KELEMBAGAAN AGRIBISNIS
AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
a. Konsep Kelembagaan Agribisnis
3.Kelembagaan
1.
Pasca Panen
Kelembagaan
dan
Sarana
Pengolahan
Produksi Kelembagaan Hasil
Agribisnis
5. Kelembagaan
4. Kelembagaan
Jasa Layanan
Pemasaran Hasil
Pendukung
1. Kelembagaan Sarana Produksi
a. Produsen Saprodi
Kelembagaan sarana produksi ini ada yang berfungsi sebagai produsen atau perusahaan
yang bergerak dibidang industri pupuk.
b. Distributor/penyalur saprodi
Kelembagaan ekonomi yang bergerak di bidang distribusi/penyaluran sarana produksi ini
cukup banyak jumlahnya, baik yang berstatus sebagai perusahaan BUMN maupun
swasta dan koperasi/KUD. Kelembagaan ini tersebar di semua-sentra produksi tanaman
pangan dan hortikultura di daerah.
c. Asosiasi
Untuk mengkoordinasi kegiatan baik dibidang produksi maupun distribusi sarana
produksi, biasanya beberapa kelembagaan usaha membentuk asosiasi.
2. Kelembagaan Usaha Tani/Produksi
memberikan jaminan keuntungan bagi anggota baik dari segi sosial dan
ekonomi
6
secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan
kualitas SDM mereka. Oleh karena itu, agar pengembangan kelembagaan
ekonomi petani dapat berjalan denganbaik dan sesuai dengan tujuan untuk
itu diperlukan adanya sosialisasi mengenai perkoperasian.
7
• koperasi juga akan membangun petani dan masyarakat pedesaan yang
memiliki kualitas sumberdaya manusia unggulan yang mencakup pada
peningkatan ke-ahli-an dan keterampilan (bisnis dan organisasi),
pengetahuan, dan pengembangan jiwa kewirausahaan petani itu sendiri
d. Kesimpulan
• Kelembagaan agribisnis dan koperasi
merupakan wadah dan fasilitator dalam
menjamin keberlangsungan kegiatan
pertanian yang lebih, misalnya dalam hal
pengadaan kebutuhan produksi petani, jasa
konsultasi, dan meningkatkan bargaining
power yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan petani.