Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL SKRIPSI

“PENGARUH JIWA ENTREPRENEUR DAN PRESTASI KULIAH,


TERHADAP MINAT MASUK PPak MAHASISWA/I AKUNTANSI
UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS”

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

Oleh :

VELLIA KHAIRUMMI
17110037

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
THN 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................2

1.3 Tujuan .................................................................................................2

1.4 Manfaat................................................................................................2

1.5 Metode Penulisan................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis Akun Lain dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran...................4

2.2 Audit Atas Aset Tetap.........................................................................4

2.3Audit Beban Dibayar Di Muka.............................................................11

2.4Audit Utang Akrual..............................................................................14

2.5Audit Akun Pendapatan dan Beban......................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan....................................................................................................18

3.2 Saran..........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Permasalahan bangsa Indonesia saat ini begitu kompleks, hampir dari

semua aspek kehidupan menjadi masalah nasional. Tidak hanya bidang

social ekonomi saja, namun politik dan agama juga sudah mulai merajalela.

Hal ini ditandai dengan banyaknya aksi-aksi demonstrasi yang

menimbulkan perselisihan antar beberapa kelompok dalam masyrakat.

Suasana yang mencekam ini menyebabkan krisis ekonomi berkepanjangan,

meningkatkan jumlah pengangguran dan tindak kejahatan, sehingga

menyebabkan semakin rumitnya penyelesaian dari masalah ini.

Pemecahan masalah pengangguran bukanlah suatu pekerjaan yang

mudah. Sejauh ini mahasiwa/i pada umumnya kurang memiliki etos kerja

dan budaya kerja yang menggambarkan semangat kewirausahaan. Padahal

setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dapat

berprilaku seperti, wirausahawaan. Fenomena yang terjadi saat ini adalah

sebagian besar lulusan perguruan tinggi lebih sebagai pencari kerja bukan

pencipta lapangan pekerjaan.

Kewirausahaan (entrepreneur) adalah semangat, sikap, perilaku dan

kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang

mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,

teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka


memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan

yang lebih besar (Ruhimat, Supriatna, & Kosim, 2006).

Kesuksesan dalam berwirausaha dapat dicapai dengan adanya

motivasi dan disiplin diri untuk mencapai sebuah prestasi. Motivasi

berprestasi merupakan keinginan untuk mengembangkan karier yang lebih

baik dan adanya keinginan untuk mendapatkan pengakuan pada diri sendiri

yang akan mendatangkan kesuksesan dimasa depan.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang yang telah ditulis, kami memberikan identifikasi

masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut :

1. Maraknya kasus pengangguran yang terjadi disaat sekarang ini

2. Kurangnya minat mahasiswa/i UNIDHA dalam melakukan kegiatan

berwirausaha

3. Kurangnya disiplin dan motivasi terhadap diri sendiri dalam

mengembangkan kewirausahaan

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Untuk memudahkan dan menyederhanakan masalah penelitian ini,

maka penelitian ini hanya terbatas pada Mahasiswa/i jurusan akuntansi

Universitas Dharma Andalas pada angkatan 2016 dan angkatan 2017 yang

telah mengambil mata kuliah kewirausahaan.


1.4 RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah jiwa entrepreneur mahasiswa/i akuntansi Universitas

Dharma Andalas berpengaruh terhadap minta mahasiswa/i masuk

PPak ?

2. Apakah prestasi kuliah mahasiwa/i akuntansi Universitas Dharma

Andalas berpengaruh terhadap minta mahasiswa/i masuk PPak ?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan tersebut diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Apakah jiwa entrepreneur mahasiswa/i akuntansi

Universitas Dharma Andalas berpengaruh terhadap minta

mahasiswa/i masuk PPak

2. Untuk mengetahui Apakah prestasi kuliah mahasiwa/i akuntansi

Universitas Dharma Andalas berpengaruh terhadap minta

mahasiswa/i masuk PPak.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Bagi Mahasiswa/I Akuntansi Universitas Dharma Andalas

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan didalam

meningkatkan kuallitas lulusan yang berwawasan kewirausahaan.


2. Bagi Penulis

Sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam

penelitian sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam

perkualiahan pada keadaan yang sebenarnya dilapangan kerja

nantinya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Literatur

2.1.1 Mahasiswa

Mahasiswa merupakan bagian kecil dari komunitas terdidik di Negara ini,

namun sejarah mencatat banyak perubahan yang telah dilahirkan oleh mahasiswa.

Berbagai proses perubahan besar di Negara sebagian dipelopori oleh mahasiswa.

Peran sebagai agen perubahan dan cadangan masa depan banyak orang. Sebuah

harapan berat yang tertumpu dipundak kita dan hal tersebut membutuhkan kerja

yang nyata sebagai mahasiswa. Salah satu visi baru yang perlu dimiliki oleh

mahasiswa adalah menjadi pencipta lapangan kerja, sehingga mereka tidak saja

dapat menyelamatkan masa depannya, tetapi juga dapat membuka lapangan kerja

baru bagi mereka dan juga masyarakat yang belum mendapatkan perkerjaan.

2.1.2 Entrepreneur

Secara sederhana arti kewirausahaan (entrepreneur) adalah orang yang

berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai

kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan

berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam

kondisi tidak pasti (Kasmir,2010:16). Jiwa entrepreneur pada mahasiswa bisa

dilatih dan dibangun, antara lain dengan cara bergabung ke dalam suatu organisasi
kemahasiswaan,intern dan ekstern kampus. Secara tidak langsung, mahasiswa

akan dilatih berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki karakter dan

kepentingan yang berbeda, membuat keputusan-keputusan strategis yang tidak

hanya menyangkut diri sendiri (Prihapsari dalam Zubaedi,2015).

2.1.2.1 Karakteristik Wirausaha

Menurut Scarborough dan Zimmerer mengemukakan Delapan karakteristik

wirausaha meliputi :

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-

usaha yang dilakukannya. Seorang yang memilliki rasa tanggung jawab

akan selalu mawas diri.

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat,

artinya ia selalu menghindari risiko yang rendah dan menghindari risiko

yang tinggi.

3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan

dirinya untuk berhasil.

4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik

yang segera.

5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk

mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan

berwawasan jauh ke depan.


7. Skill at orgainizing, yaitu memiliki keterampilan dalam

mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8. Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan

uang (Suryana,2001:8).

2.1.2.2 Sifat Wirausaha

Menurut Sudrajad (20111:30-37) sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha

adalah sebagai berikut :

1. Percaya diri

Kepercayaan diri merupakan sikap dan kenyakinan yang harus dimiliki

seorang wirausaha dalam menghadapi tugas dan pekerjaan. Di dalam sikap

percaya diri terkandung nila-nilai kenyakinan, optimisme, individualisme,

dan ketidak tergantungan serta yakin akan kemampuannya untuk mencapai

keberhasilan.

2. Berorientasi pada tugas yang diambil

Seorang wirausaha yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah

orang yang selalu mengedepankan nilai-nilai motif berprestasi, ketekunan,

tekad, kerja keras, energik, dan mempunyai dorongan kuat dalam meraih

tujuan atau sasaran bisnis. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, seorang

wirausaha harus berinisiatif, disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, dan

semangat berprestasi.

3. Berani mengambil risiko


Keberanian dan kemampuan mengambil risiko merupakan nilai utama

dalam kewirausahaan. Misalnya, seorang wirausaha yang takut mengambil

risiko bisnis, akan menyebabkan wirausahaan tersebut akan mengalami

kesulitan berinisiatif. Tentu pengambilan risiki ini dilaksanakan setelah

melalui pemikiran, analisis, perhitungan serta pertimbangan yang matang.

4. Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang sukses tidak terlepas dari sifat kepemimpinannya,

kepeloporannya, keteladanannya dalam mengendalikan usaha bisnisnya.

Selain hal tersebut, pemimpin dalam menjalankan usahanya secara

transparan dan jujur dengan tujuan tidak hanya mencari laba saja, tetapi

juga meningkatkan kesejahteraan para karyawannya.

5. Berorientasi ke masa depan

Seorang wirausaha haruslah berwawasan ke masa depan, mempunyai visi

ke depan, dan mengetahui kemana kegiatan bisnisnya tersebut akan

dibawa, apa yang ingin dicapai,strategi-strategi apa saja yang harus ia

lakukan agar kegiatan dan kelangsungan hidup usahanya dapa terus

terjamin. Jadi, dalam hala ini diharapkan perusahaan dapat berkembang

dan tetap terjamin kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang.

6. Kreatif dan inovatif

Seorang wirausaha harus memiliki sikap kreatif, yaitu kemampuan

menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat

permasasalahan dan peluang yang ada.

7. Sifat kemandirian
Yang dimaksud sifat kemandirian yang dimiliki seorang wirausaha

menunjukkan bahwa ia selalu mengembalikan perbuatannya sebagai

tanggung jawab pribadi. Keberhasilan dan kegagalan merupakan

konsekuensi pribadi wirausaha. Dalam hal ini, seorang wirausaha

bertindak dapat mengambil keputusan dan memiliki berbagai kegiatan

dalam mencapai tujuan.

8. Memiliki tanggung jawab

Ide, perilaku, dan implementasi dari aktivitas yang dijalankan seorang

wirausaha tidak terlepas dari tuntutan dan tanggung jawab. Oleh karena

itu, komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu

melahirkan tanggung jawab.

9. Selalu mencari peluang usaha

Seorang wirausaha biasanya mampu melakukan beberapa hal dalam satu

waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya ia bisa menangani berbagai

persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.

10. Memiliki kemampuan personal

Semua orang yang berkehidupan sebagai wirausaha harus terus mau

belajar berbagai pengetahuan, misalnya melalui membaca buku atau rajin

menghadiri seminar, lokakarya, terutama dibidang bisnis. Dengan

demikian wawasan dan kompetensi para wirausaha akan meningkat.

2.1.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Berwirausaha


Alma (2011:7-8) mengungkapkan latar belakang wirausaha yang dapat

mempengaruhi minat berwirausaha :

1. Lingkungan keluarga semasa kecil

Ini dapat dilihat dari anak nomor berapa, orang tua, pekerjaan, dan

status sosial. Namun apabila memperhatikan anak nomor berapa terhadap

hasil yang berbeda dari beberapa penellitian, misalnya para eksekutif

wanita cenderung berasal dari anak nomor satu dari sekian bersaudara,

mereka ini memperoleh perhatian istimewa sewaktu kecil, dan selft

condence yang tinggi.

Lingkungan dalam bentuk ’’role models’’ juga berpengaruh

terhadap minat berwirausaha. Role Models ini biasanya melihat kepada

orang tua, saudara, keluarga lain (kakke, paman, bibi, anak) teman-teman,

pasangan, atau pengusaha yang sukses yang diidolakannya. Terhadap

pekerjaan orang tua, seringkali terlihar bahwa ada pengaruh dari orang tua

yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri cenderung anaknya

menjadi pengusaha pula. Keadaan ini seringkali memberi inspirasi pada

anak sejak kecil.

2. Pendidikan

Banyak orang yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan para

wirausahawan agak rendah dibandingkan dengan rata-rata populasi

masyarakat. Namun, tidak begitu signifikan, karena tingkat pendidikan

juga penting bagi wirausaha, terutama dalam menjaga kontinuitas


usahanya dan mengatasi segala masalah yang dihadapi dieprlukan tingkat

pendidikan yang memadai.

3. Nilai-nilai (Values) Personal

4. Usia

5. Riwayat Pekerjaan

2.1.3 Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah

melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah

hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif,

dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan. Prestasi belajar

akuntansi merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada mata pelajaran

akuntansi yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru

akuntansi.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

akuntansi adalah hasil pengukuran dari usaha mempelajari materi-materi pelajaran

akuntansi mulai dari cara dan mengelola suatu pembukuan, mencatat transaksi-

transaksi yang terjadi di dalam perusahaan jasa serta menyusun laporan keuangan

perusahaan jasa, yang dinyatakan dalam bentuk symbol baik huruf maupun angka

yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada periode

tertentu melalui intrumen tes (Novita Ningtry Astuti, 2011: 13), selain itu ada
yang mendefinisikan bahwa prestasi belajar akuntansi adalah hasil belajar yang

dicapai oleh siswa setelah mempelajari materi mata pelajaran akuntansi yang

diukur dengan tes secara periodik dan hasilnya dinyatakan dengan angka/skor

(Atin Puji Astutik,2011: 11).

2.1.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang lancar

dan kadang sulit, bisa cepat atau bahkan lambat. Dalam hal semangat pun selalu

pasang surut kadang tinggi dan kadang rendah. Syah (2013) mengungkapkan

faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu:

a. Faktor Internal (faktor dalam diri siswa),  yakni  keadaan (kondisi) jasmani

atau rohani siswa. Adapun yang tergolong faktor internal adalah:

1) Faktor fisiologis, berupa keadaan fisik yang sehat, segar dan kuat akan

menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan

fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada keadaan belajarnya.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi aspek fisiologis adalah:

a) Status gizi, dapat diartikan sebagai keadaan kesehatan fisik

seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah

satu/kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu. Terpenuhinya gizi

yang baik akan menunjang tercapainya hasil belajar yang optimal.

b) Kesehatan. Syah (2010) menerangkan kondisi organ-organ khusus

siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera


penglihat, juga sangat memengaruhi kemampuan siswa menyerap

informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

Anak yang kurang sehat akan kesulitan belajar karena kehilangan

daya konsentrasi.

c) Kebiasaan makan pagi, Makan pagi dapat meningkatkan

konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran.

2) Faktor psikologis, adalah aspek rohaniah yang memengaruhi kuantitas

dan kualitas perolehan belajar siswa, yang terdiri dari:

a) Intelegensi siswa,  merupakan kemampuan psikofisik untuk

mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat. Syah (2013) menyatakan tingkat itelegensi

(IQ) siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Artinya semakin tinggi IQ seorang siswa, maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses, dan sebaliknya semakin  rendah

IQ seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh sukses.

b) Sikap siswa, merupakan gejala internal yang berdimensi afektif 

berupa  kecenderungan untuk mereaksi (merespons) dengan cara

yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya,

baik secara positif maupun negatif. Syah (2013) meyatakan bahwa

sikap positif terhadap mata pelajaran yang disajikan adalah awal

yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya sikap negatif


disertai rasa kebencian akan menimbulkan kesulitan belajar bagi 

siswa  yang bersangkutan.

c) Bakat siswa, adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam

perkembangannya, bakat diartikan sebagai kemampuan individu

untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada

upaya pendidikan dan pelatihan. Itulah sebabnya, anak yang

berinteligensi sangat cerdas (super) disebut  juga sebagai anak

berbakat.

d) Minat siswa, yaitu kecenderungan atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu. Minat belajar siswa dapat memengaruhi kualitas

pencapaian hasil belajar dalam bidang-bidang studi tertentu.

e) Motivasi siswa, berupa keadaan internal yang mendorongnya untuk

berbuat sesuatu. Motivasi ini timbul oleh adanya kemauan sendiri

atau  bisa juga disebabkan faktor eksternal lainnya.  

f) Kesiapan, adalah kesediaan untuk memberi respon (bereaksi).

Siswa akan berhasil apabila telah mempersiapkan dirinya atau

untuk belajar. 

g) Kelelahan, baik kelelahan jasmani maupun rohani dapat

memengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Kelelahan jasmani

terjadi karena ada substansi sisa pembakaran di dalam tubuh,

sehingga darah tidak lancar pada bagian tertentu. Sedangkan

kelelahan rohani terjadi akibat memikirkan masalah yang berarti


tanpa istirahat atau mengerjakan sesuatu  karena  terpaksa tidak

sesuai minat dan perhatian.

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

sekitar siswa. Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :

1) Faktor sosial, terdiri dari: (1) Lingkungan keluarga, yakni faktor orang

tua, suasana rumah, dan ekonomi keluarga; (2) Lingkungan sekolah,

berupa faktor waktu sekolah, alat pelajaran, cara mengajar guru, dan

suasana kelas; (3) Lingkungan masyarakat, meliputi faktor pergaulan

sosial dan pengaruh media masa. 

2) Faktor nonsosial, meliputi lingkungan nonsosial seperti gedung sekolah

dan letaknya, rumah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

2.1.4 Minat Belajar Akuntansi

2.1.4.1 Pengertian Minat Belajar Akuntansi

Minat adalah hal yang sangat berpegaruh terhadap keinginan siswa terhadap

suatu hal. Hilgard dalam Slameto (2010:56) berpendapat bahwa minat adalah

kecederungan seseorang untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.


Minat menunjukan rasa ingin tahu siswa dan mempertahan kan rasa ingin

tahu sepanjang kegiatan proses pembelajaran. Minat merupakan suatu motivasi

instrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang

dalam melakukan aktivitas dengan penuh kekuatan dan cenderung menetap,

dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan

dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka, dan gembira

(http://mathedu-unila.blogspot.com).

Slameto (2010: 57) menyatakan bahwa, “ minat adalah suatu rasa lebih suka

dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Demikian juga minat siswa terhadap belajar. Menurut Slameto (2010:57), seorang

siswa yang memiliki minat belajar ditandai dengan (1) rasa lebih suka terhadap

belajar dari pada kegiatan lain, (2) rasa keterkaitan terhadap kegiatan belajar, (3)

menyukai kegiatan akademis, dan (4) memiliki partisipasi yang tinggi terhadap

belajar.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada yang lainnya dapat

pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam bentuk aktifitas. Siswa memiliki

minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap subjek tersebut. Karena pemusatan perhatian yang intensif

terhadap materi pelajaran dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Kesimpulannya minat belajar

akuntansi adalah suatu pemusatan perhatian atau rasa lebih suka terhadap

akuntansi sehingga ingin menguasai materi tersebut.


2.1.5 PPak (Pendidikan Profesi Akuntansi)

2.1.5.1 Pengertian Profesi

Profesi merupakan kedudukan atau jabatan di mana untuk memperolehnya

seseorang harus mempelajari dan menguasai suatu ilmu pengetahuan tertentu.

Profesi adalah segala sesuatu yang ditekuni seseorang, dikembangkan dan

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang bermanfaat bagi yang

melakukannya.

2.1.5.2 Pengertian Profesi Akuntansi

Profesi akuntansi adalah suatu profesi yang menyediakan informasi

keuangan dari bagian ekonomi melalui alat-alat, metode dan standard yang

berlaku guna perencanaan, pengevaluasian, pengendalian dan pengukuran kinerja

bagi institusi yang menyelenggarakannya.

Profesi akuntansi adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan

keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntansi publik,

akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang,

akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti

sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan

sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi,

pajak, dan konsultan manajemen (Januar, 2010)


2.1.5.3 Pendidikan Profesi Akuntansi (PPak)

Profesi ialah pekerjaan yang memerlukan pendidikan maupun keahlian serta

penguasaan pengetahuan terhadap bidang pekerjaan tertentu, terdapat berbagai

jenis profesi dan sudah tidak sedikit profesi yang sudah mempunyai organisasi

atau asosiasi profesi. Asosiasi profesi tersebut biasanya mengatur mengenai kode

etik, proses 30 sertifikasi dan lisensi terkait profesi tersebut. Seorang pekerja yang

berprofesi dalam bidang tertentu biasanya disebut sebagai professional.

(Fikri,2010: 10).

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi

pasal 17 ayat 1, pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi sesudah program

sarjana yang bertujuan menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang

membutuhkan keahlian khusus. Kemudian pasal 17 ayat 2 menjelaskan

pendidikan profesi sebagaimna dimaksud pada ayat 1, pendidikan profesi

diadakan oleh Perguruan Tinggi dan bekerja sama dengan Kementerian,

Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab

atas mutu layanan profesi.

2.1.5.4 Persepsi Mahasiswa tentang Pendidikan Profesi Akuntansi

Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai persepsi mahasiswa dan

Pendidikan Prodesi Akuntasi, maka penulis dapat mendefinisikan Persepsi

Mahasiswa tentang Pendidikan Profesi Akuntansi adalah sebagai sudut pandang

seorang Mahasiswa Program Studi Akuntansi dalam memahami dan

menginterpretasikan tentang Pendidikan Profesi Akuntansi sebagai tahapan


pembelajaran sesudah program strata satu program studi akuntansi untuk

memperoleh gelar Akuntan (Ak). Mahasiswa program studi akuntansi merupakan

salah satu calon pengguna program PPAk, maka 34 persepsi Mahasiswa Program

Studi Akuntansi diperlukan dalam rangka mengetahui pandangan atau

pemahaman mereka tentang program PPAk.

2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian


Mayma Pengaruh Motivasi, Variabel 1. Motifasi karir
Berlinasari, 2017 Biaya Pendidikan Indepenen berpengaruh positif
dan Lama Pengaruh Motivasi, terhadap minat
Pendidikan Pada Biaya Pendidikan mahasiswa
Minat Mahasiswa dan Lama akuntansi dalam
Akuntansi Pendidikan mengikuti PPAk
Mengikuti PPAk Variabel 2. Biaya pendidikan
Dependen berpengaruh negartif
Minat Mahasiswa pada minat
Akuntansi mahasiswa
Mengikuti PPAk akuntansi mengikuti
PPAk
3. Persepsi lama
pendidikan
bepengaruh negatif
terhadap minat
mahasiswa
akuntansi dalam
mengikuti PPAk

I Gusti Agung Persepsi dan Minat Variabel 1. Mahasiswa jurusan


Krisna Lestari, Mahasiswa Jurusan Independen akuntansi memiliki
2013 Akuntansi Fakultas Persepsi dan Minat persepsi dan minat
Ekonomi Mahasiswa Jurusan positif terhadap
Universitas Akuntansi Fakultas profesi akuntan
Udayana Terhadap Ekonomi publik secara
Profesi Akuntan Universitas simultan
Publik Udayana 2. Mahasiswa jurusan
Variabel akuntansi memiliki
Dependen persepsi positif
Profesi Akuntan terhadap profesi
Publik
akuntan publik
3. Mahasiswa jurusan
akuntansi memiliki
minat positif
terhadap profesi
akuntan publik

Novita Indrawati, Motivasi dan Minat Variabel 1. Motivasi, kualitas,


2009 Mahasiswa Untuk Independen karir, sosial
Mengikuti Motivasi dan Minat berpengaruh
Pendidikan Profesi Mahasiswa signifikan terhadap
Akuntansi (PPAk) Variabel minat mahasiswa
Dependen akuntansi untuk
Pendidikan Profesi mengikuti PPAk
Akuntansi (PPAk)
Edisah Putra Pengaruh Jiwa Variabel 1. Hasil penelitian ini
Nainggolan, 2017 Entreprenuer dan Independen juga menunjukan
Prestasi Kuliah Pengaruh Jiwa bahwa secara parsial
Terhadap Minat Entreprenuer dan jiwa entreprenuer
Mahasiswa Prestasi Kuliah berpengaruh secara
Akuntansi Masuk Variabel signifikan terhadap
Pendidikan Profesi Dependen minat masuk PPAk
Akuntansi (PPAk) : Minat Mahasiswa 2. Hasil penelitian juga
Studi Pada Akuntansi Masuk menunjukan bahwa
Perguruan Tinggi Pendidikan Profesi secara parsial
Islam Di Kota Akuntansi (PPAk) prestasi kuliah tidak
Medan berpengaruh secara
signifikan terhadap
minat masuk PPAk

Dian Fahriani, Pengaruh Motivasi Variabel 1. Mahasiswa peserta


2012 Terhadap Minat Independen PPAk di UNAIR,
Mahasiswa Motivasi UBAYA Surabaya
Akuntansi Untuk Variabel berminat untuk
Mengikuti Dependen melanjutkan
Pendidikan Profesi Minat Mahasiswa pendidikannya
Akuntansi (PPAk) Akuntansi Untuk mengikuti PPAk
Mengikuti
Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk)
2.3 Kerangka Pemikiran

Jiwa
Entrepreneur

(X1)

Minat Masuk
PPAk

(Y)

Prestasi Kuliah

(X2)

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Jiwa Entrepreneur Terhadap Minat Masuk PPAk

Mahasiswa Akuntansi

Pendidikan kewiraushaan memiliki peran yang sangat penting dalam

kegiatan kewirausahaan (Nursito dan Nugroho, 2013). Salah satu faktor

pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan

perguruan tinggi melalui penyelenggaraan Pendidikan Kewirausahaan (Suharti

dan Sirine, 2011). Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap

dan perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) sejati

sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagi pilihan karir

(Lestari dan Wijaya, 2012).


Analisis mengenai jiwa kewirausahaan untuk mengikuti PPAk menunjukan

bahwa jika entrepreneur kemungkinan besar berperan dalam menentukan minat

seorang mahasiswa akuntansi untuk megikuti PPAk, sebab PPAk dapat

memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional.

H1 : Jiwa Entrepreneur berpengaruh terhadap minat masuk PPAk

2.4.2 Pengaruh Prestasi Kuliah Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi

Masuk PPAk

Prestasi kuliah berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk

mengikuti PPAk karena mahasiswa akuntansi tertorong untuk memperoleh prestai

yang bagus untuk mendapatkan kemampuan profesi akuntan. Semakin tinggi

presati yang didapat akan semakin mudah untuk memperoleh pekerjaan dan

mempunyai wawasan ilmu yang luas

Sebagian besar mahasiswa jurusan akuntansi adalah pragmatis dan memilih

jurusan akuntansi karena adanya kesempatan karir yang luas dibidang akuntansi.

Prestasi dan kesempatan berkarir dibidang akuntansi akan meningkatkan minat

untuk masuk PPAk.

H2 : Prestasi Kuliah berpengaruh terhadap minat masuk PPAk


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kausal-komparatif, yaitu

penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek

penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan

menemukan hubungan sebab-akibatnya. Dengan kata lain, penelitian kausal

komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan

sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari

faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan.

3.2 Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi

Universitas Dharma Andalas yang sudah mengambil mata kuliah

kewirausahaan atau yang sedang mengampuh mata kuliah tersebut.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2013: 173) populasi adalah keseluruhan dari subjek

penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat

yang sama walaupun persentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain

seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Dharma Andalas

yang sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan dan yang sedang

mengampuh mata kuliah tersebut.

Alasan peneliti memilih jurusan akuntansi yang sudah mengambil mata

kuliah kewirausahaan dan yang sedang mengampuh mata kuliah tersebut

adalah:

1) Berguna sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas lulusan yang

berwawasan kewirausahaan.

2) Diharapkan telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang profesi

akuntansi sehingga dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan

rencana mereka.

3) Mereka telah menempuh mata kuliah kewirausahaan dengan alasan

bagaimana meningkatkan nilai tambah profesi seseorang.

3.3.2 Sampel

Arikunto (2013: 174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 118) sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden

mahasiswa jurusan akuntansi.


3.4 Metode Penarikan Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

incidental Sampling. Teknik ini adalah cara mengambil sampel dengan

memperhatiakan strata (tingkatan) di dalam populasi. Penentuan ukuran sampel

penelitian ini berdasarkan dengan cara kebetulan, jadi jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 50 orang mahasiswa jurusan akuntansi.

3.5 Definisi Operasional Variable Penelitian

Variable operasional merupakan penentuan construct sehingga menjadi

variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu

yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct,

sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi

pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran

construct yang lebih baik (Narimawati, 2010:31).

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifata atau nilai orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untu mempelajari variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpualannya. (Sugiyono,2013:38).

1. Variable Dependen

Variable Dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2010:39).


Dalam penelitian ini, yang menjadi variable dependen adalah Minat

Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti PPak (Y).

2. Variable Independen

Variabel Independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen

(Sugiyono,2013:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independennya adalah Jiwa Entrepreneur (x1) dan prestasi kuliah (x2).

Definisi operasional variable dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam

table sebagai berikut

No. Variable Definisi Operasional Indikator

1 Minat Mahasiswa Minat Mahasiswa mengikuti PPak adalag


Akuntansi untuk keinginan yang didorong oleh suatu keinginan
Skala
mengikuti PPak ,setelah melihat, mengamati dan membandingkan
Likert 1-5
(Y) serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
diinginkannya berkaitan dengan pendidikan PPak

2 Jiwa Entrepreneur Jiwa entrepreneur pada mahasiswa bisa dilatih dan


(X1) dibandingkan, antara lain dengan cara bergabung
dalam suatu organisasi kemahasiswaan, intern dan
ekstern kampus. Secara tidak langsung,
Skala
mahasiswa akan dilatih berkomunikasi dengan
Likert 1-5
orang-orang yang memiliki karakter dan
kepentingan yang berbeda, membuat keputusan-
keputusan strategis yang tidak hanya menyangkut
diri sendiri.

3 Prestasi Kuliah Prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang Skala


(X2) dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar Linkert 1-
akuntansi yang ditunjukkan dengan nilai atau 5
angka dari hasil evaluasi setelah proses
pembelajaran.

Tabel 3.1
Definisi Variable Penelitian
3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah jenis data penelitian yang diperoleh dari kuesioner. Data primer

dalam penelitian ini adalah tanggapan yang akan dijawab langsung oleh subjek

penelitian mengenai jiwa entrepreneur, prestasi kuliah dan minat mengikuti

PPak.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

survey, yaitu pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan tertulis

(kuesioner). Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau

daftar isian yang harus diisi oleh responden (Siregar, 2011). Metode ini

memerlukan adanya hubungan antara peneliti dengan subjek dengan

menanyakan kesediaan untuk mengisi kuesioner. Prosedur ini merupakan cara

yang digunakan peneliti untuk memperoleh fakta mengenai variabel yang

diteliti. Pada penelitian ini fakta yang diungkap merupakan fakta aktual yaitu

data yang diperoleh dari subjek dengan anggapan bahwa memang subjeklah

yang lebih mengetahui keadaan sebenarnya dan peneliti berasumsi bahwa

informasi yang diberikan oleh subjek.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert. (Sugiyono, 2013), skala likert berhubungan dengan pertanyaan tentang


sikap seseorang terhadap sesuatu. Responden diminta mengisi pertanyaan

dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu, yaitu :

1. Kategori Sangat Setuju skor 5

2. Kategori Setuju skor 4

3. Kategori Cukup skor 3

4. Kategori Kurang Setuju skor 2

5. Kategori Tidak Setuju skor 1

3.8 Metode Analisi Data

Analisis data adalah cara yang digunakan dalam megolah data yang

diperoleh sehingga didapatkan suatu hasil analisis atau hasil uji. Data-data

yang diperoleh oleh peneilitian tidak dapat digunakan secara langsung, setapi

perlu diolah lebih dulu agar data tersebut dapat memberikan keterangan yang

dapat dipahami, jelas, dan teliti. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai

subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok

subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hiotesis. Metode

ini dinyatakan dalam bentuk uraian dari masing-masing variabel yang

dilakukan sebelum uji hipotesis. Untuk menghitung rata-rata skor dapat

digunakan rumus TCR. TCR menggunakan analisis yang digunakan untuk

mengukur distribusi skor rata-rata dari hasil kuesioner.


(Arikunto, 2002) mengungkapkan untuk mengukur rata-rata skor dapat

digunakan rumus sebagai berikut :

( 5 × SS ) + ( 4 × S ) + ( 3 × R )+ ( 2× KS )+(1 ×TS)
Rata−rata skor=
5 SS+ S+ R+ KS+ TS

Dimana :
SS : Sangat Setuju 5
S : Setuju 4
R : Ragu-Ragu 3
KS : Kurang Setuju 2
TS : Tidak Setuju 1

Sedangkan untuk mencari tingkat capai responden atau jawaban


responden digunakan rumus sebagai berikut :
Rata−Rata
Rata−rata skor= ×100 %
5

Penilaian TCR secara umum sebagai berikut :


81% - 100% Sangat Baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang
0% - 20% Kurang Baik

3.8.2 Uji Instrumen Penelitian

3.8.2.1 Uji Validitas


“Sebuah uji atau tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat tepat

mengukur apa yang hendak diukur” (Arikunto, 2013 hal.80). Uji validitas

digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji

validitas ini diperoleh dengan menggunakan software SPSS 21. Kriteria

penilaian uji validitas adaldah :

1. Apabila kolerasinya > 0,05 maka dinyatakan valid.

2. Apabila kolerasinya ≤ 0,05 maka dinyatakan tidak valid.

3.8.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau kontruk (Ghazoli, 2009). Untuk

mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan pengujian

reliabilitas kuesioner dengan bantuan SPSS 21. Uji reliabilitas dapat dilakuka

secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu

variable, namun sebaiknya uji reabilitas dilakukan pada masing-masing

variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui variabel

mana yang tidak reliable. Reliabilitas suatu kontruk variabel dikatakan baik

jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60. Kriteria penilaian uji reliabilitas,

yaitu :

1. Apabila r Alpha positif, serta r > 0,60 maka dimensi tersebut reliable

2. Apabila r Alpha negatif, serta r < 0,60 maka dimensi tersebut tidak

reliable
3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Setelah medapatkan model regresi, maka interpretasi terhadap hasil

yang diperoleh tidak bisa langsung dilakukan. Hal ini disebabkan karena model

regresi harus diuji terlebih dahulu apakah sudah memenuhi asumsi klasik.

Apabila ada satu syarat yang tidak terpenuhi, maka hasil analisis regresi tidak

dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji asumsi

klasik mencakup hal sebagai berikut :

3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel tergantung dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Metode yang dipakai untuk mengetahui kenormalan model regresi

adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan Normal P-Plot. Distibusi

data dinyatakan normal apabila nilai p dari One Sample Kolmogorov-Smirnov

Test > 0,05, dan sebaliknya. Sedangkan, Normal Probability Plot of Regression

Standarized Residual apabila data meyebar disekitar garis diagonal dan atau

tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

3.8.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahu apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui

ada atau tidaknya multikolineritas maka dapat dilihat dari nilai Varians
Inflation Factor (VIF). Bila angka VIF ada yang melebihi 10 berarti terjadinya

multikolinieritas.

3.8.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada model

regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varian dari residu pengamatan ke pengamatan lain

berbeda berarti ada gejala heteroskedastisitas dalam model regresi tersebut.

Model regresi yang baik tidak terjadi adanya heteroskedastisitas. Cara yang

digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah menggunakan Scatter

Plot. Pada Scatter Plot, apabila titiknya menyebar diatas dan dibawah angka

nol dan tidak membentuk pola tertentu maka model regresi bebas dari masalah

heteroskedastisitas.

3.8.4 Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu

variabel bebas terhadap satu variabel tergantung,baik secara parsial maupun

simultan. Mengingat penelitian ini menggunakan delapan variabel bebas, maka

persamaan regresinya sebagai berikut :

Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3 +e

Keterngan :
Y = Minat mengikuti PPAk

a = Bilangan konstanta

X1 = Jiwa entrepreneur

X2 = Prestasi kuliah

β1...βv = Koefisien arag regresi

3.8.5 Uji Hipotesis

3.8.5.1 Uji t Hitung

Output hasil uji t dapat dilihat untuk mengetahui pengaruh variabel

independen secara individu terhadap variabel dependen, dengan menganggap

variabel bebas lainnya konstan (Gujarati, 1999). Penetapan untuk mengetahui

hipotesis diterima atau ditolak ada dua cara yang dapat dipilih yaitu :

a. Membandingkan t hitung dengan tabel

t hitung < t tabel maka Ho untuk Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh

signifikan dari variabel independen secara individual tehadap variabel

dependen t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya

ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen.

b. Melihat probabilities values

Probabilities value > derajat keyakinan (0,05) maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen


secara individual terhadap variabel dependen. Probabilities value <

derajat keyakinan (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada

pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen.

3.8.5.2 Uji f Hitung

Output hasil uji F dilihat untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara keseluruhan (Gujarati, 1999).

Penetapan untuk mengetahui hipotesis yang diterima atau ditolak ada dua cara

yang dapat dipilih yaitu :

1. Membandingkan F hitung dengan F tabel

F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya variabbel

independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan. F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya variabel independen secara bersama-sama

mempengaruihi variabel dependen secara signifikan.

2. Melihat probabilities value

Probabilities value > derajat keyakinan (0,05) maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Artinya variable independen secara bersama-sama tidak

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Probabilities value

< derajat keyakinan (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya

variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan.


3.8.5.3 Koefisien Determinan

Koefisien determinan (R) adalah sebuah koefisien yang menunjukan

seberapa besar persentase variabel-variabel independen. Semakin besar

koefisien determinannya, maka semakin baik variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen. Dengan demikian regresi yang dihasilkan baik

untuk mengistemasi nilai variabel dependen. Begitu juga untuk mengetauhi

variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen

dilihat dari koefisien kolerasi parsial. Variabel independen yang memiliki

koefisien kolerasi parsial yang paling besar adalah independen yang paling

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai