Anda di halaman 1dari 6

1. Bagaimana upaya/solusi mengatasi permasalah internal maupun eksternal KUD?

Jwb:
1) Memberikan pelayanan yang baik terhadap kebutuhan anggota;
2) Mengaktifkan anggota dengan penyuluhan yang intensif;
3) Mengarahkan KUD pada kemampuannya untuk menjadi koperasi serba usaha
dengan menggunakan potensi daerahnya masing-masing;
4) Penyempurnaan organisasi intern dan ekstern KUD;
5) Memperbaiki manajemen koperasi.
2. Bagaimana cara mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam KUD?
Jwb:
Partisipasi masyarakat dalam KUD bisa diukur dengan mengetahui sejauh mana
pengetahuan masyarakat terhadap manfaat koperasi, pengetahuan anggota koperasi
terhadap pengurus dan hubungannya dengan pengurus. Di samping itu juga bisa diukur
dari pemenuhan kewajiban menyetor simpanan, dan frekuansi kunjungan mereka ke KUD.
3. Mengapa kehidupan petani di Indonesia masih tetap saja tidak memperlihatkan kemajuan
dan peningkatan kehidupan ekonomi yang signifikan dengan berbagai regulasi dari
pemerintah di bidang KUD tersebut?
Jwb:
Pertanyaan ini perlu dijawab dengan menilai, hal-hal sebagai berikut: (1) tingkat partisipasi
petani untuk menjadi anggota KUD, (2) kesiapan infra struktur pedesaan untuk mendukung
adanya lembaga koperasi, (3) peranan lembaga penyuluhan pertanian dalam memberikan
edukasi kepada petani berdasarkan permasalahan yang mereka hadapi, (4) potensi sumber
daya manusia untuk mengelola koperasi, dan (5) eksistensi hasil produk pertanian dan
kemitraan yang dapat menjamin keberlanjutan penyelenggaraan koperasi unit desa.
(1) Tingkat partisipasi petani untuk menjadi anggota KUD, sangat berhubungan dengan
pengetahuan, kemauan dan kesempatan petani untuk menjadi anggota KUD. Dari segi
pengetahuan, petani tidak terlalu banyak mengetahui fungsi koperasi unit desa untuk
pengembangan usahataninya. Petani tidak banyak mendapatkan sosialisasi akan
pentingnya KUD dalam melayani kebutuhan sarana produksi, permodalan dan
pemasaran hasil pertanian. Petani hanya menerima informasi dalam bentuk program
usaha pertanian yang mempunyai jangka waktu pelaksanaannya dan tidak sesuai
dengan kemauan mereka. Pada dimensi kemauan sangat berhubungan dengan sikap
petani menjadi anggota KUD dan mengikuti program yang dicanangkan oleh KUD.
Sikap petani ini diakibatkan oleh manajemen KUD yang tidak berpihak pada petani,
terutama petani kecil yang hanya mempunyai lahan untuk kegiatan produksi pertanian
skala rumah tangga (subsisten). Sedangkan pada dimensi kesempatan, petani pada
umumnya disibukkan dengan pekerjaan rutinitas usahatani, sehingga mereka tidak
mempunyai waktu luang untuk mengikuti perencanaan program KUD secara
partisipatif, hal ini juga disebabkan oleh pola manajemen KUD yang kurang
melibatkan petani dalam perencanaan program KUD secara berkala.
(2) Kesiapan infra struktur pedesaan sangat menentukan lancarnya implementasi program
KUD ke tingkat petani. Seperti: sarana transportasi, sarana komunikasi (media cetak
dan elektronik), dan sistem jaringan komputerisasi, masih terbatas di pedesaan,
sehingga menyebabkan pelayanan KUD kepada nasabah (petani) masih terbatas.
(3) Peran lembaga penyuluhan pertanian dalam memberikan edukasi kepada petani
berdasarkan permasalahan yang mereka hadapi masih belum menyentuh sendi-sendi
kehidupan petani. Penyuluhan pertanian masih terpola pada manajemen topdown,
sehingga petani selalu saja tergantung pada program pemerintah yang sering tidak
sejalan dengan harapan petani. Lembaga Penyuluhan pertanian melalui sistem
pendidikan non formal yang berbasis pada pendidikan orang dewasa diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam melaksanakan usahatani
melalui sistem agribisnis dengan mengembangkan proses adopsi dan difusi teknologi
pertanian yang sesuai dengan sumberdaya lokal di tingkat petani, sehingga dapat
menunjang kemauan, pengetahuan dan kemampuan petani untuk berpartisipasi dalam
program KUD. Melalui peran lembaga penyuluhan pertanian diharapkan akan tercipta
suatu perubahan perilaku petani dalam mengikuti setiap program KUD yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka secara berkelanjutan.
(4) Potensi sumber daya manusia untuk mengelola koperasi. Koperasi Unit Desa yang
penyelenggaraannya bersifat demokratis, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
tentunya memerlukan potensi sumberdaya manusia yang dapat mengelola KUD sesuai
dengan sistem sosial dan ekonomi petani di pedesaan. Pengelolaan KUD perlu
diarahkan pada potensi sumberdaya lokal dan sistem usahatani yang ada di tingkat
petani. Pola manajemen KUD ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian KUD
terhadap kebutuhan petani dan tidak mengandalkan pola manajemen keuntungan yang
tidak sesuai dengan kondisi petani. Pada dimensi ini alangkah baiknya potensi SDM
yang mengelola KUD perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan yang berhubungan
dengan pengelolaan keuangan, pengelolaan potensi desa, dan pemahaman terhadap
perilaku sosial ekonomi petani di pedesaan.
(5) Eksistensi hasil produk pertanian dan kemitraan. Eksistensi pengelolaan hasil produk
pertanian dan kemitraan sangat penting dalam menunjang keberlanjutan
penyelenggaraan KUD. Fungsi KUD secara implikasinya dapat membantu petani
dalam memasarkan hasil produksi pertanian, untuk itu eksistensi dari hasil produksi
pertanian tersebut setiap saat dapat terpenuhi sebagai modal KUD dalam merencanakan
program pemasaran hasil pertanian secara kontinyu yang dapat menjamin berbagai
pelaku usaha pertanian dalam menerima hasil produksi pertanian di pedasaan secara
berkelanjutan. Adanya eksistensi hasil produksi pertanian ini KUD dapat memberikan
peluang kepada petani untuk selalu berhubungan atau bermitra dengan pelaku usaha
pertanian sesuai dengan tingkat kualitas dan kuantitas dari hasil pertanian. KUD dapat
menjembatani hubungan kemitraan tersebut dengan mengandalkan pola manajemen
yang berpihak pada petani, hal ini perlu di tempuh dengan menjamin keberlanjutan
pasokan hasil produksi pertanian dengan mengharapkan potensi modal usaha dari
pelaku usaha. Dengan demikian pola kemitraan yang di bangun melalui KUD adalah
hubungan kemitraan dengan pengusaha pertanian yang saling menguntungkan antara
pengusaha dengan petani, yang akhirnya berdampak pada pemenuhan ekonomi petani.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut di atas, maka KUD diharapkan mampu berperan untuk
mensejahterakan petani di pedesaan. Peran KUD tersebut diarahkan pada pengelolaan
sumberdaya lokal di pedesaan yang menjadi bahan baku usahatani petani dalam
menunjang kehidupan ekonominya. KUD selalu memposisikan diri sebagai organisasi
yang setiap saat dapat membantu petani dalam pemenuhan sarana produksi,
permodalan dan menjamin ketersediaan akses pasar. KUD diharapkan menjadi
lembaga ekonomi pedesaan yang dapat menjembatani kesejangan antara pelaku utama
dan pelaku usaha di bidang pertanian secara berkelanjutan.
Sumber: http://eeqbal.blogspot.co.id/2013/10/mampukah-koperasi-unit-desa-
berperan.html
4. Apakah tujuan koperasi pada umumnya sama dengan tujuan koperasi unit desa?
Jwb:
Sama, Menurut Pasal 3 UU perkoperasian RI No. 25 Tahun 1992, bahwa tujuan koperasi
adalah “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan para anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945″, Sedangkan tujuan dari KUD sesuai yang telah dinyatakan dalam Anggaran
Dasar Koperasi Unit Desa, yaitu mengembangkan ideologi dan kehidupan perkoperasian,
mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada kerja pada
umumnya, mengembangkan kemampuan ekonomi, daya kreasi dan kemampuan usaha
para anggota dalam meningkatkan produksi dan pendapatannya.

5. Unit Usaha apa saja yang ada dalam KUD pada umumnya? (maksudnya kyk KUD itu
ngejual apa2 aja?)
Jwb:
Bidang usaha koperasi pada dasarnya mencerminkan ragam usaha yang ditawarkan oleh
koperasi kepada anggotanya, unit-unit usaha koperasi adalah:
a. Perkreditan ( simpan pinjam)
Unit simpan pinjam dibentuk bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggota dalam hal
pemberian pinjaman modal yang didalamnya telah ditetapkan ketentuan-ketentuan sesuai
dengan keputusan rapat anggota.Tujuan dari unit simpan pinjam, yaitu mengusahakan
keperluan kredit bagi para anggota yang sangat membutuhkan dengan syarat –syarat yang
ringan dan sederhana, mendidik para anggotanya agar lebih giat menabung secara teratur,
sehingga dapat memiliki modal sendiri, mendidik para anggotanya agar lebih hidup hemat
dan mengarahkan dalam menggunakan uang pinjaman serta mencengah hidup yang
berlenih-lebihan, meningkatkan pendidikan/pengetahuan tentang perkoperasian.
(Yoewono, 1986:11)
b. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi pertanian.
Kegiatan ini merupakan kegiatan penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan dibidang
pertanian seperti pupuk, obat-obatan,bibit dan lain-lainnya. Sedangkan kegiatan
penyaluran sarana produksi merupakan kegiatan menampung seluruh hasil produksi
pertanian anggota dan pemberian harga yang layak. Unit penyediaan dan penyaluran sarana
produksi dibentuk dengan maksud mempermudah dan membantu masyarakat petani dalam
memenuhi kebutuhannya terkait dengan proses pertanian yang nantinya diharapkan dapat
maningkatkan hasil panennya.
c. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi.
Kegiatan usaha pemasaran tidak hanya terbatas pada usaha pembelian dan penjualan hasil
pertanian dalam bentuk asli, tetapi juga mengolah hasil-hasil pertanian dengan tujuan untuk
memperoleh harga yang memuaskan dipasaran. Kegiatan pengolahan ini dilakukan karena
hasil pertanian antara petani yang satu dengan yang lain tidak sama.
Tujuan dari unit ini agar petani tidak mengalami kerugian pada saat panen, maka dibentuk
unit pemasaran untuk menungkatkan pendapatan petani.
d. Kegiatan perekonomian lainnya.
Kegiatan perekonomian lainnya ini misalnya suatu kegiatan pengangkutan dan berbagai
usaha perdagangan lainnya yang sesuai dan menunjang dengan perekonomian masyarakat
disekitar wilayah kerja KUD
Sumber: https://novaarinda.wordpress.com/2013/01/18/tugas-kelompok-1-koperasi-unit-
desa/

6. Di perdesaan, keberadaan koperasi unit desa (KUD) itu harus tetap dipertahankan sehingga
koperasi dapat menjadi kekuatan ekonomi di setiap desa. Upaya seperti apa yang bisa
dilakukan untuk mempertahankan keberadaan KUD di setiap desa?
Jwb:
Di perdesaan, memang keberadaan koperasi unit desa (KUD) harus tetap dipertahankan
sehingga koperasi dapat menjadi kekuatan ekonomi di setiap desa. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan cara berikut:
1) Melatih generasi muda yang potensial di setiap desa dan membinanya dengan baik
maka KUD pun akan tumbuh di setiap desa serta melibatkan langsung generasi
muda sebagai pengelola.
2) Melibatkan unsur masyarakat di setiap desa sebagai pengawas koperasi.
3) Menjadikan seluruh warga masyarakat sebagai anggota akan menjadikan koperasi
disetiap desa kuat dan tumbuh berkembang.

7. Bagaimana cara mengoptimalkan KUD untuk meningkatkan Perekonomian Desa?


Jwb:
Saat ini perekonomian nasional yang pertumbuhannya masih lambat bisa segera diatasi
dengan dimulai dari desa, mengingat perekonomian desa meningkat maka perekonomian
kota akan meningkat pula dan semua kebutuhan tercukupi dengan harga terjangkau yang
akhirnya tidak memerlukan impor barang dari luar negri namun bahkan akhirnya negri
kaya raya ini akan bisa mengekspor barang ke luar negri. Hal tersebut bisa dilakukan
dengan cara-cara diantaranya sebagai berikut:
1) Bentuk koperasi disetiap desa, anggota semua warga desa, pendirian sesuai dengan
prinsip koperasi yang sebenarnya, sesuai yang disarankan Bung Hatta. Yaitu modal
dari anggota dan kemakmuran untuk anggota. Bentuk koperasi serba usaha baik
untuk pupuk. Sembako, material, dan lain-lain.
2) Jangan membuka koperasi hanya untuk simpan pinjam karena memiliki resiko yang
lebih besar, bila salah penggunaan uang maka berakibat macet dikemudian hari.
3) Perlu dilakukan penyuluhan bagaimana menangani koperasi secara professional
4) Perlu penyuluhan bagaimana cara meningkatkan hasil pertanian, beternak atau
perkebunan jika ada.
5) Arahkan warga desa untuk tidak selalu menggunakan pupuk kimia. Arahkan warga
untuk menggunakan pupuk organik.
6) Semua warga dibina untuk tidak selalu membeli barang yang sifatnya konsumtif,
arahkan warga dalam pembelian barang hanya karena kebutuhan dan bukan karena
ketertarikan yang disebabkan oleh iklan baik di TV , majalah atau Koran.
7) Memberi pelayanan yang baik terhadap kebutuhan anggota.
8) Mengarahkan KUD pada kemampuannya untuk menjadi koperasi serba usaha
dengan menggunakan potensi daerahnya masing-masing.
9) Menyempurnakan organisasi intern dan ekstern KUD
10) Memperbaiki manajemen koperasi
Dengan demikian dapat di ketahui betapa pentingnya koperasi bagi masyarakat desa dalam
membangun perekonomian di pedesaan, maka koperasi unit desa ini di harapkan dapat
terus bekerja dengan baik sehingga masyarakat semakin makmur dan sejahtera
Sumber: http://syabiladj.blogspot.co.id/2012/11/koperasi-unit-desa-kud-dan.html
8.

Anda mungkin juga menyukai