Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya masyarakat selalu menginginkan sesuatu yang berbeda, tidak

terkecuali dengan hal kuliner atau makanan.(Inayah et al., 2021). Seorang ibu mempunyai

banyak peran dalam keluarga, kewajibannya mengurus rumah tangga. Selain itu untuk

memenuhi kebutuhan keluarga seorang ibu rumah tangga membantu menambah pendapatan

dengan menggali potensi yang diamiliki sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Pemberdayaan perempuan adalah suatu proses dan memberi perempuan kekuatan atau

wewenang untuk menantang situasi tertentu (Basu dan Irawan 2001).

Perempuan yang dimaksud merupakan ibu-ibu rumah tangga yang berusaha

meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang

berupa modal yang dimiliki, bahan baku yang dimiliki dan metode yang digunakan saat

produksi. Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan

banyaknya orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja.

(Lewenussa et al., 2019). Memunculkan kreativitas dan inovasi dalam melakukan bisnis ini,

bukan tidak mungkin bisnis ini bias menjadi bisnis yang begitu menjanjikan bagi pelakunya.

(Rawi et al., 2019).

di Kelurahan wianitu terdapat usaha nasi kuning. Pada awal yang memiliki ide dan

melakukan usaha ini dari 2 orang yaitu bu Eni dan bu Sutris dan akhirnya saat ini

menjadi 9 (sembilan) orang diantaranya bu Eka, bu Parman, bu Sipo, bu Tia, bu Nugi, bu Ima,

dan bu Nyamin.
Sektor unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.(Lindiani et al.,

2021) Permasalahan usaha skala rumah ini produk penyusunan hasil masakan yang kurang

menarik sehingga ketika di foto terlihat tidak begitu menarik dan selama ini hanya

menerima nasi dalam bentuk kotak tidak mencoba membuat tumpeng.

Pengembangan produk dalam menata dan mempercantik makanan sangat penting

untuk menarik minat calon pembeli sehingga ketika pembeli lebih banyak akan menambah

pendapatan seorang ibu sehingga penghasilan keluarga mengalami peningkatan.

Berdasarkan analisis di lokasi yang sudah dijelaskan di atas, atau penyusunan nasi kuning

jadi lebih menarik dan cantik ibu Kelurahan wianitu yang kurang maksimal maka melalui

penyuluhan dan latihan cara platting makanan dan strategi pemasaran sehingga diharapkan ada

pengembangan usaha para ibu-ibu. Perlu ada tahap tahap dalam manajemen penjualan

meliputi, Prospecting ; Perencanaan pra penjualan ; Presentasi penjualan; Mengatasi

keberatan prospek dan Menutup penjualan,(Rawi & Rahman, 2019).

Berdasarkan pada permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian tentang “ ANALISIS STRATEGI PELAKU USAHA KULINER NASI
KUNING DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA DI OSM KELURAHAN
WAINITU KECAMATAN NUSANIWE

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:


1. Bagaimana strategi pelaku usaha kuliner nasi kuning menghadapi persaingan usaha di
OSM?
2. Bagaimana tingkat perkembangan usaha usaha kuliner nasi kuning dalam persaingan
usaha?
C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut


1. Untuk mengetahui berapa besar usaha kuliner nasi kuning di kelurahan wainitu.
2. Untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha kuliner nasi kuning di kelurahan
wainitu.
A. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah:


1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat secara teoritis, Sebagai upaya
untuk penjelasan kajian tentang Analisis Strategi Pelaku Usaha Kuliner Nasi Kuning
Dalam Menghadapi Persaingan Usaha Di Osm Kelurahan Wainitu Kecamatan
Nusaniwe.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dan sebagai bekal dalam
mengaplikasikan pengetahuan teoritik terhadap masalah praktis, sekaligus dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan oleh peneliti-peneliti lain.
b. Bagi lembaga terkait
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi berbagai pihak
sebagai bahan tambahan informasi bagi para peneliti selanjutnya.

”.
BAB II

MANFAAT TEORITIS

A. Pengertian Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu siasat perang atau akal

(tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud.

Startegi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Pengertian lain mengatakan Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang

menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya, dan

sekaligus dapat dibentuk strategi yang tertealisasi muncul dalam tanggapan terhadap strategi

yang dapat berkembang melalui sebuah proses perumusan (formulation) yang di ikuti oleh

pelaksanaan (implementation).

2. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses dalam masyarakat yang berfungsi memudahakan

(memberikan/ menciptakan fasilitas-fasilitas) penyesuaian produk aparat-aparat produksi dengan

persepsi dan kehendak masyarakat konsumen. Sering terdengar orang banyak berbicara

mengenai penjualan, pembelian, transaksi dan perdagangan; tetapi apakah istilah ini sama degan

apa yang dimaksud dengan pemasaran? Timbulnya penafsiran yang tidak tepat ini, terutama

disebabkan karena masih banyaknya yang mengetahui dengan tepat definisi tentang pemasaran

tersebut. Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi American
Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasraan adalah hasil prestasi kerja kegiatan

usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Pandangan yang sempit dalam pengertian pemasaran akan menyebabkan banyak pengusaha

dunia yang berorientasi pada produksi dan berfikir dari segi produksi. Mereka menekankan

produk apa yang dapat dihasilkan , bukan produk yang dapat sipasarkan.

Pemasaran (marketing) adalah Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan sosial,

budaya, politik, ekonomi dan manajerial.

Pengertian lain menjelaskan bahwa pemasaran dalah suatu proses sosial dimana individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui proses penciptaan,

penawaran dan pertukaran produk serta pelayanan secara bebas dengan orang lain.

3. Pengertian Strategi

Pemasaran Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadau

dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan

dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan kata lain

strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan atau sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi

arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu-kewaktu, pada masing-masing

tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi

lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Strategi pemasaran terfokus pada mencari dan memberi kepada pelanggan superior, serta

memiliki nilai yang berbeda untuk mengembangkan bisnis. Strategi pemasaran juga bertujuan

untuk meningkatkan penjualan, karena penjulan merupakan ujung tombak dari strategi yang

diterapkan disebuah perusahaan.


Strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan dan internal perusahaan

melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa kesempatan dan ancaman

yang akan dihadapi perusahaan dari lingkungannya. Selain itu strategi yang telah dijalankan

harus dinilia kembali, apakah masih sesuai dengan kondisi saat ini.

Faktor lingkungan yang dianalisa dalam penyususnan strategi pemasaran adalah keadaan

pasar atau persaingan, perkembangan teknologi, keadaan ekonomi, peraturan dan kebijakan

pemerintah, keadaan sosial budaya dan keadaan politik. Masing-masing faktor ini dapat

menimbulkan adanya kesempatan atau hambatan bagi pemasaran produk suatu perusahaan.

Khusus dalam bidang pemasaran, faktorfaktor lingkungan atau eksternal adalah faktor yang tidak

dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan. Sedangkan faktor internal dalam bidang

pemasaran adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan umumnya dan

pimpinan pemasaran khususnya, yang terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi dan

pelayanan.

B. Konsep Pemasaran

Pada umumnya setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosodi pemsaran, yaitu

anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan

dan keinginan konsumen. Ada beberapa konsep yang ada dalam pemasaran, hal ini dipengaruhi

beberapa faktor, diantaranya nilai-nilai visi manajemen, lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Perkembangan konsep pemasaran meliputi.

1. Konsep Produksi

Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi (internal).

Asumsi yang diyakini adalah bahwa konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah
dan gampang diperoleh. Dengan demikian, kegiatan organisasi harus difokuskan pada efisiensi

biaya (pro duksi) dan ketersediaan produk (distribusi), agar perusahaan dapat meraih

keuntungan.

2. Konsep Produk

Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-

produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau penampilan superior. Konsekuensinya,

pencapaian tujuan bisnis perusahaan dilakukan melalui inovasi produk, riset, pengembangan, dan

pengendalian kualitas secara berkesinambungan.

3. Konsep Penjualan

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal),

dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bilamana perlu dibujuk) agar

penjualan dapat meningkat, sehingga tercapai laba maksimum sebagaimana menjadi tujuan

perusahaan. Dengan demikian, fokus kegiatan pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki

teknik-teknik penjualan dan kegiatan promosi secara insentif dan agresif agar mampu

mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli.

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan anggapan

bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi

kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Implikasinya, fokus pemasaran

aktivitas pemasaran dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan adalah berusaha memuaskan
pelanggan melalui perilaku konsumen secara menyeluruh yang dijabarkan dalam kegiatan

pemasaran yang mengintegrasikan kegiatan-kegiatan fungsional lainnya.

5. Konsep Pemasaran Sosial

Konsep ini beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli produk-produk yang

mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan

lingkungan sosial konsumen. Tujuan aktivitas pemasran adaah berusaha memenuhi kebutuhan

masyarakat, sekaligus memperbaiki hubungan antara produsen dan masyarakat demi peningkatan

kesejahteraan pihak-pihak terkait.

C. Pelaku Usaha

1. Pengertian Pelaku Usaha

Dalam memahami pengertian tentang pelaku usaha UUKP yang merupakan pelaku usaha

yaitu perusahan, korperasi, koperasi dan yang semisal dengannya.1 Jadi pengertian pelaku usaha

dalam UndangUndang Perlindungan Konsumen tersebut luas sekali, karena pengertiannya tidak

dibatasi hanya pabrikan saja, melainkan juga para distributor (dan jaringannya), serta termasuk

para importir.

Pengertian pelaku usaha tercantum dalam Pasal 1: 3 Undang-Undang nomor. 8/1999

tentang perlindungan terhadap atau pengguna yang menjelaskan bahwa “ pelaku atau orang yang

melakukan usaha ialah individu atau kelompok badan usaha yang berbentuk badan hukum

ataupun yang tidak termasuk badan hukum yang ditetapkan atau bertempat dan melakukan suatu

akhtivitas tertentu di wilaya hukum negara RI, baik sendiri maupun bersamasama melalui

perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.


2. Wujud atau bentuk dari pelaku usaha

Terdapat sejumlah bentuk dari pelaku wirausaha atau para pengusaha diantaranya yaitu:

a. Individu, ialah seorang atau perorangan yang melakukan suatu usahanya dengan tidak

melibatkan orang lain atau seorang diri. b. Sedangkan untuk badang usaha, ialah kumpulan dari

sejumlah orang yang melakukan suatu usaha. Dalam hal ini badan usaha dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok atau dua katagori diantaranya:

1) Badan hukum, misalnya Perseroan Terbatas (PT)

2) yang tidak termasuk badan hukum, daintaranya firma atau sejumlah orang yang

melakukan aktivitas usaha dengan cara insidental. Sebagai contoh yaitu pada saat banjir

dan banyak mobil yang macet atau mogok, kemudian ada sejumlah atau sekelompok

orang yang menawarkan jasa untuk menolong kendaraan tersebut dengan sejumlah

imbalan yang telah ditentukan nominal atau jenis barang nya.

Badan usaha tersebut harus memenuhi salah satu kriteria berikut:

a. Didirikan dan berkedudukan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia

b. Melakukan kegiatan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia.

D. Definisi Pendapatan

Pendapatan memiliki penafsiran yang berbeda-beda bagi pihak yang

berkompeten disebabkan karena latar belakang disiplin yang berbeda dengan

penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu, MenurutWild.J (2003) secara garis

besar pendapatan dapat ditinjau dari dasisi, yaitu, Pendapatan Menurut ilmu ekonomi,
pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam

suatu priode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir priode seperti

keadaan semula.

Pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih

dari total harta kekayaan badan usaha pada awal priode dan menekankan pada jumlah

nilai statis pada akhir periode. Selain pengertian diatas, Pengertian pendapatan juga

diartikan menurut Ilmu Akuntansi bahwa Pandangan akuntansi memiliki

keanekaragaman dalam memberikan pengertian pendapatan. Ilmu akuntansi melihat

pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan

lebih rendah.

Sukirno (2000), pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh

rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-faktor

produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain, selain itu pendapatan adalah jumlah

penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode

tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya

akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk

yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan.

Mubyarto (1991), menjelaskan bahwa pendapatan adalah hasil pengurangan antara hasil

penjualan dengan semua biaya yang di keluarkan mulai dari produk sisampai pada produk

tersebut berada pada tangan konsumen. Pada dasarnya petani dalam meningkatkan produksi

adalah untuk meningkatkan pendapatan yang akan di terimanya. Hasil produksi yang di

hasilkan dari setiap jenis usaha tani akan di nilai dari biaya yang akan di keluarkan dan

penerimaan yang di peroleh.


Menurut Dyckman, dkk (2002) pendapatan merupakan kenaikan kotor dalam

modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagang, pelaksaan jasa pada klien,

menyewakan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan

untuk memperoleh penghasilan. Dari definisi tersebut dapat terlihat antara pendapatan dan

penghasilan, dimana penghasilan mencakup pendapatan dan keuntungan, sedangkan

pendapatan merupakan arus bruto yang berasal dari aktivitas usaha, yang berarti sebelum

dikurangi biaya-biaya yang ada hubungannya dengan pendapatan tersebut.

Jadi Pendapatan diartikan sebagai sebuah penghasilan yang diterima seseorang atau

individu melalui kegiatan ekonomi yang didapat dalam bentuk upah atau uang yang memiliki

nilai selama periode tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidup.Pendapatan berasal dari

penjualan barang dan pemberian jasa, seperti petani coklat (kakao) yang dari hasil

produksinya bisa memiliki nilai dan dapat diukur dengan hasil yang memadai sehingga dapat

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Tinggi rendahnya pendapatan petani coklat tergantung

dari jumlah produksinya jika Jumlah produksinya meningkat maka pendapatannya pun iku

tmeningkat, dan apabila jumlah produksinya menurun maka pendapatanya pun menurun.

E. Jenis-Jenis Pendapatan

Jenis-Jenis Pendapatan Rahardja dan Manurung (2001) membagi pendapatan menjadi

tiga bentuk, yaitu:

1. Pendapatan ekonomi

Pendapatan ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh seseorang atau keluarga

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanpa mengurangi atau menambah

asset bersih. Pendapatan ekonomi meliputi upah, gaji, pendapatan bunga deposito,

pendapatan transfer dan lain-lain.


2. Pendapatan uang

Pendapatan uang adalah sejumlah uang yang diperoleh seseorang atau keluarga

pada suatu periode sebagai balas jasa terhadap faktor produksi yang diberikan.

Misalnya sewa bangunan, sewa rumah, dan lain sebagainya.

3. Pendapatan personal

Pendapatan personal adalah bagian dari pendapatan nasional sebagai hak

individu-individu dalam perekonomian, yang merupakan balas jasa terhadap

keikut sertaan individu dalam suatu proses produksi.

F. Tingkatan Pendapatan

Tingkat penghasilan menurut Badan Pusat Statistik tahun 2012 yaitu :

1. Golonganatas, yaitu pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 per

bulan.

2. Golongan menengah, yaitu pendapatan rata-rata antara Rp 1.500.000 – Rp

2.500.000

3. Golongan bawah, yaitu pendapatan rata-rata kurangdari Rp 1.500.000 per bula

G. Cara Menghitung Pendapatan Usaha tani

Untuk menghitung pendapatan usaha tani dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Pd = TR – TC
TR = P.Q
TC = FC + VC

Dimana :
Pd = Pendapatan usaha (Rp)
TR = Total penerimaan (total revenue)
TC = Total biaya (total cost)
P = Harga (Rp)
Q = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha (Kg)
FC = Biaya tetap (Rp)
VC= BiayaVariabel (Rp)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.METODE DAN JENIS PENELITIAN

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif.

Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan

pribadi, dan nantinya metode ini menghasilkan data deskriptif.

Menurut Nasir metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.Ciri-ciri deskriptif bukan hanya

menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, tetapi juga menerangkan hubungan,

menguji, hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan arti dan implikasi dari

suatu masalah yang ingin dipecahkan. (Rukajat, 2018:1).

3.2.TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini berlokasi pada:

- Desa : OSM kelurahan wainitu

- Kecamatan : Nusaniwe

- Kabupaten : Kota Ambon

Pemilihan lokasi penelitian tersebut berkaitan dengan focus penelitian ini, yaitu untuk

mengungkapakan kondisi usaha kuliner nasi kuning. Kondisi dimaksud berkaitan

dengan pendapatan mereka selama mereka berusaha sebagai kuliner nasi kuning.
3.3.JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang di peroleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung kelapangan seperti: observasi, survey

dan wawancara.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari dokumen, laporan dan atau langsung dari instansi yang

berwewenang. Data yang di perlukan berupa dokumen, hasil observasi, dan dokumentasi.

Sedangkan sumber data berasal dari penjual nasi kuning di kelurahan nusaniwe

3.4.SUBJEK PENELITIAN

subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah penjual nasi kuning yang ada

do kelurahan wainitu dengan jumlah 5 responden sebagai subjek penelitian yang bersedia

memberikan informasi terkait dengan pendapatan yang mereka miliki. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, kualitatif itu sendiri dikenal sebagai

istilah subjek penelitian.

Sumber: Data Primer (diolah), 2022

subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah petani coklat yang bekerja di

Desa Murnaten dengan jumlah 8 informan sebagai subjek penelitian yang bersedia

memberikan informasi terkait dengan pendapatan yang mereka miliki. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, kualitatif itu sendiri dikenal sebagai

istilah subjek penelitian.


Menurut J. maleong, lexy (2013:132) subjek penelitian dalam penelitian kualitatif

disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberikan informasi mengenai data

yang di inginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

Informasi ini dapat berupa situasi dan kondisi latar belakang penelitian.

3.5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Menurut Sugiyono (2017) Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data

yang dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan bisa dilakukan dengan

cara tatap muka atau secara langsung maupun dengan menggunakan jaringan telepon.

wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung

informasi terkait dengan pendapatan usaha nasi kuning

2. Observasi

Observasi menurut Sugiyono (2012:145) yaitu observasi sebagai teknik

pengumpulan data yang mempunyai cirri spesifik berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu

besar. Pada penelitian ini peneliti dapat mengmati dan mencatat setiap hal yang

dianggap penting guna memenuhi tujuan penelitian, sehingga dapat memberikan

kemudahan dalam memperoleh data di lapangan.

Peneliti akan mengobservasi terkait dengan pendapatn petani per tahun, biaya

produksi, bagaimana cara mengelola hasil tanaman kakao serta kebutuhan dalam

keluarga.
3. Dokumentasi

Arikunto (2002:206) metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda

dan sebagainya. Hadari Nawawi (2005:133) menyatakan bahwa studi dokumentasi

adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-

arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan

masalah penyelidikan. Dalam Penelitian Dokumen yang didapat yaitu data terkait

dengan Petani coklat, Data Pendapatan petani coklat, Dokumentasi dalam bentuk foto

penelitian.

3.6. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data

kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat

disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam

aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan biasanya

diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,

penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang

biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan

matematis atau statistika sebagai alat bantu analisis.

Anda mungkin juga menyukai