SKRIPSI
Diajukan Oleh:
M. HALIM ALFATH
07011281823170
Usulan Penelitian
Oleh :
M. HALIM ALFATH
07011281823170
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan ridho-
Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan Judul “Strategi
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir Dalam Mengembangkan Objek Wisata di
Desa Burai Pada Tahun 2021” yang merupakan salah satu usaha dan pencapaian penulis
dalam memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan S-1 pada jurusan Ilmu
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam penulisan skripsi ini,
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Ridho-Nya sehingga saya bisa
2. Kedua Orang tua-ku tersayang, Karoni dan Mulyati yang selalu mendidik, dan
mendoakanku dalam setiap hal yang telah ku perbuat dan selalu sabar dan tetap
3. Kakak dan adik saya tersayang, yang telah mendukungku selama perkuliahan ku
berlangsung.
5. Bapak Dr. Azhar, SH., M.Sc., LL.M., LL.D. selaku Wakil Dekan I, Ibu Hoirun
Nisyak, S.Pd., M.Pd selaku wakil dekan II, dan Bapak Dr. Andries Lionardo, M.Si.
6. Bapak Drs. Syaifudin Zakir, M.Sc. dan Sofyan Effendi, S.IP., M.Si selaku
Pembimbing Skripsi saya yang telah memberikan masukan dan membimbing saya
7. Seluruh Dosen pengajar yang telah memberikan Ilmu yang bermanfaat selama
perkuliahan.
ii
9. Pihak Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir yang telah membantuku
10. Kepala Desa Burai beserta jajaran dan Karang Taruna Desa Burai.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
pihak yang berkepentingan. Kritik dan Saran yang membangun ke arah yang lebih baik
untuk skirpsi ini maupun penulis, sangat diharapkan untuk perbaikan kedepannya.
M. Halim Alfath
iii
DAFTAR ISI
iv
B. Saran ................................................................................................................. 61
DAFTRAR PUSTAKA ............................................................................................ 63
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peran
penting. Pariwisata adalah wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran.
pekerjaan yang cukup besar di daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata. Pariwisata
merupakan sektor yang harus terus menerus dikembangkan pemerintah sebagai pilar
pembangunan nasional karena mampu menopang perekonomian nasional pada saat dunia
kesejahteraan dan kenyamanan bagi masyarakat, karena pada dasarnya kenyamanan bagi
masyarakat itu tercipta dari pelayanan yang ada pada pengelola atau pemerintah itu sendiri.
Menurut (Mahsyar, 2011) Pelaksanaan pelayanan publik pada prinsipnya ditujukan kepada
manusia, sudah menjadi kodratnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia.
Pariwisata memiliki sifat yang kompleks oleh karena itu dalam mengelola
pariwisata perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak seperti antara swasta, pemerintah
maupun masyarakat agar pariwisata dapat berkembang secara baik dan memberikan
untuk menghasilkan manfaaat sosial, budaya, dan ekonomi yang signifikan bagi daerah.
1
2
Pariwisata juga merupakan sumber nilai strategis yang berasal dari inspirasi budaya
kepariwisataan. Sebagai bentuk upaya pelestarian kearifan lokal yang tidak melupakan
nilai dan spirit budayanya maka diperlukan pengembangan objek wisata dan pengelolaan
manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Muncul dan berkembangnya kegiatan pada
pariwisata tidak lain karena di wilayah tersebut terdapat objek yang spesifik dan unik
sehingga memiliki daya tarik yang tidak ada di tempat lain sehingga menarik untuk
diatas, maka peneliti menggunakan teori pengembangan pariwisata yang dikemukakan oleh
Robert Christie Mill (2000: 168), “Pengembangan pariwisata adalah untuk memaksimalkan
1. Analisa Pasar.
3. Analisa Sosio-ekonomi.
masing-masing analisa diatas memiliki 2 indikator yaitu: Analisa Pasar indikatornya Daya
Tarik Wisata dan Sarana dan Prasarana Wisata. Analisa Teknik dan Perencanaan
Sosial dan Ekonomi. Analisa Bisnis dan Hukum indikatornya Promosi dan Hukum.
3
Peraturan otonomi daerah sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang nomor
22 tahun 1999 yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang nomor 32 tahun 2004
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas yang berlaku.
Otonomi daerah memberikan kebebasan setiap daerah untuk mengelola sumber daya
yang ada pada setiap daerah. Misalnya pengembagan sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Perencenaan pengembagaan dapat dimulai dengan mengenali wilayah yang akan
daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dibidang pelayanan jasa kepariwisataan.
Terdapat salah satu daerah yang memiliki objek wisata yang tidak terlalu jauh dari kampus
dan sempat menarik perhatian orang banyak terutama di kalangan mahasiswa unsri
sehingga penelitipun berminat untuk melakukan penelitian di daerah tersebut adalah Desa
Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
Objek Wisata di Desa Burai sendiri memiliki banyak jenis wisata yang ditawarkan
sebagai berikut:
1. Wisata Religi.
2. Wisata Bahari.
5. Wisata Outbond.
Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu Kabupaten di daerah Sumatera Selatan.
Sebagai sebuah Kabupaten Ogan Ilir memiliki wewenang sendiri untuk mengelola sumber
daya yang terdapat di wilayahnya. Termasuk didalamnya adalah potensi dan sumber daya
yang dapat dikembangkan untuk menunjang program ekonomi daerah di bidang pariwisata.
Seluruh objek wisata masih dalam kendali pemerintah Kabupaten Ogan Ilir melalui Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir, artinya masih mengandalkan
insentif dari pemerintah daerah, yang dalam perkembangannya dapat dikelolah oleh pihak
pariwisata merupakan sektor yang dianggap berpotensi untuk dikenalkan pada wisatawan
manca daerah. Pariwisata juga bisa dikategorikan suatu kebutuhan bagi masyarakat dan
kebutuhan psikis masyarakat (wisatawan) butuh kepuasan dengan apa yang mereka
inginkan. Hal tersebut memerlukan adanya suatu kebijakan yang menjadi salah satu acuan
positif guna menunjang perekonomian masyarakat di sekitar tempat wisata tersebut, pihak
pemerintah memberikan suatu keleluasaan agar masyarakat dapat terbantu dalam hal
langkah yang tepat sasaran sebagai salah satu cara guna menunjang peningkatan
kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, penentuan cara-cara atau
metode penggunaan sarana dan prasarana. Oleh karena itu strategi juga harus didukung
oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi
yang ada di daerahnya dan mengelolah potensi tersebut dengan memberikan strategi dalam
kenyamanan bagi masyarakat itu tercipta dari pelayanan yang ada pada pengelola atau
Berdasarkan hasil observasi langsung yang dilakukan peneliti ke lokasi wisata dan
juga wawancara singkat kepada pengurus Kelompok Sadar Wisata Desa Burai, peneliti
melihat adanya penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2020 dibandingkan tahun
sebelumnya 2019 dan tahun berikutnya 2021. Berikut data pengunjung wisata desa burai
Tabel 1.1
Data Pengunjung Wisata Desa Burai Tahun Januari 2019 – Desember 2021
5. Wisata Rawang
6. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
4 April 2019 234 Orang
3. Wisata Edukasi
4. Wisata Outbond
1. Wisata Bahari
5 Mei 2019 187 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
6 Juni 2019 237 Orang
3. Wisata Edukasi
4. Wisata Outbond
1. Wisata Bahari
7 Juli 2019 153 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
8 Agustus 2019 105 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
9 September 2019 129 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
10 Oktober 2019 110 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Edukasi
2. Wisata Outbond
11 November 2019 174 Orang 3. Wisata Rawang
4. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
12 Desember 2019 200 Orang 4. Wisata Outbond
5. Wisata Rawang
6. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
13 Januari 2020 190 Orang
4. Wisata Outbond
5. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
14 Februari 2020 186 Orang
3. Wisata Edukasi
4. Wisata Outbond
1. Wisata Bahari
15 Maret 2020 173 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
7
1. Wisata Bahari
16 April 2020 123 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
17 Mei 2020 96 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Outbond
18 Juni 2020 156 Orang 2. Wisata Rawang
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
19 Juli 2020 66 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
20 Agustus 2020 75 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
21 September 2020 111 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
22 Oktober 2020 130 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
23 November 2020 112 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
24 Desember 2020 200 Orang 3. Wisata Edukasi
4. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Religi
25 Januari 2021 100 Orang 2. Wisata Bahari
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Edukasi
2. Wisata Bahari
26 Februari 2021 175 Orang
3. Wisata Camping
Ground
1. Wisata Edukasi
27 Maret 2021 190 Orang
2. Wisata Bahari
1. Wisata Edukasi
28 April 2021 200 Orang
2. Wisata Bahari
1. Wisata Bahari
29 Mei 2021 215 Orang
2. Wisata Edukasi
1. Wisata Religi
30 Juni 2021 235 Orang 2. Wisata Bahari
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Religi
31 Juli 2021 270 Orang 2. Wisata Bahari
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
32 Agustus 2021 125 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
33 September 2021 150 Orang
2. Wisata Religi
1. Wisata Bahari
34 Oktober 2021 155 Orang
2. Wisata Religi
8
1. Wisata Bahari
35 November 2021 170 Orang 2. Wisata Religi
3. Wisata Edukasi
1. Wisata Bahari
2. Wisata Religi
36 Desember 2021 270 Orang 3. Wisata Edukasi
4. Wisata Camping
Ground
Sumber: Pokdarwis Burai Indah
Berdasarkan data pengunjung diatas pada tahun 2020 memiliki pengunjung paling
sedikit dibandingkan tahun 2019 dan 2021. Peneliti juga menemukan masalah lain ketika
kelompok sadar wisata desa burai bahwasanya selain karena adanya Pandemi Covid-19
sebagai faktor penurunan pengunjung wisata terdapat faktor lain yaitu Keterbatasan
Sumber Daya Manusia. Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki menjadi
persoalan yang mendasar untuk mengembangkan sektor pariwisata di desa burai. Karena
untuk mengembangkan wisata di desa burai ini dibutuhkan sumber daya manusia yang
memadai. Kondisi diatas menunjukkan bahwa perlu adanya peran aktif dari pemerintah
khususnya Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir agar pariwisata di desa burai
dapat dikelola degan baik. Sehingga pariwisata dapat berkembang sesuai dengan apa yang
Maka dari itu, diperlukan penelitian lebih lanjut yang diharapkan dapat menemukan
permasalahan terkait dengan judul mengenai “Strategi Dinas Pemuda Olahraga Dan
Pariwisata Ogan Ilir Dalam Mengembangkan Objek Wisata Di Desa Burai Pada
Tahun 2020”.
9
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Strategi Dinas Penuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir Dalam
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui Strategi Dinas Penuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir Dalam
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang diharpkan dapat dapat dicapai dalam penelitian ini
1. Secara Akademis
pegetahuan tentang Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir
2. Secara Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Strategi
“strategik” dalam manajemen sebuah organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara dan
manajemen yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan organisasi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program
tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Dengan kata lain, strategi adalah
pilihan dan rute yang tidak hanya sekedar mencapai suatu tujuan akan tetapi strategi juga
Menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang yang hendak dicapai. Strategi menjadi hal penting dalam pengembangan visi
misi untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut
Anthony, Parrrewe dan Kacmar (1999) strategi didefinisikan sebagai formulasi misi dan
dan pengaru-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu dan seni yang
perang dan damai. Selain itu pengertian dari strategi menurut para ahli yang lain seperti
Quinn (1990:10) menyebutkan bahwa strategi adalah pola atau rencana yang
8
9
mengintegrasikan tujuan, kebijakan dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif,
dimana sebuah strategi yang baik akan dapat membantu organisasi dalam
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam bentuk unik berbasis kompetensi
Strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan- tujuan
suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan baik akan membantu
penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu
bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang,
disetai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa
Menurut Salusu (2003) Strategi adalah seni menggunakan kecakapan dan sumber
daya suatu orgaanisasi untuk mencapai sasaranya melalui hubungan yang efektif dengan
lingkungan dan kondisi yang paling mengutungkan. Sumber daya dalam hal ini: sumber
2. Jenis-jenis Strategi
dalan (Asriandy, 2016) menjelaskan bahwa ada beberapa jenis strategi alternatif, yaitu:
10
1. Strategi Integrasi
perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Jenis-
a. Integrasi ke Depan
penghasilan untuk mendapatkan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
b. Integrasi ke Belakang
c. Integrasi Horizontal
2. Strategi Intensif
intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini
a. Penetrasi Pasar
pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya
b. Pengembangan Pasar
c. Pengembangan Produk
penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan
3. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Terkait
atau jasa yang baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan
yanglama.
produk atau jasa yang baru namun keduanya tidak saling berkaitan sama sekali
4. Strategi Defensif
penghematan biaya dan asset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang
a. Penciutan
melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun.
12
b. Divestasi
Divestasi adalah strategi dimana dilakukan penjualan suatu divisi atau atau
dibutuhkan.
c. Likuidasi
3. Tipe-Tipe Strategi
Menurut Koteen dalam Salusu (Oktosilva, 2018) ada empat tipe-tipe strategi antara
lain:
inisiatif- inisiatif stratejik yang baru. Strategi ini juga merupakan pembatas-
diperkenalkan.
4. Manajemen Strategi
lainnya serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen
Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada
penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai
sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis adalah cara dengan jalan mana para
munculnya kebutuhan untuk menyusun strategi yang tidak hanya berdasarkan pada
aturan yang telah dibuat. Kajian manajemen strategi dalam konteks organisasi menjadi
kebutuhan yang sangat penting. Bahkan organisasi mapan yang telah lama menjadi ikon
dan memimpin para kompetitornya selama berpuluh tahun pun dapat secara cepat
perubahan. Manajemen strategis menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat,
muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat semakin
Manajemen Strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang
organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategis dapat dua bagian yang
14
saling berhubungan yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaaan dari hasil
Bidang ilmu ini melihat pengelolaan organisasi secara menyeluruh dan berusaha
dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara
keseluruhan.
Pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju,
baik, sempurna dan berguna. Sedangkan menurut (Bakaruddin, 2008) adalah usaha-
usaha yang dilakukan oleh manusia sebagai subjek untuk mengarahkan perubahan yang
terjadi pada suatu objek. Pengembangan bisa juga diartikan sebagai perubahan kearah
berarti proses, cara, perbuatan pengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan
dan tujuan organisasi, proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang
1. Analisa Pasar.
3. Analisa Sosio-ekonomi.
sebagai berikut;
1. Analisa Pasar
karena harus diketahui objek wisata apa yang dimiliki sehingga bisa menarik
wisatawan datang. Salah satu cara untuk menentukan subyek ini adalah
membedakan antara daya tarik inti dan daya tarik pendukung. Daya tarik inti
merupakan alasan utama mengapa wisatawan mau datang ketempat itu. Daya
tarik inti bisa berupa daya trik alam seperti iklim, flora dan fauna, ciri lingkungan
alam khusus, goa, jeram niaga, panorama alam. Daya tarik budaya seperti
monumen purbakala, sejarah dan budaya, seni, kerajinan dan arsitektur lokal,
daya tarik yang dibangun disekeliling daya tarik inti, daya tarik pendukung berupa
jenis atraksi khusus, seperti taman hiburan, pusat perbelanjaan, rekreasi dan
fasilitas olahraga.
fasilitas-fasilitas yang sudah ada bagi wisatawan dikawasan objek wisata dan
yang belum ada sehingga harus dibangun untuk para wisatawan seperti : tempat
a. Anggaran
objek wisata.
C. Analisa Sosio-ekonomi
a. Sosial
pembangunan pariwisata.
b. Ekonomi
pengembangan pariwisata.
a. Promosi
Promosi berperan sebagai mesin ekonomi nasional bahkan global yang mendorong
b. Hukum
aturan, baik itu Undang-undang maupun Peraturan Daerah yang akan menjadi
17
bagi para pengembang pariwisata atau pihak swasta dalam melewati aturan-aturan
yang dikemukan oleh Robert Christie Mill tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana
stategi pengembangan pariwisata yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Ogan Ilir dan agar pengembangan wisata dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan
memperhatikan konsep pengembangan pariwisata, yang terdiri dari analisa pasar, analisa
teknik dan perencanaan, analisa sosioekonomi, analisa bisinis dan hukum, karena konsep
Menurut Oka (2008) Pengembangan adalah usaha atau cara untuk memajukan serta
mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah
tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat
yang ada di sekitarnya. Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang
matang sehingga bermanfaat baik bagi masyarakat, baik juga dari segi ekonomi, sosial dan
juga budaya.
Pengembangan suatu objek wisata menjadi daerah tujuan wisata yang dapat
diandalkan serta ditentukan oleh berbagai produk wisata yang harus dimiliki daerah
tersebut, faktor-faktor tersebut yaitu adanya objek yang disaksikan dan mempunyai daya
tarik khusus serta berbeda dengan daerah lainnya, ada atraksi wisata yang disajikan untuk
wisatawan, ada oleh-oleh khusus dari kawasan objek wisata yang akan dibeli dan dibawa
pulang, serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti restoran,
Menurut (Oka, 2008) suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata yang baik,
harus mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk dikunjungi, yakni:
Adanya sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal ini objek wisata yang
itu perlu juga mendapat perhatian terhadap atraksi w isata yang dapat dijadikan
Terdapat sesuatu yang menarik yang khas untuk dibeli dalam hal ini
daerah tersebut harus ada fasilitas untuk dapat berbelanja yang menyediakan
souvenir maupun kerajinan tangan lainnya dan harus didukung pula oleh fasilitas lainnya
Suatu aktifitas yang dapat dilakukan ditempat itu yang bisa membuat orang
wisata daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya suatu daerah
dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata ditentukan oleh pihak pengelola dan sikap
masyarakat (Oka, 2008) Direktur jendral pariwisata juga telah menegaskan bahwa
berhasilnya pengembangan objek wisata suatu daerah harus ditunjang pula dengan
pengelola dan partipisipasi masyarakat di daerah tujuan wisata. Perlu adanya keterpaduan
dan kerjasama yang baik antara unsur-unsur kepariwisataan dalam upaya pengembangan
objek wisata. Dalam hal ini peranan pengelola dan masyarakat sangat penting.
19
sumber dana dan menciptakan lapangan kerja yang luas bagi seluruh warga.
lancar dan dapat diberikan keuntungan sebesar mungkin dari kegiatan pariwisata
3. Komponen masyarakat sebagai pemilik wilayah dan pendukung serta pelaku budaya
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan pengembangan adalah upaya memperluas atau
keadaan yang lebih lengkap, lebih besar atau lebih baik, memajukan sesuatu dari yang
lebih awal kepada yang lebih akhir dan dari yang sederhana kepada yang lebih komplek.
perwujudan dari pada ciptaan manusia, tatahidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan
tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
disebut daya tarik dan atraksiwisata (Sammeng,2001). Desa wisata adalah sebuah kawasan
pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata.
Hadiwijoyo (2012) menyatakan bahwa desa wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang
adatistiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang
khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk
mendefinisikan desa wisata sebagai bentuk integrasi antra atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu
Wisata atau Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan juga didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah
terkait dengan pariwisata dan bersifat multi dimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan tentang daya tarik wisata yang
Penggolongan jenis objek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang diperlihatkan
oleh tiap-tiap objek wisata. Menurut Mappi dalam skripsi (Asriandy, 2016) Objek wisata
1. Objek wisata alam, misalnya: laut, pantai, gunung (berapi), danau, sungai, fauna
(tradisional), pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun kesawah, upacara panen,
21
tenun (tradisional), tekstil lokal, pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum
dan lain-lain.
3. Objek wisata buatan, misalnya: sarana dan fasilitas olahraga, permainan (layangan),
hiburan (lawak atau akrobatik, sulap), ketangkasan (naik kuda), taman rekreasi, taman
ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai agama, adat
istiadat, lingkungan hidup, dan objek wisata itu sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik
wisata dapat dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha maupun individu dengan melibatkan
Dalam UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik
wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan wisatawan. Kata wisatawan merujuk kepada orang. Secara umum
wisatawan menjadi bagian dari traveler atau visitor (Pitana & Diarta,2009)
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia. Pada dasarnya objek
wisata di Desa Burai ini merupakan hasil buatan manusia karena rumah warna-warni di cat
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
wisata.
kepariwisataan.
23
masyarakat.
budidayakan.
24
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Objek
Wisata Desa Burai
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang
valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan
tertentu sehingga proses selanjutnya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
Penelitian ini digunakan untuk menganalisis tentang strategi Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Ogan Ilir dalam mengembangkan objek Wisata Desa Burai. Peneliti akan
peneliti harus turun langsung kelapangan untuk mendapatkan data yang valid.
B. Definisi Konsep
Menurut Oka (2008) Pengembangan adalah usaha atau cara untuk memajukan serta
mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah
tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat
yang ada di sekitarnya. Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang
matang sehingga bermanfaat baik bagi masyarakat, baik juga dari segi ekonomi, sosial dan
juga budaya.
wisata daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya suatu daerah
26
dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata ditentukan oleh pihak pengelola dan sikap
pengembangan objek wisata suatu daerah harus ditunjang pula dengan kerjasama yang baik
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini dilakukan langsung di lokasi objek wisata yaitu di Desa Burai,
Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Dalam penelitian ini
1. Analisa Pasar
3. Analisa Sosio-ekonomi
Tabel 3.1
Teori Pengembangan Pariwisata
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah mengacu pada konsep
Miles dan Huberman dalam (Said 2011) yaitu interactive model yang mengklasifikasikan
Semua data yang diperoleh dilapangan akan ditulis dalam bentuk uraian
secara lengkap dan banyak. Kemudian data tersebut direduksi yaitu data
dirangkum, membuat kategori, memilih hal-hal yang pokok dan penting yang
berkaitan dengan masalah. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
dua yakni penyajian data dimana data dan informasi yang sudah diperoleh
informasi yang telah diperoleh dan disajikan. Penjelasan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan dari analisis data untuk menganalisis hal-hal yang masih
perlu diketahui mengenai data-data yang telah diperoleh di lapangan, informasi yang
Analisis merupakan suatu penelitian mengenai satuan yang dapat berupa individu,
kelompok atau organisasi, dan masyarakat yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian.
Bagian analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat, yaitu masyarakat di Desa Burai.
Dari bagian analisis yang telah ditentukan maka peneliti akan mengetahui Strategi Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Ogan Ilir dalam mengembangkan objek Desa Burai.
28
Penelitian ini digunakan untuk menganalisis tentang strategi Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Ogan Ilir dalam mengembangkan objek Desa Burai. Peneliti akan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-
Data yang diperlukan dalam penelitian bersumber dari data primer dan data
sekunder:
1. Data Primer
Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan informan yang
sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh
peneliti (Sarwono, 2006:209). Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
obyek wisata, maka peneliti akan mencari informasi kepada informan yang menjadi
sumber utama. Dalam melakukan penelitian ini, yang nantinya akan menjadi data
primer adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata. Informan ini dianggap dapat
2. Data Sekunder
kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Data
sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti
Sumber data ini akan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data-data dan
menganalisis hasil dari penelitian. Sumber data sekunder dari penelitian ini berasal
koran dan arsip-arsip yang berhubungan erat dengan permasalahan yang diteliti.
artikel ilmiah, buku-buku serta gambar. Sumber data ini akan menjadi pendukung
dari pernyataan-pernyataan yang akan dihasilkan dari narasumber pada data primer.
F. Informan Penelitian
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian sehingga dengan ini
informan harus banyak mempunyai pengalaman terkait dengan latar penelitian. Teknik ini
bertujuan untuk memperoleh informasi dari informan yang benar-benar mengetahui dan
menguasai keadaan yang ada serta dapat memberikan informasi yang relevan mengenai
permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan
Tabel 3.2
Informan Kunci
Ogan Ilir
6 Pengunjung 3 Orang
Untuk memperoleh data, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
jawab dengan para informan untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang ada
kaitannya dengan masalah pembahasan skripsi ini dalam hal melakukan wawancara
yang diteliti.
2. Observasi
Desa Burai yang dikelolah oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Ogan Ilir dengan mengidentifikasi strategi pengembangan objek wisata Desa Burai
Ogan Ilir.
31
3. Dokumentasi
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, skirpsi, buku, surat kabar dan majalah.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif.
Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Menurut Moleong (2004:280- 31 281), “Analisis data adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
1. Reduksi Data
lapangan langsung.
2. Penyajian Data
gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Batasan yang
diberikan dalam penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan
tindakan. Dalam tahap ini peneliti akan menyusun sekumpulan informasi dalam
bentuk uraian, table, dan foto atau gambar sejenisnya yang berkaitan dengan
3. Penarikan Kesimpulan
mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan
dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.
Pada penelitian ini, data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dicari pola, tema
I. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi menjadi 5 (lima) bab dengan urutan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang ditunjukan untuk memahami tulisan secara
garis besar yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian.
Bab ini merupakan bagian yang menguraikan acuan teori dan penelitian terdahulu yang
menjadi pendukung dalam penelitian tentang Strategi Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata dalam Mengembangkan Objek Wisata di Desa Burai Pada Tahun 2020.
Bab ini merupakan bagian yang menguraikan tentang metode penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab ini menguraikan inti dari penulisan yang berisi analisis data dari hasil penelitian di
lapangan yang diperoleh melalui data wawancara dan observasi peneliti pada Strategi
Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Objek Wisata Di Desa
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang terdiri dari kesimpulan hasil penelitian
serta saran yang diajukan sebagai perbaikan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
34
BAB IV
Desa Burai adalah desa yang sudah ada sejak masa kerajaan sriwijaya, hal ini dapat
dibuktikan dengan letak wilayah Desa Burai yang berada di sepanjang bantaran Sungai
Kelekar yang bermuara pada Sungai Musi, dikarenakan banyak kegiatan sehari- hari
dilakukan melalui perairan. Selain itu, ada juga bukti dari makam-makam keramat yang
10. Makam PUYANG PUTRI RAMBUT PANJANG yang terletak di sebrang dusun
yaitu di peninjauan
Dari cerita-cerita yang ada dan berkembang di masyarakat Desa Burai hingga saat
ini, mereka masih belum mengetahui dari suku mana mereka berasal. Hal ini
dikarenakan Nenek Moyang yang berasal dari suku-suku yang berbeda, yang merantau
ataupun mencoba kabur dari penjajah yang akhirnya mereka menemukan wilayah
35
moyang masyarakat Desa Burai merupakan perantau. Hingga saat ini keberadaan
masyarakat Burai tersebar di beberapa wilayah, mulai dari Palembang, Pulau Jawa,
masyarakatnya merupakan orang Burai, yaitu yang dikenal dengan Desa Semantul.
Bahasa yang digunakan masyarakat Desa Burai sangat berbeda dengan desa-desa
Desa Burai berbatasan hanya dengan desa dan kelurahan. Pada bagian utara
berbatasan dengan Desa Tanjung Batu, bagian barat berbatasan dengan Desa Sentul,
bagian timur berbatasan dengan Desa tanjung Sejaro dan bagian selatan berbatasan
Kabupaten Ogan Ilir merupakan tempat yang memiliki berbagai objek wisata mulai
dari wisata alam sampai wisata religi. Ogan Ilir juga merupakan kabupaten yang
memiliki potensi di bidang olahraga seperti olahraga di cabang sepatu roda yang sering
manfaat bagi masyarakat lokal dan bahkan negara. Dinas Pemuda, Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir merupakan unsur SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten
Ogaı Ilir yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Ogan Ilir. Dinas Pemuda,
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Ogan İlir Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas
Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir dan Peraturan Bupaü Nomor II
37
Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda, Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Ogan İlir. Struktur Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
1. Kepala Dinas.
2. Sekretaris Dinas.
2. Visi dan Misi Dinas Pemuda Olehraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir
Adapun visi dan misi yang telah dibuat oleh Dinas Pemuda Olahraga, dan
Dalam upaya menuju visi diatas, adapun misi dari Dinas Pemuda Olahraga, dan
pariwisata
dan pariwisata
Ogan Ilir
Susunan organisasi Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir
terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris
3. Kewirausahaan (PK3);
d. Bidang Pariwisata
Kepala Dinas
Sekretaris
Kabid. Kepariwisataan
Kabid. Pemuda &
Olahraga
4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda Olehraga dan Pariwisata Kabupaten
Ogan Ilir
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir mempunyai tugas
Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2008
Ogan Ilir, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir mempunyai
Pariwisata;
Pariwisata;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dalam upaya mendukung dan menjalankan tugas pokok dan fungsinya, kegiatan
41
1. Sekretariat
mempunyaitugas :
naskah RKA-SKPD;
program;
dan penatausahaannya;
kepegawaian;
pegawai;
keindahandilingkungan dinas;
lingkungan dinas;
kantorserda pemeliharaannya;
tugasdan fungsinya.
pemerintahan daerah.
tugas:
2.2. Seksi Prestasi, IPTEK, Sarana dan Prasarana Olahraga mempunyai tugas
(PK3)mempunyai tugas :
(PK3);
Kewirausahaan (PK3);
3. Bidang Pariwisata
Pemerintahan Daerah.
PengembanganKepariwisataan;
Kepariwisataan;
Pengembangan Kepariwisataan;
e. Pengembangan Kepariwisataan;
Pengembangan Kepariwisataan;
h. Pengembangan Kepariwisataan;
media ruang;
Budaya;
Seni Budaya;
SeniBudaya ,
Seni Budaya;
dengan pengelolaan desa wisata. Informan yang pertama yaitu Sekretaris Desa Burai
yang dilaksankan pada tanggal 9 Desember selama 45 menit, di Balai Desa burai.
Informan yang kedua yaitu Kepala Subbagian Pariwisata yang dilakukan di Ruang
Bidang Pariwisata pada tanggal 12 Desember selama 40 menit. Informan ketiga ialah
Kepala Dinas berlangsung selama 1 Jam. Informan keempat yatu Pendamping Desa
pada tanggal 6 Februari. Informan kelima yaitu Pendamping Desa LV. Kecamatan,
wawancara ini menggunakan media zoom meeting berdurasi selama 32 menit pada
tanggal 15 Februari.
47
2. Tokoh Masyarakat
Desa Burai. Informan yang pertama yaitu Ketua POKDARWIS yang dilaksankan pada
kedua yaitu Ketua Lembaga Adat yang dilakukan di Rumah Informan pada tanggal 21
Desember selama 25 menit. Yang terakhir yaitu Anggota BPD Burai yang dilakukan di
Burai. Informan yang pertama yaitu seorang mahasiwi berinisial RARR yang
mengunjungi Desa Burai pada awal tahun 2023, wawancara dilaksankan pada
tanggal
4 April selama 32 menit, melalui pesan WhatsApp. Informan yang kedua yaitu
mahasiswi berinisial PP yang mengunjungi Desa Burai pada awal tahun 2023,
Mei.
49
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang sudah
dilakukan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaiman pengelolaan yang
dilakukan oleh Dinas pemuda, Olahraga dan Pariwisata Ogan ilir terhadap Desa Burai.
Data penelitian ini diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi yang
wawancara dengan 5 informan kunci dan 10 informan non kunci, observasi lapangan di
Desa Burai serta dokumentasi berkas yang ada di dinas. Hasil dari kesimpulan wawancara
dan juga observasi serta dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti akan dianalisis
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam pengelolaan Desa Burai sebagai
Desa Wisata yang dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Ogan Ilir telah melaksanakan beberapa program dalam aspek promosi, pelatihan, sarana
dan prasarana. Pada aspek promosi Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Ogan Ilir, membantu mempromosikan Desa Burai melalui leaflet yang berisikan banyak
50
informasi mengenai desa, selain itu bantuan yang dilakukan dalam membantu
mempromosikan Desa Burai agar dapat memenangkan API Awarde. Pelatihan yang
diberikan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir, adalah
pelatihan pemandu wisata dan sosialisasi sapta pesona wisata untuk perwakilan dari setiap
desa yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Selanjutnya pelaksanaan dalam penyediaan sarana
dan prasarana wisata kepada Desa Burai oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Ogan Ilir sudah dilakukan sejak pada awal direncanakannya Desa Burai
menjadi Desa Wisata. Selain dari pihak dinas juga ada banyak pihak dari pemerintah
Dalam pengelolaan wisata yang dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir belum ada landasan hukum dalam pengelolaan tersebut.
Selain itu Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Ogan Ilir masih belum
1. Faktor Pengembangan
Langkah awal dalam keberhasilan pengeolaan sebuah desa wisata dapat terlihat dari
pedoman/SOP pengelolaan Desa Wisata Burai. Berikut adalah hasil wawancara dari
wawancara yang dilakukan dengan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
“Jadi untuk SOP/Pedomannya itu sebenarnya belum ada disitu, terkat perencanaan
SOP ini sebaiknya tanyakan kepada sub bidang pariwisata. Untuk RIPARDA itu
masih dalam proses di Provinsi, kalau untuk draftnya itu sudah ada tetapi belum
diresmikan. Karena RIPARDA ini merupakan landasan dalam pengelolaan
pariwisata mulai dari SOP, ekosistem hingga mekanisme pengelolaan sumber daya
alamnya. RIPARDA ini lah merupakan pedoman atau acuan dalam
mengembangkan pariwisata. Dan setahu saya belum ada pedoman/SOP turunan
yang diberikan provinsi tekait pengelolaan wisata, tetapi untuk lebih pastinya
tanyakan ke Bu Diah saja, selaku kepala sub bidang pariwisata.”
51
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada SOP/Pedoman yang
dikeluarkan oleh pihak dinas maupun turunan dari provinsi. Untuk RIPARDA sendiri
“Untuk pedoman tertulis itu belum ada, akan tetapi dalam pengelolaannya kamu
telah melakukan berbagau upaya dari awal perintisan desa wisata ini, mulai dari
membentuk POKDARWIS dalam musrembang desa, dimana lembaga ini dibentuk
untuk menjadi pionir penggerak dari Sapta Pesona dan sadar wisata, lalu dengan
ikut serta dalam pelatihan pemandu wisata sebagai upaya meningkatkan SDM yang
ada di desa dan menambah pemahaman warga desa terkait dengan desa wisata,
selain itu pemerintah desa juga mengupayakan penyediaan fasilitas wisata yang
dalam hal ini pemenuhannya melalui dana desa serta dibantu oleh dana CSR
Pertamina dan juga Pemerintah kabupaten. Karena adanya bantuan ini desa dapat
ditata ulang dan menimbulkan identitas baru sebagai Desa Warna-Warni Burai.
Selain upaya dalam perintisan pemerintah desa juga mulai melakukan
pengembangan desa wisata melalui penyusunan beberapa paket wisata yang dapat
dinikmati pengunjung serta membangun tempat penjualan souvenir yang merupakan
kerajinan dan kuliner khas Desa Burai.”
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketaahui bahwa Desa Burai tidak memiliki
SOP/Pedoman dari Pemerintah Desa dalam pengelolaannya. Akan tetapi ada banyak upaya
yang dilakukan dalam perintisan, pengembangan dan pengelolaan Desa Burai hingga bisa
menjadi Desa Wisata. berbagai upaya yang telah dilakukan adalah mulai dari membentuk
sebuah lembaga sadar wisata atau POKDARWIS, mengikuti pelatihan pemandu wisata,
Kabupatan dan CSR ke Pertamina Prabu, membangun tata ruang desa sehingga desa
mendapatkan identitas baru yang menjadi daya tarik dan keunikan dari desa serta adanya
tempat penjualan produk wisata seperti kerajinan dan kuliner dalam bentuk cinderamata.
“Untuk saat ini beum ada SOP/Pedoman khusus terkait dengan desa wisata.
sehingga untuk pengeloalaan desa wisata itu pihak desa sendiri yang melakukan,
dan ketika mereka membutuhkan bantuan pihak dinas siap membantu.. Biasanya
52
perencanaan dibuat satu tahun sebeumnya, pihak yang terlibat dalam perencanaan
ini dimulai dari kepala OPD, Tim TAPD, OPD yang bersangkutan, untuk
pelaksanaan itu biasanya tidak pasti. Kalau RIPARDA saat ini sudah ada draftnya
akan tetapi masih dalam proses perencanaan dan koreksi. Tidak ada SOP turunan
dari Dinas Pariwisata Provinsi kepada kabupaten terkait dengan pengelolaan wisata,
karena pada dasarnya desa burai merupakan milik desa sehingga pengelolaan
dilakukan oleh pemerintah desa, akan tetapi kalau dalam bentuk program kegiatan
harus ada sinkronisasi antara pusat, provinsi dan daerah.”
Faktor yang kedua yaitu penyediaan sarana dan prasarana pendukung untuk Desa
Wisata Burai. Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
diketahui bahwa Desa Wisata Burai memiliki beberapa fasilitas penunjang wisata seperti
lahan parkir, gazebo, spot foto, dermaga, kotak sampah, tempat ibadah, toilet dan lain
sebagainya. Namun masih ada beberapa fasilitas yang belum dimiliki, seperi internet,
sulitnya mencari mesin ATM. Lalu aksesibiltas yang masih sangat minim, seperti
banyaknya jalan yang rusak dan berlubang, adanya jalan yang tergenang air ketika hujan
turun, lalu belum adanya angkutan umum untuk menuju lokasi desa wisata.
Wawancara yang pertama dilakukan kepada Kepala Dinas pemuda, Olahraga dan
“Untuk pemberian sarana dan prsarana itu sudah ada, seperti perbaikan jalan. Dan
bulan September nanti akan dilaksanakan Festival Burai sehingga kami membantu
dalam melengkapi fasilitas wisata untuk pegunjung, untuk saat ini berfokus pada
MCK (Mandi Cuci Kakus) atau toilet yang dapat digunakan oleh pengunjung. Dan
pernah juga ada bantuan dari CSR Pertamina. Akan tetapi untuk tahun ini belum ada
perencanaan penyediaan sarana dan prasarana. Kalau dari yang saya lihat, desa burai
memerlukan sentuhan-sentuhan lagi, disana sudah memiliki modal dasar sebenarnya
dengan kearifan lokal desa, masyrakat disana mau melakukan gotong royong. Jadi
untuk modal awal untuk membantu pengembangan desa itu sudah ada, tetapi
memang diperlukan pembinaan kepada masyarakat desa kemudian saya juga pernah
menyampaikan bahwa hal yang menjadi daya tarik dari Desa Burai adalah wisata
airnya. Karena itu saya menyarakan kepada kepala desa untuk mebuat pasar
terapung. Sehingga akan makin menarik dan jika mereka konsisten untuk hal itu
maka akan dapat membantu perekonomi masyarakat desa.”
dan Pariwisata Kabupaten Ogan ilir mengenai perencanaan sarana dan prasarana Desa
53
Wisata Burai :
“Kalau untuk sarana dan prasarana sudah diberikan sejak tahun 2017, sejak awal
peresmian Desa Burai sebagai Desa Wisata di Ogan Ilir, mulai dari setiap OPD
memberikan donasi cat untuk proses pengecatan rumah warga, lalu dinas juga
pemberian kapal beserta mesinnya, kayu, timbunan batu-batuan. Di dinas ini tidak
ada tim pengawasan untuk penyediaan sarana dan prasarana untuk Desa Burai.
Kalau sarana dan prasarana dari Dinas tidak ada untuk ditahun ini. Sebenernya kalau
fasilitas yang dibutuhkan itu dari pihak desa sudah meminta bantuan untuk
pembangunan WC umum. Untuk pengajuan fasilitas ini pihak desa harus memenuhi
persyaratan yang ada, contoh untuk pembangunan wc umum maka pihak desa harus
sudah menyelesaikan urusan sertifikat tanah terlebih dahulu barulah setelah itu
bantuan pembangunan wc umum dapat dipertimbangkan dan disetujui. Tidak ada
tim khusus, karena biasanya pengadaan sarana dan prasarana ini melalui
musrembang kabupaten, akan tetapi sebelum itu harus ada musrembang desa,
penggunaan dana bisa dari APBD dan bisa juga dari Dana Desa itu sendiri.
Sehingga untuk sarana dan prasarana desa itu bisa menggunakan dana desa yang
telah diberikan sebesar 1 Milyar tiap desa dan berdasarkan hasil rapat pada tahun ini
20 persen harus digunakan untuk pembangunan pariwisata desa.”
sarana dan prasarana untuk Desa Burai sudah diberikan sejak peresmian menjadi desa
ekowisata pada tahun 2017. Sarana dan prasarana yang diberikan berupa perlengkapan
dalam pembaruan desa menjadi desa warna-warni seperti cat, kayu, timbunan batu-batuan.
Selain itu juga ada pemberian perlengkapan wisata seperti kapal beserta mesin.
mengatakan bahwa:
“Kalau dalam bentuk sarana dan prasarana yang permanen itu memang belum, tapi
kalau dalam bentuk perlengkapan itu sudah, seperti dalam mendukung pariwisata itu
ada juga bantuan kotak sampah dari Dinas Pariwisata Provinsi, ada juga beberapa
perlengkapan seperti pengecetan dan lain sebagainya yang sifatnya masih dalam
bentuk perlengkapan. Belum untuk peralatan dan asset yang benar-benar permanen.
Kalau dari kabupaten iu ada bantuan cat untuk keperluan pengecatan, tetapi secara
permanen memang belum, mungkin terkait dengan anggaran. Selain itu juga ada
bantuan kotak sampah dari Dinas Pariwisata Provinsi, ada juga beberapa
perlengkapan seperti pengecetan dan lain sebagainya yang sifatnya masih dalam
bentuk perlengkapan. Belum untuk peralatan dan asset yang benar-benar permanen.
Kalau dari kabupaten iu ada bantuan cat untuk keperluan pengecatan. Pengunjung
juga dapat menikmati fasilitas seperti gazebo, tempat parkir, rumah makan dan
paket wisata serta produk wisata. selain itu warga desa juga sering kali mengajarkan
bagaimana proses pembuatan kain songket kepada pengunjung. Akan tetapi Desa
Burai selaku desa wisata belum memiliki WC umum yang dapat diperguanakan oleh
pengunjung desa.”
54
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa bantuan sarana dan prasarana
kepada desa telah diberikan, akan tetapi bantuan yang ada hanya berupa perlengkapan
penunjang wisata, tidak ada dalam bentuk asset. Perlengkapan penunjang yang diberikan
seperti kotak sampah, cat, gazebo dan lain sebagainya. Perlengkapan tersebut dapat
digunakan oleh pengunjung sebagai fasilitas wisata, akan tetapi masih banyak kekurangan
Wawancara dengan pengunjung Desa Burai yaitu saudari RA. Regita Ramadhania
“Kalau untuk penunjuk jalan setahu saya tidak ada. Kalau untuk pelayanan yang
didapatkan secara khusus tidak ada, tetapi masyarakat disana menyambut dengan
hangat semua pengunjung, disana masyarakat banyak yang mengerjakan atau
membuat kerajinan seperti songket dan purun secara berkelompok dan mereka
dengan senang hati mengajak dan mengajari pengunjung untuk mencoba membuat
kerajinan songket. Fasilitas yang dapat dinikmati itu seperti adanya gazebo yang
terletak di pinggir jalan dan dekat sungai sehingga dapat dijadikan tempat
beristirahat, ada juga taman yang dapat digunakan untuk berfoto, lalu ada perahu
yang dapat digunakan untuk mengelilingi desa, ada juga banyak rumah makan yang
menjual makanan khas desa lalu ada tempat menjual souvenir. Saya sudah cukup
puas dengan fasilitas yang sudah tersedia disana”
dapat menikmati berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh masyarakat
desa. Faslitas yang dapat dipergunakan oleh pangunjung seperti gazebo untuk tempat
beristirahat, ada taman dan spot foto, lalu ada perahu dan tempat penjualan souvenir (oleh-
oleh).
Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak sekali fasilitas
wisata yang dapat dinikmati mulai dari adanya gazebo, tempat sampah, rumah makan,
tempat beribadah. Akan tetapi pengunjung kurang puas dengan fasilitas wisata dikarenkan
menemukan lokasi wisata dikarenkan tidak adanya rambu petunjuk jalan, tidak ada toilet
atau WC umum, dan juga dikarenakan lahan parkir terendam air yang mengakibatkan
55
kesusahan mencari tepat untuk memarkirkan kendaraan agar tidak mengganggu pengguna
jalan lainnya.
Dari semua wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa informan maka dapat
disimpulkan bahwa bantuan sarana dan prasarana yang telah diberikan ke Desa Burai yaitu
berupa cat, kapal dan mesin, kotak sampah dan gazebo, pemberian bantuan ini sudah
dilakukan sejak tahun 2017 pada saat peresmian Desa Burai menjadi Desa Ekowisata.
Sudah banyak pemberian sarana dan prasarana akan tetapi Desa Burai masih memiliki
banyak kerkurangan fasilitas seperti sempitnya lahan parkir, belum adanya wc umum, tidak
memiliki penunjuk jalan dan sedikitnya papan informasi. Pengadaan sarana dan prasarana
akan dilakukan apabila pihak desa yang mengajukan atau meminta bantuan contoh yaitu
untuk pembangunan wc umum maka pihak desa harus sudah menyelesaikan urusan
sertifikat tanah terlebih dahulu barulah setelah itu bantuan pembangunan wc umum dapat
dipertimbangkan dan disetujui. Bantuan yang telah diberikan kepada Desa Burai pun sudah
banyak, seperti bantuan fasilitas wisata dan juga promosi. Akan tetapi Desa Burai belum
memiliki penanda jalan dan akomodasi seperti kendaraan umum yang akan memudahkan
akses menuju desa, untuk saat ini hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi saja jika
ingin berwisata ke Desa Burai. Lalu ada banyak fasilitas ynag dapat dinikmati oleh
disepanjang jalan, tempat parkir, rumah makan yang menyediakan makanan khas desa burai,
tempat penjualan souvenir dan berbagai macam snack khas dari Desa Burai. Selain itu juga ada
Berdasarkan hasil dokumentasi yang telah dilakukan penulis maka dapat dilihat
bahwa pembangunan fasilitas pariwisata ada dua aspek yang mempengaruhi yatu
Berdasarkan hasil observasi diatas dapat diketahui bahwa Desa Burai memiliki
sarana dan prasarana wisata, yang berfungsi sebagai fasilitas wisata yang dapat dinikmati
56
oleh pengunjung Desa Burai. Dari hasil dokumentasi diatas ada banyak sekali fasilitas
wisata yang telah dibuat untuk pengunjung, mulai dari perahu, area dan peralatan outbond,
spot foto, area dan perlatan berkemah, wisata religi ke makan puyang. Selain itu juga ada
fasilitas seperti 3 buah gazebo, kotak sampah, tempat membeli souvenir, rumah makan,
lahan parkir serta penginapan. Akan tetapi aksesibiltas pada Desa Warna-Warni Burai
maka akan dapat ditemukan bahwa banyaknya jalan yang rusak dan berlubang, apabila
musim hujan tiba maka beberapa jalan akan tergenang dan tertutup dengan air. Karena
kondisi dari beberapa jalan yang berada di tengah rawa atau diapit oleh dua buah rawa di
samping kanan dan juga kiri. Hal ini akan membahayakan pengguna jalan. Selain itu
disepanjang jalan menuju objek wisata tidak ditemukan rambu penunjuk arah.
2. Faktor Kelembagaan
dalam pengelolaan Desa Wisata Burai. Karena itu peneliti melakukan observasi lapangan
dan juga wawancara langsung dengan pihak yang terkait, maka peneliti menemukan
mengatakan bahwa:
“Kalau untuk kegiatan promosi wisata itu sudah ada, seperti membantu Desa Burai
untuk memenangkan penghargaan dari API Awarde. Kalau untuk pemasaran produk
itu belum ada, sehingga produk yang dihasilkan hanya di pasarkan di sekitar desa
saja. Setahu saya hanya melalui media sosial saja, hanya sebatas itu saja. seharunya
adanya pemasangan baleho yang berisikan wisata yang ada di Desa Burai sehingga
membuat orang yang lewat akan tertarik untuk berkunjung. Kita tidak harus
menginformasikan secara lisan secara verbal saja sudah cukup, karena itu saya
merasa harus ditingkatkan kembali untuk penggunaan media promosi. Tidak ada
jadwal yang dibuat, biasanya promosi akan dilakukan pada saat dirasa perlu untuk
melakukan promosi, padahal ada baiknya jika memiliki jadwal sehingga lebih tertata
dan teratur. Kegiatan promosi wisata dilakukan pada saat ada agenda tahunan,
seperti Festival Burai yang akan dijadikan sebagai salah satu agenda tahunan untuk
Desa Burai. Festival ini akan membantu adanya promosi yang memperkenalkan
wisata, budaya, kerajinan hingga kuliner yang ada di Desa Burai. Dengan adanya
57
promosi maka akan dapat meningkatkan jumlah pengunjung, makin banyak yang
tertarik untuk berwisata kesana, tetapi untuk promosi itu belum dapat dirasakan
manfaatnya karena memang belum adanya bantuan dalam pemasaran produk yang
dihasilkan oleh desa.”
Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa kegiatan promosi wisata untuk Desa
Burai telah dilakukan. Kegiatan promosi ini dilakukan dalam bentuk dukungan terhadap
Desa Warna-Warni Burai agar dapat memenangkan penghargaan pada ajang API Awarde.
Ada juga pormosi yang dilakukan di media sosial, serta di tahun ini akan diadakannya
Festival Burai merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan Desa Warna-Warni
Burai sebagai Desa Ekowisata yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Akan tetapi di Desa Burai
belum adanya bantuan dalam pemasaran produk wisata seperti kuliner dan kerajinan, hal
ini lah yang perlu untuk ditingkatkan kembali, selain itu media promosi juga harus
ditambah agar makin banyak informasi mengenai Desa Burai yang tersebar luas.
Pariwisata Kabupaten Ogan ilir mengenai program promosi pengelolaan Desa Wisata
Burai :
“Kalau untuk promosi itu ada, contohnya melalui sosial media seperti Facebook dan
Instagram terus ada ada juga Leaflet yang berkaitan dengan pesona dan objek wisata
yang ada di Desa Burai. Dan ditahun ini juga aka nada Festival Burai yang sudah
dijanjikan oleh Bapak Bupati Ogan Ilir. Festival ini akan ada berbagai macam jenis
perlombaan yang bertujuan untuk mengenalkan objek wisata Desa Burai kepada
masyarakat luas. Dengan adanya promosi makan akan dapat meningkatkan jumlah
pengunjung, makin banyak yang tertarik untuk berwisata kesana, tetapi untuk
promosi itu belum dapat dirasakan manfaatnya karena memang belum adanya
bantuan dalam pemasaran produk yang dihasilkan oleh desa. Untuk penjadwalan
secara khusus itu tidak ada, karena biasanya promosi ini sering dilakukan pada
agenda dan hari besar nasional seperti HUT Ogan Ilir, dilakukan dengan dibuka
booth/stand yang berisikan produk wisata dari Desa Burai.”
proosi Desa Wisata Burai, bahwa sudah ada usaha promosi yang dilakukan oleh pihal
Dinas Pemuda, olahraga dan Pariwisata, yaitu melalui sosial media seperti Facebook dan
Instagram dan juga pembuatan Leaflet. Pada tahun ini akan diadakan Festival Burai untuk
58
yang pertama kali sebagai salah satu upaya mempromosikan Desa Wisata Burai. Dalam
Wawancara dengan pengunjung desa burai yaitu saudari RA. Regita ramadhania,
beliau mengatakan :
“Kalau untuk tahu untuk Desa Burai itu sendiri udah lama, karena sering dengar
cerita teman-teman dikampus dan melihat postingan-postingan yang ada di
instagram. Tetapi untuk letak desa itu dimana saya baru tahu sejak akhir tahun
kemarin. Yang membuat saya tertarik untuk berkunjung, karena Desa Burai ini
terkenal dengan sebutan desa warna-warni. Sehingga saya ingin melihat secara
langsung, selain itu karena desa ini telah memenangkan API Award dari
Kementerian Parekraf membuat saya semakin ingin mnegunjungi dna berwisata
disana. Saya sudah pernah mengunjungi desa wisata lain, nahh yang membedakan
antara Desa burai dengan desa wisata lainnya terutama dengan Desa Wisata di
Lembak yaitu mereka membangun satu destinasi wisata dengan memperindah
keadaan danau tersebu sehingga menarik pengunjung, sedangkan kalau Desa Burai
ini setiap sudut desanya dapat dijadiakan tempat berwisata yang instagramable dan
menarik seperti rumah warga yang tersusun rapi dan dicat dengan berbagai warna
dan mural, hal ini lahh yang manjadi keunikan sendiri bagi desa ini.”
mendapatkan iniformasi melalui postingan yang ada media sosial. Selain itu Desa Burai
yang unik karena mengusung tema desa warna-warni sehingga terlihat menarik untuk
dikunjungi terutama bagi para mahasiswa dan remaja yang ada di Kabupaten Ogan Ilir dan
sekitarnya. Kemenangan Desa Burai pada ajang API Awarde dan kunjungan dari Bapak
Sandiaga Uno selaku Menteri Parekraf semakin membuat Desa Burai dikenal oleh
Lalu terakhir wawancara dengan saudari Puput Puspita yang merupakan salah satu
“Saya pertama kali tahu tentang Desa Warna-Warni Burai ketika awal saya kuliah di
universitas Sriwijaya. Banyak sekali senior dan teman-teman dkampus yang
membicarakan mengenai desa warna-warni, sehingga saya melihat beberapa
postingan terkait dengan wisata desa warna-warni. Saya pertama kali mengunjungi
Desa Burai pada akhir tahun 2021 kemarin, saya mengunjungi desa tersebut karena
saya penasaran dengan bagaimana desa warna-warni tersebut. Pada saat saya datang
sangat disayangkan bahwa semua paket wisata yang ada di sana belum kembali
dibuka dikarenakan masih masa pandemic Covid-19. Saya pernah mengunjungi
desa wisata yang ada di Kota Pagar Alam yang biasa disebut Camping Ground,
59
yang membedakannya dengan Desa Burai adalah Camping Ground ini merpakan
salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Pagar Alam yang merupakan wisata air
dan juga memiliki paket untuk kamping. Sedangkan Desa Burai memiliki semua
wisata mulai dari paket wisata air, perkemahan, wisata outbond dan lan-lain.
Keunikan desa ini terletak pada warna-warninya, dimana semuda bangunan desa di
cat dengan warna-warna yang menarik dan terdapat banyak mural pada rumah
warga yang di cat. Pada saat berkunjung kesana saya tertarik untuk membeli
kemplang yang ada disana, karena penjualnya mengatakan bahwa cita rasa dari
kemplang yang ada di Desa Burai berbeda dengan yang ada di desa-desa lain.”
Burai tersebar dengan luas, mula dari pembicaran yang dilakukan sehari-hari, rekomendasi
dari orang yang pernah berkunjung dan juga media sosial. Desa Burai memiliki keunikan
dari bangunan yang diberi warna-warna yang berbeda dan juga terdapat banyak mural
disana. Desa Burai memiliki banyak sekali destinasi wisata seperti camping ground,
outbond dan wisata air. Pengunjung juga tertarik untuk membeli salah satu kuliner khas
Dari semua wawancara yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa semua
pihak baik dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa berperan dalam melakukan
promosi wisata untuk Desa Burai. Promosi ini dilakukan melalui media sosial seperti
Facebook (Desa Burai-Ogan Ilir) dan Instagram (@desaburai) serta Youtube dimana Desa
burai memiliki akun sendiri. Akun media sosial tersebut berisikan informasi dan
mempromosikan wisata yang ada di Desa Burai. Selain itu juga ada pembuatan brosur yang
berisikan informasi wisata, serta ada juga website desa (desaburai.oganilirkab.go.id) yang
bisa diakses oleh siapapun dan juga berisikan informasi lengkap mengenai Desa Burai
mulai dari profil desa, visi-misi, produk wisata, kelompok wisata, dan objek wisata. Untuk
promosi sendiri tidak ada jadwal khusus yang ditetapkan, karena dapat dilakukan setiap
hari di akun media sosial desa, selain itu promosi biasanya dilaksankan bertepatan dengan
hari-hari besar nasional dan juga HUT Kabupaten, dimana nantinya akan dibuka stand
khusus untuk masing-masing desa dan kecamatan untuk menjajakan produk mereka dan
60
dapat memperkenalkan desa mereka ke pengunjung stand. Di tahun ini aka nada
pelaksanaan Festival Burai yang akan dilaksanakan pada bulan Juli atau Agustus nanti,
juga akan banyak pengenalan budaya lainnya. Manfaat dari adanya promosi ini ada banyak
sekali seperti peningkatan jumlah pengunjung, Desa Burai lebih dikenal ole masyarakat
luas, banyaknya permintaan terhadap produk wisata baik dalam bentuk kuliner ataupun
kerjinan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Dalam promosi ini
dibantu oleh POKDARWIS (Kelompok sadar wisata) yang berisikan pemuda-pemudi dari
Desa Burai, mereka berperan aktif dalam membantu mempromisikan desa, dan pemuda-
pemudi desa ini berperan aktif dalam membantu pembangunan desa. Selain itu dari piak
pemerinta kabupaten sendiri banyak memberikan bantuan dalam promosi, seperti pada
Ajang API Awards mereka membantu mengirimkan sms dan juga menyebarluaskan
informasi tentang keikutsertaan Desa Burai dalam lomba tersebut melalui Ikatan Bujang
Gadis sehingga Desa Burai dapat memenangkan lomba tersebut dan dkunjungi secara
langsung oleh Bapak Sandiaga Uno selaku Menteri Parekraf. Pengenjung mendapatkan
informasi melalui media sosial hal ini membuktikan bahwa efisiensi penyebaran informasi
atau promosi melalui media sosil cukup tinggi. Pengunjung dapat menemukan keunikan
dari identitas baru Desa Burai yaitu sebagai kampong warna-warni yang memiliki berbagai
macam wisata bahari. Akan tetapi tingkat kepuasan pengunjung belum maksimal dikarenak
masih banyak kekurangan dalam penyediaan fasilitas umum maupun fasilitas wisata.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Desa Burai dan Dinas
Pemuda, Olahraga dan Pariwisata yang ada di Kabupaten Ogan Ilir mengenai manajemen
pengelolaan desa wisata. Bab sebelumnya telah menjelaskan mengenai hasil penelitian
yang diperoleh penulis dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Maka penulis
1. Dari penelitian yang dilakukan penulis maka dapat diketahui bahwa desa
pengelolaan pariwisatanya.
2. Penyediaan sarana dan prasarana wisata telah diberikan kepada Desa Burai,
banyak pihak yang telah membantu dan memberikan fasilitas wisata yang
fasilitas berupa barang yang dibutuhkan. Fasilitas yang ada di Desa Burai saat
banyak jalan yang rusak dan berlubang, tidak ada papan penunjuk jalan,
B. Saran
1. SOP/Pedoman adalah hal yang penting dan harus dimiliki sebagai landasan
62
dalam setiap kegiatan dan program, karena itu dalam pengelolaan Desa Burai
2. Sarana dan prasarana desa masih memiliki banyak kekurangan, seperti tidak
adanya papan penunjuk jalan ataupun papan informasi yang dapat membantu
pengunjung yang ingin menuju lokasi wisata. seharunya sudah ada papan
3. Kegiatan promosi seharusnya tidak hanya berfokus pada objek wisata saja
tetapi juga pada kuliner dan hasil kerajinan yang ada di Desa Burai. Kegiatan
DAFTRAR PUSTAKA
Dwiyanto, Agus. 2010. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif dan Kolaboratif.
Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Sabaruddin, Abdul. 2015. Manajemen Kolaborasi Dalam Pelayanan Publik: Teori, Konsep
Suryabrata, Sumadi. 2015. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.