Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET MANAJEMEN OPERASIONAL

UMKM ROTI KETAWA

DESI SAFITRIANI (20110028)

NUR AISYAH AULIYA (20110064)

DOSEN PENGAMPU : AISYAH SIREGAR, S.E, M.M

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINA KARYA

JURUSAN MANAJEMEN

KOTA TEBING TINGGI

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 3

C. TUJUAN PENELITIAN 3

D. MANFAAT PENELITIAN 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4

BAB III METODE PENELITIAN 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9

BAB V PENUTUP 11

A. KESIMPULAN 11

B. SARAN 11
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha kerakyatan yang saat ini
mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh Undang-Undang, antara
lain bantuan kredit usaha dengan bunga rendah, kemudahan persyaratan izin usaha,
bantuan pengembangan usaha dari lembaga pemerintah, serta beberapa kemudahan
lainnya. Keberadaan dan peran serta UMKM dalam perekonomian, merupakan salah satu
kunci keberhasilan bangsa Indonesia mampu untuk menghadapi berbagai krisis yang
menimpa bangsa Indonesia pada tahun 2007/2008, pada saat usaha besar melemah
bahkan gulung tikar, disatu sisi UMKM mampu untuk bertahan bahkan memberikan
kontribusi yang cukup tinggi disaat krisis global terjadi.
UMKM juga tidak akan terpengaruh pada keadaan pasar internasional, maka dari itu
UMKM sangat berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang relative besar
disaat para perusahaan-perusahaan pada bangkrut karna kurang stabilnya pasar
internasional. Keberadaan UMKM saat ini memiliki peran yang lebih luas, karena hampir
sebagian besar usaha yang ada di Indonesia di dominasi oleh usaha skala mikro kecil dan
menengah Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan
kuantitas tenaga kerja.
Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai
dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang. Berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai
perorangan/badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai
penjualan/omset per tahun setinggi–tingginya Rp.600.000.000 atau asset (aktiva)
setinggi-tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang ditempati ). Dalam
membuka usaha, mulai dari usaha kecil, menengah sampai usaha yang besar termasuk
UMKM pasti selalu ada yang namanya persaingan.
Persaingan usaha (bisnis) adalah istilah yang sering muncul dalam berbagai literatur
yang menuliskan perihal aspek hukum persaingan bisnis. Persaingan berasal dari bahasa
Inggris yaitu competition yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing,
pertandingan, dan kompetisi.

Ketika organisasi atau perorangan berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan
seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumberdaya yang dibutuhkan.
Sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah usaha-usaha dari 2 (Dua) pihak
atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan
menawarkan harga atau syarat yang paling menguntungkan. Persaingan ini dapat terdiri
dari beberapa bentuk pemotongan harga, iklan atau promosi, variasi dan kualitas,
kemasan, desain, dan segmentasi pasar.
Persaingan usaha juga dapat ditemui dalam UU No.5 tahun 1999 tentang larangan
praktek Monopoli dan persaingan tidak sehat. Secara umum, persaingan bisnis adalah
perseteruan atau rivalitas antara pelaku bisnis yang secara independen berusaha
mendapatkan konsumen dengan menawarkan harga yang baik dengan kualitas barang
atau jasa yang baik pula. Dalam situasi yang demikian, tidak ada lagi pilihan lain bagi
perusahaan kecuali berusaha untuk menghadapinya atau sama sekali keluar dari arena
persaingan.
Perusahaan harus meningkatkan efektifitas dan nilai pelanggan, seperti yang
dikemukakan Bestari (2003:85) bahwa respon yang paling baik untuk melindungi pasar
yaitu dengan melakukan inovasi terus menerus (continousinnovation). Perusahaan terus
berusaha meningkatkan efektifitas nilai perusahaan di mata konsumennya. Pemasaran
perlu mendapat perhatian serius oleh UMKM. Terutama didalam proses penetapan
strategi pemasaran harus benar-benar matang, sehingga strategi pemasaran yang dipilih
akan mampu menembus pasar dan apalagi kondisi persaingan yang semakin ketat seperti
saat ini.
Semakin inovatif dalam menentukan strategi pemasaran suatu usaha, akan dapat
meningkat volume penjualan produk tersebut, karna ujung tombak dalam suatu usaha
adalah penetapan strategi pemasaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bauran pemasaran yang diterapkan UMKM ROTI KETAWA di Desa
Paya Pinang. Kec. Tebing Syahbandar ?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat pada bauran pemasaran UMKM ROTI
KETAWA di Desa Paya Pinang. Kec. Tebing Syahbandar?

C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan bauran pemasaran pada UMKM ROTI KETAWA
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui penerapan bauran pemasaran oleh UMKM ROTI
KETAWA
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pada strategi bauran
pemasaran UMKM ROTI KETAWA

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
mengenai pengelolaan dalam memasarkan produk UMKM, serta untuk memenuhi
tugas MANAJEMEN OPERASIONAL.
b. Bagi Instansi Terkait
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa saran dan informasi
kepada pihak pemilik UMKM tentang strategi pemasaran dalam mengembangkan
UMKM
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Salah satu marketing mix strategi yang sering dilaksanakan oleh perusahaan adalah
strategi bauran pemasaran. Strategi ini berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan
menyajikan penawaran produk disertai strategi pendukung lain berupa strategi harga,
promosi, serta strategi saluran distribusi, pada segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran
pasarnya. Marketing mix adalah kombinasi dari empat varibel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistim pemasaran perusahaan yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan
sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah termasuk
keputusan dalam empat variabel yaitu: 1.produk, 2.harga, 3.distribusi, dan
4.promosi. (Swastha & Irawan, 2002:87)

1. Product (Produk)
Berdasarkan konsepnya produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan. Kebijakan produk meliputi jumlah barang atau jasa
yang akan ditawarkan perusahaan termasuk pelayanannya. Untuk jasa terdapat perbedaan
yang mendasar bahwa jasa berbeda dengan barang dari sisi tidak berwujud, tidak dapat
dipisahkan, berubah-ubah dan dari sisi daya tahan bahwa jasa tidak bisa disimpan.
Dalam bauran pemasaran, produk memegang peranan penting karena akan
mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Produk adalah merupakan titik sentral dalam
kegiatan marketing. Semua kegiatan marketing lainnya digunakan untuk menunjang
pemasaran produk. Satu hal yang perlu diingat adalah bagaimanapun hebatnya usaha
promosi, distribusi dan harga yang baik jika tidak diikuti oleh oleh produk yang bermutu dan
disenangi oleh konsumen maka strategi pemasaran tidak akan berhasil.
Oleh sebab itu perlu diteliti produk apa yang dipasarkan dan bagaimana selera
konsumen masa kini perlu mendapatkan perhatian serius. Setiap produsen selalu mempunyai
tujuan bahwa produk yang dihasilkannya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen
sehingga terjadi pertukaran. Pertukaran ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
perusahaan yang berupa keuntungan dan pelanggan setia yang dapat menjamin kelangsungan
usaha perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk menerapkan strategi untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga akan memberikan
kepuasan bagi konsumen dan perusahaan mendapatkan keuntungan.

2. Price (Harga)
Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa.
Keuntungan yang diperoleh sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh penetapan harga yang
ditawarkan. Besarnya harga ditentukan oleh besarnya biaya yang sudah dikeluarkan untuk
memproduksi produk tersebut. Dalam penetapan harga biasanya merupakan kombinasi dari
barang/jasa dengan jasa lainnya serta keuntungan yang diharapkan. Strategi penetapan harga
ini berkaitan dengan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

3. Place (Saluran Distribusi atau Tempat)


Tempat atau saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang sering tergantung
yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan
atau dikonsumsi. Saluran distribusi dapat di definisikan sebagai himpunan perusahaan dan
perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau
jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen (Kotler,
2005). Saluran distribusi didasarkan pada tujuan perusahaan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar
yang dijadikan sasaran, dan karakteristik produk yang ditawarkan. Dalam mendistribusikan
produk yang telah diproduksi,perusahaan mempunyai beberapa langkah alternatif yang dapat
diambil, antara lain :
a. Produsen > Konsumen
b. Produsen > Pedagang eceran > Konsumen
c. Produsen > Pedagang besar > Pedagang eceran > Konsumen
d. Produsen > Agen > Pedagang besar > Pedagang eceran > Konsumen

4. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan
sebagai proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari
perusahaan. Swastha dan Sukotjo (2000:222), mendefinisikan promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menyebabkan pertukaran dalam pemasaran.
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Metode


kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting). (Sigiyono,2009:8). Penelitian kualitatif dengan
metode studi kasus yang merupakan penelitian terhadap fenomena tertentu yang diperoleh
penelitian dari subjek berupa kelompok atau perspektif lain menurut Oktariyanda, etal.
(2013). Desain deskripstif ini menjawab atas pernyataan-pernyataan tentang siapa, apa,
kapan, dimana dan bagiamana keterkaitan dengan penelitian. Digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai status fenomena variabel atau kondisi situasi. Penelitian ini digunakan
untuk mengetahui strategi pemasaran dari UMKM ROTI KETAWA yang berlokasi di Desa
Paya Pinang, Kec.Tebing Syahbandar. Sehingga penelitian ini tergolong pada tipe penelitian
kualitatif dengan jenis desain deskriptif. Penelitian ini memberikan gambaran atau penjelasan
tentang aspek-aspek yang rentan dari fenomena yang diamati, serta menggambarkan keadaan
yang sedang berjalan melalui ucapan, tulisan dan perilaku yang telah peneliti amati.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2016: 225) yang terdiri dari wawancara, observasi,
dokumentasi dan triagulasi atau gabungan.

Wawancara
Menurut Sugiyono (2016:231) wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
memperoleh data atau informasi secara mendalam mengenai strategi pemasaran yang
meliputi 4P (Product, Price, Promotion, Place) UMKM yang dilakukan oleh pemilik UMKM
dan faktor pendukung dan penghambat dalam strategi pemasaran UMKM. Teknik wawancara
ini dilakukan dengan menyiapkan pedoman wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan atau
pernyataan yang memuat pokok-pokok permasalahan yang akan diteliti. Wawancara yang di
lakukan peneliti terkait dengan persoalan penelitian dan tujuan penelitian ini.
Observasi
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Observasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi melalui
pancai ndera yang dilakukan secara sistematik yaitu dengan cara mengadakan pengamatan
langsung maupun tidak langsung agar dapat memperoleh kayakinan atas data yang didapat
melalui kenyataan yang ada menurut Oktariyanda, etal (2013). Dalam peneitian teknik ini
digunakan untuk mengamati strategi pengembangan UMKM dan penerapan branding
UMKM antara pemilik usaha dan masyarakat/konsumen sebagai pengukuran sejauh mana
pengenalan brand ROTI KETAWA ini.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan langsung dengan pemilik usaha di pabrik
atau tempat produksi ROTI KETAWA. Observasi merupakan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data primer yang diperlukan dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian. Menurut Nasution (1998) dalam Sugiyono (2015:309) bahwa
observasi sebagai dasar bagi semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa dalam bentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya catatan harian, biografi, peraturan dan
kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain sebagainya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan mengambil gambar berupa foto, dan merekam hasil
wawancara dengan informan dalam bentuk audio dengan menggunakan alat perekam suara.

Pemilihan Informan
Informan adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai masalah,
serta terlibat langsung dengan masalah penelitian. Dengan mengunakan metode penelitian
kualitatif, maka sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal
ini sampling dijaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Maksud kedua dari
informan adalah untuk mengali informasi yang menjadi dasar dan rancangan teori yang
dibangun.
Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari
tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari keragaman fenomena sosial
yang diteliti. Dengan demikian, informan penelitian dipilih secara purposive sampling, teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau sebagai penguasa sehingga akan
mempermudahkan peneliti menjelajahi objek menurut Sugiyono (2015:301). Jadi penentuan
sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan
selama penelitian berlangsung. Informan penelitian ini yang secara langsung melakukan
kegiatan di pabrik UMKM atau tempat produksi dalam pembuatan produk-produknya.
Adapun kriteria-kriteria penentuan informan kunci yang tepat, dalam pemberian
informasi dan data yang tepat dan akurat mengenai pengukuran strategi pengembangan dan
penerapan branding pada UMKM ROTI KETAWA. Berikut ini tabel nama informan dan
waktu wawancara :

Nama Informan dan Waktu Wawancara.


NO NAMA KETERANGAN WAKTU
1 Lia Hermawan Pemilik usaha mendirikan Selasa, 19 Juli 2022
usaha sejak 2008
2 Julia Ningsih Karyawan UMKM ROTI KETAWA Selasa, 19 Juli 2022
(umur 22 tahun) asli warga sekitar
3 Buk eni Konsumen UMKM ROTI KETAWA Rabu , 20 Juli 2022
(umur 41 tahun ) warga sekitar
4 Silvia Konsumen UMKM ROTI KETAWA Rabu , 20 Juli 2022
(umur 26 tahun ) warga sekitar yang
sedang melakukan pembelian
diUMKM.
5 Bela Konsumen UMKM ROTI KETAWA Kamis, 21 Juli 2022
(umur 20 tahun ) warga sekitar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah, UMKM didefinisikan secara rinci : Usaha mikro adalah usaha produktif milik
orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan Usaha Menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, ataupun menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini.
UMKM atau singkatan dari Usaha Mikro Kecil Menengah adalah usaha kerakyatan
yang saat ini mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh Undang-undang,
antara lain bantuan kredit usaha dengan bunga rendah, kemudahan persyaratan izin usaha,
bantuan pengembangan usaha dari lembaga pemerintah, serta beberapa kemudahan lainnya.
UMKM ROTI KETAWA , yaitu sebuah usaha yang didirikan oleh ibu rumah tangga asli
warga Paya Pinang Kec.Tebing Syahbandar. Tepatnya berlokasikan Desa Paya Pinang,
Kecamatan Tebing Syahbandar Telp : 083140093218. Nama pemilik UMKM Roti Ketawa
adalah ibu Lia Hermawan. UMKM “ROTI KETAWA” yang merupakan usaha yang mulai
berdiri dari tahun 2008 awal Usaha ini merupakan industri rumah tangga di bidang produksi
pangan (kuliner).
Pemilik memulai usaha dari waktu masih duduk di bangku kuliah, yang mana dulu
dititipkan dikantin-kantin dekat kampusnya. Dahulu masih belum terbentuk nama Roti
Ketawa, alhasil semakin berjalannya waktu, pada tahun 2010 akhir baru tercipta ide untuk
mengembangkan usahanya menjadi lebih serius lagi dengan menciptakan merk ROTI
KETAWA yang memproduksi jenis makanan-makanan, roti serta kue, dsb. ( Sumber : Hasil
Wawancara Pemilik UMKM ROTI KETAWA ) Proses produksi di UMKM Roti Ketawa di
bantu oleh beberapa tenaga kerja yang berjumlah 5 orang perempuan. Usaha ini
merupakan homeindustry murni dari kreativitas dan modal sendiri.

Daftar Produk Roti Ketawa

NO NAMA PRODUK WAKTU PRODUKSI HARGA PER


1 Roti Ketawa Besar Tiap Hari Produksi 10.000/bks
2 Roti Ketawa Kecil Tiap Hari Produksi 8.000/bks
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan di UMKM Roti Ketawa tepatnya di


Desa Paya Pinang. Kec. Tebing Syahbandar, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
yang telah dilakukan dapat meningkatkan penjualan pada produknya.
1. Kualitas bahan baku yang bagus akan menghasilkan kualitas produk yang rasanya
enak.
2. Inovasi produknya sangat beragam.
3. Varian produk dan rasa dapat menarik konsumen untuk membeli.
4. Dengan prinsip Low Price High Quality, harga yang ditetapkan sangat terjangkau.
5. Promosi yang digunakan sangat dapat meningkatkan penjualan.
6. Tempat yang strategis dapat menunjang konsumen untuk lebih mudah mencari lokasi.
7. Banyak konsumen yang memutuskan kembali membeli produk UMKM Roti Ketawa.
Faktor penghambat antara lain adalah :
a. Produk : kurang mahirnya karyawan dalam pengolahan resep.
b. Harga : tidak stabilnya harga bahan baku dipasaran.
c. Promosi : kurangnya minat baca masyarakat terhadap brosur yang disebarkan.
d. Tempat : masih kurang adanya papan reklame berukuran besar untuk lebih
mempermudah menemukan lokasi.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa UMKM sudah menerapkan aspek
bauran pemasaran (product, price, place, promotion) dengan baik, namun masih ada yang
perlu ditambahkan. Saran dari peneliti untuk UMKM Roti Ketawa agar memasang suatu
papan Billboard berukuran besar guna mempermudah para konsumen menemukan lokasi
tempat berjualan UMKM tersebut dan juga membuka cabang baru supaya dapat
mengembangkan produknya dipasaran yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai