DI SUSUN OLEH:
1. DADAN NURDIANA : 5009210059
2. KUSWAYA : 5009210050
3. ARISMAYANTO : 5009210065
UNIVERSITAS GALUH
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
CIAMIS
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Pemasaran Agribisnis. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemasaran Agribisnis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
laporan praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan praktikum ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Semoga laporan praktikum ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
1.1.Latar Belakang………………………………………………………………….. 1
1.2.Tujuan Praktek………………………………………………………………….. 2
1.3.Tempat dan waktu Observasi…………………………………………………… 2
BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah pasar diartikan sebagi tempat pertemuan antar penjual dan pembeli untuk
mempertukarkan barang- barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang
sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang
melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelas produk tertentu.
1
2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat ini, pemasaran mempunyai
peran penting dalam meningkatkan daya saing produk, mengingat pada saat ini produk
domestic kalah saing dengan produk impor, karena lemahnya sisitem pemasaran yang
terjadi. Lemahnya system pemasaran tersebut akan memperlemah daya saing yang kemudian
akan mengurangi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Teori perdagangan internasional yang
dikemukakan oleh Porter (1990) menunjukkan bahwa sumerdaya yang melimpah tidak secara
otomatis membuat suatu negara akan mempunyai keunggulan kompetitif. Globalisasi
perdagangan bebas menyebabkan timbulnya arus barang produk pertanian, baik produk primer
mapun produk olahan dari impor dan ekspor yang tinggi. Oleh karenanya, koordinasi distribusi
barang ke konsumen yang semakin efektif dan efisien sangatlah dibutuhkan.
Revolusi system pemasaran dari pasar yang tidak terorganisasi (unorganized market)
ke pasar yang terorganisasi ( organized market), terutama system pasar tradisional ke system
pasar modern, mengakibatkan perubahan berbagai kegiatan dalam upaya standarisasi produk
yang dijual. Misalnya, tersedianya produk pertanian baik primary, intermediate, maupun
finishing product yang disediakan dengan standar yang diinginkan konsumen. Sementara itu,
revolusi system pemasaran yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pendirian pasar terminal agribisnis. Pasar ini memerlukan
berbagai perubahan, sehingga system pemasaran yang diselenggarakan menjadi lebih efisien
jika dibandingkan pasar lain.
3
4
4
5
a. Perantara Pedagang
Perantara ini mempunyai hubungan yang erat dalam kepemilikan barang.
Mereka berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan, meskipun memilikinya
tidak secara fisik. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar.
b. Pedagang besar, yang menyalurkan barang ke pengusaha lain.
c. Pengecer, yang menjual barang kepada konsumen akhir.
b. Perantara Pedagang pengumpul (Agen)
Pedagang pengumpul disini didefinisikan sebagai lembaga yang membeli atau
menjual barang-barang kepada pihak lain. Dalam kenyataannya, pedagang pengumpul
dapat beroperasi pada semua tingkat dalam statu saluran pemasaran. Secara garis
besar pedagang pengumpul dibagai kedalam dua kelompok, yaitu pedagang
pengumpul penunjang dan pedagang pengumpul pelengkap.
a. Pedagang pengumpul Penunjang (Facilitating Agent)
b. Pedagang pengumpul penunjang merupakan pedagang pengumpul yang
mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa.
Kegiatan pedagang pengumpul penunjang adalah membantu untuk memindahkan
barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan
pembeli dan penjual. Pedagang pengumpul penunjang dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu: Pedagang pengumpul pengangkutan borongan, pedagang pengumpul
penyimpanan, pedagang pengumpul pengangkutan khusus, serta pedagang
pengumpul pembelian dan penjualan.
c. Pedagang Pengumpul Pelengkap (Supplemental Agent)
Pedagang pengumpul pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan
dalam penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-
kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka pedagang pengumpul
pelengkap ini dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain
berupa: jasa konsultasi, jasa finansial, jasa informasi dan jasa khusus lainnya.
Sementara Sudiyono (2001) mengungkapkan bahwa menurut penguasaannya
terhadap komoditi yang diperjual-belikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu:
• Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai komoditi, seperti pedagang
pengumpul perantara, makelar (broker, selling broker dan buying broker)
5
6
6
7
7
8
b. Fungsi pembelian
Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka memperoleh produk
dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta mengusahakan agar produk
tersebut siap dipergunakan pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak.
Fungsi Pembelian, sebagai berikut:
• Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar mereka sendiri untuk
mengetahui kualitas, jenis dan kuantitas dari produk yang mereka perlukan.
Konsumen akhir juga harus dapat membuat keputusan mengenai produk yang ingin
mereka miliki.
• Fungsi Mencari Kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha mencari sumber produk
yang mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari para penjual yang
dapat menawarkan produk atau jasa tertentu.
• Fungsi assembling. Persediaan bahan harus dikumpulkan untuk digunakan dalam
proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk dikonsumsi
sendiri oleh para konsumen akhir.
8
9
• Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat serta kondisi pembelian harus
dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan di
kemudian hari.
• Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati, selanjutnya
dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan perpindahan hak milik
terjadi.
c. Fungsi Fisis
Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk diangkut,
diproses dan disimpan untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu, fungsi
fisis meliputi hal-hal berikut.
• Pengangkutan. Pengangkutan merupakan gerakan perpindahan barang-barang dari asal
mereka menuju ke tempat lain yang diinginkan (konsumen).
• Penyimpanan atau penggudangan. Penyimpanan berarti menyimpan barang dari saat
produksi mereka selesai dilakukan sampai dengan waktu mereka akan dikonsumsi.
• Pemprosesan. Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah bahan mentah bagi industri
sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk memperoleh nilai tambah (Value Added).
9
10
10
11
1 kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah
hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Ada tiga metode untuk menghitung margin pemasaran yaitu dengan memilih dan
mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik, membandingkan harga pada
berbagai level pemasaran yang berbeda, dan mengumpulkan data penjualan dan
pembelian kotor tiap jenis pedagang. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan
kelebihan. Margin pemasaran menurut jenisnya dibedakan menjadi margin absolut,
persen margin dan kombinasi antara margin absolut dan persen margin. Persentase bagian
margin merupakan suatu pengelompokan yang digunakan secara populer pada
serangkaian angka yang menunjukkan margin absolut dari berbagai tipe pedagang atau
berbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi dengan harga eceran.
Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran yang
umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling, biaya
processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan pembayaran tidak resmi.
Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua
tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan
harga eceran (retail) margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang
dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan
jumlah kuantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan
antara biaya tataniaga dan margin keuntungan.
Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistem
pemasaran dikalikan dengan kuantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini
sama dengan konsep nilai tambah (Value Added). Pengertian ekonomi nilai margin
pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan
hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produk–produk tersebut. Oleh
karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan
marketing charges (Dahl, 1977).
Margin pemasaran dalam teori harga diasumsikan bahwa penjualan pembeli
bertemu langsung, sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan secara agregat. Dengan demikian disimpulkan tidak ada perbedaan antara
harga di tingkat petani dengan harga di tingkat pengecer atau konsumen akhir.
Berdasarkan penelitian-penelitian dari ilmu ekonomi pertanian, ternyata terdapat
perbedaan harga di tingkat pengecer (konsumen akhir) dengan harga di tingkat petani.
Perbedaan ini disebut margin pemasaran. Margin dapat dibedakan menjadi dua cara,
11
12
yaitu: Pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga yang diterima petani. Definisi pertama dikemukakan oleh Daly
(1958) dan diterangkan lebih lanjut oleh Friedman (196). Kedua, margin pemasaran
merupakan biaya dari jasa 0 jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan
dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Definisi kedua ini dikemukakan oleh Aite dan
Trelogan (1951).
Dengan menggunakan definisi pertama yang menyebutkan bahwa margin
pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga
yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut: Harga yang
dibayarkan konsumen merupakan harga ditingkat pengecer, yaitu merupakan
perpotongan antara kurva permintaan primer (Primary Demand Curve) dengan kura
penawaran turunan (Derived Supply Curve). Sedangkan harga ditingkat petani petani
merupakan potongan antara kurva permintaan turunan (Derived Demand Curve) dengan
kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).
Seperti halnya pada permintaan, maka pada penawaran pun terdapat tiga
hubungan antara besar margin pemasaran dengan jumlah penawaran yaitu:
a. Pertama, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran
bertambah maka, disebut margin pemasaran bertambah. (M1 > Mo).
b. Kedua, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran
konstan. (M1 = Mo).
c. Ketiga, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran
berkurang (M1<Mo), maka disebut margin pemasaran berkurang.
Berdasarkan definisi kedua, margin pemasaran yaitu margin pemasaran
merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran, maka membawa konsekuensi yang berbeda
dengan analisis sebelumnya.
Nilai margin pemasaran (VM) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran
yang terlibat dalam pemasaran komoditi pertanian ini nilai margin pemasaran merupakan
hasil kali antara perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani
dengan jumlah yang ditransaksikan.
Bedasarkan dimensi waktunya, margin pemasaran dapat dilihat dalam waktu yang
singkat sekali, yaitu berdasarkan data crhss sectihn atau dalam waktu yang relatif lama.
12
13
Efisiensi pemasaran adalah peningkatan rasio output/input yang umumnya didapat dicapai
dengan salah satu dari empat:
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penyuluh pertanian perlu mempunyai
pengetahuan pemasaran dan kemampuan menganalisis serta memecahkan permasalahan
khususnya di sektor pertanian.
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang terlah dilakukan maka saluran pemasaran yang
dilakukan oleh salah satu pedagang sayuran di pasar Rancah sebagai berikut:
14
15
15
16
16
BAB IV
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18