Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MENEMUKAN FAKTOR “X” (KELEBIHAN DIRI) DALAM DIRINYA


DAN MAMPU MENGEMBANGKAN SECARA POSITIF UNTUK
MENDORONG PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan

Dosen Pengampu: Muammar Afif al Qusaeri,SE, MM

Disusun Oleh:

Kelompok 9/2C

1. Syahvena Restika Putri (A0021115)


2. Fathin Naufal (A0021125)
3. Nabila Fitri Zahara (A0021135)
4. Jefri Nur Isman (A0021155)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
2022
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
MENEMUKAN FAKTOR “X” (KELEBIHAN DIRI) DALAM DIRINYA
DAN MAMPU MENGEMBANGKAN SECARA POSITIF UNTUK
MENDORONG PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan

Dosen Pengampu: Muammar Afif al Qusaeri,SE, MM

Disusun Oleh:

Kelompok 9/2C

1. Syahvena Restika Putri (A0021115)


2. Fathin Naufal (A0021125)
3. Nabila Fitri Zahara (A0021135)
4. Jefri Nur Isman (A0021155)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
2022
ABSTRAK
Istilah generasi millennial memang sedang akrab didengar oleh masyarakat.
Istilah tersebut berasal dari kata millenials yang diciptakan oleh pakar sejarah dan
penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Pada
saat ini generasi millennial lebih memilih ponsel disbanding televisi, sebab
generasi ini lahir di era kecanggihan teknologi, dan internet berperan besar dalam
keberlangsungan kehidupan mereka, maka televisi bukanlah prioritas mereka lagi.
Itulah mengapa generasi millennial cenderung malas bekerja di perkantoran
karena mereka tidak lagi menganggap kerja secara tradisional adalah hal yang
menarik bagi mereka. Maka dari itu, generasi yang dijuluki generasi yang up-to-
date ini rata-rata lebih memilih menjadi entrepreneur atau bekerja di industri
kreatif. Pada dasarnya pemikiran generasi millennial adalah bekerja sesuai dengan
passionnya. Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti tentang resilience pada
generasi millennial terhadap berwirausaha. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan metode kualitatif.

Kata Kunci: Generasi Millenial, Resilience, Entrepreneurship


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, pen

ulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Menemukan factor “X”

(Kelebihan Diri) dalam dirinya dan mampu mengembangkannya secara positif

untuk mendorong praktik kewirausahaan “ dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh kar

enanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih

baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pem

baca.

Tegal, September 2022

Penulis
MOTTO

1. Sukses tidak datang dari apa yang diberikan orang lain, melainkan datang

dari keyakinan dan kerja keras kita sendiri.

2. Pendidikan adalah mata uang yang paling berharga dan berlaku di

manapun.

3. Usaha tidak akan menghianati hasil.


DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 5327-10142-1-SM.pdf

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah

mencapai lebih dari 200 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan

kerja, dan pendidikan yang harus dipenuhi. Setiap tahun beratus-ratus atau berjutajuta

orang ingin bekerja atau mendapatkan pekerjaan. Mereka mencoba melamar 120

Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 9, No. 2, Agustus 2008: 119 - 127 menjadi

karyawan di sebuah instansi yang dirasa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Hanya sedikit yang berpikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Mereka berharap

menjadi karyawan, pegawai, buruh atau menjual tenaganya begitu saja sekadar

mengharapkan imbalan jasa. Hal ini disebabkan jumlah tenaga kerja jauh lebih

banyak dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia.

Bahwa pada tahun 2005 ada lebih dari 40 juta penganggur, ditambah 2 juta

hingga 3 juta pencari kerja baru lulusan sekolah. Direktorat Jenderal Pemuda dan

Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas menyatakan bahwa pada tahun 2005, dari 75,3

juta pemuda Indonesia, 6.6% adalah sarjana. Dari jumlah tersebut, 82% bekerja pada

instansi, dan hanya 18% yang berwirausaha. Padahal makin banyak sarjana

berwirausaha akan mempercepat pemulihan ekonomi (Silalahi, 2005).

Untuk ini dibutuhkan kemampuan berwirausaha. Selain harus memiliki

keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat seorang wirausaha

harus memiliki minat pada usaha yang ingin ditekuninya. Individu yang mempunyai

minat pada suatu kegiatan akan melakukannya dengan giat daripada kegiatan yang

tidak diminatinya (Sutjipto, 2002).


https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/

11617/595/1.%20susatyo.pdf?sequence=1&isAllowed=y

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi ini, maka timbullah beberapa rumusan masalah

diantaranya:

1. Apa pengertian Faktor “X” (kelebihan diri)?

2. Bagaimana cara mengenali dan menumbuhkan Faktor X?

3. Sebutkan karakteristik Faktor X bagi laki-laki dan perempuan?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini tujuanpenulisan

makalah:

1. Untuk menjelaskan terkait pengertian Faktor “X” (kelebihan diri).

2. Supaya dapat mengenali dan menumbuhkan Faktor X

3. Mengetahui karakteristik Faktor X bagi laki-laki dan perempuan.


BAB 11

TIJAUAN TEORI/PEMBAHASAN

A. Pengertian Faktor “X” (kelebihan diri)

Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan

yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk

bisa mencapai tujuan dalam hidupnya (Hakim, 2004). Lauster (2002) mengemukakan

bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri

sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk

melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya,

sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat

mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Orang yang mempunyai

kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak

membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.

Beberapa ciri atau karakteristik individu yang memiliki rasa percaya diri yang

proposional diantaranya:

1. Selalu merasa tenang disaat mengerjakan sesuatu.

2. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.

3. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi.

4. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi diberbagai situasi.

5. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya.

6. Memiliki kecerdasan yang cukup

7. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.

8. Memiliki keahlian dan keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya

keterampilan berbahasa asing.


9. Memiliki kemampuan bersosialisasi

10. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.

11. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di

dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

12. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, (Hakim, 2004).

B. Mengenali dan menumbuhkan Faktor X

Mengenal potensi diri dalam rangka mengembangkan diri sebagai

seorang wirausahawan yang potensial, kita perlu mengenali siapa diri kita

sebenarnya dan bagaimana orang lain menilai diri kita (Suryana, 2011).

Untuk menilai diri sendiri, proses awal adalah kita harus mengetahui

kelemahan yang ada dalam diri kita dan memperbaikinya, yang kedua adalah

mengenali potensi apa yang terdapat dalam diri kita yang selanjutnya kita ubah

menjadi sebuah kompetensi yang dibungkus dengan attitude yang baik,

kemudian kita bisa meraih apa yang kita inginkan (kesuksesan).

Banyak orang mengartikan kesuksesan itu dengan ukuran materi. Namun,

kesuksesan yang sebenarnya adalah kemampuan diri kita untuk mengenali

potensi yang terdapat dalam diri kita sendiri dan memaksimalkannya menjadi

sebuah kompetensi, dan kompetensi tersebut digunakan untuk meraih sesuatu

yang lebih baik. Jika potensi yang ada dalam diri kita adalah menjadi seorang

pengusaha maka kita harus memaksimalkan potensi kita tersebut.

Penilaian potensi diri melalui beberapa tahap dengan menempuh

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menentukan jumlah skor dari masing –masing aspek yang diperoleh dari data

tabulasi yang telah dilakukan terhadap hasil penyebaran kuesioner


2. Menjumlahkan nilai dari masing –masing aspek secara total.

3. Menterjemahkan nilai total yang diperoleh ke dalam pengkategorian potensi

diri wirausaha.

4. Menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data untuk selanjutnya

dideskripsikan.

5. Pengambilan kesimpulan.

C. Karakteristik Faktor X bagi laki-laki dan perempuan

Karakteristik Kewirausahaan Menurut Meredith (2002) dalam Ribhan (2007),

karakteristik kewirausahaan dapat dilihat dari watak dan perilaku, yaitu percaya diri,

berorientasi pada hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinalan, dan

berorientasi pada masa depan. Ada delapan karakteristik kewirausahaan menurut

Zimmerer&Scarborough (2008), adalah

1. hasrat akan tanggung jawab,

2. lebih menyukai resiko menengah,

3. menyakini kemampuan untuk sukses,

4. hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera,

5. tingkat energi yang tinggi,

6. orientasi masa depan,

7. ketrampilan mengorganisasi,

8. menilai prestasi lebih tinggi daripada orang lain.

Perbandingan Wirausaha Perempuan dan Laki-laki Stain (1989) dalam Ribhan

(2007) berpendapat bahwa laki-laki dibanding perempuan cenderung lebih menonjol

dalam pergaulan (people oriented). Bahwa eksekutif perempuan memiliki hubungan

interpersonal yang lebih intens dengan mitra kerja atau karyawan dibanding dengan

laki-laki. Perempuan lebih lunak dalam menghadapi kesalahan atau masalah pribadi
mitra kerja atau karyawan, lebih mudah memaafkan dan bersikap fleksibel terhadap

masalah dikantor dibanding laki-laki.

Menurut Langan-Fox (1991) dalam Ribhan (2007) pengusaha perempuan

cenderung memperlakukan orang lain lebih liberal. Menurut Hofstede (1989) dalam

Ribhan (2007), berpendapat bahwa orientasi masa depan (future oriented) perempuan

cenderung lebih berpandangan ke masa depan ketika akan membuat suatu keputusan

dan bertindak ketimbang laki-laki, perempuan memiliki ketajaman dalam meramal

keadaan dan cenderung sebagai “pemain yang mencari aman” (self player).

Kesempatan berkarya bagi perempuan lebih terbatas dibandingkan dengan pria. Di

satu sisi, perempuan sangat berpotensi untuk mengembangkan usaha. Pengalaman

dari negara lain menunjukkan bahwa perempuan pengusaha lebih bertanggung jawab

dan lebih dapat dipercaya dalam masalah pengelolaan keuangan usaha, dan

perempuan cenderung lebih peka terhadap kebutuhan pasar sehingga membuka

peluang usaha baru. Upaya untuk meningkatkan peranan perempuan dalam

pengembangan wirausaha, terutama melalui iptek, sebenarnya telah dilakukan oleh

pemerintah, swasta, organisasi perempuan dan institusi terkait lainnya. Berbagai

kebijakan dan tindakan telah dicanangkan namun masih belum menghasilkan dampak

seperti yang diharapkan. Di sisi lain, berbagai hal seperti kemudahan pembiayaan dan

perijinan, perlindungan HKI, akses pemasaran, masih merupakan tantangan yang

besar (Ribhan, 2007).


BAB 111

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengetahuan yang sebaiknya dimiliki oleh wirausahawan yaitu intinya kenali

diri sendiri, lingkungan, bidang usaha yang dimasuki, tahu apa yang harus dilakukan,

dan mengenal proses dan sistem yang ditangani, apa yang dicapai, cara

mencapainya, dan resiko, serta cara menanggulangi risiko ini. Dengan kata lain,

seorang wirausaha perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup

untuk dapat mengarahkan dirinya, memperoleh peluang usaha, menyusun konsep

usaha, membuat perencanaan, masuk pasar dan beroperasi dalam

(organisasi/sendiri). Keterampilan tidak hanya untuk diketahui, tetapi juga

diperlukan pelatihan yang memadai guna mengembangkan dan mempertajam

keterampilan yang kita miliki. Untuk melakukan wirausaha, kita perlu

mengadakan penilaian terhadap diri sendiri dan dari luar diri kita, yang akan

menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha kita.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai