Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KOPERASI PERTANIAN DAN USAHA

AGRIBISNIS
“KELEMBAGAAN KOPERASI AGRIBISNIS”

DISUSUN OLEH:

MOH RISKI RISALDI (1012019005)

STIP MUJAHIDIN TOLITOLI


PRODI AGIRIBISNIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul” Kelembagaan
Koperasi Agribisnis”.
Adapun tujuan saya membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang di berikan kepada saya. Bukan hanya itu saja, saya membuat makalah ini
bertujuan untuk membuat makalah, membuat perincian,serta membuat
pertanggung jawaban mengenai apa-apa saja yang kami pelajari dalam mata
kuliah Kelembagaan Dan Koperasi Pertanian.
Kritik dan saran sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah
ini,dimana saya sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan,
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Tolitoli,18 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………….…………………………..iii
BAB I PENDHULUAN
A.LATAR BELAKANG……………………………………………..………………….1
B.TUJUAN……………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN …………………...………………………………………………….7
B.SARAN …………………………………………………………………………….….7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
                      
Dalam membuat makalah dengan tema “Kelembagaan Koperasi Agribisnis” pada tugas
Kelembagaan Dan Koperasi Pertanian  agribisnis merupakan suatu kewajiban yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa pertanian, Khsusnya Fakultas Pertanian Universitas Borneo
Tarakan. Pembangunan pertanian nasional mencatat bahwa dalam upaya pemberdayaan
masyarakat terutama petani kecil, pemerintah telah menerapkan berbagai sistem kelembagaan
dan kemitraan dikarenakan tingkat kesejahteraan petani terus menurun sejalan dengan persoalan-
persoalan klasik yang dialaminya, sekaligus menjadi bagian dan dilema dari sebuah kegiatan
usahatani di tingkat produsen pertanian. Lembaga yang dibuat dan telah diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari yang dibiayai dan dibina secara penuh oleh pemerintah,
lem¬baga kerjasama pemerintah dan pihak swasta, sampai pada lembaga yang didanai oleh
pihak swasta. Lembaga-lembaga tersebut telah berjalan dan mengalami masa pasang dan masa
surut, sesuai dengan keberadaannya, tujuan pembentukannya, kemampuan personal
penge¬lolanya, maupun manfaatnya pada masyarakat.
Selain itu makalah ini juga banyak menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta
dapat menambah banyak ilmu yang menarik.karena setiap mahasiswa dapat mempelajari tentang
“Pengaruh Kebijaka” Strategi Kelembagaan Koperasi Agribisnis Dalam Memberdayakan Petani
Pesisir”.dimana dalam  merumuskan suatu kebijakan untuk pembangunan pertanian berarti
menentukan strategi untuk mengkondisikan faktor-faktor yang mempengaruhi

pembangunan pertanian  agar dapat mencapai keadaan yang diinginkan.Lembaga di pedesaan


lahir untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakatnya.

 Sifatnya tidak linier, namun cenderung merupakan kebutuhan individu anggotanya, berupa :
kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan hubungan sosial, pengakuan, dan
pengembangan pengakuan. Manfaat utama lembaga adalah mewadahi kebutuhan salah satu sisi
kehidupan sosial masyarakat, dan sebagai kontrol sosial, sehingga setiap orang dapat mengatur
perilakunya menurut kehendak masyarakat.
Kebijakan pembangunan daerah selalu berupaya agar alokasi sumber daya dapat dinikmati
oleh sebagian besar anggota masyarakat. Namun, karena karakteristik dan keadaan masyarakat
amat beragam dan ditambah lagi kurangnya koordinasi antar instansi teknis dan keterbatasan dari
segi pendanaan pembangunan sehinga kebijakan pemerintah daerah belum berhasil
memecahkan permasalahan kelompok ekonomi di tingkat bawah. Kemiskinan dapat terjadi
karena struktur sosial masyarakat tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan
yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

1
B.     TUJUAN
             Agar mahsiswa tahu tentang Strategi Kelembagaan Koperasi Agribisnis Dalam
Memberdayakan Petani Pesisir dan bagaimana peran pemerintah dalam menerapkan berbagai
sistem kelembagaan dan kemitraan dikarenakan tingkat kesejahteraan petani terus menurun
sejalan dengan persoalan-persoalan klasik yang dialaminya,

2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembangunan memang tidak pernah selesai. Amerika dan Jepang yang sudah merasa
menjadi Negara paling hebat dalam segala bidang pun sampai saat ini masih sibuk dengan
rencana-rencana pembangunan proyek baru maupun proyek-proyek pembangunan lain yang
harus dibuat karena munculnya macam-macam masalah akibat pembangunan masa lampau.
Misalnya pelbagai pembangunan untuk menanggulangi pencemaran setempat maupun
pencemaran dunia secara gloal. Bagaimana membangun usaha pertanian tanpa bahan kimia
penyebab pencemaran dan lain-lain. Maka Indonesia pun terasa sangat ketinggalan dalam bidang
pembangunan Pembangunan pertanian nasional mencatat bahwa dalam upaya pemberdayaan
masyarakat terutama petani kecil, pemerintah telah menerapkan berbagai sistem kelembagaan
dan kemitraan dikarenakan tingkat kesejahteraan petani terus menurun sejalan dengan persoalan-
persoalan klasik yang dialaminya, sekaligus menjadi bagian dan dilema dari sebuah kegiatan
usahatani di tingkat produsen pertanian. Lembaga yang dibuat dan telah diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari yang dibiayai dan dibina secara penuh oleh pemerintah,
lembaga kerjasama pemerintah dan pihak swasta, sampai pada lembaga yang didanai oleh pihak
swasta. Lembaga-lembaga tersebut telah berjalan dan mengalami masa pasang dan masa surut,
sesuai dengan keberadaannya, tujuan pembentukannya, kemampuan personal pengelolanya,
maupun manfaatnya pada masyarakat.Untuk pembangunan, pembinaan dan operasional
lembaga-lembaga tersebut, pemerintah telah mengeluarkan dana pembangunan yang cukup
banyak. Tetapi dalam perjalanannya dan bukti yang nyata sampai saat ini, tidak banyak lembaga
tersebut yang bertahan.
          
  Lembaga di pedesaan lahir untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakatnya. Sifatnya tidak
linier, namun cenderung merupakan kebutuhan individu anggotanya, berupa : kebutuhan fisik,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan hubungan sosial, pengakuan, dan pengembangan pengakuan.
Manfaat utama lembaga adalah mewadahi kebutuhan salah satu sisi kehidupan sosial
masyarakat, Dalam  rangka  pembangunan  pertanian,  tersedianya  infrastruktur  dan sarana
adalah bersifat mutlak, tanpa adanya infrastruktur yang memadai maka  sistem  usahatani  tidak 
akan  bisa  berjalan  dengan  baik. dan sebagai kontrol sosial, sehingga setiap orang dapat
mengatur perilakunya menurut kehendak masyarakat .
Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh suatu kelembagaan petani agar tetap eksis dan
berkelanjutan adalah :
         Prinsip otonomi
Pada tingkat rendah, makna dari prinsip otonomi adalah mengacu pada individu sebagai
perwujudan dari hasrat untuk bebas yang melekat pada diri manusia sebagai salah satu anugerah
paling berharga dari sang pencipta (Basri, 2005). Kebebasan inilah yang memungkinkan
individu-individu menjadi otonom sehingga mereka dapat mengaktualisasikan segala potensi

3
terbaik yang ada di dalam dirinya secara optimal. Individu-individu yang otonom ini selanjutnya
akan membentuk komunitas yuang otonom, dan akhirnya bangsa yang mandiri serta unggul.
         Otonomi desa
Pengembangan kelembagaan di pedesaan disesuaikan dengan potensi desa itu sendiri (spesifik
lokal). Pedesaan di Indonesia, disamping bervariasi dalam kemajemukan sistem, nilai, dan
budaya; juga memiliki latar belakang sejarah yang cukup panjang dan beragam pula.
Kelembagaan, termasuk organisasi, dan

perangkat-perangkat aturan dan hukum memerlukan penyesuaian sehingga peluang bagi setiap
warga masyarakat untuk bertindak sebagai subjek dalam pembangunan yang berintikan gerakan
dapat tumbuh di semua bidang kehidupannya.
a. Pemberdayaan dan pengembangan kelembagaan di pedesaan meliputi :
Pola pengembangan pertanian berdasarkan luas dan intensifikasi lahan, perluasan kesempatan
kerja dan berusaha yang dapat memperluas penghasilan.
b. Perbaikan dan penyempurnaan keterbatasan pelayanan sosial (pendidikan, gizi, kesehatan, dan
lain-lain).
c. Program memperkuat prasarana kelembagaan dan keterampilan mengelola kebutuhan
pedesaan.
Upaya peningkatan produksi pertanian hanya nampak pada beberapa komoditi tanaman pangan
yang sarat dengan muatan politis seperti halnya beras dan gula. Sementara berbagai komoditas
potensial lain pada sub-sektor hortikultura, perkebunan dan peternakan, di samping jenis-jenis
komoditi tanaman pangan lainnya masih belum berkembang dengan baik. Jika pun ada upaya
untuk meningkatkan produksi berbagai komoditi agribisnis ini, namun hasilnya tidak jarang
menjadi bumerang yang menyakitkan para petani. Meningkatnya produksi tidak jarang diikuti
dengan anjloknya harga, sehingga pasar telah menjadi sesuatu yang sangat tidak bersahabat bagi
petani dan pengembangan sektor pertanian itu sendiri. Namun demikian, jika para petani
bergerak dalam suatu bentuk kerjasama yang solid, bukannya tidak mungkin berbagai aktivitas
sub-sistem penunjang ini dapat mereka laksanakan dengan secara mandiri dan baik.
          Kelembagaan pertanian yang dalam hal ini mampu memberikan jawaban atas
permasalahan di atas. Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu
kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh

petani, agar mereka dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usahatani dan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Suhud, 2005). Peningkatan posisi tawar petani pada
dasarnya adalah untuk dapat meningkatkan akses masyarakat pedesaan dalam kegiatan ekonomi
yang adil, sehingga bentuk kesenjangan dan kerugian yang dialami oleh para petani dapat
dihindarkan. Pengembangan masyarakat petani melalui Koperasi ataupun kelembagaan
pertanian/kelompok tani merupakan suatu upaya pemberdayaan terencana yang dilakukan secara
sadar dan sungguh-sungguh melalui usaha bersama petani untuk memperbaiki keragaan sistem
perekonomian masyarakat pedesaan. Konsep pemberdayan masayarakat pedesaan melalui
koperasi bukanlah konsep baru, banyak kendala dan hambatan yang harus diperhatikan dalam

4
pengembangan koperasi di pedesaan, diantaranya adalah : (a) rendahnya minat masyarakat untuk
bergabung dalam kelompok tani/koperasi, hal ini disebabkan karena kegagalan-kegagalan dan
stigma negatif tentang kelembagaan tani/koperasi yang terbentuk di dalam masyarakat.
Kegagalan yang dimaksud diantaranya adalah ketidakmampuan kelembagaan tani/koperasi
dalam memberikan kebutuhan anggotanya dan ketidakmampuan dalam memasarkan hasil
produk pertanian anggotanya. (b) adanya ketergantungan petani kepada tengkulak akibat ikatan
yang ditimbulkan karena petani melakukan transaksi dengan para tengkulak (pinjaman modal,
dan memasarkan hasil). Dan (c) rendahnya SDM petani di pedesaan menimbulkan pemahaman
dan arti penting koperasi terabaikan.
Koperasi dan Kelompok tani dan petani (anggota) harus memiliki hubungan yang harmonis,
tanpa hubungan yang harmonis dan saling membutuhkan sulit dibayangkan koperasi/kelompok
tani mampu dan dapat bertahan. Tapi dengan adanya prinsip saling membutuhkan tersebut
koperasi/kelompok tani akan mampu menjadi lembaga perekonomian masyarakat pedesaan
khususnya petani yang dapat memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi dan sosial.

 Prospek pertanian dan pedesaan yang berkembang setelah krisis ekonomi semakin mendorong
kebutuhan akan adanya kelembagaan perekonomian komprehensif dengan kegiatan usaha yang
dilakukan oleh petani atau pengusaha kecil. Hal ini sejalan dengan adanya pemahaman bahwa
nilai tambah terbesar dalam kegiatan ekonomi pertanian dan pedesaan terdapat pada kegiatan
yang justru tidak dilakukan secara individual. Namun, nilai tambah tersebut didapatkan pada
kegiatan perdagangan, pengangkutan, pengolahan yang lebih ekonomis bila dilakukan secara
bersama-sama dengan pelaku lain sehingga diharapkan keuntungan dapat dinikmati secara
bersama-sama.pengembangan kelembagaan pertanian baik itu kelompok tani atau koperasi bagi
petani sangat penting terutama dalam peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, dimana:
(1) Melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka baik dalam
memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan. Posisi
rebut tawar (bargaining power) ini bahkan dapat berkembang menjadi kekuatan penyeimbang
(countervailing power) dari berbagai ketidakadilan pasar yang dihadapi para petani.
(2) Dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan, koperasi dapat
mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk anggotanya. Pada sisi lain koperasi dapat
memberikan akses kepada anggotanya terahadap berbagai penggunaan faktor produksi dan jasa
yang tidak ditawarkan pasar.
(3) Dengan bergabung dalam koperasi, para petani dapat lebih mudah melakukan penyesuaian
produksinya melalui pengolahan paska panen sehubungan dengan perubahan permintaan pasar.
Pada gilirannya hal ini akan memperbaiki efisiensi pemasaran yang memberikan manfaat bagi
kedua belah pihak, dan bahkan kepada masyarakat umum maupun perekonomian nasional.
(4) Dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam sebuah koperasi, para petani lebih mudah
dalam menangani risiko yang melekat pada produksi pertanian, seperti: pengaruh iklim,
heterogenitas kualitas produksi dan sebaran daerah produksi. Dan
(5) Dalam wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi secara positif terkait
dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM mereka.

5
Koperasi sendiri memiliki misi khusus dalam pendidikan bagi anggotanya. Koperasi atau
Kelompok tani merupakan salah satu struktur kelembagaan yang cukup penting di masa sekarang
dan yang akan datang, dalam upaya pemberdayaan petani dan pemasaran komoditas yang
dihasilkan di wilayahnya, sekaligus menjadi kelembagaan pertanian yang dapat memberikan
jaminan kepastian harga produk pertanian, sehingga harga yang diterima dapat menguntungkan
petani. Bergabungnya petani dalam kelembagaan koperasi akan menguatkan institusi tersebut
sebagai lembaga perekonomian pedesaan, dimana anggotanya akan memiliki posisi tawar yang
kuat untuk dapat memasarkan hasil pertaniannya, sehingga kesejahteraan petani mengalami
peningkatan hal ini diakibatkan naiknya pendapatan petani yang tergabung dalam kelompok tani
atau koperasi.
Untuk menjamin peningkatan nilai tambah bagi petani, maka pengembangan koperasi sebagai
organisasi petani harus berorientasi agribisnis. Koperasi agribisnis hendaknya memfokuskan
usahanya pada satu komoditas tertentu sebagai inti bisnis sesuai dengan komoditas unggulan
daerah tersebut, sehingga pengembangan agribisnis komoditas unggulan tersebut dilakukan
mulai dari hulu hingga ke hilir dapat dilakukan secara intensif, efisien, dan progresif.
Hal ini akan mengairahkan para petani serta akan mendorong tumbuhnya pengusaha
agribisnis.Dalam upaya mensinergikan pembinaan, petani yang tergabung dalam kelompok tani,
gabungan kelompok tani diarahkan untuk bergabung dalam koperasi agribisnis. Semoga
pembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis yang disertai pengembangan koperasi
agribisnis berjalan sukses sehingga petani dapat sejahtera.
Ada beberapa hal yang bisa disarankan dalam rangka upaya pengembangan usaha
agribisnis yang dapat diterapkan sebagai alternatif peningkatan kualitas koperasi, yaitu sebagai
berikut :
 Melakukan pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis agar mampu meningkatkan
produksi, produktivitas komoditi pertanian serta produk-produk olahan pertanian, yang
dilakukan dengan pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang efisien.
 Penguatan kelembagaan petani.
 Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedia agroinput, pengelolaan hasil,
pemasaran dan penyedia jasa).
 Pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu.
 Pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi.
 Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan koperasi agribisnis.

6
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
           Maka dapat disimpulkan, bahwa salah satu bentuk kelembagaan yang ideal di pedesaan
adalah koperasi atau kelompok tani, dimana tujuan awal pembentukan dari koperasi/kelompok
tani ini adalah untuk meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Pemberdayaan petani dalam kelembagaan koperasi, merupakan suatu bentuk alternatif dari
model pembangunan masyarakat pedesaan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang sebagian besar bermatapencarian sebagai petani/buruh tani. Koperasi dalam hal ini
memberikan jaminan keuntungan bagi anggota baik dari segi sosial dan ekonomi, selain itu yang
utama adalah peningkatan posisi tawar petani dapat ditingkatkan sehingga mereka mempunyai
kekuatan untuk ‘menentukan’ harga produk pertaniannya.
B.     SARAN
            Diharapkan mahasiswa dalam membuat makalah ini harus dengan bersungguh-sungguh
agar mendapatkan hasil yang maksimal,Sehingga  pembaca dapat memahami isi dari makalah
yang telah di buat.Dengan membaca isi makalah ini pembaca dapat merasa puas dan pembaca
dapat mengetahui bagaimana strategi kelembagaan dalam memberdayakan petani di pesisir atau
pedesaan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://umbusapuymail.blogspot.com/2011/04/makalah-lembaga-pertanian-terhadap.html
http://distanak.sulutprov.go.id/kebijakan-dan-strategi-distanak-provinsi-sulut/strategi-pembangunan-
pertanian-distanak-provinsi-sulut.html
http://bangunbumipetani.blogspot.com/2011/07/koperasi-agribisnis-antara-tantangan.html
http://ninikyuliana.blogspot.com/2009/07/peranan-koperasi-dalam-pengembangan.html
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2010/07/12/peran-koperasi-sebagai-kelembagaan-
agribisnis-dalam-peningkatan-posisi-tawar-petani/
http://eddzh.blogspot.com/2013/12/makalah-kelembagaan-koperasi-pertanian.html

Anda mungkin juga menyukai