Analisis Aspek Keuangan Terhadap Kelayakan Bisnis pada Coffee Shop di Daerah Dermo
dengan Kriteria Investasi Sebagai Variabel Mediasi.
Dosen Pengampu :
Alm. Prof. Dr. Ihyaul Ulum, SE., M.Si., Ak., CA.
Disusun Oleh:
Vido Pratama Arianto
202110170311050 / 5B
Dalam mengelola bisnis coffee shop, aspek keuangan menjadi salah satu elemen
kunci yang perlu diperhatikan secara cermat. Keberhasilan suatu bisnis tidak hanya
bergantung pada popularitas produk atau layanan, tetapi juga pada kemampuan
manajemen dalam mengelola keuangan secara efisien dan efektif. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis mendalam terhadap aspek keuangan dari coffee shop untuk
mengevaluasi kelayakan bisnisnya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam bagi para calon
pengusaha coffee shop, investor, dan praktisi bisnis dalam memahami hubungan antara
aspek keuangan, investasi, dan kelayakan bisnis. Selain itu, penelitian ini juga dapat
memberikan panduan praktis untuk meningkatkan manajemen keuangan dan strategi
investasi yang tepat guna meningkatkan peluang kesuksesan bisnis coffee shop di
tengah persaingan yang semakin ketat.
Oleh karena itu, studi kelayakan usaha merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui lebih detail apakah suatu usaha kedai kopi di kawasan Dermo dapat
beroperasi. Hasil penelitian ini akan menunjukkan apakah bisnis tersebut layak untuk
dijalankan dalam jangka panjang atau tidak. Bisnis adalah suatu tindakan yang tampak
sebagai tugas normal atau dalam rentang waktu yang signifikan (Minju Akiang, 2020).
Beberapa faktor penilaian seperti faktor pasar, faktor produksi, dan faktor sumber daya
manusia dapat digunakan untuk mengevaluasi kelayakan suatu usaha. Namun faktor-
faktor tersebut hanyalah faktor pendukung yang harus diperhatikan jika ingin
menjalankan bisnis yang menguntungkan dan layak secara finansial. adalah penilaian
rupiah yang ditentukan dengan menggunakan (NPV, IRR, Net B/C, PP) yang dapat
mencakup sumber usaha, modal usaha, pembayaran usaha, biaya usaha, serta
pendapatan atau pendapatan usaha (Minju Akiang, 2020). Dengan rencana keuangan,
para visioner bisnis akan mendapatkan gambaran menyeluruh tentang bagaimana dan
kapan aset diperoleh dalam bisnis, untuk apa aset tersebut digunakan, berapa jumlah
total uang tunai yang tersedia dan kondisi keuangan yang sedang direncanakan (Minju
Akiang, 2020).
Menurut hasil penelitian terdahulu dari Etty Susilowati (2018), Kegiatan bisnis
yang memberikan keuntungan moneter pada umumnya adalah kegiatan yang
manfaatnya ditentukan sejauh mana manfaat yang diberikan bisnis terhadap kemajuan
keuangan masyarakat pada umumnya. Sedangkan manfaat ekonomi dari kegiatan usaha
dinilai berdasarkan investasi atau modal yang diberikan untuk pelaksanaan proyek atau
usaha tersebut. Meskipun demikian, pengujian kelayakan bisnis merupakan tema yang
tetap menarik untuk dibedah karena setiap bisnis mempunyai kelebihan, kekurangan,
pintu terbuka, dan risiko tersendiri yang berbeda-beda jika dibandingkan dengan
organisasi lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara aspek
keuangan dan kelayakan bisnis pada coffee shop, dan mengevaluasi bagaimana kriteria
investasi berpengaruh terhadap kelayakan bisnis mereka. Untuk mengetahui gambaran
apakah usaha coffe shop di daerah Dermo layak atau tidak dijalankan dilihat dari ketiga
aspek tersebut. Ketiga aspek tersebut dilakukan agar mampu menilai usaha untuk
mendapatkan pendapatan serta jumlah pemakaian dana yang dikeluarkan (Minju
Akiang, 2020). Aspek keuangan merupakan faktor penting dalam kelayakan bisnis,
karena mempengaruhi keterlibatan dan keputusan pemilik bisnis. Dengan menggunakan
pendekatan penelitian yang tepat dan kriteria investasi sebagai variabel mediasi,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang relevan tentang hubungan
antara aspek keuangan dan kelayakan bisnis pada coffee shop, yang dapat membantu
pemilik dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
kelayakan bisnis mereka.
Tujuan penelitian.
A.4 Manfaat
Praktis
Teoritis
Dengan menggunakan kriteria investasi sebagai variabel mediasi, studi ini dapat
membantu pemilik bisnis dalam mengevaluasi bagaimana investasi berpengaruh
terhadap kelayakan bisnis mereka. Khususnya dalam hal penggunaan kriteria investasi
sebagai variabel mediasi, yang dapat membantu pemilik dalam mengidentifikasi area
yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kelayakan bisnis mereka. Hal ini dapat
membantu pemilik bisnis dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Untuk menentukan suatu usaha layak atau tidak untuk dikembangkan yaitu
ditinjau dari beberapa aspek. Siti Rahmadani (2019), membuktikan dengan cara
meninjau dari aspek produksi, aspek pemasaran, dan aspek keuangan pada suatu usaha.
Hasilnya menyatakan bahwa ketiga aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap layak
atau tidaknya keberlangsungan suatu usaha dalam waktu jangka panjang. Terutama
pada aspek keuangan, untuk meninjau usaha dari aspek keuangannya yaitu dengan cara
memperhitungkan modal, payback period, net present value, nilai profitability index,
dan Internal Rate of Return. Jika nilai profitability index suatu usaha di atas 1,0 persen,
maka usaha tersebut dapat dikatan layak dalam jangka waktu yang panjang. Internal
Rate of Return juga perlu dilakukan perbandingan antara tingkat IRR dengan tingkat
diskon yang telah ditetapkan untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang
kelayakan suatu usaha. Jika nilai persentase IRR lebih besar dari pada diskon yang
ditetapkan oleh suatu usaha maka bisa dikatakan layak.
Dara Puspita (2022), juga menggunakan aspek yang sama dalam menentukan
layak atau tidaknya suatu usaha. Untuk menganalisis dari aspek keuangan suatu usaha
dengan menggunakan ketentuan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),
Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). Hasilnya menunjukan bahwa
dengan menganalisis aspek aspek tersebut dan bisa dikatakan layak maka suatu usaha
dapat bertahan dengan jangka waktu yang lama.
Menurut Sukmawati (2019), Studi kelayakan bisnis adalah suatu gerakan yang
berkonsentrasi luar dan dalam terhadap suatu bisnis yang akan dijalankan, dengan
tujuan penuh untuk memutuskan apakah bisnis tersebut layak untuk dijalankan.
Berkonsentrasi pada luar dan dalam berarti bahwa suatu bisnis dibedah berdasarkan
informasi dan data yang ada, diperkirakan dan ditentukan dengan menggunakan strategi
tertentu.(Sukmawati, 2019). Usaha yang seharusnya dapat dilaksanakan atau tidak layak
untuk dijalankan harus terlihat dari akibat membandingkan unsur keuangan yang
diberikan pada usaha atau usaha baru tersebut dengan keuntungan atau bayaran yang
diperoleh dari usaha tersebut. (Siti Rahmadani, 2019). Analisis kelayakan usaha
merupakan suatu gerakan untuk menilai sejauh mana keuntungan yang dapat diperoleh
dalam menyelesaikan suatu tindakan usaha untuk mengurangi bahaya yang terlihat sejak
saat itu. (Etty Susilowati, 2018).
Aspek Keuangan.
Menurut Minju Akiang (2020), Analisis kelayakan keuangan dalam suatu bisnis
merupakan tahapan utama dalam perencanaan suatu bisnis. Untuk membina suatu usaha
memerlukan aset atau pendanaan untuk mempertahankan suatu usaha yang dapat
diperoleh baik dari sumber dalam maupun luar. Karena tidak semua perkumpulan
memiliki dana yang cukup untuk mempertahankan usahanya. Banyak orang tidak mau
memulai bisnis karena tidak punya cukup uang untuk melakukannya. Dengan
menganalisis kelayakan finansial yang akan menentukan kinerja suatu ide bisnis dilihat
dari aspek finansial itu sendiri, aspek finansial dapat menentukan layak atau tidaknya
suatu usaha atau bisnis untuk dijalankan. Jadi sebuah pemikiran bisnis atau bisnis harus
dikaji melalui estimasi, sehingga dapat dilihat dengan baik apakah bisnis atau bisnis
tersebut layak secara finansial. (Putri Wahyuni Arnold, 2020).
Kriteria Investasi
Studi kelayakan bisnis pada usaha kedai kopi "Meine Welt Coffee" di Palangka
Raya menunjukkan bahwa analisis aspek keuangan, termasuk kriteria investasi seperti
Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Profitability Index (PI), Internal Rate of
Return (IRR), dan Average Rate of Return (ARR) digunakan untuk menilai kelayakan
bisnis. Hasil studi ini menunjukkan bahwa berdasarkan aspek keuangan, kedai kopi
tersebut layak secara finansial. (Nauval Furqon Amaly, 2022). Selain itu, dalam skripsi
tentang analisis kelayakan bisnis usaha "Biji Hitam Coffee Shop" di Berastagi, juga
terdapat penelitian yang menggunakan kriteria investasi untuk menilai kelayakan bisnis.
Penelitian ini mencakup aspek pasar, pemasaran, sosial, dan aspek keuangan, yang
merupakan bagian dari analisis kelayakan bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria
investasi menjadi bagian penting dalam menilai kelayakan bisnis coffee shop.(Nabila
Ananda Putri, 2019)
Dari tinjauan pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa kriteria investasi seperti
NPV, PP, PI, IRR, dan ARR merupakan bagian integral dari analisis aspek keuangan
dalam menilai kelayakan bisnis pada coffee shop. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk
mengevaluasi potensi investasi dan profitabilitas bisnis, sehingga memiliki peran
penting dalam konteks analisis kelayakan bisnis pada coffee shop.
H1, nilai profit margin berpengaruh terhadap aspek pemasaran suatu usaha, semakin tinggi
profit margin suatu usaha, semakin baik juga pemasaran yang dilakukan seperti memperluas
pemasaran yang semula hanya di satu daerah, bisa melakukan pemasaran ke luar daerah.
Peran Kriteria investasi sebagai mediator dalam hubungan antara aspek keuangan
terhadap kelayakan bisnis.
Aspek pemasaran menganalisis seberapa besar pangsa pasar yang akan diraih, bagaimana
kemampuan perusahaan untuk menguasai pasar serta bagaimana strategi yang akan
dijalanakan nantinya(Sukmawati, 2019). Usaha yang dikatakan layak atau tidak layak
dijalankan dapat dilihat dari hasil pembandingan dari faktor ekonomi yang dialokasikan
kedalam usaha atau bisnis baru dengan hasil pengembaliannya atau pendapatan yang
diperoleh dari usaha tersebut (Siti Rahmadani, 2019).
Untuk menentukan suatu usaha layak atau tidak untuk dikembangkan yaitu ditinjau dari
beberapa aspek. Siti Rahmadani (2019), membuktikan dengan cara meninjau dari aspek
produksi, aspek pemasaran, dan aspek keuangan pada suatu usaha. Hasilnya menyatakan
bahwa ketiga aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap layak atau tidaknya
keberlangsungan suatu usaha dalam waktu jangka panjang. Terutama pada aspek keuangan,
untuk meninjau usaha dari aspek keuangannya yaitu dengan cara memperhitungkan modal,
payback period, net present value, nilai profitability index, dan Internal Rate of Return. Jika
nilai profitability index suatu usaha di atas 1,0 persen, maka usaha tersebut dapat dikatan
layak dalam jangka waktu yang panjang. Internal Rate of Return juga perlu dilakukan
perbandingan antara tingkat IRR dengan tingkat diskon yang telah ditetapkan untuk
membuat keputusan yang lebih tepat tentang kelayakan suatu usaha. Jika nilai persentase
IRR lebih besar dari pada diskon yang ditetapkan oleh suatu usaha maka bisa dikatakan
layak (Turrohmah, 2021).
Dara Puspita (2022), juga menggunakan aspek yang sama dalam menentukan layak atau
tidaknya suatu usaha. Untuk menganalisis dari aspek keuangan suatu usaha dengan
menggunakan ketentuan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index
(PI), dan Internal Rate of Return (IRR). Hasilnya menunjukan bahwa dengan menganalisis
aspek aspek tersebut dan bisa dikatakan layak maka suatu usaha dapat bertahan dengan
jangka waktu yang lama.
Bahkan Sukmawati (2019) juga membuktikan dengan menganalisis aspek keuangan suatu
usaha dan dapat dikatan layak, usaha tersebut dapat bertahan dengan jangka waktu yang
lama. Evaluasi ini mencakup pertimbangan terhadap efisiensi dalam penggunaan sumber
daya, kestabilan arus kas, potensi pertumbuhan, dan kemampuan usaha untuk menahan
tantangan ekonomi yang mungkin timbul. Dengan demikian, analisis keuangan yang
menyimpulkan kelayakan dan berkelanjutan usaha dapat menjadi dasar bagi keputusan
strategis yang dapat membantu memastikan kesuksesan dan ketahanan jangka panjang suatu
usaha.
H2, semakin baik aspek pemasaran suatu usaha, semakin baik pula kelangsungan usaha
dalam waktu jangka panjang, seperti banyak pelanggan yang semakin meningkat
dikarenakan pemasarannya yang baik.
Untuk menentukan suatu usaha layak atau tidak untuk dikembangkan yaitu ditinjau dari
beberapa aspek. Siti Rahmadani (2019), membuktikan dengan cara meninjau dari aspek
produksi, aspek pemasaran, dan aspek keuangan pada suatu usaha. Hasilnya menyatakan
bahwa ketiga aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap layak atau tidaknya
keberlangsungan suatu usaha dalam waktu jangka panjang. Terutama pada aspek keuangan,
untuk meninjau usaha dari aspek keuangannya yaitu dengan cara memperhitungkan modal,
payback period, net present value, nilai profitability index, dan Internal Rate of Return. Jika
nilai profitability index suatu usaha di atas 1,0 persen, maka usaha tersebut dapat dikatan
layak dalam jangka waktu yang panjang. Internal Rate of Return juga perlu dilakukan
perbandingan antara tingkat IRR dengan tingkat diskon yang telah ditetapkan untuk
membuat keputusan yang lebih tepat tentang kelayakan suatu usaha. Jika nilai persentase
IRR lebih besar dari pada diskon yang ditetapkan oleh suatu usaha maka bisa dikatakan
layak.
Dara Puspita (2022), juga menggunakan aspek yang sama dalam menentukan layak atau
tidaknya suatu usaha. Untuk menganalisis dari aspek keuangan suatu usaha dengan
menggunakan ketentuan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index
(PI), dan Internal Rate of Return (IRR). Hasilnya menunjukan bahwa dengan menganalisis
aspek aspek tersebut dan bisa dikatakan layak maka suatu usaha dapat bertahan dengan
jangka waktu yang lama.
H3, semakin baik aspek keuangan suatu usaha, maka semakin baik juga dalam kelangsungan
usaha tersebut, karena keuangan di salam usaha salah satu faktor penting dalam menjalankan
usaha.
.
C. METODE PENELITIAN
C.1 Jenis Penelitian
Studi ini merupakan penelitian kuantitatif observasional. Tujuan utama adalah
untuk mengidentifikasi pengaruh kriteria investasi terhadap aspek keuangan dalam
konteks kelayakan bisnis coffee shop di daerah Dermo. Tujuan utama penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi pengaruh langsung atau tidak langsung dari kriteria
investasi tertentu terhadap kinerja keuangan coffee shop. Melalui pendekatan
kuantitatif, penelitian ini bertujuan memberikan kontribusi signifikan terhadap
pemahaman faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan bisnis coffee shop di tingkat
lokal, dengan fokus pada pengaruh kriteria investasi dalam konteks kelayakan bisnis di
daerah Dermo. Analisis data yang mendalam diharapkan dapat memberikan wawasan
yang berharga bagi pemilik bisnis, pengambil keputusan, dan pihak terkait lainnya
dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kinerja keuangan
coffee shop.
H1 H2
Aspek Keuangan Kriteria Investasi Kelayakan Bisnis
X, Aspek keuangan
Menurut Minju Akiang (2020), Analisis kelayakan keuangan dalam suatu bisnis
merupakan tahapan utama dalam perencanaan suatu bisnis. Untuk membina suatu
usaha, Anda memerlukan aset atau pendanaan untuk mempertahankan suatu usaha
yang dapat diperoleh baik dari sumber dalam maupun luar. Komponen yang sesuai
seperti kriteria kelayakan investasi dan komponen biaya-manfaat dapat dilihat
melalui analisis aspek finansial.(Minju Akiang, 2020)
Yulianingsih et al. (2019) Menganalisis aspek keuangan dengan
mempertimbangkan Payback Period (PBP), New Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), dan Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C) merupakan pendekatan
komprehensif dalam mengevaluasi proyek atau investasi. Payback Period
memberikan indikasi tentang waktu yang diperlukan untuk mendapatkan
pengembalian modal, NPV mengukur nilai sekarang dari aliran kas bersih masa
depan dengan memperhitungkan tingkat diskonto, IRR mencerminkan tingkat
pengembalian yang membuat NPV sama dengan nol, sementara Net B/C
menggambarkan perbandingan antara manfaat dan biaya proyek secara keseluruhan.
Dengan mengintegrasikan empat metode tersebut, analisis keuangan dapat
memberikan pemahaman yang holistik terhadap kelayakan dan potensi keuntungan
suatu investasi atau proyek, membantu pengambilan keputusan yang lebih
informasional dan strategis dalam konteks perencanaan keuangan perusahaan.
(Turrohmah, 2021).
Investasi
Payback period=
Kas masuk bersih
Rt
NPV = t
(1+i)
NPV 1
IRR=i1 + ( i2−i1 )
( NPV 1 −NPV 2 )
n
−Ct
∑ Bt( 1+i )t
NET B /C= t=1
n
Ct−Bt
∑ ( 1+i ) t
t=1
Z, Kriteria Investasi
Yulianingsih et al. (2019) mengatakan Profit margin, atau marjin keuntungan,
adalah salah satu rasio keuangan yang penting dalam analisis bisnis. Ini mengukur
sejauh mana perusahaan menghasilkan keuntungan dari pendapatan yang
diperolehnya. Profit margin dinyatakan sebagai persentase dan dapat dihitung dalam
beberapa cara, termasuk sebagai laba kotor, laba operasional, atau laba bersih dibagi
dengan pendapatan kotor atau penjualan.
Net Profit Margin adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa efisien suatu
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah mengurangkan semua
biaya, termasuk beban operasional, bunga, dan pajak, dari pendapatan total dalam
suatu periode tertentu. Dengan kata lain, ini merupakan indikator kemampuan
perusahaan untuk menjaga laba bersihnya dalam konteks semua pengeluaran yang
terkait dengan kegiatan operasional dan keuangan. Net Profit Margin dihitung
dengan membagi laba bersih oleh pendapatan total, dan semakin tinggi nilai rasio ini,
semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya-biaya tersebut untuk mencapai
profitabilitas yang optimal (Turrohmah, 2021).
Y, Kelayakan bisnis
Menurut Sukmawati (2019), Studi kelayakan bisnis adalah suatu gerakan yang
berkonsentrasi luar dan dalam terhadap suatu bisnis yang akan dijalankan, dengan
tujuan penuh untuk memutuskan apakah bisnis tersebut layak untuk dijalankan.
Berkonsentrasi pada luar dan dalam berarti bahwa suatu bisnis dibedah berdasarkan
informasi dan data yang ada, diperkirakan dan ditentukan dengan menggunakan
strategi tertentu. (Etty Susilowati, 2018).
Cara mengukur kelayakan suatu usaha Siti Rahmadani (2019) menyimpulkan
Suatu usaha yang seharusnya masuk akal atau tidak layak untuk dijalankan harus
terlihat dari konsekuensi membandingkan unsur moneter yang ditetapkan dengan
usaha atau usaha baru tersebut dengan keuntungan atau bayaran yang diperoleh dari
usaha tersebut.
Uji kredibilitas yang digunakan dalam penelitian ini menurut Sugiono dalam
(Sa'diyah, 2020) meliputi :
Dara Puspita, N. E., Habib Matwar. (2022). Analisis Studi Kelayakan Bisnis terhadap Usaha
Kerupuk Sari Rasa di Desa Deli Serdang Ditinjau Dari Aspek Produksi, Aspek
Pemasaran dan Aspek Keuangan. Journal of Vision Ideas2(1), 160-171.
Diyah Ayu Candra, R. A. (2019). Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Dengan
Sistem Closed House Dikabupaten Kediri. Jurnal Agriovet, 1(2), 245-259.
Etty Susilowati, H. K. (2018). Analisis Kelayakan dan Sensitivitas: Studi Kasus Industri Kecil
Tempe Kopti Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. BISMA, 10(2), 102.
Minju Akiang, R. A., Aloysius Hari Kristianto. (2020). Studi Kelayakan Bisnis Hidroponik
Tinjauan Aspek Finansial (Sekolah Tinggi ilmu Manajemen Shanti Bhuana, Bengkayang,
Kalimantan Barat). Management Sustainable Development Journal, 2(2), 18-26.
Nabila Ananda Putri, Z. S., Dika Supyandi, Lucyana Trimo. (2019). Analisis kelayakan bisnis
kedai kopi (studi kasus pada Agrowisata N8 Malabar, Pangalengan, Kabupaten
Bandung). Journal of Food System Agribusiness, 89-100.
Nauval Furqon Amaly, B. P., Muhammad Iqbal. (2022). Analisis Kelayakan Pembukaan Cabang
Coffee Shop Kedai Sabi Di Tamansari, Kota Bandung Ditinjau Dari Aspek Pasar, Aspek
Teknis, Dan Aspek Finansial. eProceedings of Engineering, 2(2).
Putri Wahyuni Arnold, P. N., Darwin Damanik. (2020). Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi
Pengembangan Industri Kecil Tempe di Kelurahan Setia Negara Kecamatan Siantar
Sitalasari. Jurnal Ekuilnomi, 2(1), 29-39.
Turrohmah, A. (2021). Analisis Kelayakan Usaha Industri Batako Ditinjau Dari Aspek
Keuangan Menggunakan Analisis Kriteria Investasi Metode Net Present Value (NPV)
Pada UD. Arif Jaya Abadi di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada Tahun 2016.
Undergraduate thesis, 31-32.
Setiawan, D., Rohanda, I., & Abbas, D. S. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Struktur Modal Dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2016-2018). Paper
presented at the Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis.Siti Rahmadani, M. (2019).
Analisis Studi Kelayakan Bisnis Pada Pengembangan UMKM Usaha Tahu dan Tempe
Karya Mandiri Ditinjau Dari Aspek Produksi, Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan.
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis1(1), 76-83.
Sukmawati, H. N., Fatimah Zahra. (2019). Analisis Kelayakan Bisnis Syariah Pada Usaha Mikro
Tempe. Jurnal EKonomi Syariah, 4(1).
Susanto, I., & Setyowati, I. (2021). Pengaruh Net Profit Margin dan Return On Asset Terhadap
Financial Distress Perusahaan Sektor Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bei
Periode 2014–2018. Jurnal Pajak Vokasi, 2(2), 78-84.
Yulianingsih, U., Haris, A., & Hudzafidah, K. (2019). Analisis Studi Kelayakan Pengembangan
Bisnis dalam Menentukan Keputusan Ekspansi Pada PT. Artaniaga Megah Gemilang
Probolinggo. Jurnal Ilmiah Ecobuss, 7(2), 24-34.