Anda di halaman 1dari 16

SISTEM DAN LINGKUNGAN PEMASARAN KOMODITAS CABAI DALAM

EXPERIENTAL LEARNING KEGIATAN 4 PROGRAM KOMPETISI KAMPUS


MERDEKA PROGRAM STUDI AGROTEKNONOGI DI DESA CABEYAN,
KECAMATAN BENDOSARI, KABUPATEN SUKOHARJO
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS.

Disusun oleh:
Nama : Rizqi Luwih Saputri
NIM : H0720150

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….….. ii
DAFTAR GAMBAR………….…………………………………………….… iii
A. PENDAHULUAN…………………………...………………………….….. 1
1. Latar Belakang……………………………………………………….… 1
2. Permasalahan………………………………………………………….. 2
3. Tujuan Praktikum……………………………………………………… 2
B. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….. 3
C. HASIL PEMBAHASAN…………………………………………………… 7
1. Hasil kajian literatur/pengumpulan data lapang……………………….. 7
2. Pembahasan hasil………………………………………………….…… 8
D. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………...……………....... 10
1. Kesimpulan………………………………………………………...….. 10
2. Saran………………………………………………………………...… 10
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rekap Data Jumlah Penjualan Cabai Bulan November 2022
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pemanenan Cabai


Gambar 3.2 Sortasi dan Grading Cabai
Gambar 3.3 Pamflet Pemasaran Cabai
Gambar 3.4 Kemasan Cabai
Gambar 3.5 Konsumen Cabai (Dosen)
Gambar 3.6 Konsumen Cabai (Mahasiswa)
Gambar 3.7 Konsumen Cabai Umum
Gambar 3.7 Konsumen Cabai UMKM
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sektor pertanian dewasa ini mendapat prioritas utama dalam pembangunan karena
sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian nasional. Salah
satu subsektor pertanian yang menjadi fokus utama ialah hortikultura. Hortikultura
memegang peran penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan, industri maupun
penyerapan tenaga kerja. Produk hortikultura merupakan produk yang mudah rusak
(perishable), sehingga setelah panen harus langsung segera dipasarkan untuk
meminimalisir kerusakan dan menjaga kualitasnya. Susbektor hortikultura banyak
diusahakan oleh petani Indonesia, salah satunya ialah tanaman cabai rawit. Usahatani cabai
rawit cukup menjanjikan untuk memperbaiki kondisi ekonomi baik sebagai sumber
penghasilan pokok maupun penghasilan sampingan.
Pembangunan pertanian bukan hanya dilakukan di lahan tetapi dalam sistem
agribisnisnya. Salah satunya pada pemasaran produk. Pemasaran atau marketing
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menawarkan dan mempromosikan produk dari
produsen kepada konsumen. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam
siklus pemenuhan kebutuhan konsumen. Bagi perusahaan atau produsen penghasil produk,
pemasaran sangat mempengaruhi bagaimana kelanjutan usaha mereka karena banyak hal
yang sangat dipengaruhi oleh pemasaran yang salah satunya berakibat pada kegiatan jual
beli.
Fluktuasi ketersediaan cabai dikarenakan musim membuat komoditas ini sering
mengalami fluktuasi harga. Cabai memiliki beragam jenis atau varietas yang masing-
masing memiliki harga bervariasi di pasaran. Komoditas cabai merupakan komoditas
dengan nilai ekonomis yang tidak stabil. Harga cabai yang selalu mengalami perubahan
dari waktu ke waktu membuat para petani cabai atau pelaku budidaya cabai harus memiliki
perencanaan waktu yang sesuai dalam budidaya maupun pemasarannya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan sistem pemasaran?
b. Bagaimana sistem pemasaran komoditas cabai yang dilakukan mahasiswa dalam
kegiatan PKKM PSA Kegiatan 4?
c. Bagaimana lingkungan pemasaran komoditas cabai yang dilakukan mahasiswa dalam
kegiatan PKKM PSA Kegiatan 4?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Mengetahui sistem pemasaran komoditas cabai yang dilakukan mahasiswa dalam
kegiatan PKKM PSA Kegiatan 4.
b. Mengetahui lingkungan pemasaran komoditas cabai yang dilakukan mahasiswa
dalam kegiatan PKKM PSA Kegiatan 4.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Cabai merupakan salah satu tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomi yang
cukup tinggi. Cabai biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan juga cabai dapat
bermanfaat sebagai obatan tradisional, yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Cabai merupakan tanaman perdu yang dengan rasa pedas karena kandungan capsaicin
yang berkhasiat sebagai stimulan. Cabai juga mengandung banyak gizi dan vitamin, di
antaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C.
Prospek budidaya tanaman cabai menjadi usaha yang menjanjikan bagi para petani,
sehingga tanaman cabai sangat banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia
(Ernawati et al. 2021).
Cabai rawit atau Capsicum frutescens L.adalah tanaman yang sangat populer di
seluruh dunia. Sebagai salah satu tanaman holtikultura, cabai rawit merupakan komoditi
tanaman buah semusim yang berbentuk perdu. Tanaman dari famili solanaceae ini
merupakan tanaman budidaya yang juga sering ditanam di pekarang sebagai tanaman
sayur. Cabai rawit mempunyai fungsi yang sangat banyak selain dijadikan penyedap dalam
masakan, cabai rawit juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit
karena mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Cabai rawit dapat ditanam di lahan
mana saja seperti lahan sawah, tegalan, dan tempat yang terlindungi oleh pepohonan
sekalipun asalkan persyaratan tumbuhnya terpenuhi (Tuapattinaya et al. 2014).
Sistem adalah suatu interaksi secara teratur atau sekelompok bagian-bagian yang
saling tergantung yang membentuk satu kesatuan secara menyeluruh. Jadi, dalam suatu
sistem terdapat bagian-bagian atau sub sistem yang saling berhubungan dan saling
ketergantungan secara keseluruhan membentuk satu kesatuan. Sistem pemasaran jika
dikaitkan dengan pengertian sistem merupakan suatu kumpulan lembaga-lembaga yang
melakukan tugas pemasar barang, jasa, ide, orang dan faktor-faktor lingkungan yang saling
memberikan pengaruh, dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dan
pasarnya (Arwati, 2016).
Sistem pemasaran didefinisikan sebagai jaringan individu, kelompok, dan/atau
entitas yang tertanam dalam matriks sosial. Sistem pemasaran dihubungkan secara
langsung atau tidak langsung melalui partisipasi berurutan atau bersama dalam pertukaran
ekonomi yang secara bersama-sama dan/atau bersama-sama menciptakan nilai ekonomi
dengan dan untuk pelanggan melalui penawaran. Sistem pemasaran meliputi bermacam-
macam produk, layanan, pengalaman dan ide; dan yang muncul sebagai tanggapan atau
antisipasi permintaan pelanggan (Vargo, 2011).
Sistem pemasaran memiliki tujuan utama penciptaan dan pengiriman kepada
pelanggan bermacam-macam barang, jasa, pengalaman dan ide, meningkatkan kualitas
hidup masyarakat di mana sistem pemasaran beroperasi serta memberikan manfaat
ekonomi bagi setiap peserta sistem. Sistem pemasaran terbentuk dan tumbuh (dan
seringkali runtuh) di mana pun komunitas manusia terbentuk dan tumbuh; mereka ada di
setiap tingkat mulai dari transaksi antar rumah tangga, hingga pertukaran pasar, hingga
hubungan perdagangan antar-komunitas, hingga komunitas agregat atau hubungan
perdagangan regional; mereka terbentuk di sekitar produk atau layanan individual, atau
agregat yang memiliki atribut yang sama, atau di sekitar jumlah semua transaksi di lokasi
geografis selama periode waktu tertentu; dan entitas dalam sistem pemasaran sering kali
merupakan sistem pemasaran, terkadang memfasilitasi kerja sistem kepentingan,
terkadang berperan sebagai pelengkap, dan terkadang dalam persaingan atau konflik.
Dalam setiap kasus, berfungsinya sistem pemasaran meninggalkan jejak fisik,
dokumenter, kelembagaan dan budaya yang memberikan wawasan tentang bagaimana,
kapan dan mengapa itu berhasil, dan apa konsekuensi dari fungsinya (Layton, 2015).
Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan
program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju
dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Terdapat kegiatan analisis dalam
kegiatan pemasaran yaitu bertujuan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasaran.
Hal tersebut untuk memperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa
besar ancaman yang harus dihadapi. Manajemen pemasaran ialah suatu usaha untuk
merencanakan, mengimplementasikan, serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan
pemasaran dalam suatu organisasi supaya tercapai tujuann organisasi secara efisien dan
efektif (Agustina, 2011).
Lingkungan pemasaran merupakan organisasi yang terdiri dari pelaku dan
kekuatan di luar kekuatan pemasaran yang berpengaruh kepada kekuatan manajemen
pemasaran dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan
pelanggan sasaran. Perusahaan juga harus terus dalam melakukan pengamatan dan
beradaptasi dengan lingkungan yang bersifat komplek dan dinamis. Lingkungan
pemasaran dapat dibagi menjadi lingkungan pemasaran eksternal dan lingkungan
pemasaran internal. Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam penerapan strategi yang
dapat menciptakan peningkatan kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing. Strategi
keunggulan bersaing mempunyai tujuan untuk menentukan posisi yang menguntungkan
dan berkelanjutan (profitable dan suistanable position) terhadap kekuatan-kekuatan yang
menentukan persaingan. Keunggulan bersaing juga merupakan keutamaan dari suatu
kinerja perusahaan atau organisasi dalam persaingan pasar (Herwati et al. 2021).
Lingkungan pemasaran biasanya dipahami sebagai sekumpulan agen aktif, faktor
dan kekuatan yang bertindak di luar perusahaan yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk membangun dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan
dengan konsumen. Faktor lingkungan pemasaran dapat secara signifikan membatasi
kemampuan perusahaan. Hal tersebut dapat membawa ancaman untuk perusahaan.
Perubahan yang terjadi di lingkungan pemasaran seringkali tidak dapat diprediksi,
menimbulkan ketidakpastian yang signifikan dalam manajemen perusahaan. Penelitian
berkelanjutan tentang lingkungan pemasaran dengan penjelasan yang lebih lengkap
tentang dampak semua faktornya terhadap perusahaan adalah salah satu syarat
keberhasilan perusahaan di pasar modern (Striy et al. 2018)
Lingkungan pemasaran adalah lingkungan di mana kegiatan pemasaran organisasi
berlangsung. Ini mencakup semua faktor yang memengaruhi perusahaan, proses
produksinya, teknologinya, bisnisnya, perilaku pelanggan mereka saat ini dan calon
pelanggan. Strategi pemasaran perlu dikembangkan sedetail mungkin. Harus
mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman, yang
identifikasinya disebut analisis SWOT. Perusahaan harus memutuskan aktivitas bisnis
mana yang harus dialokasikan investasi dan harus menetapkan prioritas terkait analisis ini
(Paurova dan Gregova, 2020).
Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Lingkungan makro mencakup faktor politik, hukum, demografis, sosial-ekonomi, ilmiah
dan teknis, alam dan budaya-etis. Lingkungan mikro pemasaran berhubungan langsung
dengan aktivitas perusahaan. Lingkungan mikro pemasaran adalah perusahaan itu sendiri
(lingkungan internalnya) dan lingkungan terdekatnya: konsumen, pesaing, mitra,
perantara, audiens kontak, organ kontrol dan pengatur (Striy et al. 2016).
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Data Lapangan
Tabel 3.1 Rekap Data Jumlah Penjualan Cabai Bulan November 2022

Tanggal Jumlah (kg) Harga/kg Total Target Pasar


20 November 4,45 30.000 127.500 Mahasiswa
22 November 6 35.000 210.000 Mahasiswa, Dosen, Umum
23 November 1,5 35.000 52.500 Mahasiswa, Dosen
25 November 5,25 35.000 183.750 Mahasiswa, Dosen
29 November 14,5 35.000 507.500 Mahasiswa, Dosen, Umum
(UMKM)
30 November 15,25 35.000 533.750 Mahasiswa, Dosen, Umum

Sumber : Data Lapangan

Gambar 3.1 Pemanenan Cabai Gambar 3.2 Sortasi dan Grading Cabai
Gambar 3.3 Pamflet Pemasaran Cabai Gambar 3.4 Kemasan Cabai

Gambar 3.5 Konsumen Cabai (Dosen) Gambar 3.6 Konsumen Cabai


(Mahasiswa)

Gambar 3.7 Konsumen Cabai Umum Gambar 3.7 Konsumen Cabai UMKM
2. Pembahasan
Pemasaran merupakan sebagai proses yang mengakibatkan aliran produk suatu
sistem dari produsen ke konsumen. Sistem pemasaran merupakan serangkaian sistem
yang saling berkaitan, yang terdiri atas gabungan organisasi yang melaksanakan
kegiatan pemasaran, produk, jasa, gagasan yang dipasarkan, target pasar, perantara
yang membantu proses tukar menukar barang, dan kendala lingkungan pemasaran.
Saluran pemasaran terdiri dari sekelompok individu atau lembaga yang mempunyai hak
kepemilikan atas barang-barang yang dipasarkan dan membantu dalam penyampaian
hak kepemilikan tersebut dari produsen ke konsumen. Dalam proses pengaliran atau
pergerakan barang dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen terdapat banyak
kegiatan-kegiatan yang saling bekerja sama.
Berdasarkan kegiatan experiental learning PKKM PSA Kegiatan 4, organisasi
yang melakukan pemasaran ialah pelaku dari kegiatan tersebut yaitu mahasiswa
semester. Salah satu produk yang dipasarkan ialah komoditas hortikultura cabai rawit.
Panen komoditas cabai dilakukan dengan pemanenan petik merah dan petik hijau sesuai
kebutuhan pasar. Cabai yang telah dipanen memasuki proses sortasi dan grading untuk
melihat yang layak dijual kepada konsumen. Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang
layak pasar (marketable) dengan yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan
terkena hama atau penyakit agar tidak menular pada yang sehat. Grade buah merupakan
faktor penting dalam menentukan standar mutu cabai. Sortasi dan grade cabai
didasarkan pada penampilan cabai baik dari segi warna dan cacat fisik.
Pemasaran komoditas cabai dilakukan untuk mengalirkan hasil produksi
pertanian mulai dari tingkat petani atau usahatani yang merupakan produsen sampai
pada konsumen tingkat akhir. Unsur utama dalam pemasaran komoditas cabai yaitu
petani, pedagang, dan konsumen. Pemasaran cabai budidaya PKKM PSA Kegiatan 4
dari tingkat petani hingga konsumen akhir melalui beberapa lembaga. Lembaga-
lembaga yang ditemui pada umumnya terdiri dari produsen (mahasiswa PKKM PSA
Kegiatan 4 atau petani), pedagang pengecer, pengusaha UMKM, dan konsumen akhir.
Sistem pemasaran yang selama ini digunakan mahasiswa adalah sistem pre order.
Sistem ini dilakukan dengan cara konsumen memesan terlebih dahulu produk yang
diinginkan sehingga produsen dapat melalukan panen secukupnya sehingga tidak
tersisa produk yang tidak berguna. Promosi dilakukan dengan media sosial sehingga
pasar yang dijangkau dapat lebih besar daripada menggunakan cara manual. Media
sosial yang dipakai meliputi Whatsapp, Instagram, dan Twitter. Produsen pada PKKM
PSA Kegiatan 4 melakukan pendekatan dengan beberapa rencana promosi seperti
melalui pamflet yang disebar di sosial media, menjalin mitra, pemasaran langsung ke
konsumen.
Saluran pemasaran yang terjadi pada komoditas cabai mahasiswa PKKM PSA
Kegiatan 4 yaitu saluran tingkat nol dan saluran tingkat satu. Saluran pemasaran tingkat
nol melibatkan produsen dan konsumen tingkat akhir. Saluran tingkat satu terjadi dari
produsen ke pengecer kemudian baru ke konsumen tingkat akhir. Pada saluran tingkat
nol produsen melakukan pengemasan dan pelabelan merk PKKM PSA Kegiatan 4 cabai
untuk meningkatkan harga jual. Pengemasan menggunakan sistem kiloan dengan
plastik transparan yang diberi stiker PKKM PSA Kegiatan 4. Produsen mengirimkan
barang langsung ke konsumen dengan tujuan memperoleh harga jual yang lebih tinggi.
Saluran tingkat satu pada cabai terjadi dari produsen ke pengecer atau mitra
kemudian baru konsumen tingkat akhir. Saluran ini membuat konsumen tingkat akhir
mendapat harga beli yang lebih tinggi dari harga beli pada produsen. Hal tersebut
bertujuan agar pengecer juga memperoleh keuntungan dari penjualan cabai ke
konsumen. Beberapa konsumen juga memanfaatkan cabai dalam UMKM-nya untuk
diolah menjadi berbagai macam produk makanan.
Faktor yang berpengaruh terhadap pemasaran cabai pada PKKM PSA Kegiatan
4 antara lain demografi, sosial-budaya, hukum-politik, teknologi, persaingan, pasar,
pensuplai, dan perantara. Faktor demografi atau kependudukan berpengaruh terhadap
kebutuhan cabai oleh penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka akan semakin
besar potensi pasar yang ada. Mengingat cabai di Indonesia tergolong komoditas yang
penting karena hamper selalu ada dalam bumbu masakan. Faktor sosial budaya
merupakan faktor berkaitan dengan kebiasaan dari masyarakat. Masyarakat Indonesia
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan cita rasa pedas atau dengan
pelengkap sambal. Daerah tertentu di Indonesia seperti daerah di Sumatera memiliki
tingkat konsumsi cabai yang tinggi. Konsumsi cabai merah mencapai 0,34 kg per kapita
sebulan sedangkan konsumsi cabai rawit 0,16 kg per kapita sebulan (BPS, 2019). Hal
ini dikarenakan masyarakat Sumatera memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
dengan citarasa pedas sehingga daerah ini memerlukan pasokan cabai yang tinggi.
Faktor hukum dan politik juga akan mempengaruhi pemasaran komoditas cabai
karena faktor ini merupakan faktor yang bersifat mutlak dan sulit dipengaruhi. Salah
satu contohnya ketika stok cabai di lapangan sedang langka sehingga harga cabai akan
melonjak. Kebijakan yang diambil pemerintah adalah menerapkan sistem harga eceran
tertinggi sehingga petani tidak dapat menjual produknya melebihi HET. Kebijakan ini
akan menjadi baik ketika HET telah diperhitungkan dengan baik sehingga petani tetap
mendapatkan keuntungan yang setimpal dan konsumen mendapatkan harga beli yang
masih terjangkau.
Faktor pemarsaran yang paling terasa dampaknya pada mahasiswa PKKM PSA
4 adalah teknologi. Teknologi berpengaruh dalam kegiatan on farm maupun off farm.
Teknologi mempermudah pekejaan di lapangan seperti penggunaan cultivator untuk
pengolahan tanah, penggunaan drone untuk mengidentifikasi kesuburan tanah,
penggunaan pH meter sehingga dapat memberi perlakukan pada budidaya dengan tepat
guna, dan masih banyak lain. Teknologi mempermudah pekerjaan di lapangan sehingga
lebih efisien dan tidak memakan banyak biaya. Teknologi membuat pemasaran lebih
efiseien karena sistem pemasaran yang dilakukan untuk memasarkan produk
menggunakan digital marketing. Digital marketing yang dilakukan melalui pengiklanan
melalui sosial media seperti Whatsapp dan Instagram. Pengiklanan melalui sosial media
dapat menjangkau konsumen lebih luas dengan lebih efisien dan efektif. Kemudian
konsumen mengetahui dan memesan produk melalui pamflet iklan yang telah disebar.
Dengan cara tersebut, pemasaran dapat dilakukan langsung dari produsen ke konsumen
sehingga tidak banyak melalui rantai pasar. Hal tersebut berdampak pada harga jual
yang diperoleh produsen dapat lebih tinggi sehingga meningkatkan pendapatan
produsen.
Banyaknya pesaing dalam pemsaran komoditas cabai tentu mempengaruhi
keberjalanan pemasaran komoditas cabai mahasiswa. Pedagang di pasar salah satu
contoh pesaing pemasaran mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan pedangang di pasar
mampu menyediakan komoditas dengan harga yang lebih murah walaupun kualitas
kurang baik. Target pasar yang dimiliki pedagang pasar tidak terlalu
mempertimbangkan kualitas namun hanya kepada kuantitas. Berdasarkan hal tersebut
solusi yang diambil dari mahasiswa adalah meningkatkan kualitas komoditas cabai dan
memperkecil target pasar kepada konsumen yang berorientasi terhadap kualitas produk.
Cara tersebut dianggap efektif karena mahaiswa dan konsumen sama-sama
mendapatkan keuntungan.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Sistem pemasaran merupakan serangkaian sistem yang saling berkaitan, yang
terdiri atas gabungan organisasi yang melaksanakan kegiatan pemasaran, produk,
jasa, gagasan yang dipasarkan.
b. Sistem pemasaran cabai pada PKKM PSA Kegiatan 4 menggunakan sistem
pemasaran konvensional dan digital.
c. Saluran pemasaran yang terjadi pada komoditas cabai PKKM PSA Kegiatan 4
adalah saluran pemasaran tingkat nol dan tingkat satu.
d. Faktor yang berpengaruh terhadap pemasaran cabai pada PKKM PSA Kegiatan 4
antara lain demografi, sosial-budaya, hukum-politik, teknologi, persaingan, pasar,
pensuplai, dan perantara.
2. Saran
Sistem pemasaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Saran yang
dapat diberikan dari paparan diatas adalah mengenai manajemen pemasaran akan lebih
baik apabila di perhatikan lagi dan dipahami lagi oleh seluruh lapisan
DAFTAR PUSTAKA
Arwati, S. (2016). Sistem pemasaran dan nilai tambah produk olahan ubi jalar Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Jurnal Galung Tropika, 5(3), 178-190.
BPS. (2019). Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia Dan Provinsi 2019. Badan
Pusat Statistik
Ernawati, D., Yusda, R. A., & Putra, G. M. (2021). Analisis Penyakit Pada Tanaman Cabai
Dengan Metode Case Based Reasoning Berbasis Web. J-Com (Journal of
Computer), 1(1), 43-48.
Herawati, R., Hamdani, N. A., & Susilawati, W. (2021). STRATEGI KEUNGGULAN
BERSAING YANG BERORIENTASI KEPADA KINERJA PEMASARAN
PERGURUAN TINGGI SWASTA. Journal Civics & Social Studies, 5(1), 125-136.
Layton, R. (2015), "Marketing, marketing systems, and the framing of marketing
history", Journal of Historical Research in Marketing, Vol. 7 No. 4, pp. 549-572.
Paurova, V., & Gregova, E. (2020, December). Importance and Process of Marketing
Environment Analysis as Strategic Analysis Tool of Business. In Economic and
Business Management (FEBM 2020) (pp. 720-723)
Striy, L. A., Stankevich, I. V., & Agamedova, L. (2018). The modern marketing environment
of the Azerbaijani telecommunication enterprise. Науковий вісник Ужгородського
університету. Серія «Економіка», (2 (52)), 138-143.
Striy, L., Golubev, A., Zakharchenko, L. & Sakun, A. (2016). Sovremennaya marketingovaya
sreda predpriyatiya telekommunikatsiy Ukrainy[The modern marketing environment
of the enterprise of telecommunications of Ukraine]. Molodoy vcheniy: [Naukoviy
zhurnal]. Kherson: – Vidavnichiy dím "Gel'vetika".Vol. 9 (36), pp. 30-34
Tuapattinaya, P., & Tutupoly, F. (2014). PEMBERIAN PUPUK KULIT PISANG RAJA
(Musa sapientum) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.). BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan
Dan Terapan, 1(1), 13-21
Vargo, S.L. (2011), "Market systems, stakeholders and value propositions: Toward a service‐
dominant logic‐based theory of the market", European Journal of Marketing, Vol. 45
No. 1/2, pp. 217-222.

Anda mungkin juga menyukai