Anda di halaman 1dari 3

Nama : Katarina Kewa Goweng

NIM : 2003020109
DPA : Drs. Yohanes Samuel Sarong, M.Si
Hari/Tanggal : Selasa 28 Maret, 2023

1. Permasalahan agribisnis yang terjadi local, nasional, dan internasional beserta solusinya.
Jawab :
 Permasalahan agribisnis yang terjadi di NTT
 Permasalahan dalam bidang pertanian
Potensi tanaman pangan yang ada di NTT masih belum dikelola secara
maksimal.Potensi pertanian tanaman pangan yang cukup besar di NTT ternyata
belum menjadi skala prioritas pemerintah daerah. Hal ini sangat bertolak belakang
dengan keinginan pemerintah pusat yang berambisi meningkatkan produksi tanaman
pangan hingga mencapai target swasembada.
Solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi NTT adalah :
1) Meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka terwujudnya mutu
pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya saing;
2) Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang
dapat dijangkau masyarakat;
3) Memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi kepariwisataan
dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu memanfaatkan keunggulan
potensi lokal;
4) Pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi;
5) Mempercepat pembangunan infrastruktur yang berbasis tata ruang dan
lingkungan hidup;
6) Meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan perempuan serta
perlindungan kesejahteraan anak;
7) Mempercepat pembangunan kelautan dan perikanan;
8) Mempercepat penanggulangan kemiskinan, bencana dan pembangunan kawasan
perbatasan.
 Permasalahan dalam bidang peternakan
Salah satu permasalahan pengembangan bidang peternakan di Nusa Tenggara Timur
(NTT) adalah, masih rendahnya produktivitas ternak sapi. Rendahya produktivitas
ternak tersebut merupakan penyebab utama pendapatan peternak rendah dan
kemiskinan peternak. Solusi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan peternak sapi, serta meningnkatkan produktivitas ternak.
 Permasalahan agribisnis yang terjadi di nasional
 Permasalahan yang terjadi dalam bidang pertanian
Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan:
1. tanah, dimana tanahnya sempit, dan tanahnya rusak karena penggunaan pestisida
dan pupuk yang berlebihan.
2. modal, Dimana masyarakat kekurangan modal untuk melakukan pertanian,
untuk membeli perlengkapan yang dibtuhkan. Hal ini terjadi karena pertanian
yang dilakukan kadang-kadang gaga, dan membuat petani kekurangan modal.
3. teknologi, pada masalah teknologi para petani masih menggunakan cara
tradisional untuk mengelola pertanian mereka.
4. manajerial, dan pascapanennya adalah para petani bellum mahir untuk
menghitung hasil panen untuk dijual. Dalam persoalan ini para petani hanya asal
menjualnya asalkan hasil pertaniannya terjual habis.
Solusi yang dapat dilakukan adalah mengubah mindset. Bagaimana mengajak petani
berpikir progresif, bukan tradisional. Kedua, mengubah metode petanian, yang
ketiga tanah yang rusak diperbaiki dengan pendekatan organik. Tanah sempit buat
kluster-kluster. Dapat juga memberikan petani pupuk dan benih sehingga petani
tidak terlalu pusing.
 Permasalahan yang terjadi di bidang peternakan
1. Sebagian besar peternak tradisional, sebagian besar pelaku usaha tersebut
adalah peternak tradisional dengan jumlah kepemilikan sapi yang masih sangat
sedikit. Ternak sapi sering dipelihara sebagai sumber tenaga kerja untuk
mengolah lahan, tabungan untuk acara hajat tertentu, dan bukan untuk sapi
pedaging, serta banyak pelaku atau pemilik sapi/hewan ternak hanya
mengembangkan ternak seadanya saja. Kondisi tersebut menyebabkan hasil
peternakan yang didapatkan tidak optimal. Cara perawatan yang digunakan
masih tradisional sehingga pertumbuhan sapi cenderung lambat. Keuntungan
yang dihasilkan pun tidak maksimal.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dapat memengaruhi hasil peternakan secara langsung.
Sarana dan prasarana tersebut berupa air bersih, padang penggembalaan, dan
lokasi kering untuk kandang hewan ternak. Meskipun Indonesia terbilang luas,
jumlah ketersediaan padang penggembalaan dan lokasi kering cukup terbatas.
Peternak kesulitan mencari lokasi yang bagus untuk digunakan beternak karena
sebagian besar sudah mulai dialihfungsikan.
3. Sumber Daya Manusia
Di Indonesia masih sedikit sumber daya manusia yang berorientasi untuk
menghasilkan ternak sesuai permintaan pasar. Memiliki pengetahuan yang
mumpuni dan benar-benar dibutuhkan dalam dunia peternakan Akibatnya, masih
sedikit kelompok tani ternak sapi pedaging ataupun sapi perah yang bisa
mengembangkan sistem dan usaha agribisnis berbasis sapi yang baik.
4. Sumber daya pakan
Pakan menjadi kebutuhan utama yang sering mengalami masalah. Hingga saat
ini sebagian besar peternak masih bergantung pada pakan hijauan yang semusim
dan pemanfaatan limbah atau hasil sampingan dari tanaman pertanian. Peternak
di Indonesia bagian timur lebih sering menggunakan limbah hasil pertanian
karena di daerah tersebut cukup sulit mendapatkan pakan hijauan.
Solusi yang dapat dilakukan adalah diperlukan banyak sarjana muda yang
menguasai nutrisi dan teknologi pakan ternak agar dapat menciptakan inovasi-
inovasi baru yang berguna untuk pengganti atau tambahan pakan yang bergizi
bagi ternak, sehingga ternak dapat tumbuh dengan sehat dan sesuai keinginan.
 Permasalahan agribisnis yang terjadi di internasional
Masalah kelangkaan pangan khususnya pada negara berkembang adalah
karenaketidakmampuan mereka memproduksi pangan secara mandiri. Penyebabnya
bisa karena banyak faktor seperti kondisi sumber daya alam negara yang tidak
memungkinkan, minimnya inovasi teknologi pertanian serta kondisi negara tersebut
yang mengalami krisis baik secara politik maupun ekonomi.
Jadi, sebenarnya di dunia ini ada negara yang hasil pertaniannya surplus (melebihi
kebutuhan sendiri) yakni negara-negara yang memiliki lahan pertanian yang luas
serta dikombinasikan dengan penggunaan teknologi pertanian modern (yang
dihasilkan oleh lembaga riset mereka). Sementara bagi negara yang kemampuan
ekonominya lemah (negara miskin), kemiskinan dan kelaparan masih menjadi
pekerjaan utama yang perlu dibereskan.
Solusi dari kasus ini adalah seperti yang dilakukan Singapura. Untuk
memenuhi kebutuhan pangan, negara tersebut mengimpor dari negara tetangga
seperti Malaysia dan Indonesia. Masalah kelangkaan pangan dunia, nampaknya
akan terus meningkat mengingat ada 3 tantangan utama yang dihadapi sektor
pertanian dunia di masa kini dan masa yang akan datang.
2. Perbedaan agribisnis dan bisnis lainnya:
Penerapan manajemen pada perusahaan agribisnis berbeda dengan perusahaan non
agribisnis berbeda seperti perencanaan dalam agribisnis harus memperhatikan faktor
musim, karakter alamiah dari komoditas, karakter dari lahan, kemungkinan dari serangan
hama dan penyakit, serta lain-lain. Hal ini yang tidak ada di bisnis lain, sehingga perbedaan
antara manajemen agribisnis dengan manajemen bisnis yang lain adalah :
1. Keanekaragaman jenis bisnis pada agribisnis yaitu dari produsen primer ke para shipper,
perantara, pedagang borongan, pengolah, pengepak, penyimpanan, pengecer, jaringan,
restoran dan seterusnya.
2. Jumlah agribisnis yang sangat banyak, sehingga rute perjalanan komoditas dari
produsen sampai konsumen.
3. Pendirian agribisnis dikelilingi oleh petani atau pengusaha pertanian.
4. Skala usaha agribisnis yang beragam, dari kecil, menengah dan besar.
5. Usaha agribisnis cenderung sebagai usaha keluarga dan pengelolaan banyak secara
tradisional.
6. Agribisnis, kebanyakan berbasis pedesaan.
7. Sifat produk yang umumnya cepat busuk, sehingga perlu pengelolaan dan perhatian yang
khusus dalam pengelolaannya.
8. Ancaman dari gejala alam yang tidak dapat diprediksi menjadi yang berbeda dengan
bisnis lainnya.
9. Kebijakan dari pemerintah, sering berpengaruh kepada sektor agribisnis.

Anda mungkin juga menyukai