pendidikan, wisata
kuliner, dan ekspedisi water tubing. Wisata alam Aik Nyet meliputi
pemanfaatan hutan alam yang memiliki berbagai jenis pohon,
termasuk keberadaan pohon mahoni yang tertata rapi dan tertata rapi.
Daya tarik estetika dari lokasi ini menjadikannya tujuan yang menarik

4
bagi pengunjung, karena kualitasnya yang indah membuatnya menjadi
tempat yang ideal untuk mengabadikan foto.
Berdasarkan pada urain latar permasalah tersebut, peneliti
tertarik un
Based Tourism Pada Destinasi Wisata Aik Nyet, Desa Sesaot,
.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan Community Based Tourisem pada destinasi
Wisata Aik Nyet, Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten
Lombok Barat?
2. Apa saja kendala yang di hadapi dalam penerapan Community
Based Tourisem Di Wisata Aik Nyet, Desa Sesaot, Kecamatan
Narmada, Kabupaten Lombok Barat?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
antara lain sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Community Based
Tourisem pada Destinasi Wisata Aik Nyet, Desa Sesaot,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.
b. Untuk mengetahui apa saja kendala yang di alami dalam
Penerapan Community Based Tourisem Di Wisata Aik Nyet,
Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka
penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut:

5
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dan wawasan dalam Penerapan
Community Based Tourism Pada Destinasi Wisata Aik Nyet
sehingga mampu menjadi suatu desa yang mamampu
meningkatkan prekonomian sendiri dengan pemasaran-
pemasaran produk pariwisata.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat berfungsi sebagai referensi berharga
bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian di masa
depan, membantu peningkatan kemampuan peneliti untuk
menumbuhkan pemahaman yang komprehensif tentang
Penerapan Pariwisata Berbasis Masyarakat.
1) Penelitian Penelitian ini dapat berfungsi sebagai referensi
berharga bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan
penelitian di masa depan, membantu peningkatan kemampuan
peneliti untuk menumbuhkan pemahaman yang komprehensif
tentang Penerapan Pariwisata Berbasis Masyarakat.
2) Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat lokal tentang pentingnya pengelolaan pariwisata
dan penciptaan lingkungan yang kondusif sebagai tujuan
wisata, sehingga menghasilkan pendapatan bagi masyarakat
setempat.
3) Penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumber daya yang
berharga bagi pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat
yang ingin mengembangkan dan menerapkan inisiatif
Pariwisata Berbasis Masyarakat. Ini dapat dimanfaatkan
sebagai titik referensi dan sebagai sumber data untuk
menginformasikan pelaksanaan praktik pariwisata tersebut.

6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup menentukan konsep utama dari
permaslahaan sehingga masalah-masalah dalam penelitian mudah

Penerapan Community Based Tourism Pada Destinasi Wisata Aik

2. Setting Penelitian
Setting penelitian adalah lingkungan, tempat atau wilayah
yang direncanakan oleh peneliti untuk menjalankan penelitian
selama proses penyusunan skripsi berlangsung. Dalam setting
penelitian ini lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah Desa Sesaot,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Adapun alasan
peneliti memilih lokasi ini karena destinasi wisata tersebut
memiliki potensi wisata alam berupa sumber daya alam yang
melimpah, serta upaya Penerapan Community Based Tourism
sebagai strategi pengembangan destinasi wisata untuk
menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama melalui
pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kegiatan kepariwisataan.

E. Telaah Pustaka
Kajian pustaka merupakan beberapa penelitian terlebih dahulu
yang membahas tema yang hampir sama dengan variable-variable

Penerapan Community Based Tourism Pada Destinasi Wisata Aik

1. Dimas Kurnia Purmada, Wilopo Wilopo, Luchman Hakim

Community Based Tourism (Studi Kasus pada Desa Wisata


5

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan Desa


Wisata Gubugklakah dilakukan melalui implementasi pengelolaan

Wisata Dalam Perspektif Community Based Tourism (Studi Kasus Pada Desa Wisata

Bisnis. Vol. 32 Nomor. 2 Maret 2016. hlm. 16.

7
sumber daya wisata, strategi pemasaran, pengelolaan sumber daya
manusia, dan teknik penyelesaian konflik. Implementasi pariwisata
berbasis masyarakat memerlukan pelaksanaan strategi yang
ditujukan untuk konservasi alam, pelestarian budaya, memastikan
tingkat partisipasi masyarakat yang memuaskan, dan pemerataan
pendapatan. Tingkat keterlibatan masyarakat telah mencapai
puncaknya, khususnya dalam bentuk kontrol warga.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian saat ini yaitu
sama-sama membahas tentang Community Based Tourism dan
sama-sama menggunakan metode pendekatan kualitatif. Sementara
itu, perbedannya yaitu terletak pada lokasi yang dijadikan destinasi
atau tempat penelitian dan cakupan ruang lingkup pembahasannya.
2. Rizkianto, Neno Penerapan Konsep Community Based Tourism
Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Berkelanjutan (Studi Pada
Desa Wisata Bangun, Kecamatan Munjungan, Kabupaten
Trenggalek) 6
Dalam studi tersebut, para peneliti memberikan rekomendasi
kepada Ladewi Bangun dan kelompok masyarakat lain yang terlibat
dalam proyek tersebut. Rekomendasi ini termasuk meningkatkan
koordinasi dan merumuskan rencana program tertulis. Selain itu,
para peneliti menyarankan pemerintah untuk memberikan bantuan
yang tepat sasaran dan berkelanjutan, sambil mendesak sektor
swasta untuk mempromosikan praktik pengelolaan yang
menghasilkan pendapatan bagi masyarakat.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian saat ini yaitu
sama-sama membahas tentang Penerapan Konsep Community
Based Tourism Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata
Berkelanjutan dan sama-sama menggunakan metode pendekatan
kualitatif. Sementara itu, perbedannya yaitu terletak pada lokasi
yang dijadikan destinasi atau tempat penelitian dan cakupan ruang
lingkup pembahasannya.

6
Rizkianto, Neno Penerapan Konsep Community Based Tourism Dalam
Pengelolaan Daya Tarik Wisata Berkelanjutan (Studi Pada Desa Wisata Bangun,
Sarjana Thesis, (2017) Universitas
Brawijaya. hlm. 7.

8
3. Analisis Keberlanjutan
dalam Penerapan Community Based Tourism Wisata Alam Goa
Pindul, Kabupaten Gunungkidul 7
Destinasi wisata Gua Pindul rentan terhadap konflik dan
potensi masalah keberlanjutan karena masuknya Pokdarwis
(organisasi pariwisata berbasis masyarakat) yang signifikan
memanfaatkan sumber dayanya. Untuk memastikan kelangsungan
wisata Gua Pindul dalam jangka panjang, praktik manajemen yang
efektif sangat penting. Tujuan utama dari penelitian ini adalah
untuk menilai keuntungan ekonomi yang terkait dengan pariwisata
di Gua Pindul. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis berbagai
lembaga yang terlibat dalam memfasilitasi wisata Gua Pindul dan
mengevaluasi keberlanjutan bentuk wisata khusus ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keuntungan ekonomi yang
diperoleh dari wisata alam di Gua Pindul bagi warga Desa Bejiharjo
termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini terlihat dari pendapatan
pariwisata tenaga kerja yang melampaui Upah Minimum Kabupaten
(UMK), serta pendapatan pariwisata yang cukup menutupi
pengeluaran rumah tangga menunjukkan kontribusi yang signifikan.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian saat ini yaitu
sama-sama membahas tentang Analisis Keberlanjutan dalam
Penerapan Community Based Tourism di Destinasi Wisata Aik
Nyet dan sama-sama menggunakan metode pendekatan kualitati.
Sementara itu, perbedaannya yaitu terletak pada lokasi yang
dijadikan destinasi atau penelitian dan cakupan ruang lingkup
pembahasannya.
4. Dian, Fadhilla Analisis Penerapan Community Based Tourism
Kmapung Wisata Sanjai di Kota Bukittinggi 8
Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan Community Based
Tourism (CBT) yaitu pariwisata berbasis masyarakat Kampung
Wisata Sanjai di Kota Bukittinggi. Temuan penelitian menunjukkan

7
Hanifah, Erlina Ekayani, Meti Osmaleli Analisis Keberlanjutan Dalam
Penerapan Community Based Tourism Wisata Alam Goa Pindul, Kabupaten
(IPB) 2018. hlm. 7.
8
Dian, Fadhilla Analisis Penerapan Community Based Tourism Kmapung
Diploma Thesis (2016), Universitas Andalas. hlm. 8.

9
bahwa implementasi ekonomi Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
sebagian besar telah berhasil. Hal ini didukung dengan pencapaian
tujuh indikator yang telah ditetapkan. Secara khusus, empat
indikator menunjukkan hasil yang memuaskan, sedangkan tiga
indikator lainnya menunjukkan tingkat kinerja yang hampir
memadai. Jika dilihat dari kacamata sosial budaya, kinerja sektor
pariwisata terlihat cukup baik, terbukti dengan terpenuhinya lima
dari tujuh indikator yang ditetapkan. Namun, perlu dicatat bahwa
ada satu indikator yang kurang akurat dalam mencerminkan tingkat
kepemilikan masyarakat terhadap pariwisata. Selain itu, jika
mempertimbangkan perspektif lingkungan (planet) dari keempat
indikator tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapannya sesuai
dan telah berhasil dicapai.
Persamaan penelitian diatas dengan penelitian saat ini yaitu
sama-sama membahas tentang Analisis Penerapan Community
Based Tourism Kmapung Wisata Sanjai di Kota bukittinggi dan
sama-sama menggunakan metode pendekatan kualitatif. Sementara
itu, perbedannya yaitu terletak pada lokasi yang dijadikan destinasi
atau tempat penelitian dan cakupan ruang lingkup pembahasannya.

F. Kerangka Teori
1. Analisis
Analisis jika dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan lain
sebagainya) untuk mengetahui sebenarnya (sebab-musabahnya,
duduk perkaranya dan sebagainya). Namun menurut para ahli
mendefinisikan makna analisis berbeda - beda tapi tetap dengan satu
tujuan yang sama. Berikut ini beberapa definisi analisis menurut para
ahli: 9
a. Menurut Dwi Prastowo Darminto & Rifka Julianti (2002)
Analisis ini merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan

9
Jurnal Ilmiah Betrik, Vol . 9,
Nomor.2, 2018. hlm. 174.

10
antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dalam
pemahaman arti keseluruhan
b. Wirardi (2009) Analisis ialah sebuah serangkaian perbuatan
meneliti, mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
digolongkan serta dikelompokkan berdasarkan keterkaitan serta
penafsiran makna dari setiap kriteria.
2. Penerapan
Berikut beberapa definisi penerapan menurut para ahli
diantaranya:
a. Menurut kamus besar bahasa indonesia pengertian penerapan
adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli
berpendapat bahwa penerapan adalah suatu perbuatan
mempraktekkan suatu teori, metode dan hal lain untuk mencapai
tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan
oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana
tersusun sebelumnya 10
b. Menurut Wahab dalam Van Meter dan Van Hom penerapan
merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu atau kelompok-kelompok yang diarahkan
apada tercapainya tujuan yang telah gariskan dalam keputusan
dalam hal ini penerapan sebuah hasil karya yang diperoleh
melalui sebuah cara agar dapat dipraktikan kedalam masyarakat.
c. Menurut JS Bhadudu dan Sutan Muhammad Zin, penerapan
adalah hal,cara, atau hasil.
d. Lukman Ali, penerapan adalah mempraktikkan,
11
memasangkan.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara
individu maupun kelompok dengan maksud mencapai tujuan yang
telah di rumuskan.

10
Realistic Mathematic Education
(RME) pada Materi Statistika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Prestasi
Jurnal Genta Mulia, Vol. 8, No. 2, 2017. hlm.2.
11
Penelitian Tindakan Kela
.(Yogyakarta:Cv Budi Utama, 2020). hlm. 67.

11
3. Destinasi
Berikut ini beberapa pengertian destinasi menurut para ahli
antara lain:
a. Destinasi menurut Seaton dan Bennett (1996) menjelaskan

understand destinations, consideration has to be given to the


differing environmental, social and economic contexts around
Kutipan di
atas dapat dijelaskan bahwa suatu destinasi adalah suatu yang
komplek yang dapat memberikan suatu perbedaan lingkungan,
sosial dan ekonomi diseluruh dunia dengan melihat daerah atau
destinasi pariwisata yang sudah berjalan atau eksis.
b. Sedangkan menurut Cooper, Fletcher, Gilbert dan Wanhill
(1998) s and service
designed to meet the needs of tourist. It represents the most
important element of the tourism system because destinations
and their images attract tourist, motivate the visits and
therefore energize the whole tourism system. Kutipan menerut
Cooper, Fletcher, Gilbert dan Wanhill dapat dijeaskan bahwa
sebuah destinasi pariwisata memfokuskan terhadap suatu
fasilitas dan pelayanan yang telah di desain untuk memberikan
kebutuhan terhadap wisatawan yang berkunjung ke sebuah
destinasi pariwisata. Destinasi pariwisata dapat mencerminkan
pentingnya sebuah elemen bagi suatu sistem pariwisata karena
destinasi atau daerah pariwisata dapat mencerminkan atau
menunjukan sebuah pandangan dari wisatawan dan memotivasi
pengunjung atau wisatawan untuk mengetahui kemampuan
ataupun kekuatan yang dimiliki oleh sebuah sistem destinasi
pariwisata.12
c. Pengertian destinasi pariwisata adalah pertemuan titik
penawaran dan permintaan yang disatukan secara geografis
untuk menggabungkan pasokan menjadi produk wisata. Seperti

12

Destinasi Pariwisata Terhadap Alih Fungsi Sawah Studi Kasus di Desa Petitengah Kuta
Jurnal Ilmiah Hospitality Management, Vol. 6, Nomor. 1, 2015.
hlm.51.

12
yang disampaikan oleh Dredge dan Sainaghi meeting points of
supply into a consistent tourism product (Supriadi, 2017).
d. Sedangkan pengertian destinasi pariwisata dalam
(Sedarmayanti, 2018) diartikan sebagai kawasan geografis
yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif.
Daerah-daerah tersebut dilatarbelakangi dengan dimilikinya
berbagai potensi wisata, masing-masing daerah menyediakan
tempat yang menarik bagi pengunjung, fasilitas pengunjung,
fasilitas umum, aksesibilitas dan faktor inilah yang menjadi
sumber meningkatnya suatu destinasi wisata.13
4. Community Based Tourism (CBT)
a. Anstrand Janianton Damanik (2006) mendefinisikan Community
Based Tourism (CBT) sebagai pariwisata yang
memperhitungkan dan menempatkan keberlanjutan lingkungan,
sosial dan budaya, diatur dan dimiliki komunitas, untuk
komunitas. Anstrand mencoba melihat Community Based
Tourism (CBT) bukan dari aspek ekonomi terlebih dahulu
melainkan aspek pengembangan kapisitas komunitas dan
lingkungan, sementara aspek ekonomi menjadi dampak lanjutan
dari aspek sosial, budaya dan lingkungan.
b. Suansri (2003) menguatkan definisi Community Based Tourism
(CBT) sebagai pariwisata yang memperhitungkan aspek
keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya dalam komunitas.
Community Based Tourism (CBT) merupakan alat bagi
pembangunan comunitas dan konserpasi lingkungan.
c. Pantin dan Francis (2005) menyusun definisi Community Based
Tourism (CBT) sebagai integrasi dan kolaborasi antara
pendekatan dan alat pemberdayaan ekonomi komunitas melalui
penilaian awal, pengembangan dan pemasaran sumber daya
alam dan sumber daya budaya komunitas.14
d. Garrod (tahun) berpendapat bahwa dalam konteks pariwisata,
ada dua pendekatan berbeda yang berkaitan dengan penerapan

13

Jurnal Of Indonesian Tourism, vol. 5, Nomor. 1, 2022. hlm.117.


14
Sunarto Kadir. Kuliner Bergizi Berbasis Budaya, (Yogyakarta: Absolute
Media, 2022). hlm. 2.

13
prinsip-prinsip perencanaan. Pendekatan awal menunjukkan
preferensi untuk sistem perencanaan terstruktur yang
memberikan penekanan signifikan pada potensi keuntungan
ekowisata. Pendekatan kedua umumnya terkait dengan konsep
perencanaan partisipatif, yang mengutamakan pembentukan
ketentuan dan pengaturan yang adil yang menyeimbangkan
antara pembangunan dan perencanaan yang terkendali. Nicole
Hausler, mengemukakan gagasan tentang definisi dari
Community Based Tourism (CBT) yaitu:
1) Bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan kepada
masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam
manajemen dan pembangunan pariwisata.
2) Advokasi untuk pemberian hak politik dan demokratisasi
kekuasaan, serta alokasi sumber daya yang adil untuk
komunitas pedesaan yang terpinggirkan.
Pariwisata berbasis masyarakat (CBT) tidak hanya
dianggap sebagai prospek yang menjanjikan bagi negara-negara
di seluruh dunia, tetapi juga menghadirkan peluang yang
menguntungkan. Nasikun telah mengidentifikasi atribut-atribut
berbeda yang terkait dengan CBT, yaitu sebagai berikut:
1) Bentuk pariwisata ini dapat dicirikan sebagai ramah
lingkungan, berkelanjutan secara ekologis, dan tidak terlalu
merugikan dibandingkan dengan pariwisata skala massal
konvensional.
2) Pariwisata berbasis masyarakat memiliki potensi untuk
mengolah dan meningkatkan lokasi dan daya tarik wisata
skala kecil secara efektif. Oleh karena itu, pengelolaan
prakarsa tersebut di atas dapat dipercayakan kepada
masyarakat dan pengusaha lokal, sehingga mengurangi
konsekuensi sosial-budaya yang potensial dan akibatnya
meningkatkan kemungkinan penerimaan masyarakat.
3) Pariwisata alternatif berbasis masyarakat saling berhubungan
erat dengan pariwisata konvensional, tetapi menawarkan
manfaat tambahan dalam hal peningkatan peluang
keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pengambilan
keputusan dan pengembangan industri pariwisata. Akibatnya,

14
bentuk pariwisata memberdayakan individu dalam
masyarakat untuk tingkat yang lebih besar. Terdapat
beberapa prinsip dasar CBT yang disampaikan Suansri dalam
gagasannya yaitu:
a. Mengembangkan kebanggaan komunitas.
b. Distribusi keuntungan yang adil di antara anggota
masyarakat.
c. memainkan peran penting dalam menentukan persentase
distribusi pendapatan dalam proyek masyarakat yang ada.

Prinsip-prinsip dasar tersebut di atas harus menjadi landasan


dan landasan pengembangan pariwisata untuk menjamin kepastiannya.
Sementara secara eksplisit disampaikan secara prinsip. Penekanan
utama suasana diarahkan pada keprihatinan dan preferensi masyarakat
setempat.
Namun, prinsip dasar Suansri terutama mengadvokasi interaksi
yang harmonis dan adil antara wisatawan dan masyarakat lokal dalam
sektor pariwisata.15 Community Based Tourism adalah suatu bentuk
pariwisata yang menerapkan masyarakat desa tersebut sebagai basis
dan pelaku utama dalam bidang pariwisata. Definisi Community Based
Tourism (CBT) yaitu:
a. Masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha-usaha
pariwisata juga mendapat keuntungan.
b. Menuntut pemberdayaan secara politis dan demokratisasi dan
distribusi keuntungan kepada komunitas yang kurang beruntung di
pedesaan.Kerangka Teori penerapan CBT pada destinasi wisata aik
nyet, Lombok Barat.

15
Peran Community Based Tourism Dalam
, hlm. 2-4.

15
5. Kerangka Berpikir

Destinasi wisata Aik Nyet


Sesaot

Community Based Tourism


(CBT)

Dampak dan implikasi

Social Ekonomi Politik

Daya tarik alam


Daya tarik budaya
Daya tarik buatan
Fasilitas pendukung

Adapun bagan di atas merupakan gambaran dari kerangka


penelitian yang mana akan digunakan oleh peneliti sebagai acuan
penelitian. Lebih jelasnya berikut ini adalah penjelasan singkat
mengenai bagan diatas antara lain: seperti yang di ketahui aik nyet
merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan pesona
atau daya tarik wisata alam.

16
Destinasi wisata ini berada si bawah naungan bumdes dan
pengelolaan destinasi ini dilakukan oleh masyarakat setempat.
Adapun dengan adanya destinasi wisata ini sangat berdampak bagi
sosial ekonomi masyarakat setempat, mulai dari tukang parkir
hingga penjajal makanan di sekitar destinasi wisata ini turut dapat
merasakan dampak positifnya. Adapun penerapan CBT pada
destinasi Wisata Aik Nyet:
a. Daya Tarik Alam merupakan segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusian yang
menjadi sasaran atau tujuan dan kunjungan wisatawan
b. Fasilitas Pendukung merupakan jenis sarana yang khusus
ditujukan untuk mendukung penciptaan pemudahan,
kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam melakukan
kunjungan kedestinasi wisata.
1. Destinasi Wisata
Menurut Pitana destinasi adalah tempat yang dikunjungi
dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang
dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan
(misalnya daerah transit).
Menurut Penggolongan destinasi menurut Kusudianto
dalam Pitana & Diarta adalah seperti berikut:
a. Destinasi sumber daya alam seperti iklim, pantai, hutan.
b. Fasilitas rekreasi seperti taman hiburan.
c. Event seperti Pesta Kesenian Bali, Pesta Danau Toba, pasar
malam dan sebagainya.

17
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini pendekatan yang peneliti
gunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Di mana
penelitian ini diarahkan untuk memberikan gambaran, gejala-
gejala secara sistimatis dan akurat mengenai sifat-sifat atau
kejadian tertentu. Setelah dianalisa berbagai problema yang ada
dalam kajian fokus tersebut, maka peneliti mengunakan penelitian
kualitatif, yang merupakan suatu unsur penyelsaian masalah dan
merupakan suatu cara untuk mengetahui dan menampak kan teori-
teori yang ada di lapangan.16
Adapun metode kualitatif ini digunakan karena beberapa
pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih
mudah apabila berhadapan kenyataaan. Kedua, metode ini
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan
Narasumber.
Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih menyesuaikan diri
dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadapan pola-pola
nilai yang dihadapi. Disamping itu, data-data hasil wawancara dari
masyarakat menjadi data yang harus terkumpul untuk selajutnya
diteliti dan dianalisis.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam sebuah penelitian kualitatif, kehadiran peneliti
merupakan sebuah keharusan mengingat akan informasi yang di
butuhkan dari lapangan. Penelitian harus diambil peneliti selain
bertindak sebagai pengumpulan data, penafsiran data, pelapor hasil
peneliti dalam upaya mengumpulakn data-data di lapangan dengan
tujuan untuk mempengaruhi untuk mendapatkan yang dibutuhkan.
Peneliti adalah aktor utama yang mengumpulkan data dari
berbagai sumber dan informan sehingga keberadaannya sangat
penting serta diperlukan.

16
Eko Sugiarto. Penelitian Kualitatif Skripsi Dan Tesis, (Yogyakarta : CV Solusi
Distribusi, 2015), hlm. 8-9.

18
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan destinasi dalam penelitian
ini adalah di Desa Sesaot, Kecematan Narmada, Kabupaten
Lombok Barat. Desa ini dipilih oleh peneliti sebagai tempat
penelitian. Desa Sesaot merupakan daerah yang memiliki destinasi
wisata yang beragam macamnya. Keindahan alam di Desa Sesaot
selalu dapat menarik perhatian masyarakat hingga masyarakat
mancanegara. Oleh sebab itu, peneliti ingin lebih mendalami
bagaimana strategi pemasaran destinasi wisata yang ada di Desa
tersebut terlebih pasca ditetapkan sebagai desa wisata bahari. Akan
sangat disayangkan juga jika pariwisata yang ada di Sesaot
mengalami kemunduran atau kurang mendapatan partisipasi dari
pemerintah setempat.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam peneliti ini diperoleh
melalui dua sumber, yakni lapangan dan dokumen. Data
merupakan kenyataan, keterangan atau bahan dasar yang di
pergunakan. Sedangkan sumber data maksudnya yaitu, darimana
data atau informasi dalam peneliti itu di peroleh. Sumber adalah
data situasi yang wajar dan natural setting. Peneliti mengumpul
kan data berdasarkan observasi sisstuasi yang wajar, sebagimana
adanya rekayasa kesenjangan. Adapun data-data yang ingin
dikumpulkan peneliti, meliputi data primer dan data sekunder.
a. Data primer yaitu: data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan obyek peneliti dari sumber atau data pertama. Data
perimer harus diperoleh secara langsung dengan cara
mengambil dari sumber aslinya melalui narasumber yang tepat
yang kita jadikan narasumber dalam peneliti. Adapun yang
menjadi data primer dalam penelitian yang ada di sesaot antara
lain: Kepala Desa (Ibu Hari Seni), Pokdarwis (Bapak Jirin dan
Bapak Yuhan), Karang Taruna (Bapak Subuh, Muljadi
Warman), Pedagang (Ibu Yeni, dan Mursidah), Warga desa (ibu
Dian, Bapak Darmawan).

19
b. Data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia di tempat peneliti
sehingga kita tinggal mencari dan mengupulkan, data sekunder
dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah
tersedia misalnya arsip dan dokumentasi.
5. Pengumpulan Data
Tehnik pengupulan data merupakan salah satu hal yang
sangat penting penelitian karena tujuan utama dari penelitian
adalah untuk mendapatkan data sehingga data yang diperoleh
bener-bener sesuai dengan judul yang ditentukan. Dalam penelitian
ini mengunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :
a. Observasi Observasi adalah tehnkik pengumpulan data yang
dilakukan lewat pengamatan langsung dan peneliti melakukan
pengamatan tentang obyek yang diteliti.17 Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data primer. Jenis observasi yang
digunakan adalah obsepartisispan. Di mana peneliti melibatkan
diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat
melihat dan memahami gejala yang ada seperti permasalahan
yang saya ambil di Desa Sesaot, yaitu seperti kendala yang
dihadapi dalam penerapan Community Based Tourisem Di
Wisata Aik Nyet Desa Sesaot serta penerapan Community
Based Tourisem pada destinasi wisata Aik Nyet Desa Sesaot.
b. Wawancara
Wawancara/Interview dilakukan oleh dua pihak yang
mengajuakan pertanyaan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan itu dan mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan pokus penelitian serta data yang dibutuhkan. Jenis
wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur dimana
pelaksanaanya lebih bebas atau non formal. Sedangkan yang
terstruktur yaitu pertanyaan yang diberikan kepada informan.
Interviwe menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah
terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam
mengorek keterangan lebih lanjut untuk memperoleh

17
Mamik. Metodologi Kualitatif. (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), hlm. 105.

20
keterangan yang lengkap dan mendalam.18 Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data primer.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah prosedur yang sistematis untuk
mendeskripsikan isi yang dikomunikasikan melalui dokumen.
Teknik dokumen adalah mencari data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, data pengunjung, transkip, buku, dan lain-lain.
Bentuk dokumentasi berupa foto-foto kegiatan saat penelitian.
Misalnya saat peneliti melakukan wawancara dengan pengelola.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu cara yang di gunakan untuk
memecahakan atau mengolah hasil pengupulan data untuk
memperoleh kesimpulan. Dalam hal ini peneliti akan
menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa, aktivitas dalam
analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus. Adapun aktivitas dalam analisis data menurut Miles
dan Huberman yaitu data collection, data reduction, data display,
dan conclusion drawing/verification.
a. Data collection (pengumpulan data)Kegiatan utama pada setiap
penelitian adalah mengumpulkan data. Dalam penelitian
kualitatif pengumpulan data pada umumnya menggunakan
observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi atau gabunga
ketiganya (triangulasi). Pengumpulan data dilakukan berhari-
hari, mungkin berbulan-bulan, sehingga data yang diperoleh
akan banyak. Pada tahap awal penelitian melakukan
penjelajahan secara umum terhadap situasi sosial/obyek yang
diteliti, semua yang dilihat dan didengar direkam semua.
Dengan demikian peneliti akan memperoleh data yang sangat
banyak dan sangat bervariasi.
b. Data Reduction (Reduksi Data) Proses reduksi data memerlukan
tingkat kecerdasan yang tinggi dan pemahaman yang
komprehensif tentang materi pelajaran, karena melibatkan

18
Sandu Siyoto, Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015) hlm. 77.

21
proses kognitif yang rumit dan kemampuan untuk menganalisis
data dengan wawasan yang luas dan mendalam. Reduksi data
melibatkan proses meringkas informasi, membedakan elemen
kunci, memprioritaskan aspek penting, dan mengidentifikasi
tema dan pola yang berulang. Pemanfaatan data yang dikurangi
memfasilitasi peningkatan kejelasan dan mempercepat
pengumpulan dan pengambilan data untuk peneliti.
c. Data Display (Penyajian Data)Dalam konteks penelitian
kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk, seperti deskripsi singkat, representasi grafis yang
menggambarkan hubungan antar kategori, diagram alir, dan
metode sejenis. Menurut Miles dan Huberman, teks naratif
sering digunakan sebagai sarana penyajian data dalam penelitian
kualitatif.
d. Conclusion Drawing/Verification Miles dan Huberman (tahun)
menyoroti dua proses kunci dalam penelitian kualitatif, yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
disajikan tunduk pada revisi dan bergantung pada tidak adanya
bukti kuat yang memerlukan perkembangan ke fase
pengumpulan data berikutnya. Namun, jika kesimpulan awal
didukung oleh bukti yang dapat diandalkan dan koheren pada
saat peneliti kembali mengumpulkan data, maka kesimpulan
tersebut dapat dianggap kredibel.
Oleh karena itu, temuan-temuan yang diperoleh dari
penelitian kualitatif berpotensi menjawab rumusan masalah
awal, meskipun tidak selalu demikian. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, isu dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif dapat berubah dan disempurnakan seiring
dengan kemajuan penelitian di lapangan.
7. Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data atau validitas berarti kesucian alat
ukur dengan apa yang hendak diukur, artinya alat ukur yang hendak
digunakan dalam pengukuran tersebut dapat digunakan untuk
mengukur hal atau subyek yang ingin diukur. Validitas membuktikan
bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan kenyataan dan
apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai

22
dengan yang sebenarnya ada atau terjadi terutama mengenai Analisis
Penerapan Community Based Tourism Pada Destinasi Wisata Aik
Nyet, Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok
Barat disini akan dibahas tiga teknik untuk mengukur validitas data
yaitu:
a. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan observasi mengacu
pada kembalinya peneliti ke lapangan observasi untuk
melakukan wawancara tambahan dengan sumber data yang
ditemui sebelumnya atau yang baru. Perluasan pengamatan ini
menyiratkan bahwa hubungan peneliti-informan akan menjadi
lebih mapan dalam rapor, yang ditandai dengan meningkatnya
keintiman, jarak yang berkurang, keterbukaan yang lebih besar,
dan kepercayaan yang meningkat, sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan.
b. Meningkatkan Ketekunan Meningkatkan ketekunan
memerlukan keterlibatan dalam pengamatan yang cermat dan
tanpa gangguan. Dengan menggunakan pendekatan ini,
keakuratan data dan urutan kronologis peristiwa akan
didokumentasikan secara tepat dan teratur. Melalui peningkatan
ketekunan peneliti, kesempatan untuk memverifikasi keakuratan
data yang diidentifikasi meningkat. Demikian pula, melalui
ketekunan yang ditingkatkan, peneliti memiliki kemampuan
untuk memberikan penjelasan yang tepat dan metodis dari data
yang diamati.19
c. Penelitian teman sejawat Penelitian teman sejawat dilakukan
dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi dengan tema-teman sejawat, hal
ini yang dimaksud sebagai salah satu cara pemeriksaan
keabsahan data. Diskusi dengan teman sejawat ini memberikan
suatu kesempatan awal yang baik untuk menjajaki dan menguji
hipotesis kerja yang muncul pada pikiran peneliti.20
d. Triangulasi Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan
adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 366.
20
Ibid. hlm. 367.

23
sumber yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat
dicapai oleh peneliti denga jalan sebagai berikut:
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
1) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum
dengan yang dikatakannya secara pribadi.
2) Membandingkan hasil wawancara dengan suatu hasil
dokumentasi yang terkait. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan triangulasi dengan sumber data karena relatif
sederahan caradan prosesnya serta tidak terlalu banyak
menghabiskan waktu.

H. Sistematika Pembahasan
Untuk meningkatkan pemahaman, sangat penting untuk
memberikan deskripsi singkat yang dibingkai dalam konteks wacana
yang sistematis. Studi ini mencakup wacana yang sistematis, di mana
penelitian ini disusun dalam empat bab yang berbeda.
BAB I PENDAHULUAN: Bab ini memberikan gambaran tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang
lingkup dan setting penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,
metode penelitian, sistematika pembahasan, dan rencana jadwal
penelitian.
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN : Bab ini menyajikan
tentang bagaimana penerapan
A. Gambaran Umum Wisata Aik Nyet
B. Community Based Tourism Pada Destinasi Aik Nyet
C. Analisis Community Based Tourism dalam Penerapan Pariwisata di
Destinasi Wisata Aik Nyet
BAB III PEMBAHASAN : Bab ini mengkaji tujuanya adalah
menjadi
A. Kendala dalam Penerapan Community Based Tourism Destinasi
Wisata Aik Nyet
B. Analisis Community Based Tourism dalam Penerapan Pariwisata di
Destinasi Wisata Aik Nyet

24
BAB IV PENUTUP : Bab ini akan menyampaikan hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Analisis Penerapan
Community Based Tourism Pada Destinasi Wisata Aik Nyet, Desa
Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

25
BAB II

PENARAPAN COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DI


DESTINASI WISATA AIK NYET

A. Gambaran Umum Wisata Aik Nyet


1. Profil Desa Wisata Aik Nyet
Desa Sesaot merupakan bagian wilayah dari Kecamatan
Narmada Kabupaten Lombok Barat Provinsi NTB yang berdiri
sejak tahun 1969 yang berada di wilayah Hutan lindung Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Pada awal terbentuknya Desa Sesaot terdiri
dari 10 dusun meliputi: Dusun Gontoran, Sesaot Lauk, Penangke,
Sambik Baru, Sesaot Daye, Ngis, Batu Asak, Karang Mejeti,
Pembuwun dan Repok Temas. Pada tahun 2011 Desa Sesaot mekar
menjadi dua Desa yaitu Desa Sesaot dan Desa Buwun Sejati.
21
Sampai dengan saat ini desa Sesaot terdiri dari 6 dusun yaitu:
a. Dusun Gontoran,
b. Dusun Sesaot Timuk,
c. Dusun Sesaot Lauk
d. Dusun Penangke
e. Dusun Sambik Baru,
f. Dusun Temas Lestari
Adapun batas-batas desa sesaot yaitu sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Hutan Negara
b. Sebelah Selatan : Desa Suranadi
c. Sebelah Timur : Desa Pakuan
d. Sebelah Barat : Desa Buwun Sejati
1) Biofisik Wilayah
Berdasarkan topografi wilayah, desa Sesaot terletak pada
ketinggian 340- 350 meter di atas permukaan laut dengan
kemiringan hamparan dari utara ke selatan, dengan suhu rata-rata
27-30 C, curah hujan mencapai 71,4 mm dengan jumlah hujan 4
bulan. Akses menuju ibukota kecamatan di Narmada 8 Km dengan
gunakan sepeda motor mencapai 0,30 jam; menuju ibukota
kabupaten Lombok Barat di Gerung mencapai 25 Km memerlukan
21
Documentasi, Profil Desa Sesaot, 2020.

26
waktu sekitar 1,30 jam dan menuju ibukota provinsi di Mataram 15
Km dengan durasi waktu 0,50 jam.
2) Administrasi Desa
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Kader
Desa Sesaot sebagai enumerator pada bulan Februari tahun 2020,
mengacu pada Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan
Kelurahan pasal 42 , hasilnya menjelaskan bahwa Desa Sesaot
terdiri dari 6 dusun, 36 RT, jumlah penduduk 1.914 KK/ 5.966 jiwa,
3.068 laki-laki dan 2.898 perempuan. Sebaran penduduk yang
terpadat ada di dusun Gontoran sebanyak 1.188 jiwa walau jumlah
rukun tetangganya (RT) hanya 5, Sesaot Lauk sebanyak 1.132 jiwa ,
Penangke 1.040 jiwa dan yang terkecil jumlah penduduknya ada di
dusun Temas Lestari berjumlah 749 jiwa. Sebaran Rukun Tetangga
yang paling banyak ada di dusun Sesaot Lauk yaitu 8 RT, Sambik
Baru 7 RT, Penangke 6 RT sedangkan untuk tida dusun lainnya
Gontoran, Sesaot Timuk dan Temas Lestari sama berjumlah
masing- masing 5 RT. Adapun kelompok usaha yang masih
bertahan hingga saat ini di desa Sesaot adalah sebagai berikut :
3) Ekonomi Desa
Secara sadar maupun tanpa sadar, masyarakat di desa Sesaot
sudah menerapkan budaya ekonomi dalam kehidupan sehari-
harinya. Harus diakui adat dan tradisi setempat mempengaruhi cara
masyarakat memenuhi kebutuhan ekonominya, selain itu
keberadaan tempat wisata di desa Sesaot berimbas pada geliat
ekonomi masyarakat, menambah variasi mata pencaharian
masyarakat desa. Sebagai berikut: masyarakat desa Sesaot lebih
banyak sebagai peani baik itu sawah milik, kebun milik maupun
lahan hutan yang dimanfaatkan secara turun temurun sebanyak 55
%, buruh tani (biasanya tidak memiliki lahan sendiri) sebanyak 15
%. Persentase yang sama jumlahnya 5% adalah mata pencaharian
buruh lainnya, pedagang dan pengepul. Walaupun secara
Pendidikan masyarakat desa Sesaot sudah maju, ternyata jumlah
pegawai negeri sipil dan guru kepeminatannya sama yaitu 3 %.
Penghasilan masyarakat desa Sesaot relative bervariasi, rata-rata
berkisar antara Rp. 500.000; Rp. 2.000.000/bulan ada juga yang

27
berpenghasilan sampai Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000/bulan;
namun jika musim panen buah seperti durian, manggis, rambutan,
alpukat bias mencapai Rp.10.000.000;/bulan (biasanya masa panen
ini hanya 3 4 bulan setiap tahunnya).
4) Potensi Desa
a. Perkebunan kehutanan
Potensi unggulan yang ada di Desa Sesaot untuk
meningkatkan pendapatan penduduk perkapita pada dasarnya
adalah hasil kebun - hutan, dikarenakan desa Sesaot berada di
tengah Kawasan hutan negara. Adapun jenis hasil hutan bukan
kayu (HHBK) yang dimanfaatkan selama ini adalah kemiri, kopi,
cacao, durian, manggis, mangga, alpokat, sirsak, sawo,
rambutan, enau/ air nira, pisang, papaya.
b. Wisata
Dalam bidang pariwisata, desa Sesaot memiliki potensi
wisata yang berbasis alam dan berbasis budaya. Dalam bidang
budaya sendiri, desa Sesaot memiliki berbagai upacara adat
seperti upacara adat pernikahan. Untuk bidang yang berbasis
alam sendiri dikarenakan desa Sesaot berada dalam Kawasan
hutan negara, memiliki kontur wilayah berbukit maka daya tarik
wisatanya antara lain wisata bukit, wisata sungai, wisata hutan.
Selain itu menjadi salah satu tracking menuju Gunung Rinjani.
c. Kelompok usaha
Keterampilan industri rumahan seperti industri
pengolahan hasil hutan bukan kayu, anyaman bambu, dan juga
keterampilan tangan berupa makanan kecil (dodol, rengginan,
kripik, gula aren, tuak manis, kerupuk)
Peluang Pengembangan Potensi Desa
a. Secara geografis desa Sesaot adalah desa yang memiliki cukup
luas Kawasan hutan, akan tetapi kondisi ini tidak diimbangi
dengan kejelasan status petani pemanfaat hutan sehingga sering
terjadi kegelisahan diantara petani pemanfaat Kawasan hutan.
b. Belum sepenuhnya terwadahi kegiatan ekonomi yang ada
dimasyarakat sehingga masih terjadi kesenjangan kegiatan
usaha ekonomi dimasyarakat secara umum, sedangkan Potensi
yang cukup besar masih bias dikembangandengan maksimal.

28
c. Letak Desa Sesaot berada pada jalur strategis karena berada
ditengah tengah wilayah Kecamatan Narmada sehingga
banyak sekali Potensi Potensi Desa baik dibidang Usaha kecil,
Perdagangan, Wisata serta Potensi kegiatan Perekonomian yang
lain yang masih sangat dapat berkembang diwilayah Desa
Sesaot.
d. Akses penghubung antar Dusun sudah baik dan mudah,
sehingga menjadikan warga masyarakat memiliki kesempatan
untuk pengembangan sumberdayanya, baik itu SDM dan SDA
yang melimpah.
5) Sosial & Budaya Masyarakat
Dalam struktur pemerintahan, desa menempati posisi
terbawah, akan tetapi justru terdepan dan langsung berada di tengah
masyarakat. Karenanya dapat dipastikan apapun bentuk setiap
program pembangunan dari pemerintah akan selalu bermuara ke
desa. Sosial Masyarakat adalah sekelompok orang yang saling
berinteraksi dalam suatu kelompok yang menggambarkan atau
menciptakan norma norma yang berkembang di masyarakat. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap situasi keamanan dan kenyamanan
desa.
a. Sosial (Keamanan)
Untuk pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat
dan pencegahan tindak kriminal, Linmas Desa Sesaot
bekerjasama dengan TNI/Polri serta kejaksaan. Sedangkan untuk
pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertibannya, Linmas
membentuk Satuan kemanan lingkungan di masyarakat dengan
melakukan pemberdayaan masyarakat. Jika terjadi perselisihan
akan diselesaikan dengan cara Diskusi antar keluarga
pesengketa, dengan melibatkan Ketua RT, Kepala Dusun,
Linmas, Babinkamtibmas, BPD, LPM, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat dan lembaga Adat. Hal ini dimaksudkan agar semua
permasalahan itu tidak sampai pada pengadilan. Kemudian
apabila ada yang melanggar, akan diberikan sangsi secara tertulis
agar tidak mengulangi lagi kesalahan yang dilakukan, berupa
sangsi social.

29
b. Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Kebudayaan leluhur yang masih di
pertahankan hingga saat di desa Sesaot adalah budaya
pernikahan, dimana prosesnya cukup panjang hampir sama
dengan budaya pernikahan di wilayah lainnya di nusantara ini.
Budaya pernikahan adat Sasak ini selalu diterapkan dan harus
melalui tahapan:
1) Maling Pengantin atau disebut juga Kawin Culik
2) Mesejati
3) Selabar Menyelabar
4) Pisuke atau Aji Gamah
5) Sorong Serah
6) Naekang Lekoq
7) Nyongkolang
8) Ngelewaq atau Ngerapah

B. Community-Based Tourism (CBT) Pada Destinasi Wisata Aik Nyet


Hal ini seperti yang disampaikan oleh ibu Yuni Hari Seni selaku
kepala desa Destinasi wisata Aik Nyet:

datang dan perekonomian semakin meningkat. Masyarakat ada yang


membuka warung dan tempat makan lainnya di sekitar destinasi wisata Aik
Nyet saat ini. Ada juga yang membuka toko oleh-oleh khas Destinasi wisata
22

Pernyataan tersebut juga ikut dibenarkan oleh pengelola wisata di


destinasi wisata Aik Nyet yakni Bapak Jirin selaku pokdarwis:
lapangan pekerjaan maka pendapatan
masyarakat juga ikut meningkat. Namun, masyarakat setempat tidak ingin
23

22
Hari Seni, Wawancara, 22 Agustus 2023.
23
Yuhan, Wawancara, 03 Juli 2023.

30
Seperti yang dipaparkan diatas destinasi wisata Aik Nyet
memang banyak mengalami perkembangan signifikan terutama dalam
bidang ekonomi banyak masyarakat local yang mengambil keuntungan
dari adanyak destinasi wisata taersebut mulai dari pedagang, pengelola
wisata, hingga pemerintah setempat.
Dalam dimensi sosial ada beberapa indikator yang digunakan
untuk mengukur pariwisata berbasis masyarakat, indikator pertama
yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, kedua yaitu
peningkatan kebanggaan komunitas. Ketiga yaitu adanya peran yang
adil antara laki-laki dan perempuan, generasi muda dan generasi tua.
Dimensi sosial ini untuk mengukur apakah setelah adanya pariwisata
mampu meningkatkan dampak sosial dalam kehidupan masyarakat di
Desa Sesaot. Pariwisata berbasis masyarakat menurut Suansri harus
terpenuhi agar pariwisata tersebut mampu dikelola dan dikembangkan
dalam sudut pandang CBT, sehingga dalam kasus yang seperti ini
CBT mampu memberikan dampak pariwisata yang berguna bagi
masyarakat lokal. Pemerintah kabupaten Lombok Barat memastikan
kegiatan wisata Aik Nyet memberikan manfaat bagi masyarakat.
Keyakinan tersebut didasari pada aspek kegiatan wisata banyak
melibatkan masyarakat dan seluruh keuntungan dikelola oleh
masyarakat itu sendiri tanpa membagi keuntungan tersebut kepada
pemerintah. Sebagaimana yang disampaikan oleh karang taruna yakni
Bapak Subuh bahwa :

24

Selain itu salah satu pedagang (ibu yeni) di sekitar destinasi


wisata Aik Nyet mengatakan:
terjadinya
25

selain dalam hal social destinasi wisata Aik Nyet juga


menguntungkan dari segi Budaya, masyarakat terus mempertahankan
budaya lokal dan ikut menghormati budaya yang dibawa oleh
wisatawan seperti yang disampaikan oleh bapak Jirin:

24
Muljadi Warman, Wawancara, 03 Juli 2023.
25
Mursidah, Wawancara, 22 Agustus 2023.

31
menjunjung tinggi tradisi, maka mereka tidak terlalu menerima
26

Hal ini juga disampaikan oleh kepala desa sesaot:

kental dengan adat istiadatnya dan mereka lebih menutup diri maka
tidak memungkinkan terjadinya pertukaran budaya dengan wisatawan
yang berkunjung di destinasi wisata aik nyet, karena sangat erat
dengan tradisi dan kebudayaan, salah satunya yaitu budaya pernikahan
(Maling) yang sangat terkenal. Saat ini mereka masih memegang
tradisi itu.27

C. Analisis Community-Based Tourism (CBT) dalam Penerapan


Pariwisata di Destinasi Wisata Aik Nyet
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di
destinasi wisata Aiknyet. Dengan adanya destinasi wisata ini terdapat
perbedaan signifikan dalam kehidupan ekonomi masyarakat setempat.
Tak bisa dipungkiri dengan adanya destinasi wisata aiknyet,
masayarakt jadi lebih kreatif dan inofatif, mulai dari berjualan
makanan khas hingga oleh-oleh.
Selain itu, beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur
pariwisata berbasis masyarakat juga tercermin di destinasi wisata Aik
nyet, beberapa diantaranya seperti adanya peran yang adil antara laki-
laki dan perempuan, generasi muda dan generasi tua.
Apabila berkunjung ke destinasi wisata aiknya ini, maka
wisatawan dapat melihat berbagai partisipasi nyata dari masyarakat
setempat baik tua atau muda. Mulai dari pengelola hingga penjajal
makanan di destinasi tersebut merupakan masyarakat setempat.
Menariknya kegiatan wisata di destinasi wisata aiknyet ini banyak
melibatkan masyarakat dan seluruh keuntungan dikelola oleh
masyarakat itu sendiri tanpa membagi keuntungan tersebut kepada
pemerintah. Adapun beberapa potensi wisata Aik Nyet yakni: 28

menyuguhkan pemandian yang bernuansa hutan wisata, yang paling menarik

26
Yuhan, Wawancara, 03 Juli 2023.
27
Hari Seni, Wawancara, 03 Juli 2023.
28
Darmawan, Wawancara, 03 Juli 2023.

32
adalah air sungai yang berwarna biru, tetapi juga kuliner khas nya yakni sate

Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan yang ada di destinasi


wisata Aik Nyet menambah perekonomian warga desa serta
menambah lapangan pekerjaan seperti yang disampaikan oleh Kepala
Desa Aik Nyet:29
ata-rata masyarakat disini mengambil keuntungan sebagai
pedagang, tukang parkir, pengelola wisata, dan menyediakan

Adapun yang terlibat dalam mengambil keputusan terkait


pengembangan destinasi wisata Aik Nyet yakni:30
setempat, pengelola masyarakat desa sesaot,
serta pemerintah kabupaten Lombok Barat yang ikut andil dalam

Bentuk partisipan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata Aik


Nyet:31
datang berlibur
serta memberikan informasi terkait wisata Aik Nyet jika

Harapan masyarakat setempat kepada Destinasi wisata Aik Nyet:

29
Hari Seni, Wawancara, 22 Agustus 2023.
30
Hari Seni, Wawancara, 22 Agustus 2023.
31
Darmawan, Wawancara, 22 Agustus 2023.

33
Dalam konsep Communty Based Tourism (CBT) salah satu
prinsip ekonomi yang berkaitan dengan terciptanya lapangan
pekerjaan pada sektor pariwisata yang dikaitkan dengan perubahan
ekonomi melalui pemanfaatan potensi wisata. Terciptanya pekerjaan
baru yang bersifat individu yaitu dengan berjualan kuliner tradisional.
Salah satu indikator dalam prinsip ekonomi pada konsep Communty
Based Tourism (CBT) yang berkaitan dengan terciptanya lapangan
pekerjaan baru di lingkungan masyarakat yaitu timbulnya
pendapatan.32 Masyarakat memanfaatkan halaman dan tanah kosong
untuk dijadikanlahan berjualan dan untuk berjualan yang dekat dengan
Aik Nyet untuk dijadikan parkir wisatawan. Dengan pengelolaan area
parkir yang dilakukan sendiri oleh masyarakat lokal, maka dapat
menjadi kegiatan tambahan di akhir pekan. Dengan adanya destinasi
wisata Aik Nyet membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan
pekerjaan di lingkungan masyarakat, seperti bedagang, menjaga parkir
pengunjung, dan menjaga barang bawaan saat mengunjungi destinasi
wisata Aik Nyet. Selain meningkatkan taraf ekonomi masyarakat
setempat dengan adanya destinasi wisata Aik Nyet juga sekaligus
dapat memberikan peluang bagi masyarakat lokal sebagai tuan rumah
untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak tentunya.
Salah satu indikator dalam prinsip ekonomi yang berkaitan
dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru dilingkungan masyarakat
yaitu timbulnya pendapatan masyarakat. Seperti yang kita ketahui, jika
tercipta lapangan pekerjaan maka akan timbul pendapatan juga.
Disamping itu, timbul dana untuk pengembangan sarana dan prasarana
destinasi wisata. Sesuai dengan aspek utama Community Based
Tourism yang diungkapkan oleh (Suansri, 2003) dalam prinsip
ekonomi, bahwa salah satu poin dari keberhasilan pengelolaan wisata
berbasis masyarakat adalah mampu menciptakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat lokal. Keberhasilan tersebut juga mampu memberikan
manfaat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar destinasi
wisata.

32

Tourism Dalam Pengelolaan Wisata Kuliner Tradisional Pasar Yosomulyo Pelangi Kota
Metr Jurnal Birokrasi, Kebijakan dan Pelayanan Publik, Vol. 4, Nomor. 1, 2022. hlm.
26.

34
Community Based Tourism Wisata Aik Nyet menekankan
strategis yang terfokus pada identifikasi tujuan masyarakat sebagai
tuan rumah dan mempunyai keinginan serta kemampuan mereka
menyerap manfaat pariwisata. Setiap masyarakat harus didorong untuk
mengidentifikasi tujuannya sendiri dan mengarahakan pariwisata
untuk meningkatkankebutuhan masyarakat lokal. Selain itu,
Community Based Tourism juga menciptakan industri pariwisata lebih
berkelanjutan yang berfokus pada masyarakat setempat dalam hal
perencanaan dan mempertahankan pembangunan pariwisata.
Keterlibatan masyarakat dalam sektor pariwisata tanpa
didukung dengan kesiapan mereka akan membuat tujuan dari
Community Based Tourism tidak tercapai .Pada hakikatnya
pelaksanaan Community Based Tourism untuk mewujudkan pariwisata
yang berkelanjutan.Prinsipnya yang paling utama pun berfokus pada
bagaimana mendukung dan memastikan baik kesejahteraan ekonomi,
sosial, dan budaya masyarakat di tempat pariwisata itu berlangsung.

35
BAB III
KENDALA DALAM PENERAPAN (COMMUNITY BASED
TOURISM) CBT DETINASI WISATA AIK NYET

A. Kendala dalam Penerapan Community Based Tourism (CBT)


Destinasi Wisata Aik Nyet
Kendala yang dihadapi dalam penerapan Community Based
Tourism (CBT) Destinasi Wisata Aik Nyet melibatkan koordinasi
dengan berbagai instansi yakni Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok
Barasat, dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah atau
BAPPEDA Kabupaten Lombok Barat. Masyarakat juga diikutsertakan
dalam kelompok sadar wisata atau Pokdarwis. Keberadaan kelompok
sadar wisata atau Pokdarwis diharapkan dapat menjadi unsur penggerak
pariwisata di daerah tersebut.
Masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata Aik Nyet, dan Pusat
Informasi sudah banyak yang bekerja di sekitar daerah tujuan wisata
tersebut. Mayoritas masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata Aik
Nyet adalah berdagang, menjadi juru parkir, menyewakan perahu/baju
pelampung/ban dalam motor untuk pengunjung di daerah tujuan wisata
tersebut. Namun seiring dengan berjalannya waktu justru kunjungan di
wisata tersebut menurun
Dalam penelitian ini, sudah dilakukan wawancara dan observasi
terkait kendala yang ada di Aik Nyet yang sudah dilakukan bahwa ada
beberapa kendala dalam penerapan Community Based Tourism (CBT)
di Destinasi Wisata Aik Nyet. Menurut Pokdarwis Aik Nyet selain
adanya faktor bencana alam juga adanya perbedaan kebijakan yang
mana lebih diutamakan ke infrastruktur. Sehingga untuk
pengembangan sektor pariwisata masih kurang, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Pokdarwis Aik Nyet juga mengungkapkan adanya
kendala dari pengembangan pariwisata berbasis masyarakat adalah
kurangnya dana untuk kegiatan promosi. Pokdarwis mengungkapkan
bahwa kendala dari adanya pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat di Aik Nyet adalah masalah pengembangan dari sumber
daya manusianya serta faktor alamnya.

36
Pokdarwis atau kelompok sadar wisata diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan dalam perencanaan pengembangan daerah
tujuan wisata Aik Nyet yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Lombok Barat.
Menurut Pokdarwis Wisata Aik Nyet dalam pengembangan
daerah tujuan wisata tersebut:33
Dampak ekonomi tentu saja ada dan sudah dirasakan oleh masyarakat di
sekitar Aik Nyet. dimana ibu rumah tangga yang mulamula tidak bekerja
sudah bisa bekerja yakni menjuual makanan atau membuka warung di
sekitar Aik Nyet yang mana makanan tersebut dijual kepada para
. Dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar daerah tujuan
wisata Aik Nyet tentu saja ada namun sekarang berkurang karena jumlah
pengunjung yang berkurang pula. Wisata ramai ketika hari sabtu, dan
minggu serta ketika dilaksanakan event di daerah tujuan wisata tersebut.
Ada dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar namun karena
kondisi yang sekarang berbeda yakni sepi pengunjung maka banyak
.
Dalam pengembangan pariwisata tentunya tidak terlepas dari
kendala atau hambatan baik pengembangan wisata buatan maupun
wisata alam.
Ada beberapa kendala yang dalam pengembangan pariwisata
Community Based Tourism (CBT) destinasi wisata Aik Nyet mencakup
kendala dari pengembangan daerah tujuan wisata tersebut:
1. Masalah dana untuk promosi,
2. kebijakan yang cenderung mengarah ke infrastruktur,
3. Pariwisata yang belum dianggap menjadi sektor unggulan serta
faktor alam seperti bencana banjir/hujan lebat atau musim kemarau
berkepanjangan. Faktor alam menjadi kendala karena letak daerah
tujuan wisata tesebut adalah di daerah terletak di dataran rendah.
Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan dengan para key
person, Bahwa kendala dari faktor alam biasanya adalah banjir/hujan
lebat/kemarau berkepanjangan di wilayah wisata Aik Nyet. Menurut
Pokdarwis yakni Bapak Yuhan Aik Nyet :34
Selain adanya faktor bencana alam juga adanya perbedaan kebijakan
yang mana lebih diutamakan ke infrastruktur. Sehingga untuk
pengembangan sektor

33
Yuhan, Wawancara, 03 Juli 2023.
34
Yuhan, Wawancara, 03 Juli 2023.

37
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pokdarwis Aik Nyet
Pokdarwis Pusat Informasi Mangrove mengungkapkan bahwa kendala
dari adanya pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Pusat
destinasi wisata adalah masalah pengembangan dari sumber daya
manusianya serta faktor alamnya.
Faktor dari sumber daya manusia atau SDM yang menjadi
kendala dalam penerapan Community Based Tourism (CBT) di daerah
tujuan wisata Aik Nyet. Salah satunya adalah kendala dalam
manajemen pengelolaan wisata tersebut. Manajemen pengelolaan
daerah tujuan wisata yang belum tertata. Ketersediaan sarana dan
parasarana juga bergantung dari manajemen pengelolaan suatu daerah
tujuan wisata.
Sumber daya manusia di sekitar daerah tujuan wisata tersebut
juga belum sepenuhnya sadar akan pentingnya pariwisata. Masih
banyak masyarakat yang tidak peduli dengan potensi yang ada, yang
mana sebenarnya potensi tersebut mampu memberi dampak positif
terhadap perekonomian masyarakat jika dikembangkan dengan baik.
Hal tersebut sesuai dengan kendala-kendala dalam
kepariwisataan yang dihadapi oleh destinasi wisata Aik Nyet menurut
Muljadi Warman yakni:35
1. Peran masyarakat masih dirasa kurang, karena masih ada anggapan
dari sebagian masyarakat bahwa pembangunan kepariwisataan
akan dapat menimbulkan aktivitas yang berdampak negatif,
misalnya kemaksiatan, pergaulan bebas, dan lainnya.
2. Kendala yang lain adalah kendala mengenai dana yakni anggaran
untuk kegiatan promosi yang disediakan belum memadai. Dana
untuk promosi dibutuhkan agar daerah tujuan wisata tersebut bisa
dikenal oleh masyarakat luas melalui promosi baik dilakukan
melalui media online maupun secara offline. Promosi yang
dilakukan oleh masyarakat sekitar daerah tujuan Aik Nyet
mayoritas melalui media online seperti Whatsapp, Facebook, dan
lain sebagainya.
3. Pariwisata juga belum dianggap sebagai sektor unggulan menjadi
salah satu kendala yang menghambat pengembangan pariwisata

35
Muljadi Warman, Wawancara, 03 Juli 2023.

38
berbasis masyarakat di daerah tujuan wisata Aik Nyet. Selain itu
juga terdapat perbedaan kebijakan yang mana kebijakan masih
mementingkan infrastruktur sehingga pengembangan wisata masih
kurang.
Mengenai hasil wawancara yang dikemukakan oleh Muljadi
Warman:36
mengenai kendala-kendala atau permasalahan kepariwisataan
yang dihadapi pada daerah wisata berkembang salah satunya
adalah prasarana dan sarana yang terdapat pada daerah tujuan
pariwisata belum memadai, disebabkan masih banyak
pembangunan di daerah yang lebih diprioritaskan untuk sektor lain

Secara umum pariwisata belum dianggap sebagai prioritas


karena pendidikan kesehatan itu sebagai prioritas, akhirnya pariwisata
sektor pilihan akhirnya dikesampingkan. Akhirnya sektor pariwisata
yang bukan sebagai sektor prioritas akhirnya pengembanganya juga
semakin berkurang. Sektor pariwisata diharapkan dapat memperbaiki
perekonomian masyarakat lokal dengan adanya wisatawan yang
berkunjung di daerah tujuan wisata tersebut yang mana akan
mendorong untuk terciptanya berbagai lapangan usaha, serta
mendorong masyarakat untuk berwiraswasta dalam hal ini dalam
rangka memberikan pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan selama
para wisatawan berkunjung di daerah tujuan wisata tersebut. Dengan
demikian adanya suatu daerah tujuan wisata mampu meningkatkan
struktur perekonomian suatu daerah.
Adanya potensi wisata yang ada diharapkan dapat dikelola dan
dikembangkan dengan baik oleh masyarakat sehingga bisa
menimbulkan dampak yang positif dari segi ekonomi yakni
peningkatan pendapatan masyarakat sekitar. Sektor pariwisata akan
menimbulkan multiplier effect yang baik pula jika dikembangkan dan
dikelola dengan baik. Dengan adanya hal tersebut diharapkan
masyarakat sekitar daerah tujuan wisata tersebut dalam merasakan
manfaat dan bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat
sekitar daerah tujuan wisata tersebut.

36
Muljadi Warman, Wawancara, 03 Juli 2023.

39
Dari adanya kendala-kendala dalam pengembangan pariwisata
berbasis masyarakat di Aik Nyet diharapkan dapat segera teratasi
dengan koordinasi, sinergi, dan kerjasama yang baik antar pemangku
kepentingan dan peran serta masyarakat yang harus semakin
ditingkatkan. Dengan adanya pengembangan dan pengelolaan
pariwisata berbasis masyarakat yang berhasil maka diharapkan dapat
menghasilkan dampak positif khususnya di bidang ekonomi bagi warga
masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata.

B. Analisis Community-Based Tourism (CBT) dalam Penerapan


Pariwisata di Destinasi Wisata Aik Nyet
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di
destinasi wisata Aiknyet. Dengan adanya destinasi wisata ini terdapat
perbedaan signifikan dalam kehidupan ekonomi masyarakat setempat.
Tak bisa dipungkiri dengan adanya destinasi wisata aiknyet,
masayarakt jadi lebih kreatif dan inofatif, mulai dari berjualan
makanan khas hingga oleh-oleh.
Selain itu, beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur
pariwisata berbasis masyarakat juga tercermin di destinasi wisata Aik
nyet, beberapa diantaranya seperti adanya peran yang adil antara laki-
laki dan perempuan, generasi muda dan generasi tua.
Apabila berkunjung ke destinasi wisata aiknya ini, maka
wisatawan dapat melihat berbagai partisipasi nyata dari masyarakat
setempat baik tua atau muda. Mulai dari pengelola hingga penjajal
makanan di destinasi tersebut merupakan masyarakat setempat.
Menariknya kegiatan wisata di destinasi wisata aiknyet ini banyak
melibatkan masyarakat dan seluruh keuntungan dikelola oleh
masyarakat itu sendiri tanpa membagi keuntungan tersebut kepada
pemerintah. Adapun beberapa potensi wisata Aik Nyet yakni:37

menyuguhkan pemandian yang bernuansa hutan wisata, yang paling menarik


adalah air sungai yang berwarna biru, tetapi juga kuliner khas nya yakni sate

37
Darmawan, Wawancara, 03 Juli 2023.

40
Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan yang ada di destinasi
wisata Aik Nyet menambah perekonomian warga desa serta
menambah lapangan pekerjaan seperti yang disampaikan oleh Kepala
Desa Aik Nyet:38
-rata masyarakat disini mengambil keuntungan sebagai
pedagang, tukang parkir, pengelola wisata, dan menyediakan

Adapun yang terlibat dalam mengambil keputusan terkait


pengembangan destinasi wisata Aik Nyet yakni:39

serta pemerintah kabupaten Lombok Barat yang ikut andil dalam

Bentuk partisipan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata Aik


Nyet:40

serta memberikan informasi terkait wisata Aik Nyet jika

Harapan masyarakat setempat kepada Destinasi wisata Aik Nyet:

38
Hari Seni, Wawancara, 22 Agustus 2023.
39
Hari Seni, Wawancara, 22 Agustus 2023.
40
Darmawan, Wawancara, 22 Agustus 2023.

41
AB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penerapan Community Based Tourism Wisata Aik Nyet
menekankan strategis yang terfokus pada identifikasi tujuan
masyarakat sebagai tuan rumah dan mempunyai keinginan serta
kemampuan mereka menyerap manfaat pariwisata. Setiap
masyarakat harus didorong untuk mengidentifikasi tujuannya
sendiri dan mengarahakan pariwisata untuk
meningkatkankebutuhan masyarakat lokal. Selain itu, Community
Based Tourism juga menciptakan industri pariwisata lebih
berkelanjutan yang berfokus pada masyarakat setempat dalam hal
perencanaan dan mempertahankan pembangunan pariwisata
2. Kendala dalam penerapan Community Based Tourism (CBT) di
Destinasi Wisata Aik Nyet. Selain adanya faktor bencana alam juga
adanya perbedaan kebijakan yang mana lebih diutamakan ke
infrastruktur. Sehingga untuk pengembangan sektor pariwisata
masih kurang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Pokdarwis Aik
Nyet juga mengungkapkan adanya kendala dari pengembangan
pariwisata berbasis masyarakat adalah kurangnya dana untuk
kegiatan promosi. Pokdarwis mengungkapkan bahwa kendala dari
adanya pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Aik Nyet
adalah masalah pengembangan dari sumber daya manusianya serta
faktor alamnya. Ada beberapa kendala yang dalam pengembangan
pariwisata Community Based Tourism (CBT) destinasi wisata Aik
Nyet mencakup kendala dari pengembangan daerah tujuan wisata
tersebut. Masalah dana untuk promosi, kebijakan yang cenderung
mengarah ke infrastruktur, Pariwisata yang belum dianggap
menjadi sektor unggulan serta faktor alam seperti bencana
banjir/hujan lebat atau musim kemarau berkepanjangan. Faktor
alam menjadi kendala karena letak daerah tujuan wisata tesebut
adalah di daerah terletak di dataran rendah.

42
B. Saran
1. Dari adanya kendala-kendala dalam pengembangan pariwisata
berbasis masyarakat di Aik Nyet diharapkan dapat segera teratasi
dengan koordinasi, sinergi, dan kerjasama yang baik antar
pemangku kepentingan dan peran serta masyarakat yang harus
semakin ditingkatkan. Dengan adanya pengembangan dan
pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat yang berhasil maka
diharapkan dapat menghasilkan dampak positif khususnya di
bidang ekonomi bagi warga masyarakat di sekitar daerah tujuan
wisata.
2. Meningkatkan keterlibatan pemerintah daerah dan pihak swasta
dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat sekitar
wisata karena masyarakat termasuk masyarakat yang kurang
berdaya dalam segala hal, karena pendidikan, ekonomi dan status
sosialnya, sehingga perlu melakukan program
pendampingan.selain itu diharapkan pemerintah daerah dan
pengelola wisata Aik Nyet agar senantiasa membuka ruang kepada
masyarakat agar dapat berdaya sehingga masyarakat dapat hidup
mandiri. serta kepada para wistawan agar sekiranya membangun
kesadaran untuk senantiasa menjaga kebersihan lokasi destinasi
wisata Aik Nyet agar keberadaan lokasi wisata terebut juga dapat
dinikmati generasi mendatang.

43
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Penerapan Konsep Community Based Tourism


(Cbt) Terhadap Perkembangan Pariwisata Di Kota Palembang
(Studi Kasus Kampung Arab Al-Munawar Dan Al Quran Al-
Akbar). Other Thesis, Politeknik Negeri Sriwijaya.

Dhayita Rukti Tanaya dan Iwan Rudiarto, jurnal tehnik pwk, Potensi
Pengembangan Ekowisata Berbasis Mayarakat Dikawasan Rawa
Pening, vol 3, nomor 1, 2014,

Dian, Fadhilla Analisis Penerapan Community Based Tourism Kmapung


Diploma Thesis (2016),
Universitas Andalas.

Desa Wisata Dalam Perspektif Community Based Tourism (Studi Kasus


Pada Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo

Maret 2016.

Documentasi, Profil Desa Sesaot, 2020

Eko sugiarto. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi Dan Tesis,


(Yogyakarta : CV Solusi Distribusi, 2015),

Based Tourism Dalam Pengelolaan Wisata Kuliner Tradisional


Jurnal Birokrasi,
Kebijakan dan Pelayanan Publik, Vol. 4, No. 1, 2022. hlm. 26

Hanifah, Erlina Ekayani, Meti Osmaleli Analisis Keberlanjutan Dalam


Penerapan Community Based Tourism Wisata Alam Goa Pindul,

University(IPB) 2018.

Mamik. Metodologi Kualitatif. (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015),

Peran Community Based Tourism Dalam

Universitas Ma Chung,.

44
Rizkianto, Neno Penerapan Konsep Community Based Tourism Dalam
Pengelolaan Daya Tarik Wisata Berkelanjutan (Studi Pada Desa
Wisata Bangun, Kecamatan Munjungan, Kabupaten
Sarjana Thesis, (2017) Universitas Brawijaya.

Sandu Siyoto, Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:


Literasi Media Publishing, 2015).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi


(Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014).

Penerapan Konsep Community Based Tourism (CBT)


Dalam Pengelolaan Wisata Alam Kampoeng Karts Rammang-
S1 Thesis, Universitas Negeri
Makassar.

Sandu Siyoto, Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:


Literasi Media Publishing, 2015) hlm. 77.

Wiwin Riski Windarsari,


Penerapan Konsep Community Based Tourism (Cbt) Dan
Pemberdayaan Potensi Pariwisata Lokal Untuk Peluncuran Desa
Wisata Kampung Kopi Sumberdem n (E-
Issn : 2715-5714), Universitas Negeri Malang, Vol. 3, No.3,
Agustus 2021.

Jurnal Of Indonesian Tourism, vol.


5, No.1, 2022. hlm.117.

Sunarto Kadir. Kuliner Bergizi Berbasis Budaya, (Yogyakarta: Absolute


Media, 2022). hlm. 2.
Jurnal Ilmiah Betrik, vol .
9, No.2, 2018. hlm. 174.

Realistic Mathematic
Education (RME) pada Materi Statistika Untuk Meningkatkan
Jurnal Genta
Mulia, vol. 8, No. 2, 2017. hlm.2.

.(Yogyakarta:Cv Budi Utama, 2020). hlm. 67.

45
LAMPIRAN

46
Lampiran 1: Pedoman Wawancara

1. Bagaimana Perkembangan terhadapa perekonomian di Destinasi


Wisata Aik Nyet?
2. Apakah memberikan peningkatan peluang lapangan kerja bagi
masyarakat di Destinasi Wisata Aik Nyet?
3. Apa saja keuntungan dan manfaat yang didapatkan bagi masyarakat di
Destinasi Wisata Aik Nyet?
4. Apakah pernah terjadi konflik bagi masyarakat dalam pengelolaan di
Destinasi Wisata Aik Nyet?
5. Apakah bisa diterima oleh pengunjung dalam hal tradisi yang ada di
Destinasi Wisata Aik Nyet?
6. Bagaimana adat dan istiadat atau budaya dan tradisi yang
diperkenalkan kepada pengunjung di Destinasi Wisata Aik Nyet?
7. Apa saja keuntungan potensi dari destinasi Wisata Aik Nyet?
8. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh destinasi Wisata Aik
Nyet?

47
Lampiran 2: Daftar Nama Narasumber

1. Kepala Desa (Ibu Hari Seni)


2. Pokdarwis (Bapak Jirin dan Bapak Yuhan)
3. Karang Taruna (Bapak Subuh, Muljadi Warman)
4. Pedagang (Ibu Yeni, dan Mursidah)
5. Warga desa (ibu Dian, Bapak Darmawan)

48
Lampiran 3: Dokumentasi

Destinasi wisata Aik Nyet

Pojok Budaya Desa Sesaot

49
Foto bersama warga Desa Sesaot

Aksesibilitas menuju destinasi wisata Aik Nyet

50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas:
Nama : Indri Puji Lestari
Tempat/Tanggal Lahir : Karumbu, 18 Februari 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Ayah : Syarifudin
Nama Ibu : Siti Julaiha
No Hp : 081339343005
E-mail : 180503049.mhs@uinmataram.ac.id
Alamat : Karumbu Kab. Bima - NTB

Riwayat Pendidikan:

a. SD : MIS Karumbu 2012


b. SMP : MTsN Karumbu 2015
c. SMA : SMAN 1 Langudu 2018

51
52
53
54
55
56

Anda mungkin juga menyukai