Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

(SKI)

(KERAJAAN KESULTANAN BANTEN)

DISUSUN

Oleh:

Kelompok V (Lima)

1. Dian Fitria

2. Munira

MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAAT

KALANGKANGAN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan sykur kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami sampaikan
hanya bagi tokoh tauladan kita nabi Muhammad Saw. Diantara sekian banyaknya
nikmat Allah SWT yang membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang
benderang yang memberi hikma dan yang paling bermanfaat bagi umat manusia, oleh
karena itu kami bisa menyelesaikan tugas laporan ini dengan baik dan tepat waktu.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
materi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikannya dengan cukup baik,
oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan
penghargaan yang stinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya dari Allah swt, untuk itu jika makalah ini masi jauh dari kesempurnaan
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah selanjutnya. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca umumnya.

Tolitoli, 24 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II ISI
A. Sejarah Awal Terbentuknya Kesultanan Banten................................................... 2
B. Kemunduran Kerajaan Banten ............................................................................. 4
C. Daftar Nama-Nama Sultan Banten ....................................................................... 5
D. Peninggalan Kerajaan Banten .............................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan
peninggalan itu disebut sumber sejarah. Sejarah kesultanan Banten merupakan
kerajaan Islam yang terletak di Provinsi Banten. Mulanya, kerajaan Banten
berada dibawah kekuasaan Kerajaan Demak. Pemimpin Kerajaan Banten
pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada tahun 1522-
1570. Sultan Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat
perdagangan dengan memperluas sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di
Sumatera Selatan. Tahun 1570 Sultan Hasanuddin meninggal kemudian
dilanjutkan anaknya, Maulana Yusuf (1570-1580) yang berhasil menaklukkan
Kerajaan Pajajaran pada tahun 1579. Setelah itu, dilanjutkan oleh Maulana
Muhammad (1585-1596) yang meninggal pada penakhlukkan Palembang
sehingga tidak berhasil mempersempit gerakan Portugal di Nusantara.
Untuk itu, penulisan makalah ini bertujuan agar saya danpembaca dapat
lebih mengetahui lagi mengenai sejarah dan peninggalan-peninggalan
kesultanan Banten
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah kesultanan Banten?
2. Siapa saja yang pernah memimpin kesultanan Banten?
3. Apa saja peninggalan kesultanan Banten?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah kesultanan Banten
2. Untuk mengetahui siapa saja sultan yang pernah memimpin kesultanan
Banten
3. Untuk mengetahui peninggalan-peninggalan kesultanan Banten

1
2

BAB II

ISI

A. Sejarah Awal Terbentuknya Kesultanan Banten


Kesultanan ini berawal sekitar tahun 1526 ketika Demak memperluas
pengaruhnya dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan dan
menjadikannya pangkalan militer serta kawasan perdagangan. Pasukan Demak
dipimpin oleh Fatahillah (Faletehan) menantu Syarif Hidayatullah (Sunan
Gunung Djati) dan adik ipar Fatahillah yaitu Pangeran Sabakingking atau lebih
sohor dengan sebutan Maulanan Hasanuddin.
Pada awalnya, kawasan Banten dikenal dengan nama Banten Girang yang
merupakan bagian dari kerajaan Sunda (Pajajaran) yang bercorak Hindu.
Kedatangan pasukan kerajaan dibawah pimpinan Fatahillah dan Maulana
Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus
penyebaran dakwah Islam.
Karena dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-Portugis dalam bidang
ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat membahayakan kedudukan Kerajaan
Demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugis dari Malaka tahun 1513.
Atas perintah Sultan Trenggono, Fatahillah ditugaskan untuk melakukan
penyerangan dan penaklukkan Pelabuhan Sunda Kelapa, tetapi sebelum
menyerang Banten, konon Fatahillah terlebih dahulu berkonsolidasi dengan
mertuanya Syarif Hidayatullah yang saat itu diberikan kekuasaan oleh Sultan
Demak untuk memerintah Cirebon.
Pada 1522, pasukan Demak dan Cirebon bergabung menuju Banten
dibawah pimpinan Fatahillah, Syarif Hidayatullah, dan Maulana Hasanuddin
juga ikut serta dalam penyerangan tersebut, Fatahillah mendirikan benteng
pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat
pemerintahan, yakni Kesultanan Banten.
3

Pada tahun 1526 Banten berhasil direbut, termasuk Pelabuhan Sunda Kelapa
yang waktu itu merupakan pelabuhan utama Kerajaan Pajajaran, kemudian
diganti namanya menjadi Jayakarta. Penguasaan atas Jayakarta berhasil
menghambat gerak maju Portugis baik dari segi politis maupun ekonomis.
Selanjutnya, pusat pemerintahan yang semula berkedudukan di Banten Girang
dipindahkan ke Surosowan yang dekat pantai, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan hubungan antara pesisir Sumatera sebelah barat melalui Selat
Sunda dan Selat Malaka. Pada masa itu Malaka telah jatuh dibawah kekuasaan
Portugis, sehingga banyak pedagang yang mengalihkan jalur perdagangannya ke
Sulat Sunda.
Atas penunjukkan sultan Demak, pada tahun 1526 Maulana Hasanuddin
diangkat sebagai Adipati Banten. Pada tahun 1552, Banten diubah menjadi
kerajaan vassal dari Demak, dengan Maulana Hasanuddin sebagai pemimpinnya.
Seiring kemunduran Demak terutama setelah meninggalnya Sultan
Trenggana, Banten melepaskan diri dari vassal kerajaan Demak dan menjadi
kesultanan yang mandiri. Kota Surosowan didirikan sebagai ibu kota atas
petunjuk Syarif Hidayatullah dan Maulana Hasanuddin menjadi sultan pertama,
kendati demikian, Fatahillah tetap dianggap sebagai peletak dasar kesultanan
Banten.
Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta1651-1682) dipandang sebagai masa
kejayaan Banten. Dibawah pemerintahannya, Banten memiliki armada yang
mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang
Eropa bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur
pelayarannya Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau
Kerajaan Tanjung pura (Kalimantan Barat sekarang) dan menaklukkannya tahun
1661. Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan
VOC, yang sebelumnya telah melakukan blockade atas kapal-kapal dagang
menuju Banten. Meskipun disebutkan dengan urusan konflik dengan VOC,
Sultan tetap melakukan upaya-upaya pembangunan dengan membuat Saluran
Air dari Sungai Untung Jawa hingga ke Pontang. Saluran yang mulai digali
tahun 1660 ini dimaksudkan untuk kepentingan irigasi dan memudahkan
4

transportasi dan peperangan. Upaya itu berarti pula meningkatkan produksi


pertanian yang erat dengannya. Dengan kesejahteraan rakyat dan kepentingan
logistic jika menghadapi peperangan. Karena Sultan banyak mengusahakan
pengairan dengan melaksanakan penggalian-penggalian saluran-saluran
menghubungkan sungai-sungai yang membentang sepanjang pesisirutara, maka
atas jasa-jasanya Ia digelari Sultan Ageng Tirtayasa (Tjandrasasmita,1995:116).
Sultan Ageng Tirtayasa juga melakukan konsolidasi pemerintahannya dengan
mengadakan hubungan persahabatan antara lain dengan Lampung, Bengkulu
dan Cirebon .Hubungan pelayaran dan perdagangan dengan Kerajaan
Gowa,dengan sumber rempah-rempah di Maluku meskipun menurut perjanjian
dengan VOC tidak diperbolehkan tetap dilakukan. Usaha Sultan Ageng
Tirtayasa baik dalam bidang Politik,Diplomasi,maupun di bidang Pelayaran dan
Perdagangan dengan bangsa.
B. Kemunduran Kerajaan Banten
Perang saudara adalah salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Banten.
Sekitar tahun 1680 terjadi perselisihan dalam Kesultanan Banten. Anak dari
Sultan Ageng Tirtayasa, yakni Sultan Haji, berusaha merebut kekuasaan dari
tangan sang ayah.
Perpecahan ini dimanfaatkan oleh kompeni VOC dengan memberi
dukungan dan bantuan persenjataan kepada Sultan Haji, sehingga perang
saudara menjadi tak terhindarkan.
Akibat sengketa tersebut, Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan
pindah bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya. Kemudian pada 1683
Sultan Ageng ditangkap VOC dan ditahan di Batavia. Perang saudara yang
berlangsung di Banten menyisakan ketidakstabilan dan konflik di masa
pemerintahan berikutnya. VOC semakin ikut campur dalam urusan Banten
bahkan meminta kompensasi untuk menguasai Lampung sekaligus hak
monopoli perdagangan lada di sana.
Merujuk Kemhub, usai Sultan Haji meninggal, VOC semakin menekan
Kerajaan Banten. Hal tersebut pun membuat pengaruh Kerajaan Banten
memudar dan ditinggalkan.
5

Kesultanan Banten resmi dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah colonial


Inggris. Pada tahun itu,Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin
Zainussalihin dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh Thomas Stam ford Raffles.
Peristiwa ini merupakan pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat
Kesultanan Banten.
C. Daftar Nama-Nama Sultan Banten
Nama-Nama sultan yang pernah menduduki tahta Kesultanan Banten :
4. Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin (1552-1570)
5. MaulanaYusuf atau Pangeran Pasareyan (1570-1985)
6. Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana (1585-1596)
7. Sultan Abual-Mafakhir Mahmud Abdulkadiratau Pangeran Ratu(1596-
1647)
8. Sultan Abual-Ma’ali Ahmad (1647-1651)
9. Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abual-Fath Abdul Fattah (1651-1682)
10. Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (1683-1687)
11. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya (1687-1690)
12. Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin (1690-1733)
13. Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin( 1733-1747)11.
14. Ratu Syarifah Fatimah (1747-1750)
15. Sultan Arif Zainul Asyiqimal-Qadiri (1753-1773)
16. Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin (1773-1799)
17. Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799-1803)
18. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin (1803-1808)
19. Sultan Muhammad bin Muhyidin Zainussalihin (1809-1813)
D. Peninggalan Kesultanan Banten
Peninggalan tersebut ada yang masih utuh namun banyak yang tinggal
reruntuhannya saja bahkan tidak sedikit yang berupa fragmen-fragmen kecil.
Peninggalan berupa artefak –artefak kecil yang dikumpulkan dalam penelitian
dan penggalian kepurbakalaan kini telah disimpan di Museum Situs
Kepurbakalaan yang terletak di halaman depan bekas Keraton Surosowan.
Peninggalan kepurbakalaan tersebut adalah :
6

1. Komplek Keraton Surosowan


2. Komplek Mesjid Agung
3. Meriam Ki Amuk
4. Mesjid Pacinan Tinggi
5. Komplek Keraton Kaibon
6. Mesjid Koja
7. Kerkhof
8. Benteng Spelwijk
9. Klenteng Cina
10. Watu Gilang
11. Makam Kerabat Sultan
12. Mesjid Agung Kenari
13. Benda-benda purbakala di Museum Banten
14. Danau Kasikardi
15. Pengindelan Emas
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulannya Kerajaan Banten pada waktu dulu dikuasai oleh
Fatahilah (panglima perang demak). Banten masih tetap menjadi daerah
kekuasaan Demak, namun setelah terjadi kegoncangan politik akibat
perebutan kekuasaan, banten akhirnya melepaskan diri.
Dan akhirnya kerajaan banten masa pemerintahannya itu dilakukan oleh
orang-orang yang akan memajukan pemerintahan di Kerajaan Banten
tokohnya yaitu Hasanuddin, Panembahan Yusuf, Maulana Muhammad,
Sultan Ageng Tirtayasa. Mereka adalah orang-orang yang memimpin masa
pemerintahan, sehingga kerajaan banten memperbaiki masa
pemerintahannya.
B. Saran
Dalam penysunan makalah ini masi banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan, penyampaian serta materi yang di sussun didalam makalah,
oleh karena itu penulis sangat membutuhkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.

Anda mungkin juga menyukai