Anda di halaman 1dari 73

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA BURAI

KECAMATAN TANJUNG BATU OLEH DINAS PEMUDA


OLAHRAGA DAN PARIWISATA OGAN ILIR

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

M. HALIM ALFATH
07011281823170

Konsentrasi Manajemen Sektor Publik

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA BURAI


KECAMATAN TANJUNG BATU OLEH DINAS PEMUDA
OLAHRAGA DAN PARIWISATA OGAN ILIR

Usulan Penelitian

Oleh :

M. HALIM ALFATH
07011281823170

Pembimbing I Tanda Tangan Tanggal

1. Drs. Syaifudin Zakir, M.Sc _________


NIP. 19651207199203 1 004

Pembimbing II

2. Sofyan Effendi, S.IP., M.Si _________


NIP. 19770512 200312 1 003

Mengetahui,
Ketua Jurusan

Dr. M. Nur Budiyanto, S.Sos.,MPA


NIP.19691110199401 1 001

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan ridho-

Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan Judul “Strategi

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir Dalam Mengembangkan Objek Wisata di

Desa Burai Pada Tahun 2021” yang merupakan salah satu usaha dan pencapaian penulis

dalam memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan S-1 pada jurusan Ilmu

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam penulisan skripsi ini,

maka penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Ridho-Nya sehingga saya bisa

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Kedua Orang tua-ku tersayang, Karoni dan Mulyati yang selalu mendidik, dan

mendoakanku dalam setiap hal yang telah ku perbuat dan selalu sabar dan tetap

menyayangiku dalam situasi apapun.

3. Kakak dan adik saya tersayang, yang telah mendukungku selama perkuliahan ku

berlangsung.

4. Bapak Prof. Dr. Alfitri, M.Si selaku Dekan Fisip Unsri

5. Bapak Dr. Azhar, SH., M.Sc., LL.M., LL.D. selaku Wakil Dekan I, Ibu Hoirun

Nisyak, S.Pd., M.Pd selaku wakil dekan II, dan Bapak Dr. Andries Lionardo, M.Si.

selaku wakil dekan III.

6. Bapak Drs. Syaifudin Zakir, M.Sc. dan Sofyan Effendi, S.IP., M.Si selaku

Pembimbing Skripsi saya yang telah memberikan masukan dan membimbing saya

dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen pengajar yang telah memberikan Ilmu yang bermanfaat selama

perkuliahan.

8. Selutuh Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

ii
9. Pihak Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir yang telah membantuku

dalam menyelesaikan skripsi ku.

10. Kepala Desa Burai beserta jajaran dan Karang Taruna Desa Burai.

11. Teman-Teman Seperjuanganku Administrasi Publik 2018 yang telah memberikan

semangat, serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.

12. Para Kanda dan Dinda di Himpunan Mahasiswa Islam.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi

pihak yang berkepentingan. Kritik dan Saran yang membangun ke arah yang lebih baik

untuk skirpsi ini maupun penulis, sangat diharapkan untuk perbaikan kedepannya.

Indralaya, Agustus 2022

M. Halim Alfath

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i


KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8
A. Landasan Teori ................................................................................................... 8
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 22
C. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 25
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 25
B. Definisi Konsep ................................................................................................ 25
C. Fokus Penelitian ............................................................................................... 26
D. Bagian Analisis Data ........................................................................................ 27
E. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 28
F. Informan Penelitian .......................................................................................... 29
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 30
H. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 31
I. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL PEMBAHASAN .......................... 34
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 34
B. Gambaran Umum Dinas Pemuda Olehraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir
36
C. Deskripsi Informan Penelitian .......................................................................... 46
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan..................................................................... 49
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 61
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 61

iv
B. Saran ................................................................................................................. 61
DAFTRAR PUSTAKA ............................................................................................ 63

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 22


Tabel 3.1 Teori Pengembangan Pariwisata ......................................................................... 26
Tabel 3.2 Informan Kunci ................................................................................................... 30

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 24

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peran

penting. Pariwisata adalah wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran.

Pengembangan pariwisata secara menyeluruh diharapkan dapat menciptakan lapangan

pekerjaan yang cukup besar di daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata. Pariwisata

merupakan sektor yang harus terus menerus dikembangkan pemerintah sebagai pilar

pembangunan nasional karena mampu menopang perekonomian nasional pada saat dunia

sedang mengalami krisis. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan

menyatakan bawa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan

kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan

perubahan kehidupan Lokal, Nasional, dan Global.

Pengembagan pariwisata selain mendapatkan fasilitas juga memberikan

kesejahteraan dan kenyamanan bagi masyarakat, karena pada dasarnya kenyamanan bagi

masyarakat itu tercipta dari pelayanan yang ada pada pengelola atau pemerintah itu sendiri.

Menurut (Mahsyar, 2011) Pelaksanaan pelayanan publik pada prinsipnya ditujukan kepada

manusia, sudah menjadi kodratnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara

ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

manusia.

Pariwisata memiliki sifat yang kompleks oleh karena itu dalam mengelola

pariwisata perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak seperti antara swasta, pemerintah

maupun masyarakat agar pariwisata dapat berkembang secara baik dan memberikan

manfaat bagi masyarakat. Pembanguan pariwisata mampu manggairahkan aktivitas bisnis

untuk menghasilkan manfaaat sosial, budaya, dan ekonomi yang signifikan bagi daerah.

1
2

Pariwisata juga merupakan sumber nilai strategis yang berasal dari inspirasi budaya

lokal yang dikembangkan dengan potensi lokalitasnya menjadi pengembangan kegiatan

kepariwisataan. Sebagai bentuk upaya pelestarian kearifan lokal yang tidak melupakan

nilai dan spirit budayanya maka diperlukan pengembangan objek wisata dan pengelolaan

secara berkelanjutan (Agustine, Dwinugraha:2021).

Ketika pariwisata di rencanakan dengan baik, mestinya akan dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Muncul dan berkembangnya kegiatan pada

pariwisata tidak lain karena di wilayah tersebut terdapat objek yang spesifik dan unik

sehingga memiliki daya tarik yang tidak ada di tempat lain sehingga menarik untuk

dikunjungi. Sebagaimana diketahui bahwa wisata mempunyai hakekat keunikan, kekhasan,

perbedaan, orisinalitas, keanekaragaman dan kelokalan sehingga menarik banyak orang

untuk melakukan perjalanan wisata. (Zaenuri:2018).

Berdasarkan penjelasan tentang pengembangan pariwisata yang telah dijelaskan

diatas, maka peneliti menggunakan teori pengembangan pariwisata yang dikemukakan oleh

Robert Christie Mill (2000: 168), “Pengembangan pariwisata adalah untuk memaksimalkan

keuntungan dan meminimalkan permasalahan”. Menurut Robert Christie Mill untuk

mengembangkan pariwisata memfokuskan pada empat analisa yaitu:

1. Analisa Pasar.

2. Analisa Teknik dan Perencanaan.

3. Analisa Sosio-ekonomi.

4. Analisa Bisnis dan Hukum.

masing-masing analisa diatas memiliki 2 indikator yaitu: Analisa Pasar indikatornya Daya

Tarik Wisata dan Sarana dan Prasarana Wisata. Analisa Teknik dan Perencanaan

indikatornya Anggaran dan Sumber Daya Manusia. Analisa Sosio-ekonomi indikatornya

Sosial dan Ekonomi. Analisa Bisnis dan Hukum indikatornya Promosi dan Hukum.
3

Peraturan otonomi daerah sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang nomor

22 tahun 1999 yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang nomor 32 tahun 2004

tentang pemerintah daerah, disebutkan bahwa pemerintah daerah berwenang untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas yang berlaku.

Pemberian wewenang pemerintah pusat kepada daerah diarahkan untuk mempercepat

terjadinya perubahan guna mencapai kesejahteraan masyarakat melalui kualitas pelayanan

yang juga melibatkan peran serta masyarakat.

Otonomi daerah memberikan kebebasan setiap daerah untuk mengelola sumber daya

yang ada pada setiap daerah. Misalnya pengembagan sumber daya alam dan sumber daya

manusia. Perencenaan pengembagaan dapat dimulai dengan mengenali wilayah yang akan

dijadikan sebagai lokasi pengembagan pariwisata. Hal tersebut ditunjukan untuk

meningkatkan peran dan kesejateraan masyarakat seluas-luasnya serta penyiapan sumber

daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dibidang pelayanan jasa kepariwisataan.

Terdapat salah satu daerah yang memiliki objek wisata yang tidak terlalu jauh dari kampus

dan sempat menarik perhatian orang banyak terutama di kalangan mahasiswa unsri

sehingga penelitipun berminat untuk melakukan penelitian di daerah tersebut adalah Desa

Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

Objek Wisata di Desa Burai sendiri memiliki banyak jenis wisata yang ditawarkan

sebagai berikut:

1. Wisata Religi.

2. Wisata Bahari.

3. Wisata Camping Ground.

4. Wisata Edukasi dan Kebudayaan.

5. Wisata Outbond.

6. Wisata Rawang Desa Burai


4

Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu Kabupaten di daerah Sumatera Selatan.

Sebagai sebuah Kabupaten Ogan Ilir memiliki wewenang sendiri untuk mengelola sumber

daya yang terdapat di wilayahnya. Termasuk didalamnya adalah potensi dan sumber daya

yang dapat dikembangkan untuk menunjang program ekonomi daerah di bidang pariwisata.

Seluruh objek wisata masih dalam kendali pemerintah Kabupaten Ogan Ilir melalui Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir, artinya masih mengandalkan

insentif dari pemerintah daerah, yang dalam perkembangannya dapat dikelolah oleh pihak

swasta serta masyarakat.

Pengembangan sektor pariwisata harus terus menerus di perbaharui karena

pariwisata merupakan sektor yang dianggap berpotensi untuk dikenalkan pada wisatawan

manca daerah. Pariwisata juga bisa dikategorikan suatu kebutuhan bagi masyarakat dan

kebutuhan psikis masyarakat (wisatawan) butuh kepuasan dengan apa yang mereka

inginkan. Hal tersebut memerlukan adanya suatu kebijakan yang menjadi salah satu acuan

terwujudnya di bidang pengembangan pariwisata dan peningkatan perekonomian antara

masyarakat dan pemerintah, sektor pendorong di daerah sekitar mengharapkan dampak

positif guna menunjang perekonomian masyarakat di sekitar tempat wisata tersebut, pihak

pemerintah memberikan suatu keleluasaan agar masyarakat dapat terbantu dalam hal

perekonomian. Perlunya dari pihak pemerintah sendiri menerapkan kebijakan dalam

langkah yang tepat sasaran sebagai salah satu cara guna menunjang peningkatan

perekonomian di sektor pariwisata.

Menurut Suryono (Almansya:2013) strategi pada prinsipnya berkaitan dengan

kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, penentuan cara-cara atau

metode penggunaan sarana dan prasarana. Oleh karena itu strategi juga harus didukung

oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi

dan peranannya dalam pengembangan pariwisata daerah, pemerintah daerah haruslah


5

melakukan berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata.

Pemerintah berperan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan dan

mengembangkan kebijakan terkait pariwisata. Pemerintah daerah dapat melihat potensi

yang ada di daerahnya dan mengelolah potensi tersebut dengan memberikan strategi dalam

mencapai tujuan kebijakan. Pengembagan pariwisata selain memperoleh fasilitas juga

memberikan kesejahteraan dan kenyamanan bagi masyarakat, karena pada dasarnya

kenyamanan bagi masyarakat itu tercipta dari pelayanan yang ada pada pengelola atau

pemerintah itu sendiri.

Berdasarkan hasil observasi langsung yang dilakukan peneliti ke lokasi wisata dan

juga wawancara singkat kepada pengurus Kelompok Sadar Wisata Desa Burai, peneliti

melihat adanya penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2020 dibandingkan tahun

sebelumnya 2019 dan tahun berikutnya 2021. Berikut data pengunjung wisata desa burai

tahun 2019,2020, dan 2021.

Tabel 1.1

Data Pengunjung Wisata Desa Burai Tahun Januari 2019 – Desember 2021

NO BULAN/TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG KETERANGAN


1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1 Januari 2019 422 Orang 4. Wisata Outbond
5. Wisata Rawang
6. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
2 Februari 2019 375 Orang 4. Wisata Outbond
5. Wisata Rawang
6. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
3 Maret 2019 351 Orang
3. Wisata Edukasi
4. Wisata Outbond
6

5. Wisata Rawang
6. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
4 April 2019 234 Orang
3. Wisata Edukasi
4. Wisata Outbond
1. Wisata Bahari
5 Mei 2019 187 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
6 Juni 2019 237 Orang
3. Wisata Edukasi
4. Wisata Outbond
1. Wisata Bahari
7 Juli 2019 153 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
8 Agustus 2019 105 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
9 September 2019 129 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
10 Oktober 2019 110 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Edukasi
2. Wisata Outbond
11 November 2019 174 Orang 3. Wisata Rawang
4. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
12 Desember 2019 200 Orang 4. Wisata Outbond
5. Wisata Rawang
6. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
13 Januari 2020 190 Orang
4. Wisata Outbond
5. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
14 Februari 2020 186 Orang
3. Wisata Edukasi
4. Wisata Outbond
1. Wisata Bahari
15 Maret 2020 173 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
7

1. Wisata Bahari
16 April 2020 123 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
17 Mei 2020 96 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Outbond
18 Juni 2020 156 Orang 2. Wisata Rawang
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
19 Juli 2020 66 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
20 Agustus 2020 75 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
21 September 2020 111 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
22 Oktober 2020 130 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
23 November 2020 112 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
24 Desember 2020 200 Orang 3. Wisata Edukasi
4. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Religi
25 Januari 2021 100 Orang 2. Wisata Bahari
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Edukasi
2. Wisata Bahari
26 Februari 2021 175 Orang
3. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Edukasi
27 Maret 2021 190 Orang
2. Wisata Bahari
1. Wisata Edukasi
28 April 2021 200 Orang
2. Wisata Bahari
1. Wisata Bahari
29 Mei 2021 215 Orang
2. Wisata Edukasi
1. Wisata Religi
30 Juni 2021 235 Orang 2. Wisata Bahari
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Religi
31 Juli 2021 270 Orang 2. Wisata Bahari
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
32 Agustus 2021 125 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
33 September 2021 150 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
34 Oktober 2021 155 Orang
2. Wisata Religi
8

1. Wisata Bahari
35 November 2021 170 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
36 Desember 2021 270 Orang 3. Wisata Edukasi
4. Wisata Camping
Ground
Sumber: Pokdarwis Burai Indah

Berdasarkan data pengunjung diatas pada tahun 2020 memiliki pengunjung paling

sedikit dibandingkan tahun 2019 dan 2021. Peneliti juga menemukan masalah lain ketika

melakukan observasi langsung ke lapangan dan wawancara singkat kepada pengurus

kelompok sadar wisata desa burai bahwasanya selain karena adanya Pandemi Covid-19

sebagai faktor penurunan pengunjung wisata terdapat faktor lain yaitu Keterbatasan

Sumber Daya Manusia. Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki menjadi

persoalan yang mendasar untuk mengembangkan sektor pariwisata di desa burai. Karena

untuk mengembangkan wisata di desa burai ini dibutuhkan sumber daya manusia yang

memadai. Kondisi diatas menunjukkan bahwa perlu adanya peran aktif dari pemerintah

khususnya Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir agar pariwisata di desa burai

dapat dikelola degan baik. Sehingga pariwisata dapat berkembang sesuai dengan apa yang

diharapkan dan juga dapat memberikan maanfaat bagi masyarakat setempat.

Maka dari itu, diperlukan penelitian lebih lanjut yang diharapkan dapat menemukan

permasalahan terkait dengan judul mengenai “Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan

Pariwisata Ogan Ilir Dalam Mengembangkan Objek Wisata Di Desa Burai Pada

Tahun 2020”.
9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitin ini adalah:

Bagaimana Strategi Dinas Penuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir Dalam

Mengembangkan Objek Wisata Di Desa Burai Pada Masa Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

Mengetahui Strategi Dinas Penuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir Dalam

Mengembangkan Objek Wisata Di Desa Burai Pada Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang diharpkan dapat dapat dicapai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembagaan ilmu

pegetahuan tentang Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir

Dalam Mengembangkan Objek Wisata di Desa Burai Kabupaten Ogan Ilir.

2. Secara Praktis

a. Bagi Masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan dan kesadaran

masyarakat setempat serta memberikan nilai tambah akan besarnya omset

pendapatan masyarakat. Selain itu penelitian ini dapat memberikan gambaran

pengetahuan serta informasi bagi yang membutuhkan.

b. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan

oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan pariwisata di Kabupaten OganIlir.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Strategi

Strategi menurut Hadari (2012) secara etimologis berarti penggunaan kata

“strategik” dalam manajemen sebuah organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara dan

taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan organisasi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program

tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Dengan kata lain, strategi adalah

pilihan dan rute yang tidak hanya sekedar mencapai suatu tujuan akan tetapi strategi juga

dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi di dalam lingkungan

hidup dimana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya.

Menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka

panjang yang hendak dicapai. Strategi menjadi hal penting dalam pengembangan visi

misi untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut

Anthony, Parrrewe dan Kacmar (1999) strategi didefinisikan sebagai formulasi misi dan

tujuan organisasi, termasuk didalamnya adalahrencana aksi (actions plans) untuk

mencapai tujuan tersebut secara eksplisit dengan mempertimbangkan kondisi persaingan

dan pengaru-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak

berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi (Nainggolan, 208).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu dan seni yang

menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksaan tertentu dalam

perang dan damai. Selain itu pengertian dari strategi menurut para ahli yang lain seperti

Quinn (1990:10) menyebutkan bahwa strategi adalah pola atau rencana yang

8
9

mengintegrasikan tujuan, kebijakan dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif,

dimana sebuah strategi yang baik akan dapat membantu organisasi dalam

mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam bentuk unik berbasis kompetensi

internal serta kemampuan mengantisipasilingkungan.

Strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan- tujuan

utama, kebijakan-kebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi

suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan baik akan membantu

penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu

bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan

kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan, serta kesatuan

pergerakan menurut Quinn dalam (Hutapea,2017).

Marus dalam Ummar (2002:31) menerangkan strategi sebagai suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang,

disetai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Strategi didefinisikan khusus sebagai tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa

yang diharapkan oleh para pelanggan masadepan.

Menurut Salusu (2003) Strategi adalah seni menggunakan kecakapan dan sumber

daya suatu orgaanisasi untuk mencapai sasaranya melalui hubungan yang efektif dengan

lingkungan dan kondisi yang paling mengutungkan. Sumber daya dalam hal ini: sumber

daya manusia, dana, sarana dan prasarana serta regulasi.

2. Jenis-jenis Strategi

Adapun jenis-jenis strategi di dalam buku Konsep Manajemen Strategis, David

dalan (Asriandy, 2016) menjelaskan bahwa ada beberapa jenis strategi alternatif, yaitu:
10

1. Strategi Integrasi

Strategi integrasi merupakan jenis strategi yang membolehkan sebuah

perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Jenis-

jenis integrasi adalah sebagai berikut:

a. Integrasi ke Depan

Integrasi ke depan adalah jenis integrasi yang berkesinambungan dengan

penghasilan untuk mendapatkan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas

distributor atau peritel.

b. Integrasi ke Belakang

Integrasi ke belakang adalah jenis integrasi yang mendasar pada mengusahakan

kepemilikan atau kendali yang lebih besar ataspemasok perusahaan.

c. Integrasi Horizontal

Integrasi horizontal adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan

atau kendali yang lebih besar atas pesaing

2. Strategi Intensif

Strategi intensif adalah jenis strategi yang mengharuskan adanya upaya

intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini

ingin membaik. Jenis-jenis intensif adalah sebagai berikut:

a. Penetrasi Pasar

Penetrasi Pasar adalah jenis strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa

pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya

pemasaran yang lebih besar.

b. Pengembangan Pasar

Pengembangan Pasar adalah jenis strategi yang memperkenalkan produk atau

jasa saat ini ke wilayah geografis baru.


11

c. Pengembangan Produk

Pengembangan Produk adalah jenis strategi yang mengupayakan peningkatan

penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan

produk atau jasa baru.

3. Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi adalah suatu jenis strategi dimana perusahaan

menambah produk atau jasa baru untuk membantu meningkatkan penjualan

perusahaan.Jenis-jenis diversifikasi adalah sebagai berikut :

a. Diversifikasi Terkait

Diversifikasi terkait adalah jenis strategi dimanaperusahaan menambah produk

atau jasa yang baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan

yanglama.

b. Diversifikasi tak Terkait

Diversifikasi tak terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan menambah

produk atau jasa yang baru namun keduanya tidak saling berkaitan sama sekali

dan gangaris bisnis anta perusahaan yang sebelumnya.

4. Strategi Defensif

Strategi defensif adalah jenis strategi dimana kondisi perusahaan sedang

mengalami penurunan sehingga harus melakukan restrukturisasi melalui

penghematan biaya dan asset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang

sedang menurun. Jenis-jenis defensif adalah sebagai berikut :

a. Penciutan

Penciutan adalah strategi dimana dilakukan pengelompokan ulang (regrouping)

melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang

menurun.
12

b. Divestasi

Divestasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan suatu divisi atau atau

bagian dari suatu organisasi guna untuk mengoptimalkan dana yang

dibutuhkan.

c. Likuidasi

Likuidasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan seluruh asset perusahaan,

secara terpisah-pisah, untuk kekayaan berwujudnya.

3. Tipe-Tipe Strategi

Menurut Koteen dalam Salusu (Oktosilva, 2018) ada empat tipe-tipe strategi antara

lain:

1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi)

Strategi ini merupakan penentuan strategi misi, tujuan, nilai-nilai, dan

inisiatif- inisiatif stratejik yang baru. Strategi ini juga merupakan pembatas-

pembatas yaitu apa yang diperlukan dan untuk siapa.

2. Program Strategy (Strategi Program)

Fokus utama strategi ini adalah implikasi-implikasi stratejik dari suatu

program tertentu tentang dampak apabila sutatu program dilacarkan atau

diperkenalkan.

3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber daya)

Strategi ini berfokus untuk memaksimalkan pemenfaatan sumber daya

esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja.

4. Institutional Strategy ( Strategi Kelembagaan)

Strategi ini berfokus pada pengembagan kemampuan organisasi untuk

melaksanakan inisiatif-inisiatif organisasi.


13

4. Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam

merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas

fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Atau definisi

lainnya serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen

puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi tersebut.

Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada

penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai

sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis adalah cara dengan jalan mana para

pencari strategi menentukan sasaran dan pengambilan keputusan.

Perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman berimplikasi kepada

munculnya kebutuhan untuk menyusun strategi yang tidak hanya berdasarkan pada

perhitungan sederhana, kebijakan-kebijakan yang telah mapan, bahkan terhadap aturan-

aturan yang telah dibuat. Kajian manajemen strategi dalam konteks organisasi menjadi

kebutuhan yang sangat penting. Bahkan organisasi mapan yang telah lama menjadi ikon

dan memimpin para kompetitornya selama berpuluh tahun pun dapat secara cepat

tertinggal akibat mengabaikan manajemen strategis. Pengabaian terhadap manajemen

strategis dapat menyebabkan organisasi gagal dalam beradaptasi terhadap dinamika

lingkungan, gagal mengantisipasi perkembangan zaman apa lagi menciptakan

perubahan. Manajemen strategis menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat,

muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat semakin

kompleksnya dinamika lingkungan organisasi (Hunger, Wheelen, 2003).

Manajemen Strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang

dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari

organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategis dapat dua bagian yang
14

saling berhubungan yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaaan dari hasil

perencanaan strategi tersebut (Triton PB, 2007).

Bidang ilmu ini melihat pengelolaan organisasi secara menyeluruh dan berusaha

menjawab tantangan perubahan lingkungan. Ciri khusus manajemen strategis adalah

penekanan pada pengambilan keputusan strategis, keputusan strategis berhubungan

dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara

keseluruhan.

5. Pengembangan Objek Wisata

Pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju,

baik, sempurna dan berguna. Sedangkan menurut (Bakaruddin, 2008) adalah usaha-

usaha yang dilakukan oleh manusia sebagai subjek untuk mengarahkan perubahan yang

terjadi pada suatu objek. Pengembangan bisa juga diartikan sebagai perubahan kearah

yang lebih komplek.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:534), mendefinisikan pengembangan

berarti proses, cara, perbuatan pengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan

menggerakkan tenaga orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan

dan tujuan organisasi, proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang

terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.

Robert Christie Mill mengemukakan pengembangan pariwisata harus

memperhatikan empat hal berikut:

1. Analisa Pasar.

2. Analisa Teknik dan Perencanaan.

3. Analisa Sosio-ekonomi.

4. Analisa Bisnis dan Hukum


15

Dari empat analisa dalam pengembangan pariwisata tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut;

1. Analisa Pasar

a. Daya Tarik Wisata

Tujuannya adalah merangkum pembangunan pariwisata di sebuah kawasan,

karena harus diketahui objek wisata apa yang dimiliki sehingga bisa menarik

wisatawan datang. Salah satu cara untuk menentukan subyek ini adalah

membedakan antara daya tarik inti dan daya tarik pendukung. Daya tarik inti

merupakan alasan utama mengapa wisatawan mau datang ketempat itu. Daya

tarik inti bisa berupa daya trik alam seperti iklim, flora dan fauna, ciri lingkungan

alam khusus, goa, jeram niaga, panorama alam. Daya tarik budaya seperti

monumen purbakala, sejarah dan budaya, seni, kerajinan dan arsitektur lokal,

festival budaya, keramahan penduduk. Sedangkan daya tarik pendukung adalah

daya tarik yang dibangun disekeliling daya tarik inti, daya tarik pendukung berupa

jenis atraksi khusus, seperti taman hiburan, pusat perbelanjaan, rekreasi dan

fasilitas olahraga.

b. Sarana Prasarana Wisata

Tujuan sarana prasarana wisata ini adalah melakukan pendataan terhadap

fasilitas-fasilitas yang sudah ada bagi wisatawan dikawasan objek wisata dan

yang belum ada sehingga harus dibangun untuk para wisatawan seperti : tempat

penginapan, akomodasi, tempat penjualan makanan dan minuman, fasilitas

kesehatan, keamanan, informasi wisata, jaringan telekomunikasi, pompa bensin,

listrik dan toko-toko eceran para wisatawan.


16

B. Analisa Teknik dan Perencanaan

a. Anggaran

Seberapa besar jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk pengembangan suatu

objek wisata.

b. Sumber Daya Manusia

Kualitas dan Kuantitas sumber daya manusia sangat mempengaruhi bagaimana

progress perkembangan suatu objek wisata.

C. Analisa Sosio-ekonomi

a. Sosial

Pariwisata akan mempengaruhi kehidupan penduduk dikawasan tersebut karena

akan lebih banyak pengunjung datang kekawasan tersebut. Masalahnya adalah

menentukan sikap umum penduduk dikawasan tempat pengembangan atau

pembangunan pariwisata.

b. Ekonomi

Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kepada kelompok atau

komunitas masyarakat dikawasan wisata sebagai bagian dari program

pengembangan pariwisata.

D. Analisa Bisnis dan Hukum

a. Promosi

Promosi berperan sebagai mesin ekonomi nasional bahkan global yang mendorong

produktivitas suati objek wisata.

b. Hukum

Tujuan analisis ini adalah menentukan kemana arah pemerintah mempengaruhi

pengembangan pariwisata dan juga mengidentifikasi landasan hukum atau aturan-

aturan, baik itu Undang-undang maupun Peraturan Daerah yang akan menjadi
17

pedoman dalam pengembangan pariwisata. Analisa ini berfungsi sebagai pedoman

bagi para pengembang pariwisata atau pihak swasta dalam melewati aturan-aturan

resmi yang rumit dan mempengaruhi dalam pengembangan pariwisata.

Adapun alasan peneliti menggunakan teori dari konsep pengembangan pariwisata

yang dikemukan oleh Robert Christie Mill tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana

stategi pengembangan pariwisata yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Ogan Ilir dan agar pengembangan wisata dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan

memperhatikan konsep pengembangan pariwisata, yang terdiri dari analisa pasar, analisa

teknik dan perencanaan, analisa sosioekonomi, analisa bisinis dan hukum, karena konsep

tersebut sebagai penunjang keberhasilan pengembangan wisata yang dilakukan di suatu

daerah tujuan wisata.

Menurut Oka (2008) Pengembangan adalah usaha atau cara untuk memajukan serta

mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah

tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat

yang ada di sekitarnya. Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang

matang sehingga bermanfaat baik bagi masyarakat, baik juga dari segi ekonomi, sosial dan

juga budaya.

Pengembangan suatu objek wisata menjadi daerah tujuan wisata yang dapat

diandalkan serta ditentukan oleh berbagai produk wisata yang harus dimiliki daerah

tersebut, faktor-faktor tersebut yaitu adanya objek yang disaksikan dan mempunyai daya

tarik khusus serta berbeda dengan daerah lainnya, ada atraksi wisata yang disajikan untuk

wisatawan, ada oleh-oleh khusus dari kawasan objek wisata yang akan dibeli dan dibawa

pulang, serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti restoran,

penginapan, transportasi, komunikasi dan lainnya.


18

Menurut (Oka, 2008) suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata yang baik,

harus mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk dikunjungi, yakni:

1. Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see)

Adanya sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal ini objek wisata yang

berbeda dengan tempat-tempat lain (mempunyai keunikan tersendiri). Disamping

itu perlu juga mendapat perhatian terhadap atraksi w isata yang dapat dijadikan

sebagai entertainment bila orang berkunjungnantinya.

2. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy)

Terdapat sesuatu yang menarik yang khas untuk dibeli dalam hal ini

dijadikan cendramata untuk dibawa pulang ke tempat masing-masing sehingga di

daerah tersebut harus ada fasilitas untuk dapat berbelanja yang menyediakan

souvenir maupun kerajinan tangan lainnya dan harus didukung pula oleh fasilitas lainnya

seperti money changer dan bank.

3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do)

Suatu aktifitas yang dapat dilakukan ditempat itu yang bisa membuat orang

yang berkunjung merasa betah ditempat tersebut.

Pengembangan objek wisata ditentukan oleh kemampuan pihak-pihak pengelola

wisata daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya suatu daerah

dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata ditentukan oleh pihak pengelola dan sikap

masyarakat (Oka, 2008) Direktur jendral pariwisata juga telah menegaskan bahwa

berhasilnya pengembangan objek wisata suatu daerah harus ditunjang pula dengan

kerjasama yang baik antara unsur-unsur kepariwisataan yaitu pemerintah, swasta,

pengelola dan partipisipasi masyarakat di daerah tujuan wisata. Perlu adanya keterpaduan

dan kerjasama yang baik antara unsur-unsur kepariwisataan dalam upaya pengembangan

objek wisata. Dalam hal ini peranan pengelola dan masyarakat sangat penting.
19

Pengertian masyarakat mencakup tiga komponen yaitu:

1. Komponen pemerintah, yaitu adanya suatu usaha untuk mampu meningkatkan

sumber dana dan menciptakan lapangan kerja yang luas bagi seluruh warga.

2. Komponen penyelenggara, yaitu dengan berusaha untuk dapat terselenggara dengan

lancar dan dapat diberikan keuntungan sebesar mungkin dari kegiatan pariwisata

3. Komponen masyarakat sebagai pemilik wilayah dan pendukung serta pelaku budaya

setempat berusaha mengupayakan, melestarikan wilayah, dan kehidupan di alam

budayanya agar tidak tercemar (Nyoman,2002)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan pengembangan adalah upaya memperluas atau

mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu

keadaan yang lebih lengkap, lebih besar atau lebih baik, memajukan sesuatu dari yang

lebih awal kepada yang lebih akhir dan dari yang sederhana kepada yang lebih komplek.

Menurut Chafid Fandeli dalam skripsi (Asriandy,2016) obyek wisata adalah

perwujudan dari pada ciptaan manusia, tatahidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan

tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.

Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada

keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya.

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan

secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Seorang wisatawan berkunjung kesuatu tempat/daerah/negara karena tertarik oleh sesuatu

yang menarik dan menyebabkan wisatawan berkunjung ke suatu tempat/daerah/negara

disebut daya tarik dan atraksiwisata (Sammeng,2001). Desa wisata adalah sebuah kawasan

pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata.

Hadiwijoyo (2012) menyatakan bahwa desa wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang

menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan kehidupan sosial, ekonomi,


20

adatistiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang

khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk

dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya atraksi, akomodasi,

makanan-minuman dan kebutuhan wisata lainya. Sedangkan Chusmeru (2010)

mendefinisikan desa wisata sebagai bentuk integrasi antra atraksi, akomodasi dan fasilitas

pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu

dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Wisata atau Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan juga didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah

dan Pemerintah Daerah, sedangkan Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang

terkait dengan pariwisata dan bersifat multi dimensi serta multidisiplin yang muncul

sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.

Penyelenggaraan Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan tentang daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam waktu tertentu.

6. Jenis-Jenis Objek Wisata

Penggolongan jenis objek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang diperlihatkan

oleh tiap-tiap objek wisata. Menurut Mappi dalam skripsi (Asriandy, 2016) Objek wisata

dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu:

1. Objek wisata alam, misalnya: laut, pantai, gunung (berapi), danau, sungai, fauna

(langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dan lain-lain

2. Objek wisata budaya, misalnya: upacara kelahiran, tari-tari (tradisional), musik

(tradisional), pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun kesawah, upacara panen,
21

cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain

tenun (tradisional), tekstil lokal, pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum

dan lain-lain.

3. Objek wisata buatan, misalnya: sarana dan fasilitas olahraga, permainan (layangan),

hiburan (lawak atau akrobatik, sulap), ketangkasan (naik kuda), taman rekreasi, taman

nasional, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain.

Dalam membangun objek wisata tersebut harus memperhatikan keadaan sosial

ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai agama, adat

istiadat, lingkungan hidup, dan objek wisata itu sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik

wisata dapat dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha maupun individu dengan melibatkan

dan bekerjasama pihak- pihak yangterkait.

Dalam UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik

wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran

atau tujuan kunjungan wisatawan. Kata wisatawan merujuk kepada orang. Secara umum

wisatawan menjadi bagian dari traveler atau visitor (Pitana & Diarta,2009)

Berdasarkan hal tersebut diatas, objek wisata dapat diklasifikasikan berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia. Pada dasarnya objek

wisata di Desa Burai ini merupakan hasil buatan manusia karena rumah warna-warni di cat

sendiri melalui campur tangan manusia.


22

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti Tahun Kesimpulan

1. Strategi Pemerintah Wahyudi 2020 Adapun beberapa implementasi strategi

Daerah Dalam Setiawan pengembangan yang teridentifikasi yang

Pengembangan Objek dilakukan yakni: 1. Pengembangan

Wisata Air Terjun yangdilakukan harus berfokus pada satu titik. 2.

AGAL Desa Merente Keterlibatan semua elemen-elemen yang

Kecamatan Alas terkait. 3. Mengidentifikasi secara menyeluruh

Kabupaten Sumbawa terhadap objek yang akan dikembangkan. 4.

Melakukan pelatihan-pelatihan baik pemandu

wisata, pelaku wisata dan pengelola wisata. 5.

Koordinasi yang terus dilakukan kepada

pemerintah dan warga sekitar kawasan objek

wisata.

2. Strategi Tigor 2020 Teori Robert Christie Mill dilanjutkan dengan

Pengembangan Batubara Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan

Wisata Candi Padang sarana dan prasarana yang ada sudah

Ronco Oleh Dinas mendpatkan perhatian walaupun masih kurang

Pariwisata Kabupaten memadai. Para pegawai sudah dapat

Dharmasraya Provinsi melaksanakan tugas dan fungsinya walaupun

Sumatera Barat kualitas SDM masih tergolong rendah,

partisipasi masyarakat cukup tinggi walaupun

sampai saat ini promosi masih minim serta

belum adanya peraturan tentang

kepariwisataan.
23

3. Strategi M. Ryan 2019 Kurangnya partisipasi masyarakat dan

Pengembangan Saputra dan pelaksaan program yang masih bercorak top-

Wisata di Kawasan Dra. down membuat kinerja kelembagaan pada

Gunung Andong Rodhiyah. program SLBM masih belum optimal. Upaya

Magelang Su penguatan kelembagaanke arah interaksi sosial

melaului kerjasama kolaboratifdi antara

segenap stakeholders penting dilakukan untuk

membuat pelaksanaan program berbasis

masyarakat. Dengan demikian kemanfaatan

program akan dapat dirasakan oleh semua

masyarakat.

4 Strategi Pemerintah Risman 2020 Indikator Teori Pengembangan Pariwisata

Dalam Aprianto Robert Christie Mill. Dampak yang

Mengembangkan ditimbulkan oleh objek wisata kebun apel ini

Objek Pariwisata sangat baik dalam sector pemberdayaan

Kebun Apel di Desa masyarakat. Selain itu keadaan atau kondisi

Bonto Lojong baik dari segi tanah maupun udara pegunungan

Kecamatan Ulu Ere yang sangat baik untuk bercocok tanam

Kabupaten Bantaeng sehingga untuk tanaman apel cocok di

budidayakan.
24

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan


Pariwisata Ogan Ilir Dalam
Mengembangkan Objek Wisata Di Desa
Burai Pada Masa Pandemi Covid 19

Analisa Bisnis dan


Analisa Pasar Hukum

Analisa Teknik dan Analisa Sosio-ekonomi


Perencanan

Pengembangan Objek
Wisata Desa Burai
25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang

valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan

tertentu sehingga proses selanjutnya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah tertentu (Sugiyono, 2013:3).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian ini digunakan untuk menganalisis tentang strategi Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Ogan Ilir dalam mengembangkan objek Wisata Desa Burai. Peneliti akan

mengumpulkan data dengan melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi sehingga

peneliti harus turun langsung kelapangan untuk mendapatkan data yang valid.

B. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang

dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam

mengoperasionalkannya dilapangan. Maka akan ditentukan definisi konsep yang

berhubungan dengan yang akan penulis teliti.

Menurut Oka (2008) Pengembangan adalah usaha atau cara untuk memajukan serta

mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah

tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat

yang ada di sekitarnya. Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang

matang sehingga bermanfaat baik bagi masyarakat, baik juga dari segi ekonomi, sosial dan

juga budaya.

Pengembangan objek wisata ditentukan oleh kemampuan pihak-pihak pengelola

wisata daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya suatu daerah
26

dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata ditentukan oleh pihak pengelola dan sikap

masyarakat. Direktur jendral pariwisata juga telah menegaskan bahwa berhasilnya

pengembangan objek wisata suatu daerah harus ditunjang pula dengan kerjasama yang baik

antara unsur-unsur kepariwisataan yaitu pemerintah, swasta, pengelola dan partipisipasi

masyarakat di daerah tujuan wisata.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilakukan langsung di lokasi objek wisata yaitu di Desa Burai,

Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teori pengembangan pariwisata yang dikemukakan oleh Robert

Christie Mill (2000: 168), “Pengembangan pariwisata adalah untuk memaksimalkan

keuntungan dan meminimalkan permasalahan”. Menurut Robert Christie Mill untuk

mengembangkan pariwisata memfokuskan pada empat analisa yaitu :

1. Analisa Pasar

2. Analisa Teknik dan Perencanaan

3. Analisa Sosio-ekonomi

4. Analisa Bisnis dan Hukum

Tabel 3.1
Teori Pengembangan Pariwisata

Konsep Dimensi Indikator


Pengembangan Analisa Pasar 1. Daya Tarik Wisata
Pariwisata 2. Sarana Prasarana Wisata
(Robert Christie Analisa Teknik dan 1. Anggaran
Mill 2000) Perencanaan 2. Sumber Daya Manusia

Analisa Sosio-ekonomi 1. Sosial


2. Ekonomi
Analisa Bisnis dan Hukum 1. Promosi
2. Hukum
Sumber: Hasil olahan peneliti mengacu teori Robert Christie Mill 2000
27

D. Bagian Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah mengacu pada konsep

Miles dan Huberman dalam (Said 2011) yaitu interactive model yang mengklasifikasikan

analisis data menjadi tiga bagian yaitu:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Semua data yang diperoleh dilapangan akan ditulis dalam bentuk uraian

secara lengkap dan banyak. Kemudian data tersebut direduksi yaitu data

dirangkum, membuat kategori, memilih hal-hal yang pokok dan penting yang

berkaitan dengan masalah. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dari hasil wawancara dan observasi.

b. Data Display (penyajian Data)

Setelah melakukan reduksi data, peneliti selanjutnya melakukan tahap ke

dua yakni penyajian data dimana data dan informasi yang sudah diperoleh

dilapangan dimasukkan ke dalam suatu bentuk tabel.

c. Condusion drawing/verification (menarik kesimpulan/verifikasi)

Setelah penyajian data, peneliti kemudian menyimpulkan data-data atau

informasi yang telah diperoleh dan disajikan. Penjelasan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa tujuan dari analisis data untuk menganalisis hal-hal yang masih

perlu diketahui mengenai data-data yang telah diperoleh di lapangan, informasi yang

perlu dicari dan kesalahan yang harus diperbaiki.

Analisis merupakan suatu penelitian mengenai satuan yang dapat berupa individu,

kelompok atau organisasi, dan masyarakat yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian.

Bagian analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat, yaitu masyarakat di Desa Burai.

Dari bagian analisis yang telah ditentukan maka peneliti akan mengetahui Strategi Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir dalam mengembangkan objek Desa Burai.
28

E. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian ini digunakan untuk menganalisis tentang strategi Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Ogan Ilir dalam mengembangkan objek Desa Burai. Peneliti akan

mengumpulkan data dengan melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi sehingga

harus turun langsung kelapangan untuk mendapatkan data yang real.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan, tanggapan-tanggapan serta tafsiran yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan studi kepustakaan untuk memperjelas gambaran hasil penelitian.

Data yang diperlukan dalam penelitian bersumber dari data primer dan data

sekunder:

1. Data Primer

Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data primer adalah pengambilan data dengan instrumen

pengamatan, wawancara, observasi dan penggunaan dokumen. Data primer berupa

teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan informan yang

sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh

peneliti (Sarwono, 2006:209). Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan terkait pengembangan

obyek wisata. Untuk mengetahui informasi tentang bagaimana perkembangan

obyek wisata, maka peneliti akan mencari informasi kepada informan yang menjadi

sumber utama. Dalam melakukan penelitian ini, yang nantinya akan menjadi data

primer adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata. Informan ini dianggap dapat

memberikan informasi mengenai strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

dalam mengembangkan objek wisata di Desa Burai pada tahun 2020.


29

2. Data Sekunder

Sumber Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Data

sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti

dengan cara membaca, melihat, atau mendengar (Sarwono, 2006: 209-210).

Sumber data ini akan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data-data dan

menganalisis hasil dari penelitian. Sumber data sekunder dari penelitian ini berasal

dari sumber-sumber, seperti: dokumen-dokumen data statistik, buku, majalah,

koran dan arsip-arsip yang berhubungan erat dengan permasalahan yang diteliti.

artikel ilmiah, buku-buku serta gambar. Sumber data ini akan menjadi pendukung

dari pernyataan-pernyataan yang akan dihasilkan dari narasumber pada data primer.

F. Informan Penelitian

Menurut (Moleong 2017:132) informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian sehingga dengan ini

informan harus banyak mempunyai pengalaman terkait dengan latar penelitian. Teknik ini

bertujuan untuk memperoleh informasi dari informan yang benar-benar mengetahui dan

menguasai keadaan yang ada serta dapat memberikan informasi yang relevan mengenai

permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan

kunci, yaitu orang-orang yang memahami permasalahan yang akan diteliti.


30

Tabel 3.2
Informan Kunci

No Informan Jumlah Informan

1 Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata 1 Orang

Ogan Ilir

2 Kepala Bidang Bagian Perencanaan Dinas 1 Orang

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir

3 Kepala Desa Burai 1 Orang

4 Kepala Pengelola Wisata di Desa Burai 1 Orang

5 Masyarakat Sekitar Objek Wisata 2 Orang

6 Pengunjung 3 Orang

Sumber: Hasil olahan peneliti berdasarkan Moleong 2017

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

kepada responden secara langsung (Siswanto, 2011:58) Peneliti mengadakan tanya

jawab dengan para informan untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang ada

kaitannya dengan masalah pembahasan skripsi ini dalam hal melakukan wawancara

digunakan pedoman pertanyaan yang disusun berdasarkan kepentingan masalah

yang diteliti.

2. Observasi

Penelitian dengan pengamatan langsung tentang bagaimana objek wisata

Desa Burai yang dikelolah oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Ogan Ilir dengan mengidentifikasi strategi pengembangan objek wisata Desa Burai

Ogan Ilir.
31

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, skirpsi, buku, surat kabar dan majalah.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif.

Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan. Menurut Moleong (2004:280- 31 281), “Analisis data adalah

proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data”. Adapun tahapan dalam analisis ini yaitu:

1. Reduksi Data

Tahap ini peneliti melakukan proses seleksi, pemfokusan perhatian untuk

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang diperoleh pada

lapangan langsung.

2. Penyajian Data

Penyajian Data dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti untuk melihat

gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Batasan yang

diberikan dalam penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dalam tahap ini peneliti akan menyusun sekumpulan informasi dalam

bentuk uraian, table, dan foto atau gambar sejenisnya yang berkaitan dengan

Strategi Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisaata dalam mengelola dan

mengembangkan Objek Wisata.


32

3. Penarikan Kesimpulan

Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan

mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan

dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.

Pada penelitian ini, data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dicari pola, tema

serta hal-hal yang sering muncul, yang dituangkan dalam kesimpulan.


33

I. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi menjadi 5 (lima) bab dengan urutan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang ditunjukan untuk memahami tulisan secara

garis besar yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian.

BAB II TINJAUN PUSTAKA

Bab ini merupakan bagian yang menguraikan acuan teori dan penelitian terdahulu yang

menjadi pendukung dalam penelitian tentang Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata dalam Mengembangkan Objek Wisata di Desa Burai Pada Tahun 2020.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan bagian yang menguraikan tentang metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan inti dari penulisan yang berisi analisis data dari hasil penelitian di

lapangan yang diperoleh melalui data wawancara dan observasi peneliti pada Strategi

Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Objek Wisata Di Desa

Burai Pada Tahun 2020.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang terdiri dari kesimpulan hasil penelitian

serta saran yang diajukan sebagai perbaikan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
34

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN HASIL PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Desa Burai (Desa Wisata Warna Warni)

Desa Burai adalah desa yang sudah ada sejak masa kerajaan sriwijaya, hal ini dapat

dibuktikan dengan letak wilayah Desa Burai yang berada di sepanjang bantaran Sungai

Kelekar yang bermuara pada Sungai Musi, dikarenakan banyak kegiatan sehari- hari

dilakukan melalui perairan. Selain itu, ada juga bukti dari makam-makam keramat yang

berada di desa Burai, adapun makan-makan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Makam PUYANG DARUSSALAM yang terletak di Dusun I

2. Makam PUYANG BANG TAWI SAKTI yang terletak di Dusun I

3. Makam PUYANG TUAN SAI yang terletak di Dusun I

4. Makam PUYANG USANG GEMUK yang terletak di Dusun II

5. Makam PUYANG DATUK LANGKIN yang terletak di Dusun II

6. Makam PUYANG KRAMAT PANJANG 7 PUTRI yang terletak di Dusun III

7. Makam PUYANG PINANG KOTE yang terletak di Dusun IV

8. Makam PUYANG SINDOR MATO yang terletak di Dusun IV

9. Makam PUYANG SANG DARAH PUTIH yang terletak di Dusun V

10. Makam PUYANG PUTRI RAMBUT PANJANG yang terletak di sebrang dusun

yaitu di peninjauan

Dari cerita-cerita yang ada dan berkembang di masyarakat Desa Burai hingga saat

ini, mereka masih belum mengetahui dari suku mana mereka berasal. Hal ini

dikarenakan Nenek Moyang yang berasal dari suku-suku yang berbeda, yang merantau

ataupun mencoba kabur dari penjajah yang akhirnya mereka menemukan wilayah
35

pedalaman dan mulai membangun sebuah perkampungan. Kemungkinan besar nenek

moyang masyarakat Desa Burai merupakan perantau. Hingga saat ini keberadaan

masyarakat Burai tersebar di beberapa wilayah, mulai dari Palembang, Pulau Jawa,

Arab Saudi bahkan ada perkampungan di daerah Banyuasin yang mayoritas

masyarakatnya merupakan orang Burai, yaitu yang dikenal dengan Desa Semantul.

Bahasa yang digunakan masyarakat Desa Burai sangat berbeda dengan desa-desa

lainnya, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Ulu.

Gambar 0.1 Struktur Desa Burai

Sumber: Desa Burai, 2022

2. Peta Lokasi Desa Burai (Desa Wisata Warna Warni)

Desa Burai berbatasan hanya dengan desa dan kelurahan. Pada bagian utara

berbatasan dengan Desa Tanjung Batu, bagian barat berbatasan dengan Desa Sentul,

bagian timur berbatasan dengan Desa tanjung Sejaro dan bagian selatan berbatasan

dengan Kelurahan Tanjung Batu.


36

Gambar 0.2 Peta Lokasi Desa Burai

B. Gambaran Umum Dinas Pemuda Olehraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan


Ilir

1. Sejarah Singkat Pembentukan Dinas Pemuda Olehraga dan Pariwisata

Kabupaten Ogan Ilir

Kabupaten Ogan Ilir merupakan tempat yang memiliki berbagai objek wisata mulai

dari wisata alam sampai wisata religi. Ogan Ilir juga merupakan kabupaten yang

memiliki potensi di bidang olahraga seperti olahraga di cabang sepatu roda yang sering

menyumbangkan medali emas bahkan di tingkat nasional.Oleh karena itu,

pembangunan kepariwisataan, pemuda dan olahraga diperlukan untuk memberikan

manfaat bagi masyarakat lokal dan bahkan negara. Dinas Pemuda, Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir merupakan unsur SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten

Ogaı Ilir yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Ogan Ilir. Dinas Pemuda,

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Ogan İlir Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas

Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir dan Peraturan Bupaü Nomor II
37

Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda, Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Ogan İlir. Struktur Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Ogan Ilir terdiri dari :

1. Kepala Dinas.

2. Sekretaris Dinas.

3. Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga.

4. Kepala Bidang Pariwisataretaris.

5. Kasubbag Umum dan Kepegawaian

6. Kasubbag Keuangan, Perencanaan Program, Evaluasi dan Pelaporan.

7. Kasi Prestasi, IPTEK, Sarana Prasarana Olahraga.

8. Kasi Pengembangan Wawasan Kreatifitas Pemuda dan Imtaq.

9. Kasi Pengembangan Kepemimpinan, Kepelopran dan Kewirausahaan(P3K).

10. Kasi Pengembangan Kepariwisataan.

11. Kasi Sarana Promosi dan Informasi Pariwisata.

12. Kasi Ekonomi Kreatif Bidang Seni Budaya.

2. Visi dan Misi Dinas Pemuda Olehraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir

Adapun visi dan misi yang telah dibuat oleh Dinas Pemuda Olahraga, dan

Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir, yakni :

“Terwujudnya Pembangunan Sektor Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata

yang Berdaya Saing dan Berkualitas.”

Dalam upaya menuju visi diatas, adapun misi dari Dinas Pemuda Olahraga, dan

Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir adalah :

1. Mengembangkan destinasi dan pemasaran pariwisata unggulan

2. Melaksanakan kerjasama dengan instansi pemerintahan, masyarakat dan organisasi


38

yang menyelenggarakan kegiatan pembinaan generasi muda, olahraga dan

pariwisata

3. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang kepemudaan, olahraga

dan pariwisata

4. Meningkatkan daya saing kepemudaan, olahraga dan pariwisata

5. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Aparatur yang berkualitas

3. Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olehraga dan Pariwisata Kabupaten

Ogan Ilir

Susunan organisasi Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir

terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris

Sekretaris terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan Program, Evaluasi dan Pelaporan

c. Bidang Pemuda dan Olahraga

Bidang Pemuda dan Olahraga terdiri dari :

1. Seksi Pengembangan Wawasan Kreativitas Pemuda dan lmtaq;

2. Seksi Pengembangan Kepemimpinan, Kepeloporan dan

3. Kewirausahaan (PK3);

4. Seksi Prestasi, IPTEK, Sarana dan Prasarana Olahraga.

d. Bidang Pariwisata

Bidang Pariwisata terdiri dari :

1. Seksi Pengembangan Kepariwisataan;

2. Seksi Sarana Promosi dan Informasi;


64

Gambar 0.3 STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN OGAN ILIR

Kepala Dinas

Sekretaris

Kasubbag Keuangan, perncanaan Kasubbag Umum &


Program, Evaluasi & Pelaporan Kepegawaian

Kabid. Kepariwisataan
Kabid. Pemuda &
Olahraga

Kasi. Kasi. Sarana Kasi.


Kasi. Pengembangan Pengembangan Promosi & Ekonomi
KASI. Prestasi, IPTEK, Kasi. Pengembangan
Kepemimpinanan, Kepariwisataan Informasi Kreatif
Sarana & Prasarana wawasan Kreativitas
Olahraga Pemuda & Imtaq Kepeloporan dan Bidang
Kewirausahaan (PK3) Pariwisata
40

4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda Olehraga dan Pariwisata Kabupaten

Ogan Ilir

a. Tugas Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir

Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir mempunyai tugas

pokok yaitu membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang

Pemuda, Olahraga dan Pariwisata.

b. Fungsi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir

Untuk menyelenggarakan tugas pokok dari Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Ogan Ilir, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir mempunyai

fungsi sebagi berikut :

1. Perencanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan penyusunan program

dan anggaran, pengendalian program, monitoring dan evaluasi sena statistik

dan pelaporan program dan pengembangan Pemuda, Olahraga dan

Pariwisata;

2. Perumusan dan penetapan kebijakan tekhnis serta penyelenggaraan kegiatan

fasilitas dibidang Pemuda, Olahraga dan Pariwisata;

3. Pelaksanaan pemberian izin dibidanj Pemuda, Olahraga dan Pariwisata;

4. Pelaksanaan pembinaan urusan Tata Usaha Dinas Pemuda, Olahraga dan

Pariwisata;

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

c. Tugas dan Fungsi Bidang di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata


Kabupaten Ogan Ilir

Dalam upaya mendukung dan menjalankan tugas pokok dan fungsinya, kegiatan
41

yang menjadi prioritas dari tiap-tiap bidang, antara lain :

1. Sekretariat

Mempunyai tugas : Melaksanakan koordinagi pelakganaan tugag, pombinaan

danpemberian dukungan administrasi kepada geluruh unit organisagi dinas.

1.1. Subbag Keuangan, Perencanaan Program, Evaluasi dan Pelaporan

mempunyaitugas :

a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program kerja tahunan

sekretariat dan rencana anggaran belanja rutin dan pengelolaannya serta

naskah RKA-SKPD;

b. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan;

c. Melaksanakan pertanggungjawaban penyelenggaraan tata usaha

keuangan dan koordinasi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah

Kabupaten serta Dinas/lnstansi se-Sumatera Selatan untuk keterpaduan

program;

d. Mengevaluasi pelaporan kerja triwulan, semester dan tahunan program

kerja dan Japoran keuangan;

e. Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

1.2. Subbag Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan segala sesuatu mengenai kedudukan hukum pegawai

dan penatausahaannya;

b. Mengikuti perkembangan peraturan perundang — undangan di bidang

kepegawaian;

c. Menyelenggarakan segala sesuatu tentang pencalonan , usul,

pengangkatan, kenaikan pangkat, daftar urut kepangkatan (DUK),

perbantuan pegawai, hukuman jabatan dan Iain — Iain mengenai


42

pegawai;

d. Melaksanakan atau mengirim pegawai untuk mengikuti peningkatan

keterampilan melalui penataran/pelatihan;

e. Melaksanakan urusan surat menyurat dan kearsipan;

f. Menyelenggarakan urusan rumah tangga dinas meliputi pengaturan

pemakaian telepon, listrik, air dan sarana lainnya;

g. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dinas;

h. Mengatur pelaksanaan keamanan, kebersihan, ketertiban dan

keindahandilingkungan dinas;

i. Mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di bidang

pemuda, olahraga dan pariwisata;

j. Mengatur kegiatan penerimaan łamu dan kegiatan keprotokolan di

lingkungan dinas;

k. Menyusun konsep pidato, materi, paparan dan bahan konferensi pers;

l. Menyelenggarakan pengadaan barang alat tulis dan perlengkapan

kantorserda pemeliharaannya;

m. Mengurus dan melakasanakan inventaris barang daerah (aset) yang

adapada Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata;

n. Menyusun dan menyampaikan laporan barang inventaris dan barang

habispakai setiap semester dan tahunan;

o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugasdan fungsinya.

2. Bidang Pemuda dan Olahraga

Mempunyai tugas : Menyelenggarakan urusan pernerintahan di bidang pemuda

dan olahraga untuk rnembantu kepala dinas dalam menyelenggarakan


43

pemerintahan daerah.

2.1. Seksi Pengembangan Wawasan Kreativitas Pemuda dan lmtaq mempunyai

tugas:

a. Penyiapkan perumusan kebijakan fasilitas di bidang Pengembangan

Wawasan Kreativitas Pemuda dan lmtaq;

b. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pe!aksanaan bidang

PengembanganWawasan Kreativitas Pemuda dan lmtaq;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di

bidangPengembangan Wawasan Kreativitas Pemuda dan lmtaq;

d. Penyiapan pemberian dukungan teknis dan supervisi

bidangPengembangan Wawasan Kreativitas Pemuda dan lmtaq;

e. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan

dibidang Pengembangan Wawasan Kreativitas Pemuda dan lmtaq;

f. Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

2.2. Seksi Prestasi, IPTEK, Sarana dan Prasarana Olahraga mempunyai tugas

a. Menyiapkan perumusan kebijakan fasilitas di bidang Prestasi,

IPTEK,Sarana dan Prasarana olahraga;

b. Memeriksa persiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan

dibidang Prestasi, IPTEK, Sarana dan Prasarana Olahraga;

c. Melaksanakan pemberian dukungan teknis dan supervisi dibidang

Prestasi,IPTEK, Sarana dan Prasarana;

d. Menyiapkan penyusunan norma, standar, dan prosedur dan kriteria

dibidang Prestasi, IPTEK, Sarana dan Prasarana;

e. Pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pélaksanaan kebijakan

dibidang Prestasi, IPTEK, Sarana dan Prasarana Olahraga;


44

f. Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

2.3. Seksi Pengembangan Kepemimpinan, Kepeloporan dan Kewirausahaan

(PK3)mempunyai tugas :

a. Menyiapkan perumusan kebijakan fasilitas di bidang Pengembangan

Kepemimpinan, Kepeloporan dan Kewirausahaan;

b. Penyiapan Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di

bidangPengembangan Kepemimpinan, Kepeloporan dan Kewirausahaan

(PK3);

c. Penyiapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

PengembanganKepemimpinan, Kepeloporan dan Kewirausahaan (PK3);

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang;

e. Pengembangan Kepemimpinan, Kepeloporan dan Kewirausahaan (PK3);

f. Pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di

bidang Pengembangan Kepemimpinan, Kepeloporan dan

Kewirausahaan (PK3);

g. Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

3. Bidang Pariwisata

Mempunyai tugas :Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

Pariwisata untuk membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan

Pemerintahan Daerah.

3.1. Seksi Pengembangan Kepariwisataan mempunyai tugas :

a. Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang

PengembanganKepariwisataan;

b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program, pemantauan,

evaluasi, pelaporan dan analisis kegiatan dibidang Pengembangan


45

Kepariwisataan;

c. Koordinasi dan Sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang

Pengembangan Kepariwisataan;

d. Melaksanakan administrasi dan kebijakan di bidang

e. Pengembangan Kepariwisataan;

f. Menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

Pengembangan Kepariwisataan;

g. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi dibidang

h. Pengembangan Kepariwisataan;

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

3.2. Seksi Sarana Promosi dan Informasi mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang publikasi dan

promosi,informasi media online, media elektronik, media cetak dan

media ruang;

b. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan bidang

sarana promosi dan informasi;

c. Penyiapan penyusunan norma, standarj prosedur, Pernantauan dan

evaluasi dampak lingkungan serta penertibannya;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang

SaranaPromosi dan Informasi;

e. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan

dalamrangka pengawasan dan pengendalian di bidang

f. Sarana Promosi dan Informasi;

g. Melaksanakan tugas Iain yang diberikan oleh atasan.

h. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan Ekonomi Kreatif bidang Seni


46

Budaya;

i. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program, pemantauan,

evaluasi, pelaporan dan analisis kegiatan Ekonomi Kreatif di bidang

Seni Budaya;

j. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan Ekonomi Kreatiif

bidang Seni Budaya;

k. Melaksanakan administrasi dan kebijakan Ekonomi Kreatif di bidang

SeniBudaya ,

l. Menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta

pelaksanaan bimbingan tekhnis dan evaluasi Ekonomi Kreatif di bidang

Seni Budaya;

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

C. Deskripsi Informan Penelitian

1. Stakeholder (Pengambil Keputusan)

Peneliti melakukan wawancara dengan informan stakeholder yang berkaitan

dengan pengelolaan desa wisata. Informan yang pertama yaitu Sekretaris Desa Burai

yang dilaksankan pada tanggal 9 Desember selama 45 menit, di Balai Desa burai.

Informan yang kedua yaitu Kepala Subbagian Pariwisata yang dilakukan di Ruang

Bidang Pariwisata pada tanggal 12 Desember selama 40 menit. Informan ketiga ialah

Kepala DISPORPA, wawancara dilaksankan pada tanggal 21 Desember di Ruang

Kepala Dinas berlangsung selama 1 Jam. Informan keempat yatu Pendamping Desa

LV. Desa, wawancara berlangsung selama 30 menit dilaksankan di Rumah Informan

pada tanggal 6 Februari. Informan kelima yaitu Pendamping Desa LV. Kecamatan,

wawancara ini menggunakan media zoom meeting berdurasi selama 32 menit pada

tanggal 15 Februari.
47

Tabel 0.1 Informan Stakeholder


No Inisial Jabatan Jenis Tanggal Durasi Lokasi
Kelamin Wawancara Wawancara Wawancara

1 A Sekretaris LK 9 Maret 45 Menit Balai Desa


Desa Burai Burai

2 D Kepala Sub PR 15 Maret 40 Menit Kantor


Bagian DISPORPA
Pariwisata

3 BS Kepala LK 14 April 1 Jam Kantor


DISPORPA DISPORPA
Kab. Ogan Ilir

4 AW Pendamping PR 11 Mei 30 Menit Rumah


Desa Lv.Desa Informan

5 H Pendamping PR 18 Mei 32 Menit Zoom


Desa
Lv.Kecamatan
48

2. Tokoh Masyarakat

Peneliti m elakukan wawancara dengan informan Tokoh Masyarakat yang ada di

Desa Burai. Informan yang pertama yaitu Ketua POKDARWIS yang dilaksankan pada

tanggal 9 Desember selama 43 menit, di Sekretariat POKDARWIS. Informan yang

kedua yaitu Ketua Lembaga Adat yang dilakukan di Rumah Informan pada tanggal 21

Desember selama 25 menit. Yang terakhir yaitu Anggota BPD Burai yang dilakukan di

RuangRapat DISPORPA pada tanggal 15 Maret selama 45 menit.

Tabel 0.2 Infroman Tokoh Masyarakat


N Inisia Jabatan Jenis Tanggal Durasi Lokasi
o l Kelamin Wawancara Wawancara Wawancara

1 DK Ketua LK 9 Maret 43 Menit Sekretariat


POKDAR POKDARWI
WIS S

2 AM Ketua LK 13 Mei 25 Menit Rumah


Lembaga Informan
Adat

3 AN Anggota LK 15 Maret 45 Menit Ruang Rapat


BPD DISPORPA

3. Pengunjung Desa Burai

Peneliti melakukan wawancara dengan 2 orang informan Pengunjung Desa

Burai. Informan yang pertama yaitu seorang mahasiwi berinisial RARR yang

mengunjungi Desa Burai pada awal tahun 2023, wawancara dilaksankan pada

tanggal

4 April selama 32 menit, melalui pesan WhatsApp. Informan yang kedua yaitu

mahasiswi berinisial PP yang mengunjungi Desa Burai pada awal tahun 2023,

wawancara menggunakan media Zoom Meeting berdurasi 30 Menit pada tanggal 13

Mei.
49

Tabel 0.3 Informan Pengunjung Desa


Burai
Inisial Pekerjaan Umur Jenis Tanggal Durasi Lokasi
Kelamin Wawancara Wawancara Wawancara

RARR Mahasiswi 22 PR 04 April 32 Menit WhatsApp


Tahun

PP Mahasiswi 22 PR 08 April 30 Menit Zoom


Tahun

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang sudah

dilakukan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaiman pengelolaan yang

dilakukan oleh Dinas pemuda, Olahraga dan Pariwisata Ogan ilir terhadap Desa Burai.

Data penelitian ini diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi yang

dilakukan oleh penulis.

Analisis manajemen pengelolaan Desa Wisata Burai yang terletak di Kabupaten

Ogan Ilir, menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan melakukan

wawancara dengan 5 informan kunci dan 10 informan non kunci, observasi lapangan di

Desa Burai serta dokumentasi berkas yang ada di dinas. Hasil dari kesimpulan wawancara

dan juga observasi serta dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti akan dianalisis

menggunakan konsep pengelolaan berdasarakan prinsip pengelolaan kepariwisataan

menurut Andi Mappi Sammeng, yang berdasarkan aspek pembangunan (Perencanan,

Pelaksanaan,Pengendalian/Pengawasan), Kelembagaan dan juga Pengaturan.

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam pengelolaan Desa Burai sebagai

Desa Wisata yang dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Ogan Ilir telah melaksanakan beberapa program dalam aspek promosi, pelatihan, sarana

dan prasarana. Pada aspek promosi Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Ogan Ilir, membantu mempromosikan Desa Burai melalui leaflet yang berisikan banyak
50

informasi mengenai desa, selain itu bantuan yang dilakukan dalam membantu

mempromosikan Desa Burai agar dapat memenangkan API Awarde. Pelatihan yang

diberikan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir, adalah

pelatihan pemandu wisata dan sosialisasi sapta pesona wisata untuk perwakilan dari setiap

desa yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Selanjutnya pelaksanaan dalam penyediaan sarana

dan prasarana wisata kepada Desa Burai oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Ogan Ilir sudah dilakukan sejak pada awal direncanakannya Desa Burai

menjadi Desa Wisata. Selain dari pihak dinas juga ada banyak pihak dari pemerintah

kabupaten dan swasta yang turut membantu.

Dalam pengelolaan wisata yang dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir belum ada landasan hukum dalam pengelolaan tersebut.

Selain itu Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir masih belum

memiliki RIPARDA dalam pengelolaan kepariwisataan.

1. Faktor Pengembangan

a) Manajemen Perencanaan Pedoman SOP Desa Wisata

Langkah awal dalam keberhasilan pengeolaan sebuah desa wisata dapat terlihat dari

aspek perencanaan (planning). Perencanaan dalam hal ini adalah penyusunan

pedoman/SOP pengelolaan Desa Wisata Burai. Berikut adalah hasil wawancara dari

wawancara yang dilakukan dengan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

mengenai perencanaan pedoman/SOP Desa Wisata Burai, beliau mengatakan bahwa:

“Jadi untuk SOP/Pedomannya itu sebenarnya belum ada disitu, terkat perencanaan
SOP ini sebaiknya tanyakan kepada sub bidang pariwisata. Untuk RIPARDA itu
masih dalam proses di Provinsi, kalau untuk draftnya itu sudah ada tetapi belum
diresmikan. Karena RIPARDA ini merupakan landasan dalam pengelolaan
pariwisata mulai dari SOP, ekosistem hingga mekanisme pengelolaan sumber daya
alamnya. RIPARDA ini lah merupakan pedoman atau acuan dalam
mengembangkan pariwisata. Dan setahu saya belum ada pedoman/SOP turunan
yang diberikan provinsi tekait pengelolaan wisata, tetapi untuk lebih pastinya
tanyakan ke Bu Diah saja, selaku kepala sub bidang pariwisata.”
51

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada SOP/Pedoman yang

dikeluarkan oleh pihak dinas maupun turunan dari provinsi. Untuk RIPARDA sendiri

Kabupaten Ogan Ilir belum memilikinya.

Selanjutnya untuk wawancara yang dilakukan dengan Sekretaris Desa Burai

mengenai pedoman/SOP Desa Wisata Burai, beliau mengatakan bahwa:

“Untuk pedoman tertulis itu belum ada, akan tetapi dalam pengelolaannya kamu
telah melakukan berbagau upaya dari awal perintisan desa wisata ini, mulai dari
membentuk POKDARWIS dalam musrembang desa, dimana lembaga ini dibentuk
untuk menjadi pionir penggerak dari Sapta Pesona dan sadar wisata, lalu dengan
ikut serta dalam pelatihan pemandu wisata sebagai upaya meningkatkan SDM yang
ada di desa dan menambah pemahaman warga desa terkait dengan desa wisata,
selain itu pemerintah desa juga mengupayakan penyediaan fasilitas wisata yang
dalam hal ini pemenuhannya melalui dana desa serta dibantu oleh dana CSR
Pertamina dan juga Pemerintah kabupaten. Karena adanya bantuan ini desa dapat
ditata ulang dan menimbulkan identitas baru sebagai Desa Warna-Warni Burai.
Selain upaya dalam perintisan pemerintah desa juga mulai melakukan
pengembangan desa wisata melalui penyusunan beberapa paket wisata yang dapat
dinikmati pengunjung serta membangun tempat penjualan souvenir yang merupakan
kerajinan dan kuliner khas Desa Burai.”

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketaahui bahwa Desa Burai tidak memiliki

SOP/Pedoman dari Pemerintah Desa dalam pengelolaannya. Akan tetapi ada banyak upaya

yang dilakukan dalam perintisan, pengembangan dan pengelolaan Desa Burai hingga bisa

menjadi Desa Wisata. berbagai upaya yang telah dilakukan adalah mulai dari membentuk

sebuah lembaga sadar wisata atau POKDARWIS, mengikuti pelatihan pemandu wisata,

menyediakan dfasilitas wisata,membangun kerjasama melalui bantuan Pemerintah

Kabupatan dan CSR ke Pertamina Prabu, membangun tata ruang desa sehingga desa

mendapatkan identitas baru yang menjadi daya tarik dan keunikan dari desa serta adanya

tempat penjualan produk wisata seperti kerajinan dan kuliner dalam bentuk cinderamata.

Kepala Subbagian Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Ogan ilir mengenai pedoman/SOP pengelolaan Desa Wisata Burai :

“Untuk saat ini beum ada SOP/Pedoman khusus terkait dengan desa wisata.
sehingga untuk pengeloalaan desa wisata itu pihak desa sendiri yang melakukan,
dan ketika mereka membutuhkan bantuan pihak dinas siap membantu.. Biasanya
52

perencanaan dibuat satu tahun sebeumnya, pihak yang terlibat dalam perencanaan
ini dimulai dari kepala OPD, Tim TAPD, OPD yang bersangkutan, untuk
pelaksanaan itu biasanya tidak pasti. Kalau RIPARDA saat ini sudah ada draftnya
akan tetapi masih dalam proses perencanaan dan koreksi. Tidak ada SOP turunan
dari Dinas Pariwisata Provinsi kepada kabupaten terkait dengan pengelolaan wisata,
karena pada dasarnya desa burai merupakan milik desa sehingga pengelolaan
dilakukan oleh pemerintah desa, akan tetapi kalau dalam bentuk program kegiatan
harus ada sinkronisasi antara pusat, provinsi dan daerah.”

b) Manajemen Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Wisata

Faktor yang kedua yaitu penyediaan sarana dan prasarana pendukung untuk Desa

Wisata Burai. Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat

diketahui bahwa Desa Wisata Burai memiliki beberapa fasilitas penunjang wisata seperti

lahan parkir, gazebo, spot foto, dermaga, kotak sampah, tempat ibadah, toilet dan lain

sebagainya. Namun masih ada beberapa fasilitas yang belum dimiliki, seperi internet,

sulitnya mencari mesin ATM. Lalu aksesibiltas yang masih sangat minim, seperti

banyaknya jalan yang rusak dan berlubang, adanya jalan yang tergenang air ketika hujan

turun, lalu belum adanya angkutan umum untuk menuju lokasi desa wisata.

Wawancara yang pertama dilakukan kepada Kepala Dinas pemuda, Olahraga dan

Pariwisata yaitu Bapak Bahrun, beliau mengatan bahwa:

“Untuk pemberian sarana dan prsarana itu sudah ada, seperti perbaikan jalan. Dan
bulan September nanti akan dilaksanakan Festival Burai sehingga kami membantu
dalam melengkapi fasilitas wisata untuk pegunjung, untuk saat ini berfokus pada
MCK (Mandi Cuci Kakus) atau toilet yang dapat digunakan oleh pengunjung. Dan
pernah juga ada bantuan dari CSR Pertamina. Akan tetapi untuk tahun ini belum ada
perencanaan penyediaan sarana dan prasarana. Kalau dari yang saya lihat, desa burai
memerlukan sentuhan-sentuhan lagi, disana sudah memiliki modal dasar sebenarnya
dengan kearifan lokal desa, masyrakat disana mau melakukan gotong royong. Jadi
untuk modal awal untuk membantu pengembangan desa itu sudah ada, tetapi
memang diperlukan pembinaan kepada masyarakat desa kemudian saya juga pernah
menyampaikan bahwa hal yang menjadi daya tarik dari Desa Burai adalah wisata
airnya. Karena itu saya menyarakan kepada kepala desa untuk mebuat pasar
terapung. Sehingga akan makin menarik dan jika mereka konsisten untuk hal itu
maka akan dapat membantu perekonomi masyarakat desa.”

Berikut Wawancara dengan Kepala Subbagian Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga

dan Pariwisata Kabupaten Ogan ilir mengenai perencanaan sarana dan prasarana Desa
53

Wisata Burai :

“Kalau untuk sarana dan prasarana sudah diberikan sejak tahun 2017, sejak awal
peresmian Desa Burai sebagai Desa Wisata di Ogan Ilir, mulai dari setiap OPD
memberikan donasi cat untuk proses pengecatan rumah warga, lalu dinas juga
pemberian kapal beserta mesinnya, kayu, timbunan batu-batuan. Di dinas ini tidak
ada tim pengawasan untuk penyediaan sarana dan prasarana untuk Desa Burai.
Kalau sarana dan prasarana dari Dinas tidak ada untuk ditahun ini. Sebenernya kalau
fasilitas yang dibutuhkan itu dari pihak desa sudah meminta bantuan untuk
pembangunan WC umum. Untuk pengajuan fasilitas ini pihak desa harus memenuhi
persyaratan yang ada, contoh untuk pembangunan wc umum maka pihak desa harus
sudah menyelesaikan urusan sertifikat tanah terlebih dahulu barulah setelah itu
bantuan pembangunan wc umum dapat dipertimbangkan dan disetujui. Tidak ada
tim khusus, karena biasanya pengadaan sarana dan prasarana ini melalui
musrembang kabupaten, akan tetapi sebelum itu harus ada musrembang desa,
penggunaan dana bisa dari APBD dan bisa juga dari Dana Desa itu sendiri.
Sehingga untuk sarana dan prasarana desa itu bisa menggunakan dana desa yang
telah diberikan sebesar 1 Milyar tiap desa dan berdasarkan hasil rapat pada tahun ini
20 persen harus digunakan untuk pembangunan pariwisata desa.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penyediaan

sarana dan prasarana untuk Desa Burai sudah diberikan sejak peresmian menjadi desa

ekowisata pada tahun 2017. Sarana dan prasarana yang diberikan berupa perlengkapan

dalam pembaruan desa menjadi desa warna-warni seperti cat, kayu, timbunan batu-batuan.

Selain itu juga ada pemberian perlengkapan wisata seperti kapal beserta mesin.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan Sekretari Desa Burai, beliau

mengatakan bahwa:

“Kalau dalam bentuk sarana dan prasarana yang permanen itu memang belum, tapi
kalau dalam bentuk perlengkapan itu sudah, seperti dalam mendukung pariwisata itu
ada juga bantuan kotak sampah dari Dinas Pariwisata Provinsi, ada juga beberapa
perlengkapan seperti pengecetan dan lain sebagainya yang sifatnya masih dalam
bentuk perlengkapan. Belum untuk peralatan dan asset yang benar-benar permanen.
Kalau dari kabupaten iu ada bantuan cat untuk keperluan pengecatan, tetapi secara
permanen memang belum, mungkin terkait dengan anggaran. Selain itu juga ada
bantuan kotak sampah dari Dinas Pariwisata Provinsi, ada juga beberapa
perlengkapan seperti pengecetan dan lain sebagainya yang sifatnya masih dalam
bentuk perlengkapan. Belum untuk peralatan dan asset yang benar-benar permanen.
Kalau dari kabupaten iu ada bantuan cat untuk keperluan pengecatan. Pengunjung
juga dapat menikmati fasilitas seperti gazebo, tempat parkir, rumah makan dan
paket wisata serta produk wisata. selain itu warga desa juga sering kali mengajarkan
bagaimana proses pembuatan kain songket kepada pengunjung. Akan tetapi Desa
Burai selaku desa wisata belum memiliki WC umum yang dapat diperguanakan oleh
pengunjung desa.”
54

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa bantuan sarana dan prasarana

kepada desa telah diberikan, akan tetapi bantuan yang ada hanya berupa perlengkapan

penunjang wisata, tidak ada dalam bentuk asset. Perlengkapan penunjang yang diberikan

seperti kotak sampah, cat, gazebo dan lain sebagainya. Perlengkapan tersebut dapat

digunakan oleh pengunjung sebagai fasilitas wisata, akan tetapi masih banyak kekurangan

fasilitas wisata seperti tidak adanya wc umum.

Wawancara dengan pengunjung Desa Burai yaitu saudari RA. Regita Ramadhania

yang mengatakan bahwa:

“Kalau untuk penunjuk jalan setahu saya tidak ada. Kalau untuk pelayanan yang
didapatkan secara khusus tidak ada, tetapi masyarakat disana menyambut dengan
hangat semua pengunjung, disana masyarakat banyak yang mengerjakan atau
membuat kerajinan seperti songket dan purun secara berkelompok dan mereka
dengan senang hati mengajak dan mengajari pengunjung untuk mencoba membuat
kerajinan songket. Fasilitas yang dapat dinikmati itu seperti adanya gazebo yang
terletak di pinggir jalan dan dekat sungai sehingga dapat dijadikan tempat
beristirahat, ada juga taman yang dapat digunakan untuk berfoto, lalu ada perahu
yang dapat digunakan untuk mengelilingi desa, ada juga banyak rumah makan yang
menjual makanan khas desa lalu ada tempat menjual souvenir. Saya sudah cukup
puas dengan fasilitas yang sudah tersedia disana”

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengunjung desa

dapat menikmati berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh masyarakat

desa. Faslitas yang dapat dipergunakan oleh pangunjung seperti gazebo untuk tempat

beristirahat, ada taman dan spot foto, lalu ada perahu dan tempat penjualan souvenir (oleh-

oleh).

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak sekali fasilitas

wisata yang dapat dinikmati mulai dari adanya gazebo, tempat sampah, rumah makan,

tempat beribadah. Akan tetapi pengunjung kurang puas dengan fasilitas wisata dikarenkan

ada banyak sekali kekurangan yang mengakibatkan penunjung mengalami kesulitan

menemukan lokasi wisata dikarenkan tidak adanya rambu petunjuk jalan, tidak ada toilet

atau WC umum, dan juga dikarenakan lahan parkir terendam air yang mengakibatkan
55

kesusahan mencari tepat untuk memarkirkan kendaraan agar tidak mengganggu pengguna

jalan lainnya.

Dari semua wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa informan maka dapat

disimpulkan bahwa bantuan sarana dan prasarana yang telah diberikan ke Desa Burai yaitu

berupa cat, kapal dan mesin, kotak sampah dan gazebo, pemberian bantuan ini sudah

dilakukan sejak tahun 2017 pada saat peresmian Desa Burai menjadi Desa Ekowisata.

Sudah banyak pemberian sarana dan prasarana akan tetapi Desa Burai masih memiliki

banyak kerkurangan fasilitas seperti sempitnya lahan parkir, belum adanya wc umum, tidak

memiliki penunjuk jalan dan sedikitnya papan informasi. Pengadaan sarana dan prasarana

akan dilakukan apabila pihak desa yang mengajukan atau meminta bantuan contoh yaitu

untuk pembangunan wc umum maka pihak desa harus sudah menyelesaikan urusan

sertifikat tanah terlebih dahulu barulah setelah itu bantuan pembangunan wc umum dapat

dipertimbangkan dan disetujui. Bantuan yang telah diberikan kepada Desa Burai pun sudah

banyak, seperti bantuan fasilitas wisata dan juga promosi. Akan tetapi Desa Burai belum

memiliki penanda jalan dan akomodasi seperti kendaraan umum yang akan memudahkan

akses menuju desa, untuk saat ini hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi saja jika

ingin berwisata ke Desa Burai. Lalu ada banyak fasilitas ynag dapat dinikmati oleh

pengeunjung/wisatwan yaitu, adanya gazebo untuk tempat beristirahat, kotak sampa

disepanjang jalan, tempat parkir, rumah makan yang menyediakan makanan khas desa burai,

tempat penjualan souvenir dan berbagai macam snack khas dari Desa Burai. Selain itu juga ada

banyak wisata yang dapat dinikmati.

Berdasarkan hasil dokumentasi yang telah dilakukan penulis maka dapat dilihat

bahwa pembangunan fasilitas pariwisata ada dua aspek yang mempengaruhi yatu

pengembangan daya tarik wisata dan juga peningkatan amenitas pariwsata.

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat diketahui bahwa Desa Burai memiliki

sarana dan prasarana wisata, yang berfungsi sebagai fasilitas wisata yang dapat dinikmati
56

oleh pengunjung Desa Burai. Dari hasil dokumentasi diatas ada banyak sekali fasilitas

wisata yang telah dibuat untuk pengunjung, mulai dari perahu, area dan peralatan outbond,

spot foto, area dan perlatan berkemah, wisata religi ke makan puyang. Selain itu juga ada

fasilitas seperti 3 buah gazebo, kotak sampah, tempat membeli souvenir, rumah makan,

lahan parkir serta penginapan. Akan tetapi aksesibiltas pada Desa Warna-Warni Burai

maka akan dapat ditemukan bahwa banyaknya jalan yang rusak dan berlubang, apabila

musim hujan tiba maka beberapa jalan akan tergenang dan tertutup dengan air. Karena

kondisi dari beberapa jalan yang berada di tengah rawa atau diapit oleh dua buah rawa di

samping kanan dan juga kiri. Hal ini akan membahayakan pengguna jalan. Selain itu

disepanjang jalan menuju objek wisata tidak ditemukan rambu penunjuk arah.

2. Faktor Kelembagaan

a. Promosi & Pemasaran

Program promosi wisata merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan

dalam pengelolaan Desa Wisata Burai. Karena itu peneliti melakukan observasi lapangan

dan juga wawancara langsung dengan pihak yang terkait, maka peneliti menemukan

beberapa informasi mengenai promosi yang dilakukan oleh beberapa pihak.

Wawancara dengan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, beliau

mengatakan bahwa:

“Kalau untuk kegiatan promosi wisata itu sudah ada, seperti membantu Desa Burai
untuk memenangkan penghargaan dari API Awarde. Kalau untuk pemasaran produk
itu belum ada, sehingga produk yang dihasilkan hanya di pasarkan di sekitar desa
saja. Setahu saya hanya melalui media sosial saja, hanya sebatas itu saja. seharunya
adanya pemasangan baleho yang berisikan wisata yang ada di Desa Burai sehingga
membuat orang yang lewat akan tertarik untuk berkunjung. Kita tidak harus
menginformasikan secara lisan secara verbal saja sudah cukup, karena itu saya
merasa harus ditingkatkan kembali untuk penggunaan media promosi. Tidak ada
jadwal yang dibuat, biasanya promosi akan dilakukan pada saat dirasa perlu untuk
melakukan promosi, padahal ada baiknya jika memiliki jadwal sehingga lebih tertata
dan teratur. Kegiatan promosi wisata dilakukan pada saat ada agenda tahunan,
seperti Festival Burai yang akan dijadikan sebagai salah satu agenda tahunan untuk
Desa Burai. Festival ini akan membantu adanya promosi yang memperkenalkan
wisata, budaya, kerajinan hingga kuliner yang ada di Desa Burai. Dengan adanya
57

promosi maka akan dapat meningkatkan jumlah pengunjung, makin banyak yang
tertarik untuk berwisata kesana, tetapi untuk promosi itu belum dapat dirasakan
manfaatnya karena memang belum adanya bantuan dalam pemasaran produk yang
dihasilkan oleh desa.”

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa kegiatan promosi wisata untuk Desa

Burai telah dilakukan. Kegiatan promosi ini dilakukan dalam bentuk dukungan terhadap

Desa Warna-Warni Burai agar dapat memenangkan penghargaan pada ajang API Awarde.

Ada juga pormosi yang dilakukan di media sosial, serta di tahun ini akan diadakannya

Festival Burai merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan Desa Warna-Warni

Burai sebagai Desa Ekowisata yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Akan tetapi di Desa Burai

belum adanya bantuan dalam pemasaran produk wisata seperti kuliner dan kerajinan, hal

ini lah yang perlu untuk ditingkatkan kembali, selain itu media promosi juga harus

ditambah agar makin banyak informasi mengenai Desa Burai yang tersebar luas.

Wawancara dengan Kepala Subbagian Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Ogan ilir mengenai program promosi pengelolaan Desa Wisata

Burai :

“Kalau untuk promosi itu ada, contohnya melalui sosial media seperti Facebook dan
Instagram terus ada ada juga Leaflet yang berkaitan dengan pesona dan objek wisata
yang ada di Desa Burai. Dan ditahun ini juga aka nada Festival Burai yang sudah
dijanjikan oleh Bapak Bupati Ogan Ilir. Festival ini akan ada berbagai macam jenis
perlombaan yang bertujuan untuk mengenalkan objek wisata Desa Burai kepada
masyarakat luas. Dengan adanya promosi makan akan dapat meningkatkan jumlah
pengunjung, makin banyak yang tertarik untuk berwisata kesana, tetapi untuk
promosi itu belum dapat dirasakan manfaatnya karena memang belum adanya
bantuan dalam pemasaran produk yang dihasilkan oleh desa. Untuk penjadwalan
secara khusus itu tidak ada, karena biasanya promosi ini sering dilakukan pada
agenda dan hari besar nasional seperti HUT Ogan Ilir, dilakukan dengan dibuka
booth/stand yang berisikan produk wisata dari Desa Burai.”

Berdarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa perencanaan program

proosi Desa Wisata Burai, bahwa sudah ada usaha promosi yang dilakukan oleh pihal

Dinas Pemuda, olahraga dan Pariwisata, yaitu melalui sosial media seperti Facebook dan

Instagram dan juga pembuatan Leaflet. Pada tahun ini akan diadakan Festival Burai untuk
58

yang pertama kali sebagai salah satu upaya mempromosikan Desa Wisata Burai. Dalam

Festival Burai ini akan ada berbagai macam event.

Wawancara dengan pengunjung desa burai yaitu saudari RA. Regita ramadhania,

beliau mengatakan :

“Kalau untuk tahu untuk Desa Burai itu sendiri udah lama, karena sering dengar
cerita teman-teman dikampus dan melihat postingan-postingan yang ada di
instagram. Tetapi untuk letak desa itu dimana saya baru tahu sejak akhir tahun
kemarin. Yang membuat saya tertarik untuk berkunjung, karena Desa Burai ini
terkenal dengan sebutan desa warna-warni. Sehingga saya ingin melihat secara
langsung, selain itu karena desa ini telah memenangkan API Award dari
Kementerian Parekraf membuat saya semakin ingin mnegunjungi dna berwisata
disana. Saya sudah pernah mengunjungi desa wisata lain, nahh yang membedakan
antara Desa burai dengan desa wisata lainnya terutama dengan Desa Wisata di
Lembak yaitu mereka membangun satu destinasi wisata dengan memperindah
keadaan danau tersebu sehingga menarik pengunjung, sedangkan kalau Desa Burai
ini setiap sudut desanya dapat dijadiakan tempat berwisata yang instagramable dan
menarik seperti rumah warga yang tersusun rapi dan dicat dengan berbagai warna
dan mural, hal ini lahh yang manjadi keunikan sendiri bagi desa ini.”

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengunjung Desa Burai

mendapatkan iniformasi melalui postingan yang ada media sosial. Selain itu Desa Burai

yang unik karena mengusung tema desa warna-warni sehingga terlihat menarik untuk

dikunjungi terutama bagi para mahasiswa dan remaja yang ada di Kabupaten Ogan Ilir dan

sekitarnya. Kemenangan Desa Burai pada ajang API Awarde dan kunjungan dari Bapak

Sandiaga Uno selaku Menteri Parekraf semakin membuat Desa Burai dikenal oleh

masyarakat luas dan meningkatkan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung kesana.

Lalu terakhir wawancara dengan saudari Puput Puspita yang merupakan salah satu

pengunjung Desa Burai, beliau mengatakan:

“Saya pertama kali tahu tentang Desa Warna-Warni Burai ketika awal saya kuliah di
universitas Sriwijaya. Banyak sekali senior dan teman-teman dkampus yang
membicarakan mengenai desa warna-warni, sehingga saya melihat beberapa
postingan terkait dengan wisata desa warna-warni. Saya pertama kali mengunjungi
Desa Burai pada akhir tahun 2021 kemarin, saya mengunjungi desa tersebut karena
saya penasaran dengan bagaimana desa warna-warni tersebut. Pada saat saya datang
sangat disayangkan bahwa semua paket wisata yang ada di sana belum kembali
dibuka dikarenakan masih masa pandemic Covid-19. Saya pernah mengunjungi
desa wisata yang ada di Kota Pagar Alam yang biasa disebut Camping Ground,
59

yang membedakannya dengan Desa Burai adalah Camping Ground ini merpakan
salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Pagar Alam yang merupakan wisata air
dan juga memiliki paket untuk kamping. Sedangkan Desa Burai memiliki semua
wisata mulai dari paket wisata air, perkemahan, wisata outbond dan lan-lain.
Keunikan desa ini terletak pada warna-warninya, dimana semuda bangunan desa di
cat dengan warna-warna yang menarik dan terdapat banyak mural pada rumah
warga yang di cat. Pada saat berkunjung kesana saya tertarik untuk membeli
kemplang yang ada disana, karena penjualnya mengatakan bahwa cita rasa dari
kemplang yang ada di Desa Burai berbeda dengan yang ada di desa-desa lain.”

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa informasi mengenai Desa

Burai tersebar dengan luas, mula dari pembicaran yang dilakukan sehari-hari, rekomendasi

dari orang yang pernah berkunjung dan juga media sosial. Desa Burai memiliki keunikan

dari bangunan yang diberi warna-warna yang berbeda dan juga terdapat banyak mural

disana. Desa Burai memiliki banyak sekali destinasi wisata seperti camping ground,

outbond dan wisata air. Pengunjung juga tertarik untuk membeli salah satu kuliner khas

yaitu kemplang panggang.

Dari semua wawancara yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa semua

pihak baik dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa berperan dalam melakukan

promosi wisata untuk Desa Burai. Promosi ini dilakukan melalui media sosial seperti

Facebook (Desa Burai-Ogan Ilir) dan Instagram (@desaburai) serta Youtube dimana Desa

burai memiliki akun sendiri. Akun media sosial tersebut berisikan informasi dan

mempromosikan wisata yang ada di Desa Burai. Selain itu juga ada pembuatan brosur yang

berisikan informasi wisata, serta ada juga website desa (desaburai.oganilirkab.go.id) yang

bisa diakses oleh siapapun dan juga berisikan informasi lengkap mengenai Desa Burai

mulai dari profil desa, visi-misi, produk wisata, kelompok wisata, dan objek wisata. Untuk

promosi sendiri tidak ada jadwal khusus yang ditetapkan, karena dapat dilakukan setiap

hari di akun media sosial desa, selain itu promosi biasanya dilaksankan bertepatan dengan

hari-hari besar nasional dan juga HUT Kabupaten, dimana nantinya akan dibuka stand

khusus untuk masing-masing desa dan kecamatan untuk menjajakan produk mereka dan
60

dapat memperkenalkan desa mereka ke pengunjung stand. Di tahun ini aka nada

pelaksanaan Festival Burai yang akan dilaksanakan pada bulan Juli atau Agustus nanti,

festival ini akan dilaksankan dengan mengadakan perlombaan-perlombaan tradisional dan

juga akan banyak pengenalan budaya lainnya. Manfaat dari adanya promosi ini ada banyak

sekali seperti peningkatan jumlah pengunjung, Desa Burai lebih dikenal ole masyarakat

luas, banyaknya permintaan terhadap produk wisata baik dalam bentuk kuliner ataupun

kerjinan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Dalam promosi ini

dibantu oleh POKDARWIS (Kelompok sadar wisata) yang berisikan pemuda-pemudi dari

Desa Burai, mereka berperan aktif dalam membantu mempromisikan desa, dan pemuda-

pemudi desa ini berperan aktif dalam membantu pembangunan desa. Selain itu dari piak

pemerinta kabupaten sendiri banyak memberikan bantuan dalam promosi, seperti pada

Ajang API Awards mereka membantu mengirimkan sms dan juga menyebarluaskan

informasi tentang keikutsertaan Desa Burai dalam lomba tersebut melalui Ikatan Bujang

Gadis sehingga Desa Burai dapat memenangkan lomba tersebut dan dkunjungi secara

langsung oleh Bapak Sandiaga Uno selaku Menteri Parekraf. Pengenjung mendapatkan

informasi melalui media sosial hal ini membuktikan bahwa efisiensi penyebaran informasi

atau promosi melalui media sosil cukup tinggi. Pengunjung dapat menemukan keunikan

dari identitas baru Desa Burai yaitu sebagai kampong warna-warni yang memiliki berbagai

macam wisata bahari. Akan tetapi tingkat kepuasan pengunjung belum maksimal dikarenak

masih banyak kekurangan dalam penyediaan fasilitas umum maupun fasilitas wisata.
61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Desa Burai dan Dinas

Pemuda, Olahraga dan Pariwisata yang ada di Kabupaten Ogan Ilir mengenai manajemen

pengelolaan desa wisata. Bab sebelumnya telah menjelaskan mengenai hasil penelitian

yang diperoleh penulis dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Maka penulis

memperoleh kesimpulan, yaitu:

1. Dari penelitian yang dilakukan penulis maka dapat diketahui bahwa desa

wisata khususnya Desa Burai belum memiliki SOP/Pedoman pada

pengelolaan pariwisatanya.

2. Penyediaan sarana dan prasarana wisata telah diberikan kepada Desa Burai,

banyak pihak yang telah membantu dan memberikan fasilitas wisata yang

dibutuhkan oleh desa. Penyediaan sarana dan prasarana akan dilakukan

apabila pihak desa melaporkan dan mengajukan perbaikan dan pemberian

fasilitas berupa barang yang dibutuhkan. Fasilitas yang ada di Desa Burai saat

ini masih banyak memiliki kekurangan, seperti belum adanya WC umum,

banyak jalan yang rusak dan berlubang, tidak ada papan penunjuk jalan,

sulitnya akomodasi, serta belum adanyadermaga yang layak.

3. Pengawasan belum dilakukan secara terjadwal dan berkala, akan tetapi

pengawasan yang dilakukan merupakan pengawasan terhadap kinerja dan

anggaran desa. Tidak ada program pengawasan ataupun pengendalian

terhadap pengelolaan destinasi wisata yang ada Di Kabupaten Ogan Ilir.

B. Saran

1. SOP/Pedoman adalah hal yang penting dan harus dimiliki sebagai landasan
62

dalam setiap kegiatan dan program, karena itu dalam pengelolaan Desa Burai

selaku Desa Wisata haruslah adanya SOP/Pedoman tertulis yang melandasi

hal tersebut danmenajdi acuan dalam pengembangan dan pengelolaannya.

2. Sarana dan prasarana desa masih memiliki banyak kekurangan, seperti tidak

adanya papan penunjuk jalan ataupun papan informasi yang dapat membantu

pengunjung yang ingin menuju lokasi wisata. seharunya sudah ada papan

informasi yang berisikansegala hal yang berkaitan dengan desa.

3. Kegiatan promosi seharusnya tidak hanya berfokus pada objek wisata saja

tetapi juga pada kuliner dan hasil kerajinan yang ada di Desa Burai. Kegiatan

pemasaran produk juga harus memiliki campur tangan pemerintah sehingga

produk yang dipasarkan akan dianggap layak untuk pangsa pasar.


63

DAFTRAR PUSTAKA

AINI, H. (2015). Strategi Pengembagan Wisata Unggulan Hapanasan Oleh Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Rokan Hulu. Jurnal Mahasiswa IImu Administrasi

Negara, 2 (1), 1–10.

Alamsyah, F. (2013) Potensi Ekowisata dan Strategi Pengembagan Tahura NipaNipa,

Kota Kendari, Sulewesi Tenggara. Jurnal Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, 8-23

Creswll, John W. 2014. Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, dan

Campuran). Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Dwiyanto, Agus. 2010. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif dan Kolaboratif.

Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Salusu, J. (2003). Pengembalian Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan

Organisasi No Profit. Gramedia Widasarna Indonesia.

Sabaruddin, Abdul. 2015. Manajemen Kolaborasi Dalam Pelayanan Publik: Teori, Konsep

Dan Aplikasi. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Subarsono, Agustinus. 2016. Kebijakan Publin dan Pemerintahan Kolaboratif (Isu-Isu

Kontemporer). Penerbit Gava Media: Yogyakarta.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2015. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Tadjudin, Djuhendi. 2000. Manajemen Kolaborasi. Pustaka Latin. Bogor.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Zaenuri, Muchamad. 2018. Tata Kelola Pariwisata-Bencana Berbasis Collaborative

Governance Konsep, Analisis dan Pemodelan. Yogyakarta : Explore.

Anda mungkin juga menyukai