Disusun oleh:
Nama : Rizqi Luwih Saputri
NIM : H0720150
Gambar 3.1 Pemanenan Cabai Gambar 3.2 Sortasi dan Grading Cabai
Gambar 3.3 Pamflet Pemasaran Cabai Gambar 3.4 Kemasan Cabai
Gambar 3.7 Konsumen Cabai Umum Gambar 3.7 Konsumen Cabai UMKM
2. Pembahasan
Pemasaran merupakan sebagai proses yang mengakibatkan aliran produk suatu
sistem dari produsen ke konsumen. Sistem pemasaran merupakan serangkaian sistem
yang saling berkaitan, yang terdiri atas gabungan organisasi yang melaksanakan
kegiatan pemasaran, produk, jasa, gagasan yang dipasarkan, target pasar, perantara
yang membantu proses tukar menukar barang, dan kendala lingkungan pemasaran.
Saluran pemasaran terdiri dari sekelompok individu atau lembaga yang mempunyai hak
kepemilikan atas barang-barang yang dipasarkan dan membantu dalam penyampaian
hak kepemilikan tersebut dari produsen ke konsumen. Dalam proses pengaliran atau
pergerakan barang dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen terdapat banyak
kegiatan-kegiatan yang saling bekerja sama.
Berdasarkan kegiatan experiental learning PKKM PSA Kegiatan 4, organisasi
yang melakukan pemasaran ialah pelaku dari kegiatan tersebut yaitu mahasiswa
semester. Salah satu produk yang dipasarkan ialah komoditas hortikultura cabai rawit.
Panen komoditas cabai dilakukan dengan pemanenan petik merah dan petik hijau sesuai
kebutuhan pasar. Cabai yang telah dipanen memasuki proses sortasi dan grading untuk
melihat yang layak dijual kepada konsumen. Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang
layak pasar (marketable) dengan yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan
terkena hama atau penyakit agar tidak menular pada yang sehat. Grade buah merupakan
faktor penting dalam menentukan standar mutu cabai. Sortasi dan grade cabai
didasarkan pada penampilan cabai baik dari segi warna dan cacat fisik.
Pemasaran komoditas cabai dilakukan untuk mengalirkan hasil produksi
pertanian mulai dari tingkat petani atau usahatani yang merupakan produsen sampai
pada konsumen tingkat akhir. Unsur utama dalam pemasaran komoditas cabai yaitu
petani, pedagang, dan konsumen. Pemasaran cabai budidaya PKKM PSA Kegiatan 4
dari tingkat petani hingga konsumen akhir melalui beberapa lembaga. Lembaga-
lembaga yang ditemui pada umumnya terdiri dari produsen (mahasiswa PKKM PSA
Kegiatan 4 atau petani), pedagang pengecer, pengusaha UMKM, dan konsumen akhir.
Sistem pemasaran yang selama ini digunakan mahasiswa adalah sistem pre order.
Sistem ini dilakukan dengan cara konsumen memesan terlebih dahulu produk yang
diinginkan sehingga produsen dapat melalukan panen secukupnya sehingga tidak
tersisa produk yang tidak berguna. Promosi dilakukan dengan media sosial sehingga
pasar yang dijangkau dapat lebih besar daripada menggunakan cara manual. Media
sosial yang dipakai meliputi Whatsapp, Instagram, dan Twitter. Produsen pada PKKM
PSA Kegiatan 4 melakukan pendekatan dengan beberapa rencana promosi seperti
melalui pamflet yang disebar di sosial media, menjalin mitra, pemasaran langsung ke
konsumen.
Saluran pemasaran yang terjadi pada komoditas cabai mahasiswa PKKM PSA
Kegiatan 4 yaitu saluran tingkat nol dan saluran tingkat satu. Saluran pemasaran tingkat
nol melibatkan produsen dan konsumen tingkat akhir. Saluran tingkat satu terjadi dari
produsen ke pengecer kemudian baru ke konsumen tingkat akhir. Pada saluran tingkat
nol produsen melakukan pengemasan dan pelabelan merk PKKM PSA Kegiatan 4 cabai
untuk meningkatkan harga jual. Pengemasan menggunakan sistem kiloan dengan
plastik transparan yang diberi stiker PKKM PSA Kegiatan 4. Produsen mengirimkan
barang langsung ke konsumen dengan tujuan memperoleh harga jual yang lebih tinggi.
Saluran tingkat satu pada cabai terjadi dari produsen ke pengecer atau mitra
kemudian baru konsumen tingkat akhir. Saluran ini membuat konsumen tingkat akhir
mendapat harga beli yang lebih tinggi dari harga beli pada produsen. Hal tersebut
bertujuan agar pengecer juga memperoleh keuntungan dari penjualan cabai ke
konsumen. Beberapa konsumen juga memanfaatkan cabai dalam UMKM-nya untuk
diolah menjadi berbagai macam produk makanan.
Faktor yang berpengaruh terhadap pemasaran cabai pada PKKM PSA Kegiatan
4 antara lain demografi, sosial-budaya, hukum-politik, teknologi, persaingan, pasar,
pensuplai, dan perantara. Faktor demografi atau kependudukan berpengaruh terhadap
kebutuhan cabai oleh penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka akan semakin
besar potensi pasar yang ada. Mengingat cabai di Indonesia tergolong komoditas yang
penting karena hamper selalu ada dalam bumbu masakan. Faktor sosial budaya
merupakan faktor berkaitan dengan kebiasaan dari masyarakat. Masyarakat Indonesia
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan cita rasa pedas atau dengan
pelengkap sambal. Daerah tertentu di Indonesia seperti daerah di Sumatera memiliki
tingkat konsumsi cabai yang tinggi. Konsumsi cabai merah mencapai 0,34 kg per kapita
sebulan sedangkan konsumsi cabai rawit 0,16 kg per kapita sebulan (BPS, 2019). Hal
ini dikarenakan masyarakat Sumatera memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
dengan citarasa pedas sehingga daerah ini memerlukan pasokan cabai yang tinggi.
Faktor hukum dan politik juga akan mempengaruhi pemasaran komoditas cabai
karena faktor ini merupakan faktor yang bersifat mutlak dan sulit dipengaruhi. Salah
satu contohnya ketika stok cabai di lapangan sedang langka sehingga harga cabai akan
melonjak. Kebijakan yang diambil pemerintah adalah menerapkan sistem harga eceran
tertinggi sehingga petani tidak dapat menjual produknya melebihi HET. Kebijakan ini
akan menjadi baik ketika HET telah diperhitungkan dengan baik sehingga petani tetap
mendapatkan keuntungan yang setimpal dan konsumen mendapatkan harga beli yang
masih terjangkau.
Faktor pemarsaran yang paling terasa dampaknya pada mahasiswa PKKM PSA
4 adalah teknologi. Teknologi berpengaruh dalam kegiatan on farm maupun off farm.
Teknologi mempermudah pekejaan di lapangan seperti penggunaan cultivator untuk
pengolahan tanah, penggunaan drone untuk mengidentifikasi kesuburan tanah,
penggunaan pH meter sehingga dapat memberi perlakukan pada budidaya dengan tepat
guna, dan masih banyak lain. Teknologi mempermudah pekerjaan di lapangan sehingga
lebih efisien dan tidak memakan banyak biaya. Teknologi membuat pemasaran lebih
efiseien karena sistem pemasaran yang dilakukan untuk memasarkan produk
menggunakan digital marketing. Digital marketing yang dilakukan melalui pengiklanan
melalui sosial media seperti Whatsapp dan Instagram. Pengiklanan melalui sosial media
dapat menjangkau konsumen lebih luas dengan lebih efisien dan efektif. Kemudian
konsumen mengetahui dan memesan produk melalui pamflet iklan yang telah disebar.
Dengan cara tersebut, pemasaran dapat dilakukan langsung dari produsen ke konsumen
sehingga tidak banyak melalui rantai pasar. Hal tersebut berdampak pada harga jual
yang diperoleh produsen dapat lebih tinggi sehingga meningkatkan pendapatan
produsen.
Banyaknya pesaing dalam pemsaran komoditas cabai tentu mempengaruhi
keberjalanan pemasaran komoditas cabai mahasiswa. Pedagang di pasar salah satu
contoh pesaing pemasaran mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan pedangang di pasar
mampu menyediakan komoditas dengan harga yang lebih murah walaupun kualitas
kurang baik. Target pasar yang dimiliki pedagang pasar tidak terlalu
mempertimbangkan kualitas namun hanya kepada kuantitas. Berdasarkan hal tersebut
solusi yang diambil dari mahasiswa adalah meningkatkan kualitas komoditas cabai dan
memperkecil target pasar kepada konsumen yang berorientasi terhadap kualitas produk.
Cara tersebut dianggap efektif karena mahaiswa dan konsumen sama-sama
mendapatkan keuntungan.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Sistem pemasaran merupakan serangkaian sistem yang saling berkaitan, yang
terdiri atas gabungan organisasi yang melaksanakan kegiatan pemasaran, produk,
jasa, gagasan yang dipasarkan.
b. Sistem pemasaran cabai pada PKKM PSA Kegiatan 4 menggunakan sistem
pemasaran konvensional dan digital.
c. Saluran pemasaran yang terjadi pada komoditas cabai PKKM PSA Kegiatan 4
adalah saluran pemasaran tingkat nol dan tingkat satu.
d. Faktor yang berpengaruh terhadap pemasaran cabai pada PKKM PSA Kegiatan 4
antara lain demografi, sosial-budaya, hukum-politik, teknologi, persaingan, pasar,
pensuplai, dan perantara.
2. Saran
Sistem pemasaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Saran yang
dapat diberikan dari paparan diatas adalah mengenai manajemen pemasaran akan lebih
baik apabila di perhatikan lagi dan dipahami lagi oleh seluruh lapisan
DAFTAR PUSTAKA
Arwati, S. (2016). Sistem pemasaran dan nilai tambah produk olahan ubi jalar Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Jurnal Galung Tropika, 5(3), 178-190.
BPS. (2019). Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia Dan Provinsi 2019. Badan
Pusat Statistik
Ernawati, D., Yusda, R. A., & Putra, G. M. (2021). Analisis Penyakit Pada Tanaman Cabai
Dengan Metode Case Based Reasoning Berbasis Web. J-Com (Journal of
Computer), 1(1), 43-48.
Herawati, R., Hamdani, N. A., & Susilawati, W. (2021). STRATEGI KEUNGGULAN
BERSAING YANG BERORIENTASI KEPADA KINERJA PEMASARAN
PERGURUAN TINGGI SWASTA. Journal Civics & Social Studies, 5(1), 125-136.
Layton, R. (2015), "Marketing, marketing systems, and the framing of marketing
history", Journal of Historical Research in Marketing, Vol. 7 No. 4, pp. 549-572.
Paurova, V., & Gregova, E. (2020, December). Importance and Process of Marketing
Environment Analysis as Strategic Analysis Tool of Business. In Economic and
Business Management (FEBM 2020) (pp. 720-723)
Striy, L. A., Stankevich, I. V., & Agamedova, L. (2018). The modern marketing environment
of the Azerbaijani telecommunication enterprise. Науковий вісник Ужгородського
університету. Серія «Економіка», (2 (52)), 138-143.
Striy, L., Golubev, A., Zakharchenko, L. & Sakun, A. (2016). Sovremennaya marketingovaya
sreda predpriyatiya telekommunikatsiy Ukrainy[The modern marketing environment
of the enterprise of telecommunications of Ukraine]. Molodoy vcheniy: [Naukoviy
zhurnal]. Kherson: – Vidavnichiy dím "Gel'vetika".Vol. 9 (36), pp. 30-34
Tuapattinaya, P., & Tutupoly, F. (2014). PEMBERIAN PUPUK KULIT PISANG RAJA
(Musa sapientum) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.). BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan
Dan Terapan, 1(1), 13-21
Vargo, S.L. (2011), "Market systems, stakeholders and value propositions: Toward a service‐
dominant logic‐based theory of the market", European Journal of Marketing, Vol. 45
No. 1/2, pp. 217-222.