Oleh Kelompok 3 :
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan paper “Riset dan Audit SDM” sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Paper ini merupakan paper Pengantar Manajemen Sumber Daya
Manusia. Secara khusus pembahasan dalam paper ini diatur sedemikian rupa sehingga materi
yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh para pembacanya.
Paper ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia sekaligus menjadi bahan diskusi kelompok dan memperdalam manteri. Dengan
dibimbing oleh dosen Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu Drs. Komang Ardana, MM.
Kami telah berusaha untuk menyusun paper ini sebaik mungkin, namun
kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan
yang kami punya sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penerbitan
paper ini di masa mendatang. Harapan kami, semoga paper yang sederhana ini dapat memberi
pengetahuan serta ilmu sebagai pembelajaran bagi para pembacanya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari audit sumber daya manusia
2. Untuk mengetahui ruang lingkup audit sumber daya manusia
3. Untuk mengetahui pendekatan – pendekatan dalam riset untuk audit
4. Untuk mengetahui peralatan – peralatan riset personalia
5. Untuk mengetahui sistem informasi sumber saya manusia
6. Untuk mengetahui komponen – komponen dasar sumber daya manusia
7. Untuk mengetahui isi dan cara penyusunan laporan audit
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
6. Menemukan masalah masalah personalia kritis;
7. Mengurangi biaya-biaya sumber daya manusia melalui prosedur-prosedur personalia
yang lebilh efektif;
8. Menyelesaikan keluhan-keluhan lama dengan aturan-aturan legal;
9. Meningkatkan kesediaan untuk menerima perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam departernen personalia;
10. Memberikan tinjauan terhadap sistem informasi departemen.
Ruang Lingkup Audit SDM
Tujuan audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dengan maksud
untuk :
1. menilal efektivitas,
2. mengenali aspek aspek yang masih dapat diperbaiki,
3. mempelajari aspek-aspek tersebut secara mandalam, dan
4. menunjukkan kemungkinan perbaikan, dan membuat rekomendasi untuk pelaksanaan
perbaikan perbaikan tersebut.
Pelaksanaan audit ini hendaknya mencakup evaluasi terhadap fungsi-fungsi personalia,
penggunaan prosedur-prosedur personalia oleh para manajer, dan dampak kegiatan-kegiatan
tersebut pada sasaran-sasaran dan kepuasan karyawan.
Audit Fungsi Personalia
Audit secara logis dimulai dengan mereview kerja departemen personalia. Berbagai bidang
utama personalia yang biasa dicakup dalam audit, oleh tim audit meliputi aspek berikut;
1. Mengidentifikasikan siapa yang bertanggung jawab atas setiap kegiatan;
2. Menentukan sasaran-sasaran yang akan dicapai oleh setiap kegiatan;
3. Mereview berbagai kebijaksanaan dan prosedur yang digunakan untuk mencapai
sasaran-sasaran tersebut;
4. Menentukan besarnya sampel catatan-catatan dalam sistem informasi personalia untuk
mempelajari apa kah kebijaksanaan dan prosedur diikuti secara benar;
5. Menyiapkan laparan audit;
6. Mengembangkan rencana tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan dalam
sasaran, kebijaksanaan dan prosedur;
7. Melaksanakan tindak lanjut untuk memastikan apakah masalah-masalah temuan audit
telah terpecahkan.
4
Audit Pelaksanaan Manajerial
Audit juga mereview pelaksanaan berbagai kebijaksanaan dan prosedur personalia oleh
para manajer. Bila para manajer mengabaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia atau
pelanggar hukum hubungan perburuhan, audit hendaknya mengemukakan kesalahan-
kesalahan tersebut agar tindakan koreksi dapat dimulai.
Pendekatan-pendekatan Riset untuk Audit. Paling tidak ada lima pendekatan riset personalia
yang diterapkan untuk melakukan audit, yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Komparatif
Tim audit personalia membandingkan perusahaan (atau devisi) dengan perusahaan lain
(atau devisi lain) untuk menemukan bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek.
Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk membandingkan hasiI-hasil kegiatan-
kegiatan personalia tertentu atau program-programnya. Ini sangat membantu untuk
mendeteksi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan.
5
Tim audit menggantungkan pada penemuan-penemuan oleh ahli atau konsultan dari luar
perusahaan sebagai standar dengan mana kegiatan-kegiatan atau program-program
personalia dievaluasi. Konsultan atau temuan-temuan riset yang dipublikasikan dapat
membantu diagnosa terhadap berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah personalia.
3. Pendekatan Statistik
Dari catatan-catatan yang ada, tim audit menyusun standar-standar secara statistik dengan
berbagai kegiatan atau program dievaluasi. Dengan standar-standar matematis ini, tim bisa
menemukan kesalahan-kesalahan semenjak hal itu masih belum serius.
Tidak ada pendekatan audit di atas yang dapat diterapkan pada semua bagian manajemen
personalia. Pada umumnya, tim-tim audit menggunakan beberapa strategi tersebut tergantung
pada kegiatan-kegiatan personalia tertentu yang dievaluasi. Langkah selanjutnya adalah
memilih peralatan-peralatan riset untuk mengumpulkan informasi audit.
❖ Wawancara (interview). Wawancara dengan para karyawan dan manajer merupakan salah
satu sumber informasi mengenai kegiatan-kegiatan personalia. Komentar dan pendapat
mereka membantu tim audit menemukan bidang-bidang yang memerlukan perbaikan.
6
❖ Kuesioner dan Survei. Departemen personalia dapat melengkapi hasil wawancara dengan
kuesioner dan survei. Peralatan-peralatan ini digunakan karena wawancara adalah mahal,
memakan waktu dan biasanya terbatas hanya pada sedikit orang. Melalui survei karyawan,
gambaran tentang kegiatan personalia dapat dikembangkan secara lebih akurat. Demikian
juga, kuesioner bisa memberikan jawaban-jawaban yang lebih bebas dan juiur daripada
wawancara " face-to-face”.
❖ Analisis Catatan. Tidak semua masalah dapat dideteksi dari sikap-sikap karyawan. Banyak
masalah kadang-kadang lebih mudah ditemukan melalui analisis catatan. Review ini
dilakukan untuk menjamin bahwa berbagai prosedur dan peraturan perusahaan tidak
dilanggar. Catatan-catatan yang direview oleh audit pada umumnya mencakup hal-hal
berikut ini:
1. Catatan-catatan keamanan dan kesehatan karyawan
2. Tingkat absensi atau perputaran
3. Rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui
4. Pemberian kompensasi
5. Catatan-catatan seleksi dan penempatan internal
6. Files karyawan
7. Studi program dan kebijaksanaan di bidang personalia
8. Skor-skor tes pendahuluan dan tes purna
9. Laporan-laporan program khusus.
❖ Informasi Eksternal. Peralatan lain bagi tim audit adalah informasi eksternal. Informasi ini
berguna Sebagai bahan perbandingan dan untuk mengungkap perspektif lain yang tidak
diperoleh dari peralatan-peralatan sebelumnya. Barangkali sumber informasi eksternal
yang berarti adalah berasal dari kantor-kantor tenaga kerja pemerintah, asosiasi-asosiasi
industri dan profesional, hasil riset universitas atau lembaga konsultan, dan perusahaan-
perusahaan pesaing.
❖ Percobaan Personalia. Peralatan terakhir yang tersedia bagi tim audit dan departemen
personalia adalah percobaan-percobaan lapangan. Percobaan ini memungkinkan
departemen personalia untuk membandingkan kelompok percobaan dan kelompok
pengendalian di bawah kondisi normal. Sebagai contoh, departemen personalia bisa
mengimplementasikan program latihan keamanan bagi separo penyelia departemen.
Separo kelompok ini adalah kelompok percobaan. Kelompok pengendali terdiri dari para
penyelia yang tidak diberi latihan. Kemudian catatan-catatan pelaksanaan keamanan kedua
kelompok dibandingkan dengan beberapa bulan setelah latihan berakhir. Bila kelompok
7
percobaan mempunyai tingkat kecelakaan yang lebih rendah secara signifikan maka fakta
menunjukkan bahwa program latihan keamanan adalah efektif.
Laporan Audit
Laporan audit untuk para manajer operasi meringkas berbagai sasaran dan tanggung-jawab
personalia mereka. Tujuan-tujuan mereka bisa menyangkut usaha untuk mengurangi absensi
atau perputaran karyawan melanjutkan pengembangan karyawan, memperbaiki hubungan
manajemen serikat kerja, atau mencapai sasaran-sasaran lain. Tugas-tugas khusus yang
dilaksanakan para manaier lini bisa juga dicakup. Tugas-tugas tersebut meliputi wawancara
seleksi, latihan, penilaian prestasi, memotivasi dan pemuasan kebutuhan karyawan.
Para manajer spesialis yang menangani penarikan dan seleksi latihan, kompensasi, dan
kegiatan-kegiatan personalia lainnya juga memerlukan umpan balik. Laporan audit yang
mereka terima mungkin menyebutkan berbagai bidang tertentu dengan pelaksanaan kerja jelek
atau baik. Sebagai contoh, suatu tim audit mengamati bahwa banyak pekerjaan tidak
dilaksanakan dengan penempatan karyawan yang baik. Informasi ini diberikankepada manajer
latihan dan pengembangan sebagai umpan balik dengan rekomendasi bagi perbaikan program-
program selanjutnya.
8
Laporan untuk Manajer Personalia
Laporan untuk manajer personalia berisi semua informasi yang diberikan kepada para
manajer lini dan manajer Spesialis dalam departemen personalia. Di samping itu, manajer
personalia memperoleh umpan balik tentang:
1. Sikap para manajer operasi dan karyawan terhadap pelayanan dan “benefits” dari
departemen personalia;
2. Masalah-masalah sumber daya manusia dan implikasi-implikasinya;
3. Suatu review tentang sasaran-sasaran departemen dan organisasi departemen untuk
mencapai berbagai sasaran tersebut;
4. Berbagai rekomendasi untuk perubahan-perubahan yang diperlukan.
Dengan informasi yang dicakup dalam laporan audit, manajer personalia dapat
memperoleh pandangan luas tentang fungsi personalia yang dijalankannya. Selain pemecahan
masalah-masalah personalia, manajer bisa memusatkan pada bidang-bidang yang
mempengaruhi potensi terbesar bagi peningkatan kontribusi departemen kepada perusahaan.
Akhirnya barangkali yang paling penting, laporan audit berfungsi sebagai pedoman untuk
usaha-usaha pada waktu yang akan datang dan sebagai referensi untuk pelaksanaan audit
berikutnya. Dengan pemahaman akan prestasi kerja departemen sekarang, manajer dapat
menyusun rencana-rencana jangka panjang untuk mengupgrade kegiatan-kegiatan krusial.
Berbagai rencana ini mengidentifikasikan sasaran-sasaran baru bagi departemen. Sasaran-
sasaran tersebut berfungsi sebagai standar-standar dengan mana tim audit akan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan manajemen personalia perusahaan.
9
Laporan tersebut harus menerangkan secara jelas ruang lingkup dan tujuan audit; disusun
seringkas mungkin, tetapi jelas dan lengkap; menyajikan semua fakta secara lengkap dan tidak
memihak, serta temuan dan kesimpulan secara objektif. Agar dapat digunakan untuk meninjau
kembali fakta dan menilai laporan, laporan audit perlu menyertakan semua informasi yang
mendukung kesimpulan. Laporan hanya meninjau kembali fakta dan menilai laporan, laporan
audit perlu menyertakan semua informasi yang mendukung kesimpulan. Laporan hanya
berguna bila dapat dipakai sebagai pedoman untuk pengambilan tindakan koreksi. Oleh karena
itu, laporan audit juga harus memuat saran yang diajukan atas dasar pemahaman terhadap
realitas atau kondisi nyata.
10
Komponen-Komponen Dasar SDM
Ada tiga komponen fungsional utama yang ada dalam SISM, seperti ditunjukkan dalam gambar
berikut:
Fungsi masukan mencakup dua konsep dasar sistem: data base dan pemasukan data
(data entry). Fungsi pemeliharaan data terutama berkepentingan dengan kualitas data yang
disimpan dalam sistem. Selanjutnya, fungsi keluaran berkaitan dengan proses penarikan data
(retrieval). Satu lagi konsep penting dalam pengembangan SISM adalah pembentukan Pusat
Informasi Sumberdaya Manusia. Bila salah satu konsep dasar ini terabaikan, sistem yang
sedang dibangun mungkin tidak akan dapat memenuhi sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Berikut akan dibahas secara ringkas berbagai fungsi dan konsep dasar tersebut.
Fungsi Masukan
Fungsi Pemeliharaan
Data Setelah data diproses oleh fungsi masukan, fungsi pemeliharaan mengelola
kualitas data yang disimpan. Fungsi ini memperbarui, menambah data baru dan menghilangkan
data yang sudah tidak diperlukan pada data base. Sebagai ilustrasi, gambar 13-2 menunjukkan
sebuah contoh fungsi pemeliharaan.
Fungsi Keluaran
Fungsi sistem yang paling jelas adalah kemampuannya memproduksi keluaran sesuai
dengan kebutuh- an-kebutuhan organisasi. Ini bisa meliputi laporan-laporan standar dan rutin
maupun laporan-laporan khusus. Keluaran yang disediakan oleh sistem merupakan
penghubung penting antara SISM dengan para pemakainya. Kriteria penting untuk
11
mengevaluasi efektivitas sistem mampu memproduksi informasi yang berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
12
Konsep Dasar: Berbagai Karakteristik Penting SISM
Seperti telah disebutkan di atas, ada lima konsep dasar yang dicakup dalam definisi
SISM: data base, pemasukan data, penarikan data, pusat informasi sumber daya manusia dan
kualitas data. Kelima konsep dasar ini akan secara ringkas sebagai berikut:
Data Base. Kreasi data base mungkin merupakan langkah terpenting proses
pengembangan sistem. Sebagai titik awal, data base hendaknya mencakup elemen-elemen data
esensial yang dibutuhkan baik secara internal oleh organisasi maupun untuk pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pihak eksternal seperti kantor – kantor pemerintah, asosiasi bisnis dan
serikat karyawan. Semua data yang dibutuhkan untuk membuat laporan, melakukan audit dan
analisis, dan memproduksi keluaran – keluaran lainnya harus terliput oleh sistem. Untuk me-
nyelesaikan proses penciptaan data base total ini secara benar, pemahaman yang menyeluruh
tentang SISM adalah esensial.
Fungsi masukan memegang peranan sangat vital dalam proses penciptaan data base.
Suatu metode masukan harus ditetapkan untuk setiap elemen data: langkah-langkah pengeditan
dan pemrosesan data harus dirumuskan; dan berbagai kerangka dan laporan standar harus
dijabarkan agar elemen-elemen data yang diperlukan dapat dirinci secara jelas. Dalam
lingkungan sistem manajemen data, berbagai spesifikasi tambahan akan dibutuhkan sesuai
dengan rencana penggunaan setiap elemen. Faktor-faktor penggunaan data yang direncana-
kan meliputi berapa kali setiap elemen akan diperbaharui dan diubah dalam satu periode,
berapa kali pemakai akana memerlukan elemen untuk analisis ad hoc, berapa lama (sejarah)
setiap elemen harus disimpan, dan tipe keamanan data yang disyaratkan. Satu-satunya jalan
untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara memuaskan adalah dengan
memahami sebaik mungkin operasi-operasi departemen personalia. Semakin kita memahami
rencana penggunaan sistem, semakin besar kemungkinkan kita dapat mengembangkan data
base yang dirancang secara baik, suatu data base yang menyimpan data yang tidak diperlukan,
berlebihan, dan diperoleh secara sangat mahal.
Pemasukan Data (Data Entry). Unsur penting SISM kedua adalah suatu metode
pemasukan data yang efisien dan akurat. Bila informasi yang diperlukan untuk memproduksi
berbagai keluaran yang diinginkan tidak disampaikan ke data base pada waktu yang tepat dan
dengan cara yang sedapat mungkin mencegah kesalahan, sistem tidak berfungsi sesuai dengan
tujuan. Dalam desain SISM secara menyeluruh, setiap elemen data base harus mempunyai
suatu titik asal. Setiap elemen data harus mempunyai "pemilik" seseorang atau fungsi jabatan
13
dengan tugas memelihara akurasi elemen data yang memahami maksud, tujuan dan pentingnya
suatu elemen data dimasukkan ke dalam sistem.
Sistem juga harus mempunyai metode pemasukan elemen data "bukan karyawan".
Tergantung pada ruang lingkup sistem, banyak bentuk masukan yang mungkin perlu diciptakan
untuk menjamin bahwa data dapat tetap akurat, tepat waktu dan lengkap. Bila suatu elemen
tidak dapat dipelihara agar selalu aktual, atau bila biaya untuk melakukan hal itu lebih mahal
daripada secara lebih mendalam apakah suatu elemen perlu dimasukkan ke dalam sistem.
Proses pemasukan data ini dipermudah dengan laju perkembangan komputer yang terjadi
secara dahsyat. Kemajuan teknologi komputer telah memungkinkan penggunaan waktu
sumber- daya manusia dan sumberdaya komputer semakin efisien. Bagaimanapun juga, proses
pemasukan data harus dipikirkan dan direncanakan dengan baik agar SlISM berfungsi secara
benar.
Penarikan Data (Retrieval). Unsur pokok ketiga SISM yang dirancang secara baik
adalah penarikan informasi yang dibutuhkan secara tepat dengan cara yang 'cost-effective' oleh
pemakai. Pemikiran yang men- dasarinya adalah untuk memberikan kepada para pemakai
kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan terhadap data yang tersedia dengan
cara yang mereka kehendaki. Alamat data dalam data base harus memungkinkan data untuk
ditarik dan disajikan dalam format yang hampir tidak terbatas jumlahnya. Pembuatan laporan-
laporan tetap standar, pemilahan, pemilihan kumpulan files, penghitungan elemen-elemen baru,
dan penyajian data semuanya harus ada dalam penguasaan pemakai di Departemen Personalia,
dengan latihan seminimum mungkin dan tanpa bantuan Departemen Pemrosesan Data.
Dalam perancangan suatu SISM, kita sebaiknya mempunyai sedikit mungkin laporan
rutin dan tetan vang diprogram ke dalam sistem. Banyak pengalaman mengajarkan bahwa
pendekatan ini lebih fleksibel da om menghadapi perubahan-perubahan kegiatan personalia
organisasi dan kebutuhan informasi, selain tidak membuat sistem menjadi terlalu rumit. Tujuan
kita adalah mencoba untuk meminimumkan investasi organisasi dan program dengan
membatasi upaya kita untuk hanya memecahkan masalah-masalah sekarang.
14
akurat dan selalu "up to date". Meskipun biasanya sistem mempunyai kemampuan Otomatis
untuk memeriksa dan mengedit data yang dimasukkan, PISM sering masih perlu untuk
memecahkan berbagai masalah yang timbul sebagai akibat adanya berbagai keterbatasan yang
selalu melekat pada sistem.
Aspek tanggung-jawab PISM lainnya adalah fungsi yang harus diperankan sebagai
koordinator untuk semua kegiatan yang bersangkutan dengan sistem. PISM juga bertugas
untuk membuat skedul pemrosesan dan pembaruan data dalam sistem secra periodik dan ajeg.
Lebih lanjut, PISM berfungsi sebagai administrator sistem dari sudut pandang kerahasiaan
informasi. Masalah kerahasiaan data ini tidak hanya menyangkut keamanan data files secara
phisik, tetapi juga kegiatan meninjau kembali elemen-elemen data untuk menjamin bahwa
berbagai elemen tersebut benar – benar masih dibutuhkan dan bahwa tidak ada penyalahgunaan
informasi. Para karyawan harus diperbolehkan melihat dan memperoleh data yang dipunyai
organisasi mengenai diriya, dan bila data ternyata tidak lengkap atau salah, mereka bisa
mengubahnya. Atas dasar pertimbangan operasional, PISM sebaiknya diberi tugas dan
wewenang untuk menjamin kerahasiaan penggunaan informasi yang telah dicetak, dikeluarkan
dan diserahkan kepada pemakai dalam organisasi.
Kualitas Data. Prosedur esensial kelima adalah suatu proses yang menjamin kualitas
bagian-bagian sistem. Prinsip ini mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan akurasi,
ketepatan waktu, kejelasan dan ketersediaan data. Setiap elemen data harus mempunyai suatu
tujuan akurasi sesuai dengan maksud sistem dirancang. Beberapa elemen mungkin
memerlukan tingkat akurasi yang sangat tinggi, sedangkan berbagai elemen lain hanya
memerlukan tingkat akurasi moderat atau rendah. Salah satu cara penentuan tingkat akurasi ini
adalah dengan menilai akibat yang harus dibayar oleh organisasi bila data kurang akurat.
Secara ringkas, perancang perlu menyadari bahwa untuk setiap elemen data harus ditetapkan
sasaran tingkat akurasinya dan bahwa keseimbangan sistem harus diarahkan untuk mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Prinsip-prinsip penjamin kualitas juga perlu disusun untuk membantu para pemakai
sistem memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan ketepatan waktu. Sebuah laporan
mungkin mempunyai data yang akurat tetapi mungkin tidak diproduksi pada periode yang tepat
sesuai dengan kebutuhan pemakai. Bila data tidak diumumkan tepat waktu, tingkat akurasi
yang tinggi mungkin tidak ada gunanya, dan suatu metode pemasukan data baru dibutuhkan
untuk mengatasi masalah ini. Lebih lanjut, ketersediaan sistem harus juga diteliti, dan langkah-
15
langkah tertentu perlu diambil untuk menjamin bahwa para pemakai dapat menggunakan
sistem ketika mereka membutuhkan. Alasan terbesar tidak tersedianya sistem biasanya adalah
waktu rusak komputer, tetapi dengan semakin canggihnya peralatan komputer, waktu rusak
unit pemrosesan pusat menjadi semakin berkurang. Ketersediaan sistem total juga menyangkut
modul-modul pemasukan, pengeditan, pemeliharaan dan pelaporan data; bila salah satu
diantaranya tidak tersedia, pemakai tidak akan dapat memanfaatkan sistem. Akhirnya,
kejelasan data harus ditelusuri dari titik asal data sampai sebuah laporan, sebagai keluaran
sistem, di- terima oleh pemakai akhir. Pengujian siklus sistem keseluruhan dilakukan untuk
memastikan bahwa sistem me nyampaikan informasi melalui cara yang menanggapi kebutuhan
pemakai dengan prinsip "end to end basis".
Dalam konteks SISM, modul tertentu adalah "payung" yang berisi kumpulan kegiatan
yang saling berhubungan. Berbagai komponen dan parameter modul spesifik dapat bervariasi
dalam organisasi, berbeda-beda, tetapi paling tidak ada lima kriteria berikut yang harus
disetujui setiap modul.
16
Tahap - tahap Pengembangan SDM
Tahap-proses proses desain SISM dapat dirinci sebagai berikut:
1. Usulan ke Manajemen
Tahap pengusulan berkenaan dengan masalah-masalah umum yang di-dapi organisasi dan
diarahkan pada suatu keputusan untuk memasukkan lebih lanjut. Pada tahap ini, parameter
parameter sistem lengkap dan analisis biaya / manfaat kasar perlu diselesaikan. Masalah-
masalah kebijakan yang dibahas, dan pengaruh sistem terhadap dinamika organisasi
dinyatakan. Tahap ini diakhiri dengan saran-saran untuk manajemen kebutuhan analisis yang
perlu dilakukan.
2. Analisis Kebutuhan.
Tahap ini ditujukan untuk merinci lebih lanjut masalah-masalah umum yang di-
nyatakan di dalam dukungan yang menjadi target dan spesifikasi pemakai. Tujuan utama untuk
menemukan masalah-masalah "nyata" dan mengembangkan berbagai metode dan strategi
untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut. Analisis kebutuhan tambahan analisis biaya dan manfaat
lengkap, alternatif-alternatif dalam pengembangan, berbagai masukan dan pembaruan sistem
dari perspektif luas, deskripsi aliran data dan "antarmuka", tipe-tipe data, pengukuran
keamanan data dan spesifikasi pengembangan sistem pengembangan. "Trate-offs" dalam
pengembangan berbagai pilihan yang mungkin diba- has, dan atas dasar informasi ini
17
manajemen kemudian dapat menentukan apakah proyek dapat memulai atau meminta
perubahan-perubahan atau tidak dilanjutkan.
3. Spesifikasi Sistem.
Tahap ini merumuskan sistem isi yang sebenarnya dari sudut pandang pemakai.
Berbagai fungsi sistem dasar dapat ditentukan untuk menentukan urutan kegiatan yang
ditentukan. Semua produk akhir sistem dan semua masukan yang diperlukan diuraikan. Semua
fungsi manusia yang disyaratkan ditentukan. Tingkat akurasi dan waktu penyelesaian yang
harus dilaporkan oleh para pemakai. Pengaturan keamanan, kerahasiaan, dan keamanan juga
harus ditetapkan. Dalam tahap ini, para pemakai menjelaskan berbagai kebutuhan dan
keinginan mereka, dan sasaran-sasaran sistem penterjemahan menjadi dua bentuk keluaran,
laporan dan analisis.
4. Desain Sistem.
Dalam desain, sistem keseluruhan dirinci agar semua fungsi dapat dipahami dan semua
program dapat mendukung. Perancang sistem menentukan bagaimana SISM Program –
program komputer dirangn men mengatur semua perangkat keras (perangkat keras) dan
perangkat lunak (perangkat lunak) ditentukan. Di samping itu, hubun dan fungsi-fungsi
manusia dan mesin pengaturan, dan konfigurasi pemakai dan program-program latihan sesuai
sesuai dan bahan-bahan latihan disusun.
5. Pengembangan Sistem.
Program-program Komputer dibuat dalam tahap ini. Fungsi-fungsi manusia juga
dijabarkan dalam bentuk deskripsi dan spesifikasi pekerjaan. Semua bagian sistem diuji dengan
data yang disuplai dari pemakai. Berbagai program latihan dikembangkan, dan percobaan-
percobaan yang dilaksanakan dalam situasi uji semu (dummy test) atau dengan data
sesungguhnya.
6. Instalasi dan Konversi.
Setelah pengujian di Lingkungan "laboratorium" berhasil, SISM dipasang di
lingkungan organisasi pemakai dan diuji lagi, sebelum dilakukan percobaan, dengan
menggunakan data semu, Keseluruhan SISM kemudian dicoba dengan menggunakan data
sesungguhnya, dan para pemakai dibor untuk mencari cara pengoprasian sistem.
7. Evaluasi.
Kerja SISM "baru" ditentukan dengan sasaran-sasaran yang telah ditentukan pada
tahap-tahap awal, biaya, dan ketepatan laporan, serta berbagai karakteristik operasional lainnya
dievaluasi dan diterbitkan kembali kepada manajemen. Bila perlu, berbagai penggantian dan
perubahan (modifikasi) dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem kerja.
18
Tanpa memperdulikan periode setiap tahunnya, semua tahap di atas harus dilaksanakan.
Dalam kasus ini, beberapa tahap dapat dipercepat, tetapi hal ini penting untuk dilakukan dengan
hal tersebut dalam urutannya. Tonggak-tonggak harus dicatat dalam siklus hidup proyek untuk
mengetahui apa yang dilakukan benar-benar lengkap.
Sistem seharusnya tidak dinilai atas dasar kecanggihan teknologi yang digunakan,
tetapi sejauh mana sistem dapat membantu departemen personalia dalam pelaksanaan
fungsi-fungsinya. Orang-orang teknis yang merancang dan memogram sistem perlu bekerja
sama dengan para pemakai atau orang-orang personalia agar sistem responsif terhadap
berbagai kebutuhan personalia dan terintegrasi dengan aliran kerja departemen personalia.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Audit personalia adalah pemeriksaan kualitas secara menyeluruh kegiatan-kegiatan
personalia dalam suatu departemen, devisi, atau perusahaan. Hasilnya memberikan umpan
balik tentang fungsi personalia bagi para manajer operasional dan departemen personalia.
Tujuan audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia.
Ada lima pendekatan riset personalia yang diterapkan untuk melakukan audit, yaitu
Pendekatan Komparatif, Pendekatan Wewenang dari Luar, Pendekatan Statistik, Pendekatan
Kepatuhan, Pendekatan Management by Objectives (MBO). Ada beberapa teknik yang
berfungsi sebagai peralatan pengadaan informasi tersedia. Di antara peralatan-peralatan itu
adalah Wawancara (interview), Kuesioner dan Survei, Analisis Catatan, Informasi Eksternal.
Isi laporan audit terdiri dari Judul, Daftar isi, Ringkasan dan kesimpulan, yang berguna untuk
pimpinan eksekutif puncak, Masalah-masalah pokok (tujuan audit, analisis, evaluasi, dan
sebagainya), Kesimpulan dan saran, Tubuh (berisi data, fakta, pandangan serta alasan yang
merupakan dasar kesimpulan dan saran), Sumber data, Lampiran yang penting.
Sistem informasi Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sistem yang bertugas untuk
mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data
tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai, dimana data-data
yang telah diperoleh tersebut merupakan data yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk
meningkatkan keputusan SDM.
3.2 SARAN
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai konsep
Audit SDM karena hal tersebut akan dapat membantu mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM
yang dilakuakan dalam suatu perusahaan. Dan hasilnya memberikan umpan balik tentang
fungsi SDM bagi para manajer operasional dan departemen SDM. Ini juga mengemukakan
seberapa baik para manajer mengelola tugas-tugas SDM
21
DAFTAR PUSTAKA
22