Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

PENELITIAN KUALITATIF

“PERAN GANDA MAHASISWA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN”

“Untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian”

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. Yusran Zainuddin, SE, MM//

Di susun Oleh :

Tuafik enjemani

Aznal zahri huyo

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

T.A 2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan
1.1 Latarbelakangmasalah

Pada akhir dekade ini semakin banyak mahasiswa muda yang memiliki usaha sendiri.
Mereka didukung oleh kemajuan tekhnologi dan kemudahan mendapat informasi. Sudah
banyak mahasiswa yang berhasil menjalankan usahanya dengan baik. Menurut Praag
(2003), semakin muda usia pebisnis, maka semakin besar peluang untuk sukses dalam
suatu usaha yang dijalankannya. Berwirausaha merupakan suatu hal yang sangat perlu
dilakukan oleh masyarakat indonesia saat ini. Berwirausaha dapat menjadi solusi atas
masalah pengangguran dan kemiskinan yang angkanya masih tinggi di negara kita. Pada
tahun 2016 tercatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,01 jutajiwaatau
10,86% dari seluruh penduduk Indonesia. (BPS, 2016). Sedangkan pengangguran pada
tahun 2016 berjumlah 7,02 juta orang atau 5,5% dari seluruh warga negara Indonesia.

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan
waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resikososial
yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertakepuasan dan
kebebasan pribadi (Hisrich et al. 2008). Sedangkan menurut Suryana dan Bayu (2015),
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikandasar, kiat, dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut Gurol dan Atsan (2015),
mahasiswa yang mempunyai intensi bisnis akan mempunyai karakter seperti mauberi
novasi, mau mengambil resiko yang tinggi, serta mau menerima ketidak pastian yang
tinggi. Mereka juga terpengaruh dari lingkungan sekitar dan darikeluarga( Robinson et
al.,1991). Sedangkan menurut Suryana dan Bayu (2015) pada dasarnya setiap insan
mempunyai jiwawirausaha, akan tetapi banyak yang tidak menggali potensi yang dimiliki
sehingga tidak dapat memaksimalkan hasil dari berwirausaha.

Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, sedangkan


berwirausaha adalah salah satuajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah Salallahu
‘alaihiwasalam. Melihat hal tersebut, maka seharusnya kita menerapkan nilai-nilai
keislaman dengan lebih sungguh-sungguh lagi.
Banyak daripengusaha yang memulai usaha dengan alasan untuk dapat memenuhi
kebutuhannya, menjadi bos dalam usahanya, membuktikan diri dan memiliki perusahaan
sendiri, (Chuet al.,2011). Sedang kan khusus pada pelajar dan mahasiswa, salah satu
alasan atau keinginan berwirausa haditentukan oleh jurusanapa yang diambil. Penelitian
yang dilakukan oleh Sumarsono (2013), menyatakan bahwasiswa SMA dan
mahasiswaFakultas Ekonomi lebih tertari kuntuk berwirausaha dibandingkan siswa STM
dan mahasiswa fakultaslain.

Terlepas dari faktor intensi untuk berwirausaha, kesuksesan seorang wirausahawan


ditentukan oleh beberpa hal, diantaranya usia yang muda, pengalaman yang banyak,
pernahbekerja di perusahaan lain dan pernah mengenyam pendidikan bisnis (Praag,
2003). Sedangkan masalah yang dihadapi oleh para entrepreneur menurut Chu et al.
(2011) antara lain kebijakan dari pemerintah yang sulit dimengerti, tradisisuap dan
korupsi, pajak yang tinggi dan kurangnya SDM yang berkualitas. Pengusaha harus
mempunyai daya inovasi yang tinggi untuk mengatasi berbagai masalah yang mereka
hadapi tersebut. Menurut Hisrich et al. (2008), dalam menghadapi masalah, pengusaha
harus mempunyai tiga sikap yaitu menumbuhkan efektuasi, dapat beradaptasi secara
kognitif dan harus belajar dari kegagalan. Entrepreneur harus lebih inovatif dan
adaptifdari pada seorang manajer.

2.1 Rumusanmasalah

Rumusan masalah merupakan ruang bagi peneliti untuk mengidentifikasi masalah


penelitian, untuk mendefinisikan atau membatasi ruang lingkup penelitiannya dan
menjelaskan dari sudut mana masalahakan diteliti.

1. Bagaimana peran mahasiswa sebagai kewirausahaan?


2. Bagaimana proses menciptakan usaha baru?
BAB 2

Kajian teori

2.1 Landasanteori
1. Peran ganda
Bagi Anda yang belum merasakan menjadi mahasiswa sekaligus menjadi
pekerja pasti sudah terbayang akan sulit dalam menjalaninya. Tugas kuliah yang
menumpuk dengan tugas kantor yang juga tidak sedikit terkadang membuat susah
membagi waktu untuk mengerjakannya.Kenyataannya menjadi mahasiswa dan
karyawan sekaligus memang tidak mudah. Namun, perlu disadari, ketika Anda
mampu berkomitmen, mampu untuk menjalani peran ganda maka akan banyak hal
yang Anda bisa dapati dibandingkan Anda hanya menjalankan peran sebagai
mahasiswa atau kewirauhaam saja.
Bekerja sekaligus menjadi seorang mahasiswa, bisa membuat Anda selangkah
lebih maju. Walaupun masih menjadi mahasiswa, tapi Anda sudah memiliki beberapa
pengalaman di dunia kerja. Sehingga, saat Anda sudah lulus nanti, lebih bisa
mengembangkan potensi yang sudah dimiliki.
Selain itu, Anda akan bisa menjadi fresh graduate yang sudah siap bekerja dan
berkompetisi dalam lingkup dunia kerja. Wawasan juga menjadi luas, lebih mandiri,
dan memiliki pandangan yang lebih maju ke depan.
Kuliah sambil kerja juga melatih diri untuk lebih cermat membagi waktu untuk
mengerjakan tugas. Tugas kuliah dan juga tugas kantor bisa diselesaikan dengan
baik, jangan sampai ada yang dikorbankan. Pastikan bisa Anda handl dengan cermat
membagi waktunya.
Jika Anda mampu menjalani tugas dan tanggung jawab dengan baik, tentu
orang-orang yang bekerja sama dengan Anda akan kagum dan dipandang sebagai
seseorang yang memiliki tanggung jawab dengan semangat yang tinggi.Memiliki
masa depan yang cemerlang merupakan impian semua orang yang harus kita
usahakan sejak dini. Jadikanlah perjuangan Anda sebagai kesempatan untuk mencari
relasi-relasi yang bisa Anda manfaatkan di kemudian harinya ketika Anda fokus
dalam meniti karir. Menjalani peran ganda akan membuat Anda menjadi tangguh,
mentak akan terlatih dalam menghadapi berbagai tekanan. Pada dasarnya, yakinlah
pada diri sendiri dan jangan mendengarkan orang-orang yang membuat semangat
Anda patah. Fokus pada tujuan bisa membuat lebih mudah dalam mengerjakan kedua
peran tersebut. Ketika sudah berhasil menjalankan kedua peran tersebut dengan baik,
bukan hanya diri sendiri yang bangga, namun orang-orang sekitar juga akan ikut
bangga dengan proses Anda. Jadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas
diri.
2. Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam
bahasa inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa prancis
yaitu entreprende yang berarti peluang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini
diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon pada tahun 1755 (Suryana dan
Bayu, 2015). Menurut Hisrich et al. (2008), kewirausahaan adalah proses penciptaan
sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan,
menanggung resiko keuangan, fisik serta resiko sosial yang mengiringi, menerima
imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Menurut Coulter (2000), kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses,
pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada perolehan
keuntungan penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan
inovatif. Menurut Suryana dan Bayu (2015), kewirausahaan terdapa tdalam setiap
jiwa manusia, tetapi mereka tidak dapat memaksimalkan nilai yang dimilikinya
sehingga dapat menjadi wirausahawan.
Menurut Meredith (2005), wirausahawan adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan usaha mengumpulkan
sertas umberdaya yang dibutuh kanguna mengambil keuntungan dari padanya dan
mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan. Orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan sering disebut sebagai pengusaha. Menurut
Hisrich et al. (2008), bagi seorang ekonomi, pengusaha 16 merupakan orang yang
menggabungkan sumberdaya tenaga kerja, bahanbaku, sertaaset lain untuk
menciptakan nilai dan selalu berinovasi, sedangkan bagi psikolog, pengusaha adalah
seseorang yang seperti digerakkan oleh kekuatan tertentu, kebutuhan untuk
mendapatkan atau mencapai sesuatu, bereksperimen, menyelesaikan atau mungkin
melarikan diri dari otoritas orang lain.
Bagi sesama pengusaha, mereka adalah saingan ancaman, teman, sumber
pasokan, pelanggan, seorang pencipta kekayaan, pengolah sumber daya dan pencipta
terobosan-terobosan baru. Jadi seorang pengusaha tidak melulu dikaitkan dengan
faktor ekonominya saja. Mereka bisa mempunyai banyak peran dalam menjalankan
kegiatannya sebagai kewirausahaan.
3. Pelajar/Mahasiswa
Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh atau
menjalani pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi seperti sekolah tinggi,
akademi, dan yang paling umumialah universitas. Sejarahnya, mahasiswa dari
berbagai negara memiliki peran yang cukup penting dalam sejarah suatu negara.
Misalnya ratusan mahasiswa berhasil mendesak Presiden Soeharto untuk mundur
dari jabatannya sebagai Presiden, di Indonesia pada Mei 1998.
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruantinggibaik di universitas,
institutatauakademi. Mereka yang terdaftarsebagai murid di perguruan tinggi dapat
disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak
sesempititu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah
syarata dministratif menjadi mahasiswa, tetapi menjad imahasiswa mengandung
pengertian yang lebih luas dari sekeda rmasalaha dministratifitu sendiri.
kemahasiswaan, berasaldari sub kata mahasiswa. Sedangkan mahasiswa terbagilagIi
menjadi dua suku kata yaitumaha dan siswa.
artinya “ter” dan siswaartinya “pelajar” jadi secara pengartian mahasiswa
artinya terpelajar. Maksudnya bahwa seorang mahasiswa tidakhanya mempelajari
bidang yang ia pelajari tapi juga mengaplikasikan sertamampu menginovasi
dan berkreatifitas tinggi dalam bidang tersebut. Menyandanggelar mahasiswa
merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan
tanggungjawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Mahasiswa adalah
Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi
bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan
dunia.
Mahasiswa adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang
disebut-sebut sebagai insanintelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalamr
anah kehidupannyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasarmahasiswa
adalah bergelut dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas
yang ia miliki selama menjalani pendidikan.
BAB 3

Metodepenelitian

1. Metodepenelitian

Metodepenelitianadalahsuatucarauntukmelakukanpenelitian. Metode harus


sesuai dengan tujuan yang ingindicapai dan dapat menjawab pertanyaan
pertanyaanpenelitian (Afrizal, 2014). Prinsip dalam memilih metode penelitian adalah
dapat dilakukan dan fleksibel sesuaike butuhan penelitian. Makadariitu, berikut ini
rincian dari metode penelitian yang akan dilakukan penulis:

2. Jenispenelitian
Dalampenelitianinipenulismenggunakanpendekatankualitatif.
3. Pendekatan penelitian
Pada penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
merupakan pendekatan yang terlalu menitik beratkan pada kedalaman data, yang
dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas dan dapat dengan
mudah dianalisis, baik melalui rumus-rumus statistik maupun komputer. Pendekatan
ini digunakan untuk mengetahui tentang pengaruh kemandirian pribadi, ekspektasi
pendapatan dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada
mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Sesuai dengan namanya, pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan yang
berfokus pada kualitas. Maksud kualitas disini adalah memahami secara mendalam
mengenai suatu fenomena yang terjadi untuk diteliti kebenarannya. Oleh sebab itu,
penelitian kualitatif biasanya menggunakan teknik analisis mendalam. Teknik itu
maksudnya adalah mendalami masalah secara rinci dari kasus per kasus.
Tujuan dari penelitian kualitatif tentunya untuk memahami secara mendalam suatu
permasalahan agar dapat memberikan saran-saran yang sesuai dengan hasil dari
penelitian. 
4. Jenis penelitian
1 Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari
objeknya. Yang menjadi objek dalam sumber data ini adalah para mahasiswa yang
berwirausaha.
2 Data Sekunder Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung
dari objek yang diteliti. Misalnya memperhatikan kegiatan sehari-hari narasumber dan
data dari dokumen mahasiswa wirausahawan.
5. Metode Pengumpulan Data
1. Interview atau wawancara terstruktur.
Wawancara dapat berlangsung dalam berbagai bentuk, namun demi menjaga
argumen, maka penulis dapat mempertimbangkan semua bentuk ke dalam wawancara
terstruktur. Semua wawancara melibatkan interaksi antara pewawancara dan peserta
(atau orang yang diwawancarai). Wawancara terstruktur dengan hati-hati menuliskan
interaksi. Dalam metode wawancara ini peneliti akan menggunakan kuesioner formal
yang mencantumkan setiap pertanyaan yang harus ditanyakan. Kedua, peneliti secara
formal akan mengadopsi peran pewawancara, mencoba mendapatkan tanggapan dari
orang yang diwawancarai. Ketiga, peneliti sebagai pewawancara akan mencoba untuk
mengadopsi perilaku dan perilaku konsisten yang sama saat mewawancarai setiap
peserta.
2. Observation
Observasi menjadi cara yang sangat berharga untuk mengumpulkan data karena apa
yang dilihat dengan mata kepala sendiri dan dirasakan dengan indra sendiri yang
mungkin tidak dilihat orang lain. Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi ialah mengerti ciri-ciri dan
luasnya signifikansi dari interelasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada
fenomena sosial serba kompleks dalam polapola kultur tertentu. Observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi melihat lokasi penelitian yaitu beberapa
tempat usaha mahasiswa di Yogyakarta dan melihat langsung kegiatan usaha yang
sedang dijalani dan dikelola oleh mahasiswa tersebut.
6. Lokasi penelitian
Dalam konteks penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian adalah di daerah
istimewa kec. Limboto barat. Peneliti memilih lokasi ini karena dengan julukannya
sebagai kota pelajar, maka kec. Limboto barat menyediakan narasumber mahasiswa
yang kuantitasnya banyak, serta para mahasiswa datang dari berbagai daerah
diseluruh Indonesia yang akan mempunyai latar belakang berbeda. Selain itu dengan
berkembangnya perekonomian di Yogyakarta dewasa ini, maka semakin banyak
muncul mahasiswa yang berwirausaha di Limboto Barat. Dengan tersedianya
narasumber yang cukup, diharapkan penulis akan mendapatkan hasil yang baik dalam
penelitian ini.

BAB 4

HASIL WAWANCARA

Narasumber/Data diri

1 Nama : Firmansya Simbala


Jurusan : Ekonomi Syariah
Semester : 8
Asal : Bolaang Mongodow
2 Nama : Windy Husain
Jurusan : PAI
Semester : 6
Asal : Gorontalo
3 Nama : Muhammad Firdaus
Jurusan : PBA
Semester : 8
Asal : Tolitoli

TABULASI

Pertanyaan Keterangan
Pelakuh usaha Pelakuh usaha Pelakuh usaha Konsumen 1 Konsumen 2
Dari kapan Dari kapan kak Dari kapan kak Dari kapan kak Apa yang anda Saya sebagai
usaha ini membangun membangun membangun rasakan sebagia pembeli merasa
dibangun usaha dan usaha ini dan usaha dan konsumen puas dan rasa
dan usahanya usaha kak jalan usahanya ini karena udah dari makanan
Pembagian seperti apa? ini usaha seperti apa? ada pelaku dan
Wantu Saya bangun seperti apa? Usaha ini usaha? minumannya
usaha ini awal Awal saya sebenarnya Sangat enak tidak
bulan febuari bangun usaha sudah lama tapi membantu dan mengecewakan
tepatnya tangal ini awal 2023 nanti sekarang tidak perlu dan tidak perlu
26 2022. Sejak dan usahanya saya bangun jauh-jauh lagi lagi membuat
itulah saya itu seperti yang kembali dan untuk membeli makanan
membangun kak liat usaha ini makanan dan sendiri lagi.
usaha dan untuk sekarang, saya pemotongan minuman
usaha ini itu berjualan rambut. kalaupun jauh
berjualan ayam minuman pop Terus untuk saya juga bisa
geprek. ice. pembagian pesan makanan
Terus itu untuk Bagiamana waktunya itu dan minuman
pembagian pembagian kak bagaimana lewat whatssap
waktunya kak waktunya kak, sedang masih atau pun
dengan jadwal dalam mahasiswa instagram.
mata kuliah dan berjualan dalam artian
usahanya? minuman cup kak masih ada
Untuk masalah (pop ice) dan mata kulia?
waktu itu bisa melakukan untuk
kita atur kegiatan pembagian
waktunya, perkulihan? waktu ini buat
karena saya Dari saya udah tidak
juga sebagai pembangian berpengaruh di
mahasiswa waktunya saya jadwal mata
yang pastikan kan sudah kuliah soalnya
memiliki semester 6 dan sayakan sudah
tanggung jawab mungkin dari semester 8 jadi
juga di bangku mata kuliah nya jadwal saya
kuliah jadi yang tidak mungkin kurang Kks,
perlu kita terlalu padat Ujian
utaman yaitu dan kalau Komprehensif,
tanggung jawab mungkin saya dan Ujian
kita sebagia ada mata Skripsi,
mahasiswa kuliah,ada mungkin waktu
karenakan teman saya untuk usaha
sayakan masi yang pontong rambut
duduk di membantu saya juga cukup
bangku kuliah dalam panjang dan
jadi banyak berjualan kalau untuk kks dan
tugas atau pun saya punya komprehensif
bimbingan dan mata kuliah. itu kan sudah
sebagainya, hal selesai jadi
inilah yang saya kurang
tidak bisa kita menyusun
tinggalkan skripsi saya
dalam bangku ambil malam
kuliah, jadi hari.
untuk
pembagian
waktunya kalau
untuk di
perkuliahan itu
hanya hari senin
sampai kamis
dan
kemungkinan
itu waktu dari
pagi sampai
sore, kemudian
sepulang dari
perkulihan itu
saya bisa
membuka usaha
walaupun
waktunya tidak
cukup banyak
tapi untuk
waktu full
penjualannya
kita ambil
diwaktu libur,
kita juga bisa
mangambil
waktu untuk
berjualan ketika
tidak ada mata
kulia yang
masuk. usaha
saya ini kan
berjualan ayam
geprek namun
bukan milik
pribadi tetapi
milik saya dan
kawan ,jadi
pembagian
waktunya bisa
kita tentukan
menentu siapa
yang tidak ada
jadwal mata
kuliah dialah
yang stap
ditempat
gpenjualan jika
kalau ada atau
bersamaan kita
tutup dan
dibukanya itu
pada waktu
tidak ada lagi
ada jadwal
kuliah, dan
karenakan
kuliah ini kan
tidak tiap hari
ada jadwal mata
kuliahnya, jadi
untuk full
penjualannya
kita ambil
diwaktu libur
tadi. Untuk
simpel
terrgantung
bagaimana kita
mengatur waktu
tersebut
mungkin
kurang lebih
seperti itu.

Termotivasi Termotifasi Kak membuat Kak membuat


Dan kenapa siapa usaha ini usaha ini
Startegi ada termotivasi dari termotivasi dari
menjalankan siapa dan siapa dan
usaha ini?Jadi strategi usaha strategi usaha
dibangku kak ini seperti kak ini seperti
perkuliahan apa? apa?
itukan kita Motivasinya itu Kalau
mendapatkan saya lihat dari termotivasi itu
mata kuliah masyarakat saya tidak ada
yang namanya yang berjualan dikarenakan
pemasaran,seba di pinggiran usaha saya ini
b itu saya jalan dan memang sudah
termotivasi penghasilan ada semenjak
untuk juga lumayan, saya duduk
melakukan sehingganya dibangku
usaha, jadi memiliki kuliah jadi
untuk inisiatif untuk termotivasi
termotivasi membuat usaha tidak ini, jadi
kepada orang minuman cup saya buat usaha
lain itu tidak ad dan modal ini memang
dan tetapi ini dalam inisiatif sendiri.
inisiatif sendiri, penjualan Kalu kak
dikarenakan minuman cup belajar pangkas
memiliki tidak terlalu rambut ini pada
inisiatif sendiri begitu siapa? Saya itu
jadi saya ajak banyak,dari belajar sendiri
teman-teman bahan- saolnyakan
untuk bahannya saya liat
melalukan hanya gelas cup dikampus saya
usaha dan dan minuman itu banyak
alhamdullah sascet tukang pangkas
mereka mau bermacam- jadi saya
menerimanya. macam farian belajar pangkas
Untuk strategi rasa. rambut sendiri,
menjalankan Dari strategi awal mula saya
usaha serperti penjualan itu sampai tau
apa? untuk saya berjualan pangkas rambut
strateginya di area kampus, itu saya
mengunakan dimana area pangkas adik-
pelayanan dan kampus tepat adik saya yang
promosi, dari yang paling sudah panjang
strategi dekat dengan rambutnya.
pelayanan itu mahasiswa Terus strategi
kita bisa yang suka yang kak
pengantar atau dengan gunakan untuk
juga meraka minuman- menarik
yang datang minuman pelanggan biar
sendiri. Strategi seperti pop ice bisa pangkas
untuk dan kamus juga rambut
mempromosika jarang ditempat kak
n itu kita masyarakat itu seperti apa?
mengunakan yang berjualan trategi yang
sosial media minuman cup saya gunakan
seperti dan juga itu selalu
fecebook, strategi tempat menberikan
instagram dan yang saat ini promosi kepada
bentuk media saya jalani orang-orang
sosial lain untuk sudah pas kalau yang ingin
memperkenalka di lihat dari memangkas
n usaha yang pendapatan ramput
kita jalankan saya saat ditempat saya,
ini, namanya ini,sudah bisa kenapa saya
jugakan sudah mengurangi Selalu
serba ternologi beban dari memberikan
jadi kita orang tua, promosi karna
gunakanlah dikarenakan disini bukan
teknologi yang saya sudah saya yang
ada. Jadi untuk sudah bisa memiliki
strategi membuka tempas
penjualan ini usaha,dan pangakas
kita dapat strategi saya rambut, kalau
dalam lain itu selain tidak sepeeti itu
perkuliahan, berjualan di saya tdk akan
jadi tempat saya dapat
diperkuliahan juga berjualan penlanggan.
itu kita bukan lewat sosial Memang kak
hanya belajar media untuk pasaran
teorinya dan seperti,whatsap pangkas rambut
lain sebagainya, ,instagram, ini biasanya
dengan ada kak berapa?
sosial media Pasaran
Ini usaha saya pangkas rambut
bisa dikenal itu sekitar Rp
oleh mahasiswa 15.000 sampai
yang diluar dari Rp 25.000 itu
tapi kita kampus. sudah jumlah
memahami apa seluruhan
yang kemudian tempat guting
dimaksud oleh ada juga tempat
mata kuliah itu guting yang
sendiri, saya lebih murah
mencoba sekitar Rp
melalukan 10.000 ribiun
usaha dengan itu udah yang
tujuan untuk paling murah
mengembangka tapi susah
n pengetahuan mencarinya.
dan baru parasanya
mendapatkan kak itu berapa?
pengalaman Untuk
kerja ketika pasaranya kak
lulus nanti. itu Rp 15.000
ribu kenapa
karna banyak
pesaing, kalau
saya tidak buat
bagitu saya
tidak
penlanggan.
Buat apa Buat apa anda Mengapa anda
usaha membuat usaha membangun
dibangun ini apa untuk usaha ini
membantu padahal anda
orang tua atau masih
ada segi yang seorangan
lain? Saya buat mahasiswa?
usaha jelasnya Seperti saya
itu untuk bilang tadi
mengurangi supaya bisa
membeban mengurangi
orang tua dan beban orang tua
dari segi lainya dan mungkin
itu untuk bisa
kebutuhan menambahkan
sehari seperti uang SPP yang
makan,minum,d orang tua saya
an kebutuhan bayar,kita
lainya, dan juga sebagai
bisa membantu mahasiswa kita
mengurangi harus
uang SPPnya mengunakan
saya. Kurang waktu kita
lebih saya sebaik
bangun usaha mungkin, karna
itu untuk mahasiswa
mengurangi yang buat
membeban usaha seperti
orang tua. ini jarang kita
temui,dan hasil
dari penjualan
tersebut juga
bisa memenuhi
kebutuhan saya
sehari-hari dari
makan,dan
untuk biaya
lain.
Resiko Resiko yang Dalam Dalam
usaha anda dapatkan membuat usaha membuat usaha
Dan ketika inikan pasti inikan pasti
Usaha melakukan mempunyai mempunyai
Kedepanya penjulan itu resiko apalagi resiko apalagi
serperti apa? anda sebagai anda sebagai
Kalau untuk mahasiswa dan mahasiswa dan
resiko tidak sesuai tidak sesuai
penjualan itu dengan jurusan dengan jurusan
sendirikan anda bagaiman anda bagaiman
terkadang bisa anda mengatasi anda mengatasi
down (turun) resiko dalam resiko dalam
atau balik usaha anda ini? usaha anda ini?
modal Saya dalam Untuk
dikaranakan mengatasi resikonya itu
bukan hanya usaha saya kemungkinan
kita yang punya yang down atau hanya
usaha dan ada turun penjualan pembayaran
untungnya mungkin saya tempat yang
juga.bagaimana akan catat disewa,masalah
dengan setiap kan tempat
keuntunganya ? penjualan saya pemangkasan
kalau untuk setiap hari dan ramput ini
keuntungannya disitu saya bisa bukan milik
itu sendiri ya lihat hari apa saya hanya saja
kemungkinan saya alat dan bahan
kita dapat mendapatkan pangkas rambut
banyak yang keuntungan itu milik saya.
membeli. Kalau yang lebih Terus untuk
untung atau banyak, pembayaran
hanya balik misalnya hari tempat itu
modal biasalah sabtu dan berapa kak?
kerena kita minggu Untuk tempat
tidak bisa penjualan saya itu saya sewa
menuntukan naik dratis atau pembayarannya
berepa banyak keuntungan dibayar
orang membeli. saya yang perbulan,perbul
intinya jika naik,penjualan anya itu sekitar
menjalani usaha untuk hari Rp 200.000
itu jangan patah senin sampai ribuan.
semangat. jum’at saya Bagaimana
jangan patah. batasi usaha kak ini
semangat itu penjualannya untuk
bagaimana? karna saya kedepanya?
Untuk tidak tidak bisa Kalau untuk
patah semangat berpatokan kedepanya itu
itu maksudnya dengan jawdal saya tdk lagi
jangang mata kuliah dan membuka
menyerah dan setiap hari saya tempat pangkas
terus bangkit mendapatkan rambut di sini
karana kalau keuntungan tapi udah
kalian berusaha karna setiap dikampung
dan berkerja membangun saya soalnya
keras kita usaha pasti kita disinikan saya
tetapkan akan mendapatkan membuka
berhasil. down atau usaha pangkas
Bagaiamana turun rambut ini
untuk usaha penjualan,karna hanya untuk
kedepanya, penghasilan mambantu
apakah tertetap tidak menetap orang tua saya
ditempat ini pasti berbeda bukan untuk
atau ingin beda,dan modal penghasilan
menbuat tempat yang saya untuk saya
yang lebih keluarkan, saya sendiri.
besar? Kalau sesuaikan [21.43,
untuk dengan
kedepanya penghasilan 5/6/2023]
mungkin saya saya setiap Taufik
dan teman akan harinya,untuk Enjemani: Kalu
membuat hari sabtu dan udah
tempat yang minggu itu saya dikampung
lebih besar lagi, pasti saya itu
jika kita mengeluarkan mungkin saya
mendapatkan biaya atau akan
banyak modal, modal yang mendapatkan
kalu untuk besar karna pendapatan
sekarang ini kenapa,karna yang lebih
belum punya penjualan saya baik, kenapa
modal, jadi pada hari sabtu saya katakan
untuk mencari dan minggu itu lebih baik
tempat yang naik dan dikarenakan
lebih besar keuntungannya penghasilan
untuk juga lumayan saya tidak ada
menjalankan melebihi dari pemotongan
usaha modal yang dengan uang
kami,mungkin saya keluarkan. sewa dan
butuh modal Usaha ini untuk kebutuhan
dulu. kedepannya itu lainnya seperti
bagaimana? SPP.
Untuk
kedepannya
mungkin belum
saya tau tapi
yang pasti saya
tetap harus
menjalankan
usaha ini,di
saat saya
selesai kuliah
usaha ini
mungkin saya
kasih ahlihkan
kepada teman
saya dan teman
saya yang
melanjutkan
usaha ini saya
kasih gaji dari
pendapatan
yang saya dapat
dari
penjualan,kalau
pun usaha saya
kedepannya ad
kemajuan saya
akang
membuka
cabang lain dan
memperluas
tempat
penjualan saya
insya allah
kalau
kedepannya
usaha saya
berjalan dengan
lancar.

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

A. Informasi
Dalam penelitian ini kami mendapatkan informasi tentang peran ganda mahasiswa yang
sedang berwirausahaan. kami wawancara beberapa mahasiswa yang sedang menjalankan dan
melakukan usaha, berdasarkan hasil tabulasi diatas bawahsanya mahasiswa yang melakukan
usaha karena membantuh mengurangi beban orang tua dan mendapatkan pengalaman kerja.

Berdasarkan hasil wawancara mahasiswa melakukan usaha karana ingin pengembangkan


pengetahuan dan pengalaman kerjanya tersebut.

Saat ini mahasiswa tidak lagi hanya berperan sebagai seorang penuntut ilmu dan aktivis
kampus. Kemajuan tekhnologi, kemudahan mendapatkan informasi tentang bisnis yang
dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk berwirausaha. Sekarang banyak mahasiswa yang telah
terjun kedalam dunia bisnis dan mereka lakukan sembari belajar di kampus. Mahasiswa
memanfaatkan apa saja yang dapat menunjang kemajuan bisnis mereka. Mereka datang dari
berbagai pembagian waktu yang mempengaruhinya. Mereka juga membuat usaha dengan
berbagai alasan yang menguatkan niatnya.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 3 mahasiswa yang berwirausaha, maka diketahui


pembagian wakru para wirausahawan ditinjau dari pendidikan, kekeluargaan dan sejarah
kerja sebagai berikut.

B. Pendidikan

Banyak orang mengatakan bahwa pendidikan tidak terlalu penting untuk seorang
pengusaha, tetapi pada kenyataannya pendidikan turut berpengaruh terhadap pemikiran
seorang wirausahawan. Pendidikan memberikan berbagai variasi pemikiran yang lebih luas
terhadap seorang wirausahawan. Banyak dari wirausahawan yang memilih untuk masuk
kedalam dunia bisnis karena terpengaruh oleh pendidikan yang diambilnya. Pendidikan dapat
memberikan pengusaha peluang yang lebih besar, seperti ilmu yang banyak, jaringan yang
luas dan peluang penemuan dari suatu penelitian.Selain peluang yang lebih besar, seorang
wirausahawan yang berpendidikan memiliki intensitas bersosialisasi yang baik dengan
sesama orang yang berpendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara, para mahasiswa wirausahawan saat ini sedang mengenyam
pendidikan S1. Mereka semua membuat usaha ketika sedang menempuh pendidikan di
jurusan masing-masing. Mereka sendiri yang menjalankan dan mengelola usaha sembari
berkuliah. Walaupun sedang menjalani masa pendidikan di kampus masing-masing, tetapi
mereka mampu menciptakan dan mengembangkan usahanya sendiri. Mahasiswa memang
menciptakan usahanya ketika telah berkuliah, tetapi beberapa dari mereka sudah memiliki
ekspektasi khusus sebelum memilih jurusan.

Mereka ingin menjadi pengusaha dari dulu dan mengambil jurusan yang bisa menunjang
tujuannya tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Firmansya Simbala, ia memilih jurusan
ekonomi syariah karena ingin mengetahui ilmu untuk memasarkan suatu produk.

Hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa faktor mata kuliah dan dosen dapat
memberikan dampak yang besar terhadap pilihan mahasiswa untuk berwirausaha. Mata
kuliah yang menjelaskan tentang kewirausahaan menarik minat bagi mahasiswa untuk
mempunyai suatu usaha. Begitu pula dengan dosen yang menyampaikan mata kuliah
tersebut. Mereka bisa menginspirasi mahasiswa untuk melakukan sebuah action dengan
menciptakan sebuah usaha.

C. Keluarga

Keluerga memiliki peran yang penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Dalam
kehidupan sehari-hari, anggota keluarga saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Bakat
seseorang biasanya akan sesuai dengan bakat turunan dari orang tuanya. Begitu juga tentang
minat seseorang dalam berwirausaha. Kita telah banyak melihat contoh kesuksesan seorang
wirausahawan karena melanjutkan usaha orang tuanya. Akan tetapi ada juga pengusaha
sukses yang dulunya datang dari keluarga kurang mampu dan tidak mempunyai anggota
keluarga yang berwirausaha.

Berdasarkan hasil wawancara dengan enam mahasiswa wirausahawan, ditemukan latar


belakang keluarga mereka kebanyakan dari keluarga sederhana. Beberapa mahasiswa
mengaku tidak terpengaruh keluarga ketika mengambil keputusan untuk berwirausah.

D. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja bisa memiliki dampak terhadap pemikiran seseorang tentang


kewirausahaan. Bagaimanapun juga, bekerja merupakan bagian kecil dari kegiatan
wirausaha. Seseorang yang telah memiliki pengalaman bekerja berarti telah memiliki
pengalaman menjalankan suatu usaha walaupun hanya bagian kecilnya saja. Dari
pengalamannya tersebut, seseorang akan mendapatkan pandangan tentang bagaimana
kegiatan wirausaha berjalan. Seseorang yang mempunyai sejarah kerja lebih berpotensi untuk
dapat membangun suatu bisnis dan sukses dalam bisnis tersebut dari pada yang tidak
memiliki pengalaman.
Mereka yang pernah bekerja mempunyai kelebihan pengetahuan dan pengalaman tentang
bagaimana cara menjalankan suatu bisnis. Dari 3 narasumber yang penulis wawancarai,
terdapat 1 mahasiswa yang mempunyai pengalaman bekerja dan tiga lainnya belum pernah
bekerja sama sekali. Mahasiswa yang mempunyai pengalaman bekerja antara lain
Muhammad Firdaus. Semua yang memiliki pengalaman bekerja mengaku terdorong untuk
membangun suatu bisnis, kecuali Firmansya. Hal ini karena Firmansya bekerja di prodi
ekonomi syariah. Menurutnya bekerja di prodi tidak membuatya terdorong untuk
berwirausaha, tetapi jika hubungannya dengan kewirausahaan, ia mengaku mendapat relasi
untuk memperluas pasar. Ia bisa memasarkan produknya kepada teman-teman kerjanya.

E. Pendapatan

Ekspektasi atau harapan akan pendapatan yang lebih baik merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi apakah seseorang ingin menjadi seorang wirausahaan atau tidak.
Pendapatan jika didefidisikan adalah panghasialan yang diperoleh seseorang baik berupa
uang maupun barang. Berwaraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat dugunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang
dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden faktor pendorong internal mahsiswa


berwirausaha adalah memperoleh penghasilan tambahan,keinginan untuk hidup mandiri,dan
mambantuh meringankan beban orang tua. Faktor internal utama yang mendorong mahasiswa
berwirausaha adalah memperoleh penghasilan tambahan.

F. Kebutuhan Hidup
Kebutuhan hidup adalah dasar-dasar yang diperlukan oleh seseorang untuk
mempertahankan kehidupan dan memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan sosial
mereka. Kebutuhan hidup umumnya terbagi menjadi beberapa kategori utama:

1. Kebutuhan fisik: Kebutuhan ini meliputi makanan, air, tempat tinggal, pakaian,
tidur, dan perlindungan dari elemen lingkungan seperti cuaca buruk. Tanpa
pemenuhan kebutuhan fisik ini, seseorang tidak akan dapat bertahan hidup.

2. Kebutuhan kesehatan: Ini termasuk akses ke perawatan medis yang memadai,


vaksinasi, obat-obatan, dan kebersihan pribadi. Kebutuhan kesehatan juga
mencakup olahraga, tidur yang cukup, dan gaya hidup sehat secara umum.
3. Kebutuhan pendidikan: Pendidikan memainkan peran penting dalam
mempersiapkan individu untuk masa depan dan membantu mereka
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pendidikan dapat meliputi akses ke pendidikan
dasar dan menengah yang berkualitas, buku teks, fasilitas belajar, dan peluang
belajar sepanjang hayat.

4. Kebutuhan ekonomi: Ini melibatkan akses ke pekerjaan yang layak dan


memberikan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar serta
memperoleh keamanan finansial. Kebutuhan ekonomi juga melibatkan akses ke
sistem perbankan dan layanan keuangan yang memungkinkan tabungan, investasi,
dan perlindungan keuangan.

5. Kebutuhan sosial: Kebutuhan ini termasuk hubungan sosial yang sehat, dukungan
emosional, kehidupan sosial, dan rasa keterlibatan dalam komunitas. Kebutuhan
sosial juga melibatkan akses ke fasilitas umum, seperti taman, tempat ibadah, dan
tempat-tempat rekreasi.

6. Kebutuhan keamanan: Ini mencakup perlindungan dari kekerasan, ancaman fisik,


dan kejahatan. Kebutuhan keamanan juga melibatkan akses ke sistem hukum yang
adil dan efektif, perlindungan konsumen, dan perlindungan pekerja.

Kebutuhan hidup dapat bervariasi di setiap individu dan dalam konteks budaya,
ekonomi, dan sosial yang berbeda. Pemerintah dan masyarakat sering bekerja sama
untuk memastikan bahwa kebutuhan hidup dasar dipenuhi bagi semua orang.
G. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi mengacu pada peningkatan yang berkelanjutan dari
output (produksi) barang dan jasa dalam suatu negara selama periode waktu tertentu.
Hal ini dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator ekonomi seperti Produk
Domestik Bruto (PDB), pendapatan nasional, investasi, tingkat pengangguran, dan
inflasi.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi memiliki berbagai manfaat bagi suatu negara:
1. Peningkatan pendapatan per kapita: Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat
menghasilkan peningkatan pendapatan per kapita. Ketika ekonomi tumbuh,
produktivitas meningkat, lapangan kerja bertambah, dan pendapatan individu juga
meningkat. Hal ini dapat meningkatkan standar hidup dan kesejahteraan
masyarakat.

2. Penciptaan lapangan kerja: Pertumbuhan ekonomi yang tinggi cenderung


berhubungan dengan peningkatan kesempatan kerja. Perusahaan-perusahaan yang
berkembang membutuhkan lebih banyak tenaga kerja, yang berarti lebih banyak
orang dapat memperoleh pekerjaan. Peningkatan kesempatan kerja berkontribusi
pada pengurangan tingkat pengangguran dan peningkatan stabilitas ekonomi.

3. Investasi dan inovasi: Pertumbuhan ekonomi yang kuat seringkali menarik minat
investor untuk berinvestasi dalam suatu negara. Investasi yang lebih tinggi berarti
adanya dana yang tersedia untuk pengembangan infrastruktur, penelitian dan
pengembangan, serta inovasi. Ini mendorong perkembangan sektor industri dan
teknologi yang lebih maju.

4. Peningkatan kesejahteraan sosial: Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat


menyebabkan peningkatan kesejahteraan sosial. Negara yang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang signifikan dapat mengalokasikan lebih banyak
sumber daya untuk memperbaiki layanan publik, seperti pendidikan, perawatan
kesehatan, dan perlindungan sosial. Ini dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat secara keseluruhan.

5. Redistribusi pendapatan: Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat membantu


mengurangi kesenjangan pendapatan dan meningkatkan keadilan sosial. Dalam
beberapa kasus, pertumbuhan ekonomi dapat memberikan manfaat kepada seluruh
lapisan masyarakat, termasuk kelompok yang kurang mampu. Upaya yang tepat
untuk memperbaiki redistribusi pendapatan dan kebijakan sosial yang inklusif
penting dalam memastikan manfaat pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh semua.
Namun, penting untuk mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi juga harus
berkelanjutan, inklusif, dan bertanggung jawab. Perlu memperhatikan aspek-aspek
sosial dan lingkungan agar pertumbuhan ekonomi tidak merusak keberlanjutan jangka
panjang dan keseimbangan alam.

BAB 6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimana mahasiswa itu memiliki potensi yang besar untuk mendorong inovasi,
menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.dengan
keterampilan, pengetahuan, dan semangat yang di miliki mahasiswa, mereka dapat
menjadi agen perubahan dalam dunia kewirausahaan.
Sering kali juga mahasiswa memiliki perspektif segar, berpikiran terbuka, dan
pemikiran kreatif. Mereka juga dapat dapat mengidentifikasi peluang bisnis baru dan
mengembangkan solusi inovatif untuk masalah yang ada di masyarakat. Dengan
menggabungkan pengetahuan akademik mereka dengan pemikiran kewirausahaan,
mahasiswa dpat menghasilkan ide-ide baru dan menghadirkan inovasi.
B. Saran
Bagi mahasiswa untuk sarannya tetap semangat menjalankan usahanya dan
kembangkanlah usahannya sebagaimana banyak mahasiswa yang hari setelah lulus
dari bangku kuliah masih pengguran.
Untuk mahasiswa jika usahanya berkembang jangan lupa memperkerjakan orang
yang membutuhkan perkerjaan karna kalian yang punya usaha yang akan mengurangi
penggangguran dan kemiskinan di dunia ini.

Daftar pustaka

Afrizal (2014), Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan


Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Jakarta : Rajawali Pers. Astiti,
Yunita Widyaning (2014), Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Motivasi
Berwirausaha dan Keterampilan Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta, Skripsi, Yogyakarta : UNY.

Basrowi (2011),Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.

BPS. (2017), Pada tahun 2016 tercatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,01
juta jiwa atau 10,86% dari seluruh penduduk Indonesia, diperoleh pada 8 November 2018 di
BPS.go.id/pressrelease/2017/01/03/1378/profil-kemiskinandi-indonesia-september-2016

Chu, H. M., Kara, O., Zhu, X. & Gok, K. (2011), Chinesse entrepreneurs, motivations,
success factors, problems and business-related stress, Journal of Chinese Entrepreneurship 3
(2), 84-111

Coulter, Marry (2000), Entrepreneurship in action . USA : Prentice Hall

Creswell, W. John (2010), Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

David, F.R. (2009), Manajemen Strategis. Jakarta : Salemba Empat, George, Steiner, A. &
Miner, John, B. (1997), Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta:Erlangga.

Gryskiewicz, N. & Buttner, E. H., (1993), Entrepreneurs problem-solving styles: an empirical


study using the kirton adaptation/innovation theory, Journal of small business management,
31(1), 22–31

Gurol & Atsan (2006), Entrepreneurial characteristics amongst university students, some
insights for entrepreneurship education and training in turkey, Education and training 48 (1),
25-38

Hendro (2005), How to be a smart entrepreneur and to start a new business. Yogyakarta :
Andi

Hisrich, RD., Peters, MP. & Stheperd DA., (2008), Kewirausahaan (terj.) edisi 7,
Jakarta :Salemba Empat

Kalsom, A. W., Faizal, P. R. M. & Ridhwan, A. A. M. (2013), The entrepreneurs


characteristic from al Quran and al Hadis, International Journal of trade, economics and
finance, 4(4), 191–196 123
Lee, Don Y. & Tsang, Eric W.K. (2001), The Effect of Entrepreneurial Personality,
Background and Network Activities on Venture Growth. Journal of Management Studies, 38
(4); 583-602.

Lumpkin, G.T. & Dess, G.G. (2001), Linking Two Dimensions of EO to Firm Performance:
The Moderating Role of Environment and Industry Life Cycle. Journal Business Venturing.
16 (5), 429 -451.

McClelland, D. C. (1961), The Achieving Society. New York : Free Press

Meredith, Geoffrey, G. (2005), The practice of Entrepreneurship. Ganewa: International


labour organization.

Messersmith, J. G. & Wales, W. J. (2011), Entrepreneurial orientation and performance in


young firms:the role of human resources management, International small business journal.
31(2), 115–136

Miles, B. Mathew & Huberman, Michael (1992), Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
Tentang Metode-metode Baru. Jakarta : UIP.

Miller, D. (1983), The correlates of entrepreneurship in three types of firms. Management


Science, 29(7), 770 – 791

Moleong, Lexy, J. (2005), Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya

Mueller, S. L. & Thomas, A. S. (2000), Culture and entrepreneurial potential: A nine country
study of locus of control and innovativeness. Journal of Business Venturing, 16:51-7

Politis, D., Winborg, J. & Dahlstrand, A. L. (2012), Exploring the resource logic of student
entrepreneurs. International Small Business Journal, 30(6), 659–683.

Porter, Michael, E. (2008), Strategi Bersaing (Competitive strategy). Tanggerang: Karisma


Publishing Group

Praag, Van, M., C. (2003), Business survival and success of young small business owners,
Tinbergen institite discussion paper, no 03-050/3

Purnomo, Zulkieflimansyah (1996), Manajemen Strategi, Jakarta : LPFE UI

Quinn, R. E., CS (1990), Becoming A Master Manager, A Competency Framework, New


York: John Wiley & Sons.
Rantanen, Teemu (2013), Students attitudes towards entrepreneurship in the Uusimaa region
in Finland, Interdisciplinary studies journal, 2, 4. 124

Robinson, P. B., Stimpson, D. V., Huefner, J. C. & Hunt, H. K. (1991), An Attitude


Approach to the Prediction of Entrepreneurship. Entrepreneurship Theory and Practice,
15(4), 13–31.

Rusdiana (2014), Kewirausahaan (Teori dan Praktek), Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sasongko, Agung (2015) Jumlah wirausaha di Indonesia masih pada presentase 1,65%,
diperoleh pada 8 November 2018 di m.republika.co.id/amp_version/nl3i58

Sekaran, Uma. & Bougie, Roger (2013), Research Methods for Business : Sixth Edition,
United Kingdom : John Wiley & Sons Ltd. S

inaga, Dearlina (2016), Kewirausahaan, pedoman untuk kalangan praktisi dan mahasiswa ,
Yogyakarta : Ekuilibria

Sinarasri, Andwiani (2013), Analisi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap StrategiD


alam Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Studi Kasus Pada Pedagang Kaki Lima Bidang
Kuliner Di Semarang). Prosiding Seminar Nasional 2013 Menuju Masyarakat Madani dan
Lestari. ISBN: 978-979-98438- 8-3

Stefanovic, I., Prokic, S., & Rankovic, L. (2010), Motivational and success factors of
entrepreneurs: the evidence from a developing country. Zb. Rad. Ekon. Fak. Rij, 28, 251–
270. Sukardi (1991), Kepribadian Wirausaha, Jakarta : Bumi Aksara.

Sumarsono, H. (2013), Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Wirausaha Mahasiswa


Universitas Muhammaadiyah Ponorogo, Jurnal Ekuilibrium Vol. 11, 2, 62 -88.

Sumarsono, Sonny (2004), Metode Riset Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu. Suryana,
Yuyus & Bayu, Kartib (2015), Kewirausahaan: pendekatan karakteristik wirausahawan
sukses, Jakarta : Prenadamedia Group

Walgito, Bimo (2004), Teori Konvergensi, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM

Winardi (2003), Entrepreneur dan Entrepreneurship, Cetakan Kedua, CV.Kencana: Jakarta.

Wjl, Dnl. (2015), Singapura memiliki 7% wirausaha, sedangkan Thailand memiliki 3% dan
Malaysia sebesar 5% wirausaha, diperoleh pada 8 November 2018 di
http://detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-2854139/,
Yin, Robert K. (2011), Studi Kasus: Desain dan Metode (terj.), Jakarta : Rajagrafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai