Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEPEMIMPINAN
DALAM KOPERASI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu


Tugas Mata Kuliah Manajemen
Koperasi dan UKM

DOSEN PEMBIMBING :

H. Nana Sahroni, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH :

Ahmad Muttaqin 193402130


Dali Mutiara Fauzia 193402147
Novita Cahya Briliantini 193402191

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA 2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 2


KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 5
2.1 TIPE KEPEMIMPINAN............................................................................................................. 5
Tipe Paternalistik .......................................................................................................................... 5
Tipe Militer (Otoraktis) ................................................................................................................. 5
Tipe Populis .................................................................................................................................. 5
Tipe Demokratis ........................................................................................................................... 5
2.2 KEPEMIMPINAN KOOPERATIF ............................................................................................ 6
2.3 PENGAMBILAN KEPUTUSAN ............................................................................................... 6
2.4 PENDEKATAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN ..................................................................... 7
2.5 PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KOPERASI ............................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................. 9
PENUTUP ............................................................................................................................................ 9
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................... 9
3.2 SARAN ....................................................................................................................................... 9

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Koperasi dan UKM.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa. Saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan.

Tasikmalaya, 26 Mei 2021

Penyusun

3
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

George P. Terry merumuskan kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi


orang-orang yang akan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Apabila sekelompok
orang sedang berkumpul maka satu atau dua orang diantaranya baik secara langusng
maupun tidak langsung tampak mempunyai kelebihan yang menonjol. Akan tetapi akan ada
perbedaan antara yang satu dengan yang lain baik secara formal atau nonformal. Apabila
sekelompok orang tersebut memerlukan coordinator pemimpinn maka orang yang
mempunyai kelebihan atau yang menonjol biasanya akan dipilih atau ditunjuk. Jika
sekelompok orang tersebut berkumpul untuk satu atau lebih kepentingan yang sama, maka
demi terlaksana pencapaian tujuan perlu dibentuk organisasi untuk perkumpulan suatu
koperasi.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan suatu organisasi atau suatu koperasi
terletak pada pemimpin dan manajemen organisasi itu. Oleh karena itu manajemen
merupakan kunci bagi keberhasilan usaha. Sedangkan kepemimpinan (pengurus merupakan
kunci pembuka bagi keberlangsungan organisasi). Disini bahkan terdapat ungkapan yang
mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu
pekerjaan, hal ini berarti bahwa posisi pemimpin dalam suatu organisasi adalah penting
sekali. Oleh karenanya, dalam manajemen koperasi perlu sekali dibahas tentang tipe
kepemimpinan, pendekatan atau gaya kepemimpinan, dan pengambilan keputusan bagi para
pemimpin.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana saja tipe kepemimpinan?
2. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan kooperatif?
3. Bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat?
4. Bagaimana pendekatan dan gaya kepemimpinan yang baik?
5. Bagaimana cara pengambilan keputusan yang benar?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan
2. Untuk mengetahui kepemimpinan kooperatif
3. Untuk mengetahui pengambilan keputusan
4. Untuk mengetahui pendekatan dan gaya kepemimpinan
5. Untuk mengetahui pengambilan keputusan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TIPE KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan merupakan suatu kelompok aktivitas tertentu yang mempunyai tujuan
serta peralatan khusus, dan memimpin dengan gaya ciri tersendiri. Jadi kepemimpinan
sifatnya adalah spesifik dimana pentingnya harus sesuai dan dapat diterima oleh orang lain
serta sesuai dengan situasi dan jamannya. Sebagai individu setiap orang mempunyai sifat,
kebiasaan, watak, dan kepribadian masing-masing. Gaya hidup setiap harinya banyak
mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinan yang muncul seperti yang akan dibahas berikut
ini :

Tipe Paternalistik
Paternalistis merupakan tipe kepemimpinan yang kebapakan (bhs jawa : Ngemong)
dan mempunyai beberapa sifat menonjol, seperti bersikap terlalu melindungi karena
bawahan dianggap belum dewasa sehingga tidak pernah diberi kesempatan untuk
berinisiatif serta mengambil keputusan sendiri.

Tipe Militer (Otoraktis)


Adalah tipe pemimpin yang lebih banyak memberi perintah atau komando terhadap
bawahannya, yang disiplin dan kaku sehingga mengakibatkan komunikasi yang searah dan
tidak menghendaki kritik serta saran dari bawahannya. Disini semua perintah pemimpin
harus dilaksanakan.

Tipe Populis
Adalah tipe kepemimpinan yang mampu membangunkan rasa solidaritas diantara para
anak buahnya. Ia berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional dimana ia
kurang mempercayai dukungan atau bantuan kekuatan asing.

Tipe Kharismatik
Pemimpin yang memiliki daya Tarik (kharisma) yang hebat, biasanya mempunyai
jumlah pengikut yang besar dan umumnya muncul karena keturunan.

Tipe Demokratis
Pemimpin tipe ini biasannya senang membimbing secara efisien kepada para anak
buahnya dan menginginkan partisipasi aktif dari bawahan sehingga ia sangat menghargai
potensi setiap individu pengikutnya. Ia selalu mendengarkan saran serta nasehat dari para
pengikutnya sehingga koordinasi pekerjaan (bawahan) sangat menonjol dan kerja sama
diantara mereka dapat berlangsung dengan baik. Selain itu, kepada para bawahannya selalu
diberikan kesempatan yang besar untuk ambil bagian dalam kepemimpinan.

5
2.2 KEPEMIMPINAN KOOPERATIF

Sesuai dengan bunyi pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992 tentang prinsip koperasi,
disebutkan bahwa keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan
dilakukan secara demokratis, dan pembagian SHU sebanding dengan besarnya jasa setiap
anggota kepada koperasinya semuanya berarti menimbulkan kepemimpinan yang bertipe
demokratis. Salah satu wujud kongkritnya adalah setiap anggota mempunyai satu suara
dalam rapat anggota, setiap anggota diberi kesempatan mengajukan pendapat, saran dan
kritik dimana untuk itu sangat dituntut sikap terbuka dan demokratis dari para pemimpin
koperasi (pengurus).

Selain itu, dalam pasal 19 ayat 4 dinyatakan bahwa setiap anggota mempunyai
kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sehingga pemimpinnya bertipe demokratis.
Pada pasal 24 dinyatakan secara jelas bahwa keputusan rapat anggota diambil berdasarkan
musyawarah setiap anggota diberi kesempatan bermusyawarah untuk mufakat. Sehingga
kondisi diatas hanya akan dapat terlaksana apabila kepemimpinan koperasi benar-benar
bertipe demokratis yang kooperatis serta bergaya partisi dalam mengendalikan koperasi.
Disini perlu ditambahkan bahwa koperasi di Indonesia akan lebih sesuai apabila
dipimpin dengan gaya pemimpin indonesia yaitu kepemimpinan Pancasila yang bersifat
“Ing Ngarso Sung Tulodo; Ing Madyo Mangun Karso; dan Tut Wuri Handayani” yang
berarti bahwa sebagai pemimpin koperasi apakah itu pengurus maupun manajer harus
menunjukkan :
• apabila ia di depan menjadi contoh yang baik dimana segala tindakannya harus
benar karena menjadi panutan bawahannya
• apabila ia berada ditengah-tengah maka harus dapat memberi dorongan semangat
dan motivasi kepada para anggota koperasi
• apabila ia berada di belakang harus dapat memberikan pengawasan baik,
mengingatkan bagi yang lemah dan memberikan nasihat petuah kepada yang
dipimpinnya
kepemimpinan kopreasi indonesia seyogyanya melaksanakan koperasi manajemen
Indonesia yaitu selain memiliki sifat-sifat ilmiah juga harus memperlihatkan kultur koperasi
Indonesia dan mempertimbangkan adat istiadat setempat, sampai terus menatap ke arah
globalisasi yang positif.

2.3 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Menurut Radford pengambilan keputusan merupakan perumusan berbagai alternatif


Tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi setiap penetapan pilihan yang tepat di
antara beberapa alternatif yang tersedia. Hal ini dilakukan setelah diadakannya
pengevaluasian mengenai keefektivan masing-masing dalam mencapai sasaran. Kuntoro,
seorang ahli yang mengartikan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses yang
dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang padanya mengenai soal
dimaksud dengan harapan bahwa sesuatunya akan terjadi. Jadi proses manajemen yang
terutama adalah membuat keputusan ini sering disebut keputusan anajerial
Semua proses yang dilakukan dalam pengambilan keputusan akan tergantung kepada
pendekatannya dimana kalau diambil pendekatan inilah yang banyak berorientasi pada
waktu kini, maka secara tidak langsung mengingatkan kita pada pengalaman atau bisikan
hati dan sangat bergantung untuk memperkirakan masa yang akan datang. Jika kita
mengambil pendekatan analisis, maka dituntut suatu studi secara sistematis untuk

6
mengorganisir fakta, mengevaluasi secara kualitatif data yang lalu, dan menyandarkan atas
harapan yang akan datang. Jadi proses yang dilampaui menyangkut tiga dimensi waktu,
yaitu waktu yang lalu (mengenai data), waktu sekarang (menyangkut keputusan yang
dibuat), dan waktu yang akan datang (akibat dari keputusan). Di sini kepemimpinan kadang
kala diartikan sebagai pelaksana otoritas atau pembuat keputusan.
Terdapat banyak pendapat dari para ahli tentang prosedur atau tahapan atau langkah
yang perlu ditempuh dalam pengambilan keputusan. berikut ini adalah contoh cara
pengambilan keputusan yang ilmiah, yaitu tahap pengambilan keputusan menurut George
S.O.
1. Memperhatikan sasaran (tujuan).
2. Mengumpulkan dan menyusun semua fakta yang relevan.
3. Mengetahui persoalan dan penyebabnya
4. Memikirkan penyelesaian dan beberapa pilihan untuk penyelesaian (membuat model
yang tepat).
5. Menjaring setiap pilihan dengan menggunakan kriteria tertentu.
6. Menyediakan tindakan pengamanan (follow up) agar dapat menghindarkan kegagalan.
Karena pengambilan keputusan merupakan faktor dinamika organisasi yang penting
dalam proses administrasi, maka agar gambaran pengetahuan kita sendiri bertambah di
bawah ini akan disajikan pendapat dari Herbert A Simon yang melihat administrasi sebagai
proses pengambilan keputusan yang memandang aspek penting seperti objektif dan nilai
yang dianut oleh pengambil keputusan. setiap proses pengambilan keputusan yang ilmiah
mempunyai enam langkah yang harus ditempuh, yaitu :
1. Mendefinisikan masalah yang sering disebut dengan mengenal persoalan, yaitu
menetapkan apa yang menjadi persoalan utama terjadinya penyimpangan.
2. Menentukan pedoman pemecahan masalah seperti mencari rambu – rambu yang tepat
untuk memecahkan penyebab permasalahan yang ada.
3. Mengidentifikasikan alternatif di mana pilihan pemecahan sedapat mungkin harus
dimunculkan
4. Mengadakan penilaian terhadap baik buruknya alternatif dengan cara atau model
tertentu.
5. Menilai alternatif yang terbaik dengan standar ukuran tertentu.
6. Mengimplementasikan alternatif yang dipilih, yaitu penerapan keputusan beserta
risiko dan konsekuensinya agar dipertimbangkan.
Uraian di atas menyatakan secara jelas bahwa tugas penting manajemen adalah
mengambil keputusan. Langkah manajemen organisasi itu benar apabila pengambilan
keputusan juga baik, dan jelek apabila hal sebaliknya yang terjadi.

2.4 PENDEKATAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN

Pemimpin sebagai pribadi mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Dimana hal ini
mempertimbangkan semua efektifitas dari pelaksanaan fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan masalah.
2. Fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau social. Fungsi ini
mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok agar berjalan lebih lancar
Selain itu, terdapat juga dua gaya kepemimpinan dalam hubungan dengan bawahan,
yaitu:

7
a) Gaya yang berorientasi kepada tugas (task oriented). Disini manajer harus lebih
memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dan memberikan arah serta mengawasi
bawahan secara tertutup agar pelaksanaan tugas tersebut sesuai dengan
keinginannya.
b) Gaya yang berorientasi kepada karyawan (employee oriented). Di mana manajer
memotivasi para karyawannya agar lebih giat bekerja.
Di samping gaya-gaya yang telah diuraikan di atas terdapat juga gaya kepemimpinan
yang dikenal sebagai perilaku pimpinan yang menurut Herbert dapat dibagi menjadi berikut
ini:
1. Pimpinan yang otokratis (the autocratic leader), yaitu pemimpin yang
beranggapan bahwa bawahan tidak mampu untuk mengarahkan diri sendiri dan
yang paling otoratik dalam memutuskan semua tindakan anak buah.
2. Pimpinan yang partisipatif (The participative leader). Di sini pemimpin mencari
berbagai pendapat dan pemikiran dari para bawahan tentang keputusan yang akan
diambil di samping mengadakan konsultasi dengan orang lain. Pikiran bawahan
sangat diperhatikan sehingga pemimpin ini lebih sportif dan lebih terbuka.
3. Pimpinan yang bebas terkendali (The free rein leader). Pimpinan mendelegasikan
wewenang untuk mengambil keputusan kepada para bawahan dengan agak
lengkap. Pimpinan hanya tau pekerjaannya beres, tanpa peduli bagaimana cara
mengerjakannya. Pimpinan mempunyai keinginan agar para bawahan dapat
mengendalikan diri sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan dan tanggung
jawabnya.

2.5 PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KOPERASI

Sebagaimana telah diketahui bahwa kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak pada
Rapat Anggota (Pasal 22 Ayat 1 UU No. 25 Tahun 1992). Pada pasal 24 disebutkan juga
bahwa pengambilan keputusan dalam rapat anggota harus berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat. Apabila keputusan yang diambil tidak dengan cara musyawarah, maka
pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan suara terbanyak di mana hal ini
tertuang dalam ayat 2. Selanjutnya pada ayat 3 dijelaskan dalam hal dilakukan pemungutan
suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
Dalam setiap rapat anggota akan selalu terdapat keputusan-keputusan penting yang
diambil seperti memutuskan rencana kerja, rencana pendapatan, dan rencana biaya. Juga
tidak kalah pentingnya adalah keputusan tentang kebijakan umum di bidang usaha dan
organisasi koperasi (pasal 23)
Dalam kegiatan operasi sehari-hari, terutama dalam menjalankan usaha, yang
mengambil keputusan adalah manajer sampai dengan tanggung jawab bidang tertentu atau
sampai jumlah tertentu. Jika melebihi jumlah tertentu, maka pengambilan keputusan harus
dilakukan bersama antara manajer dan pengurus. Untuk bidang-bidang tertentu di mana
tanggung jawab diemban oleh pengurus, maka yang dapat melakukan pengambilan
keputusan adalah pengurus itu sendiri.
Sebagai contoh pengambilan keputusan di bidang keuangan, misalnya untuk
pengeluaran di bawah Rp5.000.000 keputusannya dapat dilakukan oleh manajer. Akan
tetapi, bila menyangkut pengeluaran yang lebih besar dari jumlah Rp5 juta tersebut, maka
keputusan harus diambil bersama antara manajer dan pengurus.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan proses untuk memberikan pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang berhubungan tugas.
Setiap seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan dan tipe kepemimpinan yang
berbeda sebagai mana yang telah dijelaskan berbagai tipe kepemimpinan. Seorang
pemimpin yang baik mampu dengan bijak menyesuaikan tipe kepemimpinan yang
tepat untuk bawahannya dan mampu dalam mengambil keputusan yang tepat untuk
kelompok atau organisasinya, sesuai dengan langkah-langkah pengambilan keputusan
yang sudah dijelaskan di atas.

3.2 SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
pedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari pembaca.

Anda mungkin juga menyukai