Anda di halaman 1dari 9

Nama : Katarina Kewa Goweng

NIM : 2003020109
Kelas : VI/D

OUIZ 2 MANAJEMEN AGRIBISNIS


ABI FIA UNDANA

1. EKONOMI AGRIBISNIS
1. Ekonomi agribisnis merupakan suatu hal tentang seluk beluk usaha atau bisnis yang
memanfaatkan pertanian sebagai komoditas. Mulai dari pengusahaan produksi pertanian,
sampai pengelolaan hasil pertanian pula, yang dimanfaatkan sebagai kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari serta untuk menunjanv perekonomian masyarakat.

2. Seorang petani meminjam uang ke bank sebesar Rp 2 juta dengan bunga 16% setahun.
Maka uang yang harus dikembalikan setelah 2 tahun adalah Rp. 2.640.000
= 2.000.000×16%
= 320.000
Bunga 2 tahun 320.000+320.000=640.000
2.000.000+640.000= 2.640.000
3. Apabila total penerimaan adalah Rp 2 juta dan tenaga kerja yang dipakai 250 HKSP, maka
penerimaan per tenaga kerja adalah Rp. 8.000.000
Apabila penerimaan = Rp 2,000,000.00 dan tenaga kerja yang dipakai 250 HKSP maka
penerimaan per tenaga kerja:
= Rp 2,000,000.00/250
= Rp 8.000.00.

4. Ukuran yang digunakan untuk melihat keuntungan usaha tani yang dinyatakan dengan
persen adalah B/C ratio
Benefit Cost Ratio atau biasa disingkat dengan B/C Ratio merupakan salah satu istilah
dalam dunia usaha yang berkaitan dengan perhitungan keuntungan. Perhitungan ini dilakukan
untuk mengetahui apakah suatu usaha menguntungkan atau justru merugikan.
B/C Ratio juga digunakan sebagai salah satu konsep yang terkadang digunakan untuk
menentukan kelayakan sebuah proyek. Terlebih pada proyek pemerintah yang memiliki
dampak langsung terhadap masyarakat luas, dimana metode perhitungan B/C Ratio ini
cukup dibutuhkan.

5. Suatu usahatani dikatakan menguntungkan apabila B/C ratio yaitu perbandingan antara
keuntungan (Benefit) dengan biaya usaha (Cost), jika : B/C ratio > 1, usahatani
menguntungkan.

6. Teknik linear programming diperlukan dalam aktivitas agribisnis karena bertujuan untuk
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya

7. Diketahui produksi (Y) = 150; harga Y (Hy) = 60 per unit, input (x) = 200 dan harga input
(Hx) = 30 per unit; Dengan semakin baiknya prasarana jalan, maka petani dapat
memperoleh Hx sebesar 20 per unit, sehingga keuntungan usahataninya adalah sebesar Rp.
5000
Untuk menghitung keuntungan usahatani, kita perlu menggunakan rumus:
Keuntungan = Pendapatan - Biaya
Pendapatan diperoleh dari hasil produksi dikalikan dengan harga jual, sehingga:
Pendapatan = Y x Hy
Pendapatan = 150 x 60
Pendapatan = 9,000
Biaya diperoleh dari input yang digunakan dikalikan dengan harga input, sehingga:
Biaya = x x Hx
Biaya = 200 x 30
Biaya = 6,000

Jadi, keuntungan usahatani saat Hx = 30 adalah:


Keuntungan = Pendapatan - Biaya
Keuntungan = 9,000 - 6,000
Keuntungan = 3,000
Sedangkan jika Hx meningkat menjadi 20, maka biaya akan berkurang menjadi:
Biaya = x x Hx
Biaya = 200 x 20
Biaya = 4,000
Sehingga keuntungan usahatani akan meningkat menjadi
Keuntungan = Pendapatan - Biaya
Keuntungan = 9,000 - 4,000
Keuntungan = 5,000
Jadi, keuntungan usahatani akan meningkat menjadi 5,000 jika Hx berkurang menjadi 20
per unit.

2. ORGANISASI-KELEMBAGAAN AGRIBISNIS
1. Organisasi-kelembagaan mengacu pada struktur atau entitas yang dibentuk untuk mencapai
tujuan tertentu dalam suatu sistem. Organisasi-kelembagaan dapat berupa entitas bisnis,
pemerintahan, non-pemerintahan, atau lembaga sosial lainnya. Mereka memiliki aturan,
tugas, dan tanggung jawab yang ditetapkan untuk mencapai tujuan mereka. Lembaga-
lembaga ekonomi, di sisi lain, adalah lembaga-lembaga kelembagan yang beroperasi dalam
ranah ekonomi. Mereka terlibat dalam aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi barang
dan jasa. Lembaga-lembaga ekonomi dapat mencakup perusahaan, bank, pasar, asosiasi
perdagangan, efek bursa, badan regulasi, dan lain sebagainya. Dalam agribisnis, lembaga-
lembaga ekonomi memiliki peran yang penting. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama
lembaga ekonomi dalam agribisnis: Pembiayaan: Lembaga keuangan seperti bank
menyediakan pembiayaan untuk kegiatan agribisnis seperti investasi dalam alat dan mesin
pertanian, pembelian bibit, pupuk, dan pembiayaan modal kerja bagi petani dan perusahaan
agribisnis.
2. Contoh dari lembaga ekonomi adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS), dan perusahaan. Untuk lebih jelasnya, kita akan lihat beberapa
fungsi dari lembaga ekonomi seperti berikut:
 Lembaga ekonomi memberi pedoman pertukaran barang
 Lembaga ekonomi memberi pedoman tentang ketenagakerjaan.
 Lembaga ekonomi memberi pedoman tentang cara mendapatkan barang atau bahan baku
 Lembaga ekonomi memberi pedoman tentang harga jual barang di pasar.

3. contoh bentuk kegiatan kerjasama yang dapat dilakukan petani dalam mengelola
sumberdaya pertanian di sistem kelembagaan serta berikan contoh tindakan strategis dalam
mengembangkan kelembagaan petani adalah :
 Koperasi Pertanian: Petani dapat membentuk koperasi pertanian untuk melakukan
pembelian bersama input pertanian, seperti benih, pupuk, dan pestisida. Melalui koperasi,
petani dapat memperoleh harga yang lebih baik melalui skala ekonomi dan mengurangi
ketergantungan pada tengkulak atau perantara.
 Kelompok Tani: Petani dapat membentuk kelompok tani di tingkat desa atau kecamatan
untuk melakukan kegiatan pertanian secara bersama-sama. Dalam kelompok tani, petani
dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi usaha pertanian
 Jaringan Petani: Petani dapat membentuk jaringan atau forum komunikasi antarpetani baik
di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Melalui jaringan ini, petani dapat bertukar
informasi, berbagi peluang pasar, dan saling mendukung dalam mengatasi masalah yang
dihadapi.
 Pengelolaan Bersama Irigasi: Petani dapat bekerjasama dalam pengelolaan irigasi untuk
memastikan penggunaan air yang efisien dan adil. Mereka dapat membentuk kelompok
pengelola irigasi yang mengatur jadwal penggunaan air, melakukan perawatan saluran
irigasi, dan menyelesaikan sengketa terkait air.
 Penyuluhan dan Pelatihan: Petani dapat bekerjasama dengan lembaga penyuluhan pertanian
atau perguruan tinggi dalam penyediaan penyuluhan dan pelatihan. Dengan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru, petani dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas
usaha pertanian.
Contoh tindakan strategis dalam mengembangkan kelembagaan petani antara lain:
Membangun Kemitraan dengan Pemerintah: Petani dapat menjalin kemitraan dengan
pemerintah daerah atau lembaga terkait dalam mengembangkan kelembagaan pertanian.
Melalui kemitraan ini, petani dapat memperoleh dukungan kebijakan, akses ke sumber
daya, dan bantuan teknis untuk pengembangan usaha pertanian.

4. pola-pola kemitraan dan pelaku kemitraan usaha serta bagaimana pengembangan kemitraan
usaha yang ideal / diinginkan dalam Agribisnis adalah :
 Kemitraan antara petani dan perusahaan pengolahan atau pemasaran: Dalam pola ini, petani
bekerja sama dengan perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk pertanian.
Perusahaan memberikan bantuan teknis, input, dan akses pasar kepada petani, sementara
petani bertanggung jawab dalam memproduksi hasil pertanian yang berkualitas. Kemitraan
ini membantu petani dalam meningkatkan produksi, meningkatkan nilai tambah produk,
dan mendapatkan akses pasar yang lebih baik.
 Kemitraan antara petani: Dalam pola ini, petani bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, seperti membeli input secara kolektif, berbagi pengetahuan dan teknologi, atau
membangun fasilitas pengolahan bersama. Kemitraan ini membantu petani dalam
mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat posisi tawar dalam
negosiasi dengan pihak lain.
 Kemitraan antara petani dan lembaga riset atau pendidikan: Dalam pola ini, petani bekerja
sama dengan lembaga riset atau pendidikan untuk memperoleh pengetahuan dan teknologi
terbaru dalam bidang pertanian. Lembaga riset atau pendidikan memberikan pelatihan,
penyuluhan, dan akses ke inovasi kepada petani. Kemitraan ini membantu petani dalam
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka serta menerapkan praktik pertanian
yang lebih efektif.
5. Ada dua konsepsi utama yang digunakan untuk mengukur kerja manajemen tenaga kerja,
yaitu:
 Produktivitas Tenaga Kerja: Konsepsi ini fokus pada sejauh mana tenaga kerja dapat
menghasilkan output atau hasil yang diinginkan. Produktivitas tenaga kerja dapat diukur
dengan membandingkan jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang
digunakan. Misalnya, jika sebuah perusahaan berhasil menghasilkan lebih banyak produk
dengan jumlah tenaga kerja yang sama atau menghasilkan jumlah yang sama dengan tenaga
kerja yang lebih sedikit, itu menunjukkan peningkatan produktivitas tenaga kerja.
 Kepuasan Tenaga Kerja: Konsepsi ini menyoroti tingkat kepuasan dan kebahagiaan tenaga
kerja dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Pengukuran kepuasan tenaga kerja dapat
melibatkan survei, wawancara, atau kuesioner untuk menilai persepsi tenaga kerja terhadap
lingkungan kerja, imbalan, kesempatan pengembangan, dan faktor-faktor lain yang
memengaruhi kepuasan mereka. Tingkat kepuasan yang tinggi dapat mengindikasikan
manajemen yang efektif dan lingkungan kerja yang baik, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi produktivitas dan retensi tenaga kerja.
6. Lembaga ekonomi memiliki implikasi yang signifikan dalam kelembagaan pelaku usaha
agribisnis, seperti petani dan peternak. Implikasi ini melibatkan peran lembaga ekonomi
dalam memberikan dukungan, pengaturan, dan fasilitasi bagi pelaku usaha agribisnis.
 Pengaturan dan Kebijakan: Lembaga ekonomi, seperti pemerintah dan badan pengatur,
memiliki peran dalam mengatur kebijakan dan aturan yang mempengaruhi pelaku usaha
agribisnis. Mereka dapat menetapkan kebijakan tentang harga komoditas, pembebasan
pajak, subsidi, atau insentif lainnya yang berdampak langsung pada pelaku usaha agribisnis.
Kebijakan ini dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan atau menghambat
perkembangan usaha mereka.
 Pembiayaan dan Kredit: Lembaga keuangan, seperti bank dan lembaga kredit, dapat
memberikan akses pembiayaan dan kredit kepada pelaku usaha agribisnis. Petani dan
peternak sering membutuhkan modal untuk investasi dalam lahan, peralatan, bibit, pakan,
dan lainnya. Lembaga keuangan ini dapat memberikan pinjaman dengan suku bunga yang
wajar, memfasilitasi pertumbuhan usaha mereka, dan membantu mengatasi masalah
likuiditas.
7. Kemitraan antara petani dan pemasok input: Dalam pola ini, petani bekerja sama dengan
pemasok input seperti penyedia benih, pupuk, dan pestisida. Pemasok input ini biasanya
memberikan dukungan teknis dan pasokan input yang diperlukan, sementara petani
menyediakan lahan dan tenaga kerja.
 Kemitraan antara petani dan pembeli produk: Pola ini melibatkan kerjasama antara petani
dan pembeli produk pertanian, seperti perusahaan pengolahan pangan atau eksportir.
Pembeli ini dapat memberikan akses pasar yang lebih luas dan kepastian penjualan kepada
petani, sedangkan petani menyediakan produk pertanian berkualitas sesuai permintaan
pembeli.
 Kemitraan antara petani: Dalam pola ini, beberapa petani bergabung untuk membentuk
kelompok atau koperasi. Mereka berbagi sumber daya, informasi, dan pengalaman untuk
meningkatkan efisiensi produksi dan akses pasar. Kemitraan ini juga dapat mencakup
pemanfaatan bersama fasilitas produksi dan distribusi.
 Kemitraan antara sektor swasta dan petani: Pola ini melibatkan perusahaan swasta atau
investor yang bekerja sama dengan petani. Perusahaan swasta dapat memberikan modal,
teknologi, dan manajemen yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi
petani. Di sisi lain, petani menyediakan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan.
 Kemitraan antara lembaga pemerintah dan petani: Pemerintah dapat membentuk kemitraan
dengan petani untuk memberikan dukungan kebijakan, pelatihan, bantuan teknis, dan akses
pasar. Kemitraan semacam ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan
mengembangkan sektor pertanian secara keseluruhan.

8. Keberhasilan Program Kemitraan disebabkan oleh adanya kepastian


9. Kesulitan pembinaan pengembangan dan informasi dalam agribisnis adalah Lemahnya
sistem informasi
10. Dalam sistem PIR (Perusahaan Inti Rakyat) yang digalakkan pemerintah, perusahaan inti
bertanggung jawab dalam Memberikan bimbingan dan pengawasan dalam pemasaran
produk

11. mengeksploitasi penggunaan lahan yang berlebihan disebut Sustainable farming

3. MANAJEMEN PRODUKSI & MANAJEMEN TEKNOLOGI AGRIBISNIS


1. peran ilmu ekonomi mikro dan ekonomi makro dalam ekonomi produksi pertanian adalah :
 Ekonomi Mikro dalam Ekonomi Produksi Pertanian: Ilmu ekonomi mikro berfokus pada
perilaku individu atau unit-unit ekonomi kecil, seperti rumah tangga, petani, dan
perusahaan. Dalam konteks produksi pertanian, ekonomi mikro membantu menganalisis
keputusan individu dalam hal produksi, penggunaan sumber daya, dan alokasi faktor-faktor
produksi seperti lahan, tenaga kerja, dan modal.
 Ekonomi Makro dalam Ekonomi Produksi Pertanian: Ilmu ekonomi makro melihat
ekonomi secara keseluruhan dan fokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi
perekonomian sebagai suatu sistem. Dalam konteks produksi pertanian, ekonomi makro
membantu memahami faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi industri pertanian
secara keseluruhan.
2. Fungsi ekonomi yang melekat pada lahan? Jawab:
a) Pertanian: Lahan digunakan untuk pertanian, baik itu untuk budidaya tanaman pangan,
tanaman hortikultura, peternakan, perkebunan, atau perikanan. Pertanian merupakan sumber
penghasilan utama bagi banyak orang di berbagai negara.
b) Industri: Lahan industri digunakan untuk membangun pabrik atau fasilitas produksi.
Industri dapat mencakup berbagai sektor, seperti industri manufaktur, industri pengolahan,
industri kimia, industri logistik, dan lain sebagainya.
c) Perdagangan: Lahan digunakan untuk membangun pusat perbelanjaan.

3. Jenis-jenis agro-input pada salah satu komoditas tertentu dan pada sub-sistem tertentu pula
 Benih: Benih adalah agro-input penting yang digunakan untuk menanam tanaman
padi. Benih berkualitas tinggi penting untuk memastikan pertumbuhan yang baik,
hasil yang tinggi, dan ketahanan terhadap penyakit. Benih padi harus dipilih
berdasarkan kualitas genetik, daya tumbuh, ketahanan terhadap hama dan penyakit,
serta adaptasi terhadap kondisi lingkungan tertentu.
 Pupuk: Pupuk adalah agro-input yang mengandung nutrisi penting yang diperlukan
oleh tanaman padi. Nutrisi utama yang diperlukan oleh tanaman padi adalah
nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK). Pupuk nitrogen membantu dalam pertumbuhan
daun dan batang, pupuk fosfor berperan dalam pembentukan akar dan sistem
perakaran, sedangkan pupuk kalium membantu dalam perkembangan buah dan
kualitas biji padi. Selain NPK, ada juga mikronutrien seperti besi, seng, mangan,
dan magnesium yang juga penting untuk pertumbuhan tanaman padi.
 Pestisida: Pestisida digunakan untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma
yang dapat merusak tanaman padi. Pestisida dibagi menjadi beberapa jenis,
termasuk insektisida (untuk mengendalikan serangga), fungisida (untuk melawan
penyakit jamur), dan herbisida (untuk mengendalikan gulma). Penting untuk
menggunakan pestisida dengan bijak sesuai dengan panduan penggunaan yang
disetujui untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan
manusia.
 Irigasi: Irigasi adalah metode pengaturan pasokan air ke lahan pertanian. Pada
pertanian padi, irigasi sangat penting karena tanaman padi membutuhkan air yang
cukup selama masa pertumbuhan dan perkembangannya. Sistem irigasi dapat
berupa irigasi gravitasi, irigasi sprinkler, atau irigasi tetes, tergantung pada kondisi
lahan dan ketersediaan air.
 Teknologi Pertanian: Agro-input juga mencakup penggunaan teknologi
pertanian.modern seperti penggunaan sensor tanah, peralatan pertanian terkini, dan
perangkat lunak manajemen pertanian. Misalnya, sensor tanah dapat membantu
petani untuk memantau kelembaban tanah, suhu, dan nutrisi, sehingga mereka dapat
mengambil keputusan yang lebih baik dalam penggunaan pupuk dan irigasi.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan: a. Strategi Pemasaran! b. Segmentasi Pasar! c.
Penetapan Targeting! d. dan Positioning! Jawab:
a) Strategi Pemasaran: Strategi pemasaran merujuk pada rencana yang dibuat oleh sebuah
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran mereka. Strategi pemasaran mencakup
langkah-langkah yang diambil untuk mempromosikan produk atau layanan, menarik
pelanggan, dan mencapai keuntungan bisnis.
b) Segmentasi Pasar: Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi kelompok-
kelompok yang lebih kecil dan berbeda yang disebut segmen. Setiap segmen pasar
memiliki karakteristik dan kebutuhan yang unik .
c) Penetapan Targeting: Penetapan targeting adalah proses memilih segmen pasar yang akan
menjadi fokus utama pemasaran perusahaan. Setelah melakukan segmentasi pasar,
perusahaan menganalisis setiap segmen dan memilih segmen-segmen yang paling
menjanjikan atau paling sesuai dengan tujuan bisnis mereka. d) Positioning:Positioning
merujuk pada upaya perusahaan untuk membentuk citra atau persepsi yang diinginkan di
benak pelanggan dalam kaitannya dengan produk atau merek tertentu. Tujuan dari
positioning adalah untuk membuat produk atau merek tersebut berbeda dan menonjol di
antara pesaingnya, serta menciptakan keinginan dan preferensi di kalangan pelanggan.
5. Manajemen keuangan dalam agribisnis merujuk pada proses perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan sumber daya keuangan yang terlibat
dalam kegiatan pertanian, peternakan, atau sektor agribisnis lainnya. Tujuannya adalah
untuk mengoptimalkan penggunaan dana dan memaksimalkan keuntungan dalam konteks
agribisnis. Manajemen keuangan dalam agribisnis melibatkan sejumlah tugas, termasuk
penganggaran keuangan, analisis investasi, pengelolaan arus kas, pembiayaan, pengendalian
biaya, dan manajemen risiko. Dalam konteks pertanian, hal ini melibatkan pengelolaan aset
produktif seperti lahan, peralatan, hewan ternak, serta perencanaan dan pengelolaan modal
kerja. Manajemen keuangan dalam agribisnis juga berkaitan dengan pengelolaan risiko
yang terkait dengan fluktuasi harga komoditas, perubahan kondisi cuaca, dan faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi hasil pertanian atau keuntungan agribisnis. Melalui analisis
keuangan yang cermat, manajemen keuangan dapat membantu dalam mengambil keputusan
strategis, seperti memilih investasi yang tepat, memperoleh pembiayaan yang diperlukan,
dan mengelola risiko dengan efektif.
6. Cara investor mengetahui kinerja dari sebuah perusahaan Agribisnis baik atau tidak adalah :
a) Laporan Keuangan: Melalui laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus
kas, investor dapat menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Mereka dapat melihat
pendapatan, biaya, laba bersih, rasio keuangan, dan perkembangan modal kerja untuk
mengevaluasi stabilitas keuangan perusahaan.
b) Analisis Rasio Keuangan: Investor dapat menggunakan rasio keuangan untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan agribisnis. Rasio seperti rasio keuntungan bersih terhadap
penjualan, rasio utang terhadap ekuitas, dan rasio likuiditas dapat memberikan gambaran
tentang efisiensi operasional, struktur modal, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya.
c) Pertumbuhan Pendapatan: Investor dapat melihat tingkat pertumbuhan pendapatan
perusahaan agribisnis dari tahun ke tahun. Pertumbuhan yang stabil dan konsisten dalam
pendapatan menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mengelola bisnisnya dengan baik.

7. Fungsi manajemen keuangan dalam agribisnis, adalah :


a) Perencanaan Keuangan Manajemen kenangan membantu dalam perencanaan kenangan
jangka panjang dan jangka pendek untuk kegiatan agribisnis. Ini melibatkan penetapan
tujuan keuangan, estimasi pendapatan dan biaya, serta penentuan alokasi dana yang tepat.
b) Penganggaran: Manajemen keuangan membantu dalam menyusun anggaran yang memadai
untuk kegiatan agribisnis. Anggaran ini mencakup alokasi dana untuk berbagai kebutuhan,
seperti pembelian bibit, pupuk, alat pertanian, dan biaya operasional lainnya.
c) Pengelolaan Likuiditas: Manajemen keuangan membantu dalam memantau dan mengelola
arus kas agar tetap seimbang. Ini mencakup manajemen penerimaan dan pengeluaran,
pengaturan pinjaman jika diperlukan, dan mengantisipasi kebutuhan likuiditas yang
mungkin timbul.
d) Analisis Investasi: Manajemen keuangan membantu dalam mengevaluasi proyek investasi
dalam agribisnis. Ini melibatkan analisis risiko dan pengembalian investasi, serta penilaian
terhadap efisiensi dan keberlanjutan kegiatan investasi tersebut.
e) Pengelolaan Risiko: Manajemen keuangan membantu dalam mengidentifikasi.
menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait dengan agribisnis. Ini termasuk risiko
iklim, risiko harga, risiko produksi, dan risiko keuangan lainnya. Pengelolaan risiko
melibatkan penggunaan instrumen keuangan seperti asuransi, kontrak berjangka, atau opsi
untuk melindungi terhadap kerugian potensial.
8. Manajemen investasi adalah Manajemen investasi (atau bahasa Inggrisnya asset
management atau fund manager) adalah manajemen profesional atau perusahaan (berbadan
hukum PT) yang telah mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia yang mengelola dana
berupa sekuritas atau surat berharga melalui investasi portofolio efek seperti saham,
obligasi dan aset lainnya seperti property. Metode manajemen ivenstasi adalah :
a) Metode Return on Investment (ROI): Metode ini mengukur keuntungan relatif dari
investasi dengan membandingkan keuntungan yang dihasilkan dengan jumlah
investasi yang dikeluarkan. ROI dihitung dengan membagi keuntungan kotor
dengan investasi awal, lalu dikalikan dengan 100% untuk mendapatkan persentase
ROI.
b) Metode Net Present Value (NPV): Metode ini menilai nilai keuangan dari investasi
dengan menghitung selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek
investasi. Dalam metode NPV, arus kas diest masi dengan mempertimbangkan
faktor dan tingkat diskonto. Jika NPV positif, maka proyek investasi dianggap
menguntungkan.
c) Metode Internal Rate of Return (IRR): Metode IRR menentukan tingkat bunga di
mana nilai sekarang dari arus kas masuk sama dengan nilai sekarang dari arus kas
keluar. IRR merupakan tingkat diskonto yang membuat NPV investasi merjadi nol.
Jika tingkat diskontotersebut lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang
diharapkan, maka investasi tersebut dapat dianggap menguntungkan, d) Metode
Payback Period: Metode ini menghitung waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi awal dari arus kas yang dihasilkan. Payback period adalah
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas atau saat investasi
dikembalikan secara penuh. Semakin pendek periode pengembalian, semakin baik
investasi tersebut dianggap.

Anda mungkin juga menyukai