Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Pendidikan Kewirausahaan

Terhadap Minat Berwirausaha

Alyssa Shalsi Navary


Faculty of Economics, Univeritas Negeri Jakarta, Indonesia
Email: alyssa.shalsi.navary@mhs.unj.ac.id

Suparno
Faculty of Economics, Univeritas Negeri Jakarta, Indonesia
Email: suparno@feunj.ac.id

ABSTRACT
This research aims to determine the influence of family environment and entrepreneurship
education on the entrepreneurial interest of economics education students at Universitas Negeri
Jakarta. The population of this study consists of economics education students at Universitas
Negeri Jakarta, with a sample size of 139 students. This research uses a quantitative approach,
emphasizing the testing of theories within it by measuring research variables related to numbers
and analyzing data using statistical procedures. The sampling technique employed is proportional
random sampling using a questionnaire. The data analysis technique involves multiple linear
regression. The results of this study indicate that both family environment and entrepreneurship
education have a significant simultaneous influence.
Keywords: family environment, entrepreneurship education, interest in entrepreneurship

ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan
terhadap minat berwirausaha mahasiswa pendidikan ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Populasi
penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan ekonomi Universitas Negeri Jakarta dengan sampel
sebanyak 139 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
menekankan pengujian teori-teori yang ada di dalamnya dengan pengukuran variable-variabel
penelitian terkait dengan angka dan menganalisis data dengan prosedur statistik. Teknik
pengambilan sampel dengan proportional random sampling menggunakan kuesioner. Teknik
analisis data dengan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini adalah lingkungan keluarga dan
pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan secara simultan.
Kata kunci: lingkungan keluarga, pendidikan kewirausahaan, minat berwirausaha
INTRODUCTION
Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan sangat kaya akan sumber dayanya. Tidak
hanya sumber daya alamnya yang melimpah, tetapi juga sumber daya manusianya. Indonesia
menduduki peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, jumlah penduduk di Indonesia pada pertengahan 2023 telah
mencapai yakni sebanyak 278,69 juta jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 1,05% dari
tahun sebelumnya yang sebanyak 275,77 juta jiwa. Dengan banyaknya jumlah penduduk di
Indonesia ini, harus diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik. Jika tidak, maka
akan menimbulkan berbagai permasalahan. Pengangguran merupakan satu dari sekian masalah
yang terjadi.
Pengangguran merupakan suatu masalah yang hampir selalu ada dalam setiap
perekonomian, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pengangguran itu sendiri
adalah suatu keadaan tanpa pekerjaan yang dihadapi segolongan tenaga kerja yang berusaha
mencari pekerjaan, tetapi tidak memperolehnya (Sukimo, 2011). Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik, Indonesia menduduki peringkat kedua di ASEAN dengan jumlah pengangguran
terbanyak 7,99 juta orang atau sebesar 5,45%. Pada tahun 2022, Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) masih di dominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 2,2 juta, disusul
oleh sekolah kejuruan (SMK) sebanyak 1,8 juta, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 1,4
juta, Sekolah Dasar (SD) 1,2 juta, lulusan universitas sebanyak 884 ribu, dan akademi/diplomas
sebanyak 235 ribu.
Dalam hal ini, yang menjadi sorotan adalah jumlah pengangguran pada tingkat sarjana.
Walaupun tidak sebanyak Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan, tetapi jumlahnya meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 848 ribu. Padahal, perguruan tinggi negeri dan
swasta melahirkan sarjana-sarjana tiap tahunnya. Namun kenyataannya, para sarjana ini belum
mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki. Sehingga, mengalami kesulitan dalam
mendapatkan pekerjaan.
Adapun salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini yakni dengan
menciptakan lapangan pekerjaan atau berwirausaha. Wirausahawan sendiri adalah orang yang
menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidak pastian, demi mencapai keuntungan
dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menghubungkan sumber daya yang
perlu untuk mendirikannya (Zimmerer dan Scarbrough, 2005). Dapat kita ketahui bahwa dalam
berwirausaha, wirausahawan harus berani mengambil risiko dan menggunakan sumber daya secara
optimal, baik materil, intelektual, waktu, dan kemampuan kreativitasnya untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Menurut Kementerian Koperasi
dan UMKM, rasio wirausaha di Indonesia masih tergolong rendah, yakni sebesar 3,47 persen.
Padahal, untuk menjadi negara maju dibutuhkan minimal 4 persen rasio kewirausahaan.
Adanya jiwa kewirausahaan untuk mengatasi permasalahan pengangguran ini sangat
diperlukan. Diharapkan, akan tumbuh sikap dan keininan utnuk bisa mandiri demi mendapatkan
kehidupan yang lebih baik tanpa bergantung kepada orang lain atau organisasi. Pembangunan akan
lebih berhasil jika ditunjang pula oleh para wirausahawan yang dapat membuka banyak lapangan
pekerjaan. Hal ini dikarenakan pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek di luar sana.
Minat untuk berwirausaha juga diperlukan untuk dapat membuka suatu usaha. Menurut
Bygrave dalam Buchari Alma (2013), ada beberapa factor yang mempengaruhinya antara lain, 1)
factor personal yang menyangkut kepribadian. 2) faktor lingkungan, menyangkut lingkungan fisik.
3) faktor sosiologika, menyankut hubungan dengan keluarga dan sebagainya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi minat berwirausaha menurut Nurchotim (2012) yaitu, 1) faktor intrinsic yang
di dalamnya meliputi kebutuhan pendapatan, motif, harga diri, perasaan senang dan perhatian. 2)
faktor ekstrinsik yang di dalamnya meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang
dan pendidikan.

LITERATURE REVIEW
Minat Berwirausaha
Menurut Krueger dalam Vuorio (2017) minat berwirausaha adalah kunci dalam memahami
dunia kewirausahaan karena adanya niat, keinginan, dan dipengaruhi untuk kepentingan diri
sendiri. Minat berwirausaha adalah suatu dorongan keinginan untuk bekerja keras untuk mencapai
target atau tujuan wirausaha itu sendiri (Rais, Ummul dan Hanifah, 2019). Handini dan Denmar
(2022) juga mengemukakan bahwa minat berwirausaha adalah suatu keinginan seseorang untuk
memiliki usaha sendiri.

Adapun menurut Khoiril, Praktikto, dan Winarno (2020) minat berwirausaha adalah tekad
kuat dari dalam diri sendiri yang menjadikan seseorang menciotakan suatu usaha. Walaupun minat
berwirausaha adalah hal penting dalam proses individu berwirausaha,

Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dan utama bagi individu.
Lingkungan keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, saudara, dan keluarga dekat lainnya.
Lingkungan keluarga adalah suatu media yang di mana di dalamnya berpengaruh terhadap
aktivitas indivdu yang berperan dalam pemebentukan karakter (Rais, Ummul, dan Hanifah, 2019).

Lingkungan keluarga adalah suatu hal terdekat dan penting dalam pembentukan minat
berwirausaha. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial paling dekat yang dimiliki
individu. Pembentukan karakter dan peran indivdiu sangat ditentukan dalam hal ini (Marini dan
Hamidah, 2014). Dalam lingkungan keluarga, peran ayah menjadi peran vital dalam memotivasi
anak dalam berwirausaha. (Khoiril, Praktikto, Winarno, 2020).

Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan adalah suatu media yang memeberikan landasan teori mengenai
konsep kewirausahaan yang dimana mendorong peserta didik untuk mengenal, memulai, dan
membuka suatu bisnis atau kewirausahaan (Hidayat, Tamba, dan Bahits, 2021). Menurut Subagia,
Riono, Indriyani, dan Syaifulloh, (2022) pendidikan kewirausahaan merupakan kegiatan
pembelajaran yang di dalamnya bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan melalui pembelajaran kolaboratif, inovasi, kretivitas, dan jaringan.

Adapun menurut Handini dan Denmar (2022), pendidikan kewirausahaan merupakan


program pendidikan yang berfokus untuk memperngaruhi peserta didik yang memiliki masalah
kewirausahaan.

Kepribadian

Kepribadian adalah suatu karakter yang dimiliki individu. Terdapat rasa percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil risiko, berjiwa pemimpin, orisinil, dan
berorientasi ke depan. Kepribadian seseorang dapat mempengaruhi dirinya sendiri dalam memilih
pekerjaan (Pandji Anogara, 2009).

Selaras dengan pendapat Hollan dalam Sukardi (2004) yang menyatakan bahwa seseorang
akan merasa nyaman dalam bekerja apabila pekerjaan tersbeut sesuai dengan kepribadian yang
dimiliki.

METHOD

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.
Penelitian ini menekankan pengujian teori-teori yang ada di dalamnya dengan pengukuran
variable-variabel penelitian terkait dengan angka dan menganalisis data dengan prosedur statistic
(Nur Indriantoro dan Supomo, 2009).

Anda mungkin juga menyukai