Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGRIBISNIS

“PEMASARAN HASIL PERTANIAN”

NAMA : FRANSISKA RIZKY M.


NIM : 22.12.00004
PROGDI : MANAJEMEN-A
DOSEN : BAMBANG SUPOYO S.P

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAJAWALI


PURWOREJO
TAHUN ANGKATAN 2022/2023
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Pemasaran Hasil Pertanian” dapat selesai pada
waktu yang tepat. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengantar Agribisnis. Penulis menyadari sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak sejak penyusunan ide sampai dengan terselesaikannya makalah ini.
Bersama ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rajawali Purworejo yang telah bersedia


memberikan sarana prasarana untuk penyusunan makalah
2. Bapak Bambang Supoyo SP, selaku dosen dari mata kuliah Pengantar
Agribisnis yang telah memberikan ilmu tentang konsep Agribisnis.
3. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberi dukungan moral maupun
material
4. Serta pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini
berguna bagi kalangan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rajawali Purworejo bahkan
masyarakat luas.

Purworejo, Juli 2023

Penulis

DAFTAR ISI

ii
COVER.....................................................................................................................i

PRAKATA...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................2

1.2 Perumusan Masalah...................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................3

BAB III PERMASALAHAN...................................................................................4

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................5

BAB V PENUTUP...................................................................................................9

A. KESIMPULAN.............................................................................................9

B. SARAN.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemasaran hasil pertanian adalah proses distribusi hasil pertanian dari
petani hingga ke konsumen. Proses pemasaran yang tepat akan berdampak
pada keuntungan yang baik bagi petani. Namun, sayangnya, sistem pemasaran
yang berlangsung di Indonesia belum bisa berjalan secara efektif dan
efisien. Besarnya perbedaan harga atau marjin pemasaran yang relatif besar
masih menjadi tantangan utama dalam pemasaran hasil pertanian.
Ada beberapa strategi pemasaran yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan keuntungan petani, seperti membentuk koperasi agribisnis,
mendapatkan dukungan perbankan daerah, menjalin hubungan yang baik
dengan konsumen, dan memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan
hasil panen langsung ke pembeli akhir.
Produk pertanian memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat, baik untuk pemenuhan kebutuhan akan gizi, maupun
sumber pendapatan. Namun, produk pertanian yang dihasilkan memiliki
beberapa kelemahan, seperti dihasilkan pada musim-musim tertentu yang
menyebabkan terjadinya fluktuasi harga.
Strategi pemasaran memiliki peran penting dalam suatu perusahaan atau
bisnis karena berfungsi untuk menentukan nilai ekonomi perusahaan, baik
harga barang maupun jasa. Dalam usaha agribisnis, pemasaran menjadi kunci
utama agar produk pertanian bisa sampai ke pasar atau konsumen akhir.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

Menurut Ratna Winandi Asmarantaka et al. (2014), aktivitas pemasaran


merupakan hal yang paling penting dalam sistem agribisnis mulai dari penyediaan
sarana produksi pertanian (subsistem input), usaha tani (on farm), pemasaran dan
pengolahan hasil pertanian, serta subsistem penunjang (penelitian, penyuluhan,
pembiayaan/kredit, intelijen pemasaran atau informasi pemasaran, kebijakan
pemasaran).
Tujuan dari pemasaran yaitu menjembatani apa yang diinginkan produsen dan
konsumen dalam melengkapi proses produksi. Hampir semua aktivitas pemasaran
membantu produsen dalam memahami keinginan konsumen. Jadi, pemasaran
membantu menemukan berbagai jawaban dari lima pertanyaan kunci dalam setiap
sistem ekonomi, antara lain: Apa yang seharusnya diproduksi? Berapa banyak
produk yang seharusnya diproduksi? Kapan seharusnya produk diproduksi? Siapa
yang memproduksi? Siapa yang membuat pasar untuk produk tersebut?
Ketika pemasaran dilakukan secara efisien dan adil, pemasaran secara
keseluruhan dapat meningkatan efisiensi ekonomi, peningkatan keuntungan
produsen dan peningkatan kepuasan konsumen.

2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori diatas maka yang menjadi
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang menyebabkan produk pertanian kurang optimal?
2. Bagaimana cara memasarkan produk pertanian?
3. Bagaimana distribusi pendapatan pelaku usaha di sektor pertanian?
4. Bagaimana subsinten pertanian dan pemilik modal?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara memasarkan produk hasil pertanian
2. Untuk mengetahui distribusi pendapatan pelaku usaha sektor pertanian
3. Untuk mengetahui subsisten pertanian dan pemilik modal

3
BAB III
PERMASALAHAN

Ada beberapa masalah dan kendala yang dihadapi dalam pemasaran hasil
pertanian, diantaranya adalah:

1. Kesinambungan Produksi: volume produksi yang kecil karena diusahakan


dengan skala usaha kecil (small scale farming) dan produksi bersifat
musiman sehingga hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu.
2. Kurang Memadainya Pasar.
3. Panjangnya Saluran Pemasaran.
4. Rendahnya Kemampuan Tawar-menawar.
5. Berfluktuasi Harga.
6. Kurangnya Informasi Pasar.
7. Rendahnya Kualitas Produksi2.
8. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia2

4
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya 1. Sektor pertanian meliputi
subsektor tanaman bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan,
subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan

B. Cara Memasarkan Produk Pertanian


Memulai dan menjalankan bisnis memang bukan hal yang mudah. Tetapi jika
Anda memang ingin melakoninya, maka lakukanlah saja. Tidak perlu
mengkhawatirkan berbagai macam hal buruk yang nantinya akan menimpa.
Karena memang setiap hal yang dilakukan oleh setiap individu pasti selalu
terselip risiko didalamnya. Oleh karena itulah, Anda bisa memulai dan
menjalankan bisnis yang diinginkan. Adapun cara-cara untuk memasarkan
produk hasil pertanian yaitu:
1. Jualkan Secara Langsung
Cara memasarkan produk hasil pertanian yang pertama adalah menjualnya
secara langsung. Tentu saja Anda bisa langsung menjualnya kepada konsumen
dnegan cara berkeliling atau bahkan menjualkannya secara langsung di pasar.
2. Menjadi Supplier
Dengan memilih cara memasarkan produk hasil pertanian yang satu ini, maka
Anda tidak akan terlalu direpotkan untuk menjajakannya secara langsung dan
mencari konsumen.

5
3. Marketplace Bisa Jadi Pilihan
Marketplace, agaknya bukan lagi istilah yang asing bagi kebanyakan orang di
zaman yang serba modern dan cepat ini. Marketplace cukup populer dan dikenal
sebagai tempat yang menyediakan berbagai macam produk yang dijual
secara online
4. Jangan Lupakan Media Sosial
Kemudahan, kecepatan dan kelebihan lain yang ditawarkan oleh media sosial
yang ada, pasti sudah dirasakan oleh banyak orang. Hadirnya media sosial harus
bisa Anda manfaatkan sebaik mungkin.
5. Coba Pasarkan di Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan atau supermarket bisa menjadi sasaran empuk bagi
pengelola usaha di bidang pertanian yang ingin memasarkan produknya. Terlebih
jika usaha sudah masuk kedalam skala besar, memasarkannya di grocery
store pasti akan sangat menguntungkan.

C. Distribusi Pendapatan di Sektor Pertanian


Hasil atau produk tani tentu harus bisa dipasarkan dengan baik. Baik dijual di
pasar maupun dijajakan langsung. Pasar dapat diartikan sebagai suatu organisasi
tempat para penjual dan pembeli dapat dengan mudah saling berhubungan. Bagi
pengusaha pertanian, pasar merupakan tempat untuk melempar hasil produksinya.
Dikenal ada beberapa macam pasar (saluran distribusi) dalam bisnis pertanian,
antara lain pasar langsung atau saluran distribusi langsung, saluran distribusi tidak
langsung dan eksportir.

Sebelum sampai ke tangan konsumen, produk usaha pertanian selama ini


hampir harus selalu melalui perantara. Jalan yang dilalui oleh berbagai produk
agribisnis pertanian, dengan atau tanpa melalui perantara, hingga sampai kepada
konsumen dikenal dengan istilah jalur pemasaran atau jalur tata niaga. Alur
pemasaran hasil pertanian adalah proses distribusi hasil pertanian mulai dari
petani sampai kepada konsumen. Proses pemasaran dan alur yang tepat akan
berdampak pada keuntungan yang baik bagi petani, sehingga petani berhasil

6
dalam usahanya. Baik melalui jalur distribusi langsung maupun distribusi tidak
langsung.

Saluran distribusi langsung adalah saluran distribusi yang langsung


mengarah pada konsumen seperti hotel, restoran, rumah sakit dan rumah tangga.
Saluran distribusi langsung ini biasanya dilakukan oleh pengusaha agribisnis
pertanian dalam skala kecil atau pengusaha agribisnis pertanian yang sudah besar
tetapi secara khusus mengadakan kerjasama dengan pihak konsumen dengan
kriteria dan kualitas hasil produksi yang sudah disepakati. Dalam hal ini misalnya
seorang pengusaha agribisnis pertanian mengadakan kerjasama dengan pihak
industri pengolahan.

Sedangkan yang dimaksud dengan saluran distribusi tidak langsung adalah


penjualan melalui pasar-pasar tradisional, swalayan, pedagang pengecer atau
koperasi. Mata rantai atau tata niaga perdagangan dalam saluran distribusi ini
sangat beragam. Ada kalanya seorang pelaku agribisnis pertanian yang langsung
membawa hasil produksinya ke pasar, tetapi tidak sedikit pula yang karena
keterbatasan sarana transportasi, arus informasi, dan komunikasi, hasil produksi
agribisnis pertanian harus dikumpulkan oleh pedagang pengumpul.

Jika bisa dibawa langsung oleh petani dari desanya tentu akan lebih
menguntungkan karena memangkas jalur distribusi dan petani pun bisa
mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan jika harus
melalui pedagang pengumpul. Itulah dua macam saluran distribusi hasil tani.

D. Subsisten Pertanian
Pertanian subsisten adalah pertanian swasembada di mana petani fokus pada
usaha membudidayakan bahan pangan dalam jumlah yang cukup untuk mereka
sendiri dan keluarga. Ciri khas pertanian subsisten adalah memiliki berbagai
variasi tanaman dan hewan ternak untuk dimakan, terkadang juga serat untuk
pakaian dan bahan bangunan. Keputusan mengenai tanaman apa yang akan
ditanam biasanya bergantung pada apa yang ingin keluarga tersebut makan pada
tahun yang akan datang, juga mempertimbangkan harga pasar jika dirasakan

7
terlalu mahal dan mereka memilih menanamnya sendiri. Meski dikatakan
mengutamakan swasembada diri sendiri dan keluarga, sebagian besar petani
subsisten juga sedikit memperdagangkan hasil pertanian mereka
(secara barter maupun uang) demi barang-barang yang tidak terlalu berpengaruh
bagi kelangsungan hidup mereka dan yang tidak bisa dihasilkan di lahan,
seperti garam, sepeda, dan sebagainya. Kebanyakan petani subsisten saat ini
hidup di negara berkembang. Banyak petani subsisten menanam tanaman
pertanian alternatif dan memiliki kemampuan bertani yang tidak ditemukan di
metode pertanian maju.

8
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pertanian merupakan barang-barang yang dihasilkan dalam sektor
pertanian. Hasil pertanian bisa saja seperti beras, cabe, bawang, tomat, dan lain-
lain. Oleh sebab itu pertanian dapat dikatakan sebagai usaha yang mengelola suatu
lahan untuk bercocok tanam, baik secara individu maupun kolektif atau yang
disebut sebagai usaha tani. Petani secara individu maupun kolektif sama-sama
dapat memasarkan barang (produk) hasil pertanian mereka. Memasarkan
maksudnya adalah suatu proses memindahkan atau memproduksi suatu barang
dari produsen ke konsumen. Maksudnya adalah bahwa barang tersebut dapat
digunakan oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, atau sebagai
bahan untuk dikelola kembali dalam bentuk barang yang dapat menambah nilai
guna dari produk hasil pertanian tersebut. Dalam memasarkan suatu produk
pertanian, diperlukan bahwasanya seorang produsen harus mengetahui kondisi
dari suatu pasar. Baik itu dari sisi permintaan konsumen, pembentukan harga,
maupun tata peraturan yang berlaku dalam memasarkan atau pasar tersebut, serta
hasil maupun keuntungan yang akan didapatkan dari memasarkan produk
pertanian tersebut.
Distribusi pendapatan pelaku usaha dalam sektor pertanian juga sangat
diperhatikan. Karena dalam proses memproduksi suatu barang (produk) hasil
pertanian membutuhkan berbagai pengorbanan. Baik dari segi materil maupun
non materil. Sisi materil dikatakan bahwa seorang petani membutuhkan biaya
untuk mengumpulkan bahan-bahan pokok yang akan menghasilkan produk
tersebut. Katakanlah seperti bibit, pupuk, dan dan lain-lain. Hal-hal tersebut
sangat diperlukandalam menghasilkan suatu barang, belum lagi bagaimana biaya
pengakutan (ongkos) untuk barang-barang tersebut, biaya untuk
mengelolanya,apakah diperlukan mesin teknologi. Selain daripada itu sisi non
materilnya juga sangat diperlukan untuk mengelola barang tersebut, contoh:

9
tenaga manusia. Ketika barang itu sudah selesai dikelola, maka si produsen juga
harus memasarkan barang hasil produksinya. Dalam memasarkan produk juga
dibutuhkan biaya-biaya, seperti biaya dalam mengemas barang hasil produksinya,
tempat pemasarannya, dan lain-lain. Oleh sebab itu distribusi (pemerataan)
pendapatan pelaku usaha sektor pertanian sangat perlu untuk diperhatikan. Karena
itu merupakan biaya dan penghasilan dari petani tersebut untuk mengelola dan
menghasilkan produknya tersebut. Dan seorang petani juga berhak dalam
mengambil sedikit keuntungan dari apa yang telah dihasilkannya dan itulah
kodratnya bagi orang-orang yang dapat menghasilkan suatu barang. Sehingga
nantinya petani tersebut dapat memproduksi kembali barang-barang hasil
pertanian, bukan hanya untuk kebutuhan mereka sendiri (keluarga) atau yang
disebut sebagai petani subsisten, bahkan untuk memasarkannya secara lokal,
nasional, dan internasionalnya juga bisa. Untuk mendukung hal tersebut maka
modal merupakan faktor yang diutamakan. Karena tanpa bantuan modal yang
cukup atau banyak seorang petani juga tidak bisa bergerak untuk memperbanyak
kuantitas (jumlah) produk, mengelola aneka ragam hasil pertanian, dan dapat
memperluas pasar dalam memasarkan produknya tersebut. Sehingga modal
merupakan faktor penentu utama yang sangat dibutuhkan oleh seorang petani
(dalam usaha tani). Dimana dalam usaha tani pemilik modal itu sangat banyak,
baik itu pemilik modal sendiri, CV, PT, Firma, Koperasi, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu dengan bantuan modal yang cukup, maka usaha tani dapat berjalan
dengan baik dan berkembang.
B. SARAN
Semoga makalah yang telah saya susun ini dapat bermanfaat yang kemudian dapat
saya amalkan di dalam perusahaan. Saya sangatmenyadari bahwa penyususnan
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan begitu banyak kekurangan-kekurangan,
untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang membangu untuk lebih
menyempurnakan makalah-makalah saya dilain waktu

10
DAFTAR PUSTAKA

Tony Waters. 2007. The Persistence of Subsistence Agriculture: life beneath the level of the

marketplace. Lanham, MD: Lexington Books.

Harahap, Fitra Syawal (2021). Dasar-dasar Agronomi Pertanian. Mitra Cendekia Media.
hlm. 2. ISBN 9786236957851.

11

Anda mungkin juga menyukai