Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko.

Oleh :

Dhea Fitria Januar (66160058)


Mutiara Al-Biru (66160079)
Shilvie Karlina (66160034)
Rian Herdiansyah (
Dion Sutiawan ( 66160088)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BSI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang

telah melimpahkan berkah, rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan

Shalawat serta Salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta

sahabat dan keluarga. Atas Ridho Allah SWT. kami dapat menyelesaikan

tugas ini dengan baik. Penysunan tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi

syarat penyelesaian studi Manajemen Universitas Bina Sarana Informatika

Bandung.

Terselesaikanya penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua bantuannya baik moral

maupun material.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat konstuktif selalu

diharapkan demi perbaikan lebih lanjut. Semoga tugas ini dapat bermanfaat

bagi siapa saja yang membutuhkan

Bandung, September 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI..............................................................................................................3
2.1 Manajemen...................................................................................................................3
2.2 Risiko.............................................................................................................................4
2.2.1 Pengertian Risiko....................................................................................................4
2.2.2 Jenis Risiko.............................................................................................................5
2.2.3 Penyebab Risiko......................................................................................................8
2.2.4.Sumber Risiko.........................................................................................................9
2.3 Manajemen Risiko................................................................................................10
2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko...............................................................................10
2.3.2 Jenis Manajemen Risiko.......................................................................................12
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Manajemen Risiko................................................................14
BAB III.................................................................................................................................16
PEMBAHASAN...................................................................................................................16
3.1 Manajemen Risiko (Risk Management).............................................................16
3.2 Prinsip Dasar dan Ruang Lingkup Manajemen Risiko.....................................18
3.2.1 Prinsip dasar..........................................................................................................18
3.2.2 Ruang lingkup.......................................................................................................21
3.3 Proses Manajemen Risiko....................................................................................22

ii
3.4 Langkah-langkah Penerapan dan Pengembangan Program Manajemen Risiko
27
BAB VI..................................................................................................................................30
PENUTUP............................................................................................................................30
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen risiko merupakan salah satu hal penting dalam menjalankan

bisnis karena semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan

meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Tujuan utama dari

pengaplikasian manajemen risiko adalah menghindari kerugian terhadap

perusahaan yang bisa saja timbul. Agar terhindar dari risiko pada perusahaan,

kita harus bisa menemukan kerugian yang berpotensial akan terjadi pada

perusahaan serta mencari solusi untuk menangani risiko tersebut.

Dunia bisnis pun tidak lepas dari ketidakpastian. Ketidakpastian dalam

senuah usaha dapat menyebabkan terjadinya risiko. Lembaga perusahaan

melakukan perencanaan untuk melakukan kegiatan promosi dengan tujuan

untuk meningkatkan penjualanya, tetapi setelah dilakukan promosi secara

tidak terduga promosi tersebut tidak berpengaruh terhadap tingkat

penjualanya sehingga perusahaan harus mengevaluasi dan mencari solusi

untuk menanggulanginya.

Resiko tentu dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui penerapan

manajemen resiko. Peran dari manajemen resiko sendiri diharapkan dapat

mengantisipasi keadaan perusahaan yang berisiko cepat berubah, mengurangi

terjadinya risiko, dan mencari solusi agar terhindari dari risiko tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko?

2. Apa saja yang menjadi prinsip dasar dan ruang lingkup manajemen risiko?

Bagaimana proses manajemen risiko?

3. Bagaimana langkah-langkah penerapan dan pengembangan program

manajemen risiko?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang manajemen risiko

2. Mengetahui prinsip dasar dan ruang lingkup manajemen risiko.

3. Mengetahui proses manajemen risiko.

4. Mengetahui langkah-langkah penerapan dan pengembangan program

manajemen risiko.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen

Pengertian Manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan (2016:1) adalah

manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Apa yang

diatur, apa tujuannya diatur, mengapa harus diatur, siapa yang mengatur, dan

bagaimana mengaturnya.

1. Yang diatur adalah semua unsur manajemen, yakni 6M.

2. Tujuannya diatur adalah agar 6M lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam

mewujudkan tujuan.

3. Harus diatur supaya 6M itu bermanfaat optimal, terkoordinasi dan terintegrasi

dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisasi.

4. Yang mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinannya yaitu pimpinan

puncak, manajer madya, dan supervisi.

5. Mengaturnya adalah dengan melakukan kegiatan urut-urutan fungsi

manajemen tersebut,

Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang

diinginkan. Manajemen sebagai ilmu pengetahuan, manajemen juga bersifat

universal dan mempergunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis.

Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi

3
manusia, perusahaan, pemerintah, pendidikan, sosial, keagamaan dan lain-

lainnya.

Pengertian Manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan (2016:9)

mengemukakan bahwa “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Ibrahim (2016), Manajemen merupakan proses yang khas

yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan

pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta

sumber-sumber lain.

Berdasarkan beberapa pengertian Manajemen diatas maka dapat dilihat

bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang proses

mengatur sumber daya manusia dan sumber daya lainnya guna mencapai

tujuan secara efektif dan efisien.

2.2 Risiko

2.2.1 Pengertian Risiko

Seluruh kegiatan yang dilakukan baik perorangan atau perusahaan

mengandung risiko. Kegiatan bisnis sangat serta kaitannya dengan risiko.

Risiko dalam kegiatan bisnis juga dikaitkan dengan besarnya pengambilan

yang akan diterima oleh pengambil risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi

4
umumnya dapat diperhitungkan bahwa pengembalian yang diterima juga akan

lebih besar. Pola pengambilan risiko menunjukkan sikap yang berbeda

terhadap pengambilan risiko. Secara umum risiko (risk) adalah ketidakpastian

dan dapat menimbilkan terjadinya peluang kerugian terhadapat pengambil

keputusan.

Menurut Fahmi (2016), risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan

ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future)

dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat

ini.

Sedangkan secara umum, risiko adalah pada setiap usaha/kegiatan selalu

terdapat kemungkinan tidak tercpainya suatu tujuan atau selalu terdapat

ketidakpastian atas keputusan apapun yang telah diambil.

2.2.2 Jenis Risiko

Bank Indonesia sebagaiman Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23

tahun 2011 mengidentifikasi 10 jenis risiko yaitu:

a. Risiko Kredit adalah risiko yang timbul akibat kegagalan nasabah tidak mampu

memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Dalam hal ini

termasuk risiko kredit adalah risiko konsentrasi pembiayaan.

b. Risiko Pasar, adalah risiko yang diakibatkan oleh perubahan nilai dari aset yang

dapat diperdagangkan atau disewakan. Risiko Pasar juga dibagi menjadi risiko

nilai tukar, risiko komoditas, dan risiko ekuitas.

5
c. Risiko Likuiditas, adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi

kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas tanpa menggangu

kondisi keuangan.

d. Risiko Operasional, adalah risiko kerugian yang disebabkan atas prosesinternal

berupa kegagalan sistem, kegagalan proses internal, kesalahan manusia,

ataupun kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

e. Risiko Hukum, adalah risiko akibat tuntutan hukum seperti tidak dipenuhinya

syarat sahnya kontak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna karena

ketiadaan undang-undang yang mendukung.

f. Risiko Reputasi, adalah risiko timbul akibat pemberitahuan rumor yang negatif

sehingga mengakibatkan menurunya tingkat kepercayaan stakeholder kepada

bank.

g. Risiko strategik, adalah risiko yang timbul karena menerapkan strategi yang

tidak sesuai dengan visi dan misi, sehingga berakibat ketidaktepatan dalam

pengambilan keputusan dan kegagalan dalam mengantisipasi kondisi

lingkungan bisnis.

h. Risiko Kepatuhan, adalah risiko yang diakibatkan oleh pihak bank karena tidak

melaksanakan atau mematuhi peraturan perundang-undangan, serta prinsip

syariah.

i. Risiko Imbal Hasil, adalah risiko yang timbul antara lain karena adanya

perubahan perilaku nasabah dana pihak ketiga bank yang disebabkan oleh

perubahan ekspektasi tingkat imbal hasil yang diterima dari bank.

6
j. Risiko Investasi (Equity Investment Risk), adalah risiko timbul akibat pihak

bank ikut menanggung kerugian atas usaha nasabah yang dibiayai (profit and

loss sharing).

Sedangkan menurut Kasidi (2014:5) dan Irham Fahmi (2013:5-6),

jenis-jenis risiko dibagi menjadi :

1. Risiko Spekulatif (Spekulative risk), adalah risiko yang mengandung dua

kemungkinan yaitu kemungkinan menguntungkan atau kemungkinan yang

merugikan.

Terbagi menjadi 4 kelompok, diantaranya :

a. Risiko pasar : risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar

b. Risiko kredit : risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi

kewajibannya kepada perusahaan.

c. Risiko likuiditas : risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas

d. Risiko operasional : risiko yang disebabkan karena kegiatan opersional tidak

berjalan lancar.

2. Risiko Murni (Pure risk), adalah risiko yang hanya mengandung satu

kemungkinan, yaitu

kemungkinan rugi saja.

Terbagi menjadi 3 kelompok :

a. Risiko aset fisik : risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik

suatu perusahaan/organisasi.

7
b. Risiko karyawan : risiko karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja

di perusahaan/organisasi.

c. Risiko legal : risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan (kontrak tidak

berjalan sesuai rencana).

2.2.3 Penyebab Risiko

Menurut Kasidi (2014:5-6), penyebab risiko ada 2 yaitu diantaranya :

1. Bencana (perils): peristiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian. Misalnya

kebakaran,banjir, kecelakaan, dll.

2. Bahaya (hazard): kondisi yang potensial menyebabkan terjadinya kerugian atau

kerusakan. Misalnya jalan licin, sambaran petir, mengendarai mobil terlalu

kencang, dll.

Beberapa tipe bahaya :

a. Bahaya fisik (physical hazard): keadaan dan kondisi yang memperbesar

kemungkinan terjadinya bencana (perils) yang bersumber dari karakteristik

fisik dari objek. Misalnya: konstruksi bangunan perusahaan, bahan yang

digunakan untuk bangunan, dll.

b. Bahaya moral (moral hazard): kondisi seseorang yang memperbesar

kemungkina terhadinya bencana yang bersumber dari karekteristik pribadi

seseorang. Misalnya: kejujuran karyawan, sifat sembrono, teledor, dll.

c. Bahaya morale (morale hazard): bahaya yang ditimbulkan oleh sikap

ketidak hati-hatian dan kurangnya perhatian sehingga dapat meningkatkan

8
kerugian. Misalnya: membuang sampah sembarangan (menimbulkan banjir),

membuang puntung rokok sembarangan (menimbulkan kebakaran).

d. Bahaya karena hukum atau peraturan (legal hazard): bahaya yang

ditimbulkan karena mengabaikan undang-undang atau peraturan yang telah

ditetapkan. Misalnya: melanggar SOP perusahaan dalam bekerja (kecelakaan

kerja).

2.2.4.Sumber Risiko

Menentukan sumber risiko merupakan hal yang sangat penting karena

mempengaruhi cara penanganannya. Menurut Smith (1999) risiko juga dapat

diidentifikasi dari sumber dan dampak kerugiannya, berdasarkan sumbernya

risiko dapat diidentifikasi dan digolongkan ke dalam kategori :

1. Risiko finansial, berhubungan dengan masalah perekonomian dan keuangan

baik dari keuangan perusahaan maupun dari perekonomian negara, contohnya

eskalasi, inflasi, jadwal pembayaran termin dan lain-lain.

2. Risiko hukum, menyangkut hukum dan perundang-undangan yang

berhubungan dengan pelaksanaan proyek, contohnya proses perijinan.

3. Risiko politik mengenai suasana politik di suatu negara yang mendukung atau

menjamin keberlangsungan suatu proyek contohnya investasi para investor.

4. Risiko sosial, menyangkut persepsi respon masyarakat terhadap pelaksanaan

suatu proyek konstruksi yang sedang dijalankan.

5. Risiko lingkungan, mempengaruhi kondisi / keadaan disekitar lokasi proyek.

9
6. Risiko komunikasi, mengenai faktor yang mempengaruhi komunikasi antar

pihak / personal yang terlibat dalam sistem pelaksanaan proyek.

7. Risiko geografis / alam, menyangkut gangguan yang timbul dilokasi proyek

akibat adanya pengaruh kondisi geografis / alam.

8. Risiko konstruksi, berbagai faktor yang berhubungan dengan produktivitas

penyelenggaraan proses konstruksi menyangkut SDM, material, peralatan.

9. Risiko teknis / masalah teknis seperti ketersediaan data dan komponen lain.

10. Risiko logistik menyangkut ketersediaan SDM, material dan peralatan.

Selain itu Sumber Risiko menurut Kasidi (2014:7), diantaranya :

1. Risiko sosial : bersumber dari masyarakat, artinya tindakan orang-orang

menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan merugikan. Misalnya:

pencurian, vandalisme, huru-hara, peperangann, dll.

2. Risiko fisik : bersumber dari fenomena alam dan sebagian karena tingkah laku

manusia. Misalnya: kebakaran, sambaran petir, dll.

3. Risiko ekonomi : yang sering dihadapi oleh masyarakat seperti inflasi, resesi,

fluktuasi harga, dll.

2.3 Manajemen Risiko

2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen risiko menjadi salah satu hal yang banyak dibahas

karena sering digunakan dalam beberapa situasi tertentu. Pentingnya

10
manajemen risiko tentu bukan tanpa alasan. Hidup yang senantiasa

berhadapan dengan resiko memang sudah seharusnya bisa mengatur

banyak hal dengan memahami apa itu manajemen risiko dan apa tujuannya

yang sebenarnya.

Secara umum, manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur

maupun metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang tentu saja

berkaitan dengan yang namanya ancaman. Suatu rangkaian aktivitas

manusia termasuk penilaian risiko, pengembangan beberapa strategi untuk

pengolahannya serta mengurangi risiko dengan pemberdayaan dan juga

pengelolaan sumber daya.

Menurut Djojosoedarso (2003:4), manajemen risiko secara sederhana

adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan resiko,

terutama resiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan

masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir,

menyusun, memimpin atau mengkordinir, dan mengawasi (termasuk

mengevaluasi) program penanggulangan resiko.

Manajemen risiko menurut Irham Fahmi (2013:2), adalah “suatu

bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi

menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada

dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komperhensif

dan sistematis”.

11
Jadi dapat dsimpulkan bahwa manajemen risiko adalah upaya untuk

mengendalikan risiko yang terjadi dengan menerapkan cara-cara sistematik

agar kerugian dapat dihindari atau diminimalisirkan.

2.3.2 Jenis Manajemen Risiko

Seiring dengan perkembangannya, manajemen risiko dibagi menjadi

beberapa hal; Risiko Operasional, Risiko Bahaya (Hazard), Risiko Keuangan,

Risiko Strategis.

1. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen Risiko Operasional yang berkaitan dengan risiko yang timbul

sebagai akibat gagal fungsi proses internal, misalnya saja

dikarenakan human error, kegagalan sistem, faktor luar seperti bencana dan

lain sebagainya. Dalam manajemen risiko operasional, terdapat 4 faktor

penyebab resiko antara yakni proses, manusia, sistem dan juga kejadian

eksternal.

2. Manajemen hazard

Manajemen hazard yang berkaitan dengan kondisi potensial yang bisa

mengakibatkan kebangkrutan dan juga kerusakan. Ketika membahas

hazard, tentu saja turut membahas peril. Risiko perilaku yakni peristiwa

yang dapat menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini terdapat tiga

12
macam hazard yang memang harus diketahui, antara lain physical hazard,

moral hazard dan legal hazard.

3. Manajemen Resiko Finansial

Manajemen Resiko Finansial yakni upaya pengawasan risiko dan juga

perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan juga aset sebuah badan

usaha. Pada prakteknya, proses pengelolaan risiko ini akan meliputi

identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko apabila ditemukan

hal yang mengancam keberlangsungan organisasi. Biasanya hal ini juga

akan diterapkan untuk manajemen risiko perusahaan. Ada beberapa risiko

yang terkait dengan finansial ini yaitu:

a. Resiko likuiditas

b. Resiko akuntansi

c. Diskontinuitas pasar

d. Risiko regulasi

e. Resiko kredit

f. Resiko akuntansi

g. Resiko pajak

4. Manajemen Resiko Strategis

Manajemen resiko strategis yakni berkaitan dengan pengambilan sebuah

atau beberapa keputusan. Resiko yang pada muncul ialah kondisi tidak

terduga yang bisa mengurangi kemampuan pelaku bisnis dalam

13
menjalankan strategi yang direncanakan. Dalam hal ini terdapat beberapa

faktor seperti resiko operasi, resiko kompetitif, resiko asset impairment,

bahkan juga resiko frenchise jika memang ada.

2.3.3 Tujuan dan Manfaat Manajemen Risiko

Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk memastikan bahwa

seluruh kebijakan risiko dan bisnis bisa diimplementasikan secara konsisten

(Wahyudi dkk, 2013:59).

Secara umum tujuan dari manajemen risiko adalah:

a. Agar perusahaan tetap hidup dengan perkembangan yang berkesinambungan.

b. Memberikan rasa aman.

c. Biaya risiko manajemen yang efisien dan efektif.

d. Agar pendapatan perusahaan stabil dan wajar, memberikan kepuasan

bagi pemilik dan pihak lain.

e. Ketenangan dalam berfikir.

f. Memperkecil atau meniadakan gangguan dalam berproduksi.

g. Mengembangkan pertumbuhan perusahaan.

14
h. Mempunyai tanggung jawab sosial terhadap karyawan.

Berdasarkan tujuan yang telah dijelaskan, maka secara umum penerapan

manajemen risiko di suatu perusahaan merupakan salah satu cara untuk

tercapainya tujuan perusahaan.

Sedangkan manfaat Manajemen Risiko menurut Irham Fahmi (2013:3)

dengan diterapkannya manajemen risiko disuatu perusahaan, ada beberapa

manfaat yang akan diperoleh, yaitu:

1. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap

keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu

menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.

2. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruhpengaruh

yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.

3. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari

dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya dari segi finansial.

4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.

5. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk manajement concept) yang

dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan

mekanisme secara berkelanjutan (suistainable).

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Manajemen Risiko (Risk Management)

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam

mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian

aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk

mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan

pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara

lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,

mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua

konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada

risikorisiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam

atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan,

di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan

instrumen-instrumen keuangan.

16
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi

risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih

pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa

berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia,

organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan

segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen

risiko (manusia, staff, dan organisasi).

Secara sederhana Risiko dapat diartikan sebagai : tingkat ketidakpastian

akan terjadinya sesuatu/tidak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu

kurun/periode tertentu. Dalam konteks bisnis, khususnya di bank/lembaga

keuangan, apa yang disebut sebagai tujuan umumnya berkisar pada

parameter-parameter earning/pendapatan, kualitas portofolio, dan tingkat

pengembalian dana yang diinvestasikan.

Sebelum munculnya konsep Manajemen Risiko, parameter-parameter

tersebut dipandang sebagai satu-satunya parameter dalam mengukur

keberhasilan menjalankan bisnis. You earn much, you do well, tanpa

memperhatikan seberapa besar Risiko yang dihadapi dalam proses mencapai

parameter tersebut. Munculnya konsep Manajemen Risiko kemudian menjadi

simbol perubahan cara pendekatan, khususnya oleh para investor, dari sekedar

menghitung earning/pendapatan, dll. Menjadi lebih memfokuskan diri pada

kualitas pendapatan (quality earning), dll. Secara kelembagaan konsep

Manajemen Risiko memang belum dikukuhkan oleh Bank for International

Settlement (BIS) sebagai suatu standar dalam mengevaluasi bank/lembaga

17
keuangan. Namun, BIS merekomendasikan kepada Otoritas Moneter lokal

untuk mengkaji kemungkinan ditetapkannya konsep Manajemen Risiko

sebagai sesuatu yang harus diterapkan oleh bank/lembaga keuangan sebagai

bagian dari komponen yang akan dievaluasi dalam rangka menentukan tingkat

kehati-hatian bank/lembaga keuangan. Di samping itu, dalam prakteknya,

bank-bank besar telah mulai menerapkan konsep ini didalam aktivitas

keseharian mereka, bahkan merasa perlu untuk menyampaikan status tingkat

risiko yang dihadapi, didalam laporan keuangan tahunan mereka.

3.2 Prinsip Dasar dan Ruang Lingkup Manajemen Risiko

3.2.1 Prinsip dasar

Prinsip Dasar Manajemen Risiko pada dasarnya adalah proses

menyeluruh yang dilengkapi dengan alat, teknik, dan sains yang diperlukan

untuk mengenali, mengukur, dan mengelola risiko secara lebih transparan.

Sebagai sebuah proses menyeluruh, Manajemen Risiko menyentuh hampir

setiap aspek aktivitas sebuah entitas bisnis, mulai dari proses pengambilan

keputusan untuk menginvestasikan sejumlah uang, sampai pada keputusan

untuk menerima seorang karyawan baru.

Salah satu paradigma penting yang ditawarkan oleh Manajemen Risiko di

dalam mengelola risiko adalah bahwa risiko dapat didekati dengan

menggunakan suatu kerangka pikir yang sangat rasional. Hal ini

18
dimungkinkan berkat berkembangnya teori probabilitas dan statistik yang

memungkinkan kita memiliki alat untuk memilah, meng-quantify dan

mengukur risiko. Asumsi yang mendasari hal ini adalah bahwa statistik

mengandung didalamnya “ingatan numerik” (numerical memory) yang

bertitik tolak dari hal itu kita dapat membaca suatu alur tertentu yang

memungkinkan kita memproyeksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan

terjadi.

Bagaimanapun, Manajemen Risiko tetaplah hanya alat bantu bagi

manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen Risiko

bukanlah sekedar angka statistik, teknik ataupun teknologi. Wujud penerapan

terbaik Manajemen Risiko merupakan suatu proses membangun kesadaran

tentang Risiko di seluruh komponen organisasi, suatu proses pendidikan

bagaimana menggunakan alat dan teknik yang disediakan oleh Manajemen

Risiko tanpa harus dikendalikan olehnya, dan mengembangkan naluri

pengambilan keputusan yang kuat.

Terdapat beberapa prinsip yang harus dipatuhi di dalam mengembangkan

dan menerapkan suatu model Manajemen Risiko, prinsip-prinsip tersebut

adalah :

1. Transparansi ; Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada

pada suatu aktivitas, khususnya transaksi,dibeberkan secara terbuka. Risiko

yang tersembunyi/disembunyikan akan menjadi sumber permasalahan

terbesar dan, per definisi tidak akan dapat dikelola denngan baik.

19
2. Pengukuran yang akurat; Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep

Manajmen Risiko, dan alat yang akan digunakan sebagai syarat dari proses

Manajemen Risko yang kuat.

3. Informasi berkualitas yang tepat waktu; Prinsip ini akan turut menentukan

akurasi pengukuran dan kualitas keputusan yang diambil. Sebaliknya tidak

terpenuhinya prinsip ini bisa membawa manajemen pada suatu keputusan

yang risiko fatal.

4. Diversifikasi; Sistem Manajemen Risiko yang baik menempaykan konsep

diversifikasi sebagai sesuatu yang penting untuk dicermati. Hal ini menuntut

pola pemantauan yang kosntan dan konsisten. Asumsinya adalah bahwa

konsentrasi (Risiko) dapat muncul setiap saat seiring dengan berbagai

perubahan yang terjadi di dunia.

5. Independensi; Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok

Manajemen Risiko yang independen makin dianggap sebagai suatu

keharusan. Prinsip ini tidak sekedar berbicara tentang kewenangan dan level

tanggung jawab dari kelompok Manajemen Risiko dan kelompok/unit

lainnya dalam perusahaan, melainkan juga tentang tentang visi perusahaan

dan kualitas interrelasi antara kelompok Manajemen Risiko dengan

kelompok/unit lainnya, dan juga antar kelompok/unit yang melaksanakan

transaksi dengan mengambil risiko tertentu.

6. Pola Keputusan yang Disiplin; Porsi sains dalam konsep Manajemen Risiko

memang telah memberikan banyak kontribusi bagi kemampuan Manajemen

Risiko dalam melakukan pengukuran risiko namun kualitas keputusan tetap

20
saja tergantung pada bagaimana manajemen memutuskan cara terbaik untuk

menggunakan alat/teknik tertentu dan memahami keterbatasan yang dimiliki

oleh alat/teknik tersebut.

7. Kebijakan; Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen

Risiko suatu perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual &

Procedure yang jelas. Policy harus secara jelas menjabarkan dan

mendefiniskan filosofi Manajemen Risiko perusahaan dan menyediakan

keseluruhan pendekatan yang digunakan serta organisasi dari proses

pengambilan Risiko. Tujuan utama dari hal tersebut adalah untuk

memberikan kejelasan mengenai proses Manajemen Risiko, baik untuk pihak

internal maupun untuk pihak eksternal seperti regulator dan para analis.

Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam

menyusun suatu kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang handal.

Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut juga akan menjadi penentu keberhasilan

dari penerapan model Manajemen Risiko dalam suatu perusahaan. Tanpa

pemahaman mendalam serta konsistensi dalam menggunakan prinsip-prinsip

tersebut, maka penyusunan dan penerapan suatu model Manajemen Risiko

tidak akan memberikan nilai tambah yang seharusnya dapat diperoleh.

3.2.2 Ruang lingkup

Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari :

a. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya

b. Identifikasi risiko

21
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.

c. Analisis risiko

Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi

yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan

mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).

d. Evaluasi risiko

Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah

itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan

prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko

tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya

memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.

e. Pengendalian risiko

Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada

dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer

risiko, dan lain-lain.

f. Monitor dan Reiview

Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang

dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu

dilakukan.

g. Komunikasi dan konsultasi

Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan

eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

22
Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi.

Manajemen risiko dapat diterapkan di level strategis dan level operasional.

Manajemen risiko juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk

membantu proses pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah

dengan risiko yang spesifik.

3.3 Proses Manajemen Risiko

1. Menetapkan konteks

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah

mendefinisikan hubungan antara organisasi dan lingkungan sekitarnya,

mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, kesempatan dan rintangan.

Konteksnya meliputi bidang keuangan, bidang operasional, pesaing, bidang

politik (persepsi umum), sosial, klien, budaya dan bidang legal dari fungsi

organisasi.

Mengidentifikasi faktor pendukung internal dan eksternal dan

mempertimbangkan tujuan, menjadikannya dalam bentuk persepsi dan

menerbitkan peraturan. Intinya tahapan ini melakukan eksplorasi terhadap

semua faktor yang dapat mendukung dan menghambat jalannya kegiatan

manajemen risiko selanjutnya.

Tahap ini berfokus pada lingkungan dimana organisasi itu berada.

Sebuah organisasi seharusnya mencoba menetapkan elemen-elemen penting

yang mungkin mendukung atau menghambat kemampuan untuk mengelola

risiko yang dihadapi, analisa strategis harus dibuat. Hal ini seharusnya

didukung pada level eksekutif, membuat parameter dasar dan memberikan

23
bimbingan lebih rinci bagi proses manajemen risiko. Dimana seharusnya ada

hubungan yang erat antara misi organisasi atau tujuan organisasi atau tujuan

strategis dengan pengelolaan dari seluruh risiko yang akan dilakukan.

2. Identifikasi risiko

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap risiko yang akan dikelola.

Identifikasi harus dilakukan terhadap semua risiko, baik yang berada didalam

ataupun diluar organisasi.

Tujuannya adalah untuk menyusun daftar risiko secara komprehensif dari

kejadian-kejadian yang dapat berdampak pada setiap elemen kegiatan. Perlu

juga dilakukan pencatatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko

yang ada secara rinci sehingga menggambarkan proses yang terjadi. Pada

dasarnya tahap ini memberikan eksplorasi gambaran permasalahan yang

sedang dihadapi. Tahap ini nantinya akan memberikan besaran konsekuensi

yang dapat terjadi. Konsekuensi merupakan salah satu variabel penting untuk

penentuan level risiko nantinya.

Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario proses kejadian yang akan

menimbulkan risiko berdasarkan informasi gambaran hasil eksplorasi masalah

diatas. Skenario menjadi penting untuk memberikan rangkaian “cerita”

tentang proses terjadinya sebuah risiko, termasuk faktor-faktor yang dapat

diduga menjadi penyebab ataupun mempengaruhi timbulnya risiko. Tahap ini

akan memberikan rentang probabilitas yang ada. Sebagaimana konsekuensi,

maka probabilitas juga merupakan variabel penting yang akan menentukan

level risiko yang ada.

24
Pendekatan yang digunakan untuk identifikasi risiko diantaranya,

checklist, penilaian berdasarkan pengalaman dan pencatatan, flowcharts,

brainstorming, analisis sistem, analisis skenario, dan teknik sistem

engineering.

3. Analisis risiko

Tujuan dari analisis risiko adalah untuk membedakan risiko minor yang

dapat diterima dari risiko mayor, dan untuk menyediakan data untuk

membantu evaluasi dan penanganan risiko. Analisis risiko termasuk

pertimbangan dari sumber risiko, dan konsekuensinya. Faktor yang

mempengaruhi konsekuensi dapat teridentifikasi. Risiko dianalisis dengan

mempertimbangkan estimasi konsekuensi dan perhitungan terhadap program

pengendalian yang selama ini sudah dijalankan.

Analis pendahuluan dapat dibuat untuk mendapatkan gambaran seluruh

risiko yang ada. Kemudian disusun urutan risiko yang ada. Risiko-risiko yang

kecil untuk sementara diabaikan dulu. Prioritas diberikan kepada risiko-risiko

yang cukup signifikan dapat menimbulkan kerugian.

Identifikasi manajemen, sistem teknis dan prosedur-prosedur yang sudah

ada untuk pengendalian risiko, kemudian dinilai kelebihan dan

kekurangannya. Alat alat yang digunakan dinilai kesesuainnya. Pendekatan-

pendekatan yang dapat dilakukan misalnya, seperti inspeksi dan teknik

pengendalian dengan penilaian sendiri / professional judgement (Control Self-

Assessment Techniques/ CST).

25
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia.

Metode analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau

kuantitatif bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan

kondisinya. Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil

hingga besar) adalah kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis

kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko.

Setelah itu dapat dilakukan analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif untuk

lebih merinci level risiko yang ada.

4. Evaluasi risiko

Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah

dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.

Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:

a. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.

b. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.

c. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter

biaya ataupun parameter lainnya.

d. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

5. Pengendalian risiko

Pengendalian risiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif

pengendalian risiko, analisis pilihan-pilihan yang ada, rencana pengendalian

dan pelaksanaan pengendalian. Alternatif transfer risiko ini, dilakukan setelah

dihitung keuntungan dan kerugiannya. Transfer risiko ini bisa berupa

pengalihan risiko kepada pihak kontraktor.

26
Setelah ditentukan alternatif pengendalian risiko yang paling tepat,

langkah berikutnya adalah menyusun rencana persiapan. Rencana persiapan

ini berkaitan dengan pertanggungjawaban, jadwal waktu, anggaran, ukuran

kinerja, dan tempat.

Idealnya, tanggungjawab dari pengendalian risiko seharusnya dilakukan

oleh mereka yang benar-benar mengerti. Tanggung jawab tersebut harus

disetujui lebih awal. Pelaksanaan pengendalian risiko yang baik

membutuhkan sistem manajemen yang efektif, pembagian tanggungjawab

yang jelas dan kemampuan individu yang handal.

6. Pemantauan dan Telaah Ulang

Pemantauan selama pengendalian risiko berlangsung perlu dilakukan

untuk mengetahui perubahan-perubahan yang bisa terjadi. Perubahan-

perubahan tersebut kemudian perlu ditelaah ulang untuk selanjutnya

dilakukan perbaikan-perbaikan. Pada prinsipnya pemantauan dan telaah ulang

perlu untuk dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses

manajemen risiko dengan optimal.

7. Komunikasi dan Konsultasi

Komunikasi dan konsultasi merupakan pertimbangan penting pada setiap

langkah atau tahapan dalam proses manejemen risiko. Sangat penting untuk

mengembangkan rencana komunikasi, baik kepada kontributor internal

maupun eksternal sejak tahapan awal proses manajemen risiko.

Komunikasi dan konsultasi termasuk didalamnya dialog dua arah

diantara pihak yang berperan didalam proses manajemen risiko dengan fokus

27
terhadap perkembangan kegiatan. Komunikasi internal dan eksternal yang

efektif penting untuk meyakinkan pihak manajemen sebagai dasar

pengambilan keputusan.

Persepsi risiko dapat bervariasi karena adanya perbedaan dalam asumsi

dan konsep, isu-isu, dan fokus perhatian kontributor dalam hal hubungan

risiko dan isu yang dibicarakan. Kontributor membuat keputusan tentang

risiko yang dapat diterima berdasarkan pada persepsi mereka terhadap risiko.

Karena kontributor sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan maka

sangat penting bagaimana persepsi mereka tentang risiko sama halnya dengan

persepsi keuntungan-keuntungan yang bisa didapat dengan pelaksanaan

manajemen risiko.

3.4 Langkah-langkah Penerapan dan Pengembangan Program Manajemen

Risiko

Tahap 1 : Dukungan dari senior manajemen

Mengembangkan filosofi dan kesadaran pengorganisasian manajemen risiko

pada tingkat senior manajemen. Hal ini mungkin dapat difasilitasi dengan

pelatihan, pendidikan, dan keterangan singkat dari eksekutif manajemen.

a. Dukungan aktif yang berkesinambungan dari Pimpinan Eksekutif suatu

organisasi sangatlah penting.

b. Seorang senior eksekutif manajer perlu memberikan dukungan kepada

para pekerja untuk berinisiatif melaksanakan manajemen risiko.

c. Semua senior eksekutif sebaiknya memberikan dukungan penuh.

Tahap 2 : Pengembangan kebijakan organisasi

28
Pengembangan dan dokumentasi kebijakan perusahaan serta kerangka berfikir

untuk mengelola risiko, berisi informasi-informasi seperti:

a. Obyektifitas kebijakan dan dasar berfikir untuk mengelola risiko

b. Hubungan antara kebijakan dan strategi organisasi/ rencana perusahaan

c. Batasan atau jangkauan dari isu-isu yang ada didalam sebuah kebijakan

d. Pimpinan diharapkan dapat menjadi teladan

e. Pembagian tanggungjawab dalam pengelolaan risiko

Tahap 3 : Komunikasi peraturan

Tujuan :

a. Meningkatkan kesadaran akan manajemen risiko.

b. Mengkomunikasikan sampai tingkat terendah diorganisasi tentang

manajemen risiko dan peraturan organisasi.

c. Merekrut ahli manajemen risiko, contohnya konsultan.

d. Mengembangkan keahlian sampai staf terendah dengan pendidikan

dan pelatihan.

e. Menjamin terciptanya pelaksanaan sistem penghargaan dan sangsi.

Tahap 4 : Manajemen risiko pada tingkat organisasi

Pengaturan pada level organisasi terendah dalam mengaplikasikan sistem

manajemen risiko. Proses manajemen risiko akan berintegrasi dengan strategi

perencanaan dan proses manajemen organisasi secara keseluruhan. Ini akan

melibatkan tehnik pendokumentasian sbb:

a. Organisasi dan konteks manajemen risiko.

b. Identifikasi risiko untuk organisasi.

29
c. Analisis dan Evaluasi risiko yang ada.

d. Pengendalian risiko.

e. Mekanisme pemantauan dan telaah ulang program.

f. Strategi peningkatan kesadaran dengan metode pelatihan dan pendidikan.

Tahap 5 : Pengendalian risiko

Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan program dan tingkatan tim. Pada

tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah program untuk pengendalian

risiko di masing-masing bagian maupun area organisasi.

Tahap 6 : Monitoring dan telaah ulang

Pengembangan dan pelaksanaan setiap tahapan manajemen risiko perlu dipantau

untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga

bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan

dengan kebijakan perusahaan. Perlu juga dipahami bahwa risiko adalah sesuatu

yang dapat berubah setiap waktu (dinamis tidak statis) dan telaah ulang langkah-

langkah yang diambil merupakan hal yang penting. Pada intinya kegiatan

pemantauan dan telaah ulang ini akan menjamin efektifitas dan efisiensi

pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

30
BAB VI

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan pada maalah ini dapat disimpulkan bahwa

manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko,

serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang

tersedia. Manajemen risiko adalah bagian penting dari strategi manajemen

semua wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya

dapat menunjukkan risiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju

keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus

dari manajemen risiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi

resiko.

Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan

kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi. Pada sisi lain, penanganan risiko bahkan dapat memuncul-kan

peluang bagi organisasi. Risiko tidak dapat dihindari oleh organisasi, dan

terdapat pada sumber daya yang dimiliki dan proses operasi termasuk

pengendalian. Manajemen risiko diperlukan bagi pencapaian tujuan suatu unit

dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ari Kristin Prasetyoningrum. Risiko Bank Syariah, (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar,2015)
Fina Dairotun dkk, Implementasi Manajemen RisikoPembiayaan Dalam Upaya
Meningkatkan Profitabilitas (Purwokerto : 2015).

Ni Wayan Nipta dan I Made Dana. Pengaruh Risiko Pembiayaan Risiko Operasional
dan Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas BPR di Kota Denpasar, E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 5, No. 3, 2016: 1486-1512 ISSN : 2302-8912.

Slide Mata Kuliah Manajemen Risiko Universitas BSI Bandung.

Vina Victoria. Pengaruh Risiko Pembiayaan, Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas
terhadap Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah Periode 2013-201,
(Tulungagung: 2017).

Darmawi, Herman. 2105. Manajemen Risiko, Jakarta : Bumi Aksara

Djodjosoedarso, Soeisno. 2016. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko. Jakarta : Salemba


Empat

32

Anda mungkin juga menyukai