Anda di halaman 1dari 12

“STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA USAHA

MIKRO KECIL DAN MENENGAH


(BEBEK GALAK 88 JEMBER)”

Oleh:

KELAS MANAJEMEN D

KELOMPOK 1

1. Nibras Bagus Sadita (1510411145)


2. Bayu Widya Pamuji (1510411148)
3. Aisyah Kumala Haiti (1510411149)
4. Gusvilla Intan Vani (1510411150)
5. Rizky Noveliyani Putri (1510411151)
6. Chandra Maulana A. (1510411161)

Program Study Manajemen


Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menjalankan sebuah bisnis dibutuhkan strategi dalam menjalankannya. Manajemen


strategi sendiri menurut David (2011 p.37) adalah seni dan pengetahuan untuk
memformulasikan, mengimplementasikan, dan melakukan evaluasi keputusan lintas fungsi
yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan. Pendapat ini menekankan bahwa strategi
bisnis pada dasarnya adalah sebuah cara sistematis yang telah dirancang oleh perusahaan
agar mampu mencapai tujuannya. Sedangkan strategi yang sering dipakai oleh perusahaan
Menurut David (2011, p.137) terdapat 4 jenis strategi ; (1) Strategi Integrasi Vertikal
(Vertical Integration Strategy). Strategi ini menghendaki agar perusahaan mendapatkan
kontrol terhadap distributor, pemasok dan/atau para pesaingnya. (2) Strategi Intensif
(Intensive Strategy), Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk
meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. (3) Strategi
Diversifikasi (Diversification Strategy), Strategi ini makin kurang popular karena adanya
tingginya tingkat kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang
berbeda-beda. (4) Strategi Bertahan (Defensive Strategy), Strategi ini bermaksud agar
perusahaan melakukan tindakan-tindakan untuk bertahan agar terlepas dari kerugian
bahkan bangkrut.
Dalam proses perumusan strategi bisnis ini diperlukan langkah awal menganalisis
situasi atau analisis SWOT. Menurut Hunger (2001, p.193) Analisis situasi merupakan
awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan para
manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal
dan kekuatan-kekuatan internal di samping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal
dan kelemahan-kelemahan internal. Sementara itu menurut David (2011, p.178) Analisa
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman adalah alat penting untuk
mengembangkan strategi perusahaan. Dan ada empat strategi yang dapat ditentukan dari
SWOT, yaitu Strategi Kekuatan – Kesempatan, Strategi Kelemahan – Kesempatan,
Strategi Kekuatan – Ancaman dan Strategi Kelemahan – Ancaman (David 2011, P.211).
Menurut Amrullah, Hubeis dan Palupi (2016) Melakukan analisis SWOT untuk mengetaui
kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dengan menggunakan Matriks SWOT dalam
mengelola dan menganalisis data agar lebih ringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama yang dihadapi perusahaan. Sancoko (2016) juga menjelaskan bahwa
Analisis SWOT merupakan bagian dari analisa lingkungan internal yang dapat digunakan
untuk menyusun strategi yang tepat. Setelah ngetahui hasil analisa swot yang sudah
dilakukan, dapat ditentukan strategi alternatif yang dapat digunakan perusahaan.

Strategi bisnis tersebut tentu sangat dibutuhkan oleh setiap bentuk usaha bisnis.
Baik usaha mikro, kecil, menengah dan usaha besar (UB). Namun seiring perkembangan
zaman, bisnis yang bergerak dalam bidang kuliner terutama bisnis atau kegiatan usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) banyak diminati para pelaku binis. UMKM sangat
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Menurut
Munizu (2011) Faktor-faktor eksternal yang terdiri atas aspek kebijakan pemerintah, aspek
sosial budaya dan ekonomi, dan aspek peranan lembaga terkait mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap faktor-faktor internal usaha mikro dan kecil. Faktor-faktor internal
yang terdiri atas aspek sumber daya manusia, aspek keuangan, aspek teknik
produksi/operasional, dan aspek pasar dan pemasaran mempunyai pengaruh yang
signifikan dan terhadap kinerja usaha mikro dan kecil.

Untuk mengembangankan UMKM tentu saja tidak hanya dibebankan pada UMKM
sendiri namun harus memperoleh dukungan seluruh stake-holders. Dukungan termaksud
diharapkan datang dari golongan, seperti asosiasi pengusaha, perguruan tinggi, dan atau
dinas/instansi terkait di lingkungan pemerintah kabupaten/kota dan Prosvinsi. Di samping
itu diperlukan kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan UMKM (Hamid dan
Susilo : 2011).
Selain itu kemajuan dunia kuliner terutama di kota-kota besar semakin pesat dan
menjadi tren, sehingga membuat orang ingin untuk mendirikan sebuah bisnis yang
berhubungan dengan penyediaan makanan dan minuman karena melihat banyaknya
kebutuhan dan permintaan akan berbagai jenis makanan dan melihat kebiasaan orang kota
yang suka kuliner, sehingga itu akan menjadi suatu peluang bisnis dengan prospek yang
menguntungkan. Bisnis makanan ini sering dijumpai berupa restoran, rumah makan atau
yang lebih dikenal dengan istilah depot, dan bahkan sampai berupa warung yang dimana
bisnis ini termasuk dalam kategori UMKM (Boedianto dan Harjanti : 2015).

Namun, seiring dengan bertambahnya UMKM maka persaingan antar pelaku bisnis
semakin ketat. Seperti penjelasan menurut Porter didalam David (2011, p.106), intensitas
persaingan berhubungan dengan beberapa faktor seperti: jumlah pesaing, tingkat
pertumbuhan industry, karakteristik produk atau jasa, jumlah biaya tetap, kapasitas,
tingginya penghalang keluar, diversitas pesaing. Hal ini juga belaku pada daerah atau Kota
pariwisata. Karena dianggap daerah yang memiliki potensi lebih untuk mengembangkan
usaha UMKM termasuk UMKM pada bidang kuliner, UMKM di bidang makanan atau
kuliner selalu berkembang dan meningkat setiap tahunnya (Hamid dan Susilo : 2011).
Menurut Sancoko (2015) Analisis lingkungan internal berdasarkan sudut pandang sumber
daya adalah keunikan untuk membedakan bisnis dengan pesaing-pesaingnya, yang
bertujuan akhir menciptakan keunggulan kompetitif. Untuk meraihnya, perlu sumber daya
dan kemampuan untuk membedakannya. Dari sumber daya berwujud tanah dan bangunan
lahan bisnis berada strategis. Sumber dana (finansial) yang berasal dari dana sendiri
menciptakan sebuah keunggulan sekaligus kelemahan. Kota Jember juga termasuk kota
yang memiliki potensi untuk mengembangkan usaha termasuk usaha UMKM dibidang
kuliner. Melihat bahwa kota jember juga merupakan kota pendidikan.

Salah satu UMKM yang bergerak di bidang kuliner adalah Bebek galak 88. Bebek
galak merupakan bisnis kuliner yang menyajikan menu makanan pedas. Bebek galak 88
yang beralamat di Jalan Jawa 13A Jember depan SMA Negeri 2 Jember pertama kali
berdiri ialah pada tahun 2009. Pemilik dari warung makan bebek galak 88 ini bernama
Agus Fathullohur Rosadi. Di rumah makan bebek galak 88 ini selain mengolah bebek
galak ada juga olahan bebek goreng, ayam goreng, kripik galak dan lain-lain. Dan tidak
dapat dipungkiri bahwa produk olahannya tersebut selain menarik konsumen yang suka
pedas juga dapat menghasilkan untung yang besar. Usaha ini dapat menjadi bisnis
Waralaba yang dibilang cukup sukses. Rumah makan ini buka pada jam 14.00 sampai
malam hari.
Tidak dapat dipungkiri bahwa warung makan ini juga memiliki banyak pesaing.
Seiring dengan bertambahnya zaman semakin banyak warung makan yang menyajikan
menu makanan pedas. Mulai dari mie pedas, ayam pedas bahkan olahan bebek pedas yang
serupa dengan olahan bebek galak 88. Apalagi para pesaing yang tidak hanya menawarkan
menu masakan yang sesuai dengan selera warga jember, namun juga menyediakan fasilitas
pelayanan yang memuaskan konsumen. Seperti tempat yang nyaman, free wifi dan lain
sebagainya. Meskipun lokasi warung makan ini juga cukup strategis yaitu di daerah
kampus yang tidak pernah sepi pembeli, seperti target pasar utama warung makan bebek
galak 88 ini yaitu mahasiswa.
Namun warung makan bebek galak 88 tidak boleh menganggap remeh para
pesaing-pesaingnya. Pesaing merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
tingkat profitabilitas usaha ini. Karena dalam pengembangan usaha juga melihat
lingkungan eksternal perusahaan yang diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Lingkungan eksternal itu sendiri
menurut Porter dalam teori Lima Kekuatan Porter terdiri dari ancaman pendatang baru,
kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, ancaman produk
substitusi, persaingan diantara para anggota industri (Ling : 2013). Meskipun dengan
semakin banyaknya atau tingginya tingkat persaingan antar pelaku bisnis, sebenarnya
persaingan memiliki hubungan dan saling bergantung satu sama lain. Hunger (2001, p.125)
dalam sebagian besar industri, para persaing perusahaan saling bergantung dan
berhubungan. Setiap persaingan dan strategi yang digunakan perusahaan dapat dipastikan
mempengaruhi perusahaan yang lainnya, dan menyebabkan pembalasan atau usaha-usaha
perlawanan.
Oleh karena itu diperlukan strategi dalam mengembangkan bisnis seperti
melakukan analisa strategis terhadap lingkungan eksternal dapat diketahui apa yang
menjadi ancaman dan peluang pada Bebek Galak 88 Jember. Setelah mengetahui situasi
eksternal, maka analisa lingkungan internal perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan Bebek Galak 88 Jember. Hal inilah yang mendorong penulis menentukan
judul “STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH (BEBEK GALAK 88 JEMBER)”.
1.2 Rumusan Masalah
Udaya,J., Wennadi, L.Y., & Lembana, D.A.A. (2013 dalam Sancoko 2015)
mengatakan manajemen stratejik berkaitan dengan formulasi strategi dan pelaksanaan
strategi menggunakan taktik tertentu, di mana taktik adalah bagian dari strategi yang
digunakan untuk mencapai sasaran khusus yakni posisi unggul dalam persaingan atau
kompetisi. Keunggulan kompetitif diartikan suatu keadaan dalam memperoleh keuntungan
rata-rata lebih tinggi dari pesaing. Ling, 2013 juga mengatakan bahwa Lingkungan
eksternal memberikan ancaman yang cukup besar. Yang memberikan tekanan adalah
pendatang baru. Selanjutnya adalah persaingan diantara anggota industri. Pesaing memiliki
konsep yang baik (secara outlet dan desain), selain itu pesaing juga gencar melakukan
promosi. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa saja faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap bisnis Bebek
Galak 88 Jember?
2. Strategi apa yang tepat untuk Bebek Galak 88 dalam pengembangan bisnisnya?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan secara empiris dan menganalisis:
1. faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap bisnis Bebek Galak 88
Jember
2. Strategi pengembangan bisnis yang diterapkan berpengaruh positif terhadap Bebek
Galak 88 dalam persaingan bisnisnya

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi:
1. Peneliti selanjutnya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan juga sebagai bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya serta dapat berguna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
2. Bebek Galak 88
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagi masukan bagi Bebek Galak
88 terkait dengan strategi pengembangan bisnis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Strategi Bisnis
Menurut David (2011:5) Manajemen strategis dapat di definisikan sebagai seni dan
pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mecapai tujuannya.
Sebagaimana di siratkan oleh definisi ini, manajemen strategis berfokus pada usaha untuk
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasional. Jadi manajemen strategis adalah suatu perumusan atau
tindakan yang berfokus pada tujuan manajemen di dalam perusahaan atau organisasi.
Tunggal ( 2004:37 ) menjelaskan bahwa strategi bisnis merupakan strategi yang
harus di jadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategiteknologi informasi
karena dalam strategi tersebut di sebutkan visi dan misi perusahaan beserta target kinerja
masing – masing fungsi dan struktur organisasi. Jatmiko (2004:135) menyatakan bahwa
strategi bisnis merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan
terkordinasi yang dirancang untuk menyediakan nilai bagi pelanggan dan dirancang untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksplorasi kompetensi inti dari pasar
produk tunggal atau produk individual dan spesifik. Dari beberapa defini diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian strategi bisnis adalah serangkaian tindakan yang terintegrasi
dan terkordinasi yang di jadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategi untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif.
Strategi bisnis merupakan strategi yang terjadi pada tingkat produk atau unit bisnis
dan merupakan strategi yang menekankan pada perbankan posisi bersaing produk atau jasa
pada spesifik industri atau segmen pasar tertentu. Ada tiga macam strategi yang dapat
digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu “Strategi Keunggulan Biaya, Strategi
Diferensiasi dan Strategi Fokus”. Strategi fokus itu sendiri terdiri dari fokus biaya dan
fokus diferensiasi. Pada tingkat bisnis, strategi bersifat departemental. Strategi pada tingkat
ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh
manajemen puncak untuk mengelola bisnis yang bersangkutan. Strategi yang diterapkan
pada unit bisnis sering disebut dengan genericstrategy. Strategi bisnis merupakan dasar
dari usaha yang dikoordinasikan dan ditopang, yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan
usaha jangka panjang. Strategi bisnis menunjukkan bagaimana tujuan jangka panjang
dicapai.
Dengan demikian, suatu strategi bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu
pendekatan umum yang menyeluruh yang mengarahkan tindakan – tindakan utama suatu
perusahaan. Sedangkan yang dimaksud dengan strategi bisnis perusahaan adalah pola
keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud dan
tujuan- tujuan yang menghasilkan kebijakan, perencanaan untuk mencapai tujuan. Strategi
perusahaan berlaku bagi seluruh perusahaan baik itu perusahaan besar atau perusahaan
kecil, sedangkan strategi bisnis hanya berfokus pada penentuan bagaimana perusahaan
akan bersaing dan penempatan diri diantara pesaingnya.

2.2 Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter


David (2009 : 145-151) menyatakan bahwa model lima kekuatan porter merupakan
suatu pendekatan yang di gunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak
industri. Intensitas persaingan antar perusahaan sangat beragam dari satu industri ke
industri lain. Sumber: David (2009:146). Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu
industri tertentu dapat di pandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan, yaitu :
1). Persaingan Antar perusahaan Sejenis
Potensi Pengembangan Produk – Produk Pengganti Persaingan Antar perusahaan
Sejenis Daya Tawar Konsumen Daya Tawar PemasokPotensi Masuknya Pesaing Baru.
Persaingan antarperusahaan saingan biasanya merupakan yang paling hebat dari lima
kekuatan kompetitif. Strategi yang di jalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil
hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang di jalankan
perusahaan persaing. Perubahan dalam strategi oleh satu perusahaan bisa jadi ditanggapi
dengan langkah balasan, seperti penurunan harga, peningkatan kualitas, penambahan fitur,
penyediaan layanan, perpanjangan garansi, dan pengintensifan iklan.
2). Potensi Masuknya Pesaing Baru
Bila perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industri tertentu,
intensitas persaingan antarperusahaan akan meningkat. Hambatan bagi masuknya
perusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat,
kebutuhan untuk menguasai teknologi dan trik – trik praktis, kurangnya pengalaman,
loyalitas konsumen yang kuat, prefensi merek yang kuat, persyaratan modal yang besar,
kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan regulatif pemerintah, kurangnya
akses ke bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan
balik dari perusahaan yang diam-diam berkubu, dan potensi penyaringan pasar.
3). Potensi Pengembangan Produk Pengganti
Di banyak industri, perusahaan berkompetisi ketat dengan produsen produk-produk
pengganti di industri lain. Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti
bertambah ketika harga relatif produk pengganti tersebut turun dan manakala biaya
peralihan konsumen juga turun. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan
penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana
perusahaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar.
4). Daya Tawar Pemasok
Daya tawar pemasok memengaruhi intensitas persaingan di suatu industri,
khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit
bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain
sangat tinggi. Akan menguntungkan kepentingan baik pemasok maupun produsen untuk
saling membantu dengan harga yang masuk akal, kualitas yang baik, pengembangan
layanan baru, pengiriman yang tepat waktu, dan biaya persediaan yang lebih rendah,
sehingga meningkatkan profitabilitas jangka panjang dari semua pihak yang
berkepentingan.
5). Daya Tawar Konsumen
Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang memengaruhi
keunggulan kompetitif. Konsumen memiliki daya tawaryang semakin besar dalam kondisi-
kondisi berikut :
1. Jika mereka dapat dengan mudah dan murah beralih kemerek atau pengganti
pesaing.
2. Jika mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual
3. Jika penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen
4. Jika mereka memegang informasi tentang produk, harga, dan biaya penjual
5. Jika mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli
produk.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014) dengan judul Analisis Strategi
Pengembangan Usaha pada Kedai Sate Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan
yang bertujuan untuk menganalisis strategi peningkatan penjualan dari pengaruh
persaingan bisnis. Jenis penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif dan
jenis penelitian deskriptif yang dapat menggambarkan keadaan subyek dan obyek peneliti
saat sekarang berdasarkan fakta atau sebagaimana semestinya. Teknik pengumpulan data
dengan observasi (pengamatan) dan wawancara menggunakan kuisioner. Hasil dari
penelitian yaitu persaingan bisnis pada Kedai Sate Lugina mengakibatkan bisnis makanan
berusaha mendapatkan konsumen dengan melakukan strategi bersaing dan
mempertahankan keunggulannya.

Berdasarkan penelitian tersebut, digunakan jenis dan sumber data yang sama untuk
menggambarkan, menjelaskan berbagai kondisi yang ada yang menjadi objek penelitian
serta teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara
menggunakan kuisioner untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal pada Bebek
Galak 88 Jember. Dan berdasarkan penelitian tersebut pula, digunakan analisis SWOT
untuk mengetahui prioritas strategi pengembangan bisnis pada Bebek Galak 88 Jember.

2.4 Kerangka Konseptual


Perumusan strategi adalah salah satu cara perusahaan untuk menentukan strategi
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Menurut David (2009
: 324) teknik perumusan strategi yang penting dapat di integrasikan ke dalam kerangka
kerja pengambilan keputusan :

PENGEMBANGAN BISNIS

Lingkungan Eksternal Lingkungan Eksternal

Matriks IFE Matriks CPM Matriks EFE

Matriks SWOT

Strategi Bisnis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Peneliti mencoba menjelaskan
bagaimana pengembangkan usaha Bebek Galak 88 Jember dengan mengidentifikasi
kondisi internal dan kondisi eksternal pada Bebek Galak 88 Jember. Kemudian
menerangkan hal-hal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Bebek
Galak 88 Jember. Selain itu juga kondisi yang ada dengan lebih banyak dituangkan ke
dalam kata-kata tertulis atau lisan dan data dokumentasi.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian adalah seluruh konsumen atau pembeli Bebek Galak 88 Jember.
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
yaitu pengambilan sampel secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. Responden
penelitian ini terdiri dari pihak internal dan eksternal. Pihak internal meliputi pemilik
rumah makan bebek galak 88 Bapak rozi sebagai pemilik, karyawan. Pemilihan responden
internal dilakukan dengan alasan bahwa responden tersebut dapat mewakili rumah makan
bebek galak 88 dan memiliki wewenang mengenai data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian. Sedangkan, pihak eksternal meliputi konsumen rumah makan bebek galak 88,
pemilihan responden rumah makan bebek galak 88 ini didasarkan pada kapasitasnya
sebagai pihak yang mengerti mengenai perkembangan bisnis rumah makan, sedangkan
konsumen diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi rumah makan bebek
galak 88, diharapkan keterlibatan konsumen dapat memberikan hasil alternatif strategi
yang objektif.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
didapat dari hasil survey quisioner analisis swot terhadap strategi bisnisnya.
3.4 Devinisi Operasional Variabel Dan Pengukurannya
Penjelasan mengenai definisi operasional dan variabel pengukuran perlu dibuat
untuk menghindari kekeliruan dalam pembahasan hasil penelitian ini. Penjelasan
tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor internal adalah semua faktor yang mempengaruhi kelangsungan usaha bebek
galak yang berasal dari dalam perusahaan, sepertikekuatan dan kelemahan.
2. Faktor eksternal adalah semua faktor yang mempengaruhi kelangsungan usaha bebek
galak yang berasal dari luar perusahaan, seperti peluang/kesempatan yang dimiliki dan
ancaman.

2.4 Metode Analisis Data


Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris dan menganalisis
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen sehingga diperlukan
metode analisis sebagai berikut :
Y = Strategi pengembangan bisnis
X1 = Kekuatan (manajemen, kualitas layanan, pemasaran)
X2 = Kelemahan (Keuangan dan Akuntansi, SDM, Manajemen)
X3 = Peluang (Ekonomi, Sosial, Teknologi)
X4 = Ancaman (Lingkungan eksternal atau pesaing)
A. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda dengan melibatkan variabel kontrol digunakan untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel kontrol ini merupakan
variabel yang diperlakukan seperti variabel bebas dan diasumsikan juga mempengaruhi
variabel dependan. Sehingga model persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini
sebagai beriku:
Perkembangan Bisnis = 𝛽0 + 𝛽1 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ𝑠𝑡 + 𝛽2 𝑊𝑒𝑎𝑘𝑛𝑒𝑠𝑠 + 𝛽3 𝑂𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡𝑢𝑛𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 +
𝛽4 𝑇ℎ𝑟𝑒𝑎𝑡𝑠

Anda mungkin juga menyukai