Anda di halaman 1dari 44

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia Merupakan Negara dengan penduduk terbanyak nomor

empat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat aat ini

pertumbuhan penduduk Indonesia sedang dalam masa bonus demografi

dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak

produktif yaitu lebih dari 68% dari total popilasi.

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang

meningkat pada era industrialisasi menimbulkan masalah baru juga

didalamnya. Antara lain menipisnya lapangan pekerjaan, jumlah pencari

kerja yang banyak tidak sebanding dengan pekerjaan yang tersedia, itu

terjadi tidak hanya di Indonesia saja, melainkan juga di seluruh dunia.

Masalah pengangguran di Indonesia saat ini masih tergolong

tinggi, berdasarkan data dari BPS (2021) pada tahun 2021 jumlah

pengangguran meningkat sebesar 26,37% dari tahun 2020, dengan jumlah

pengangguran pada tingkat S1 sebanyak 1 juta orang. Hal ini

mengidikasikan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memiliki

pekerjaan sehingga mereka menjadi pengangguran. Penyebab

meningkatnya pengangguran ini karena kuantitas lapangan pekerjaan yang

tersedia kurang selaras dengan kuantitas pelamar kerja pada posisi tersebut

(Jaya 2021).

Apabila seseorang memiliki minat yang baik dalam berwirausaha

tentu usaha yang diajalankan lebih terarah karena minat merupakan hal
2

pertama yang mendasari keberlangsungan suatu usaha (Karen Hapuk et al.,

2020:Suryaningsih & Agustin, 2020).

Menurut Hendrawan dan Sirine (2017:298) pengetahuan dapat

diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki manusia untuk menangkap,

mengingat, mengulang, menghasilkan informasi sehingga otak akan

bekerja, dan menyimpan informasi tersebut di dalam memori. Sementara

Kewirausahaan menurut Hendarawan dan Sirine (2017:299) merupakan

salah satu usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk

menciptakan peluang dan dimanfaatkan dengan baik sehingga akan

memperoleh keuntungan lebih besar dan hasilnya berguna bagi orang lain.

Menurut Wibowo dalam Dewi (2017:112) lingkungan sosial

merupakan lingkungan masyarakat dimana terjadi interaksi antara individu

satu dengan yang lain, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan

kelompok. Lingkungan sosial ini ada yang primer ada yang sekunder.

Lingkungan primer terjadi apabila di antara individu satu dengan yang

lainnya mempunyai hubungan yang erat dan saling mengenal baik,

misalnya Keluarga. Lingkungan sekunder adalah suatu lingkungan dimana

antara individu yang ada di dalamnya saling memiliki hubungan dengan

individu lainnya, pengaruh lingkungan ini relatif tidak mendalam.

Penelitian Yao et al., (2016) menyatakan bahwa adanya hubungan

antara lingkungan dengan minat berwirausaha. Lingkungan yang

dimaksud adalah lingkungan sosial berpengaruh signifikan dengan minat

berwirausaha, identitas sosial memainkan sebuah peran dalam transisi


3

menuju berwirausaha dengan mengeksploitasi pengetahuan baru. Identitas

sisoal individu sebagian besar diperoleh dari jejaring sosialnya.

Lingkungan sosial secara umum termasuk hubungannya denga orang tua,

kerabat dan teman-temannya. Dukungan mereka menambah kepercayaan

diri dalam berwirausaha pada mahasiswa universitas.

Peran Universitas dalam memotivasi lulusan menjadi seorang

wirausaha sangat penting dalam menumbuhkan jumlah wirausaha.

Terbukti dengan semua perguruan tinggi di Indonesia telah memasukkan

mata kuliah pokok yang wajib ditempuh pleh semua mahasiswa.

Pendidikan berwirausaha tidak hanya memberikan landasan teoritis

mengenai konsep berwirausaha tetapi membentuk sikap, perilaku, dan

pola piker seorang wirausahawan. Pendidikan berwirausaha juga dapat

meningkatkan minat para mahasiswa untuk memilih berwirausaha sebagai

salah satu pilihan karir menjadi pegawai swasta, PNS, atau pegawai

BUMN dan dimana secara signifikan dapat mengarahkan sikap, perilaku,

dan minat kearah berwirausaha. Dengan demikian meningkatnya jumlah

pengusaha dari lulusan Universitas akan mengurangi pertambahan

pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Ryanti dalam Angen Adhy Sempurna (2015) mendefinisikan

bahwa motivasi berwirausaha adalah dorongan yang besar seorang

individu untuk bekerja dan sadar ada ketertarikan terhadap wirausaha

dengan diri sendiri oleh karena itu individu tersebut memiliki perhatian

dan hobi lebih dalam melakukan kegiatan usaha dengan berbagai ciri
4

kegiatan wirausaha seperti mandiri, fokus pada masa depan, hasrat

berusaha mandiri, sampai pada mengembangkan kemampuan dan

pembuatan rencana yang tepat untuk membuat kegiatan usaha tersebut

berhasil.

Dengan adanya motivasi berwirausaha yang kuat dari mahasiswa

tentunya dapat menambah jumlah wirausahawan muda di Indonesia.

Kebanyakan orang yang berhasil mempunyai motivasi yang kuat yang

mendorong tindakan-tindakan mereka. Motivasi berwirausaha juga

menjadi suatu pendorong meningkatnya minat mahasiswa dalam

berwirausaha. Tingkat keberhasilan berwirausaha tergantung seberapa

besar motivasi yang ada di dalam diri mahasiswa tersebut. Jadi, semakin

besar motivasi yang dimiliki seseorang, maka akan semakin besar pula

usaha untuk mewujudkan tujuannya. Setiap tahun mahasiswa yang lulus

dari perguruan tinggi maupun swasta yang dapat memberikan keuntungan

besar untuk perekonomian di Indonesia. Namun masih banyak

pengangguran di Indonesia karena kurangnya minat berwirausaha di dunia

usaha.

Dalam menciptakan wirausahawan tidaklah muda, dimana seorang

wirausaha harus terlahir dari minat berwirausahanya sendiri. Sebagai

insan muda penerus bangsa, mahasiswa bisa menjadi pengetahuan tentang

kewiraushaan dan melihan lingkungan sosial agar minar berwirausaha dan

memotivasi diri sendiri dengan berwirausaha. Karena dalam pengetahuan


5

kewiraushaan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis

kemudian mahasiswa akan menjadi seorang wirausahawan yang Tangguh.

Menurut Khairani (2017:135) menyatakan bahwa Minat

merupakan berbeda dengan bakat, minat timbul bersumber dari

pengenalan dengan lingkungan atau hasil berintrakasi dan belajar dengan

lingkungannya. Bila minat sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan

menajdi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses

dibidang itu. Sebab minta akan melahirkan energi yang luar biasa untuk

berjuang mendapatkan apa yang diminatinya.

Menurut Wijaya, Nurhadi, & Kuncoro (2015) minat berwirausaha

merupakan sebuah kecendrungan atau keinginan individu dalam

melakukan tindakan wirausaha dengan menciptakan produk baru melalui

peluang bisnis dan mengambil risiko.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiwa perguruan

tinggi dipercaya merupakan salah satu alternatif jalan keluar untuk

mengurangi tingkat pengangguran. Karena itu, para sarjana lulusan

perguruan tinggi perlu diarahkan untuk tidak hanya berorientasi sebagai

pencari kerja, namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan juga. Jiwa

wirausaha tidak muncul dengan sedirinya melainkan harus dibangun

dalam sebuah sistem, yaitu dengan memperkenalkan kewirausahaan dalam

perkuliahan, seminar kewirausahaan ataupun pelatihan khusunya untuk

membangun jiwa kewirausahaan mahasiswa dalam melakukan

kewirausahaan.
6

Mahasiswa sebagai bagian generasi muda, tentunya sudah sangat

akrab dengan kegiatan yang menggunakan internet termasuk media sosial.

Bahkan ada orang-orang yang setiap hari menghabiskan waktunya lebih

banyak dengan berinteraksi di media sosial, Media sosial merupakan salah

satu faktor yang dapat menunjang kegiatan berwirausaha saat ini, karena

media sosial dapat memberikan terobosan untuk merubah pola pikir para

pelaku wirausaha serta menjadi sarana untuk menggaet para konsumen.

Kehadiran internet mengubah cara hidup dan aktivitas manusia sehari-hari.

Peran media sosial semakin diakui dalam meningkatkan kinerja bisnis

ataupun merek di era saat ini. Pengembangan produk berbasis teknologi

yang berdasarkan kebermanfaatan dan kemudahan dalam penggunaan juga

memiliki pengaruh yang penting dalam membentuk niat beli konsumen

(Aputra et al., 2022)

Terkhusus Universitas Muslim Indonesia telah memasukan mata

kuliah kewirausahaan dalam kurikulumnya. Dalam perkuliahan telah

diberi teori- teori kewirausahaan. Selain itu Universitas Muslim Indonesia

mempunyai Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan. Adapun salah satu

tujuan adalah membentuk wirausaha muda yang tangguh dan berkarter

islam, agar setelah lulus nanti bisa menjadi wirausaha yang dapat

menciptakan lapangan pekerjaan sehingga jumlah pengganguran akan

berkurang.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

penulis tertarik mengangkat tema penelitian dengan judul “Pengaruh


7

Pengetahuan Lingkungan Sosial dan Motivasi Terhadap Minat

Berwirausaha Mahasiswa Angkatan Tahun 2020 Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka terdapat rumusan masalah

dalam penelitian ini:

1. Apakah Pengetahuan berpengaruh terhadap minat berwirausaha

mahasiswa Angkatan tahun 2020 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Muslim Indonesia?

2. Apakah lingkungan sosial berpengaruh terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Angkatan Tahun 2020 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muslim Indonesia?

3. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap minat berwirausaha

mahasiswa Angkatan Tahun 2020 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Muslim Indonesia?

C. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis bertujuan untuk :

1. Untuk menganalisis Pengetahuan terhadap minat berwirausaha

mahasiswa Angkatan tahun 2020 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Muslim Indonesia.

2. Untuk menganalisis lingkungan sosial terhadap minat berwirausaha

mahasiswa Angkatan tahun 2020 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Muslim Indonesia


8

3. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha

mahasiswa Angkatan tahun 2020 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Muslim Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam menganalisis pengetahuan lingkungan

sosial dan motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muslim Indonesia adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis tujuan ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan

maupun wawasan ilmiah kepada peneliti maupun pembaca

mengenai pengaruh pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sosial

dan motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muslim Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan referensi pengetahuan mahasiswa tentang pengaruh

lingkungan sosial dan motivasi terhadap minta berwirausaha

Angakatan tahun 2020 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Muslim Indonesia sehingga menjadi alternatif pilihan

dalam menemukan masa depan.

b. Bagi Pemerintah
9

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi dan

sumbangan pemikiran terhadap arah kebijakan ditempuh

pemerintah khususnya dalam meningkatkan Minat terhadap

berwirausaha di berbagai jenjang Pendidikan khususnya

Universitas.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu yang sangat

penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik

institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang

menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa

manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak,

pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.

Karyawan bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih

berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu

kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources),

yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekadar

sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan,

dikembangkan, dan juga bukan sebaliknya sebagai liability

(beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi

atau organisasi lebih mengemuka.


10

Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro

dan pengertian makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu

yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan

biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja

dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara makro adalah

penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik

yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja.

Sehingga secara menyeluruh, pengertian Sumber Daya Manusia

adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik

institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus

dilatih dan dikembangkan kemampuannya.

2. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atau

penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek dan objek yang

diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek

tertentu (Suriasumantri dalam Nurroh 2017).

Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan

adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang

diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.


11

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa

pengetahuan adalah bagian faktor kognitif yang pertama dan

merupakan satu kekayaan dan kesempurnaan bagi manusia yang

memiliki mengingat, mengulang, menghasilkan informasi sehingga

otak akan bekerja, dan menyimpan informasi tersebut di dalam

memori.

Menurut Daryanto dalam Yuliani (2017), pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intesitas yang berbeda-beda

dan menjelaskan ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai

berikut:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Tahu diartikan hanya sebagai ingatan (Recall). Seseorang

dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.

Pada prinsipnya ilmu pengetahuan memiliki perbedaan. Herman

Soewandi (1996) menjelaskan pengetahuan merupakan

pembentukan pemikiran assosiatif yang menghubungkan atau

menjalin sebuah pemikiran dengan kenyataan atau dengan

pemikiran lain, berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang

tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang

hakiki dan universal. Sedangkan ilmu adalah akumulasi

pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-

akibat) dari suatu obyek secara sistematis berdasarkan metode-

metode tertentu. (Rusmini, 2014)


12

2. Pemahaman (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara

besar tentang objek yang diketahui. Menurut Poesprodjo (1987:

52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata,

melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri di situasi atau

dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai

pribadi lain di dalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang

hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pemahaman

yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir

secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain (Indah

Purwanti, 2012).

3. Penerapan (Application)

Penerapan (Application) adalah suatu perbuatan mempraktekkan

suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu

dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu

kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun

sebelumnya (Restiyani, 2021).

4. Analisis (Analysis)

Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan

Suharso dan Ana Retnoningsih (2005), analisis adalah

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan


13

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab

musabab, duduk perkara dan sebagainya) (Ii & Teori, 2002).

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis

menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis yang

juga di sebut sebagai systematic review merupakan suatu

metode penelitian untuk melakakukan identifikasi, evaluasi dan

interpretasi terhadap hasil penelitian yang sejenis untuk

menjawab pertanyaan penelitian, topik tertentu atau fenomena

yang sedang menjadi perhatian (Kitchenham dalam Siswanto,

2010: 329). Dari data-data sejenis tersebut akan diidentifikasi,

dianalisis dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan

kesimpulan (Ryan et al., 2013).

6. Penilaian (Evaluation)

Yaitu sesuatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau

norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sementara

Sugihartono (dalam Suryani, 2018), menjelaskan bahwa

penilaian merupakan kegiatan penafsiran tehadap hasil

pengukuran guna mengetahui baik buruknya atau tinggi


14

rendahnya fenomena, aspek, gejala, dan program tertentu

(Suryani, 2018).

3. Lingkungan Sosial

a. Pengertian Lingkungan Sosial

Menurut Chaplin dalam Dalimunthe dkk (2017:4)

mengemukakan bahwa lingkungan adalah keseluruhan fenomena

fisik/alam atau sosial yang memengaruhi perekembangan individu.

Sedangkan menurut Patty dalam Baharuddin (2017:68),

menyatakan bah,wa Lingkungan merupakan suatu yang

mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk

lingkungan fisik seperti orang tua, rumah, kawan, bermain, dan

masyarakat sekitar, maupun dalam bentuk kingkungan psikologis

seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita, persoalan-

persoalan yang dihadapi dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diartikan bahwa

setiap individu akan dikelilingi oleh lingkungan fisik dan

lingkungan psikologis dalam hidupnya.

Menurut Wibowo dalam Dewi (2017:112) “lingkungan

sosial merupakan lingkungan masyarakat dimana terjadi interaksi

anyara individu satu dengan yang lain, individu dengan kelompok,

atau kelompok dengan kelompok.


15

Menurut Maulan (2020:5) lingkungan sosial yang demikian

akan memberikan pengaruh yang mendalam terhadap

perkembangan seseorang atau individu.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

lingkungan sosial adalah tempat dimana seseorang berinteraksi

dengan orang lain baik itu antar individu satu dengan yang lain,

individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok yang

dapat mempengaruhi perkembangan individu.

Sebagai mahluk sosial, manusia tidak pernah bisa hidup

seorang diri. Dimanapun berada manusia senantiasa memerlukan

Kerjasama dengan orang lain. Manusia membentuk

pengelompokan sosial diantara sesame dalam upaya

memperthankan hidup dan mengembangkan kehiupan. Dalam

suatu kehidupan sosial manusia juga memerlukan organisasi, yaitu

seperti keluarga, kelompok masyarakat dan lian-lain.

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan kelompok primer yang paling

penting di dalam masyarakat. Yang terbentuk dari

perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit

banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan

membesarkan anak-anak. Keluarga adalah unit/satuan

masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu

kelompok kecil dalam masyarakat.


16

Keluarga Merupakan kelompok sosial terdiri dari

sejumlah individu yang memiliki hubungan atau individu,

terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu

tersebut. Fungsi yang dijalankan keluarga menurut Clayton

meliputi fungsi Pendidikan, sosialisasi, rekreatif, biologis, dan

kasih saynag. Keluarga dalam menjalankan fungsi Pendidikan,

peran ayah atau ibu dominan dalam membina keberhasilan

Pendidikan bagi anak-anak mereka.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

lingkungan keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang

umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai

hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah,

perkawinan atau adopsi. Yang memiliki fungsi Pendidikan,

sosialisasi, perlindungan, perasaan diantara anggota keluarga,

agama, ekonomi, rekreatif, biologis, dan kasih sayang.

Keluarga dalam membina keberhasilan Pendidikan bagi anak-

anak mereka.

2. Lingkungan Kampus

Lingkungan kampus adalah lingkungan dimana

mahasiswa menjalani proses belajar dan melakukan aktivitas.

Lingkungan kampus yang kondusif dapat meningkatkan

motivasi belajar mahasiswa dalam rangka meningkatkan

prestasi belajar mereka. Lingkungan kampus yang kondusif


17

yang meliputi hubungan yang baik antara sesama mahasiswa

serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen, lingkungan

fisik seperti ukuran kelas, suhu udara di dalam ruang kelas,

pengendalian kebisingan, kebersihan kampus. Lingkungan

kampus yang kondusif dapat mempengaruhi prestasi belajar

mahasiswa. Lingkungan yang tidak sehat akan membuat siswa

merasa stres dan pada akhirnya menurunkan motivasi belajar

mahasiswa yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi

belajarnya (Naibaho & Adi, 2004).

Dengan demikian, dan uaraian pendapat di atas, dapat

dikemukakan bahwa lingkungan kampus adalah sebuah

lingkungan yang turut serta dalam meningkatkan

perkembangan minat dan motivasi bagi para mahasiswa.

Sebab, lingkungan kampus dapat menciptakan sebuah iklim

kehidupan kampus bagi perkembangan proses belajar

mahasiswa itu sendiri.

3. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan tempat ketiga setelah

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, sehingga bagi

seorang anak yang ingin mendapatkan pendidikan, baik

pendidikan cara menyelesaikan masalah, tingkah laku maupun

moral sehingga akan menjadikan anak tersebut cerdas, terampil

dan berbudi pekerti luhur, lingkungan masyarakat menurut


18

Purwanto adalah “manusia-manusia lain di sekitar individu,

yang mempengaruhi individu yang bersangkutan”. Masyarakat

merupakan Lembaga pendidikan yang ketiga setalah keluarga,

dan sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda

karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta

adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang

menempati daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang

sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan akan

persatuan dan kesatuan serta bertindak Bersama untuk

menciptakan krisis kehidupannya. Dalam kata lain masyarakat

adalah wadah dan wahana pendidikan, medan kehidupan

manusia yang majemuk, dan manusia berada dalam multi

kompleks antar hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

definisi dari ruang lingkup lingkungan sosial adalah

sekelompok organisme yang terdiri dari lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang saling

membutuhkan, berhubungan, ketergantungan dan keterkaitan

dalam menjalin kehidupan sehari-hari.


19

4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Hafidzi dkk (2019:52) menyatakan bahwa motivasi adalah

pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang

agar mereka mampu bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegritas

degan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan, Motivasi

adalah suatu yang pokok yang menjadikan dorongan bagi

seseorang untuk bekerja

Menurut Sedamayanti (2017,p.154) motivasi merupakan

kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu

tindakan atau tidak yang pada haikatnya ada secara internal dan

eksternal positif atau nrgatif, motivasi kerja adalah suatu yang

menimbulkan dorongan/semangat kerja/pendorong semangat kerja.

Menurut Dyah Ayu & Zulkarnaen Mora (2020:4) motivasi

berwirausaha dapat dimaknai sebagai suatu rangsangan yang dapat

mendorong seseorang untuk melakukan usaha yang dilakukan

dengan penih semangat, kreatif, inovatif serta berani mengambil

resiko dalam rangka memperoleh keuntungan, baik berupa uang

(laba) maupun kepuasan diri. Atau dengan kata lain, dapat

dimaknai menjadi sebuah atau sekumpulan tujuan.

Untuk itu motivasi (sikap dan perilaku) semangat

berwirausaha perlu dipupuk. Akan tetapi upaya menumbuhkan

kewirausahaan teranyata tidak mudah. Bagi sebagaian orang,


20

motivasi berwirausaha merupakan hadiah (given) dan bagi

sebagaian orang lain perlu perjuangan untuk menumbuhkan. Oleh

karena itu, pengenalan motif berwirausaha dapat menjadi salah satu

titik awal untuk membangkitkan semangat berwirausaha. Motif

tersebut antara lain :

1. Motif berprestasi (the need for achievement) : mendorong

individu agar berprestasi dengan patokan prestasi dirinya sendiri

atau orang lain. Satu motif untuk berwirausaha yang penting.

2. Motif berafiliasi (the need for affiliation) : mendorong individu

untuk berinteraksi dengan orang lain yang mengandung

kepercayaan, efeksi dan empati.

3. Motif berkuasa (the need for power) : mendorong individu

menguasai dan memanipulasi orang lain.

b. Teori Motivasi Berwirausaha

Berbagai macam teori motivasi juga mampu menjelaskan

motivasi orang melakukan kegiatan usaha sebagai usaha seorang

wirausaha:

1. Motif berprestasi kewirausahaan : seorang wirausaha

melaukukan kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan untuk

berperestasi, berhubungan dengan orang lain dan untuk

mendapatkan kekuasaan baik secara finansial maupun secara

sosial. Wirausaha melakukan kegiatan usaha dimotivasi oleh:


21

a) Motif berprestasi (need for achievement) suatu nilai sosial

yang dapat menekankan pada hasrat untuk mencapai yang

terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Orang

melakukan kegiatan berwirausaha didorong oleh

keinginan mendapatkan prestasi dan pengetahuan dari

keluarga maupun masyarakat.

b) Motif berafiliasi (need for affiliation) orang melakukan

kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan untuk

berhubungan dengan orang lain secara sosial

kemasyarakatan.

c) Motif kekuasaan (need for power) orang melakukan suatu

kegiatan berwirausaha didorong oleh keinginan

mendapatkan kekuasaan atas sumber daya yang ada.

Peningkatan kekayaan, pengusaha pasar sering menjadi

pendorong utama wirausaha melakukan hal tersebut.

2. Motif Kebutuhan Maslow : teori hirarki kebutuhan Maslow

membagi tingkatan motivasi ke dalan hirarki kebutuhan dari

kebutuhan yang rendah sampai yang berprioritas tinggi, di

mana kebutuhan dari kebutuhan yang rendah sampai

berprioritas tinggi, dimana kebutuhan tersebut akan

mendorong orang untuk melakukan kegiatan usaha.


22

3. Kebutuhan fisiologi Motivasi dimana seseorang melakukan

kegiatan kewirausahaan didorong untuk mampu memenuhi

kebutuhan hidup layak secara fisik dan mental.

4. Kebutuhan rasa aman Motivasi melakukan kegiatan usaha,

bisnis untuk memenuhi rasa aman atau sumberdaya yang

dimiliki, seperti, investasi, perumahan, asuransi, dan lain-lain.

5. Kebutuhan sosisal Motivasi seseorang melakukan kegiatan

usaha, bisnis untuk memenuhi kebutuhan sosial, berhubungan

dengan orang lain dalam suatu komunitas.

6. Kebutuhan menghargai Motivasi melakukan kegiatan usaha,

bisnis untuk memenuhi rasa kebanggaan, diakui yang dimiliki

dalam melakukan kegiatan bisnis.

7. Kebutuhan pengakuan diri dalam Motivasi melakukan

kegiatan usaha memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.

Keinginan wirausaha untuk dapat diterima dan bermanfaat

bagi masyarakat.

4. Minat Berwirausaha

a. Pengertian Minat

Menurut Yohana dalam Purnamasari (2018:11) mengatakan

bahwa minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk

tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek

semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar

minatnya. Minat biasanya ditunjukkan melalui pertanyaan yang


23

menunjukkan lebih menyukai suatu hal dan dapat dinyatakan juga

dalam bentuk partisipasi dalam kativitas yang diminatinnya.

Minat menurut Evaliana dalam Purnamasari (2018:12)

merupakan suatu keinginan yang dapat mendorong individu untuk

melakukan suatu kegiatan karena adanya rasa suka dan ketertarikan

Menurut Gunarso dalam Khairani (2017:136) minat adalah

sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat

dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting

dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang

giat melakukan menuju sesuatu yang telah menarik minatnya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa minat adalah rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas

tanpa ada paksaan dan merasa senang untuk mempelajarinya. Rasa

ketertarikan tersebut bukan karena paksaan tapi kesadaran yang

tinggi karena keinginan yang kuat untuk mencapainya.

Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang

menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan

tertentu dan merasa senang mempelajari materi tersebut. Menurut

Sandjaja minat merupakan suatu kecenderungan yang

menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari atau mencoba

aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.

b. Pengertian Berwirausaha
24

Menurut Alma (2018:5), Wirausahawan adalah seorang

innovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat

peluang-peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran

menaklukkan cara berpikir lamban dan malas.

Menurut Zimmer dalam Rotinga (2017:28), wirausaha

adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil

resiko dan ketidakpastian akan mencapai keuntungan dan

petumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan

dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan

sehingga sumber-sumber day aitu bisa dikapitalisasikan.

Wirausaha sebagai seseorang yang melakukan tugas untuk

mengorganisir mengelola, dan menerima resiko-resiko bisnis.

Wirausaha merupakan orang yang menciptakan sebuah bisnis yang

berhadapan dengan risiko dan ketidakpastian, bertujuan

memperoleh profit dan mengalami pertumbuhan dengan cara

mengeidentifikasi kesempatan dan memanfaatkan sumber daya

yang diperlukan.

c. Pengertian minat berwirasuaha

Menurut Yanto dalam Novitasyari, dkk (2017:82) minat

wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam

memnuhi kebutuhan hidup serta memecahkan hidup, memajukan

usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada

diri sendiri.
25

Menurut Rahmadi & Heryanto (2016:156) inat wirausaha

adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik

menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur,

menanggung resiko dan mengembangkan usaha yang

diciptakannya tersebut.

Menurut Anggraeni (2015:2), Minat berwirausaha adalah

keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu untuk bekerja

keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa takut dengan

resiko yang akan terjadi.

Dari pengertian mengenai minat dan berwirausaha dapar

ditarik kesimpulan bahwa minat berwirausaha merupakan perasaan

suka dan tertarik pada diri seseorang terhadap kegiatan

berwirausaha disertai dengan keinginan untuk terlibat dalam

kegiatan kewirausahaan.

Sehingga minat berwirausaha merupakan sebuah

ketertarikan seseorang terhadap dunia bisnis yang memiliki banyak

resiko dan mental yang kuat untuk mendapatkan keuntungan

maksimal. Dengan minat wirausaha ini, pelaku usaha akan

memiliki perasaan Bahagia jika menjalankan usaha sendiri atau

memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan sebuah

produk yang baru dan inovatif. Minat wirausaha ini bukan bukan

muncul begitu saja, namun dapat dikembangkan. Menurutnya,

pada umumnya orang terdorong membuka usaha sendiri, karena :


26

1) Membuka kesempatan untuk memperoleh banyak keuntungan

2) Memenuhi minat atau keinginan pribadi

3) Terbukanya kesempatan menjadi Bos

4) Adanya kebebasan dalam mengatur usaha

Minat berwirausaha memiliki beberapa aspek penting yang

harus dipenuhi. Menurut Vemmy (2015) berpendapat bahwa aspek

yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu :

a. Aspek Desires

Sesuatu dalam diri seseorang yang berupa keinginan atau

hasrat yang tinggi untuk memulai suatu usaha.

b. Aspek Preferences

Sesuatu dalam diri seseorang yang menunjukkan bahwa

memiliki usaha atau bisnis yang mandiri adalah suatu

kebutuhan yang harus dicapai.

c. Aspek Plans

Merujuk pada harapan dan rencana yang ada dalam diri

seseorang untuk memulai suatu usaha dimasa yang akan

datang.

d. Aspek Behavior Expectancies

Tinjauan atas suatu kemungkinan untuk berwirausaha dengan

diikuti oleh target dimulainya sebuah usaha bisnis.


27

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penilitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Teddy Pengearuh 1.Pengetahuan
Wijaya dan Pengetahuan Kewirausahaan dan
Effendi Kewirausahaan dan Konsep Diri secara sendiri-
Tanumihardja Konsep Diri Terhadap sendiri berpengaruh
(2014) Minat Berwirausaha signifikan positif terhadap
minat berwirausaha pada
taraf signifikan 5%
2.Pengetahuan
kewirausahaan dan konsep
diri secara Bersama-sama
berpengaruh signifikan
positif terhadap minat
berwirausaha pada taraf
signifikan 5%.
2. Muhammad Pengaruh 1.Pengetahuan
Tito Purnomo Pengetahuan kewirausahaan
(2015) Kewirausahaan dan berpengaruh positif dan
Lingkungan Sosial signifikan terhadap minat
Terhadap Minat wirausaha siswa teknik
Wirausaha Siswa kendaraan ringan SMK
Teknik Kendaraan Negeri 1 Seyegan.
Ringan SMK Negeri 2.Pengetahuan
1 Seyegan. kewirausahaan dan
lingkungan sosial secara
bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat wirausaha
siswa teknik kendaraan
ringan SMK Negeri 1
Seyegan.
28

No Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitain


3. Tri Chayani Pengaruh 1. Pengetahuan
Pengesti Pengetahuan kewirausahaan
Leres (2018) Kewirausahaan dan berpengaruh positif dan
Minat Berwirausaha signifikan terhadap
Terhadap Motivasi motivasi untuk menjadi
Untuk Menjadi young entrepreneur pada
Young Enterpreneur mahasiswa FEBI UIN
Pada Mahasiswa Walisongo.
Fakultas Ekonomi 2. Minat berwirausaha
Dan Bisnis Islam UIN berpengaruh negatif dan
Walisongo Semarang tidak signifikan terhadap
motivasi untuk menjadi
young entrepreneur pada
mahasiswa FEBI UIN
Walisongo.

4. Dini Pengaruh Lingkungan 1. Pengaruh positif dan


Agusmiati Keluarga, signifikan lingkungan
dan Agus Pengetahuan keluarga.
Wahyudin Kewirausahaan, 2. Motivasi terhadap minat
(2018) Kepribadian, Dan berwirausaha dan
Motivasi Terhadap kepribadian, terdapat
Minat Berwirausaha pengaruh negative dan
Dengan Self efficacy tidak signifikan terhadap
Sebagai Variabel minat berwirausaha.
Moderating.
5. Ika Indriyani Pengaruh 1. Pengaruh positif dan
dan Subowo Pengetahuan signifikan pengetahuan
(2019) Kewirausahaan dan kewirausahaan terhadap
Lingkungan Keluarga minat berwirausaha.
Terhadap Minat 2. Ada pengaruh positif dan
Berwirausaha Melalui signifikan lingkungan
Self-Efficacy. keluarga terhadap minat
berwirausaha melalu Self-
efficacy.
6. Irda (2019) Pengaruh 1. Pengetahuan
Pengetahuan dan kewirausahaan
Lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap
Terhadap Minat minat wirausaha siswa
Berwirausaha Siswa Negeri SMK Negeri 1
SMK Negeri 1 Makassar.
Makassar 2. Lingkungan keluarga
berpengaruh terhadap
minat wirausaha siswa
SMK Negeri 1 Makassar.
29

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


7. Syarifah Aini Pengaruh Motivasi 1. Pengetahuan
(2020) dan Pengetahuan Kewirausahaan
Kewirausahaan berpengaruh positif dan
Terhadap Minat signifikan terhadap minat
Berwirausaha berwirausaha.
Mahasiswa 2. Motivasi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat
berwirausaha .
8. Roma Pengaruh Pendidikan 1. Variabel pendidikan
Nainggolan Entrepreneurship Dan entrepreneurship
Lingkungan Sosial berpengaruh terhadap
Terhadap Minat variable minat
Berwirausaha (Studi berwirausaha.
Di Universitas 2. Variabel lingkungan
Ciputra) social berpengaruh
secara signifikan
terhadap variabel minat
berwirausaha.
9. Qurratul Aini Pengaruh 1. Pengetahuan, motivasi
dan Farah Pengetahuan berwirausaha dan
Oktafani Kewirausahaan, lingkungan keluarga
(2020) Motivasi termasuk dalam kategori
Beriwirausaha dan sangat baik sebesar
Lingkungan Keluarga 42,7%.
Terhadap Minat
Berwirausaha
Mahasiswa Fakultas
Komunikasi Dan
Bisnis Telkom
University
30

No 2.
10. Dodi Agsura Pengaruh 1. Pengetahuan yang
(2020) Pengetahuan, berpengaruh positif dan
Motivasi dan signifikan terhadap minat
Lingkungan Keluarga berwirausaha.
Terhadap Minat 2. Motivasi tidak
Berwirausaha berpengaruh positif dan
Mahasiswa Program signifikan terhadap minat
Studi Manajemen berwirausaha.
STIE Persada Bunda 3. Lingkungan keluarga
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
minat berwirausaha
mahasiswa program studi
manajemen STIE Persada
Bunda Pekan Baru.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah,

tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka

kerangka penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

Pengetahuan
(X1)

Lingkungan Minat
Sosial Berwirausaha
(X2) (Y)

Motivasi
(X3)
Gambar 1. Kerangka Pikiran

D. Hipotesis
31

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penilitian.

Dengan demikian ada ketertarikan antara perumusan masalah dengan

hipotesis. Berdasarkan latar belakang dari permasalahn pokok yang telah

dijelaskan maka dapat ditemukan hipotesis sebagai berikut:

1. Pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Muslim Indonesia.

2. Lingkungan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Muslim Indonesia.

3. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Muslim Indonesia.
32

III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dirumuskan dengan tujuan adanya arah yang

jelas dan target yang hendak dicapai dalam penelitian. Langkah paling

awal dalam penelitian adalah identifikasi masalah yang dimaksudkan

sebagai penegas batas-batas permasalahan sehingga cakupan penelitian

tidak keluar dari tujuannya. Dilanjutkan dengan penguraian latar belakang

permasalahan yang dimaksudkan untuk mengantarkan dan menjelaskan

latar belakang problematika dan fenomena di lapangan. Apabila latar

belakang permasalahan telah diuraikan dengan seksama, maka pokok

permasalahan yang hendak diteliti dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

dan hendak dicari jawabannya dalam penelitian.

Pada penelitian infersial, peneliti merumuskan hipotesis

penelitiannya dan menentukan variabel penelitian kemudian dilakukan

operasionalisasi pada tiap variabel yang digunakan. Langkah selanjutnya

adalah memilih instrumen penelitian. Instrument pengukur variabel


33

penelitian memegang peranan penting dalam usaha memperoleh informasi

yang akurat dan terpercaya.

Langkah selanjutnya adalah penentuan Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian dan pengumpulan dan penelitian dari

lapangan. Data penelitian dikumpulkan baik lewat instrument

pengumpulan data, observasi maupun lewat data dokumentasi. Setelah

data diperoleh maka dilakukan pengolahan data dan analisis. Proses

pengolahan data diawali dari tabulasi data dalam suatu table induk,

klasifikasi data, analisis-analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan

penyimpulan hasil analisis (Sugiyono, 2016).

Langkah terakhir dalam setiap proses penelitian adalah penulisan

laporan hasil penelitian. Penelitian yang tidak dipublikasikan atau

disebarluaskan akan kurang bermanfaat dalam pengembangkan ilmu

pengetahuan dan tidak memiliki nilai praktis yang tinggi (Sugiyono,

2016). Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi peneliti untuk

menyelesaikan rangakaian penelitian menjadi suatu bentuk laporan ilmiah

tertulis.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muslim Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan

dimulai dibulan April-Mei 2023.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
34

Populasi (2016:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2020 program S1 Universitas Muslim

Indonesia.Adapun jumlah populasi diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Populasi Penelitian

No Mahasiswa Angkatan Jumlah

1 Manajemen 327

2 Akuntansi 2020 168

3 Studi Pembangunan 26

Total 521

Dengan total mahasiswa pada Angkatan 2020 sebanyak 521, dan

tidak semua populasi menjadi objek penelitian, sehingga perlu dilakukan

pengambilan sampel lebih lanjut.

2. Sampel

Sugiyono (2017:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,


35

misalnya karena dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik simple

random sampling. Simple random sampling diambil dari populasi itu.

Teknik simple random memungkinkan setiap unit sampling

sebagai unsur populasi memperoleh peluang yang sama untuk menjadi

sampel. Dalam penelitian ini populasi terdiri atas 521 orang mahasiswa

Angkatan 2020, maka dalam penetapan besar-kecilnya sampel tidak

menggunakan perhitungan statistic.

Menurut Arikunto (2019:104) jika jumlah populasinya kurang dari

100 orang, maka sebaiknya sampel diambil secara keseluruhan (gunakan

populasi), tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka diambil

sampel 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya. Oleh karena itu,

penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi.

Menurut Sugiyono (2017:81) Penentuan jumlah sampel dapat

dilakukan dengan cara perhitungan statistic yaitu dengan menggunakan

Rumus Slovin. Rumus tersebut digunakan untuk menentukan ukuran

sampel dari populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 521

mahasiswa. untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel

adalah 10%.

Rumus slovin :

N
n= 2
1+ N ( e )

Keterangan :
36

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

N
n=
1+ N ( e2 )

1.472
n=
1+1.472(0.12 )

1.472
n=
15,72

n=93,63(94 dibulatkan)

D. Metode Penelitian Data

Pengumpulan data dalam sebuah penelitian tentu diperlukan teknik-

teknik tertentu agar data yang dikumpulkan dengan benar dan relevan sesuai

dengan masalah yang akan dipecahkan. Metode pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner dijawab oleh mahasiswa

fakultas Ekonomi dan Bisnis, Angkatan 2020 yang terdiri dari 521 mahasiswa

sebagai sampel penelitian.

Metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan memberikan daftar

pertanyaan kepada responden atau mahasiswa yang menjadi sasaran kuesioner

ini. Adapun penyusunan kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan mengenai minat berwirausaha.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif
37

Menurut Sugiyono (2017:13) menjelaskan bahwa metode kuantitatif juga

dianggap metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan

sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut

sebagai metode positivisme karena berlandaskan pada filsafat positivism. Metode

ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah

yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2017:193) yang dimaksud data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data keapada pengumpul data.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017:137) Data sekunder adalah sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Menggunakan data sekunder apabila penulis nmengumpulkan

informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain.

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis data

kuantitatif. Sedangkan sumber data yang dipakai dalam penelitian ini

adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar

pernyataan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan

informasi dari mahasiswa Angkatan tahun 2020 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Muslin Indoensia sebagai responden dalam

penelitian ini.

F. Metode Analisis data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sehingga

kualitas kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-


38

pertanyaan dan faktor situasi merupakan hal yang sangat penting dalam

penelitian ini. Keabsahan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat

pengukur variabel yang akan diteliti. Jika alat yang digunakan dalam proses

pengumpulan data tidak mampu menggambarkan keadaan yang sebenarnnya,

oleh karena itu dalam penelitian ini diperlukan metode analisis linier berganda,

analisis koefisien determinasi, pengujian hipoteis. Metode Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan,, lingkungan sosial dan

motivasi dengan minat berwirausaha digunakan Teknik analisis regresi

berganda, untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu

perubahan (variabel X) terhadap kejadian lainnya (Variabel Y). Analisis regresi

menggunakan rumus persamaan regresi berganda, yaitu:

Y =a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Keterangan:

Y = Minat berwirausaha

X1 = Pengetahuan

X2 = Lingkungan Sosial

X3 = Motivasi

a = Konstanta yang merupakan rata-rata nilai Y pada

saat nilai X1 dan X2 sama dengan nol

b = Koefisien regresi, terdiri dari (b1,b2,b3)

e = Eror (Kesalahan)

2. Uji Asumsi klasik


39

Berdasarkan evaluasi ekonometrika digunakan untuk mengetahui

apakah model regresi yang diperoleh mengalami penyimpangan

terhadap asumsi klasik atau tidak, evaluasi ekonometrika yang

digunakan adalah :

a. Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel

pengangguran atau residul memiliki distribusi. Penelitian ini

menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel

independent dan variabel dependen mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau

mendekati normail. Normalitas dilihat dari adanya grafik normal

p-plot dengan bantuan SPSS. Data dapat dikatakan berdistribusi

apabila titik mendekati garis diagonal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya kotelasi antar variabel

bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas. Multikolinearitas dapat diliat berdasarkan

nilai tolerance dan nilai VIF. Jika nikai tolerance > 0,10 atau

dengan nilai VIF < 10, maka tidak ada multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke


40

pengamatan orang lain. Untuk mengetahui gejala heteros

dastisitas dilakukan dengan mengamati gambar scatter plot. Dasar

pengambilan apabila nilai residual terstandar tidak membantu

pola tertentu namun tampak random dikatakan bahwa model

regresi bersifat homogeny atau tidak mengandung

heteroskedastisitas.

3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya

konstribusi untuk variabel bebas secara Bersama-sama terhadap

variabel terikatnya dengan melihat besarnnya koefisien determinasi

totalnya (R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati satu makan dapat

dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan

variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika (R2) makin

mendekati 0 maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat.

4. Pengujian Hipotesis (Uji F dan T)

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Bersama-sama

variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana Fhitung > Ftabel,

maka H1 diterima atau secara Bersama-sama variabel bebas dapat

menerangkan variabel terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila

Fhitung < Ftable, maka H0 diterima secara Bersama-sama variabel

bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel berikut. Untuk

mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama


41

variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh

secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka

digunakan probability sebesar 5% (α= 0,05).

Jika sig > ά (α= 0,05), maka H0 diterima H1 ditolak.

Jika sig < ά (α= 0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.

Sedangkan uji T digunakan untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikatnya. Dimana Ttabel > Thitung. H0

diterima. Dan jika Ttabel < Thitung, maka H1 diterima, begitupun jika

sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak dan jika sig > ά (0,05),

maka H0 ditolak H1 diterima.

G. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Tabel 3. Ringkasan Variabel Penelitian

Variabel Definisi Oprasional Indikator Sumber


Pengetahuan (X1) Pengetahuan sendiri 1.pengetahuan (Handida &
dapat dikatakan umum Sholeh, 2019)
pengalaman nyata yang 2. pengetahuan
tersimpan di dalam prosedura
pikiran manusia secara 3.pengetahuan
konkret. Sumber pembelian
pengetahuan dapat produk
diperoleh melalui
berbagai media, baik
media cetak maupun
media elektronik.
Lingkungan Sosial Bahwa lingkungan sosial 1.Tujuan Nurul Fitriah
(X2) adalah tempat dimana pembelajaran Ahmad (2019)
seseorang berinteraksi 2.Sumber
dengan orang lain baik pembelajaran
itu antar individu satu 3.Strategi
dengan yang lain, pembelajaran
individu dengan 4.Media
kelompok atau kelompok pembelajaran
dengan kelompok yang 5.Evaluasi
42

dapat mempengaruhi Pembelajaran


perkembangan individu

Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber


Motivasi Motivasi adalah a. Mendapat laba Fanny
Berwirausaha (X3) karakteristik tingkah b.Kebebasan Paramitasari
laku siswa sebagai c. Aktualisasi diri (2016)
tenaga pendorong atau d.Kemandirian
penarik yang e. Kebutuhan
menyangkut minat, fisiologis
ketajaman perhatian, f. Rasa aman
konsentrasi, dan g.Kebutuhan sosial
ketekunan untuk Kebutuhan akan
mencapai suatu tujuan prestasi
tertentu atau mencapai
apa yang diinginkannya.
Minat Berwirausaha Minat berwirausaha 1.Perasaan tertarik Angri Aputra
(Y) merupakan sebuah menjadi wirausaha (2020)
ketertarikan seseorang 2.Perasan tertarik
terhadap dunia bisnis menjadi wirausaha
yang memiliki banyak 3.Keinginan menjadi
resiko dan mental yang wirausaha
kuat untuk 4.Perhatian terhadap
mendapatkan kegiatan
keuntungan maksimal. wirausaha.
5.Keterlibatan dalam
kegiatan
wirausaha.

Adapun skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan skala Ordinal dengan tipe skala likert maka variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator tersebut


43

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat

berupa pertanyaan atau penyataan.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei menggunakan

media kuesioner. Sejumlah pertanyaan diajukan kepada responden dan kemudian

responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka.

Setiap pertanyaan dari variabel yang ada dalam kuesioner dengan mengacu

pada skala likert, dimana masing-masing dibuat dengan menggunakan skala 1 – 5

kategori jawaban, yang masing-masing jawaban diberi score atau bobotnya yaitu

banyaknya score antara 1 sampai 5 perinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Penilaian Score Penilaian

Jenis Pernyataan Jenis Jawaban Score

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2


Positif
Kurang setuju (KS) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5
44

Anda mungkin juga menyukai