Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI

RAHA-RAHA DI KABUPATEN MOROWALI

STRATEGY FOR DEVELOPING RAHA-RAHA BEACH TOURISM

OBJECTS IN MOROWALI DISTRICT

STIFANI VILKANORA PASAU

1915042026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI

RAHA-RAHA DI KABUPATEN MOROWALI

Nama : Stifani Vilkanora Pasau

NIM 1915042026

Program Studi : Pendidikan Geografi

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Rosmini Maru, S.Pd.,M.Si.,Ph.D Amal S.Pi.,M.Si.,Ph.D

NIP. 197208012000031001 NIP. 197308142006041001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua Jurusan Geografi


Pendidikan Geografi FMIPA UNM

Dr. Erman Syarif, S.Pd., M.Pd Uca, S,Si., M.P., Ph.D

NIM. 198107052006041001 NIP. 197112311998021001


iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................. 5
B. Penelitian Terdahulu ..................................................... 13
C. Kerangka Berfikir ......................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 18
A. Jenis Penelitian ............................................................ 18
B. Lokasi Penelitian .......................................................... 18
C. Sumber Data ................................................................ 18
D. Defenisi Operasional Variabel ..................................... 19
E. Prosedur Penelitian ...................................................... 22
F. Teknik Pengumpulan data............................................ 23
G. Teknik Analisis Data ................................................... 24
H. Instrumen Penelitian ................................................... 31
I. Pengabsahan Data ....................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 33
iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................ 13


Tabel 3.1 Matriks SWOT .................................................... 25
Tabel 3.2 Contoh Tabel Matriks EFAS ................................ 30
Tabel 3.3 Contoh Tabel Matriks IFAS ................................. 31
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................... 17


Gambar 3.1 Kuadran SWOT .................................................. 27
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan era globalisasi masa kini menjadikan pariwisata sebagai bagian

dari gaya hidup untuk sebagian besar orang yang angka pertumbuhannya terus bertambah

banyak selama beberapa tahun terakhir. Bidang pariwisata merupakan sektor yang

berperan penting dalam hal peningkatan pendapatan.

Sedangkan Indonesia sendiri menyimpan begitu banyak keindahan akan alam dan

ragam budaya. Dalam situasi ini diperlukan adanya presensi pengembangan dan

peningkatan dalam bidang pariwisata dan kepariwisataan yang harus diselenggarakan

dan dikelola dengan tepat sehingga menghasilkan manfaaat yangg sebesar -besarnya.

Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bersifat sementara,

dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau

keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,

alam, dan ilmu (Wijayanto, 2013).

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang

kepariwisataan, pariwisata merupakan sebuah kumpulan dari beberapa macam kegiatan

wisata yang dimana didukung adanya berbagai fasilitas serta berbagai layanan yang

telah disediakan oleh masyarakat, pemerintah, swasta (pengusaha), dan pemerintah

daerah.

Di Indonesia sendiri sudah banyak tempat wisata yang dikenal oleh wisatawan

lokal maupun mancanegara. Maka dari itu pengembangan pariwisata di Indonesia

sudah dilakukan disetiap daerah dan sebagai bentuk dukungan untuk pengembangan

pariwisata di tingkat daerah pemerintah membentuk Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata di tingkat nasional dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah di tingkat
2

daerah. Pariwisata adalah kegiatan yang memiliki tujuan utama mengadakan perjalanan

menuju sebuah tujuan objek wisata maupun industri. Suatu tempat yang memiliki

potensi wisata perlu diadakan pengembangan untuk menjadi puing penghasil ekonomi.

Pada perkembangan zaman saat ini, ruang lingkup pariwisata adalah aktivitas yang

memiliki andil yang mumpuni dan kuat dalam membantu ekspansi ekonomi regional.

Bagian ini diharapkan menjadi penunjang produsen dana yang andal, dan menjadi usaha

yang bisa menerobos pekerja dan merujuk pada pertumbuhan penanaman modal, dalam

perluasan usaha ini administrator berusaha membentuk diplomasi serta beberapa

keputusan pendukung kearah progres yang lebih baik. Dalam hal ini menjadi keputusan

utama yakni menelusuri, memajukan, menumbuhkan, tujuan-tujuan destinasi pariwisata

yang diharapkan menjadi pusat sorotan bagi para pengunjung destinasi wisata.

Kabupaten Morowali sendiri mempunyai daya tarik tersendiri di bidang

destinasi wisata. Salah satu tujuan destinasi wisata yang terkenal di kabupaten

Morowali salah satunya adalah pantai Raha-Raha atau yang lebih sering di kenal

masyarakat dengan sebutan pantai “Raha-Raha Ada Rasa”. Objek wisata pantai Raha-

Raha adalah destinasi wisata yang karakteristiknya memiliki poin lebih dari destinasi

wisata lain disekitarnya, ciri khasnya menjadikannya selalu menjadi pusat perhatian

bagi masyarakat maupun wisatawan untuk berkunjung.

Sayangnya dibalik keindahannya objek wisata pantai Raha-Raha ini sangat

minim fasilitas sarana dan prasaranya serta infrastruktur yang kurang memadai. Peran

infrastruktur publik adalah sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi wilayah, dan

penyebab utama kegagalan dalam mendatangkan investasi asing adalah buruknya

infrastruktur. Berdasarkan uraian tersebut maka diperlukan kesadaran dari pemerintah

terkhusus pemerintah daerah setempat yang memiliki andil untuk melakukan sebuah

strategi.

Strategi yang dimaksud dalam hal ini adalah bentuk maupun usaha yang

dilaksaanakan untuk meningkatkan dan memajukan wilayah destinasi objek wisata


3

pantai Raha-Raha. Selain itu bahwa sebuah pengembangan diperlukan analisa untuk

mencetuskan sebuah strategi yang didasarkan pada dimensi yang meliputi kebijakan,

program, dan tujuan yang akan dicapai. Tentu dalam hal ini strategi merupakan langkah

yang sangat efektif dan tersistematis untuk mencapai sebuah target itu sendiri. Dari hasil

penjelasan diatas terbentuk ide dari penulis untuk melaksanakan penelitian berjudul :

“Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Raha-Raha di Kabupaten

Kepulauan Morowali, Sulawesi Tengah”


4

B. Rumusan Masalah

1. Karakteristik apa yang dimiliki objek wisata pantai Raha-Raha di Kabupaten

Morowali?

2. Bagaimana strategi pengeembangan objek wisata pantai Raha-Raha di

Kabupaten Morowali?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik objek wisata pantai Raha-Raha di kabupaten Morowali.

2. Mengetahui strategi pengembangan objek wisata pantai Raha-Raha di

Kabupaten Morowali.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis, penelitian inidiharapkan dapat menambah informasi di

bidang- bidang tertentu khususnya dalam pengembangan dan pelestarian objek

wisata.

2. Secara Praktis, Penelitian diupayakan mampu menghadirkan beberapa saran

bagi pihak-pihak tertentu atau yang terkait, yaitu pemerintah daerah yang

memiliki peranan penting dalam kemajuan destinasi wisata ini.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi Pemerintah

1. Strategi

Strategi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah rencana yang cermat

mengenai suatu kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Untuk itu diperlukan metode

atau teknik tertentu sehingga kebijakan yang dihasilkan, akan optimal dalam rangka

mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini yang dimaksud organisasi adalah

pemerintah Daerah dapat mengembangkan strategi dalam rangka mengatasi ancaman

internal, eksternal untuk merebut peluang yang ada. Strategi adalah sebagai suatu

bentuk pemikiran rasional yang di susun secara sistematis (Makmur, 2013). Strategi

adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan implementasi idea atau

gagasan, perencanaan dan pelaksanaan sebuah kegiatan dalam kurun waktu tertentu

(Abdul Basit, 2013: 165).

Strategi pada prinsipnyaa berkaitan dengan persoalan kebijakan pelaksanaan,

penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan penentuan cara-cara atau metode

penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan,

sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi juga harus didukung oleh kemampuan untuk

mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya

dalam pengembangan pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan

berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata. Strategi

merupakan penetapan misi perusahaan atau instansi, serta penetapan sasaran

organisasi dengan meningkatkan kekuatan eksternal dan internal, perumusan

kebijakan serta implementasinya secara cepat sehingga tujuan yang menjadi sasaran

utama organisasi dapat tercapai. Dari hasil defenisi diatas yang didasarkan pada arti

bahasa, kemudian tersimpulkan bahwa pengertian strategi merupakan rencana masa

depan yang terkonsep untuk mencapai sebuah tujuan dari intansi atau perusahaan.
6

2. Strategi Pemerintah

(Hunger & Wheelen 2003:12), menjelaskan pencetusan strategi merupakan

upaya pengembangan yang memiliki konsep untuk masa yang akan datang, dan

disusun untuk mengatur kefektifan dari peluang dan dampak negatif yang akan

muncul dari wilayahnya. Pencetusan strategi antara lain disusun untuk fokus pada

tujuan maupun visi dari sebuah instansi,dalam hal ini juga menyusun target yang

akan diraih oleh sebuah instansi. Pencetusan strategi untuk pengembangan

destinasi pariwisata harus memiliki tujuan untuk memajukan komoditas dan jasa

pariwisata yang maju, selaras, dan berkembang sesuai zaman. (Suwantoro,

2004:55), menjelaskan terdapat beberapa tahapan utama dalam hal pengembangan

pariwisata, yakni :

a. Untuk waktu singkat dititik-beratkan untuk pengoptimalan, terfokus dalam

menciptakan estetika ruang lingkup destinasi pariwisata, menciptakan kualitas

pekerja, menciptakan sebuah proses yang baik, mampu menganalisa mutu yang

disajikan, memperbesar saham dari pasar pariwisata yangg ada.

b. Untuk waktu menengah difokuskan pada perbaikan, untuk memantapkan

pengelolaan destinasi wisata bangsa, mengkonsolidasikan kemampuan

keuletan pengelola, dikembangkan untuk kemajuan tenaga kerja.

c. Untuk rencana masa depan ditekankan untuk dikembangkannya sebuah hasil

dan komoditas untuk dasar destinasi baru untuk kelangsungan keberhasilan

tenaga kerja.
7

3. Tahap Pengembangan Pariwisata

Beberapa tahapan pengembangan pariwisata antara lain:

1. Bagian tahap eksplorasi (exploration). Dengan kaitannya terhadap apa yang

disebut dengan discovery, dimana dalam hal ini digambarkan bahwa potensi

sebuah destinasi wisata dapat ditemukan ditemukan dilingkungan yang belum

terjamah dan masih sepi pengunjung.

2. Bagian tahap keterlibatan (involvement). Dimana dalam hal ini masyarakat yang

berada disekitar kawasan destinasi mengambil andil dalam melakukan

pengenalan maupun promosi kepada publik.

3. Bagian tahap pengembangan (development). Dimana hal ini dilakukan untuk

meminimalisir atau menghindari penurunan kunjungan wisatawan, maka perlu

adanya usaha kelengkapan sarana dan prasarana.

4. Bagian tahap konsolidasi atau (consolidation). Dimana dalam hal ini dilakukan

untuk meminimalisir atau untuk menghindari penurunan kunjungan wisatawan,

maka perlu adanya usaha kelengkapan sarana maupun prasarana.

5. Bagian tahap kestabilan (stagnation). Dalam tahap ini menjadi bagian dari

masalah besar karena setelah banyaknya jumlah pengunjung dengan beberapa

saran maupun prasarana yang ditampilkan tanpa adanya pengembangan maka

jumlah wisatawan akan turun dengan tingkat kejenuhan yang ditampilkan oleh

destinasi wisata.

6. Bagian tahap penurunan kualitas (decline). Pada umumnya para wisatawan

lambat laun akan menelusuri objek wisata lain yang dalam hal ini memiliki

sesuatu yang unik dari objek wisata yang telah dikunjungi sebelumnya,

sehingga objek wisata yang awalnya dengan prasarana sesuai konsep mulai

dialih fungsikan, untuk itu perlu adanya gerakan untuk pengembangan baru.

7. Bagian tahap peremajaan kembali atau (rejunevate). Dalam tahap ini bisa
8

dikategorikan sebagai tahap yang sangat penting karena akan menentukan masa

depan sebuah objek wisata, dalam hal ini diperlukan adanya dukungan maupun

sokongan dari lembaga tertentu dengan anggaran yang digunakan untuk

menciptakan sebuah objek wisata yang bisa lebih bersinar dan tersorot

masyarakat luar. Dari setiap poin tentang gerakan untuk dikembangkannya

sebuah destinasi wisata, diperlukan pertimbangan faktor pendukung serta

penghambat dalam proses dikembangkannya sebuah pariwisata sehingga dapat

lebih mudah dirumuskan pengembangan yang sejalan untuk dikembangkan.

B. Pariwisata

(Sunaryo,2013:2) di dalam UU Nomor. 10 tahun 2009 tentang

kepariwisataan, pariwisata didefiniskan sebagai berbagai macam kegiatan wisata

dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Selain itu, menurut

WTO atau World Tourism organization dalam ( Muljadi , 2010: 8 ) pariwisata

adalah aktivitas yang dilakukan orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk

tinggal diluar kebiasaanan lingkungannya dan tidak lebih dari satu tahun berturut-

turut untuk kesenangan, bisnis dan keperluan lain.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah

suatu kegiaatan atau perjalanan yang dilakukan seseorang atau lebih kesuatu

tempat diluar tempat tinggalnya yang dimaksudkan untuk kesenangan,

menenangkan diri, kepentingan bisnis atau kepentingan-kepentingan lainnya.

Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang

untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang

lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau

bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-

mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi

keinginan yang beranekaragam. Pada hakikatnya pariwisata adalah proses


9

kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat

tinggalnya, dengan dorongan kepergiannya adalah kerena berbagai kepentingan,

baik karena kepentingan ekoonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan,

maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman

ataupun untuk belajar (Suwantoro, 2004).

Pariwisata menurut UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik

dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan wisata

penyelenggaraan pariwisata. Dalam pengembangannya tentu akan mendatangkan

dampak positif untuk berbagai aspek contohnya saja dalam proses perbaikan tata

lingkungan dan alur pelestarian akan memberikan dampak yang cukup signifikan

mulai dari kehidupan budaya, maupun masyarakat sosial, sehingga menjadi salah

satu puing penghasil pendapatan daerah. Berdasar pada piagam wisata sistem

berkelanjutan. Pengembangan pariwisata harus didasarkan dalam kriteria yang

bersifat jangka panjang, dan layak dari segi ekonomi mengutamakan keadilan

sosial, serta sesuai dengan potensi daerah.

C. Pengembangan Objek Wisata

1. Pengembangan

Pengembangan merupakan suatu upaya dalam hal menciptakan keuletan,

progress, teori, konsep, dan moralitas selaras untuk kepentingan dengan jalan

pelatihan dan ketekunan. Dalam pariwisata pengembangan dilakukan untuk

mengembangkan sesuatu menjadi lebih baik dan sempurna. Pengembangan untuk

bidang pariwisata sendiri diupayakan untuk mengembangkan dalam pengelolaan

objek sehingga suatu daerah yang memiliki sebuah objek wisata, mampu dan dapat

dikembangkan dengan baik. Bercermin pada tiap daerah yang memang pada

dasarnya memiliki potensi yang baik. Fokus dalam pengembangan ini perlu

adanya perhatian lebih, dan konsep yang tertata rapih untuk mencapai tujuan yang
10

maksimal. Pengembangan adalah sesuatu yang kemudian dilakukan perbaikan

yang mana pada dasarnya telah memiliki pondasi namun tidak maksimal (Yoeti,

2008). Apa yang telah dicanangkan untuk sebuah pengembangan tentu perlu

adanya proses dan perencanaan yang baik untuk menggapai tujuan demi tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Objek Wisata

Beberapa pendapat juga menyatakan bahwa objek wisata adalah jawaban atau

solusi dalam menghadapi permasalahan ekonomi. Ekspor non migas yang

menurun mengakibatkan terjadinya kesulitan ekonomi, pun dalam hal

ketimpangan ekonomi. Sebagaimana jelas kita ketahui bahwa kehadiran bidang

pariwisata mampu memberikan kontribusi lebih dalam pendapatan anggaran

bangsa ini. Pun industri pariwisata mampu menjadi alternatif gemilang untuk

sebuah masa depan cerah perbaikan tata lingkungan. Untuk Indonesia sendiri

dicanangkan bidang pariwisata dapat meningkatkan keuntungan melalui jalur

internasional atau manca negara.

Objek wisata terbagi kedalam dua perwujudan, dimana dalam hal perwujudan

dalam tahap pertama adalah berdasarkan ciptaan manusia itu sendiri, termasuk

dalam bagaimana seni kehidupan, kebudayaan yang ditonjolkan, maupun history

sebuah wilayah dan memiliki keindahan tersendiri sebagai tempat layak untuk

dijadikan destinasi. Sedangkan dalam hal perwujudan tahap dua adalah destinasi

pariwisata harus memiliki panorama yang kental akan alam dan lingkungan yang

asri. Dalam Undang – undang No. 9 Tahun 1990 dalam pariwisata dicantumkan

pariwisata itu sendiri adalah perjalanan yang dalam hal ini dilakukan atas dasar

kemauan sendiri yang sifatnya sementara dengan rencana untuk menyaksikan

sebuah atraksi daya tarik wisata.

3. Pengembangan Objek Wisata

Dalam hal the strategys of planning progress, suatu pengembangan destinasi


11

objek wisata ditekankan pada perencanaan yang tersistematis, berkacamata pada

fakta lapangan, seharusnya pemerintah bisa dan mengusahakan faktor faktor

pendukung untuk tercapainya sebuah keberhasilan dalam pembangunan.

Dalam UU No. 19. Tahun 1990 disandingkan dengan UU No. 10. Tahun 2009.

Bahwa usaha pengembangan ini dilakukan yang didasarkan pada kesadaran yang

merujuk pada sebuah keuntungan dalam peningkatan pendapatan daerah, bercermin

pada banyaknya pengangguran dari waktu ke waktu, sehingga langkah ini dianggap

efektif yang tentunya perlu perencanaan yang matang.

Pada teknik pengembangan destinasi objek wisata, tidak serta-merta dilakukan

begitu saja, artinya tidak dilakukan tanpa adanya perencanaan yang baik serta

terarah dalam hal ini untuk menunjang keberhasilan pariwisata. Perlu adanya

pertimbangan termasuk dalam aspek atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yang

menjadi karakteristik pariwisata.

4. Analisis SWOT

Analisis untuk menentukan sebuah strategi pengembangan destinasi objek

wisata diperlukan adanya apa yang disebut Analisis SWOT. Analisis SWOT,

sendiri dirancang untuk menjadi bagian dari perencanaan, Analisis SWOT terdiri

dari list kekuatann, kelemahan, peluang, dan ancaman. Hal ini dicanangkan sebagai

dasar oleh sebuah perusahaan atau instansi untuk menggambarkan sebuah kondisi

yang akan menjadi tantangan kedepan. Analisis SWOT ini mampu menyingkapkan

karakteristik dari tujuan utama, faktor maupun kekuatan tambahan serta baik internal

maupun eksternalnya. (Alma, Priansa, 2009). Analisis SWOT ini dirancang untuk

mengidentifikasi faktor dengan tersistematis dengan kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman dari lingkungan instansi. Definisi dari faktort tersebut adalah sebagai

berikut;
12

a. Kekuatan (Streangths)

Adalah sumber dayaa, keterampilan, atau keunggulan relatif yang di miliki oleh

instansi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani dan ancaman.

b. Kelemahan (Weaknesses)

Adalah keterbatasan atau kekurangan sumber daya yang sulit digunakan untuk

menangani kesempatan dan ancaman.

c. Peluang (Opportunities)

Adalah yang paling menguntungkan dalam suatu lingkungan perusahaan.

Identifikasi peluang dapat dilihat dari segmen pasar dan perubahan tekhnologi.

d. Ancaman (Theats)

Adalah situasi ataupun faktor eksternal yang tidakk dapat

dikendalikan.
13

B. Tabel Penelitian Terdahulu

2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Tujuan Lokasi Subjek Hasil


Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian/ Penelitia Penelita
an/ Jenis n n
Tahun Penelitian

Angga Strateggi Dalam hal ini Kabupaten Pemerint Meningkat


Pradikta/ Pengemban untuk Pati/Kualit ah kan
2013 gan Objek mengetahui atif setempat promosi
Wisata bagaimana Kabupate serta sarana
Waduk kontribusi n Pati dan dan
Gununggro objek wisata masyarak prasarana,
wo Indah Gununggrowo at yang dan
Dalamm Indah terhadap terlibat memanfaat
Upya (PAD) PAD dan dalam kan potensi
Kabupaten Mengungkapka penelitia yang
Pati n strategi yang n dimiliki
tercanangkan oleh objek
oleh wisata.
pemerintah Kontribusi
nya
terhadap
PAD masih
tergolong
kecil maka
di perlukan
langkah
atau upaya
hingga
tercapailah
hasil yang
lebih
maksimal.

Ian Strategi Mengidentifika Kabupaten Pemerint Strategi


Asriandi/2 Pengemban si bagaimana Bantaeng/Ku ah Dinas yang
016 gan Objek sekiranya alita tif Kebuday digunakan
Wisata strategi aan dan dalam
Bissapu di pengembangan Pariwisat melakukan
Kabupaten yang akan a pengemban
Bantaeng diupayakan Kabupate gan yaitu
oleh dinas n dengan
kebudayaan melengkapi
Dan pariwisata Sarana dan
14

Kabupaten Bantaeng prasarana


Bantaeng dari objek
serta wisata
mengimpleme ini.Yang
nta sikan kemudian
strate akan
gi dimodifika
pengembangan si
yang akan sedemikia
dicanangkan n rupa
untuk
mencapai
target dan
harapan
para
pengunjun
g.
sehingga
bersamaan
dengan
itu
mampu
memberik
an
kontribusi
dalam
anggaran
maupun
pendapata
n daerah
setempat.

Hugo Strategi Dalam hal ini Di Kabupaten Pemerint Berdasark


I Pengembang untuk Tana ah Dinas an hasil
Tamar/20 an Pariwisata mengungkapka Toraja/Kualita Kebuday analisis
16 di Kabupaten n bagaimana tif aan maka
Tana Toraja strategi yang Pariwisat disimpulk
sebelumnya a an bahwa
telah Kabupate strategi
direncanakan n Tana yang
oleh dinas Toraja dilancarka
kebudayaan n dalam
dan pariwisata. objek
Mengetahui wisata ini
faktor yang diperlukan
mempengaruhi sebuah visi
selama proses Dan misi
pengembangan. untuk
mencapai
keberhasila
n
15

yang dimaksud
dengan
beberapa
perencanaan
sebelumnya.
Sedangkan
faktor yang
mempengaruhi
selama proses
dikembangkan
nya termasuk
dalam sarana
maupun
prasarana
termasuk pula
atraksi
didalamnya.

Sry Strategi Kabupaten Pemerintah Pemerint Dengan


Wahyunin Pengemb Bulukumba/ Dinas dan ah Dinas beberapa
gsi/ 2018 an gan Kual itatif Kebudayaan/ dan peluang yang
Objek Kua litatif Kebuday sangat
Wisata aan potensial oleh
Pantai Pariwisa objek wisata
Appalara ta pantai
ng Kabupat Appalarang
Sebagai en maka perlu
Daerah Buluku adanya
Tujuan m ba perkembanga
Wisata di n objek
Kabupat Wisata
en Appalarang
Bulukum dimana
ba peluang dalam
hal ini adalah
keindahan
16

Pantai yang
disuguhkan
.
Bersamaan
dengan
strategi
yang bisa
dilakukan
antara lain
pembangun
an
penginapan
,toilet, serta
penyewaan
alat-alat
senam.
17

C. Kerangka Berpikir

Objek Wisata Pantai Raha-Raha

Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas

Karakteristik Objek Wisata Pantai Raha-

Raha

Analisis SWOT

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK

WISATA RAHA-RAHA DI KABUPATEN

MOROWALI

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif

dengan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam terhadap informan

untuk menghasilkan data kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang

akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata secara tertulis atau lisan dari orang-

orang, fenomena, maupun perilaku yangh diamati.

B. Lokasi Penelitian

Kabupaten Morowali tepatnya di kecamatan Bungku Tengah desa Larobenu.

Kabupaten Morowali adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi

Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten sekaligus pusata administrasi terletak di Kota

Bungku. Kabupaten Morowali sendiri mempunyai luas sebesar 3.037,00 km². Secara

geografis, Kabupaten Morowali terletak di 01˚31’12” - 03˚46’48” LS dan antara

121˚02’24” - 123˚15’36” BT. Kabupaten Morowalii terdiri dari 9 kecamatan, 7

kelurahan dan 126 desa.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 (dua) berdasarkan

sumbernya, yaitu:

1. Data Primer

Data primer terdiri dari observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Data

primer diperoleh secara langsung pada saat penelitian, dengan terjun langsung ke

lapangan melakukan wawancara kepada pihak pengelola objek wisata alam serta

melakukan dokumentasi terhadap objek wisata alam. Pada penelitian ini, data

primer juga diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Morowali.
19

2. Data sekunder

Data sekunder terdiri dari studi literatur berupa data-data yang diperoleh buku,

jurnal, dan skripsi.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberi batasan ruang lingkup dalam penelitian ini dengan tujuan supaya

semua variabel nyata dan tanpa penafsiran, maka dari itu penggunaan dan

pengadaan definisi operasional diperlukan. Terdapat 3 aspek penting yang menjadi

dasar dalam perencanaann pengembangan pariwisata yang di kenal dengan 3A

(atraksi, amenitas, dan aksesbilitas).

1. Atraksi

Atraksi wisata, adalah keindahan alam, seni, budaya, warisan sejarah, tradisi,

ataupun hiburan yang merupakan dayaa tarik wisatawan untuk berkunjung ke

suatu objek wisata. Atraksi wisata tak terbatas hanya mengenai keindahan alam saja

namun sagatlah beragam. Atraksi wisata dapat pula berupa hal-hal yang diciptakan

oleh manusia berupa pusat perbelanjaan maupun pagelaran seni. Ada beberapa faktor

pendorong wisatawan untuk bersedia untuk mengunjunggi objek wisata, yaitu;

 Sesuatu untuk dilihat ( something to see ), merupakan alasan utama

datangnya wisatawan.

 Sesuatu untuk dilakukan ( something to do ), yaitu kegiatan atau fasilitas

yang tersedia di lokasi.

 Sesuatu untuk di beli ( something to buy ), yaitu suatu lokasi wisata perlu

memiliki fasilitas untuk berbelanja souvenirr atau hasil kerajinan serta

buah tangan sebagai oleh- oleh.

2. Amenitas

Amenitas atau dapat disebut fasilitas merupakan pelengkap dari atrakksi utama

wisata. Tidak adanya atau kurang baiknnya kondisi amenitas pada lokasi wisata

akan menurunkan minat dari wisatawan sehingga penyediaan amenitas pada lokasi
20

wisata sanggat penting untuk diperhatikan keberadaannya. Amenitas meliputi

tersedianya fasilitass;

a. Kamar mandi / WC

Kamar mandi/wc dalam sebuah objek wisata merupakan fasilitas yang disediakan

oleh sebuah objek wisata, kamar mandi/wc yang disediakan sendiri umumnya

memiliki kelebihan masing-masing.

b. Gazebo

Gazebo dalam objek wisata adalah ruang-ruang terbuka sebagai altenatif tempat

berkumpul dan bersantai untuk para pengunjung.

c. Penginapan / Villa

Penginapan/villa adalah sarana akomodasi untuk menginap sementara dalam hal ini

disediakan untuk para pengunjung/wisatawan dalam sebuah objek wisata.

d. Restoran / Warung makam

Restoran/warung makan merupakan salah satu fasilitas yang paling dibutuhkan oleh

wisatawan sebagai penyedia kebutuhan pangan para wisatwan.

e. Tempat parkir

Tempat parkir dalam sebuah objek wisata merupakan fasilitas yang diperlukan

keberadaannya untuk transportasi yang digunakan oleh para pengunjung.

f. Jalan

Jalan merupakan prasarana yang memiliki peran penting dalam sebuah

perkembangan objek wisata hal ini terkait dengan tingkat kenyamanan para

pengunjung saat melakukan kunjungan kesebuah objek wisata.

g. Transportasi Lokal

Transportasi lokal diperlukan umtuk memudahakan wisatawan untuk berpergian.

Transportasi lokal dapat berupa kendaraan umum yang disediakan oleh pemerintah

daerah setempat maupun kendaraan yang disewakan oleh warga.


21

3. Aksebilitas

Aksesibilitaas adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang

mendukung pergerakan wisatawann dari wilayah asal menuju destinasi pariwisata.

Dalam hal ini aksesbilitas yang dimaksud adalah tingkat kemudahan untuk

mengjangkau objek wisata yang akan ditempuh.

 Waktu tempuh, adalah waktu yang diperlukan untuk sampai ke objek

wisata.

 Mode transportasi, adalah mode transportasi apa yang bisa digunakan

untuk sampai ke destinasi wisata baik berupa transportasi darat, laut,

dan udara.

 Cara menuju lokasi wisata, adalah bagaimana cara kita dapat

berkunjung ke lokasi wisata apakah kita dapat pergi sendiri atau

disediakan travel agent dari pihak destinasi wisata yang dapat kita

gunakan jika ingin mengunjungi objek wisata tersebut.

 Sistem masuk lokasi wisata, adalah sistemasi yang disediakan suatu

destinasi wisata bagi wisatawan untuk membeli tiket sebagai syarat

untuk dapat masuk tempat wisata, apakah dapat dibeli secara online

maupun dapat secara langsung saat sudah berada dilokasi objek wisata.

4. Strategi Pengembangan

Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian adalah :

1. Bentuk strategi dalam pengembanggan objek wisata merupakan sebuah

dasar dalam proses perkembangan objek wisata itu sendiri. Dalam analisis

strategi pengembangan objek wisata ini yang menjadi variabel adalah

Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Morowali. Dimana dalam hal ini

menjadi sebuah tolok ukur yaitu bagaimana strategi yang dilakukan dalam

pengembangan objek wisata pantai Raha-Raha ini, baik kelengkapan


22

prasarana maupun sarana yang baiknya harus terlengkapi serta bagaimana

responden para wisatawan terhadap objek wisata pantai Raha-Raha di

Kabupaten Morowali.

2. Proses pengembangan adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk

mencapai sebuah target atau dalam rangka untuk mewujudkan sebuah

keberhasilan objek pariwisata itu sendiri. Hal ini dilakukan agar objek

wisata yang dimaksud mampu berkontribusi dalam kemajuan lingkup

pariwisata.

3. Jenis sarana dan prasarana merupakan alat ataupun kelengkapan fasilitas

dalam pemenuhan keperluan para pengunjung atau wisatawan. Perlu adanya

jenis sarana dan prasarana ini agar objek wisata suatu daerah memiliki ciri

khas tersendiri yang disuguhkan. Dalam objek wisata Pantai Raha-Raha di

Kabupaten Morowali perlu adanya kelengkapan sarana maupun prasarana

yang memadai agar objek wisata ini mampu berkembang dan menarik

banyak wisatawan dari pulau lain.

E. Prosedur Penelitian

Pada prosedur penelitian mendekskripsikan mengenai proses demi proses yang

dipilih peneliti dalam melakukan penelitiannya. Hal ini dilakukan agar penelitian

dilakukan berdasarkan konsep yang terarah serta memudahkan peneliti dalam

menyelesaikan penelitiannya. Pada prosedur penelitian ini memiliki beberapa

langkah yakni: Langkah pertama yaitu, menyiapkan sumber atau referensi yang

relevan untuk membantu peneliti, baik dalam bentuk jurnal, skripsi, buku dan

sumber lainnya yang akurat. Setelah informasi rampung dan terkumpul, maka

tahap selanjutnya adalah menyiapkan instrumen dimana dalam hal ini dipilih

untuk mengukur bagaimana strategi yang dilancarkan untuk pengembangan objek

wisata pantai Raha-Raha di Kabupaten Morowali. Adapun instrumen yang

dilakukan antara lain yakni adanya observasi, selanjutnya wawancara serta


23

penguat yakni dokumentasi.

Bentuk wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara bebas dengan

menyiapkan beberapa indikator pertanyaan yang menjadi pusat penelitian.

Berdasarkan hasil kesimpulan dokumentasi , maka mulailah dianalisis dengan

analisis sebelumnya yaitu analisis deskriptif, hasil dari analisis deskriptif kemudian

di analisis SWOT. Dari hasil analisis data tadi, kemudian dilakukan pengabsahan

data dan dari pengabsahan data tersebut maka akan ditarik sebuah kesimpulan

mengenai strategi yang dilakukan untuk pengembangan objek wisata pantai Raha-

Raha di Kabupaten Morowali.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan oleh peneliti pada

saat proses penelitian adalaah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang digunakan untuk penelitian adalah pengamatan dengan cara

mencatat secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi

penelitian. Yaitu bagaimana bentuk strategi yang digunakan dalam melakukan

pengembangan objek wisata pantai Raha-Raha, bagaimana karakteristik yang

dimiliki, serta bagaimana tanggapan para wisatawan tentang objek wisata ini. Dalam

hal ini obervasi yang dilakukan tidak hanya berpacu pada pengamatan, akan tetapi

dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

beberapaa pertanyaan secara langsung oleh pihak pewawancara kepada responden

atau narasumber. Adapun proses wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara mendalam, hal ini bertujuan agar peneliti memperoleh infomasi

yang lengkap dan akurat dari pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Morowali dan pihak
24

pengelola wisata sesuai dengan kondisi di lapangan. Untuk menghindari kehilangan

data, maka peneliti akan meminta izin kepada narasumber untuk merekam proses

wawancara. Sebelum wawancara berlangsung, peneliti akan memberikan sedikit

gambaran tentang topik penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk merekam objek, baik berupa objek audio, video,

maupun audio visual. Dokumentasii dalam hal ini sangat membantu peneliti karena

data yang telah tersedia dituangkan dalam bentuk arsip, catatan, maupun laporan

serta keterangan lainnya, dimana data atau keterangan yang dimaksud diperoleh dari

informan yang bersangkutan. Dengan adanya dokumentasi, peneliti mampu menarik

kesimpulan atau memilih data yang sekiranya memang dibutuhkan dalam penelitian

ini, selain itu dokumentasi mampu memberikan review dan ulasan kembali dari data

yang telah ditemukan sebelumnya.

G. Teknik Analisis Data

Dalamhal ini untuk teknik analisis dalam mengolah data, untuk kemudian di

gunakan sebagai dasar dalam menyimpulkan masalah yang diangkat dalam

penyusunan hasil dari penelitian.

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah dimana data yang telah didapatkan dari lapangan

kemudian dianalisis oleh peneliti dengan mendeskripsikan data yang telah

diperoleh, kemudian hasil deskripsi tersebut dianalisis SWOT agar diketahui

strategi pengembangan objek wisata pantai Raha-Raha di Kabupaten Morowali.

b. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah data yang diperoleh dengan teknik analisis memilih hal yang

saling mempengaruhi dalam faktornya yang dimasukkan dalam Matriks SWOT

yang cantumkan.
25

Tabel 3.1 Matriks SWOT

INTERNAL STRENGTHS WEAKNESSES

Susunan Daftar Kekuatan Susunan Daftar Kelemahan

EKSTERNAL

OPPORTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O

Menggunakan kekuatan Mengurangi kelemahan

untuk memanfaatkan dengan memanfaatkan


Susunan Daftar Peluang peluang peluang

THREATS STRATEGI S-T STRATEGI W-T

Susunan Daftar Ancaman Menggunakan kekuatan Memperkecil Kelemahan

untuk menghindari ancaman untuk menghindari

ancaman

Sumber : Freddy Rangkuti (2005) dalam Parewoi (2016)

a. Strenghts atau kekuatan, dimana dalam hal ini adalah kekuatan yang dimiliki

pariwisata dengan potensi yang bisa dikembangkan untuk lebih baik dan dalam

proses jangka panjang.

b. Weakness atau kelemahan yakni semua faktor yang tidak mendatangkan keuntungan

bagi pariwisata.

c. Opportunities atau peluang adalah kesempatan yang dimiliki oleh objek wisata dan

menjadi dasar untuk berkembaang kearah yaang lebih baik, dalam hal ini juga dapat

dikaitkan dengan kebijakan dari pemerintah.

d. Threats atau ancaman adalah semua hal yang merugikan untuk pariwisata sendiri,

untuk hal ini perlu adanya peraturan pemerintah agar tidak ada tindakan perusakan
26

lingkungan.

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan oleh David (2006) dan Toba (2008)

bahwa faktor strategis internal dan eksternal adalah dasar untuk dibentuk matriks

SWOT, dimana matriks SWOT ini difungsikan sebagai pencocokan dalam

membantu pemerintah, terdapat empat tipe strategi yaang dikembangkan pada tabel

analisis SWOT

a. Strategi untuk SO yakni strategi dengan penggunaan kekuatan internal

untuk memanfaatkan peluang eksternal.

b. Strategi untuk WO yakni strategi dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan

internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

c. Strategi untuk ST yakni strategi dengan penggunaan kekuatan internal

untuk menghindari pengaruh dan ancaman eksternal.

d. Strategi untuk WT yakni strategi yang dilancarkan dalam pengurangan untuk

kelemahan dan ancaman. Secara rinci Analisis SWOT yaitu teknik analisis yang

digunakan untuk mengkaji suatu keseluruhan dalam lingkungan.


27

KUADRAN II Stability KUADRAN I Growth

Aggresive Stable Growth


Maintenanc Strategy
eStrategy

Selective Maintenance
Strategy Rapid Growth Strategy

Conglomerate

Guirelle Strategy Concentric Strategy

KUADRAN III Survival KUADRAN IV Diversifikasi

Gambar 3.1 kuadran SWOT

Sumber: Freddy Rangkuti,( 2005) dalam Parewoi (2016)

a. Kuadran I yaitu Growth atau pertumbuhan

Dimana dalam strategi untuk pertumbuhan didesain untuk tercapainya sebuah

tujuan dalam hal ini untuk asset, profit, dan penjualan. Untuk pertumbuhan yang

dimaksud dalam pariwisata adalah pertumbuhan jumlah wisatawan, aset objek wisata

termasuk dalam sarana dan prasarana, dan pendapatan.

1. Rapid Growth Strategy yaitu strategi menuju pertumbuhan cepat dalam hal ini adalah

strategi untuk meningkatkan jumlah wisatawan dalam waktu yang lebih cepat.

2. Strable Growth Strategy dalam hal ini adalah strategi untuk pertumbuhan stabil dengan

kata lain yaitu strategi untuk mempertahankan sebuah pertumbuhan yang ada artinya

kenaikan harus stabil dan tidak turun.


28

b. Kuadran II yaitu Stability atau stabilitas

Strategi ini didesain untuk mengurangi timbulnya kelemahan,

mempertahankan target pasar yang sudah dicapai, dan stabilitas untuk mencapai

dan mempertahankan peluang dan melakukan pengurangan kelemahan. Adapun

strategi untuk stabilitas yakni :

1. Aggressive maintenance strategy atau strategi untuk perbaikan strategi yang

dirancang untuk diadakan adanya perbaikan demi perbaikan.

2. Selective maintenance strategy yaitu strategi perbaikan pilihan yakni

memaksimalkan perbaikan kelemahan dengan pemanfaatan peluang.

c. Kuadran III yaitu Survival atau bertahan

1. Turn Arround Strategy atau strategy untuk memutar balik, yaitu strategi yang

didesain untuk membalikkan keadaan yang dalam hal ini lebih cenderung

mengarah ke negatif menuju untuk pengelolaan.

2. Guirelle Strategy atau strategi untuk mengubah fungsi artinya strategi ini didesain

dengan merubah fungsi yang satu menjadi fungsi lain, hal ini dilakukan untuk

menuju perkembangan yang lebih baik.

d. Kuadran IV yaitu diversifikasi

Yaitu strategi untuk mendesain keanekaragaman untuk objek serta daya tarik

wisata untuk memperoleh sebuah penghasilan dana dari beberapa pihak luar. Strategi

ini terbagi antara lain:

1. Diversifikasi Concentric Strategy yaitu dirancang untuk mengurangi ancaman

2. Diversifikasi Conglometare Strategy yaitu untuk memasukkan investor agar

diadakan sebuah pertimbangan laba.


29

a. Matriks Faktor Strategy internal (IFAS)

(Amal dkk 2020 :107 menjelaskan bahwa setelah dilakukan kegiatan

identifikasi dalam faktor internal, maka kemudian disusun faktor strategi internal

melalui tahapan demi tahapan, dimana tahapan yang dimaksud antara lain:

1. Menentukan faktor kekuatan dan kelemahan untuk pengembangan pada kolom I.

2. Memberikan bobot untuk faktor dengan skala 1,0 yaitu paling penting sampai

dengan skala 0,0 atau tidak penting dan semua bobot setelah dijumlahkan

hasilnya tidak boleh melebihi 1,0.

3. Menghitung dalam kolom 3 untuk rating dalam hal ini adalah masing – masing

faktor wisata termasuk dalam sarana maupun prasarana, dan pendapatan.

menggunakan penetapan skala 4 yang berarti sangat baik. Variabel dengan sifat

positif dikategorikan kekuatan dengan penetapan nilai +1 sampai +4 yang berarti

sangat baik. Kemudian, mengalikan kolom 2 dalam hal ini adalah bobot dengan

kolom 3 yang merupakan rating, langkah ini sebagai hasil untuk kolom 4, lalu

hasilnya adalah skor untuk masing faktor dengan nilai variasi dari 4 sampai 1,0

dengan ini berarti baik dan sangat tidak baik.

4. Menjumlahkan pada kolom 4 yakni untuk skor pembobotan ini dilakukan

agar memperoleh hasil bobot untuk perusahaan yang kemudian hasilnya

digunakan oleh instansi atau organisasi dalam perbandingan untuk instansi

lain.

b. Untuk Penentuan faktor dalam strategi eksternal (EFAS)

1. Melakukan penyusunan untuk kolom 1 yang mana pada kolom peluang dan

ancaman dicantumkan sesuai fakta lapangan dengan pemberian

bobotberdasarkan skala dari yang paling penting dan tidak penting atau 1,0 dan

0,0.

2. Menghitung pada kolom 3 dalam hal ini adalah rating berdasarkan skala 4

sampai 1, jika peluang besar maka diberi rating +4, akan tetapi jika kecil maka
30

diberi rating +1.

3. Selanjutnya mengalikan kolom 2 dan 3 yaitu bobot dan rating sebagai hasil

bobot 4 kemudian skornya dalam hal ini nilainya bervariasi yaitu 4,0 dan 1,0

4. Menjumlahkan kolom 4 untuk skor bobot untuk melihat hasil keseluruhan untuk

sebuah intansi maupun perusahaan yang terkait. Skor ini pun bisa dijadikan

sebagai bahan perbandingan.

Tabel 3.2 Contoh Tabel Matriks EFAS

No Faktor – faktor Strategis Bobot Rating Bobot x


Eksternal Rating
Peluang
1 ……………… ………… ………… …………
2 ……………… ………… ………… …………
3 ……………… ………… ………… …………
4 ……………… ………… ………… …………
5 ……………… ………… ………… …………
Total X

No Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot x


Eksternal Rating
Ancaman
1 …………….. ………… ………… …………
2 …………….. ………… ………… …………
3 …………….. ………… ………… …………
4 ……………… ………… ………… …………
5 ……………… ………… ………… …………
Total Y

Keterangan :

Bobot dan rating ditentukan oleh peneliti

Nilai skor peluang - ancaman (EFAS): (X) - (Y)


31

Tabel 3.3 Contoh Tabel Matriks IFAS

No Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot x


Internal Rating
Kekuatan
1 ……………… ………… ………… …………
2 ……………… ………… ………… …………
3 ……………… ………… ………… …………
4 ……………… ………… ………… …………
5 ……………… ………… ………… …………
Total X

No Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot x


Eksternal Rating
Kelemahan
1 ……………… ………… ………… …………
2 ……………… ………... ………… …………
3 ……………… ………… ………… …………
4 ……………… ………… ………… …………
5 ……………… ………… ………… …………
Total Y

Keterangan :

Bobot dan rating ditentukan oleh peneliti

Nilai skor Kekuatan - Kelemahan (IFAS): (X) - (Y)

H. Instrumen Penelitian

Dalam instrument penelitian menjelaskan bahwa, penelitian dalam kualitatif

yaitu human instrument yang memegang kendali dalam penafsiran data dan kualitas

data, berdasarkan penelitian ini, instrumentnya adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono,

2013:305-306)

I. Keabsahan Data

(Iskandar, 2009), menjelaskan bahwa keabsahan data ini merupakan sutau


32

konsep yang begitu penting adanya yang diperbaharui dengan kredibilitas dan

validitas. Sebagaimana diketahui bahwa penelitian adalah suatu kerja ilmiah yang

didasarkan pada objektivitas dalam hal ini dipelukan adanya keabsahan data untuk

sebuah kredibilitas dan validitas. Untuk teknik yang diperlukan dalam penjamin

sebuah keabsahan data, peneliti mencantumkan sebagai berikut;

1. Triangulasi dalam sumber

Triangulasi dalam hal sumber yakniuntuk memberikan uji kredibiltas data

yang digunakan dengan adanya pengecekan data yang dihasilkan dari sumber atau

informasi. Setelah data dianalisis oleh peneliti kemudian akan dihasilkan sebuah

kesimpulan, yang didampingi kesepakatan sumber data yang diperoleh.

2. Triangulasi dalam teknik

Dalam hal ini triangulasi dengan teknik adalah menguji kredibilitas data

dengan melakukaan pengecekaan data kepada sumber diperolehnya data namun

dengan teknik yang berbeda. Misalnya pada data pertama diperoleh dengan

wawancara, maka akan dilakukan kembali pengecekan dengan cara melihat

dokumentasi.
33

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. G.Y. 2017. Pengembangan Sarana dan Prasarana Destinasi Pariwisata.


Jurnal Pariwisata. Vol 4. No 1.

Amal, Syafruddin Side, Rosmini Maru. 2020. Pengelolaan Wilayah Pesisir & Pulau -
pulau Kecil. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Arjana, I Gusti. 2017. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Depok : Rajawali Pers.

Asriandi, Ian. 2016. “Strategi Pengembangan Objek Wisata Bissappuu di Kabupaten


Sulawesi Selatan“. Skripsi. FISIP, Ilmu Administrasi, Universitas Negeri
Hasanuddin, Makassar.

Chandler.1962. Structure and Strategys : Chapter in The story Of The Industrial


Enterprice. Cambridge Mass : MITT Press.

D Prasanti. 2018. Tentang Observasi. Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Lontar. Vol
6. No 1.

Elnath, Aldi. 2015. Manajemen Strategik dan Upaya Generalisasi. Jurnal Ilmu Ekonomi
dan Social. Vol 4. No 2.

Fitriani, Nalita. 2017. Kajian tentang Oral Document Tinjauan Pada Gerakan
Dokumentalis Baru . Jurnal Dokumentasi. Vol 2, No 1.

Hunger, J David and Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis.


Yogyakarta : Andi.

Itamar Hugo. 2016. “Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Tana Toraja”.


Skripsi, FISIP, Ilmu Administrasi, Universitas Negeri Hasanuddin, Makassar.

Iskandar, 2009. Teknik Penjaminan Keabsahan Data. Jakarta : Gaung Persada Press.
Kusumadmo, E. 2013. Manajemen Strategik Pengetahuan. Yogyakarta: Cahaya Atma
Pustaka.

Mintzberg, Lampbell, Quinn, and Goshal. 2003. The Strategy Process : Consepts,Context,
Cases. New York : Doubleday.

Mukhsin, Dadan. 2014. Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Gunung Galunggung.


Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol 14, No.1.

Murphy, P. E. 1985. Tourism A Commmunity Appproach. Metheun : New York.

Neti, Sunari. 2015. Strategi Pemberdayaan Usaha mikro oleh Dinas pariwisata
perindustrian perdagangan koperasi danUMKM di Desa Parigi Kecamatan
Pangandaran. Jurnal Ilmiah Ilmu pemerintahan. Vol 1. No.4.

Pinata, I Gede, I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.


Yogyakarta : Andi.
Primaday SR. 2013. Analisis Strategi pengembangan pariwisata daerah, Study
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk. Jurnal
Administrasi. Vol 1. N0 4.
34

Quinn. 1999. Becoming A Master Manager A Competency Framework. New York : Jhon
Wiley and Sons.

Rijali. 2018. Teknik AnalisisData. Jurnaal Alhadharah. Vol 17, No.33.

Sondak. 2019. Pengabsahan data. Jurnal EMBA Vol 7. No. 1. Sugiyono. 2013.
Instrumen dan Metode Peneltian. Bandung: Alfabeta.
. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif R & D. Bandung :
Alphabeta.
Stifani Vilkanora_revisi proposal
12_removed
by Cek Turnitin Kuy

Submission date: 01-Oct-2022 12:02AM (UTC-0400)


Submission ID: 1907598381
File name: Stifani_Vilkanora_revisi_proposal_12_removed.pdf (843.11K)
Word count: 5852
Character count: 41012
5
Stifani Vilkanora_revisi proposal 12_removed
ORIGINALITY REPORT

18 %
SIMILARITY INDEX
18%
INTERNET SOURCES
9%
PUBLICATIONS
10%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
journal.lasigo.org
Internet Source 1%
2
www.scribd.com
Internet Source 1%
3
123dok.com
Internet Source 1%
4
makalah-mantap.blogspot.com
Internet Source 1%
5
Submitted to Calvary Christian College
Student Paper 1%
6
eprints.walisongo.ac.id
Internet Source 1%
7
eprints.ums.ac.id
Internet Source 1%
8
journal.unair.ac.id
Internet Source 1%
9
ejournal.umm.ac.id
Internet Source 1%
10
ppjp.ulm.ac.id
Internet Source <1 %
11
doc.majapahit.ac.id
Internet Source <1 %
12
repository.unigal.ac.id
Internet Source <1 %
13
ejournal.upnjatim.ac.id
Internet Source <1 %
14
www.handalselaras.com
Internet Source <1 %
15
Arti Yoesdiarti, Siti Masithoh, Dudi Lesmana.
"Strategi Pengembangan Agribisnis Ikan Hias
<1 %
Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor",
JURNAL MINA SAINS, 2017
Publication

16
repository.ub.ac.id
Internet Source <1 %
17
repository.iainpurwokerto.ac.id
Internet Source <1 %
18
peta-peta1.blogspot.com
Internet Source <1 %
19
Submitted to Universitas Merdeka Malang
Student Paper <1 %
20
core.ac.uk
Internet Source <1 %
21
eprints.uny.ac.id
Internet Source <1 %
22
Submitted to Universidad EAFIT
Student Paper <1 %
23
Submitted to Universitas Airlangga
Student Paper <1 %
24
edoc.site
Internet Source <1 %
25
jurnal.unigal.ac.id
Internet Source <1 %
26
Submitted to Politeknik Negeri Jember
Student Paper <1 %
27
Submitted to Sriwijaya University
Student Paper <1 %
28
absensi.fmipa.unm.ac.id
Internet Source <1 %
29
iedhazubair.blogspot.com
Internet Source <1 %
30
repository.uinsu.ac.id
Internet Source <1 %
31
id.scribd.com
Internet Source <1 %
32
Asep Hasanudin. "ANALISIS HUKUM
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA PANTAI
<1 %
JAYANTI CIANJUR TERHADAP KEWENANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR", Jurnal
Hukum Mimbar Justitia, 2019
Publication

33
jurnal.untidar.ac.id
Internet Source <1 %
34
repository.ar-raniry.ac.id
Internet Source <1 %
35
repository.ummat.ac.id
Internet Source <1 %
36
journal.stieamkop.ac.id
Internet Source <1 %
37
journal.uinsgd.ac.id
Internet Source <1 %
38
repository.radenintan.ac.id
Internet Source <1 %
39
text-id.123dok.com
Internet Source <1 %
40
I Putu Septian Putra Widana. "Strategi
promosi dalam meningkatan penjualan kamar
<1 %
pada masa pandemi covid-19 di hotel
sheraton bali kuta resort", Jurnal Ilmiah
Pariwisata dan Bisnis, 2022
Publication

41
jurnal.poliupg.ac.id
Internet Source <1 %
42
jurnal.untad.ac.id
Internet Source <1 %
43
meikelpogalad-meikelpogalad.blogspot.com
Internet Source <1 %
44
stp-mataram.e-journal.id
Internet Source <1 %
45
digilibadmin.unismuh.ac.id
Internet Source <1 %
46
ejournal.stipram.ac.id
Internet Source <1 %
47
etd.iain-padangsidimpuan.ac.id
Internet Source <1 %
48
media.neliti.com
Internet Source <1 %
49
repository.uin-suska.ac.id
Internet Source <1 %
50
repository.upi.edu
Internet Source <1 %
51
repository.usd.ac.id
Internet Source <1 %
52
sopopanisioan.blogspot.com
Internet Source <1 %
Exclude quotes Off Exclude matches Off
Exclude bibliography Off
Stifani Vilkanora_revisi proposal 12_removed
PAGE 1

PAGE 2

PAGE 3

PAGE 4

PAGE 5

PAGE 6

PAGE 7

PAGE 8

PAGE 9

PAGE 10

PAGE 11

PAGE 12

PAGE 13

PAGE 14

PAGE 15

PAGE 16

PAGE 17

PAGE 18

PAGE 19

PAGE 20

PAGE 21

PAGE 22

PAGE 23

PAGE 24

PAGE 25
PAGE 26

PAGE 27

PAGE 28

PAGE 29

PAGE 30

PAGE 31

PAGE 32

PAGE 33

PAGE 34

PAGE 35

Anda mungkin juga menyukai