Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ALBANNISA ALINE THAHARA

NIM : 044543741

MATA KULIAH : DASAR-DASAR AGRIBISNIS

TUGAS TUTORIAL 3

1.) Jelaskan pengertian kelembagaan dari aspek agribisnis!

Jawab:

Kelembagaan merupakan suatu organisasi atau kaidah-kaidah atau norma,baik formal maupun
informal yang mengetur perilaku dan tindakan-tindakan anggota masyarakat maupun dalam
usaha mencari nafkah.

Umumnya kelembagaan dalam aspek agribisnis dapat dikelompokkan ke dalam lima


kelompok,yaitu:

Pertama,kelembagaan pengadaan sarana produksi,dalam kelompok ini antara lain kelembagaan


pupuk mulai dari pengadaan sampai distribusinya,kelembagaan benih yang dikenal dengan
JABAL (Jaringan Benih Antar Lapang) dan kelembagaan penyediaan dan distribusi
pemberantasan hama dan penyakit tanaman.Kemudian kelembagaan penyediaan sarana produksi
untuk peternakan,perikanan dan juga perkebunan.Kelembagaan ini akan lebih baik apabila
dilakukan oleh kelompok tani ataupun koperasi karena koperasi adalah milik anggota,yaitu
petani-peternak yang dalam aktivitas bisnisnya mewakili anggota,Dengan demikian petani-
peternak akan meningkat posisi rebut tawarnya dan usaha dapat efisien karena dilakukan secara
bersama.Di lain pihak koperasi juga dapat melakukan pengolahan hasil output dari anggotanya,
sehingga koperasi dapat berperan di subsistem hulu sampai hilir yaitu mulai pengadaan input
(saprodi),pemasaran dan pengolahan hasil produk pertanian.

Kedua,kelembagaan dalam aktivitas budidaya,mulai kelembagaan tenaga kerja,perkumpulan


petani pemakai air (P3A),kelembagaan gotong-royong pada saat penanaman,pemberantasan
hama-penyakit sampai kelembagaan gotong-royong saat panen.Tujuan dari kelembagaan di
budidaya pertanian ini,antara lain bagaimana dapat meningkatkan produktivitas secara teknis
yang dapat meningkatkan pendapatan dan daya saing petani.Termasuk peranan kelembagaan di
budidaya adalah memilih produk atau jasa yang diinginkan oleh pelanggan (consumer driven).
Untuk ini petani dapat melakukan kerja sama secara terintegrasi atau menjadi pemasok bahan
baku bagi perusahaan (kerja sama SCM,Supply Chain Management),sehingga bahan baku yang
dihasilkan petani-peternak dapat diolah menjadi bahan jadi sesuai dengan keinginan pelanggan.
Di lain pihak perusahaan pengolah akan terjamin penyediaan bahan baku secara kontinu.Kerja
sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak dan konsumen atau pelanggan akan puas.
Ketiga,kelembagaan pengolahan hasil produksi pertanian.Kelembagaan di sini mempunyai
pengertian perusahaan-perusahaan yang mengolah komoditas pertanian (bahan baku) menjadi
produk turunannya atau bahan jadi.Komoditas pertanian saat ini mempunyai kecenderungan
menjadi produk industri sesuai dengan keinginan konsumen (consumer driven),artinya
merupakan bahan baku yang harus diolah di pabrik atau perusahaan sehingga menjadi produk
jadi yang siap dikonsumsi oleh konsumen.Sebagai contoh adalah komoditas buah-buahan segar
menjadi produk dalam kaleng yang tahan lama dan langsung siap dikonsumsi konsumen
(minuman jus dan cocktail).Demikian pula dengan komoditas ayam pedaging (ras) menjadi sosis
dan chicken nugget.Kesemuanya ini akan melibatkan kelembagaan yang menyediakan bahan
baku dan juga yang mengolahnya menjadi produk yang siap dikonsumsi konsumen.
Kelembagaan perusahaan-perusahaan ini dapat dilakukan oleh industri rumah tangga (usaha
kecil) sampai ke industri perusahaan besar.Manfaat dalam proses pengolahan dalam sistem
agribisnis ini sangat penting karena dapat membuat komoditas pertanian yang cepat rusak dan
tidak tahan lama,menjadi tahan lama sehingga dapat meningkatkan permintaan dan memperluas
pasar (segar,olahan,lokal dan ekspor).

Keempat,kelembagaan pemasaran.Pengertian pemasaran di sini termasuk pemasaran input


pertanian sampai pemasaran output di tingkat petani (bahan baku) dan juga pemasaran dari
produk turunannya (agroindustri).Kelembagaan pemasaran di sini mempunyai pengertian
organisasi (firm) ataupun individu pelaku fungsi-fungsi pemasaran.Dengan demikian
kelembagaan di sini adalah pedagang pengumpul,pedagang besar,pedagang eceran,pabrik dan
agen perantara.Koperasi Pertanian,sebagai kelembagaan yang anggotanya adalah petani-petani,
dapat juga melakukan peranan pemasaran bagi produk hasil anggotanya.Kelembagaan
pemasaran juga termasuk pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran dan strategi yang dilakukan oleh
lembaga pemasaran dalam melaksanakan aktivitas pemasaran sehingga efektif dan efisien.

Kelima,adalah kelembagaan pendukung.Kelembagaan pendukung merupakan kelembagaan


yang mendukung semua kegiatan subsistem dalam agribisnis mulai dari agribisnis hulu,usahatani
dan agribisnis hilir (pengolahan dan pemasaran).Kelembagaan pendukung ini dikenal dengan
istilah Subsistem Jasa dan Penunjang (Pambudy,R dalam Krisnamurthi,B,2005).Subsistem Jasa
dan Penunjang adalah Perkreditan dan Asuransi,Penelitian dan Pengembangan,Pendidikan dan
Penyuluhan,Transportasi dan Pergudangan.

Sumber:

BMP LUHT4217 Hal 6.3-6.5

2.) Apakah konsep atau pengertian supply chain management dapat dikelompokan ke dalam
kelembagaan agribisnis? Jelaskan!

Jawab:
Iya.Karena,Pemberdayaan Kelembagaan Agribisnis dapat dilakukan melalui pendekatan Supply
Chain Management - SCM (Penawaran Rantai Pasok atau Manajemen Rantai Pasok).SCM
merupakan pendekatan kerja sama terintegrasi antara retailer dengan pemasok barang jadi,
pabrik dengan pemasok bahan baku dan seterusnya;pendekatan jejaringan ini merupakan kerja
sama,koordinasi terintegrasi tentang apa yang diinginkan konsumen (consumer driven) yang
disampaikan kepada pelaku-pelaku bisnis di bawahnya mulai dari pedagang eceran sampai ke
petani sebagai penyedia bahan baku.Dengan demikian pendekatan SCM merupakan pendekatan,
kerja sama jejaringan terintegrasi arus informasi dan produk mulai dari pemasok sampai ke
tangan konsumen akhir.Pendekatan ini sama dengan pendekatan integrasi vertikal yang umum,
hanya dalam pendekatan SCM kerja sama antarperusahaan dimulai dengan adanya arus
informasi tentang apa yang diinginkan konsumen (retailers),kemudian disampaikan kepada
grosir,pabrik dan terus sampai ke petani sebagai penyedia bahan baku.

Sumber:

BMP LUHT4217 Hal 6.8

3.) Jelaskan keterkaitan antara program reformasi agrarian dengan kepemilikan lahan usaha tani!

Jawab:

Penguasaan lahan pertanian di Indonesia berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2003,sebagian


besar sekitar 56,20 persen merupakan petani kecil dengan penguasaan lahan di bawah 0,50 Ha
per RTP (Rumah Tangga Petani).Salah satu kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan adalah
Reformasi Agraria dengan tujuan pembagian dan pemberian status hak milik kepada petani-
petani penggarap lahan negara.Agrarian Reform atau Reformasi Agraria merupakan upaya
hubungan sistern penguasaan lahan dan aspek-aspek perubahan yang erat hubungannya dengan
produktivitas lahan.Kebijakan Reformasi Agraria mencakup:pembagian lahan kepada penggarap,
kepastian penguasaan lahan darbsistem pembayaran sewa lahan yang adil,perbaikan usahatani
melalui perbaikan tembaga-lembaga yang melayani petani seperti kredit,pemasaran bersama dan
irigasi.Dari semua Kebijakan Agraria,yang paling penting adalah masalah kepemilikan
lahan.Oleh sebab itu,Land Reform statu pembagian kembali lahan dan potensi pengembangan
lahan,merupakan kata kunci untuk mendukung pembangunan pertanian.Dengan demikian,
reforma agraria dapat memberikan harapan baru untuk perubahan dan pemerataan sosial
ekonomi masyarakat secara menyeluruh.

Sumber:

BMP LUHT4217 Hal 6.14-6.15

4.) Mengapa koperasi merupakan lembaga yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan petani?
Jelaskan!

Jawab:
Karena mengingat karakteristik hasil usahatani dan petani kecil di Indonesia,secara ekonomis
salah satu kelembagaan yang tepat untuk dapat meningkatkan pendapatan atau kesejahteraan
adalah bentuk koperasi.Alasannya:

a.Melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka,baik dalam memasarkan
hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi.Posisi rebut tawar (bargaining power)
ini dapat berkembang menjadi kekuatan penyeimbang (countervailing power) dari berbagai
ketidakadilan pasar yang dihadapi petani.

b.Koperasi dapat mengupayakan membuka/mencari pasar baru bagi produk anggotanya,dan di


sisi lain koperasi juga dapat mengupayakan penggunaan faktor produksi ataupun jasa yang tidak
ditawarkan pasar.

c.Koperasi dapat melakukan penyesuaian pasca panen sehubungan dengan perubahan permintaan
pasar dan melakukan efisiensi pemasaran.

d.Melalui koperasi,petani akan lebih mudah mengatasi risiko dalam berproduksi dan pemasaran.

e.Dalam konteks pengembangan agribisnis, peran koperasi dapat dijumpai pada subsistem hulu
(pengadaan saprodi),budidaya (on-farm),serta subsistem hilir (dalam proses pengolahan dan
pemasaran produk).Pada subsistem penunjang koperasi dapat berperan dalam pengembangan
sumber daya petani (pendidikan dan pelatihan), pembiayaan, transfer teknologi dan sebagai
mediator maupun negosiator dalam regulasi yang melindungi kepentingan petani dan keluarga.

Sumber:

BMP LUHT4217 Hal 6.24-6.25

Anda mungkin juga menyukai