Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi suatu kemajuan zaman, bagi pertumbuhan di suatu

Negara pembangunan ekonomi sangat berperan penting guna meningkatkan

pendapatan ekonomi daerah termasuk dalam mensejahterakan rakyatnya. Ketik

krisis ekonomi menerpa dunia otomotais memperburuk kondisi ekonomi di

indonesia. Kondisi krisis terjadi pada tahun 1997 hingga 1998, hanya sektor

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mampu tetap berdiri koko.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memberi kontribusi yang

signifikan dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2015, jumlah UMKM

diperkirakan mencapai 60,7 juta unit dan sebagian besar merupakan usaha

berskala mikro (98,73 persen). Pertumbuhan UMKM dalam periode 2011-

2015 mencapai 2,4 persen, dengan pertumbuhan terbesar terdapat pada usaha

menengah yaitu sebesar 9,8 persen. Pertumbuhan usaha kecil dan menengah

yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan usaha mikro pada lima

tahun terakhir dapat menandakan adanya usaha yang naik kelas, disamping

sebagai hasil dari peningkatan investasi pada skala menengah yang tercatat

rata-rata sebesar 15,7 persen. Pada periode yang sama, kapasitas UMKM untuk

menyerap tenaga kerja terus mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 5,9

persen. Pada tahun 2015 jumlah UMKM mencapai lebih dari 132,3 juta orang.

1
2

Namun sebagaian besar dari tenaga kerja UMKM (88,6 persen) masih

merupakan tenaga kerja informal pada usaha-usaha bersakala mikro.

Kontribusi UMKM dalam perekonomian juga dapat dilihat dari kontribusinya

dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada periode 2009-2013,

kontribusi UMKM mencapai 57,6 persen, dengan rata-rata pertumbuhan

sebesar 6,7 persen. Sebagian besar PDB UMKM tersebut di sumbangkan oleh

udaha mikro (49,6 persen) , berdasarkan sektor, kontribusi PDB UMKKM

yang terbesar terdapat sekor perdagangan, pertanian dan industri pengolahan.

Fenomena merebaknya UKM disebabkan karena banyaknya perusahaan-

perusahaan besar di indonesia yang gulung tikar diterjang krisis ekonomi.

Uniknya, ketika perusahaan-perusahaan raksasa tidak mampu melawan krisis,

sebagian besar UKM justru tetap bertahan, tentu untuk bertahan dalam krisis

dan juga betahan dalam jangka waktu membutuhkan strategi pemasaran yang

tepat atau disebut bauran pemasaran. Pemasaran perlu mendapat perhatian

serius oleh para pemilik bisnis terutama didalam proses penetapan stratetgi

dalam bidang pemasaran.

Menurut Wibowo dan Arifin (2015:60) “strategi pemasaran adalah salah

satu cara memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik itu

untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa”. Dilihat dari

perkembangaanya, pemasarannya dari waktu ke waktu terus mengalami

perubahan, alasan lain menurut Rahmady dalam (sudirman,2011:186) “dalam

manajemen pemasaran mempunyai 3 tahap strategi marketing yaitu: memilih


3

konsumen yang dituju, mengidentifikasi keinginan konsumen, dan

menentukan marketing mix”.

Peranan strategi pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran yang

digunakan perusahaan karena bauran pemasaran merupakan seperangkat alat

pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut

Kotler, “bauran pemasaran sekempulan dari variabel-variabel yang dapat

deikendalikan yang dgunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat

penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.” Bagaimana cara perngusaha

itu agar dapat mempengaruhi konsumenannya merupakan hal yang

memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan

tindakan-tindakan konkret dan terprogram. Menurut Koler dan Amstrong

(2012:108) Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tidakan yang

terdiri tujuh unsur bauran pemasaran (mareketing mix 7p) yaitu: produk

(product), harga (price), lokasi (place), promosi (promotion), orang (people).

Proses (process), dan bukti fisik (physical evidence).

Produk menurut Kotler dan Amstrong (2013:337) “segala sesuatu yang

ditawarkan untuk mendaptkan perhatian dibeli, dimiliki, digunakan, atu

dikonsumsi yan dapat memuasakan keinginan atau kebutuhan pemakainya.”

Harga merupakan salah satu pertimbangan konsumen untuk memutuskan

membeli barang atau jasa guna untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan

diharapkan berdasarkan kekuatan dan daya beli konsumen. Menurut Alma

(2011:169), “harga adalah satuan moneter atau ukura lainnya (termasuk barang

dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
4

penggunaan suatu barang dan jasa sehingga menimbulkan kepuasan

konsumen”

Lokasi (place) salah satu yang mempengaruhi kegiatan pemasaran yang

memperlancar dan mempermudah pencapaian barang produsen ke konsumen.

Menururut Kotler dalam Hermawan (2015:154), “suatu strategi yang

menentukan dimana dan bagaimana kita menjual suatu produk tertenu.”

Banyak cara menawarkan suatu produk kepada konsumen. Cara-cara

tersebut yang bias dilakukan adalah melalui promosi (promotion) seperti

periklanan (adveveristing) baik melalui media cetak maupun visual. Menurut

Swasta dan Irawan (2010:273), “promosi adalah usaha yang dipakai

perusahaan untuk mempengaruhi kepuasan konsumen agar bersedia untuk

membeli.”

People (orang) merupakan tidak kalah penting dari unsur-unsur lain

marketing mix karena merupakan semua pelaku meminkan peranan penting

dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Menurut

Hurriyati (2010:186), “people (orang) adalah semua pelaku yang memainkan

peranan dalam penyajian jasa ataupun produk sehingga dapat mempengaruhi

pembelian”

Menurut Huriyati (2010:47), “Process (proses) adalah proses meliputi

prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas

dimana suatu produk atau jasa disampaikan kepada pelanggan.” Proses

mencerinkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran dikoordinasikan

untuk menjamin kualitas dan konsitensi jasa yang diberikan kepada pelanggan.
5

Menurut Kotler (2011:15) physical evidence (bukti fisik) adalah bukti

yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditunjukan kepada konsumen sebagai

usulan nilai tambah konsumen. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam

bidang jasa, bukti fisik memiliki peranan yang sangat penting, terutama apabila

transaksi dan aktifitas pemakaian jasa dilakukan dilokasi perusahaan tersebut.

Selain itu bukti fisik juga mendukung image perusahaan dimata konsumen.

Keberhasilan strategi pemasaran diterapkan oleh perusahaan tergantung

pada analisa dan pengamatan yang cermat oleh perusahaan terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan. Menurut Mahfudi

dan Arief, (2018) “ ada faktor–faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran

yaitu faktor eksternal dan internal dari usaha tersebuut, melalui pendekatan

analisis SWOT, dapat diketahui posisi perusahaan yang tepat dan alternatif

strategi pemasaran yang cocok untuk manajemen UKM.”

Sedangkan menurut Helm dan Nixon, (2010) “analisis SWOT akhir-akhir

ini banyak di gunakan oleh organisasi untuk menentukan lagkah dan keputusan

apa yang perlu diambil.lebih jauh lagi analis SWOT juga banyak digunakan

oleh perusahaan skala kecil, menengah, dan besar”.

Penerapan strategi SWOT diperlukan untuk dapat mengetahui kelemahan

dan ancaman yang di alami usaha ini serta memanfaatkan dapat bertahan dan

berkompetensi di dunia usaha. Menurut Rangkuti (2013:19) “Analisis SWOT

adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weaknesses serta

lingkungan eksternal oppertunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis, jadi
6

melalui metode SWOT ini bertujuan untuk mengatahui posisi usaha dan

alternatif strategi pemasaran mana yang sesuai bagi pengelola UKM”.

Analisis SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam

organisasi yang memeberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu

komponennya sambil mempertiimbangkan factor-faktor internal (Ariani,

2017)

Kepuasan konsumen dimaksud yaitu kepuasan terhadap product, kepuasan

terhadap price, kepuasan terhadap place dan kepuasan terhadap promotion. Hal

yang sering terjadi dalam perusahaan adalah perbedaan antara harapan dan

persepsi konsuem. Harapan konsumen cenderung lebih besar dari pada nilai

yang diterima oleh konsumen. Hal ini jika terjadi terus menerus akan membuat

konsumen lari ke produk lain. Sehingga hal ini perlu diperhatikan secara

sungguh-sungguh oleh perusahaan

Dikota Gresik pertumbuhan produsen kue basah mengalami peningkatan

sangat pesat dan persaingan yang ketat hal ini juga dialami dirasakan oleh

UKM UD. FORTUNA BROWNIES KUKUS GRESIK yang semakin hari

terus melakukan inovasi terhadap produk yang akan ditawarkan kepada

konsumen. Kantor UD. FORTUNA BROWNIES KUKUS GRESIK bertempat

di jl. Balikpapan 1B,GKB-Gresik . dan memiliki cabang 3 toko yang ada di

kota gresik, walaupun banyaknya produsen kue basah tidak kalah

konsumennya dengan yang lain. Keunggulan-keunggulan produk dapat

diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba

dan kemudian akan mendapatkan kepuasan dari segi produk tersebut. Oleh
7

karena itu para produsen kue harus mampu merumuskan strategi pemasaran

yang tepat untuk menghadapi pesaingan yang ketat sehingga mampu bertahan.

Adannya penurunan kepuasan konsumen yang dialami UKM UD. Fortuna

Brownies Kukus Gresik ditengah ketatnya persaingan menjadi sebuah masalah

besar bagi keberlangsungan hidup bisnis UKM UD. Fortuna Brownies Kukus

Gresik. Dalam upaya meningkatkan kepuasan konsumen, dibutuhkan strategi

pemasaran dengan melakukan analisis strategi terlebih dahulu terhadap

variabel bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi) yang diterapkan

oleh UKM UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik.

Melihat kondisi tersebut maka UD. Fortuna Browsnies Kukus Gresik

memerlukan perancangan strategi pemasaran yang dengan menggunakan

variabel bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi) dengan

menggunakan metode SWOT sebagai landasan pengambilan strategi

pemasaran.

Analisis strengths (kekuatan) dan weakness (kelemahan) UD Fortuna

Brownies Kukus Gresik yaitu:

1) strengths (Kekuatan)

kekuatan yang dimiliki UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik adalah

sebagai berikut:

a. Lokasi Strategis

b. Parkir tidak dikenakan biaya

c. Rasa brownies kukus Gresik mempunyai pilihan yang menarik

d. Harga yang terjangakau


8

2) Weakness (Kelemahan)

Kelemahan yang dimiliki UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik adalah

sebagai berikut:

a. Kurangnya promosi yang dilakukan UD. Fortuna Brownies Kukus

Gresik

b. Masa expired relatif singkat

Analisis opportunities (peluang) dan threats (ancman) UD. Fortuna

Brownies Kukus Gresik dalah sebagai berikut:

1) Opportunities (Peluang)

Ancaman yang dimiliki UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik adalah

sebagai berikut:

a. Variasi atau inovasi dari Fortuna Brownies Kukus Gresik membuat

banyak pelanggan baru berdatangan

b. Masih sedikitnya produk brownies panggang dengan rasa yang

beragam

2) Threats (Ancaman)

Peluang yang dimiliki UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik adalah

sebagai berikut:

a. Semakin banyaknya usaha sejenis

b. Selera konsumen yang berubah mempunyai pengaruh besar terhadap

kepuasan konsumen.

Sedangkan analisis dari bauran pemasaran yang di ambil hanya strategi

marketing mix 4p yaitu meliputi: produk, harga, lokasi, promosi diakarenakan


9

strategi marketing mix 4p (produk, price, place, promostion) yang paling

sering digunakan oleh perusahaan dan dilakukan untuk mengetahui variabel

yang paling berpengaruh terhadap penjualan. Maka dari itu penulis tertarik

untuk melakukan peneletian dengan judul “ANALISIS STRATEGI

PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT

TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN UKM UD. FORTUNA

BROWNIES KUKUS GRESIK”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah

pokok yaitu:

1) Apakah ada pengaruh produk (product) secara parsial terhadap kepuasan

konsumen di UKM UD. Fortuna brownies kukus Gresik?

2) Apakah ada pengaruh harga (price) secara parsial terhadap kepuasan

konsumen di UKM UD. Fortuna brownies kukus Gresik?

3) Apakah ada pengaruh promosi (promotion) secara parsial terhadap

kepuasan konsumen di UKM UD. Fortuna brownies kukus Gresik?

4) Apakah ada pengaruh lokasi (place) secra parsial terhadap kepuasan

konsumen di UKM UD. Fortuna brownies kukus Gresik?

5) Apakah ada pengaruh produk, harga, lokasi, dan promosi secara simultan

tehadap kepuasan konsumen di UKM UD. Fortuna brownies kukus

Gresik?
10

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian yang hendak dicapai adalah :

1) Untuk mengetahui pengaruh produk (product) secara parsial terhadap

kepuasan konsumen di UKM UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik

2) Untuk mengetahui pengaruh harga (price) secara parsial terhadap kepuasan

konsumen di UKM UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik

3) Untuk mengetahui pengaruh promosi (promotion) secara parsial terhadap

kepuasan konsumen di UKM UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik

4) Mengetahui pengaruh lokasi (place) secara parsial terhadap kepuasan

konsumen di UKM UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik

5) Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran secara simultan tehadap

kepuasan konsumen di UKM UD. FORTUNA BROWNIES KUKUS

GRESIK

1.4 Manfaat penelitian

1.3.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan .dapat memberikan tambahan

pengetahuan dan sebagai bukti empiris adanya pengaruh baurasn

pemasaran melipuri produk (product), harga (price), promosi

(promotion), lokasi (place), terhadap kepuasan konsumen di Ud.

Fortuna Brownies Kukus Gresik.


11

1.3.2 Secara Praktis

Peneliti ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi dan bahan

bacaan mengenai analisis bauran pemasaran meliputi produk, harga,

lokasi, promosi, dan proses terhadap kepuasan konsumen di UD.

Fortuna Brownies Kukus Gresik. Baik bagi peneliti, pembaca, maupun

pengurus UD. Fortuna Brownis Kukus Gresik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Strategi

Menurut Rangkuti (2013:183) “berpendapat bahwa strategi adalah

perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana

perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan

berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya”

Menurut Fred R. David (2016:11) “startegi adalah tindakan yang

membutuhkuan keputusan manajemen puncak dan sumber daya

perusahaan yang besar”

2.1.2 Pemasaran

Menurut Tjiptono & Diana (2016:3) “pemasaran adalah lingkup

individu maupun organisasi yang mencari respon (baik berupa

perhatian, pembelian, doanasi, maupun suara dukungan) dari pihak

lain”

Menurut Sudaryono (2016,43) “pemasaran adalah suatu proses dan

manejerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar

sesuatu yang bernilai satu sama lain”

12
13

2.1.3 Strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau

segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusahan. Oleh

karena itu strategi pemasaran merupakan kombinasi dari buran

pemasaran yang akan diterapkan oleh pengusaha untuk melayani

pasarnya

2.1.4 Perumusan Strategi Pemasaran

Menurut Wibowo,Arifin dan Sunarti (2016:61) merumuskan


strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah secara
sistematis, bermula dari startegi segmentasi pasar, strategi penentuan
pasar sasaran, dan strategi penentuan posis pasar sasaran. Ketiga
strategi tersebut adalah kunci didalam manajemen pemasararan yaitu:

1) Strategi Segmentasi Pasar


Menurut Setiadi dalam Wibowo, Arifin dan Sunarti (2016:61)
Segmentasi pasar adalah proses memmbagi pasar kedalam
kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan,
karaktereistik, ataupun, perilaku yang membutuhkan bauran produk
dan bauran pemasaran tersendri. Atau dengan kata lain segmentasi
pasar merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar terdiri
atas bebarapa segmen yang berbeda.

2) Strategi Penentuan Pasar Sasaran


Menurut Umar dalam Wibowo, Arifin dan Sunarti (2016:61) yaitu
pemilihan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memesuki
segmen tersebut. Sebagaian besar perusahaan memasuki sebuah
pasar baru dengan melayani satu segmen tunggal. Jika terbukti
berhasil, maka mereka menambah segmen dan kemudian
memperluas secara vertikal dan secara horizontal. Dalam menelaah
pasar sasaran harus mengevaluasi dengan menelah 3 (tiga) faktor:
a. Ukuran dan pretumbuhan segmen
b. Kemenarikan struktural segmen
c. Sasaran dam sumber daya

3) Startegi Penentuan Pasar sasaran


Menurut Tjiptono dalam Wibowo, Arifin dan Sunarti (2016:61)
Penenetuan posisi pasar (Positioning) adalah starategi untuk
14

merebut dibenak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut


bagaimana membangun kepercayaaan, keyakinan dan kompetensi
bagi pelanggan

2.1.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran Menurut Hermawan (2012:35), suatu strategi


yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat meliputi penerapan rencana
utama dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian)
produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu dimana
segmen pasar tersebut telah dijadikan pasar saran untuk produk telah
diluncurkan guna menarik konsumen melakukan pembelian.

Mneurut Saladin (2013:3), “mendiefinisikan bauran pemasaran

adalah serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai dan

gunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.”

2.1.6 Elemen-Elemen Bauran Pemasaran

Menurut McChary yang dikutip oleh Kotler dan Keller yang

dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2012:17) “mengklarifikasikan

empat unsur dari alat-alat bauran pemasarn, yaitu 4P dalam pemasarn

barang diantaranya adalah : Produk, Harga, Tempat, dan Promosi.”

Zeithaml dan Bitner dalam Ratih, (2010:19) mengungkapkan


bahwa bauran pemasaran juga memiliki tiga unsur lain, yaitu Orang
(People), Bukti fisik (Physical evident), Proses (Process). Dan secara
rinsi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Produk (product)
Produk merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran yang
memiliki berbagai macam arti dan makna, namun secara umum
produk adalah segala sesuatu yang dapat diutarakan kepada pasar
untuk diperhatikan, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi. Istilah
produk mencakup benda fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi,
atau ide. Keputusan-keputusan mengenai produk mencakup kualitas,
keistimewaan, jenis merek, kemasan, pengembangan, berdasarkan
penelitian pasar, pengujian, dan pelayanan pra dan purna jual.
15

2) Harga (price)
Harga merupakan unsur terpenting kedua dalam bauran pemasaran
setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapat penjual, sedangkan unsur-unsur
lainnya merupakan pengeluaran biaya. Keputusan-keputusan
mengenai harga mencakup tingkat harga, potongan harga,
keringanan periode pemasaran dan rencana iklan yang dibuat oleh
produsen.

3) Lokasi (place)
Tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat
diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waaktu dan tempat yang
tepat dimanapun konsumen berada.

4) Promotion (promotion)
Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan
dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk,
mempengaruhi, dan mengingatkan konsumen agar membeli prouk
dari perusahaan. Dalam hal ini keputsan-keputusan yang diambil
mencakup iklan, penjualn, personal, promosi penjualan, dan
publikasi.

5) People (orang)
Semua pelaku memainkan peranan dalam penyajian jada sehingga
dapat mempengaruhi persepsi pelanggan. Elemen dari people adalah
pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Dalam
lingkungan jasa, semua tindakan karyawan bahkan cara berpakaian
dan penampilan karyawan mempengaruhi terhadap persepsi
konsumen atau keberhasilan dalam menyampaikan jasa.

6) Physical Evidence (Bukti Fisik)


Bukti fisik adalah lingkungan tempat jasa disampaikan dan tempat
penyedia jasa dengan konsumen berinteraksi beserta dengan semua
komponen lainnya yang mendukung terwujudnya atau
terkomunikasinya jasa. Bukti fisik juga merupakan suatu hal yang
secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli dan meningkatkan produk jasa yang ditawarkan. Unsr-
unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik,
peralatan, perlengkapan, logo warna, dan barang-barang lainnya
yang disatukan dengan pelayanan yang diberikan.

7) Process (Proses)
Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitasnya yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
untuk perusahaan jasa, krja sama antara pemasaran dan operasional
16

sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani


segala kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut
pandang konsumen maka kualitas pelayanan yang diantaranya
dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya.

2.1.7 Produk

Menurut Gitosudarmo (2017:119), “produk adalah segala sesuatu

yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan

masyarakat.”

Menurut Wahyu Saidi dalam Sudaryono (2018:207) “produk

adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,

dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

keinginan dan kebutuhan.”

2.1.8 Tingkatan Produk

Menurut Kotler dan Keller (2011:4) produk memiliki lima (5)


tingkatan yaitu:

1) Manfaat Inti (Care Benefit)


Yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumse
oleh pelanggan dari setiap produk.

2) Produk Dasar (Basic Product)


Adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi pokok yang
paling dasar.

3) Produk Harapan (Expeted product)


Adalah produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan
kondisi secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli
dan serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang
diharapkan oleh pembeli pada saat membeli produk.

4) Produk Pelengkap (Augment Product)


Adalah berbagai atrbut produk yang dilengkapi atau ditambahkan
dengan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan
tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing,
sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh
badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
17

5) Produk Potensial (Potensial Product)


Adalah segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang, atau semua
argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk
di masa datang.

2.1.9 Klasifikasi Produk

Menurut Tjiptono & Diana (2016:179) klarifikasi produk bisa


dilakukan atas berbagai macam sudut pandang.berdasarkan tiangibilty
produk dapat diklarifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:

1) Barang (goods)
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan
mengalami perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek durabilitas
atau jangka waktu pemakaian, terdapat dua macam barang, yaitu:
a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang yang berwujud yang
biasanya hanis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Dengan kata lain umur ekomisnya dalam kondisi
pemakian normal kurang dari satu tahun. Contohnya adalah
sabun, pasta gigi, shampoo.
b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang terwujud yang biasanya
bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau
lebih). Contohnya lain TV, lemari es, mobil, komputer.

2) Jasa (Service)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Jasa bercirikan intangible, variable, dan perishable.
Contohnya bengkel reprasi, salon kecantikan, kurusus, hotel,
lembaga pendidikan.

2.1.10 Indikator Produk

Menurut kotler dan keller (2009:8-7), indikator-indikator produk


terdiri dari:

1) Bentuk meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk


2) Fitur, karakteristik produk yang menjadi pelengkap fungsi dasar
produk
3) Kualitas kinerja adalah tingkat dimana karakteristik utama produk
beroperasi
18

4) Kesan kualitas merupakan hsil dari penggunaan pengukuran yang


dilakukan secara tidak langung karena terdapat kemungkinan bahwa
konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi produk yang
bersamgkutan
5) Kemudahan perbaikan adalah ukuran kemudahan perbaikan produk
ketika produk iti tidak berfungsi.

2.1.11 Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:345), “harga adalah uang

yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang

ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki

atau menggunakan suatu produk atau jasa.”

Menurut Deliyanti Oentoro dalam Sudaryono (2018:216), “harga

adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barng

lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi

seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.”

2.1.12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Menurut Swastha dalam Widiana dan Sinaga (2010:65)


mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produk
meliputi:

1) Kondisi perekonomian
2) Penwaran dan permintaan
3) Elastisitas permintaan
4) Persaingan
5) Biaya
6) Tujuan manager
7) Pengawasan pemerintah

2.1.13 Indikator Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:52), terdapat 4 (empat)


indikator harga yaitu sebagai berikut:
19

1) Keterjangkauan Harga
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek
harganya juga berbeda dari ynag termurah sampai termahal dengan
harga yang ditetapkan para konsumen banyak yang membeli produk.

2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk


Harga sering disajikan sebagai indiktor kualitas bagi konsumemn
orng sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang
karenna mereka melihatb adanya perbedaan kualitas apabila harga
lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga
lebih baik.

3) Kesesuaian harga dengan manfaat


Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang
dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk
mendapatkannya.

4) Harga sesuai kemampuan dan daya saing


Konsumen sering membandingkan haarga suatu produk dengan
produk lainnya, dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat
dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan memnneli produk
tersebut.

2.1.14 Lokasi

Menurut Kotler dalam Hermawan (2015:154), “lokasi (place)

adalah suatu strategi yang menentukan dimana dan bagaiman kita

menual suatu produk tertentu”

Menurut Kotler dalam Jamaludin (2017:126) “salah satu kunci

menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih

komunitas, keputusan ini sangatbergantung pada potensi pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas, persaingan, iklan, politik, dan lain-lain”

2.1.15 Indikator Lokasi

Menurut Tjiptono (2014:159), indikator pemilihan lokasi terdapat


7 (tujuh) yaitu:
20

1) Akses
Lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana tranportasi umum.

2) Visibilitas
Lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak
pandang normal.

3) Lalu lintas
Lalu lintas ada 2 (dua) hal yang perlu perhatikan yaitu:
a. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang
besar terhadap terjadinya impluse buying yaitu kepurusan
pembelian yang sering terjadi spontan, atau tanpa perencanaan
dan tanpa melalui usaha-usaha khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan,
misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran
atau ambulans.

4) Tempat parkir
Tempat parkir yang luas luas, nyaman dan aman baik untuk
kendaraan roda dua maupun roda empat.

5) Lingkungan sekitar
Yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
Contohnya, warung makan berdekatan dengan daerah kost, asrama
mahasiswa, kampus atau perkantoran.

6) Kompetesi
Yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh dalam menentukan lokasi
sebuah usaha, perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah
tersebut terdapat banyak usaha yang sejenis atau tidak.

7) Peraturan pemerintah
Misalnya ketentuan yang melarang rumah makan berlokasi terlalu
berdekatang dengan pemukiman penduduk/tempat ibadah

2.1.16 Promosi

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:76) “promosi merupakan

kegiatan yang mengkomunikasikan manfaat dari sebuah produk dan

membujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut”

Menurut Hermawan (2015:154) promsosi adalah semua kegiatan


yang bermaksud megomunikasikan atau menyampaikan sesuatu produk
kepada pasar sasaran untuk memberi informasi tentang keistimewaan,
21

kegunaan daln yang paling penting adalah tentang keberadaanya, untuk


mengubah sikap ataupun mendorng orang untuk bertindak (dalam hal
ini membeli)

2.1.17 Indikator Promosi

Menurut dan Amstrong (2014:432) indikator promosi terdapat 5


(lima) yaitu sebagai berikut:

1) Adveristing (periklanan)
Bentuk promosi yang digunakan mencakup broadcast, print,
internet,outdoor, dan bentuk lainnya.

2) Sales Promotion (promosi penjualan)


Bentuk promosi yang digunakan mencakup discounts, soupuns,
display, demontrations, contestd, sweepstakes, dan evenst.

3) Personal Selling (penjualan perseorangan)


Yaitu presentasi personal oleh tenaga penjualan dengan tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan dengan
konsumen. Bentuk promosi yang digunakan mencakup
presentations, trade shows, dan incentive programs.

4) Public Relations (hubungan masyarakat)


Yaitu membangun hubungan yang baik dengan berbagai publik
perusahaan supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan.
Bentuk promosi yang digunakan mencakup press releases,
sponsorship, special events, dan web page.

5) Direct Marketing (penjualan langsung)


Yaiu membangun langsung dengan sasaran konsumen dengan tujuan
untuk memperoleh tanggapan langsung segera membina hubungan
yang abadi dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan
mencakup catalogs, telephone marketing, internet, mobile
marketing, dan lainnya

2.1.18 Analisis SWOT

Menurut Fatimah (2016:27), analisis SWOT adalah suatu bentuk


situasi dengan mengindentifikasi berbagai faltor secara sistematis
terhadap kekuatan-kekuatan (strength) dan kelemahan-kelemahan
(weaknesses) suatu organisasi/perusahaan dan kesempatan-kesempatan
(opportunities) serta ancaman-ancaman (threats) dari lingkungan untuk
merumuskan strategi organisasi/perusahaan.
22

2.1.19 Manfaat Analisis SWOT

Menurut Nur’aini (2016:12) manfaat SWOT terdapat 5 (lima) yaitu


sebagai berikut :
1) Analisis SWOT dapat membantu melihat suatu persoalan dari empat
sisi sekaligus yang menjadi dasar sebuah analisis persoalan, yaitu
kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman
2) Analisis SWOT mampu memberikan hasil berupa analisis yang
cukup tajam sehingga mampun memeberikan arahan ataupun
rekomendasi untuk mempertahankan kekutan sekaligus menambah
keuntungan berdasarkan sisi peluang yang ada, sambil mengurangi
kekurangan dan juga menghindari ancaman
3) Analisis SWOT dapat membantu kita “membedah” organisasi dari
empat sisi yang yang dapat menjadi dasar dalam oproses
identifikasinya dan dengan analisis ini kita dapat menemukan sesi-
sesi yang terkadang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
4) Analisis SWOT dapat menjadi intrumen yang cukup ampuh dalam
melakukan analisis strategi, sehingga dapat menemukan langkah
yang tepat dan terbaik sesuai denga situasi pada saat itu.
5) Analisis SWOT dapat diguanakan untuk membantu organisasi
meminimilasi kelemahan yang ada serta menekan munculnya
dampak ancaman yang mungkin akan timbul

2.1.20 Faktor-Faktor Analisis SWOT

Menurut Fatimah (2016:13-19) Analisis SWOT terdiri dari empat


faktor yaitu:

1. Strenghts (kekuatan)
Strenghts merupakan sebuah kondisi yang menjadi sebuah kekuatan
dalam organisasi. Faktor-faktor kekuatan merupakan suatu
kompetensi khusuS atau sebuah kompetensi keunggulan yang
terdapat dalam tubuh organisasi itu sendiri. Faktor-faktor kekuatan
tersebut merupakan nilai plus atau keunggulan komperatifdari
sebuah organisasi memiliki hal khusus yang lebih unggul dari
pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan stakeholders maupun
pelanggan.

2. Weaknesses (kelemahan)
Weaknesesses merupakan kondisi atau segala sesuatu hal yang
menjadi kelemahan atau kekurangan yang terdaoat dalam tubuh
organisas. Pada dasarnya, sebuah kelemahan merupakan suatu hal
yang wajar ada dalam organisasi. Namun yang terpenting adalah
bagaimana organisasi membangun sebuah kebijakan sehingga dapat
meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan dapat
menghilangkan kelemahan yang ada. Bisa juga menjadikan
23

kelemahan menjadi sebuah sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh


organisasi yang lain. Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam
sarana dan prasarana,kualitas atau kemampuan karyawan yang ada
dalam organisasi, lemahnya kepercayaan konsumen, tidak sesuainya
antar hasil produk dengan kebutuhan konsumen atau dunia usaha
dan industri dan lain-lain. Oleh karena itu, ada beberapa faktor
kelemahhan yang harus segera dibenahi oleh para stakeholder dalam
suatu perusahaan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya SDM dalam organisasi.
b. Sarana dan prasaran yang masih tsebatas pada sarana wajib saja.
c. Kurangnya sensitivitas dalam menangkap peluang yang ada,
sehingga cenderung membuat organisasi mudah puas dengan
keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d. Output pada produk yang belum sepenuhnya bersaing dengan
produk perusahaan yang lain dan sebagaisnnya.

3. Opportunities (peluang)
Peluang merupakan suatu kondisi lingkungan di luar organisasi yang
sifatnya menguntungkan bahkan dapat menjadi senjata untuk
memajukan sebuah perusahaan/organisasi. Peluang sendiri dapat
ditegorikan dalam tiga tingkatan, tingkatan tersebut yaitu;
a. Low
Dikatakan low atau rendah apabilah “suatu hal tersebut” (hasil
analisis) memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapainnya juga kecil.
b. Moderate
Dikatakan moderate atau sedang apabila “suatu hal tersebut”
(hasil analisis) memiliki daya tarik dan manfaat yang besar
namun peluang pencapiannya kecil atau sebaliknya.
c. Best
Dikatakan baik apabila “suatu hal tersebut” (hasil analisis)
memiliki daya tarik yang tinggi serta peluang tercapainya besar.
Bebarapa situasi yang dapat menjadi peluang sebuah perusahaan
antara lain sebgai berikut:
a) Kecenderungan pasar menyukai produk tertentu.
b) Identifikasi suatu produk yang belum ,mendapat perhatian
pasar.
c) Perubahan dalam situasi perdagangan dengan para kompetitor.
d) Hubungan dengan konsumen.

4. Threats (ancaman)
Threats atau ancaman ini merupakan kebalikan dari peluang atau
opportunities. Anaman merupakan kondisi eksternal yang dapat
menggangu kelancaran berjalnnya sebuah organisasi atau
perusahaan. Ancaman dapat dilihat dari tingkat keparahan
pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya (probality
24

of occrence). Sama seperti peluang, ancaman juga dapat


dikategorikan dalam tikngkat-tingkatan sebagai berikut:
a. Ancaman utama (major threat)
Sebuah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan
kemungkina dapat berdampak besar. Menaggulnagi ancaman
jenis ini, maka diperlukan bebrapa planing dan strategi yang
serius agar ancaman ini tidak mengancam keberlangsungan hidup
oragnisasi.
b. Ancaman moderate (moderate threat)
Jenis ancaman ini merupakan kombinasi tingkat keparahan dan
kemungkinan terjadi. Sebagai contoh ancaman jenis ini adalah
kemungkinan tingkat keparahan yang tinggi namun
kemungkinan terjadinya rendah, begitu sabliknya.
c. Ancaman tidak utama (minor threat)
Ancaman ini merupakan jenis ancaman yang dampaknya kecil
kemungkinan tejadinya juga kecil. meskipun merupakan jenis
ancaman yang ringan, namun sebaiknya jensi ancaman iinin perlu
segera dideteksi dan ditanggulangi. Hal tersebut tentu akan
meminimalisasi kemungkinan ancmana tidak utama ini berubah
menjadi ancaman yang lebih serius.

2.1.21 Matrik SWOT

Menurut Purnomo dan Hadi (2016:53) alat yang digunakan untuk


menyusun faktor-faktor strategis adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat
mengambarkan secara jelas bagaiman peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya.

Tabel 2.1
MARTIX SWOT
IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS Daftar kekuatan Daftar kelemahan

Peluang (o) S-O W-O


Daftar Startegi Strategi memperkecil
Peluang gunakan kelemahan dengan
kekuatan untuk memnafaatkan
meraih peluang peluang
Ancaman (T) S-T W-O
Daftar Strategi Startegi memperkecil
ancaman gunakan kelemahan dan
kekuatan untuk menghindrai ancaman
menghindari
ancaman
Sumber : Purnomo & Hadi (2015:53)
25

2.1.22 Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler dalam Hermawan (2015:149), “kepuasan adalah

tingkat sesorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia

rasakan dibandingkan dengan harapannya”

Menurut Brown dalam Sudaryono (2018:79), “kepuasan konsumen

adalah suatu kondisi dimana kebutuhan, keinginan dan harapan

konsumen terhadap sebuah produk dan jasa, sesuai atau terpenuhi

dengan penampilan dari produk dan jasa”

2.1.23 Pengukuran Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler dalam Hermawan (2015:150) ada empat yang


digunakan mengukur kepuasan konsumen, yaitu:

1) Sistem keluhan dan sasaran


Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi
penlanggannya untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan
merupakan perusahaan yang berorientasi pada konsumen (costumer
oriented.

2) Survei kepuasan pelanggan


Sesekali perusahan perlu melakukan survei kepuasan konsumen
terhadap kualitas jasa atau produk perusahaan tersebut. Survey ini
dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan
perusahaan kepada para konsumen.

3) Ghost shoping
Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang
dari perusahaan (Ghost shoping) untuk bersikap sebagai pelanggan
perusahaan pesaing, dengan tujuan para Ghost shopper tersebutdapat
mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat
dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas pelayanan perusahaan itu
sendiri.

4) Analisa pelanggan yang hilang


Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubuungi
kembali pelangganya yang telah lama tidak berkunjung atau
melakukan pembelian lagi di perusahaan tersebut karena telah
26

berpindah ke perusahaan pesaing, selain itu perusahaan dapat


menanyakan sebab kepindahan pelanggan ke perusahaan pesaing.

2.1.24 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Oleh karena kepuasan konsumen pelanggan merupakan prioritas


paling utaman dalam perusahaan harus memiliki faktor pada konsumen.
Menurut Hermawan (2015:151) tingkat kepuasan konsumen ditentukan
oleh lima faktor utam dan harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu:

1) Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas bila evaluasi mereka menunjukan
bahwa produk yang mereka gunakan memang berkualitas.

2) Kualitas konsumen
konsumen akan meras puas bila meraka mendapatkan pelayanan
yang baikatau sesuai dengan yang diharapkan.

3) Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa
orang lain akan kagum terhadap dia, bila menggunakan produk
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih
tinggi.

4) Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
konsumennya.

5) Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau yang
tidak perlu membuang waktu untuk medapatkan suatu prooduk
cenderung puas akan produk tersebut.

2.1.25 Indikator Kepuasan Konsumen

Hal yang dapat memperngaruhi kepuasan konsumen pelanggan


daapat dilihat dari ukuran dimensi kepuasan konsumen menurut Kotler
Keller dalam Tjiptono (2014:372)

1) Tetap setia
Konsumen yang terpuaskan cenderung akan menajadi setia atau
loyal konsumen yang puas terhadap produk yang dikonsumsi dan
mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang daari produsen
yang sama.
27

2) Membeli produk yang ditawarkan


Keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan karena adanya
keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan menghindari
pengalaman yang buruk.

3) Merekomendasikan produk
Kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi
dari mulut ke mulut (word of communication) yang bersifat positif.

4) Bersedia membayar lebih


Konsumen cenderung menggunakan harga sebagai patokan
kepuasan, ketika harg lebih tinggi konsumen cendeung berfikir
kualitas menjadi lebih tinggi juga.

5) Memberi masukan
Walaupn kepuasan sudah tercapai, konsumen selalu menginginkan
yang lebih lagi, maka konsumen akan memberi masukan atau saran
agar keinginan mereka dapat tercapai

2.1.26 Definisi UMKM

Menurut badan pusat stastistik (BPS) dalam memberikan definisi


UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan
usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19
orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang.

Menurut Undang-Undang Noomor 20 tahun 2009: UMKM


memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Usaha Mikro
Yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
milik perorang yang memenuhi keritria yakni:
a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tan dan bangunan tempat usaha.
b) Meiliki hasil penjualan tahuan paling banyak Rp.300.000.000
(tiga ratus juta rupiah).

2) Usaha kecil
Yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan cabang anak
perusahan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasasi
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
pengusaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni
28

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000.00 (lima


puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp.500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha.
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000.00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp.2.500.000.000.00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3) Usaha menengah
Yaitu usaha ekonomi produkti yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria:
a) Memiliki kekayaan lebih dari Rp.5000.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.100.00.000.000.00
(sepuluh miyar rupiah)
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp.50.000.000.000.00(lima puluh milyar rupiah)

2.1.27 Peran UKM Dalam Perekonomian Indonesia.

Usaha kecil mengah (UKM) memiliki peranan penting dalam

perekonomian nasional, terutama dalam kontribusinya terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB). Mengingat peran pentingnya peranan UKM di

bidang ekonomi, sosial dan politik maka saat ini perkembangan UKM

deberi perhatian cukup besar di berbagai belahan dunia. Pada periode

2009-2013, kontribusi UKM mencapai 57,6 persen, dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 6,7 persen. Sebagian besar PDB UKM tersebut

disumbangkan oleh usaha miko (49,7 persen). Bersdasarkan sektor,

kontribusi PDB UKM yang terbesar terdapat di sektor perdagangan,

pertanian dan industri.


29

2.1.28 Hubungan Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen

Menurut Sumarmi dan Soeprihanto (2010:205), “Kombinasi dari

variabel atau kegiatan merupakan inti dari sistem pemasaran yait

produk, harga, lokasi dan promosi.”

Keempat faktor tersebut diarahkan untuk dapat menghasilkan

omset penjualan yang maksimal pada atas produk yang dipasarkan

dengan memberikan kepuasan pada para konsumen.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel. 2.2
Penelitian terdahulu

No Nama/ lembaga/ kota/ Judul penelitian Variabel Persamaan Hasil penelitian


tahun penelitian dan
perbedaan
1. Phadhil Ahmad, Saleh Strategi Pemasaran Variabel Bebas: Persamaan: Semua variabel
Anis, Nusran Kue Bagea Sebagai Produk (X1), Variabel berpengaruh dan
Muhammad, Ismail Khas Kota Palopo Harga (X2), Bebas signifikan terhadap
Hardi, Aidel Aida/ Dengan Tempat (X3), keputusan
Universitas Muslim Menggunkaan Promosi (X4) Perbedaan: pembelian
Indonesia/Makassar/20 Metode Analisis Variabel
18 SWOT Pada UKM Variabel terikat
Multi Kue Kota Terikat:
Palopo Keputusan
penjualan
2. Purnamasari Ita, Ratya Pengaruh Bauran Variabel Bebas: Pesamaan: Pengaruh bauran
Anindita, Putri Budi Pemaaran (Produk, Produk (X1), Variabel pemasaran (Produk,
Setyowati/ Universitas Harga, Tempat, dan Harga (X2), Bebas Harga, Tempat, dan
Brawijaya/ Malang/ Promosi) Terhadap Tempat (X3), Promosi)
2018 Kepuasan Promosi (X4) Perbedaan: menunjukan
Pelanggan Berubah Obyek hubungan yang
Menjadi Loyalitas Variabel berbeda posditif terhadap
Pelanggan Pada Terikat: kepuasan pelanngan
Oldplay Juice Soji Kepuasan
pelanngan
30

3. Abbas, Firdayantai/ Pengaruh Variabel Bebas: Persamaa: Variabel marketing


Universitas Marketing Mix Produk (X1), Variabel mix (product, price,
Mulaswarman/2015 Terhadap Harga (X2), bebas place, promotion)
Kepuasan Lokasi (X3), secara siginifikan
Konsumen (pada Promosi (X4). Perbedaan: berpengaruh positif
Home Industry Obyek terhadap kepuasan
Moshimishi Cake Variabel berbeda konsumen
Samarinda) Terikat:
Kepuasan
Konsumen
4. Wulandari, Wahju/ Pengaruh Variabel Bebas : Persamaan: Marketing mix
Universitas Widyagama Marketing Mix Produk (X1), Variabel berpengaruh secara
Malang/ Malang /2012 terhadap Harga (X2), bebas signifikan terhadap
Keputusan Lokasi (X3), keputusuan
Pembelian Pada Promosi (X4). Perbedaan: pembelian
Waserda UKM Variabel
Mart Koperasi Variabel terikat
Karyawan Terikat:
Widgayama Keputusan
Pembelian
5. Setiawan, Wilson Dan Pengaruh Variabel Bebas: Persamaan : Adanya variabel
Drs. Sugiono Marketing Mix Produk (X1), Variabel produk berpengaruh
Sugiharto/Universitas Terhadap Harga (X2) Bebas dan signifikan
Kristem Petra/ 2014 Keputusan Lokasi (X3) terhdapa keputusan
Pembelian Toyota Promosoi (X4) pembelian
Avanza Tipe G Di Perbedaan:
Surabaya Variabel Variabel
Terikat: terikat
Keputusan
Pembelian
31

2.3 Kerangka koseptual

Kerangka koseptual dalam peniliti ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka berfikir
32

Keterangan:

X1 : Produk (variabel independen)

X2 : Harga (variabel independen)

X3 : Promosi ( variabel independen)

X4 : Lokasi ( variable independen)

Y : Kepuasan Konsumen (variabel dependen)

: Garis hubung parsial variabel independen terhadap dependen

: Garis hubung simultan variabel independen terhadap dependen

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2018:182) hipotesis adalah Hipotesis merupakan


jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara. karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik.

Berdasarkan landasan konseptual dan kerangka berfikir di atas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H1 : Diduga bahwa produk berpengaruh secara parsial terhadap

Kepuasan konsumen di UKM UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik

2. H2 : Diduga bahwa harga berpengaruh secara parsial terhadap

Kepuasan konsumen di UKM UD. Fortuna Brownie Kukus Gresik

3. H3 : Diduga bahwa promosi berpengaruh secara parsial terhadap

Kepuasan konsumen di UKM UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik


33

4. H4 : Diduga bahwa lokasi berpengaruh secara parsial terhadap

Kepuasan konsumen di UKM UD. Fortuna Brownnies Kukus Gresik

5. H5 : Diduga bahwa bauran pemasaran (marketing mix) meliputi

Produk, harga, lokasi, promosi, dan proses berpengaruh secara simultan

terhadap kepusasan konsumen di UKM UD. Fortuna Brownies Kukus

Gresik.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Dalam melakasanakan penelitian, lokasi penelitian Berada di UD.

Fortunaa Brownies Kukus Gresik yang memilki 3 cabang toko yang ada di

Gresik yang bertempat di Jl. Kalimantan No. 578 Perumahan Gresik kota Baru,

Jl. DR Soetomo No. 20 Gresik, Jl. Panglima Sudirman No. 134 Gresik. Alasan

peneliti ingin melakukan pengambilan data di berbagai tempat di UD. Fortuna

Brownies Kukus Gresik karena diharapkan mampu mewakili respon dari

berbagai konsumen UD. Fortuna Brownies Kukus Gresik mengenai

pembeliannya.

3.2 Waktu penelitian

Dalam penelitian ini, waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2019

sampai Mei 2019.

3.3 Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:53) Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif


dengan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandasan pada sifat positivisme, yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data bersfat
kuantitatif atau stastistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
tetapkan.

Menurut Sugiyono (2018:5), metode kuantitatif dapat diartikan sebagai


metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan
untuk meneliti pada puplasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan intrumen penelitian, analisi dan bersifat kuatitatif atau stastistik
dengan tujuann untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

34
35

Penggunaan metode kuantitatif ini dikarenakan metode ini dapat

mendeskripsikan sekaligus menginterprestasikan kosndisi yang sedang terjadi

dan untuk mengetehaui bagaimana pengaruh marketing mix 4p (product, price,

place, promotion) terhadap kepuasan konsumen di UD. Fortuna Brownies

Kukus Gresik.

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Indikator Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2018:39) “operasional variabel merupakan

segala sesuatu yang berbentk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga di peroleh innformasi tentang hal terssebut,

kemudian ditarik kesimpulannya.”

Adapaun definisi operasional variabel dalam penentuan yang akan

dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1) Variabel Independen (X)

Variabel ini disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antacedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel bebas.

Menurut sugiyono (2018:39) “Variabel bebas merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).”

Adapun yang menjadi variabel bebas disini dalam penelitian ini

adalah Product (X1), Price (X2), Place (X3), dan promotion (X4).

Menurut Gitosudarmo (2017:119), “product (produk) adalah segalah


36

sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan

manusia dan masayarakat.”

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:345), “price (harga)

adalah uang yang diagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah

dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh

manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Menurut Kotler dalam Hermawan (2015:154) “place (lokasi)

adalah suatu strategi yang menentukan dimana dan bagaimana kita

menjual suatu produk tertentu.”

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:76) “promotion (promosi)

merupakan kegiatan yang mengkonsumsikan manfaat dari sebuah

produk dan membujuk target konsumen untuk membeli produk

tersebut.”

2) Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output,

kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel

terikat. Menurut Sugiyono (2018:39), “Vaiabel terikat merupakan

variabel penelitian yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.”

Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kepuasan konsumen (Y). Menurut Kotler dalam Hermawan

(2015:149), “kepuasan konsumen adalah tingkat seseorang setelah


37

membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan

dengan harapannya.”

3.4.2 Indikator Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lima variabel yaitu:

product (X1), price (X2), place (X3), promotion (X4) dan kepuasan

konsumen (Y)

Tabel 3.1
Indikator Variabel Penelitian
Variabel Indikator
Product (X1) 1. Bentuk
2. Fitur
3. Kualitas kinerja
4. Kemudahan perbaikan
Kotler dan Keller (2009:8-7)
Price (X2) 1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
Kotler dan Amstrong (2012:52)
Place (X3) 1. Akses
2. Visibilitas
3. Lalu lintas
4. Tempat parkir
5. Lingkungan sekitar
Tjiptono (2014:159)
Promotion (X4) 1. Iklan
2. Promosi penjualan
3. Penjualan perseorangan
Kotler dan Amstrong (2014:432)
Kepuasan Konsumen (Y) 1. Tetap setia
2. Membeli produk
3. Merekomendasikan produk
Kotler dan Keller dalam Tjiptono (2014:372)
38

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2015:80) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh konsumen

yang melakukan pembelian pada UD.Fortuna Brownies Kukus Gresik

jumlah populasi yang didapat selama 1 bulan pada bulan Maret 2019

sebanyak 150 konsumen

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2015:81) “Sampel adalah sebagian jumlah dan

karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sedangkan meurut

Neuman (2013:270) “sampel adalah sehimpunan kecil kasus yang

dipilih peneliti dari himpunan besar dan akan menggeneralisasi pada

populasi.” Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah

sebagaian dari populsi yang dianggap mewakili pupulasi karena

memiliki ciri atau karakteristik yang sama. Sampel dalam penelitian ini

sebanyak 150 responden.

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah non probality sampling. Menurut Sugiyono (2014:84), “Non

probality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak


39

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

dipilih untuk menjadi sampel.”

Teknik ini ditunjang pula dengan metode sampling insidental.

Menurut sugiyono (2018:85), “sampling insidental adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel

bila di pandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data.”

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan data primer dan data sekunder.

3.6.1 Data Primer

Menurut Sugiyono (2018:137) data primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer

dalam penelitian ini didapat dari jawaban responden melalui :

1) Observasi

Pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara

langsung pada obyek penelitian. Observasi yang dilakukan oleh

penulis adalah jenis observasi terstruktur. Menurut Sugiyono

(2018:194) “observasi terstuktur adalah observasi yang dirancang

secaras sistematis tentang apa yang akan diamati, dan dimana

tempatnya.”
40

2) Wawancara

Menurut Sugiyono (2018:137), wawancara digunakan sebagai


teknik pengumpulan data, apabila penulis ingin melakukann studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harsu diteliti,
dan juga apabila penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlahnya sedikit atau kecil.

3) Kuesioner

Menurut Sugiyono (2018:142), “kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaaan tertulis kepada responden

untuk di jawabanya.”

Skala pengukuran variabel yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Menurut sugiyono

(2018:93), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseoang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.”

Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indiktor tersebut dijadikan

sebagai titiktolak untuk menyusun item-item intrukmen yang dapat

beupa pernytaan. Jawaban dari setiap pertanyaan mempunyai nilai

positif sampai negatif. Untuk pengukuran nilainya sebagai berikut.


41

Tabel. 3.2
Data Primer

No PERNYATAAN Skor
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 Tidak Setuju (TS) 2
3 Netral (N) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5
Sumber : Sugiyono (2018:94)

3.6.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018:137) data sekunder adalah data yang tidk

langsunng memberikan data kepada pengumpul data. Dalam hal inni

summber data sekunder didapat dari studi pustaka, yakni teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku yang

berkaitan dengan masalahh yang dibahas, yaitu sebagai beikut:

a. data dokumentar

b. data yang dikumpulkan dari pihak lain

c. perpustakaan

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Uji Stastistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2018:147) stratstistik deskriptif adalah

strastistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendekripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermmaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi

Menurut Sugiyono (2018:148) termasuk dalam stastistik deskripitif

antar lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram


42

lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukiran

tendensi data sentral), perhitungaa rata-rata data standar deviasi,

perhitungan persentase

3.7.2 Analisis Interval

Menurut Silalahi (2017:339) interval memiliki karakteristik


nominal (klasifikasi) dan oridinal (urutan), dan ada equal interval atau
menggambarkan equal spacing between members. Ukuran interval
memeliki sifat nominal dan oridinal di tambah ukuran dapat
menetapkan jumlah jarak antara kategori.

Kecendurungan dari variasi jawaban responden terhadap variabel

penelitian dapat ditentukan berdsarkan ditribusi frekuensi, dimana

terlebih dahulu dapat ditentukan nilai interval untuk menentukan

kategori jawaban dengan formulasi sebagai berikut:

NO PERNYATAAN SKOR
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 Tidak Setuju (TS) 2
3 Netral (N) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5

Dengan demikian nilai maksimum dari masing-masing pertanyaan

adalah 5 dengan kode pilihan SS (Sangat Setuju) dan nilai minimal

adalah 1 dengan pilihan kode STS (Sangat Tidak Setuju).

Kecenderungan dari variasi jawaban responden terhadap variabel

penelitian dapat ditentukan berdasarkan ditribusi frekuensi, dimana

terlebih dahuulu dapat ditentukan nilai interval untuk menentukan

kategori jawaban dengan formasi sebagai berikut:


43

nilai tertinggi-nilai terindah


Investasi kelas =
5 kriteria

Dimana :

a. Nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1.

b. Jumlah kriteria 5 yaitu : sangat tidak setuju, kurang setuju, netral,

setuju, sangat setuju.

c. Mengingat skor nilai untuk masing-masing alternatif jawaban dari

masing-masing variabel adalah minimal dan maksimal 5, sedangkan

variasi indikator dengan menggunakan rumusan diatas.

d. Ditribusi frekuensi daapat dikelompokan (dikategorikan) seperti

ditunjuk pada tabel berikut :

No Nilai Skor Interprestasi

1 4.21 < rata-rata 5.00 Sangat setuju

2 3.41 < rata-rata 4.20 Setuju

3 2.62 < rata-rata 3.40 Netral

4 1.81 < rata-rata 2.60 Tidak setuju

5 1.00 < rata-rata 1.80 Sangat tidak setuju

3.7.3 Analisis Korelasi

Analisis korelasi parsial ini digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan antara korelasi kedua variabel. Dalam analisis regresi,

analisis korelasi digambarkan juga untuk menunjukan arah hubungan

antar variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur

kekuatan asosiasi (hubungan). Untuk mengetahui dan memeriksa data


44

penelitian apakah ada hubungan maka melakukan uji Pearson Product

Moment. Besarnya koefisien korelasi adalah -1≤r ≤+1:

a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif

b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif

Interpretasi dari nilai koefisien korelasi:

c. Bila r = -1, maka korelasi antar kedua variabel sangat lemah dan

mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y

turun atau sebaliknya)

d. Bila r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan antar kedua

variabel kuat dan mempunyai hubungan yang searah (jika X naik

maka Y naik atau sebaliknya)

Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Koefisian Interval Tingkatan Hubungan

0.800-1,000 Sangat Kuat

0,600-0.799 Kuat

0,400-0,599 Sedang

0,200-0,399 Lemah

0,000-0,199 Sangat Lemah

Sumber : Sugiyono (2018:184).


3.7.4 Uji Analisis Data

1) Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013:52), “uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner


45

dikatan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013:47), “reliabilitas sebenarnya adalah akat

untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau knonstruk.”

Pengukuran dalam penelelitian reliabilitas ini akan di bantu

dengan SPSS versi 22.00 for windows untuk menguji stastistik

cornbanch alpha (a) akan mennentukan instrumen yang digunakan

dalam penelitian raliabel digunakan atau tidak. Suatu kuesioner

rliabel jika nilai Commbach Alpha (a) >0,60

3.7.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi yang dibuat dapat dijadikan alat prediksi yang baik. Uji asumsi

klasik yang akan digunakan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas,

uji heteroskedastitas.

1) Uji lineritas

Menurut Ghozali (2013:159) uji ini digunakan untuk melihat


apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak.
Apakah fingsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya
berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas akan
diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear,
kuadrat atau kubik.

2) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:154), “uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam metode regresi, variabel penggangu atau


46

residual memiliki ditribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka

uji strastistik tidak valid untuk jumlah sampel kecil.”

Menurut Ghozali (2013:154-158), ada dua cara untuk mendeteksi


apakah residual berdistribusi normall atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah utuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik hitrogram yang membandingkan antara
data observasi dengan ditribusi yang mendekati distribusi normal.
Metode yang paling handal adalah dengan melihat normal
prubility plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal . disstribusi normal akan membentuk suatu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengkiti
garis diagonalnya.
b. Analisis Stastistik
Ujii normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-
hati secara visual kelihatan normal, pada hal secarara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurikan disamping uji grafi
dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sederhana dapat
dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skkewness dari
reidual.

3) Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013:107) uji auto korelasi bertujuan menguji


apakah dalam model regresi linear ada korelasi antar kesalahan
penggangu pada periode t dengan kesalah penggangu pada periode
t-1 (sebelumnya ). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Maslah ini
timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya, hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang
individu/kelompokcenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu/kelompok yang sama periode berikutnya.

Menurut Ghozali (2013:107), pada data crossection (silang


waktu), masalah auto korelasi relatuf jarang terjadi karen
“gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu.
Kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi.
47

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan

uji durbin watson, uji durbin watson hanya digunakan untuk

autokorelasi tingkat satu (fist order autocorrelation) dan

mensyaratkan adanya intecept (konstanta) dalam model regresi dan

tidak ada variable lagi diantara variabel indpenden. Hipotesi yang

diuji adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (r=0)

HA : ada autokorelasi (r≠0)

Tabel 3.4
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
Hipotesi nol Keputusan Jika
tidak ada autokorelasi positif Tolak 0< d < dl
tidak ada autokorelasi positif No desicision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4− dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak du < d < 4 – du
Positif atau negatif
Sumber: Ghozali (2013:108)

4) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013:103), “uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antara variabel bebas (indpenden). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.”

Menurut Ghozali (2013:103) terjadi multikolonieritas dapat


juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel indpenden
menjadi variabel dependen (terikat) dan diregras terhadp variabel
indepen lainnya. Tolerance mengukur varibilitas vriabel independen
yang terpilih yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
48

VIF = 1/Tolerance). Nilai cotuff yang umum dipakai untuk


menunjuan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10
atau sam dengan nilai nilai ≤ 10.

5) Uji Hiteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:134), uji heteroskedastisitas bertujuan


menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual suatu pengamatan ke penagmatan yang laun, jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
model regreasi yang baik adalah yang Homoskesdasititas atau tidak
terjadi hiteroskesdasitas.

3.7.6 Analisis Linear Berganda

Metode analisis regresi linear berganda yaitu untuk memprediksi nilai

dari variabel terikat yaitu kepuasan konsumen (Y) dengan ikut

memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu product (X1), price

(X2), place (X3), promotion (X4) sehingga dapat diketahui pengaruh

positif atau negatifnya.

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan

bantuan aplikasi Software SPSS 22.00 for Windows. Adapun model

pemasaran yang digunakan (Supranto,1998) adalah sebagai berikut :

y=a+𝜷𝟏 X1 +𝜷𝟐 X2 +𝜷𝟑 X+𝜷𝟒 X4 +e

Dimana :
Y = Variabel Kepuasan Konsumen
a = Koefisien Konstanta
β1, = Koefisien Regresi (product)
β2 = Koefisien Regresi (price)
β3 = Koefisien Regresi (place)
β4 = Koefisien Regresi (promotion)
49

X1 = Variabel Product
X2 = Variabel Price
X3 = Variabel Plice
X4 = Variabel Promotion
e = Standar Eror
3.7.7 Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2018:53), “Hipotesi merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, diman rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

Menurut Sugiyono (2018:160), “uji hipotesis adalah menaksir

parameter populasi berdasarkan data sampel.”

Pembuktian hipotesis ini dilakukan melalui tiga pengujian, yaitu

uji t, uji F, dan uji determinasi alternatif, yakni menjawab pertanyaan

peneliti dan lebih

1) Uji Statistik t (Uji Parsial)

Menurut Ghozali (2011:98), Uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Penentuan hasil pengujian (penerimaan/penolakan H0) dapat

dilakukan dengan thitung dan ttabel atau juga dapat dilihat dari nilai

signifikannya.

Untuk menguji pengaruh marketing mix 4p (product, price, place,

promotion) terhadap kepuasan konsumen maka dapat dilakukan dengan

pengujian statistik secara parsial, dengan langkah-langkah sebagai

berikut :
50

a. Merumuskan hipotesis statistik antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

b. Menentukan tingkat signifikansi.

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – 1, untuk

menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan

hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5%

karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel

yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum

digunakan dalam suatu penelitian.

c. Mencari nilai thitung

Nilai statistik thitung yang digunakan pada pengujian parsial.

Untuk mencari thitung dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

√n-2
thitung =
√1-r 2

dimana :

t : nialai uji t

r : koefisein korelasi product moment

n : jumlah sampel

d. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis

dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan

sebagai berikut:
51

Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan atau ditolak

(berpengaruh signifikan).

Gambar 3.1
Kurva Penerimaan atau Penolakan Hipotesis Uji-t
Sumber : Sugiyono, (2011:185)

e. Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data

dan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan pada hasil

kriteria yang telah dijelaskan diatas, juga dari teori-teori yang

mendukung obyek dari masalah yang diteliti.

2) Uji Statistik F (Uji Simultan)

Menurut Ghozali, (2011:98), “uji statisfik F digunakan untuk

menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat.”

Untuk menguji harga dan promosi terhadap keputusan

pembelian maka dapat dilakukan dengan pengujian statistik secara

simultan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


52

1. Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5%.

Tingkat signifikansi 0,05% atau 5% artinya kemungkinan besar

hasil penarikan kesimpulan memiliki profibilitas 95% atau

toleransi kesalahan 5%.

2. Menghitung uji F (F-test)

Untuk mencari Fhitung dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

𝑅 2 −𝐾
Fhitung = (1−𝑅2 )/(𝑛−𝑘−1)

Dimana :

R2 = koefisien Determinasi Gabungan

k = Jumlah Variabel Dependen

n = Jumlah Sampel

3. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. H0 ditolak jika F statistol <0.05 atau Fhitung>Ftabel

b. H0 diterima jika F statistik>0.05 atau Fhitung<Ftabel

Nilai Ftabel dudapat dari :

df1 (pembilang) = jumlah variabel independen

df2 (peneyebuut) = n-k-l

Dimana :

m = Jumlah Observasi

k – Variabel Independen
53

3) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Silalahi (2017:593), “koefisien determinasi adalah satu

ukuran dari proporsi dari variansi dalam satu variabel dependen yang

dihitung melalui variabel independen.”

Menurut Silalahi (2017:593), koefisien determinasi


dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar variasi perubahan
dalam satu variabel (dependen) ditentukan oleh perubahan dalam
variabel lain (independen). Koefisien korelasi digunakan untuk
menentukan koefisien determinasi. Dalam konteks ini, koefisien
determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (misal, r2).

Koefisien determinasi dinyatakan dalam persen (%) sehingga

harus dikalikan dengan 100%. Tepatnya jika koefisien korelasi

antara variabel X dan Y adalah 1.00, maka koefisien determinasi

adalah 12 atau 1x100%. Artinya 100% dari variasi perubahan dalam

variabel Y disebabkan oleh variasi perubahan dalam variabel X. bisa

juga dinyatakan bahwa 100% eror atau kesalahan dalam peramalan

satu variabel dengan pengetahuan tentang yang lain dapat dihitung.

Makin kuat koefisien korelasi semakin besar koefisien determinasi

atau sebaliknya.

3.7.8 Uji Crostabs

Menurut Silalahi (2012:334), “apabila masalah dan hipotesis

tentang adanya hubungan antara dua atau lebih variabel, maka kerangka

analisisnya akan menjurus pada usaha menguji ada tidaknya hubungan

antara dua atau lebih variabel.” Kerangka tabel yang digunakan untuk
54

tujuan ini tentu saja memuat dua atau lebih unsur atau variabel

pengamatan yang disusun dalam satu tabel yang disebut tabel silang,

kadang-kadang tabel kontigensi (contigency table).

Alat statistik yang sering digunakan dalam crosstabs adalah chi

square. Alat ini bisa diterapkan untuk menguji ada tidaknya hubungan

antara baris dan kolom dari sebuah crosstabs (Ghozali, 2016:24).

Dalam pengambilan keputusan kita dapat berpedoman pada dua hal,

yakni membandingkan nilai Asymp.Sig dengan batas kritis yakni 0,05

atau dapat dengan cara membandingkan antara chi squarehitung dengan

chi squaretabel.

1. Dasar pengambilan keputusan nilai Asymp.Sig :

a. Jika nilai Asymp.Sig < 0,05, maka terdapat hubungan yang

signifikan antara baris dan kolom.

b. Jika nilai Asymp.Sig > 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara baris dan kolom.

2. Dasar pengambilan keputusan nilai Chi Square :

a. Jika nilai chi squarehitung > chi squaretabel, maka terdapat hubungan

yang signifikan antara baris dan kolom.

b. Jika nilai chi squarehitung < chi squaretabel, maka tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara baris dan kolom.

3.8 .Alat Analisis SWOT

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunkanan matrix SWOT.

Untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman external


55

dan pelang esxternal yang dihadapi perusaahaan untuk dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan dan dimilikinya dapat dibuat berbagai

kemungkinan alternative stratetgi (SO, ST, WO, WT) seperti diagram berikut:

Tabel 3.5
MARTIX SWOT
IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
EFAS Menentukan Menenentukan
faktor-faktor faktor-faktor
kekuatan internal kelemahan interna
Peluang (o) S-O W-O
Menentukan Ciptakan strategi Ciptakan strategi
ancaman yang menggunakan untuk
kekuakatan untuk meminimalkan
memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan
peluang
Ancaman (T) S-T W-O
Menentukan Ciptakan strategi Ciptakan strategi
ancaman yang menggunakan yang
eksternal kekuatan untuk meminimalkan
mengatasi ancamn kelemahan dan
menghindari
ancaman
Sumber : Rangkuti (2013:45)

Anda mungkin juga menyukai