Disusun Oleh:
Kelompok 3 :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Bandung Jawa Barat)” dapat diselesaikan. Usulan proposal ini dibuat sebagai
pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran, tenaga, serta hari waktu
terimakasih kepada Prof. Dr. Drs. Ir. H. M. Munandar Si,MS., Dr. Ir. Hj. Lilis
dalam penulisan proposal ini, maka dari itu penulis menginginkan kritik dan saran
Penulis
I
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
karena permintaan akan produk susu dari tahun ke tahun terus meningkat, sejalan
pentingnya nilai gizi susu. Beberapa propinsi di Indonesia tercatat memiliki ternak
sapi perah. Konsentrasi terbesar dari produksi ternak sapi perah terdapat di pulau
jawa. Sebagian besar (90%) kondisi produksi susu sapi perah di Indonesia saat ini,
dihasilkan oleh usaha peternakan sapi perah rakyat yang sistem pemeliharaannya
masih bersifat tradisional dengan skala usaha 1-3 ekor sapi perah produktif per-
peternak. Berdasarkan skala usaha tersebut maka usaha ternaknya dinilai kurang
ekonomis karena keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan susu hanya
cukup untuk memenuhi sebagian kebutuhan pokok saja. Skala usaha dinilai
apabila hal tersebut terus berlangsung maka upaya dalam peningkatan skala usaha
kehutanan) merupakan sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja nasional.
Menurut data Depnakertrans, tahun 2005, sektor ini menyediakan pekerjaan bagi
41,8 juta jiwa atau 44,04% dari total tenagakerja nasional. Akan tetapi petani yang
bekerja di sektor tersebut didominasi oleh rumah tangga yang sangat lemah dalam
kerja, posisi tawar dan kekuatan politik ekonomi sehingga tidak dapat
baru untuk meningkatkan sektor pertanian lebih banyak berpihak pada preses
bertambah rumitnya sistem produksi dan pemasaran yang dihadapi oleh petani,
peternak dan nelayan berskala kecil. Khususnya dalam bidang peternakan terdapat
peralatan yang masih sederhana dan terbatas, kurangnya industri pengolahan dan
produk yang bernilai dan berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, peternak
peternak dalam posisi tawar dapat dilakukan antara lain dengan membentuk
langkah strategis untuk membantu petani khususnya dalam proses produksi dan
Kabupaten Pangalengan.
1.3. MaksudTujuan
1. Menganalisis pola kemitraan sapi perah terhadap peternak sapi perah yang
1.5. KerangkaPemikiran
Sapi adalah ternak terpenting dari jenis-jenis hewan ternak yang dipelihara
manusia sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan manusia
kebutuhan susu, dan kulitnya menghasilkan sekitaran 85% kebutuhan kulit sepatu.
Sapi adalah salah satu genus dari famili Bovidae. Ternak atau hewan-hewan
lainnya yang etrmasuk family ini ialah Bison, banteng (Bibos), kerbau (Bubalus),
kerbau Afrika (Syncherus), dan Anoa. Oleh karena itu satu genus dengan Eropa
dan Bos Taurus dan sapi-sapi tropis atau Bos Indicus (Pane, 1993).
makanan yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Kebutuhan protein
pengetahuan dan tekonologi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan data Dirjen
dari 2.964.000 ton/tahun pada Tahun 2001 menjadi 3.120.000 ton/tahun pada
Tahun 2012. Rata-rata produksi susu peteernak sapi perah di Kecamatan Pudak
dan nelayan dengan cara mengkaitkannya secara langsung atau pun tidak
langsung dengan badan usaha yang secara ekonomi relatif lebih kuat. Melalui
kontrak, petani, peternak dan nelayan kecil dapat beralih dari usaha
5
ini tidak hanya berpotensi meningkatkan penghasilan petani, peternak dan nelayan
kecil yang ikut dalam kontrak tetapi juga mempunyai efek berlipat ganda
kontrak/kemitraan, yaitu:
sebagai plasma inti. Perusahaan mitra membina kelompok mitra dalam hal a)
• Kedua tipe sub kontrak, yaitu hubungan kemitraan antar kelompok mitra
peternak dengan pihak kedua dapat terjalin secara baik bila terdapat saling
6
farming dalam bidang perternakan dapat menguntungkan kedua belah pihak yaitu
dukungan yang lebih luas serta dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan minimnya informasi. Selain itu contract farming juga mengurangi resiko
bagi peternak. Mereka memiliki kepastian bahwa produk yang dihasilkannya akan
dibeli. Dalam jangka panjang mereka juga memperoleh manfaat yaitu peluang
teknologi, manajemen resiko yang lebih baik, memberikan kesempatan kerja yang
lebih baik bagi anggota keluarga dan secara tidak langsung, pendayagunaan
adanya pengaruh yang positif dari adanya pola kemitraan atau contract farming
yang berkembang di peternak sapi perah yakni berupa adanya keikutsertaan dalam
kontrak yaitu pengembangan akses pasar, kredit dan teknologi, manajemen resiko
yang lebih baik, memberikan kesempatan kerja yang lebih baik bagi anggota
Jawa Barat.
II
2. 1. ObjekPenelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah peranan Pola Kemitraan
dalam upaya mendorong pengembangan usaha ternak sapi perah. Objek penelitian
adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal atau
Subjek penelitian adalah peternak sapi perah serta tokoh masyarakat yang
berperan sebagai sasaran, serta aparatur setempat yang terlibat dalam pelaksanaan
usaha.
2. 2. MetodePenelitian
studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif. Studi kasus yaitu suatu
Bogdan dan Biklen (1982), studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap
satu latar, satu orang subjek, satu tempat penyimpanan dokumen atau satu
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dengan perilaku
9
yang dapat diamati. Langkah berikutnya analisis data yang meliputi reduksi data
Provinsi Jawa Barat karena lokasi tersebut merupakan tempat awal berdirinya
dengan cara tanya jawab bertatap muka antar peneliti dengan informan. Penelitian
dengan menggunakan alat perekam, peneliti akan meminta izin terlebih dahulu
memeperoleh hasil wawancara yang akurat dan agar peneliti tidak kehilangan
informasi yang telah didapatkan dari informan. Hal yang dilakukan sebelum
didapatkan validitas data dan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
dilakukan dengan teknis snowball. Informan terdiri dari peternak, dan tokoh
masyarakat yang terkait dengan kasus tersebut. Penggalian data kualitatif dalam
penelitian ini diperoleh dari beberapa informan yang memiliki kriteria sebagai
berikut:
2) Penyuluh
manfaat dan pola kemitraan dalam pengembangan usaha ternak sapi perah.
c. Informasi pemasaran
kesimpulan. Analisis data mengikuti alur analisis menurut Miles dan Huberman
dalam Usman dan Akbar (2011), analisis data terdiri dari 3 alur kegiatan, yaitu:
a. Reduksi Data
data.
b. Penyajian Data
Penyajian juga dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya
LAMPIRAN
ini?
Kabupaten Pangalengan?
5. Apa saja dampak positif dan dampak negatif yang dirsakan oleh peternak