Anda di halaman 1dari 10

Jurnal S.

Pertanian 1 (2) : 106 ± 115 (2017)

ANALISIS PEMASARAN JAMUR MERANG LEMBAGA MANDIRI MENGAKAR


MASYARAKAT (LM3) AGRINA DI TANJONG PAYA KECAMATAN PEUSANGAN
KABUPATEN BIREUEN

Hendra Kusuma
Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK

Usaha jamur merang Lembaga Mandiri Mengakar Masyarakat (LM3) di Desa Tanjong
Paya Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen telah berdiri sejak 2011 dengan jumlah tenaga
kerja 3 orang dari warga sekitar tempat produksi. Pengembangan usaha jamur merang
mempunyai peluang pasar yang cukup tinggi diantara tingkat Kecamatan dan Kabupaten, karena
daya dukung kesesuaian iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui saluran pemasaran jamur merang Lembaga Mandari Mengakar Masyarakat
(LM3) Agrina, mengetahui keuntungan dalam pemasaran jamur merang tersebut dan mengetahui
margin pemasaran dan tingkat efesiensinya. Pengumpulan data menggunakan instumen
wawancara dan kuesioner. Metode analisis data dengan metode kombinasi kualitatif dan
kuantitatif yang merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan dan
menghubungkan antara metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Data yang dianalisis
meliputi biaya pemasaran, lembaga/agen pemasaran pemasaran, keuntungan, dan margin
pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemasaran jamur merang oleh LM3
Agrina dilakukan dengan 2 saluran yaitu langsung dan tidak langsung. Keuntungan dari saluran
pemasaran jamur merang kepada konsumen satu kali masa pemasaran jamur merang diperoleh
keuntungan adalah Rp. 6.000.000 sedangkan keuntungan dari saluran pemasaran jamur merang
kepada pedagang pengecer dalam satu kali masa pemasaran jamur merang diperoleh keuntungan
adalah Rp. 5.250.000. Perbandingan hasil persentase margin pemasaran LM3 Agrina adalah 12,5
% dengan persentase yang diterimanya yaitu 87,5 % usaha ini efisien dikarenakan persentase
margin pemasarannya lebih kecil dari persentase bagian yang diterima oleh LM3 Agrina.

Kata Kunci : Pemasaran Jamur Merang, Biaya Pemasaran Jamur Merang, Keuntungan dan
Margin Pemasaran.

PENDAHULUAN terakhir tidak ada dikarenakan dinas terkait


Jamur merang (Volvariella Valvacea) tidak mendata dan memperhatikan usaha ini,
merupakan salah satu komoditas sayuran (Shukendar, 2011).
tunas yang mempunyai masa depan baik Jamur merang dapat dimanfaatkan
untuk dikembangkan. Hingga kini sudah selain untuk makanan juga untuk industri obat
semakin banyak orang yang mengetahui nilai dan hampir beberapa orang menggunakan
gizi jamur merang dan manfaatnya bagi jamur merang sebagai bahan bakunya. Jamur
kesehatan manusia. Dilain pihak produksi merang merupakan jenis jamur kayu yang
jamur merang di Indonesia sangat terbatas sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain
sehingga nilai ekonomi jamur merang karena memiliki cita rasa yang khas, kedua
semakin meningkat, (Sinaga, 2000). Tahun jamur tersebut juga memiliki nilai gizi yang
2014 Provinsi Aceh produksi jamur merang tinggi, seperti protein, karbohidrat dan berbagai
antara 2500 kg sampai dengan 3500 kg vitamin. Bahkan menurut penelitian kandungan
perbualannya. Sedangkan untuk data gizinya lebih tinggi dibandingkan dengan
lengkapnya selama kurun waktu 5 tahun daging ayam. Sehingga, tidak salah apabila

106
jamur dikatakan sebagai bahan pangan masa tergantung kebutuhan. Pengembangan usaha
depan. jamur merang mempunyai peluang pasar yang
Pemasaran merupakan suatu cukup tinggi diantara tingkat Kecamatan dan
parameter untuk menilai berhasil tidaknya Kabupaten, karena daya dukung kesesuaian
suatu usaha. Karena hasil akhir dari proses iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah.
produksi penjualan dengan harapan Namun dengan makin dikenalnya jamur
mendapatkan keuntungan. Proses pemasaran merang sebagai bahan pangan sumber protein
memerlukan pihak lain yang disebut lembaga alternatif daging di masyarakat. Jamur merang,
pemasaran. Pengembangan usaha jamur meskipun dianggap jenis jamur yang lebih
merang harus adanya keterpaduan antara enak dibandingkan jamur tiram, memiliki
kegiatan-kegiatan produksi yang selama ini proses produksi yang lebih rumit, dengan
dikaitkan dengan peningkatan pemasaran. tenaga kerja yang lebih tinggi, modal awal
Usaha jamur merang Lembaga yang cukup besar, biological efficiency yang
Mandiri Mengakar Masyarakat (LM3) di sangat variatif, dan durabilitas produk yang
Desa Tanjong Paya Kecamatan Peusangan lebih singkat. jamur merang banyak yang
Kabupaten Bireuen telah berdiri sejak 2011 dipilih atau berlangganan oleh konsumen,
dengan jumlah tenaga kerja 3 orang dari kerena jamur merang enak rasa dari pada jamur
warga sekitar tempat produksi. Sistem yang lain, dan harga pun lebih praktis bagi
kontrak kerja biasanya bersifat jangka konsumen.
pendek, mulai dari harian hingga bulanan,
Table l. Produksi Jamur Merang di Desa Tanjong Paya Tahun 2011-2014
No Tahun Jumlah Lumbung Produksi pertahun Persentase Pertumbuhan (%)
(kg)
1 2011 2 640 -
2 2012 2 1.494 133,4
3 2013 2 1.602 7,2
4 2014 3 1.800 12,35
Jumlah Produksi 5.536 152,95
Rata-Rata Produksi Pertahun 1.384 -
Sumber : data primer (2015)

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat sekarang sesuai dengan izin legalitas yang
dijelaskan bahwa hasil produksi jamur dimiliki Lembaga Mandiri Mengakar
merang di Desa Tanjong Paya Kecamatan Masyarakat (LM3) Agrina. telah
Peusangan Kabupaten Bireuen terus memasarkan produknya di beberapa pasar
mengalami peningkatan selama 4 tahun tradisional dan modern yang ada diantara
terakhir. Rata-rata produksi setiap tahunnya kecamatan dan kabupaten melalui perantara
adalah 1384 kg. Penggunaan lumbung atau pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan
tempat budidaya jamur merang sudah sangat seperti, pasar-pasar, warung nasi, kantor-
baik sehingga berpengaruh kepada hasil kantor, serta konsumen yang berada disekitar
produksi. Produksi paling banyak pada tahun lokasi perusahan. Kegiatan pemasaran yang
2014 yaitu 1.800 kg sedangkan produksi dilakukan oleh perusahaan masih terkendala
paling sedikit pada tahun 2011 yaitu hanya berbagai masalah di antaranya, belum dapat
640 kg. memenuhi permintaan pasar karena belum
Secara perlahan usaha ini mulai optimal kapasitas penggunaan kumbung,
beroperasi dan terus berkembang dengan terbatasnya modal yang dimiliki, dan
fokus memproduksi jamur merang hingga promosi yang dilakukan masih terbatas.

107
Berdasarkan latar belakang dan halus, panjang dan kadang bercabang), bahan
permasalahan diatas maka untuk makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa
memanfaatkan potensi usaha jamur merang yang dapat di serap untuk pertumbuhan. oleh
ini perlu dilihat analisis pemasaran yang ada kaerena itu, jamur digolongkan sebagai
sekarang, berikut dengan peluang dan tanaman heterotropik, yaitu tanaman yang
ancaman, serta pengembangan jamur kehidupannya tergantung pada organism lain
merang. oleh karena uraian diatas penulis (Andoko, 2007).
tertarik untuk mendalami dan melakukan Jamur merang banyak mengandung
SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³$QDOLVLV 3HPDVDUDQ protein nabati, serta unsur mikro nutrisi
Jamur Merang Lembaga Mandiri Mengakar lainnya yang banyak dibutuhkan untuk
Masyarakat (LM3) Agrina di Tanjong Paya menjaga kesehatan dan kesegaran. Dalam
.HFDPDWDQ 3HXVDQJDQ .DEXSDWHQ %LUHXHQ´ 100 gram jamur merang terdapat kandungan
gizi sebagai berikut : Protein 2,68%,
Rumusan Masalah Lemak 2,24%, Karbohidrst 2,6%, Vitamin C
Berdasarkan latar belakang di atas, 206 Cal, Calcium 0,75%, Fosfor 30,6% dan
maka rumusan masalah yang akan dibahas Kalium 44,1%. Sedangkan manfaat jamur
dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai merang adalah, menghambat pertumbuhan
berikut : sel tumor, meningkatkan sistim kekebalan
1. Bagaimana saluran pemasaran yang tubuh dan menurunkan kadar kolesterol
digunakan dalam pemasaran jamur dalam plasma darah dan hati (Andoko,
merang Lembaga Mandari Mengakar 2007).
Masyarakat (LM3) Agrina.
2. Berapakah keuntungan dalam pemasaran Pemasaran
jamur merang tersebut. Pemasaran adalah proses sosial dan
3. Berapakah margin pemasaran dan manajerial dengan mana seseorang atau
tingkat efesiensinya. kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan
Tujuan penelitain dan pertukaran produk dan nilai. Pemasaran
Tujuan penelitian ini adalah : merupakan semua kegiatan manusia yang
1. Mengetahui saluran pemasaran jamur dilakukan dalam hubungannya dengan pasar,
merang Lembaga Mandari Mengakar yang berarti bekerja dengan pasar guna
Masyarakat (LM3) Agrina. mewujudkan pertukaran potensial untuk
2. Mengetahui keuntungan dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
pemasaran jamur merang tersebut. manusia (Kotler, 2002).
3. Mengetahui margin pemasaran dan Ditinjau dari aspek ekonomi kegiatan
tingkat efesiensinya. pemasaran pertanian dikatakan sebagai
kegiatan produktif sebab pemasaran
TINJAUAN PUSTAKA pertanian dapat meningkatkan guna waktu
Jamur Merang (time utility), guna tempat (place utility),
Jamur merupakan tanaman yang tidak guna bentuk (form utility) dan guna
memiliki klorofil sehingga tidak bisa pemilikan (possession utility). Komoditi
melakukan proses fotosintesis untuk pertanian yang sudah mengalami
menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup peningkatan guna waktu, guna tempat dan
dengan cara mengambil zat-zat makanan, guna bentuk baru dapat memenuhi kebutuhan
seperti selulosa, glukosa,lignin, protein dan konsumen, apabila sudah terjadi pemindahan
senyawa pati dari organisme lain. Dengan hak milik dari produsen atau lembaga
bantuan enzim yang di produksi oleh hifa pemasaran kepada konsumen (Sudiyono,
(bagian jamur yang bentuknya seperti benang 2002).

108
Saluran dan Lembaga Pemasaran semakin merata distribusi marjin pemasaran
Saluran pemasaran merupakan suatu yang diterima.
saluran distribusi (channel of distribution)
dianggap mencakup suatu kelompok lembaga- Margin Pemasaran
lembaga yang melaksanakan keseluruhan Marjin merupakan suatu imbalan,
kegiatan (fungsi) untuk mengalihkan produk atau harga atas suatu hasil kerja. Apabila
disertai hak miliknya dari lingkungan produksi ditinjau sebagai pembayaran atas jasa-jasa,
ke arah lingkungan konsumsi. Saluran marjin menjadi suatu elemen yang penting
pemasaran merupakan suatu struktur unit dalam strategi pemasaran. Konsep marjin
organisasi dalam perusahaan dan luar sebagai suatu pembayaran pada penyalur
perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, mempunyai dasar logis dalam konsep tentang
pedagang besar, pengecer, melalui mana sebuah nilai tambah. Marjin didefinisikan sebagai
komoditi, produk atau jasa dipasarkan (Swastha, perbedaan antara harga beli dengan harga
1997). jual (Swastha, 1992).
Sedangkan lembaga pemasaran Menurut Sudiyono (2002) margin
merupakan orang atau badan usaha atau pemasaran didefinisikan perbedaan harga
lembaga yang secara langsung terlibat antara harga yang dibayarkan konsumen
didalam mengalirkan barang dari produsen dengan harga yang diterima petani, secara
ke konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
ini dapat berupa tengkulak, pedagang M = Pr ± Pf
pengumpul, pedagang besar dan pedagang Keterangan :
pengecer. M : Margin
Pr : Harga di tingkat konsumen (Rp)
Biaya Pemasaran Pf : Harga di tingkat produsen/agen
Biaya pemasaran adalah biaya yang (Rp)
dikeluarkan untuk keperluan pemasaran.
Biaya pemasaran komoditas pertanian Efisiensi Pemasaran
meliputi biaya transportasi atau biaya angkut, Pengukuran efisiensi pemasaran
biaya pungutan retribusi, biaya penyusutan menggunakan perbandingan output pemasaran
dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran dengan biaya pemasaran pada umumnya dapat
berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan digunakan untuk memperbaiki efisiensi
lokasi pemasaran, lembaga pemasaran pemasaran dengan mengubah rasio keduanya.
(pengumpul, pedagang besar, pengecer, dan Upaya perbaikan efisiensi pemasaran dapat
sebagainya) dan efektifitas pemasaran yang dilakukan dengan meningkatkan output
dilakukan serta macam komoditas (Rahim pemasaran atau mengurangi biaya pemasaran
dan Hastuti, 2007). (Sudiyono, 2002).
Menurut Soekartawi (1993), faktor-
Keuntungan Pemasaran faktor yang dapat sebagai ukuran efisiensi
Selisih harga yang dipasarkan ke pemasaran adalah sebagai berikut:
produsen dan harga yang diberikan oleh a. Keuntungan pemasaran
konsumen dikurangi dengan biaya pemasaran b. Harga yang diterima konsumen
disebut keuntungan pemasaran. Masing- c. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran yang
masing lembaga ingin mendapatkan memadai untuk melancarkan transaksi
keuntungan, maka harga yang dibayarkan oleh jual beli barang, penyimpanan,
masing-masing lembaga pemasaran juga transportasi
berbeda. Semakin maju tingkat pengetahuan d. Kompetisi pasar, persaingan diantara
produsen, lembaga pemasaran dan konsumen pelaku pemasaran.
terhadap penguasaan informasi pasar, maka

109
METODE PENELITIAN menggunakan rumus sebagai berikut :
Waktu dan Tempat Penelitian .S .S .S .S «« .SQ
Penelitian ini dilakukan pada usaha Keterangan :
jamur merang lembaga mandiri mengakar Kp: Keuntungan pemasaran jamur merang
masyarakat (LM3) Agrina, Jalan Medan- Kp1, Kp2, Kp3,......Kpn : Keuntungan
Banda Aceh Tanjong Paya Kecamatan pemasaran jamur merang berdasarkan
Peusangan Kabupaten Bireuen. Ruang saluran/tempat pemasaran.
lingkup penelitian ini terbatas pada masalah 3. Margin pemasaran
analisis pemasaran jamur merang lembaga Margin pemasaran adalah selisih
mandiri mengakar masyarakat. Penelitian ini harga ditingkat produsen dan tingkat
telah dilaksanakan pada tanggal 17 konsumen. Secara sistematis margin
Desember 2015. pemasaran dirumuskan sebagai berikut :
Mp = Pr ± Pf
Jenis Data dan Sumber Data Keterangan :
Data yang dikumpulkan pada penelitian Mp : Margin pemasaran jamur merang
ini meliputi data primer dan data sekunder. (Rp/kg)
Dengen jenis data tersebut: Pr : Harga jamur merang untuk
1. Data Primer yaitu Sumber primer ini konsumen (Rp/kg)
berupa catatan hasil wawancara yang Pf : Harga jamur merang untuk
diperoleh melalui wawancara dengan produsen (agen) (Rp/kg)
responden secara langsung dan Setelah mendapatkan biaya dari
pengamatan. Selain itu, penulis juga margin pemasaran maka selanjutnya akan
melakukan observasi lapangan dan dihitung persentase dari masing-masing
mengumpulkan data dalam bentuk catatan saluran pemasaran. Secara sistematis dapat
tentang situasi dengan pengamatan digunakan rumus sebagai berikut (Sudiyono,
lansung, dan kejadian di perpustakaan. 2002) :
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh a. Persentase Margin Pemasaran Untuk LM3
dari instansi-instansi terkait dengan Agrina (Saluran I)
masalah dan objek yang diteliti.
Analisis Data PM I = Mp x 100 %
Biaya, Keuntungan dan Margin Pr
Pemasaran Keterangan :
1. Biaya Pemasaran PM I : Persentase margin pemasaran (%)
Besarnya biaya pemasaran jamur Mp : Margin pemasaran jamur merang
merang dapat dihitung dengan menggunakan (Rp/kg)
rumus sebagai berikut: Pr : Harga jamur merang untuk
Bp = Bp1 + Bp2 + Bp3 + konsumen (Rp/kg)
«« Bpn
Keteranga b. Persentase Margin Pemasaran Untuk
n:
Agen (Saluran II)
Bp: Biaya pemasaran jamur merang
%S %S %S « %SQ %LD\D PM II = Mp x 100 %
pemasaran jamur merang berdasarkan Pf
saluran/tempat pemasaran.
2. Keuntungan Keterangan :
Pemasaran PM II : Persentase margin pemasaran (%)
Besarnya keuntungan pemasaran Mp : Margin pemasaran jamur merang
jamur merang dapat dihitung dengan (Rp/kg)

110
Pf : Harga jamur merang untuk dengan jumlah tenaga kerja 3 orang dari
produsen (agen) (Rp/kg) warga sekitar tempat produksi. Sistem
4. Efisiensi Pemasaran kontrak kerja biasanya bersifat jangka
Efisiensi masing-masing saluran pendek, mulai dari harian hingga bulanan,
pemasaran dapat dihitung dengan nilai tergantung kebutuhan. Hasil produksi jamur
persentase margin pemasaran, menggunakan merang di Desa Tanjong Paya Kecamatan
rumus sebagai berikut (Sudiyono, 2002) : Peusangan Kabupaten Bireuen terus
a. Persentase bagian yang diterima LM3 mengalami peningkatan selama 4 tahun
Agrina (Saluran I) terakhir. Penggunaan lumbung atau tempat
F = 100 % - PM I budidaya jamur merang sudah sangat baik
Keterangan : sehingga berpengaruh kepada hasil produksi.
F : Persentase bagian yang diterima Produksi paling banyak pada tahun 2014
LM3 Agrina yaitu 1.800 kg sedangkan produksi paling
PM I : Persentase margin pemasaran (%) sedikit pada tahun 2011 yaitu hanya 640 kg.
Secara perlahan usaha ini mulai
b. Persentase bagian yang diterima Agen beroperasi dan terus berkembang dengan
(Saluran II) fokus memproduksi jamur merang hingga
F = 100 % - PM II sekarang sesuai dengan izin legalitas yang
Keterangan : dimiliki Lembaga Mandiri Mengakar
F : Persentase bagian yang diterima Masyarakat (LM3) Agrina telah memasarkan
LM3 Agrina produknya di disekitar lokasi usahanya dan
PM II : Persentase margin pemasaran (%) di beberapa pasar yang ada pada Kecamatan-
Efisiensi pemasaran secara ekonomi Kecamatan dalam lingkup Kabupaten
dapat diketahui dari besarnya bagian yang Bireuen melalui pedagang pengecer yang
diterima produsen dan persentase margin bekerja sama dengan LM3 Agrina seperti,
pemasaran yang dinyatakan dalam persen pasar-pasar rakyat, warung nasi dan kantor-
(%). Pemasaran jamur merang dianggap kantor Pemerintahan.
efisien secara ekonomis apabila nilai
persentase bagian yang diterima dari masing- Hasil Penelitian
masing saluran pemasaran lebih tinggi dari Karakteristik Responden
persentase margin pemasarannya (Sudiyono, Karakteristik responden
2002) menggambarkan identitas responden mulai
dari jenis usia, pendidikan terakhir, jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN tanggungan dan pengalaman. Responden
Gambaran Umum Lokasi Penelitian yang digunakan pengusaha dalam penelitian
Gambaran Umum Usaha Jamur Merang ini adalah pengusaha Jamur Merang LM3
Usaha jamur merang Lembaga Agrina Di Tanjong Paya Kecamatan
Mandiri Mengakar Masyarakat (LM3) di Peusangan Kabupaten Bireuen. Hasil tabulasi
Desa Tanjong Paya Kecamatan Peusangan data penelitian yang dilakukan dapat dilihat
Kabupaten Bireuen telah berdiri sejak 2011 pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Karakteristik Pengusaha Jamur Merang LM3 Agrina Di Tanjong Paya
No Identitas Responden Tahun Jiwa
1 Usia Responden 26 -
2 Tingkat Pendidikan Responden 17 -
3 Pengalaman Melakukan Usaha Jamur Merang 4 -
4 Jumlah Tanggungan Responden - -
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2015 (diolah)

111
Jurnal S. Pertanian 1 (2) : 106 ± 115 (2017)

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat biaya pemasaran yang harus dikeluarkan


diketahui bahwa umur pemilik LM3 Agrina adalah Rp. 5000 perkg untuk biaya komisi
atau responden adalah 26 tahun, hal ini kepada pedagang pengecer. Sebelum
berarti responden tergolong dalam usia yang melakukan pemasaran jamur merang,
masih produktif, sehingga dapat mendukung pengusaha akan melakukan penyortiran
adanya peningkatan usaha jamur merang untuk memilih dan membuang jamur-jamur
LM3 Agrina agar lebih maju dan produktif. yang sudah busuk.
Lama pendidikan formal dari responden Saluran pemasaran jamur merang oleh
adalah perguruan tinggi (Universitas). Lama Lembaga Mandiri Mengakar Masyarakat
pengalaman mengusahakan jamur merang (LM3) Agrina di Tanjong Paya Kecamatan
LM3 Agrina dari responden adalah 4 tahun. Peusangan Kabupaten Bireuen memiliki 2
Responden baru berkecimpung dalam usaha saluran yaitu sebagai berikut :
jamur merang karena usaha ini merupakan x Saluran Pemasaran I : LM3 Agrina :
usaha yang dipelajari selama menempuh Konsumen.
pendidikan di perguruan tinggi. Responden x Saluran Pemasaran II : LM3 Agrina :
sudah mengetahui bagaimana mereka akan Pedagang Pengecer.
mengambil keputusan pada saat kondisi
sedang tidak mendukung seperti Biaya, Keuntungan dan Margin
meningkatnya harga bahan baku. Responden Pemasaran
dalam melakukan usaha jamur merang ini 1. Biaya Pemasaran
hanya membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 Biaya pemasaran jamur merang LM3
orang dari warga sekitar tempat produksi. Agrina adalah biaya yang dikeluarkan untuk
Usaha jamur merang LM3 Agrina segala keperluan dalam pemasaran jamur
merupakan usaha yang menguntungkan merang. Yang menjadi biaya pemasaran
dikarenakan harga jualnya baik, jamur merang LM3 Agrina adalah biaya
pemasarannya sudah terjamin, adanya komisi. Biaya komisi adalah biaya yang
bantuan modal dan iklimnya sangat baik harus dikeluarkan pelaku usaha jamur
untuk melakukan usaha ini. Pinjaman modal merang LM3 Agrina kepada pedagang
diterima dari Dinas Pertanian dalam bentuk pengecer. Hal ini dikarenakan, pedagang
uang sebesar Rp. 100.000.000 tanpa suku pengecer yang mendatangi LM3 Agrina
bunga dengan jangka pengembalian untuk membeli jamur merang sehingga
pinjaman 3 tahun. Luas lahan budidaya jamur pemilik usaha tidak lagi melakukan proses
merang adalah 60 m dengan jumlah pemasaran yang meliputi biaya promosi,
kumbung adalah 3 buah. Baglog untuk biaya antar jamur merang ke pedagang
budidaya jamur merang adalah sebanyak 36 pengecer dan biaya distribusi lainnya.
rak. Benih jamur merang diperoleh dari pulau Besarnya biaya komisi yang diberikan oleh
jawa. pemilik usaha LM3 Agrina terhadap
Kendala budidaya jamur merang pedagang pengecer adalah Rp. 5.000 perkg.
adalah dalam pengadaan bibit dan medianya. Besarnya biaya pemasaran jamur merang
Dalam 1 kali pemanenan, jumlah produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
jamur merang adalah 150 kg dengan harga sebagai berikut:
jual perkgnya adalah Rp. 40.000. Pemanenan Bp = Bp1 = Rp. 5000
jamur merang dilakukan 1 bulan sekali. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
Jamur merang setelah dipanen hanya dapat rumus, diketahui bahwa biaya pemasaran
bertahan 2 hari. Pemasaran jamur merang jamur merang LM3 Agrina yang harus
dilakukan secara langsung merupakan dikeluarkan oleh pemilik usaha adalah
saluran pemasaran I. Pemasaran melalui sebesar Rp. 5.000 perkg. Dalam 1 kali masa
pedagang pengecer adalah saluran II yaitu pemasaran, biaya pemasaran jamur merang

112
LM3 Agrina yang harus dikeluarkan oleh Kp = Kp1 = Rp. 40.000
pemilik usaha adalah 150 kg x Rp. 5.000 = Berdasarkan hasil tabulasi dengan
Rp. 750.000. Berarti dalam 1 bulan, rumus di atas, dapat diketahui bahwa
pengusaha jamur merang LM3 Agrina harus keuntungan dari pemasaran jamur merang
mengeluarkan biaya komisi kepada kepada konsumen yang diperoleh oleh pemilik
pedagang pengecer yang merupakan biaya usaha LM3 Agrina adalah sebesar Rp. 40.000
pemasarannya adalah sebesar Rp. 750.000. perkg. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa
Usaha pemasaran jamur merang LM3 untuk satu kali masa pemasaran jamur merang
Agrina di Gampong Tanjong Paya yang dilakukan oleh LM3 Agrina memperoleh
Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen keuntungannya adalah 150 kg x Rp. 40.000 =
tidak mengeluarkan banyak biaya pemasaran Rp. 6.000.000. Berarti dalam 1 bulan, pemilik
seperti halnya usaha-usaha home industri usaha LM3 Agrina di Gampong Tanjong Paya
pada umumnya. Hal ini dikarenakan para Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen
pedagang pengecer yang mendatangi LM3 memperoleh pendapatan sebesar Rp. Rp.
Agrina untuk membeli jamur merang 6.000.000.
sehingga pemilik usaha ini tidak harus lagi b. Keuntungan dari Pemasaran Jamur
untuk melakukan promosi dan distribusi. Merang LM3 Agrina Kepada Pedagang
Secara tidak langsung akan mengurangi Pengecer
biaya pemasaran dalam penjualan jamur Kp = Kp1 = Rp. 35.000
merang oleh LM3 Agrina di Gampong Berdasarkan hasil tabulasi dengan
Tanjong Paya Kecamatan Peusangan rumus di atas, dapat diketahui bahwa
Kabupaten Bireuen. keuntungan dari pemasaran jamur merang
2. Keuntungan kepada pedagang pengecer yang diperoleh
Pemasaran oleh pemilik usaha LM3 Agrina adalah
Selisih harga yang dipasarkan oleh sebesar Rp. 35.000 perkg. Dalam hal ini
pemilik usaha LM3 Agrina di Gampong dapat diketahui bahwa untuk satu kali masa
Tanjong Paya Kecamatan Peusangan pemasaran jamur merang yang dilakukan
Kabupaten Bireuen dikurangi dengan biaya oleh LM3 Agrina memperoleh
pemasaran jamur merang disebut keuntungannya adalah 150 kg x Rp. 35.000 =
keuntungan pemasaran. Adapun harga jamur Rp. 5.250.000. Berarti dalam 1 bulan,
merang yang dipasarkan oleh pemilik usaha pemilik usaha LM3 Agrina di Gampong
LM3 Agrina kepada konsumen adalah Rp. Tanjong Paya Kecamatan Peusangan
40.000 perkg sedangkan harga jual jamur Kabupaten Bireuen memperoleh pendapatan
merang dari pemilik usaha LM3 Agrina ke sebesar Rp. Rp. 5.250.000.
pedagang pengecer adalah Rp. 35.000 perkg Untuk kedua saluran pemasaran yang
dikarenakan biaya komisi sebesar Rp. 5.000 dilakukan oleh LM3 Agrina memperoleh
yang diberikan pemilik usaha LM3 Agrina keuntungan yang berbeda. keuntungan dari
kepada pedagang pengecer Pemilik usaha saluran pemasaran jamur merang kepada
LM3 Agrina dan pedagang pengecer ingin konsumen lebih tinggi dari keuntungan
mendapatkan pendapatan dari penjualan jamur dengan saluran pemasaran kepada pedagang
merang, maka harga penjualan jamur merang pengecer.
oleh pemilik usaha LM3 Agrina dan pedagang 3. Margin pemasaran
pengecer juga berbeda. Besarnya keuntungan Margin pemasaran adalah selisih harga
pemasaran jamur merang LM3 Agrina dapat jual jamur merang LM3 Agrina di Gampong
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai Tanjong Paya Kecamatan Peusangan
berikut : Kabupaten Bireuen kepada konsumen dengan
a. Keuntungan dari Pemasaran Jamur harga jual jamur merang kepada pedagang
Merang LM3 Agrina Kepada Konsumen pengecer. Secara sistematis margin pemasaran

113
jamur merang LM3 Agrina dapat dirumuskan margin pemasaran untuk agen atau pedagang
sebagai berikut : pengecer adalah 14,28 %. Adapun nilai
Mp = Pr ± Pf persentase margin pemasarannya masih
= Rp. 40.000 ± Rp. 35.000 sedikit sehingga agen masih bisa untuk
= Rp. 5.000 memasarkan jamur merang tersebut, hal ini
Berdasarkan hasil perolehan margin dikarenakan nilai persentase margin
pemasaran menggunakan rumus di atas pemasarannya masih di bawah 50 %.
adalah Rp. 5.000. Adapun imbalan yang 4. Efisiensi Pemasaran
diterima atau pendapatan yang diterima oleh Efisiensi pemasaran jamur merang
pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 5.000 LM3 Agrina secara ekonomis dapat diketahui
perkg. dari besarnya bagian yang diterima pemilik
Setelah mendapatkan biaya dari usaha LM3 Agrina dan persentase margin
margin pemasaran maka selanjutnya akan pemasaran yang dinyatakan dalam persen
dihitung persentase dari masing-masing (%). Pemasaran jamur merang dianggap
saluran pemasaran. Secara sistematis dapat efisien secara ekonomis apabila nilai
digunakan rumus sebagai berikut (Sudiyono, persentase margin pemasaran lebih rendah
2002) : dari persentase bagian yang diterima oleh
a. Persentase Margin Pemasaran Untuk LM3 masing-masing saluran pemasaran. Efisiensi
masing-masing saluran pemasaran dapat
Agrina (Saluran I) dihitung dengan nilai persentase margin
pemasaran, menggunakan rumus sebagai
PM I = Mp x 100 % berikut :
Pr a. Persentase bagian yang diterima LM3
PM I = Rp. 5.000 x 100 % Agrina (Saluran I)
Rp. 40.000 F = 100 % - PM I
F = 100 % - 12,5 % = 87,5 %
PM I = 0,125 x 100 % = 12,5 % Berdasarkan penggunaan rumus di
Berdasarkan hasil perhitungan di atas atas, diperoleh hasil persentase bagian yang
dapat dijelaskan bahwa perolehan persentase diterima oleh LM3 Agrina adalah 87,5 %.
margin pemasaran untuk LM3 Agrina adalah Melihat perbandingan hasil persentase
12,5 %. Adapun nilai persentase margin margin pemasaran dengan persentase yang
pemasarannya masih sedikit sehingga usaha diterima LM3 Agrina secara ekonomis usaha
ini masih layak untuk dijalankan, hal ini ini efisien dikarenakan persentase margin
dikarenakan nilai persentase margin pemasarannya lebih kecil dari persentase
pemasarannya masih di bawah 50 %. bagian yang diterima oleh LM3 Agrina.
b. Persentase Margin Pemasaran Untuk b. Persentase bagian yang diterima Agen
Agen (Saluran II) (Saluran II)
F = 100 % - PM II
PM II = Mp x 100 % F = 100 % - 14,28 % = 85,72 %
Berdasarkan penggunaan rumus di
Pf
atas, diperoleh hasil persentase bagian yang
diterima oleh agen atau pedagang pengecer
PM II = Rp. 5.000 x 100 % adalah 85,72 %. Melihat perbandingan hasil
Rp. 35.000 persentase margin pemasaran dengan
persentase yang diterima pedagang pengecer
PM II = 0,1428571 x 100 % = 14,28 % secara ekonomis kegiatan pemasarannya
efisien dikarenakan persentase margin
Berdasarkan hasil perhitungan di atas pemasarannya lebih kecil dari persentase
dapat dijelaskan bahwa perolehan persentase

114
bagian yang diterima oleh pedagang Intan Ayu, P. (2010). Analisis Pemasaran Jeruk
pengecer. di Kabupaten Bangli. Jurnal Pemasaran
Vol 3. Agribisnis Universitas
KESIMPULAN Muhammadiyah Malang.
Sistem pemasaran jamur merang oleh Isdiyanto, Dwi Arie. 2002. Analisis Saluran
LM3 Agrina dilakukan dengan 2 saluran Pemasaran Ayam Kampung (Gallus
yaitu langsung dan tidak langsung. domesticus) Di Jakarta Selatan Propinsi
Keuntungan dari saluran pemasaran jamur DKI Jakarta [Skripsi]. Bogor: Institut
merang kepada konsumen satu kali masa Pertanian Bogor.
pemasaran jamur merang diperoleh Kotler Philip, (2002),Manajemen Pemasaran di
keuntungan adalah Rp. 6.000.000. sedangkan Indonesia :Analisis, Perencanaan.
keuntungan dari saluran pemasaran jamur Pasaribu, T., Permana D . R., dan Alda E.R .,
merang kepada pedagang pengecer dalam 2002. Aneka Jamur Unggulan Yang
satu kali masa pemasaran jamur merang Menembus Pasar. Jakarta : PT.
diperoleh keuntungan adalah Rp. 5.250.000. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Perbandingan hasil persentase margin Rahim, dkk. DRW.2007. Ekonomi Pertanian.
pemasaran LM3 Agrina adalah 12,5 % Penebar Swadaya, Jakarta.
dengan persentase yang diterimanya yaitu Rahwana, Heri. 2003. Analisis Usahatani Jamur
87,5 % usaha ini efisien dikarenakan Tiram Putih di Kecamatan Cicurug dan
persentase margin pemasarannya lebih kecil Parung Kuda Kebupaten Sukabumi.
dari persentase bagian yang diterima oleh [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian
LM3 Agrina. Sedangkan perbandingan hasil Bogor.
persentase margin pemasaran oleh pedagang Redaksi Trubus. 2004. Pengalaman Pakar &
pengecer adalah 14,28 % dengan persentase Praktisi Budidaya Jamur. Jakarta:
yang diterimanya yaitu 85,72 % secara Penebar Swadaya.
ekonomis kegiatan pemasarannya efisien Raharyu, S. 2013. Strategi Pemasaran Durian
dikarenakan persentase margin Sanggaran di Kecamatan Matesih
pemasarannya lebih kecil dari persentase Kabupaten Karanganyar. Jurnal
bagian yang diterima oleh pedagang Agribisnis Vol, 6. Bogor : Institut
pengecer. Pertanian Bogor.
Sinaga, M. Suradji. 2000. Jamur Merang dan
DAFTAR PUSAKA
Budi Dayanya. PT Penebar Swadaya.
Andoko A, Parjimoha H. 2007. Budidaya
Jakarta.
Jamur. Jakarta: Agromedia.
Soekartawi, 1993, Manajemen Pemasaran
Anonymous, 2010. Menguak Gurihnya Usaha
Dalam Bisnis Modern, Pustaka
Budi Daya Jamur.
Harapan, Jakarta.
Basu Swastha dan Irawan, 2006, Manajemen
Stanton, William J. 1993. Prinsip Pemasaran.
Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.
Jakarta: Edisi ke Tujuh, Alih Bahasa Y.
Basu Swastha, (1997), Azas-Azas Marketing,
Lamarto, Erlangga.
Liberty : Jakarta. Malang.
Sudiyono, 2002. Pemasaran Pertanian.
BPS, (2015). Gambaran Umum Kabupaten
Universitas Muhammadiyah Malang.
Bireuen. Buku Putih Sanitasi
Kota Malang
Kabupaten Bireuen.
Shukendar, 2011. Budidaya Jamur Merang.
DDUPDZDWL GNN ³+XEXQJDQ &RUSRUDWH
Kabar Pertanian Petani Berjaya
*RYHUQDQFH GDQ .LQHUMD 3HUXVDKDDQ´
Rakyat Sejahtera.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol,
http://shukendar.blogspot.co.id/2011/11
8, No 6, Hal 65-81.
/budidaya-jamur-merang.

115

Anda mungkin juga menyukai