Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM

MATA KULIAH PEMASARAN AGRIBISNIS

PEMASARAN KOMODITAS KANGKUNG


KAJIAN SALURAN PEMASARAN DAN ANALISIS EFESIENSI

DI SUSUN OLEH:
1. DADAN NURDIANA : 5009210059
2. KUSWAYA : 5009210050
3. ARISMAYANTO : 5009210065

UNIVERSITAS GALUH
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
CIAMIS
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Pemasaran Agribisnis. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemasaran Agribisnis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
laporan praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan praktikum ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Semoga laporan praktikum ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Rancah, 11 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
1.1.Latar Belakang………………………………………………………………….. 1
1.2.Tujuan Praktek………………………………………………………………….. 2
1.3.Tempat dan waktu Observasi…………………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………… 3


2.1. Pemasaran Agribisnis………………………………………………………….. 3
2.2. Lembaga Pemasaran dan Saluran Pemasaran…………………………………. 4
2.3. Fungsi-Fungsi Pasar…………………………………………………………… 7
2.4. Analisis Biaya, Marjin dan Pendapatan Pemasaran…………………………… 10
2.5. Efesiensi Pemasaran…………………………………………………………… 13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………… 14


3.1. Lembaga dan Saluran Pemasaran Komoditas Kangkung…………………….. 14
3.2. Analisis Biaya, Marjin dan Pendapatan Pemasaran Komoditas Kangkung….. 15
3.3. Efesiensi Pemasaran Komoditas Kangkung………………………………….. 16

BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah pasar diartikan sebagi tempat pertemuan antar penjual dan pembeli untuk
mempertukarkan barang- barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang
sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang
melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelas produk tertentu.

Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan


keinginan konsumen melalui pendistribusian suatu produk. Untuk hasil-hasil produk
pertanian dibutuhkan peran dari tataniaga hasil pertanian, di mana tataniaga merupakan
suatu aktivitas bisnis yang di dalamnya terdapat aliran barang dan jasa dari titik produksi
sampai ke titik konsumen. Tataniaga pertanian juga merupakan salah satu faktor pertanian
untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan pemasaran hasil produk pertanian.

Pemasaran produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran dan proses


yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila dibandingkan dengan
pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena komoditas pertanian memiliki
karakteristik khusus yang dimiliki oleh barang-barang non pertanian, karakteristik tersebut
meliputi: sifat produk pertanian yang mudah busuk, rusak dan bersifat bulky serta sangat
tergantung oleh faktor lingkungan (khususnya musim). Karakteristik hasil pertanian tersebut
menuntut lembaga-lembaga pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses
produksi pertanian, karena pada dasarnya kegiatan pemasaran produk pertanian
membutuhkan rantai pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut
diharapkan dapat memberikan pemasaran yang efisien, di mana pendapatan untuk petani
dapat meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau tinggi.

Kangkung (kangkung) adalah tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan


ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak
terdapat di kawasan Asia, tempat asalnya tidak diketahui. dan merupakan tumbuhan yang
dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.

1
2

1.2 Tujuan Praktek


1. Untuk mengetahui bagaimana Lembaga Pemasaran Komoditas Kangkung
2. Untuk mengetahui bagaimana Saluran pemasaran Komoditas Kangkung
3. Untuk mengetahui bagaimana Analisis Biaya Pemasaran Komoditas Kangkung
4. Untuk mengetahui bagaimana Analisis Marjin Pemasaran Komoditas Kangkung
5. Untuk mengetahui bagaimana Analisis Pendapatan Pemasaran Komoditas
Kangkung

1.3 Tempat dan Waktu Observasi


Praktek ini di laksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Januari 2023 berlokasi di KT Kerta
Makmur Desa Cisontrol Kecamatan Rancah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran Agribisnis

Pemasaran berperan dalam pembangunan pertanian. Perbaikan sisitem pemasaran


disektor pertanian mendorong pada peningkatan produksi melalui efek langsung dan efek tidak
langsung. Efek langsung terjadi karena pemasaran menambah harga di tingkat produsen
melalui turunnya biaya pemasaran; sedangkan efek tidak langsung terjadi karena adanya
perluasan pasar yang disebabkan konsumen dapat menerima harga lebih rendah yang pada
akhirnya menaikkan jumlah permintaan konsumen dan harga di tingkat produsen (Mellor,
1996). Disisi lain, kondisi struktur pasar yang dihadapi produsen yang cenderung oligopoly
atau monopoli telah memperparah posisi produsen dan seringkali menjadi penyebab tidak
berkembangnya usaha produsen kecil untuk meningkatkan harga jualnya.

Untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat ini, pemasaran mempunyai
peran penting dalam meningkatkan daya saing produk, mengingat pada saat ini produk
domestic kalah saing dengan produk impor, karena lemahnya sisitem pemasaran yang
terjadi. Lemahnya system pemasaran tersebut akan memperlemah daya saing yang kemudian
akan mengurangi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Teori perdagangan internasional yang
dikemukakan oleh Porter (1990) menunjukkan bahwa sumerdaya yang melimpah tidak secara
otomatis membuat suatu negara akan mempunyai keunggulan kompetitif. Globalisasi
perdagangan bebas menyebabkan timbulnya arus barang produk pertanian, baik produk primer
mapun produk olahan dari impor dan ekspor yang tinggi. Oleh karenanya, koordinasi distribusi
barang ke konsumen yang semakin efektif dan efisien sangatlah dibutuhkan.

Revolusi system pemasaran dari pasar yang tidak terorganisasi (unorganized market)
ke pasar yang terorganisasi ( organized market), terutama system pasar tradisional ke system
pasar modern, mengakibatkan perubahan berbagai kegiatan dalam upaya standarisasi produk
yang dijual. Misalnya, tersedianya produk pertanian baik primary, intermediate, maupun
finishing product yang disediakan dengan standar yang diinginkan konsumen. Sementara itu,
revolusi system pemasaran yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pendirian pasar terminal agribisnis. Pasar ini memerlukan
berbagai perubahan, sehingga system pemasaran yang diselenggarakan menjadi lebih efisien
jika dibandingkan pasar lain.

3
4

Pemasaran agribisnis/usaha pertanian mencakup segala kegiatan dan usaha yang


berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan
kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke konsumen, termasuk di dalamnya kegiatan-
kegiatan, serangkaian jasa-jasa tertentu yang menghasilkan perubahan (bentuk, waktu, tempat,
atau hak milik) dari barang, yang dtujukan untuk lebih mempermudah penyaluranya dan
memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumennya. Dalam roses penyaluran
barang-barang sebelum diterima oleh konsumen, telah mengalami proses pengumpulan
(concentration), proses penyeimbangan (equalization), proses penyebaran (dispertion) dengan
pedagang besar (wholesaler) sebagai titik akhir pengumpulan (wholesaler receiver) dan titik
awal penyebaran (wholesaler distributor). Adanya interaksi antara permintaan dan penawaran
terjadi pembentukan harga keseimbangan. Mergin pemasaran adalah perbedaan antara harga
eceran ( permintaan primer) dan harga pada tingkat petani (permintaan turunan). Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pendapatan petani ( net farm income) adalah; volume produk yang
dijual, harga produk, biaya prouksi dan pemasaran produk. Dalam kontek pemasaran terdapat
tiga strategi utama, yaitu; a) strategi biaya murah tanpa mengabaikan kualitas produk, dengan
cara melakukan efisiensi biaya produksi, b) strategi diferensiasi produk, produk inti, produk
formal, dan produk keseluruhan (augmented product) dan c) strategi fokus.

2.2. Lembaga Pemasaran dan Saluran Pemasaran


2.2.1. Lemabaga Pemasaran
Menurut Kotler (1997) lembaga pemasaran timbal karena adanya keinginan
konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang
diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi
pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin konsumen
memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran.
Lembaga pemasaran ini dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi
yang dipasarkan dan bentuk usahanya. Sedangkan Sudiyono (2001) menjelaskan
lembaga pemasaran sebagai badan usaha atau individu yang menyelenggarakan
pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta
mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lain.
Jenis-Jenis Lembaga Pemasaran
Swastha berpendapat bahwa secara luas terdapat dua golongan besar lembaga
pemasaran yang terlibat dalam saluran distribusi yaitu perantara pedagang dan perantara
pedagang pengumpul.

4
5

a. Perantara Pedagang
Perantara ini mempunyai hubungan yang erat dalam kepemilikan barang.
Mereka berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan, meskipun memilikinya
tidak secara fisik. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar.
b. Pedagang besar, yang menyalurkan barang ke pengusaha lain.
c. Pengecer, yang menjual barang kepada konsumen akhir.
b. Perantara Pedagang pengumpul (Agen)
Pedagang pengumpul disini didefinisikan sebagai lembaga yang membeli atau
menjual barang-barang kepada pihak lain. Dalam kenyataannya, pedagang pengumpul
dapat beroperasi pada semua tingkat dalam statu saluran pemasaran. Secara garis
besar pedagang pengumpul dibagai kedalam dua kelompok, yaitu pedagang
pengumpul penunjang dan pedagang pengumpul pelengkap.
a. Pedagang pengumpul Penunjang (Facilitating Agent)
b. Pedagang pengumpul penunjang merupakan pedagang pengumpul yang
mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa.
Kegiatan pedagang pengumpul penunjang adalah membantu untuk memindahkan
barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan
pembeli dan penjual. Pedagang pengumpul penunjang dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu: Pedagang pengumpul pengangkutan borongan, pedagang pengumpul
penyimpanan, pedagang pengumpul pengangkutan khusus, serta pedagang
pengumpul pembelian dan penjualan.
c. Pedagang Pengumpul Pelengkap (Supplemental Agent)
Pedagang pengumpul pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan
dalam penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-
kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka pedagang pengumpul
pelengkap ini dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain
berupa: jasa konsultasi, jasa finansial, jasa informasi dan jasa khusus lainnya.
Sementara Sudiyono (2001) mengungkapkan bahwa menurut penguasaannya
terhadap komoditi yang diperjual-belikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu:
• Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai komoditi, seperti pedagang
pengumpul perantara, makelar (broker, selling broker dan buying broker)
5
6

• Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi pertanian yanng diperjual-


belikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importer
• Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai komoditi
pertanian yang diperjual-belikan, seperti perusahaan-perusahaan penyedia
fasilitas transportasi, asuransi, surveyor dan lain sebagainya.
Lebih lanjut Sudiyono (2001) menyatakan bahwa pada kenyataannya suatu
lembaga pemasaran dapat menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran. Oleh sebab itu,
perlu diketahui mengenai bentuk usaha dari lembaga pemasaran tersebut. Lembaga-
lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran komoditi pertanian sangat
beragam. Ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang
hanya melibatkan sedikit lembaga pemasaran.
Anindita (2004) menjelaskan bahwa kelembagaan dalam tataniaga meliputi
berbagai organisasi usaha yang dibangun untuk menjalankan pemasaran. Perdagan
perantara adalah individu-individu atau pengusaha yang melaksanakan berbagai fungsi
pemasaran yang terlibat dalam pembelian dan penjualan barang karena mereka ikut
memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Mereka melaksanakan kegiatan
sebagai propietor (pemilik), partnership (mitra) atau perusahaan koperasi/nonkoperasi.

2.2.2. Saluran Pemasaran


Pemasaran hasil pertanian merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kegiatan pemasaran suatu produk, kita harus
mempertimbangkan saluran pemasaran yang dapat dipakai untuk menyalurkan produk
dari produsen ke konsumen. Menurut Philip Khotler (1996) mengemukakan bahwa
saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat
dalam proses menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Sedangkan menurut Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke
konsumen atau pemakai industri. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka
proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Suatu barang dapat
berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai kepada konsumen. Ada
beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-barang
yang ada.

6
7

Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


a) Saluran distribusi langsung, saluran ini merupakan saluran distribusi yang paling
sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa
amenggunakan perantara. Di sini produsen dapat menjual barangnya melalui pos atau
mendatangi langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah saluran nol
tingkat (Zero Stage Channel).
b) Saluran disrtibusi yang menggunakan satu perantara yakni melibatkan produsen dan
pengecer. Di sini pengecer besar langsung membeli barang kepada produsen, kemudian
menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan saluran satu
tingkat (One Stage Channel).
c) Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang besar dan pengecer,
saluran distrinusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh produsen. Di sini
produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja,
tidak menjual kepada pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar
dan pembelian oleh konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi
semacam ini disebut juga saluran distribusi dua tingkat (Two Stage Channel).
d) Saluran distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara. Dalam hal ini produsen
memilih pedagang pengumpul sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada
pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada took-toko kecil. Saluran distribusi
seperti ini dikenal juga dengan istilah saluran distribusi tiga tingkat (Three Stage
Channel), Philip Kotler (1996).

2.3. Funsi-Fungsi Pasar


Produk harus dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses pemasaran. Fungsi
pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dari
satu pihak ke pihak lainnya dalam sistem pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam
proses ini ialah pedagang, distributor dan pedagang pengumpul yang memperoleh komisi
karena mempertemukan pembeli dan penjual.
Fungsi Pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas 2 bagian, yaitu:
a. Fungsi Penjualan
Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan penawaran (pembeli
atau penjual). Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (melalui
perantara).

7
8

Fungsi penjualan yaitu meliputi sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut.


• Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah produk yang memuaskan
konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan
pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi, tetapi hal itu penting pula
bagi pemasaran.
• Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan mencari dan membuat
kontak dengan para pembeli.
• Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua usaha yang dilakukan oleh
para penjual untuk mendorong para pembeli membeli produk-produk mereka.
Termasuk pada tindakan yang menjual secara individu, dengan undian dan juga
mengadakan reklame.
• Fungsi melakukan negosiasi. Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh
para pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga,
pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya.
• Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup persetujuan akhir untuk melakukan
penjualan dan transfer hak milik.

b. Fungsi pembelian
Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka memperoleh produk
dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta mengusahakan agar produk
tersebut siap dipergunakan pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak.
Fungsi Pembelian, sebagai berikut:
• Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar mereka sendiri untuk
mengetahui kualitas, jenis dan kuantitas dari produk yang mereka perlukan.
Konsumen akhir juga harus dapat membuat keputusan mengenai produk yang ingin
mereka miliki.
• Fungsi Mencari Kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha mencari sumber produk
yang mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari para penjual yang
dapat menawarkan produk atau jasa tertentu.
• Fungsi assembling. Persediaan bahan harus dikumpulkan untuk digunakan dalam
proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk dikonsumsi
sendiri oleh para konsumen akhir.

8
9

• Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat serta kondisi pembelian harus
dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan di
kemudian hari.
• Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati, selanjutnya
dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan perpindahan hak milik
terjadi.

c. Fungsi Fisis
Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk diangkut,
diproses dan disimpan untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu, fungsi
fisis meliputi hal-hal berikut.
• Pengangkutan. Pengangkutan merupakan gerakan perpindahan barang-barang dari asal
mereka menuju ke tempat lain yang diinginkan (konsumen).
• Penyimpanan atau penggudangan. Penyimpanan berarti menyimpan barang dari saat
produksi mereka selesai dilakukan sampai dengan waktu mereka akan dikonsumsi.
• Pemprosesan. Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah bahan mentah bagi industri
sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk memperoleh nilai tambah (Value Added).

d. Fungsi Penyedia Sarana


Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang dapat membantu sistem pemasaran
agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi ini meliputi hal-hal berikut.
• Informasi pasar. Pembeli memerlukan informasi mengenai harga dan sumber-sumber
penawaran. Informasi pasar ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik itu media
massa, pemerintahan, perusahaan swasta, maupun lembaga pendidikan.
• Penanggungan risiko. Pemilik produk menghadapi risiko sepanjang saluran pemasaran.
• Standardisasi dan grading. Standardisasi memudahkan produk untuk dijual dan dibeli,
sedangkan grading adalah klasifikasi hasil pertanian ke dalam beberapa golongan mutu
yang berbeda-beda, masing-masing dengan label dan nama tertentu.
• Pembiayaan. Pemasaran modern memerlukan modal (uang) dalam jumlah besar untuk
membeli mesin-mesin dan bahan-bahan mentah, serta untuk menggaji tenaga kerja.
Proses pemasaran pun menghendaki pemberian kredit kepada pembeli.

9
10

2.4. Analisis Biaya, Marjin dan Pendapatan Pemasaran


Dalam teori harga dianggap produsen bertemu langsung dengan konsuen,
sehingga harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan antara kurva penawaran
dengan kurva permintaan. Realititas pemasaran pertanian sangat jauh dari anggapan ini,
sebab komoditi pertanian yang produksikan di daerah sentra produksi akan dikonsumsi
oleh konsumen akhir setelah menempuh jarak yag sangat jauh, antarkabupaten,
antarpropinsi, antarnegara bahkan antarbenua, baik komoditi olahan maupun olahan.
Dengan demikian sebenarnya jarang sekali produsen melalukan transaksi secara langsung
dengan kosumen akhir. Untuk itu digunakan konsep margin pemasaran. Margin
pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran.
Pada analisis pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin pemasaran yang
dipandang dari sisi harga ini. Marjin pemasaran merupakan selisih harga yang yang
dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani produsen.
Margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:
a. Margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen
akhir dengan harga yang diterima petani (produsen).
b. Margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa pemasaran.
Harga yang dibayar konsumen akhir merupakan harga di tingkat pedagang
pengecer. Bila digambarkan dalam suatu kurva, maka keseimbangan harga ditingkat
pengecer merupakan perpotongan antara kurva penawaran turunan (Derived Supply
Curve), dengan kurva permintaan primer (Primary Demand Curve). Sedangkan
keseimbangan harga di tingkat petani perpotongan antara kurva penawaran primer
(Primary Supply Curve).
Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:
a. Biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan
fungsi-fungsi pemasaran, yang disebut dengan biaya pemasaran atau biaya
fungsional (Functional Cost).
b. Keuntungan (Profit) lembaga pemasaran.
Margin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam
sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang
diterima produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal,
marjin pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis. Produk referensi
merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada
konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan

10
11

1 kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah
hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Ada tiga metode untuk menghitung margin pemasaran yaitu dengan memilih dan
mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik, membandingkan harga pada
berbagai level pemasaran yang berbeda, dan mengumpulkan data penjualan dan
pembelian kotor tiap jenis pedagang. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan
kelebihan. Margin pemasaran menurut jenisnya dibedakan menjadi margin absolut,
persen margin dan kombinasi antara margin absolut dan persen margin. Persentase bagian
margin merupakan suatu pengelompokan yang digunakan secara populer pada
serangkaian angka yang menunjukkan margin absolut dari berbagai tipe pedagang atau
berbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi dengan harga eceran.
Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran yang
umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling, biaya
processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan pembayaran tidak resmi.
Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua
tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan
harga eceran (retail) margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang
dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan
jumlah kuantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan
antara biaya tataniaga dan margin keuntungan.
Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistem
pemasaran dikalikan dengan kuantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini
sama dengan konsep nilai tambah (Value Added). Pengertian ekonomi nilai margin
pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan
hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produk–produk tersebut. Oleh
karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan
marketing charges (Dahl, 1977).
Margin pemasaran dalam teori harga diasumsikan bahwa penjualan pembeli
bertemu langsung, sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan secara agregat. Dengan demikian disimpulkan tidak ada perbedaan antara
harga di tingkat petani dengan harga di tingkat pengecer atau konsumen akhir.
Berdasarkan penelitian-penelitian dari ilmu ekonomi pertanian, ternyata terdapat
perbedaan harga di tingkat pengecer (konsumen akhir) dengan harga di tingkat petani.
Perbedaan ini disebut margin pemasaran. Margin dapat dibedakan menjadi dua cara,

11
12

yaitu: Pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga yang diterima petani. Definisi pertama dikemukakan oleh Daly
(1958) dan diterangkan lebih lanjut oleh Friedman (196). Kedua, margin pemasaran
merupakan biaya dari jasa 0 jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan
dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Definisi kedua ini dikemukakan oleh Aite dan
Trelogan (1951).
Dengan menggunakan definisi pertama yang menyebutkan bahwa margin
pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga
yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut: Harga yang
dibayarkan konsumen merupakan harga ditingkat pengecer, yaitu merupakan
perpotongan antara kurva permintaan primer (Primary Demand Curve) dengan kura
penawaran turunan (Derived Supply Curve). Sedangkan harga ditingkat petani petani
merupakan potongan antara kurva permintaan turunan (Derived Demand Curve) dengan
kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).
Seperti halnya pada permintaan, maka pada penawaran pun terdapat tiga
hubungan antara besar margin pemasaran dengan jumlah penawaran yaitu:
a. Pertama, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran
bertambah maka, disebut margin pemasaran bertambah. (M1 > Mo).
b. Kedua, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran
konstan. (M1 = Mo).
c. Ketiga, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran
berkurang (M1<Mo), maka disebut margin pemasaran berkurang.
Berdasarkan definisi kedua, margin pemasaran yaitu margin pemasaran
merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran, maka membawa konsekuensi yang berbeda
dengan analisis sebelumnya.
Nilai margin pemasaran (VM) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran
yang terlibat dalam pemasaran komoditi pertanian ini nilai margin pemasaran merupakan
hasil kali antara perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani
dengan jumlah yang ditransaksikan.
Bedasarkan dimensi waktunya, margin pemasaran dapat dilihat dalam waktu yang
singkat sekali, yaitu berdasarkan data crhss sectihn atau dalam waktu yang relatif lama.

12
13

2.4. Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran adalah peningkatan rasio output/input yang umumnya didapat dicapai
dengan salah satu dari empat:

1. output tetap konstan, sedangkan input turun,


2. output naik, sedangkan input tetap konstan,
3. output naik dalam tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan input, dan
4. output turun dalam tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat penurunan
input.

Ada dua macam efisiensi pemasaran:

1. efisiensi operasional yang mengukur produktifitas pelaksanaan fungsi pemasaran,


2. efisiensi harga yang mengukur bagaimana harga pasar mencerminkan biaya produksi
dan biaya pemasaran secara memedai pada seluruh system pemasaran.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penyuluh pertanian perlu mempunyai
pengetahuan pemasaran dan kemampuan menganalisis serta memecahkan permasalahan
khususnya di sektor pertanian.

13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Lembaga dan Saluran Pemasaran Komoditas Kangkung


Lembaga pemasaran yang ada di lokasi Kelompoktani Kertamakmur Desa
Cisontrol yaitu :
- Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer merupakan pemilik toko/perusahaan yang kegiatan
utamanya menjual barang secara eceran. Ny Yayat Cahyati salah satu dari pedagang
sayuaran, merupakan pedagang pengecer sayuran yang berada di pasar Rancah. Mereka
menjual berbagai jenis sayuran salah satunya adalah Kangkung. Jumlah kangkung yang
dibeli oleh pedagang pengecer dari Kelompoktani sejumlah 400 ikat/hari.

Berdasarkan hasil penelitian yang terlah dilakukan maka saluran pemasaran yang
dilakukan oleh salah satu pedagang sayuran di pasar Rancah sebagai berikut:

Produsen Pengecer Konsumen Akhir

Berdasarkan bagan di atas, produsen Kangkung yang berada di daerah Rancah


menjual produknya langsung kepada pedagang pengecer, yang kemudian oleh pedagang
pengecer dijual kepada konsumen akhir.

14
15

3.2. Analisis Biaya, Marjin dan Pendapatan Pemasaran Komoditas Kangkung


Harga pedagang pengecer ke konsumen
Jumlah
Harga Bongkar Harga Penyusutan
No Nama Transportasi Biaya Keuntungan Margin
Beli/Ikat Muat Jual 10%
Pemasaran

1 Yayat 2.000 - - 2.000 3.000 - 1.000 33.3 %


2 Maman 2.000 - - 2.000 3.000 - 1.000 33.3 %
Jumlah 4.000 - - 4.000 6.000 - 2.000
Rata- 2.000 - - 2.000 3.000 - 1.000
Rata

Efesiensi Pemasaran Komoditas Kangkung

15
16

3.4. Efesiensi Pemasaran Komoditas Kangkung

No Keterangan Nilai Margin Distribusi Share Rasio


(Rp/Ikat) Pemasaran Marjin Harga
(Rp) (%) (%)
1 Petani
Harga Jual 2.000 66,67

2 Pengecer 1.000 14.92


Harga beli 2.000 66.67
Pengangkutan -
Sortasi -
Grading -
Pengemasan -
Transfortasi -
Resiko 33.33 3.33 1.11
Total Biaya 33.33 96.6 32.2
Keuntungan 966
Harga Jual 3.000
TOTAL MARJIN 1.000

16
BAB IV
KESIMPULAN

Saluran pemasaran Komoditas Kangkung di pasar Rancah hanya memiliki satu


saluran pemasaran, yaitu produen ke pedagang pengecer dan kemudian diterima oleh
konsumen akhir. Sementara lembaga pemasaran komoditas Kangkung di pasar Rancah,
yaitu pedagang pengecer cukup banyak.
Sedangkan fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran fungsi yang terdiri dari fungsi
pembelian, penjualan. Fungsi fisik yaitu meliputi pengangkutan, penyimpanaan, pemilihan
dan terakhir fungsi fasilitas yang terdiiri dari pelayanan, penyebaran informasi dan
koordinasi pemasaran. Pada margin pemasaran Komoditas Kangkung, tingkat efisiensi baik
secara teknis maupun ekonomis pada pedagang.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Harver W. Ir, 2002 Manajemen Pemasaran


2. https://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung
3. https://repository.yudharta.ac.id/550/8/201669070004_LAMPIRAN.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai