Anda di halaman 1dari 44

KEBERHASILAN USAHA WARUNG MAKAN SAATI DALAM

MEMPERTAHANKAN KEEKSISTENSIAN DITENGAH PESAING


WARUNG MAKAN YANG SEJENIS
“Untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian”

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Yusran Zainuddin, SE, MM

Di susun Oleh :
RESKY
RATNA PUSINA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


JURUSAN EKONOMI SYARIAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
T.A 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era saat ini dunia usaha berkembang dengan sangat pesat, salah satunya bisnis

dibidang kuliner. Banyaknya usaha yang bermunculan menyebabkan peningkatan jumlah usaha

yang sejenis sehingganya persaingan semakin ketat. Maka untuk menghadapi situasi dan keadaan

yang demikian, pengusaha harus mampu serta cepat dan tanggap dalam mengambil keputusan

agar usaha yang didirikannya dapat berkembang dengan baik. Sebagai pelaku usaha harus bisa

mempertahankan pasar dan memenangkan persaingan. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu

memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Dalam hal makanan sekarang ini sudah melebihi bukan hanya tentang sekedar

makanannya saja. Namun tempat, kualitas produk, penetapan harga, promosi, dan lokasi serta

berbagai aspek pendukung yang menjadikan dasar pendukung masyarakat untuk menentukan

pilihan tempat makan.

Rumah makan SaaTi yang berdiri sejak tahun 2018 silam, merupakan salah satu rumah

makan yang terletak di JL. Trans Sulawesi, Desa Iloponu, Kecamatan Tibawa. Rumah makan

SaaTi terbilang cukup sederhana, dimana memiliki desain bangunan yang sederhana atau dapat

dikatakan seadanya. Rumah makan ini menjual beberapa jenis makanan dan minuman. Harga

yang ditawarkan oleh rumah makan SaaTi juga terjangkau oleh konsumen dan variatif. Selain

menu makanan dan minumannya, fasilitas juga diperhatikan oleh pemilik rumah makan ini.

Terdapat beberapa pilihan rumah makan yang berada disekitar SaaTi, Sehingganya banyak hal

yang menjadi bahan pertimbangan konsumen untuk sampai pada keputusan memilih rumah

makan tertentu. Pemilik rumah makan berusaha untuk memenuhi keinginan yang menjadi bahan
pertimbangan konsumen, baik itu kualitas pelayanan, harga, lokasi, maupun sumber atau ke-

halalan makanan, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi konsumennya. Oleh karena itu

berhasil tidaknya rumah makan dalam berkomunikasi dengan para pelanggan tergantung pada

kualitas pelayanan yang terbaik, harga yang terjangkau dan lokasi yang mudah dijangkau pula.

Pemilik mengatakan Rumah Makan SaaTi pernah mengalami kendala dalam modal,

sehingga menyebabkan rumah makan SaaTi tutup sekitar 1 bulan dikarenakan kurangnya modal

usaha dan minimnya pembeli saat itu. Walaupun lokasi rumah makan SaaTi strategis, tetapi

bangunan yang berdiri dilokasi pada saat itu hanya rumah makan SaaTi saja sehingga minim

pembeli. Walaupun dengan minimnya pembeli, rumah makan SaaTi kembali buka atas kegigihan

dan kerja keras pemiliknya. Pada tahun 2020 rumah makan SaaTi melakukan renovasi, yang

tadinya rumah makan tersebut menyatu dengan rumah kini memiliki bangunan sendiri. Terhitung

hingga saat ini rumah makan SaaTi berjalan dengan baik dan lancar, dengan lokasi yang strategis

dimana sekitar beberapa meter terdapat sungai dan dibelakang rumah makan terdapat gunung

potong yang menandakan sepinya lokasi tersebut untuk sebuah bisnis warung makan.

Dari produk makanan yang ditawarkan saat ini, sudah banyak usaha kuliner lain yang

menawarkan produk makanan yang serupa, hal ini dapat dilihat dari mulai banyaknya usaha

kuliner yang tidak hanya menjual kelezatan produk makanan dan minumannya saja, tetapi

mereka juga memperhatikan beberapa faktor lain dalam bisnis kuliner ini yaitu layout tempat

demi kenyamanan pelanggan dan untuk memenuhi kepuasan para pelanggannya. Setiap

pengusaha kuliner mempunyai cara tersendiri dalam upaya meningkatkan pelanggan dan

memberi kepuasaan terhadap konsumen.


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini

kelompok kami tertarik untuk meneliti, “Keberhasilan Usaha Warung Makan Saati Dalam

Mempertahankan Keeksistensian Ditengah Persaingan Warung Makan Yang Sejenis”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dikemukakan beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang terkait dalam keberhasilan mempertahankan usaha Warung

Makan Saati?

2. Bagaimana cara mempertahankan keeksistensian Warung Makan Saati terhadap

pesaing?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang terkait dalam mempertahankan bisnis

Warung Makan Saati.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mempertahankan keeksistensian

Warung Makan Saati terhadap pesaing.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai

keberhasilan suatu usaha dan gambaran tentang dunia bisnis kuliner serta sebagai

implementasi atas teori yang telah didapat pada perkuliahan.


2. Bagi pihak lain Sebagai sarana dan media untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

sebagai bahan literature untuk menambah wacana baru bagi dunia akademis serta

memperkaya pengetahuan penelitian yang ada serta dapat digunakan sebagai

perbandingan penelitian berikutnya


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Literatur

1. Keberhasilan Usaha

a. Pengertian Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha menurut Ina Primiana (2009:49) mengemukakan bahwa keberhasilan

usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan

organisasi. Menurut Henry Faizal Noor (2007:397) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha

pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan

berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis.

Sehingga, dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari

bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang

memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat

menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu

keadaan usahanya yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada

yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang

dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan dan efisiensi secara ekonomis, target

perusahaan yang ditentukan oleh manajer pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau

laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan,serta image perusahaan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha suatu antara lain

dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang

diantaranya yaitu: kualitas sdm, penguasaan organisasi, struktur organisasi, system manajemen,
partisipasi, kultur atau budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat

entrepreneurship.

Faktor ekstenal dapat dibagi menjadi dua yaitu factor pemerintah dan non pemerintah.

Faktor pemerintah diantaranya: kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi.

Faktor non pemerintah yaitu: sistem perekonomian, sosio-kultur budaya masyaraka, sistem

perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan

lingkungan global.

Sehingga dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan

usaha yag tercermin diantaranya melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengusaha.

Keberhasilan suatu usaha diidentikkan dengan laba atau penambahan material yang dihasilkan

oleh pengusaha, tetapi

pada dasarnya keberhasilan usaha tidak hanya dilihta dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan

usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan pribadi atau kepuasan batin.

c. Dimensi Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha dan penilaian keberhasilan usaha didasarkan pada empat dimensi

menurut Diti (2014:47) adalah sebagai berikut:

1. Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya orang yang bekerja pada suatu usaha.

2. Volume penjualan adalah jumlah penjualan yang dihasilkan untuk satu tahun.

3. Ketahanan usaha adalah lama usaha yang dijalankan oleh wirausahawan.

4. Pendapatan adalah jumlah penerimaan bersih yang diterima oleh wirausahawan dari

usahanya.

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Faizal Noor

(2007:397) adalah sebagai berikut:


1. (Laba/Profitabiliti) Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih

antara pendapatan dengan biaya.

2. Produktivitas dan Efisiensi Besar kecilnya produktifitas suatu usaha akan menentukan

besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan

pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar

kecilnya laba yang diperoleh.

3. Daya Saing Daya saing adalah kemamp uan atau ketangguhan dalam bersaing untuk

merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila

dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.

4. Kompetensi dan Etika Usaha Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan,

hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif dalam bidangnya sehingga dapat

menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

5. Terbangunnya citra baik Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal

dan trust external. Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada

dalam perusahaan. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau

percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok,

pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.

Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup

signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari: 1) Peningkatan dalam

akumulasi modal atau peningkatan modal. 2) Jumlah produksi. 3) Jumlah pelanggan. 4)Perluasan

usaha. 5) Perluasan daerah pemasaran. 6 )Perbaikan sarana fisik. 7) Pendapatan usaha.


2. Lokasi (Place)

a. Pengertian Lokasi (place)

Definisi dari lokasi adalah letak, tampat. Lokasi adalah tempat dimana orang-orang biasa

berkunjung. Lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dimana

lahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Maka dapat disimpulkan bahwa lokasi adalah

suatu letak atau tempat yang tetap dimana orang bisa berkunjung untuk berbelanja. Lokasi

menurut Kotler (2008:51) “salah satu kunci sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih

komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas,

persaingan, iklim, politik, dan sebagainya. Menurut Ujang Suwarman (2004:280) lokasi

merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk

datang dan berbelanja. Sedangkan pengertian lokasi menurut Kasmir (2009:129) yaitu tempat

melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan barang-barang

dagangannya.

Lamb et al., (2001:63) menyatakan bahwa memilih tempat atau lokasi yang baik

merupakan keputusan yang penting, karena:

1. Tempat merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi

fleksibilitas masa depan usaha.

2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa depan. Area yang dipilih haruslah

mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia dapat mempertahankan

kelangsungan hidup usaha.

3. Lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu, jika nilai lokasi memburuk,

maka lokasi usaha harus dipindahkan atau ditutup.


Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:42) berhubungan dengan dimana perusahaan harus

bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang

mempengaruhi lokasi,yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) apabila keadaannya seperti ini maka

lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan

konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi

yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan

konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, computer, atau surat.

Dalam hal ini likasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi anatara kedua

pihak terlaksana dengan baik.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi merupakan suatu tempat dimana

perusahaan beroperasi dan menghasilkan barang dan jasa serta pemilihan suatu lokasi

perusahaan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha.

b. Pemilihan Lokasi

Levy dan Weitz (2007:185) mengatakan bahwa pemilihan lokasi sangat penting dalam

industry ini dikarenaka:

1. Lokasi merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam

pemilihan toko atau penyedia jasa yang mereka inginkan.

2. Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting karena faktor ini bisa digunakan untuk

menciptakan keunggulan kompetitif yang mapan.

3. Pemilih lokasi sangat berisiko.


Lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah

terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga akan menjadikan biaya rental atau investasi

tempat menjadi mahal. Tingginya biaya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya

marketing lebih mahal untuk menrik konsumen agar berkunjung. Disamping faktor lokasi,

bangunan dan kelengkapannya, mejadi faktor penting dalam tempat untuk perusahaan. Dekorasi

seringkali menjadi daya tarik yang besar bagi konsumen dalam memilih tempat.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi

Menurut Fandy Tjiptono (2002:92) pemilihan tempat atau lokasi fisik memerlukan

pertimbangan cermat terhadap factor-faktor sebagai berikut:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang

normal.

3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama: a. Banyaknya orang yang

lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya buying, yaitu

keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa

melalui usaha- usaha khusus. b. Kepadatan dan kemacatan lalu lintas juga bisa

menjadi hambatan.

4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun

roda empat.

5. Ekspansi, yaitu tersedianya temoat yang cukup luas apabila ada perluasan dikemudian

hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.


7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi restoran

perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang sama terdapat restoran lainnya.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan berlokasi

terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk atau tempat ibadah.

3. Kepuasan Konsumen (Consumer Satisfaction)

a. Pengertian Kepuasan Konsumen (Consumer Satisfaction)

Menurut Kotler (2012) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Tapi, jika harapan melebihi harapan, pelanggan

amat puas dan senang. Jika kinerja yang dirasakan dibawah harapan, pelanggan tersebut akan

merasa dikecewakan, jika kinerja memenuhi harapan pelanggan, pelanggan akan merasa puas,

sedangkan jika kinerja melebihi harapan pelangan maka pelanggan akan merasa sangat puas.

Kepuasan ini tentu akan dapat dirasakan setelah pelanggan yang bersangkutan mengkonsumsi

produk tersebut.

Menurut Kotler dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen terdapat lima faktor
utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu:

a. Kualitas produk, konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas pelayanan, terutama untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila
mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Emosional, konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang
lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang
cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh
bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial yang membuat konsumen menjadi
puas terhadap merek tertentu.
d. Harga, produk yang mempunyai kulaitas yang sama tetapi menetapkan harga yang reltif
murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya.

e. Biaya, konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap
produk atau jasa itu.

Beberapa model konseptual dan teori kepuasan pelanggan sebagai berikut:

1) Expentacy Disconfirmation Model

Model konsep ini mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai penilaian yang dirasakan
sesuai dengan harapan. Jika pelayanan yang diterima pelanggan lebih rendah dari harapan
pelanggan maka akan menghasilkan ketidakpuasan emosional (negatif disconfirmation).
Sebaliknya, jika pelayanan yang diterima pelanggan lebih tinggi dari harapan pelanggan.
Pelayanan yang diterima pelanggan sama dengan harapan pelanggan,
hasilnya bukan kepuasan atau ketidakpuasan. Berdasarkan model ini, kepuasan pelangandipenga
ruhi oleh karakteristik pelanggan itu sendiri (pengalaman) dan pelayanan itu sendiri (harga dan
karakteristik pelayanan).

2) Equity Theory

Menurut, teori ini seseorang akan puas bila rasio hasil (outcome) yang perolehnya
dibandingkan dengan input yang digunakan dirasakan fair atau adil. Dengan kata lain,
perbandingan hasil yang diterima oleh pelanggan A harus sama dengan hasil yang diterima
pelanggan B. Apabila kedua keadaan tersebut tidak sama maka pelanggan yang melakukan
evaluasi terhadap pelayanan akan merasakan ketidakpuasan akibat ketidakadilan dari pemberi
pelayanan.

3) Attribution Theory

Attribution Theory mengidentifikasikan proses yang dilakukan seseorang dalam


menentukan penyebab aksi/tindakan dirinya, orang lain dan objek tertentu. Atribusi yang
dilakukan seseorang bisa sangat mempengaruhi kepuasan purna belinya terhadap produk atau
jasa tertentu, karena atribusi memoderasi perasaan puas atau tidakpuas.
Indikator Kepuasan Konsumen, Menurut Hawkins dan Lonney dikutip dalam
Tjiptono, atribut-atribut pembentuk kepuasan konsumen terdiri dari:

1. Kesesuaian harapan, merupakan tingkat kesusaian antara kinerja produk yang diharapkan
konsumen dengan yang dirasakan oleh konsumen, meliputi:

a) Produk yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan.

b) Pelayanan oleh karyawan yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang
diharapkan.

c) Fasilisitas penunjang yang didapat sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan.

2. Minat berkunjung kembali, merupakan kesediaan konsumen untuk berkunjung kembali


atau melakukan pembelian ulang terhadap produk terkait, meliputi:

a) Berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan yang diberikan oleh karyawan
memuaskan.

b) Berminat untuk berkunjung kembali karena nilai dan manfaat yang diperoleh setelah
mengkonsumsi produk.

c) Berminat untuk berkunjung kembali karena fasilitas penunjang yang disediakan


memadai.

3. Kesediaan merekomendasikan, merupakan kesediaan konsumen untuk merekomendasika
n produk yang telah dirasakannya kepada teman atau keluarga, meliputi:

a) Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena
pelayanan yang memuaskan.

b) Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena
fasilitas penunjang yang disediakan memadai.

c) Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena
nilai atau manfaat yang didapat setelah mengkonsumsi sebuah produk jasa.
4. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)

a. Pengertian Keunggulan Bersaing

Pentingnya keunggulan bersaing pada saat ini sangat besar. Jadi keunggulan bersaing
adalah tentang bagaimana suatu perusahaan benar- benar dapat menerapkan strategi genetic
tersebut kedalam prakteknya. Pada dasarnya keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang
perusahaan mampu ciptakan untuk pembelinya. Keunggulan bersaing mungkin mengambil
bentuk harga yang lebih rendah dibandingkan harga pesaing untuk manfaat yang sesuai atau
penyediaan manfaat unik yang lebih sekedar mengimbangi harga premi.

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2003:311) keunggulan bersaing adalah
keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih rendah maupun
dengan memberikan manfaat lebih besar karena harganya lebih tinggi. Menurut Michael E.
Porter (2004:1) keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan didalam pasar yang
bersaing, namun setelah beberapa dasawarsa adanya perluasan dan 29 kemakmuran yang hebat
mengakibatkan banyak perusahaan kehilangan pandangan mengenai keunggulan bersaing dalam
upaya perjuangan untuk lebih berkembang dalam mengejar diversifikasi.

b. Faktor-faktor yang Menciptakan Keunggulan Bersaing

Dasar persaingan (basic of competition) strategi harus didasarkan pada seperangkat asset,
skill dan kemampuan. Ketiganya hal tersebut akan mendukung strategi yang dijalankan sehingga
keunggulan dapat bertahan.

1. Di pasar mana perusahaan bersaing (where you compete). Dalam bal ini, penting bagi
perusahaan memilih pasar sasaran yang sesui dengan strategi yang dijalankan atau
dengan kata lain asset, skill dan kemampuan harus mampu mendukung strategi dalam
memberikan sesuatu yang bernilai bagi pasar.

2. Dengan siapa perusahaan bersaing (who you compete against). Selanjutnya perusahaan
harus mampu mengidentifikasi pesaingnya, apakah pesaing tersebut lemah, sedang, atau
kuat.

3. Keunggulan bersaing berkembang dari nikai yang mampu diciptakan untuk


pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Keunggulan
bersaing berasal dari banyak aktifitas berlainan yang dilakukan perusahaan dalam
mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya.
Masing- masing aktifitas dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan
menciptakan diferensiasi.

C. Cara Mempertahankan Keunggulan Bersaing

1. Keunggulan Operasional. Keunggulan ini mengacu kepada strategik genetic yaitu


kepada strategi harga dan biaya terendah dengan penekanan kepada efisiensi. Bila
perusahaan bekerja secara efisien dan kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya
total untuk produk sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalam
industrinya, maka kemungkinan besar bisa menetapkan harga produk yang terndah pula
dalam industri. Efisiensi berarti pula bahwa pelanggan kan mendapatkan produk dengan
biaya kepemilikan terendah serta waktu yang diperlukan sam;pai ketangan pelanggan
adalah waktu yang tersingkat. Terhadap tiga hal utama yang menyebabkan perusahaan-
perusahaan dengan keunggulan operasional memiliki kualifikasi untuk berhasil
memberikan pelayanan yang unggul kepada pelanggan. Pertama, perusahaan-perusahaan
harus berfokus kepada usaha untuk memberikan pelayanan yang sederhana dan bebas
dari hal-hal yang justru akan menimbulkan keruwetan. Kedua, perusahaan-perusahaan
menerapkan model operasi yang menekankan kepada efisiensi serta berusaha untuk
memperoleh zero 32 defect baik dalam produk maupun pelayanan. Ketiga, keberhasilan
perusahaan-perusahaan tersebut dalam memanfaatkan teknologi informasi.

2. keunggulan produk dan teknologi. Satu hal yang mungkin menjadi pegangan bagi
perusahaan untuk terus melakukan inovasi adalah kesuksesan dari perusahaan-perusahaan
yang menjadi pemimpin produk. Agar dapat menjadi pemimpin produk, perusahaan harus
menunjukkan arus yang komsisten dari produk-produk yang menonjol yang kan mampu
membuat para pelanggan akan terus menanti dengan penuh harap produk-produk baru
yang akan diluncurkan. Hal ini yang harus dipertahankan adalah perusahaa-perusahaan
tidak boleh terlena dengan terus-menerus melakukan inovasi produk tanpa
memperdulikan pasar.

3. Kedekatan dengan pelanggan. Perusahaan yang ingin membangun keunggulan malalui


kedekatan dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untuk membangun citra
atau image tentang perusahaan kedalam benak pelanggan. Ketika pelanggan berfikir
tentang suatu produk yang ingin dimiliki dalam rangka memenuhi keinginannya maka
yang ada dibenaknya pertama kali adalah produk-produk serta nama perusahaan tersebut.
Untuk membangun keekatan dan keakraban dengan pelanggan, anak perusahaan harus
mau menjadi bagian dari solusi untuk si pelanggan dan bukanlah menjadi bagian-bagian
dari problem mereka. Perusahaan-perusahaan yang dekat dengan pelanggan dan sukses
adalah mereka yang dalam pengalamannya berhasil 33 menjadi ahli dalam bisnis
pelanggannya serta berhasil menciptakan berbagai solusi. Teori keunggulan bersaing
(Competitive Advantage) digunakan untuk memecahkan masalah berkaitan dengan ikan
bakar gurami di Warung Makan Truntum Echo dalam bersaing dengan usaha warung
makan yang sejenis apakah mampu bersaing dalam menjalankan usahanya agar tetep
eksis.

5. Produk (Product)

Menurut Tjiptono (2008:95) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, diminta, digunakan, dan dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Definisi lain yang dikemukakan
oleh Kotler dan Keller (2008:4) bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,
pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Pengertian dari
beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
produsen kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dan melekat pada
produk yang disebut dengan atribut produk.

6. Harga (Price)

Menurut William J. Stanton, harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah


beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan
pelayanan yang menyertainya. Menurut Kotler dan Amstrong, harga merupakan sejumlah uang
yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga sering kali
disebut sebagai indikator nilai, jika harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang diterima
atas suatu barang atau jasa. Pada tingkat harga tertentu bila manfaat yang dirasakan konsumen
meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Sama halnya dengan tingkat harga tertentu, nilai
suatu barang dan jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan.

B. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil
penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya:

1. Adijati Utaminingsih, Teguh Ariefiantoro, Sri Yuni Widowati (2016). Menyikap


Rahasia Kesuksesan Usaha Tahu Baxo Bu Pudji Ungaran. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metote kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah Bahwa kinerja
karyawan yang unggul terbentuk dari pelatihan karyawan yang tepat, pengendalian kualitas
terbentuk berdasarkan kualitas produk yang prima yang baik dan pelayanan prima yang
diberikan perusahaan kepada pelanggan.

2. Slamet Santoso (2006). Kemampuan Bertahan Pedagang Warung HIK Di Kota


Ponorogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari
penelitian ini adalah Bahwa kemampuan usaha dalam bertahan dan berkembang menghadapi
persaingan yaitu didorong faktor keterampilan dan semangat kerja yang tinggi serta didorong
oleh berperannya modal sosial dengan baik.

3. Muhammad Syawaludin Faiz, Dr. Ari Pradhanawati, MS, Drs. Wahyu Hidayat, M. Si.
(2015). Analisis Karakteristik Kewirausahaan Sebagai Faktor Penentu Pertumbuhan Usaha.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Bahwa dalam
menjalankan usaha agar berkembang atau 37 tumbuh menjadi besar yaitu sifat kewirausahaan
pemilik usaha tersebut
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Secara teoritis, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kualitatif. Data

kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan

atau berupa kata-kata. Dengan kata lain, data kualitatif adalah data yang tidak dapat dihitung

(bukan berupa angka) dan diperoleh dalam bentuk informasi dari instansi maupun pihak-pihak

lain yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas (Alkharni, 2011:12).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jln. Trans Sulawesi Kecamatan Tibawa Kabupaten

Gorontalo, tepatnya di desa Iloponu.

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei mendatang.

C. Tehnik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis dan sumber data yang dikumpulkan maka tehnik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini, ialah:

1. Wawancara

Teknik Wawancara di sini dilakukan dengan tanya jawab kepada Pemilik, Karyawan dan
pelanggan Warung Makan Saati. Tujuan wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi secara mendalam mengenai keberhasilan usaha Warung Makan Saati.

2. Observasi
Menurut Sugiyono (2016:145) Obsevasi merupakan teknik pengolahan data yang
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Dalam hal ini
observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung semua Kegiatan yang dilakukan Warung
Makan Saati.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil gambar
berupa foto, dan merekam hasil wawancara dengan informan terkait.

D. Sumber Data

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2009:137). Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari

mana data diperoleh. Adapun data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah data

Primer. Dimana data Primer adalah data yang diperoleh dari observasi lapangan, melalui

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan, dalam hal inilah adalah pemilik dari Warung Makan Saati.

E. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2016:246) mengemukakan teknik analisis data

merupakan aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Teknik analisis data terdiri

dari uji kredibilitas yang menggunakan teknik triangulasi.

a. Triangulasi

Menurut Sugiyono (2016:241) Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat mengabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena tetapi lebih
pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Nilai dari teknik

pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent

(meluas) tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu dengan mengunakan teknik triangulasi

dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti.

Dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan suatu

pendekatan. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan

triangulasi metode.

1. Triangulasi Metode

Menurut Sugiyono (2013:330) triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama.

2. Triangulasi Sumber

Menurut Sugiyono (2013:330) triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam penelitian ini, setelah

mengumpulkan data primer yang telah diperoleh, maka data tersebut dideskripsikan,

dikategorikan, mana pandangan yang sama, mana pandangan yang berbeda hingga menganalisis

dan menghasilkan kesimpulan mengenai keberhasilan usaha dalam mempertahankan

keeksistensian yang terjadi di Warung Makan Saati.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Warung makan SaaTi merupakan salah satu warung makan yang terdapat di Desa

Iloponu Jl. Trans Sulawesi Kec. Tibawa, yang berdiri pada akhir tahun 2018. Terletak disebelah

kiri dari arah kota Gorontalo, dengan bangunan yang sederhana dan desain seadanya. Dibelakang

warung makan terdapat gunung potong dan diseberang jalan dekat warung makan terdapat

sungai, dapat dikatakan lokasi warung makan tersebut strategis karena berada dipinggiran jalan

yang membuat mudah dijangkau oleh pelanggan.

Sebelum adanya warung makan tersebut, ibu Salma dulunya adalah penjual nasi kuning

dimana beliau menjual nasi kuning diteras rumahnya yang dulu masih berada di jalan karya.

Setelah itu ibu Salma pindah ke tempat dimana warung makan SaaTi beroperasi. Berawal dari

sebuah warung kecil yang terbuat dari papan dan pemiliknya juga tinggal didalamnya, Pemilik

mengatakan bahwa warung makan ini sempat tutup karena adanya keterbatasan modal dan

minimnya pembeli dikarenakan saat itu masih baru dan belum banyak yang mengetahui tentang

warung makan SaaTi tersebut. Namun, dengan segala usaha dan kerja keras pemiliknya warung

makan tersebut kembali buka dan berjalan hingga ditahun 2020 mereka melakukan renovasi

memperluas tempat, dan ibu Salma berhasil membangun rumah disamping warung makan

tersebut. Kini warung makan memiliki bangunan tersendiri, cukup sederhana dan desain

seadanya namun tetap mempertahankan keeksistensian warung makan ditengah banyaknya

warung makan yang sejenis.


B. Hasil Wawancara

Dari keterangan beberapa informan dapat dihasilkan wawancara sebagai berikut:


Informan 1
Ibu Salma (Pemilik warung makan SaaTi)
“Kalo dari produk, dengan menggunakan bahan baku yang masih fresh atau segar yang kita
beli langsung dari pedagang ikan dipasar, kualitas ikan dan ayam yang masih sehat dan rempah-
rempah untuk mempertahankan cita rasa makanan agar rasanya tetap, dan kita juga menerima saran
dari pelanggan apabila ada yang menginginkan dibuatkan makanan lain kita berusaha berinovasi
dengan produk yang diinginkan pelanggan dengan sebaik mungkin. Untuk harga bisa dibilang cukup
terjangkau, untuk satu porsi nasi ikan ayam kampung seharga 25.000 ribu dan untuk nasi ikan biasa
15.000 ribu saja, serta kita menyediakan nasi dengan system ambil sepuasnya kalo makan ditempat.
Untuk pelayanan, diutamakan sopan dan ramah kepada setiap pelanggan yang makan disini dan
untuk lokasinya ini cukup strategis karena berada dipinggir jalan, terlebih jalan trans Sulawesi yang
dilalui setiap hari oleh orang-orang. Untuk tetap eksis diantara pesaing yaa kita melayani pelanggan
saja sih, maksudnya ketika pelanggan ingin makan yang tidak tersedia di warung jadi kita sebagai
penjual sebisa mungkin membuatkannya dan utamanya pasti selalu dengan memberikan pelayanan
sebaik mungkin”.
Analisis Kalimat: Produk yang berkualitas baik, harga yang terjangkau, pelayanan yang sopan
baik dan ramah, serta lokasi strategis dan tempat yang nyaman.

Informan 2
Kak Lina (pelanggan 1)
“Alasan saya yak arena disini cocok harganya dan cocok juga rasanya enak. Untuk
harganya sih sudah pas nggak terlalu mahal mbak dan juga cukup terjangkau, dan puas dengan
penyajiannya karena disini selain rasanya enak kita kalo makan ditempat dapat mengambil nasi
sepuasnya, jadi cocok lah buat kita yang pengen makan banyak. Pelayanan disini sih bagus.
Terus juga orang orangnya ramah, cepet juga, tidak perlu nunggu lama. Biasanya kan kalo di
warung makan lain kadang nunggu dulu,nah ini kita langsung ditanya mau makan
apa.Tempatnya nyaman dan juga lokasi strategis”.
Analisi kalimat: Harga yang terjangkau, kualitas produk yang baik, Pelayanan yang baik,
dan tempat nyaman.
Informan 3
Pak Aris (Pelanggan 2)
“Kalo menurut saya mungkin karna sudah langganan dengan pemiliknya, karena setiap
mau lewat pasti disini pasti singgah selain itu masakannya enak kualitas makanannya tetap
terjaga dengan cita rasa yang konsisten, tidak berubah-rubah. Harganya untuk ikan ayam
kampung yang biasa saya beli itu seharga Rp. 25.000,00 menurut saya ya cukup terjangkau
harganya sudah pas tidak terlalu mahal karena sudah paket dengan kuah tambah sayur terus nasi
sepuasnya. Puas dengan penyajiannya makanannya, enak bumbunya terasa sekali. Untuk
pelayananya cepet sih.. maksudnya kalo ada yang datang langsung dilayani, ya paling nunggu
dikit pas makanan masih dimasak, dan tempat parkirnya luas, jadi kita sebagai supir kontener
atau biasa mobil besar suka cari tempat makan yang lokasinya luas begitu, jadi ya.. warung
makan ini pas.”
Analisis kalimat: merupakan langganan diwarung makan SaaTi, harganya murah,
pelayanannya baik dan pemiliknya ramah, serta lokasi yang luas untuk parker.

Informan 4
Pak Enga (Pelanggan 3)
“Sebelumnya belum pernah makan disini, baru sih. Maksudnya baru kemarin lalu singgah
teman ada panggil singgah makan dsini. Alasan memilih makan disini Karena lokasinya
mungkin bagus untuk tempat singgah, istirahat sebentar gitu kan diwarung ini, minum-minum
kopi begitu. Harga nya cukup murah sih hanya 25rb sudah dapat seporsi ikan ayam+kuah+sayur
dengan nasi, jadi cocok dikantong, untuk penyajian makananya... karena masih baru juga makan
disini, sejauh ini Puas dengan penyajiannya terus makanannya juga enak. Pelayanannya bagus,
kalo pesan cepat datangnya, tidak lama, penjualnya ramah juga dan lokasinya bagus ya, karena
parkirannya luas jadi aman markirnya.”
Analisis kalimat: Pelanggan baru diwarung makan SaaTi dan mengetahui warung makan
tersebut dari temannya, tempat dan lokasi yang aman untuk tempat parkir, pelayanan ramah dan
kualitas produk/makanan enak.
Informan 5
Kak Arman (Pelanggan 4)
“Kadang- kadang sih, kalau lagi bosan dengan makanan dirumah ya lari ke warung ini.
Alasan memilih warung makan ini karna dekat dari rumah, harganya terjangkau, murah, terus
enak. Sangat puas dengan penyajiannya, porsinya pas. Pelayanannya bagus yaa, karena kalo
pesan cepat datangnya, terus penjualnya ramah banget, jadi enak makan disini jadi kayak udah
kenal dekat dengan pemiliknya hehe.. lokasinya Menurut saya sih yaa mudah dijangkau karna
tempatnya dipinggir jalan terus luas halamannya.”
Analisis Kalimat: Warung makan SaaTi mudah dijangkau, pelayanan cepat dan sangat
ramah, kualitas makananya, lokasi mudah dijangkau”
B. Kategori Data

Tabel. 4.1
Kategori Data Faktor mempertahankan Keeksistensian Warung Makan SaaTi
Informan
Katego
Pertanyaan Pemilik Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelangga ri
1 2 3 n4
1. Harganya pasti Harganya Cukup Sudah pas Harganya 1. Harga
Bagaimana terjangkau pas tidak terjangkau harganya murah, terjangk
harga mahal dan dan tidak terjangkau cocok au
makanan terjangkau terlalu dikanton (harga
pada warung mahal g yang
makan terbilan
SaaTi? g
murah)
2. Bagaimana Produk/ Kualitas Bagus, Puas Bagus, 2.
kualitas makanannya makanann rasanya dengan porsinyaKualitas
produk/maka yang berkualitas ya bagus, enak penyajiann pas Produk
nan pada baik enak bumbunya ya, rasanya (Bahan
baku
warung sangat juga enak
baik dan
makan terasa cita rasa
SaaTi? terjaga
tidak
berubah-
ubah)
3. Bagaimana Sopan dan Pelayanan Pelayanan Bagus, Pemjualn 3.
Pelayanan ramah kepada nya bagus, nya cepat tidak lama ya ramah Pelayana
diwarung setiap pelanggan pemiliknya dan ramah nunggunya sekali, n yang
makan ramah dan jadi enak baik
(pelayan
SaaTi? makanan makan
an
cepat disini yang
datang sopan
santun,
ramah,
dan
ramah)
4. Bagaimana Lokasi strategis, Mudah Parkirnya Tempatnya Lokasiny 4.
lokasi atau memiliki lahan dijangkau, luas jadi luas jadi a mudah Tempat
tempat pada parkir tempat cocok enak dijangkau (Lokasi
warung parkirnya untuk parkirnya , yang
strategis,
makan luas parkir aman halamann tempat
SaaTi? mobil ya luas yang
nyaman,
fasilitas
yang
memada
i)

Tabel. 4.2
Klasterisasi Kategori faktor yang membuat konsumen tertarik
melakukan pembelian di Warung Makan SaaTi

Faktor yang membuat konsumen tertarik melakukan


pembelian di Warung Makan SaaTi

1. Harga terjangkau (harga yang terbilang murah)


2. Kualitas Produk (Bahan baku baik dan cita rasa terjaga tidak berubah-ubah)
3.Pelayanan yang baik (pelayanan yang sopan santun, ramah, cepat dan tepat)
4. Tempat (Lokasi yang strategis, tempat yang nyaman, fasilitas yang memadai)

C. Pembahasan

Berdasarkan pola dan konsep yang ada, peneliti menemukan temuan-temuan konsep atau
variabel yang muncul dari hasil wawancara yang berkanaan dengan faktor yang terkait dengan
keberhasilan Warung Makan SaaTi dalam mempertahankan keeksistensiannya di tengah
persaingan warung makan yang sejenis.
1. Pemililihan Lokasi (Place)
Menurut Ujang Suwarman (2004:280) lokasi merupakan tempat usaha yang sangat
mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja. Pemilihan
lokasi diperlukan pada saat perusahaan mendirikan usaha baru, melakukan ekspansi yang
telah ada maupun memindahkan lokasi ke lokasi lainnya. Pemilihan lokasi sangat penting
karena berkaitan dengan besar kecilnya kemampuan bersaing.
Menurut Fandy Tjiptono (2002:92) ada 5 dimensi utama dalam pemilihan lokasi atau
tempat:
1) Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transfortasi umum.
Untuk akses menuju Warung Makan SaaTi tidak sulit karena berada di pinggir jalan.
2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang
normal. Dalam penelitian dilapangan letak dari Warung Makan SaaTi berada tepat di
pinggir jalan jadi mudah diketahui oleh orang-orang yang lewat.
3) Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
a) Banyaknya oang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar terhadap
terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa
rencana, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.
b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas juga bisa jadi hambatan. Kondisi area jalan di
depan Warung Makan SaaTi lumayan rame karena banyak pengendara motor yang
lewat meskipun lumayan rame namun tetap pada kondisi normal atau lancer jadi
jarang sekali mengalami kemacetan.
4) Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun
roda empat. Untuk tempat parkirnya Warung Makan SaaTi cukup luas dan aman.
5) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.
2. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane (2007:177) kepuasan pelanggan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau
kesannya terhadap kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang
diharapkan. Tapi, jika harapan melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Jika
kinerja yang dirasakan dibawah harapan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan,
jika kinerja memenuhi harapan pelanggan, pelanggan akan merasa puas, sedangkan jika
kinerja melebihi harapan pelangan maka pelanggan akan merasa sangat puas. Kepuasan ini
tentu akan dapat dirasakan setelah pelanggan yang bersangkutan mengkonsumsi produk
tersebut. Pelanggan merasa puas bila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas bila
harapan pelanggan terlampaui.
Menurut Irawan (2004:37), ada lima dimensi utama kepuasan pelanggan, yaitu:
a) Harga
b) Kualitas Layanan
c) Kualitas Produk
d) Emotional Factor
e) Efficiency (Kemudahan)
Dalam penelitian ini kepuasan pelanggan terjadi karena sudah terpenuhinya kelima
dimensi tersebut. Yang pertama tentang harga yang terjangkau pas dengan yang didapatkan
para pelanggan. Yang kedua tentang kualitas pelayanan yang baik, cepat dan tanggap,
berperilaku ramah dalam melayani serta selalu menjaga kebersihan tempat. Yang ketiga
mengenai kualitas makanan yang disajikan enak dan tidak berubah-ubah selalu konsisten
dalam menjaga cita rasa dari makanan tersebut. Yang keempat adalah faktor emosional,
pelanggan merasa puas dengan apa yang meraka dapatkan, hal itulah yang membuat
pelanggan menjadi loyal dan melakukan pembelian ulang. Dan kelima tentang kemudahan,
lokasi yang strategis tepat dipinggir jalan sehingga mudah dijangkau oleh para pelanggan.
3. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2003:311) keunggulan bersaing adalah
keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih rendah
maupun dengan memberikan manfaat lebih besar karena harganya lebih tinggi. Cara untuk
mempertahankan keunggulan bersaing yaitu dengan: a) Keunggulan Operasional.
Keunggulan ini mengacu kepada strategik genetic yaitu kepada strategi harga dan biaya
terendah dengan penekanan kepada efisiensi. b) keunggulan produk dan teknologi. Satu hal
yang mungkin menjadi pegangan bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi adalah
kesuksesan dari perusahaan-perusahaan yang menjadi pemimpin produk. c) Kedekatan
dengan pelanggan. Perusahaan yang ingin membangun keunggulan malalui kedekatan
dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untuk membangun citra atau image
tentang perusahaan kedalam benak pelanggan.
Hasil dalam temuan dilapangan Warung Makan SaaTi menjadi unggul dalam
persaingan usaha Warung Makan yang sejenis yang ada di desa Iloponu.
4. Produk (Product)
Menurut Tjiptono (2008:95) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, diminta, digunakan, dan dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Definisi lain yang
dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2008:4) bahwa produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan,
termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi,
informasi, dan ide. Pengertian dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa produk
adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen kepada konsumen untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya dan melekat pada produk yang disebut dengan atribut produk.
5. Harga (Price)
Menurut William J. Stanton, harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah
beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk
dan pelayanan yang menyertainya. Menurut Kotler dan Amstrong, harga merupakan
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut. Harga sering kali disebut sebagai indikator nilai, jika harga tersebut
dihubungkan dengan manfaat yang diterima atas suatu barang atau jasa. Pada tingkat harga
tertentu bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat
pula. Sama halnya dengan tingkat harga tertentu, nilai suatu barang dan jasa akan
meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan.

6. Kualitas Pelayanan

Menurut Lewis dan Booms, kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus
tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan harapan pelanggan. Adanya faktor
yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu jasa yang diharapkan dan jasa yang dirasakan
atau dipersepsikan. Apabila jasa yang diharapkan, maka kualitas pelayanan tersebut akan
dipersepsikan baik atau positif. Jika jasa yang dipersepsikan melebihi jasa yang
diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal.Demikian juga
sebaliknya apabila jasa yang dipersepsikan lebih jelek dibandingkan dengan jasa yang
diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan negatif atau buruk. Maka baik tidaknya
kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pelanggan secara konsisten.

Dari enam hal pokok yang diperoleh dari wawancara mendalam tersebut, dapat menjawab
pertanyaan penelitian meliputi:
1. Faktor-faktor apa saja yang terkait dalam keberhasilan mempertahankan usaha Warung
Makan Truntum Echo?
a. Kualitas Makanan
Dalam menjalankan usaha, kualitas tidak hanya terdapat pada barang atau jasa, tetapi
juga termasuk dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk mencari makanan
tentu ingin membeli makanan yang berkualitas. Menurut Potter dan Hotchkiss (2012,p.1)
food quality atau kualitas makanan adalah karakteristik kualitas dari makanan yang dapat
diterima oleh konsumen, seperti ukuran, bentuk, warna, konsistensi, tekstur, dan rasa.
Makanan lezat dan segar memainkan peran penting dalam upaya untuk melampaui
pesaing. Dengan demikian, kualitas makanan adalah salah satu cara terbaik untuk
memaksimalkan keberhasilan dalam bisnis restoran.
b. Keterjangkauan Harga
Philip Kotler berpendapat bahwa, harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapat, unsur lainnya menimbulkan biaya. Dalam hal ini
Warung Makan SaaTi menerapkan harga yang terjangkau oleh semua kalangan pas dengan
apa yang disajikan pada pelanggan.
c. Loyalitas Pelanggan
Menurut Fandy Tjipto (2000:110) adalah loyalitas pelanggan sebagai komitmen
pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok, berdasarkan sikap yang sangat posistif
dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Menurut Griffin (2005:5)
menyatakan pendapatnya tentang loyalitas pelanggan: konsep loyalitas pelanggan lebih
banyak dikaitkan dengan perilaku daripada dengan sikap. Bila seseorang merupakan
pelanggan loyal, ia akan menunjukkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai
pembelian nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit
pengambilan keputusan.
2. Bagaimana cara mempertahankan keeksistensian Warung Makan SaaTi terhadap
pesaing ?
a. Persaingan Pasar
Dalam menjalankan usaha, keberadaan pesaing pasti ada namun para pelaku usaha
harus mampu menghadapi hal tersebut agar bisa selalu eksis diantara persaingan yang ada.
Adanya para pesaing serta pendatang baru dibidang warung makan yang sejenis, namun
dengan mampu menganalisis pesaing yang ada, dengan terus memperbaiki fasilitas juga
pelayanan dan menjalin hubungan yang baik dengan beberapa supplier pemasok bahan
baku agar ketersediaan bahan baku tercukupi, serta selalu menjaga kualitas makanan. Hal
itu lah yang membuat Warung Makan SaaTi mampu bertahan dalam persaingan warung
makan yang sejenis.
b. Konsistensi Produk
Pelaku usaha dibidang warung makan sekarang ini semakin banyak, dalam
menjalankan usaha makanan yang harus menjadi perhatian adalah kualitasnya, rasa yang
konsisten dan tidak berubah-ubah akan menjadi daya tarik dari pelanggan. Seperti yang
dikatakan beberapa pelanggan melalui wawancara usaha Warung Makan SaaTi selalu
menjaga konsistensinya dalam menu-menu yang disajikan untuk para pelanggan. Hal itu
juga dikemukakan oleh yang pemilik warung makan kalau kualitasmakanannya tetap
dijaga, mulai dari bahan baku serta rempah-rempah yang digunakan dari dulu.
c. Lokasi yang Strategis
Lokasi menurut Kotler (2008:51) “salah satu kunci sukses adalah lokasi, lokasi
dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi
pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim, politik, dan sebagainya. Dalam
penelitian dilapangan letak dari Warung Makan SaaTi berada tepat di pinggir jalan jadi
mudah diakses dan diketahui oleh orang-orang yang lewat. Hal itu lah yang mampu
membuat usaha Warung Makan SaaTi mempertahankan keeksistensiannya.
d. Loyalitas Pelanggan
Menurut Fandy Tjipto (2000:110) adalah loyalitas pelanggan sebagai komitmen
pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok, berdasarkan sikap yang sangat posistif
dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.
Menurut Griffin (2005:5) menyatakan pendapatnya tentang loyalitas pelanggan:
konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku daripada dengan sikap.
Bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia akan menunjukkan perilaku pembelian yang
didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke aktu oleh
beberapa unit pengambilan keputusan.
e. Kualitas Pelayanan
Kegiatan yang berhubungan dengan menyediakan layanan untuk meningkatkan atau
mempertahankan nilai produk. Dalam memberikan pelayanan Warung Makan Truntum
Echo selalu mengevaluasi untuk terus memperbaiki pelayanannya dari menjaga kebersihan
tempat, menyambut pelanggan datang dengan ramah, kemudian menyajikan makanan yang
dipesan oleh pelanggan, sampai pelanggan meninggalkan tempat.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa yang membuat
keberhasilan Warung Makan SaaTi dalam mempertahankan keeksistensian ditengah persaingan
warung makan yang sejenis dapat diambil kesimpulan sebagi berikut:
Memulai usaha dengan menjual nasi kuning sebelum menjadi Warung Makan seperti
sekarang dan mengembangkan lokasi atau tempat dengan memperluas tempat serta melakukan
perbaikan. Adapun faktor yang terkait dalam keberhasilan usaha Warung Makan SaaTi adalah
penetapan harga, kualitas produk, dan kualitas pelayanan yang dilakukan dan Lokasi. Kombinasi
dari setiap unsur tersebut akan menentukan tingkat kepuasan pelanggan pada warung makan
SaaTi tersebut. Untuk mempertahankan suatu bisnis tidaklah mudah butuh tenaga, semangat dan
optimisme yang tinggi serta kemampuan mempertahankan kualitas makanan atau bahan baku
dan kepuasan konsumen yang paling penting. Di usaha warung makan SaaTi Pemilik memiliki
cara untuk mempertahankan keesksistensiannya dalam berbisnis, Pemilik selalu mengedepankan
kualitas bahan baku yang bagus. Kepuasan konsumen atas penyajian makanan warung makan
SaaTi adalah nilai terpenting untuk manjaga keeksistensian dalam berbisnis dengan adanya
konsumen yang merasa puas maka setiap konsumen akan memasarkan produk makanan di
Warung Makan SaaTi kepada orang lain dengam cara tidak langsung hanya dengan mengobrol
tentang cita rasa makanan maupun tentang harga dari suatu produk akan membuat para
konsumen lain tertarik untuk mencoba dan membeli produk makanan tersebut. Jadi kepuasan
konsumen adalah faktor terpenting dalam menjaga keeksistensian suatu usaha.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
dalam penelitian ini yaitu:
1. Warung Makan SaaTi agar selalu terus mempertahankan kualitas makanannya (cita rasa yang
tidak berubah-ubah).
2. Warung Makan SaaTi agar terus melakukan perbaikan atau memperluas lagi tempat warung
tersebut dengan merenovasi warung makan tersebut agar lebih menarik.
3. Warung Makan SaaTi bersedia membangun hubungan dengan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Baroto. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Faiz, Muhammad Syawaludin.; dkk. 2015. Analisis Karakteristik Kewirausahaan Sebagai
Faktor Penentu Pertumbuhan Usaha (studi kasus pada UMKM Martabak Setia Budi Semarang).
Griffin. 2005. Customer Loyalty, Erlangga, Jakarta.
Kasmir. 2009. Pengantar Manajemen Keuangan, Kencana, Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2003. Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi
kesembilan, PT. Indeks Gramedia, Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 jilid 1,
Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta.
Lamb et al., 2001. Pemasaran edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Lovelock
Christopher. et. al. 2010. Pemasaran Jasa, Edisi 7, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Lupiyoadi. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta.
Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Slamet, Santoso. 2006. Kemampuan Bertahan Pedagang Warung HIK Di Kota Ponorogo
The Survival of HIK Vendors in Ponorogo. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 7, No. 2.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Suryana. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses,
PT.Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Ujang, Suwarman. 2004. Perilaku Konsumen, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Umar. 2005. Metode Penelitian, Salemba Empat, Jakarta.
Utaminingsih, Adijati.; dkk. 2016. Menyikap Rahasia Kesuksesan Usaha Tahu
Lampiran 1
Hasil Wawancara

Informan 1
Nama : Ibu Salma (Pemilik Warung Makan Saati)
Usia : 31 Tahun

Peneliti: Sebelumnya mohon maaf dan terima kasih telah meluangkan waktu ibu sebentar, saya
ingin tanya-tanya lebih lanjut mengenai warung makan ibu, bisa kan bu?
Pemilik: iya boleh
Peneliti: Sejak kapan ibu mendirikan usaha dan sebelumnya apakah pernah
membuat usaha lain?

Pemilik: pertama kali buka itu kalau tidak salah ingat tahun 2018, terus dulu masih jualan nasi
kuning kedai kecil-kecilan gitu

Peneliti: terus, apa yang membuat ibu termotivasi membuat usaha ini?

Pemilik: tentunya karena kebutuhan, dan keperluan sehari-hari setidaknya ada yang diambil
untuk anak-anak sekolah kan mbak

Peneliti: lalu bagaimana strategi harga pada warung makan ibu?

Pemilik: untuk harga sudah pasti terjangkau, untuk satu porsi nasi ikan ayam kampung seharga
25rb dan kalau untuk nasi ikan biasa 15rb aja, serta kita menyediakan nasi dengan sistem ambil
sepuasnya kalo makan ditempat.

Peneliti: kalau dari segi pelayanan, Bagaimana strategi pelayanan pada pelanggan diwarung
makan ini?

Pemilik: diutamakan pastinya harus sopan dan ramah kepada setiap pelanggan yang makan disini

Peneliti: dan untuk lokasi, menurut ibu bagaimana strategi lokasi yang digunakan?
Pemilik: dari lokasi nya sendiri strategis karena berada dipinggir jalan, terlebih jalan
transulawesi yang dilalui setiap hari selain itu kami menyediakan lahan parkir yang luas untuk
mobil-mobil besar yang sering singgah.

Peneliti: Strategi apa yang digunakan agar usaha yang dijalankan tetap
eksis diantara para pesaing, bu?

Pemilik: kita melayani pelanggan saja sih, maksudnya ketika pelanggan ingin makan yang tidak
tersedia dimenu dan kita bisa membuatnya yaa kita buatkan dan utamanya pasti selalu dengan
memberikan pelayanan sebaik mungkin.

Peneliti: untuk jam operasional nya sendiri, biasanya ibu buka jam berapa dan tutupnya jam
berapa?

Pemilik: biasa buka jam 9 pagi, tutupnya tergantung kalau ada pelanggan yang tiba-tiba mau
makan dan kondisinya makanan sudah pada habis, biasanya tetap kita buatkan sesuai dengan
permintaan pelanggan.

Peneliti: Pasar sasaran yang dituju dari kalangan mana saja?

Pemilik: tidak ada, siapapun yang mau makan diwarung makan ini disilahkan, tidakpilih-pilih
pelanggan, biasanya sih mobil kontener yang sering singgah

Peneliti: selain supir kontener, biasanya pelanggannya darimana aja bu?

Pemilik: mobil avansa, kadang orang dimotor, biasanya juga mobil patwal mbak biasanya.

Peneliti: Saya rasa sudah cukup, terimakasih atas waktunya ya bu..


pemilik: Iya sama-sama.

Informan 2

Nama : Mba Lina


Usia : 24 Thn
Peneliti : Hallo mbak, maaf mengganggu waktunya sebentar, kami berdua bisa tanya-tanya
sebentar kak?
Informan : iya boleh-boleh
Peneliti : Maaf sebelumnya dengan kaka siapa ini?
Informan : Lina
Peneliti : Oh kak Lina sering makan disini ya?
Informan : tidak juga, kadang seminggu sekali atau semingg dua kali, itupun kalau lagi pengen
makan masakan ala rumahan, disini kana yam kampungnya enak.
Peneliti : oh iya kak, Apa alasan kak Lina memilih warung makan ini apa kenapa nggak di
tempat lain?
Informan : Ya karena disini cocok harganya dan juga cocok rasanya enak.
Peneliti : Kalo untuk masalah harganya gimana kak?
Informan : Untuk harganya sudah pas tidak terlalu mahal dan
juga cukup terjangkau
Peneliti : Apakah kak lina puas dengan produk
disajikan warung makan ini?
Informan : Puas mba karena disini selain harganya terjangkau cita rasa
juga enak selain itu kalo kita makan
ditempat kita dapat mengambil nasi sepuasnya, jadi ya
cocok lah buat kita.
Peneliti : Terus bagaimana pelayanaan disini kak?
Informan : Pelayanan disini sih bagus. Terus juga penjualnya
ramah juga, terus cepet juga, tidak nunggu lama.
Biasanya kan kalo di Warung Makan lain kan kadang nunggu
dulu, nah ini kita duduk langsung ditnya mau makan apa
Peneliti : Terus kalo soal lokasinya gimana mbak?
Informan : Untuk lokasinya sih strategis ya mbak soalnya tempatnya berada
di pinggir jalan jadi ya mudah dijangkau.
Peneliti : yaudah kalo gitu, makasih banyak ya mbak.
Informan : iya sama-sama mbak
Informan 3
Nama : pak Aris
Usia : 40 tahun

Peneliti : mohon maaf pak menganggu sebentar, saya mau tanya-tanya bisa pak soal Warung
Makan saati, boleh?
Informan : Iya dek silahkan.
Peneliti : Sebelumnya dengan bapak siapa?
Informan : Aris
Peneliti : Apa sebelumnya pak pernah makan disini?
Informan : Iya pernah.
Peneliti : alasan bapak aris memilih makan di
warung makan ini apa, kenapa tidak di temapat lain gitu?
Informan : Kalo menurut saya mungkin karna sudah lamgganan dengan pemiliknya, karena
setiap mo lewat pasti disini pasti singgah selain itu masakannya enak kualitas
makanannya tetap terjaga dengan cita rasa yang konsisten, tidak berubah-rubah.
Peneliti : Kalo untuk masalah harganya gimana pak?
Informan : Harganya untuk ikan ayam kampung yang biasa saya beli itu seharga
Rp. 25.000,00 menurut saya ya cukup terjangkau harganya sudah pas tidak terlalu mahal karena
sudah paket dengan kuah tambah sayur terus nasi sepuasnya.
Peneliti : Apakah pak puas dengan produk yang
disajikan warung makan ini?
Informan : Cukup puas dek, rasanya enak bumbunya terasa sekali.
Peneliti : Terus kalo menurut bapak nih, pelayanan di Warung
Makan ini gimana pak?
Informan : Cepet sih.. maksudnya kalo ada yang dating langsung dilayani, ya paling nunggu dikit
pas makanan yang dipesan masih dimasak
Peneliti : Terus selain pelayanan nih pak, apalagi yang disukai dari warung makan ini?
Informan : makanannya enak rasanya, terus harganya murah menurut saya dan juga karna
langanan juga disini.
Peneliti : Terus apalagi pak selain itu?
Informan :tempat parkirnya luas, jadi kita sebagai supir kontener atau biasa mobil besar suka cari
tempat makan yang lokasinya luas begitu, jadi ya.. warung makan ini pas
Peneliti : ohiya gitu ya pak, makasih bapak atas waktunya.
Informan : iya iya sama-sama.

Informan 4
Nama : Bapak Enga
Usia: 38 tahun

Peneliti : Halo bapak, boleh tanya-tnya sebentar?


Informan : Iya.
Peneliti : perkenalkan saya reski sedang melakukan penelitian diwarung makan ini, saya tanya-
tanya sebentar boleh ya pak
Informan : Oh iya silahkan.
Peneliti : sebelumnya dengan bapak siapa ini?
Informan : Enga.
Peneliti :pak Enga kesehariannya apa aja?
Informan : supir dek
Peneliti : Sebelumnya sudah pernah makan di warung
Makan ini?
Informan :baru sih, maksunya baru kemarin lalu singgah disini teman ada panggil singgah makan
dsini.
Peneliti : ohiya pak, nah alasan memilih makan di warung makan
Ini apa, kenapa tidak ditempat lain? Kan banyak warung makan yang seperti ini
Informan : Karena lokasinya mungkin bagus untuk tempat singgah, istirahat sebentar gitu kan
diwarung ini, minum-minum kopi begitu.
Peneliti : Kalo untuk masalah harganya bagaimana pak?
Informan : Harga nya cukup murah sih hanya 25rb sudah dapat seporsi ikan ayam+kuah+sayur
dengan nasi banyak, jadi cocok dikantong
Peneliti : Apakah pak puas dengan produk yang disajikan di warung makan ini?
Informan : karena masih baru juga makan disini, sejauh ini Puas dengan penyajiannya terus
rasanya juga enak.
Peneliti : Terus bagaimana pelayanan di Warung Makan ini, menurut bapak?
Informan : Pelayanannya bagus, kalo pesan cepat datangnya, tidak lama, penjualnya ramah juga.
Peneliti : baik, terus selain dari pelayanan nih pak, untuk lokasi atau tempatnya bagaimana?
Informan : Lokasinya bagus ya, karena parkirannya luas jadi enak markirnya
Peneliti: Selain itu apalagi yang menarik dari rumah makan ini pak?
Informan : makananya enak, rasanya itu tidak berubah terus yaa.. dan juga ikut-ikut teman supir
yang lain singgah disini.
Peneliti : Oh iya pak, sebelumnya terima kasih banyak bapak telah meluangkan waktunya
Informan : yaa sama-sama...

Informan 5
Nama : Arman
Usia: 27

Peneliti : Tanya-tanya sebentar boleh?


Informan : Iya.
Peneliti : Arman sering makan disini?
Informan : Kadang- kadang sih, kalau lagi bosan dengan makanan dirumah ya lari ke warung ini
Peneliti : ohh seperti itu, alasan memilih makan di warung makan
Ini apa, kenapa tidak ditempat lain?
Informan : Karna dekat dari rumah
Peneliti : Kalo untuk harganya sendiri bagaimana ka arman?
Informan : Harganya terjangkau, murah disini terus enak
Peneliti : Lalu apakah kak puas dengan produk yang disajikan di warung makan ini?
Informan : Puas, pas porsinya
Peneliti : Terus bagaimana dengan pelayanan di Warung Makan ini, menurut arman?
Informan : Pelayanannya bagus yaa, karena kalo pesan cepat datangnya
Peneliti : Selain itu, apalagi yang menarik dari rumah makan ini?
Informan : Penjualnya ramah banget, jadi enak makan disini jadi kayak udah kenal dekat dengan
pemiliknya hehe..
Peneliti: Kalau untuk lokasi atau tempatnya bagaimana?
Informan: Menurut saya sih yaa mudah dijangkau karea tempatnya dipinggir jalan terus luas
halamannya
Peneliti : baik terima kasih banyak atas waktunya ka arman
Informan : iyaa, iyaa sama-sama
Lampiran 2
“Dokumentasi”

Foto dari depan Warung Makan SaaTi

Tampak samping warung makan SaaTi


“Dokumentasi dengan pemilik dan pelanggan Warung Makan SaaTi”

Anda mungkin juga menyukai