Anda di halaman 1dari 7

AGORA Vol. 1, No.

1, (2013)

PENGARUH ENTREPRENEURIAL TRAITS DAN


ENTREPRENEURIAL SKILLS TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN
(Studi Empiris Dampak Pendidikan Kewirausahaan pada
Mahasiswa Universitas Kristen Petra, Surabaya)

Silvia
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: Silvia_09227@yahoo.com

Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh entrepreneurial skills dan demografi. Entrepreneurial traits
entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills terhadap intensi terdiri dari need for achievement (kebutuhan akan prestasi),
kewirausahaan dan mengestimasi dampak pendidikan self efficacy (efikasi diri), need for power, risk taking
kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan di kalangan propensity (kesediaan mengambil resiko), entrepreneurial
mahasiswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian skills terdiri dari market awareness dan creativity, serta faktor
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan latar
kuesioner pada mahasiswa Universitas Kristen Petra. Teknik
analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modelling belakang pekerjaan orangtua (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan
(SEM), dengan menggunakan aplikasi LISREL. Hasil penelitian dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008).
menunjukkan bahwa entrepreneurial traits dan entrepreneurial Menurut teori McClelland (1961), need for achievement
skills tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi merupakan orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
kewirausahaan. Akan tetapi, terdapat hubungan tidak langsung didorong oleh keinginan mendapatkan prestasi dan pengakuan
antara risk taking propensity, market awareness dan intensi dari keluarga maupun masyarakat (dalam Kristanto, 2009, p.
kewirausahaan, di mana risk taking propensity berpengaruh 14). Self efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap
terhadap intensi kewirausahaan dengan market awareness kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan
sebagai variabel penghubung. Penelitian ini juga menemukan
serangkaian perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
bahwa mahasiswa yang mendapatkan pendidikan
kewirausahaan mempunyai intensi kewirausahaan yang lebih yang telah direncanakan (Bandura, 1986). Menurut Escan,
tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak dan belum Need for power merupakan kebutuhan untuk memiliki kontrol
mendapatkan pendidikan kewirausahaan. atas orang lain dan untuk mempengaruhi perilaku mereka,
need for power menunjukkan bahwa seseorang dapat
Kata Kunci—Entrepreneurial Traits, Entrepreneurial Skills, mempengaruhi dan mengontrol orang lain untuk mencapai
Intensi Berwirausaha, Pendidikan Kewirausahaan, Risk Taking tujuan yang diinginkan. Risk taking propensity mencerminkan
Propensity, Market Awareness. kemampuan seseorang untuk menangani ketidakpastian dan
kemauan untuk mengambil resiko kerugian. Creativity
I. PENDAHULUAN merupakan kemampuan untuk menerapkan menerapkan
pandangan dari perspektif yang berbeda dan untuk melihat
Entrepreneur memiliki kontribusi besar bagi perekonomian serta mencoba kemungkinan-kemungkinan yang baru
suatu negara. Dengan adanya entrepreneur dapat membawa berdasarkan pengamatan terbuka yang ada di dalam
beberapa dampak positif bagi suatu negara, yaitu terciptanya lingkungan sekitar. Market awareness merupakan kemampuan
lapangan kerja, peningkatan pemerataan pendapatan serta untuk memperkirakan kebutuhan pelanggan dan
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. menghubungkannya ke dalam suatu bisnis, di mana mereka
Menurut McClelland (n.d.), seorang sosiolog terkemuka, suatu mengetahui apa yang terjadi di pasar, baik dari segi kebutuhan
negara akan maju jika terdapat entrepreneur sedikitnya pelanggan maupun posisi pesaing (dalam Oosterbeek, Praag &
sebanyak 2% dari jumlah penduduk (dalam Suruji, 2010). Ijsselstein, 2008).
Dalam konteks Indonesia, pertumbuhan jumlah entrepreneur Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa
selama tiga tahun terakhir menunjukkan laju pertumbuhan beberapa faktor penentu intensi kewirausahaan. Turker &
yang cepat dari 0,18% pada tahun 2010, 0,56% pada tahun Selcuk (2008) menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan
2011 dan pada tahun 2012 meningkat drastis menjadi 1,56% dan dukungan struktural dalam bentuk kolaborasi dari semua
(Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sektor dalam masyarakat mempengaruhi seseorang untuk
Republik Indonesia Tahun 2012), tetapi laju pertumbuhan berwirausaha. Berdasarkan hasil dari penelitian Indarti &
tersebut masih berada dibawah angka ideal yaitu 2%. Rostiani (2008), efikasi diri (self efficacy) mempengaruhi
Menurut Fayolle, Gailly & Lassas-Clerc (2006), Intensi intensi berwirausaha mahasiswa Indonesia dan Norwegia,
kewirausahaan berperan penting untuk membentuk individu namun kebutuhan akan prestasi atau need for achievement,
menjadi seorang entrepreneur. Sedangkan intensi umur dan gender tidak terbukti secara signifikan sebagai
kewirausahaan sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. prediktor intensi kewirausahaan. Berdasarkan hasil dari
Terdapat beberapa faktor yang dapat membentuk intensi penelitian Hermina, Novieyana & Zain (2011), dukungan
seseorang untuk berwirausaha, yaitu entrepreneurial traits, keluarga merupakan faktor membentuk minat berwirausaha
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

dan kondisi peluang bisnis sangat mendukung minat untuk (efikasi diri), need for power, risk taking propensity
menjadi wirausaha di mana kodisi peluang bisnis dapat (kesediaan mengambil resiko) mempunyai hubungan
dikategorikan ke dalam faktor creativity. Hal ini juga signifikan dengan intensi berwirausaha.
didukung oleh hasil dari penelitian Wibowo (2011), bahwa 2. Diduga entrepreneurial skills yang terdiri dari
faktor pembelajaran di lingkungan sekolah memiliki pengaruh creativity dan market awareness mempunyai hubungan
paling tinggi terhadap minat mahasiswa. Disamping itu signifikan dengan intensi berwirausaha.
menurut penelitian Hamidi, Wennberg & Berglund (2008) 3. Diduga terdapat hubungan tidak langsung antara
juga menghasilkan adanya pengaruh yang kuat antara market awareness, risk taking propensity dan intensi
kreativitas (creativity) dan intensi kewirausahaan. Dan kewirausahaan, di mana risk taking propensity
berdasarkan hasil penelitian Hassan & Wafa (n.d), berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan dengan
menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara market awareness sebagai variabel penghubung.
kecenderungan mengambil resiko (risk taking propensity) dan 4. Diduga pendidikan kewirausahaan memiliki dampak
niat untuk menjadi seorang pengusaha, dari hasil penelitian signifikan terhadap intensi berwirausaha di kalangan
tersebut juga menghasilkan bahwa responden Cina memiliki mahasiswa.
tingkat pengambilan resiko yang lebih tinggi daripada
bumiputera, orang Cina memiliki niat kewirausahaan yang II. METODE PENELITIAN
lebih besar untuk menjadi pengusaha setelah lulus dari
Populasi dan Sampel Penelitian
universitas, responden laki-laki juga ditemukan memiliki
tingkat pengambilan resiko lebih tinggi dan niat Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
kewirausahaan yang lebih tinggi untuk menjadi pegusaha Kristen Petra dan sampel yang akan diambil adalah mahasiswa
dibandingkan wanita. Menurut Xue, David & Liang (2011), aktif Universitas Kristen Petra dari berbagai angkatan dan
menyatakan bahwa siswa akan memilih untuk menjadi jurusan baik yang mendapatkan maupun tidak dan belum
pengusaha asalkan ada kebutuhan untuk berprestasi (need for mendapatkan pendidikan kewirausahaan pada Semester Genap
achievement), latar belakang bisnis keluarga dan pengaruh Tahun Akademik 2010/2011. Teknik pengambilan sampel
subjektif. menggunakan proportionate stratified random sampling,
Dibandingkan dengan beberapa penelitian diatas, penelitian berdasarkan rumusan Slovin didapatkan ukuran sampel
ini bertujuan untuk menguji pengaruh entrepreneurial traits sebagai berikut: Sastra Inggris (2%), Sastra Tionghoa (1%),
dan entrepreneurial skills terhadap intensi kewirausahaan dan Teknik Sipil (8%), Teknik Arsitektur (7%), Teknik Elektro
mengestimasi dampak pendidikan kewirausahaan terhadap (1%), Teknik Mesin (1%), Otomotif (2%), Teknik Industri
intensi kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Menurut (4%), Teknik Informatika (2%), Sistem Informasi Bisnis (2%),
Saravanakumar & Saravanan (2012), persentase para Informatika (2%), Teknologi Informasi (1%), Manajemen
mahasiswa untuk berwirausaha masih relatif rendah, di mana Bisnis (14%), Perhotelan (8%), IBM (2%), Kepariwisataan
hanya 26,8% dari mereka yang berkeinginan untuk menjadi (3%), Pemasaran (4%), Manajemen Keuangan (3%),
seorang entrepreneur setelah lulus kuliah dan 29,6% dari Akuntansi Bisnis (4%), Akuntansi Pajak (3%), Desain Interior
mereka memilih untuk bekerja, 21% memilih untuk bekerja (6%), Desain Komunikasi Visual (13%), dan Ilmu
dan bisnis paruh waktu (part time), 15% melanjutkan studi Komunikasi (8%).
dan 7,6% menggambarkan niat karirnya secara garis besar. Definisi Operasional
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti intensi
kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Berbeda dengan Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis hubungan
penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus pada intensi tiga konstruk yang merupakan variabel laten, yaitu
kewirausahaan yang merupakan niat seorang mahasiswa untuk entrepreneurial traits, entrepreneurial skills dan intensi
berwirausaha, sedangkan pada penilitan sebelumnya ada kewirausahaan.
beberapa yang meneliti minat kewirausahaan yang merupakan Entrepreneurial traits diukur dengan menggunakan
suatu ketertarikan mahasiswa pada kewirausahaan. Pada indikator-indikator sebagai berikut:
penelitian ini juga menggunakan alat analisa Structural a. Need for Achievement
Equation Modelling (SEM), di mana pada penelitian - Ketika memulai suatu pekerjaan, saya akan
sebelumnya menggunakan alat analisa regresi. Selain itu juga, mengerjakannya sampai tuntas/selesai (kkk1).
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mediating effect dari - Saya selalu ingin membuat segala sesuatunya
risk taking propensity, market awareness dan intensi lebih baik dibandingkan apa yang dikerjakan
kewirausahaan. oleh orang lain (kkk2).
Relevansi penelitian ini adalah adanya penggalakan - Saya selalu berusaha untuk mengembangkan
program kewirausahaan oleh pemerintah, salah satunya adalah /memperbaiki apa pun yang saya kerjakan
melalui pendidikan kewirausahaan di universitas. Selain itu, (kkk3).
penelitian ini juga dapat memberikan manfaat dan masukan - Ketika memulai suatu hal yang baru, saya selalu
kepada universitas mengenai dampak pendidikan ingin adanya jaminan hal tersebut dapat berjalan
kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan. sukses (kkk4).
b. Self Efficacy
Hipotesa Penelitian - Setelah mengalami banyak kemunduran, saya
1. Diduga entrepreneurial traits yang terdiri dari need for merasa mengalami kesulitan untuk melanjutkan
achievement (kebutuhan akan prestasi), self efficacy pekerjaan-pekerjaan saya (kkk75).
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

- Saya merasa mengalami kesulitan untuk Teknik Pengumpulan Data


meyakinkan orang lain (kkk82) Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui
- Saya mengalami kesulitan dalam memberikan kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup.
penjelasan kepada orang lain tentang apa yang
sedang saya pikirkan (kkk83). Skala Kuesioner
c. Need for Power Skala Kuesioner menggunakan skala nominal dan skala
- Saya senang membuat keputusan tentang apa likert, di mana skala nominal digunakan untuk mengukur
yang harus dikerjakan orang lain (kkk27). variabel-variabel sosio-demografi dan skala likert digunakan
- Saya selalu membujuk orang lain untuk untuk mengukur tiga variabel laten yaitu entrepreneurial
mengerjakan apa yang saya ingin mereka traits, entrepreneurial skills dan intensi kewirausahaan.
kerjakan (kkk30). Skala likert diukur dengan 7 rentang jawaban, yaitu:
- Saya termasuk orang yang dominan (kkk32). STS = Sangat Tidak Setuju = Skor 1
- Orang-orang akan selalu setuju dengan pendapat TS = Tidak Setuju = Skor 2
saya, walaupun alasan yang saya kemukakan ATS = Agak Tidak Setuju = Skor 3
sangat lemah (kkk33). N = Netral = Skor 4
d. Risk Taking Propensity AS = Agak Setuju = Skor 5
- Saya menghindari resiko (kkk53). S = Setuju = Skor 6
- Saya selalu menghindari segala sesuatu yang SS = Sangat Setuju = Skor 7
memberikan hasil tidak pasti (kkk54).
Uji Reliabilitas dan Validitas
- Saya akan selalu memilih situasi yang pasti
(kkk55). Uji Reliabilitas
- Saya akan menghilangkan semua resiko, Peneliti menggunakan Alpha Cronbach untuk mengetahui
sebelum saya menginvestasikan uang saya reliabilitas dari suatu item. Suatu item dikatakan reliabel
(kkk56). apabila alpha > 0,6. Berikut adalah rumus Alpha Cronbach:
k  si 
2
Entrepreneurial skills diukur dengan menggunakan ri  1  2 
(1)
indikator sebagai berikut: (k  1)  st 
a. Creativity
- Saya selalu sibuk memikirkan ide-ide bisnis baru Uji Validitas
(kkk69). Pengujian validitas dilakukan dengan menguji convergent
- Saya suka menemukan produk/jasa baru (kkk70). validity via factor loading. Suatu pernyataan isi kuesioner
- Saya seringkali menjumpai kemungkinan- dikatakan valid dan dikatakan memiliki convergent validity
kemungkinan untuk memperbaiki produk/jasa jika standardized factor loading diatas 0,35 dan signifikan
(kkk71). dengan nilai t hitung > 1,96 (pada taraf signifikansi 5%).
- Saya akan segera memodifikasi rencana-rencana Teknik Analisis Data
saya sebagai tindakan antisipasi atas perubahan-
perubahan yang sedang terjadi (kkk74). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
b. Market Awareness adalah Structural Equation Modelling (SEM) dan
- Saya mengetahui produk dan jasa yang menggunakan program Linear Structural RELationship
dubutuhkan oleh konsumen (kkk60). (LISREL). Penggunaan SEM terdiri dari 5 tahap proses
- Saya memiliki kemampuan untuk berorientasi (Bollen and Long, 1993), yaitu spesifikasi model, identifikasi
kepada pasar (market oriented) (kkk61). model, estimasi model, evaluasi model, dan respesifikasi
- Saya memiliki jaringan dengan banyak orang model (dalam Latan, 2012).
yang nantinya dapat menjadi konsumen potensial Diagram Konseptual
saya (kkk62).
- Saya mempunyai banyak referensi mengenai Adapun diagram konseptual yang memperlihatkan grafis
macam-macam bidang usaha (kkk63). mengenai hubungan beberapa variabel pada suatu model
berhubungan satu sama lain yang memberikan pandangan
Intensi kewirausahaan diukur dengan menggunakan menyeluruh mengenai struktur model. Gambar 1
indikator sebagai berikut: menggambarkan bahwa intensi kewirausahaan dipengaruhi
- Menjadi seorang entrepreneur merupakan tujuan oleh beberapa faktor, yaitu entrepreneurial traits yang terdiri
profesional saya (eigoal). dari need for achievement, self efficacy, need for power, risk
- Saya akan mengupayakan segala sesuatunya taking propensity, dan entrepreneurial skills yang terdiri dari
untuk memulai dan menjalankan perusahaan creativity dan market awareness. Disamping itu, pada Gambar
milik saya sendiri (eidoventure). tersebut juga ditunjukkan bahwa terdapat hubungan tidak
- Saya berharap untuk dapat menciptakan bisnis langsung antara risk taking propensity, market awareness dan
baru dimasa mendatang (eibusiness). intensi kewirausahaan, di mana risk taking propensity
berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan dengan market
awareness sebagai variabel penghubung.
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

Gambar 1. Diagram Konseptual

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Gambaran umum responden dibagi menjadi 2 kelompok, pendidikan kewirausahaan. Sebagian besar responden
yaitu mahasiswa yang telah mendapatkan pendidikan mahasiswa yang pernah mendapatkan pendidikan
kewirausahaan dan mahasiswa yang belum dan tidak kewirausahaan adalah berjenis kelamin perempuan dan
mendapatkan pendidikan kewirausahaan. sebagian besar responden mahasiswa yang tidak dan belum
pernah mendapatkan pendidikan kewirausahaan adalah
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Mahasiswa yang telah Mahasiswa yang tidak dan
berjenis kelamin laki-laki.
mendapatkan matakuliah belum mendapatkan Berdasarkan latar belakang mahasiswa diketahui bahwa
kewirausahaan matakuliah kewirausahaan
Jumlah
160 214 mayoritas pekerjaan orangtua responden mahasiswa yang
[43%] [57%]
106
pernah mendapatkan pendidikan kewirausahaan maupun
Kuliah dan Seminar
Jaringan dan
[66%]
33
mahasiswa yang tidak dan belum pernah mendapatkan
Jenis Pendidikan
Pendampingan [21%] pendidikan kewirausahaan, keduanya bekerja sebagai seorang
Penyediaan Sumber 21
Daya [13%] wirausaha.
20,3 19,921
Usia
(1,170) (1,390) Rata-rata intensi berwirausaha mahasiswa yang pernah
Perempuan
83
[52%]
97
[45%]
mendapatkan pendidikan kewirausahaan lebih tinggi
Jenis Kelamin
Laki-laki
77 117 dibandingkan mahasiswa yang tidak dan belum pernah
[48%] [55%]
Wirausaha
133 152 mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Rata-rata
[83%] [71%]
Pekerjaan Orangtua
27 62 entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills mahasiswa
Bukan Wirausaha
[17%]
5,606
[29%]
5,495
yang pernah mendapatkan pendidikan kewirausahaan lebih
Intensi Berwirausaha
(1,539) (1,569) tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak dan belum pernah
Need for 5,772 5,867
Achievement (1,069) (0,987) mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Namun tidak untuk
4,371 4,282
Self Efficacy
(1,369) (1,329) need for achievement dan creativity, di mana mahasiswa yang
Entrepreneurial Traits
4,733 4,593
Need for Power
(1,263) (1,294)
telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan memiliki nilai
Risk Taking
Propensity
5,080
(1,247)
5,039
(1,284)
rata-rata yang lebih rendah dibandingkan kelompok
Creativity
4,919 4,935 mahasiswa yang belum dan tidak mendapatkan pendidikan
(1,137) (1,168)
Entrepreneurial Skills
Market Awareness
5,148 4,968 kewirausahaan.
(1,144) (1,223)

Keterangan: angka dalam kurung adalah standar deviasi. Tabel 2. Jenis-Jenis Pendidikan Kewirausahaan
angka dalam kurung siku adalah persentase. yang Telah Ditempuh Mahasiswa (%)

Berdasarkan Tabel 1, ditunjukkan bahwa jumlah mahasiswa Jenis Pendidikan


Persentase (%)
yang telah mendapatkan matakuliah kewirausahaan sebanyak Kewirausahaan
43% dan 57% untuk mahasiswa yang tidak dan belum Kuliah dan Seminar 66%
mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Rata-rata usia Jaringan dan Pendampingan 21%
mahasiswa yang pernah mendapatkan pendidikan Penyediaan Sumber Daya 13%
kewirausahaan lebih tinggi dibandingkan rata-rata usia
mahasiswa yang tidak dan belum pernah mendapatkan
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

Tabel 2 menyajikan jenis-jenis pendidikan kewirausahaan dinyatakan valid karena telah memenuhi syarat minimum
yang telah ditempuh mahasiswa Universitas Kristen Petra. loading factor dan t hitung.
Berdasarkan Tabel 2 diatas, diketahui bahwa jenis-jenis Tabel 4. Hasil Uji Validitas
pendidikan kewirausahaan mahasiswa didominasi oleh kuliah
dan seminar yaitu sebesar 66%, jaringan dan pendampingan Variabel Loading Factor t hitung
sebesar 21% dan penyediaan sumber daya memiliki nilai Need for Achievement
persentase yang terendah yaitu 13%. kkk1 0,74 8,50
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas kkk2 0,75 8,64
kkk3 0,82 9,40
Hasil Uji Reliabilitas
kkk4 0,85 9,71
Berikut disajikan hasil uji reliabilitas (Tabel 3). Hasil uji Self Efficacy
reliabilitas dari variabel intensi kewirausahaan, kkk75 0,59 6,26
entrepreneurial traits dan entrepreneurisl skills dengan kkk82 k0,83 8,21
menggunakan Alpha Cronbach menghasilkan nilai koefisien kkk83 0,88 8,52
Alpha lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan Need for Power
keseluruhan variabel adalah reliabel. kkk27 0,51 5,46
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas kkk30 0,59 6,36
kkk32 0,73 7,78
Variabel Cronbach’s Alpha
kkk33 0,73 7,80
Need for Achievement
Risk Taking Propensity
kkk1 0,808
kkk53 0,47 5,50
kkk2 0,798
kkk54 0,59 6,99
kkk3 0,780
kkk55 0,57 7,88
kkk4 0,858
kkk56 0,78 9,25
Self Efficacy
Creativity
kkk75 0,823
kkk69 0,58 7,97
kkk82 0,672
kkk70 0,82 9,65
kkk83 0,699
kkk71 0,70 8,19
Need for Power
kkk74 0,81 9,61
kkk27 0,742
Market Awareness
kkk30 0,762
kkk60 0,57 8,11
kkk32 0,732
kkk61 0,81 9,96
kkk33 0,761
kkk62 0,83 10,24
Risk Taking Propensity
kkk63 0,64 7,70
kkk53 0,842
Intensi Kewirausahaan
kkk54 0,808
eigoal 0,82 9,92
kkk55 0,807
eidoventure 1,22 13,23
kkk56 0,857
eibusiness 0,81 9,89
Creativity
kkk69 0,840
Analisis Model Structural Equation Modelling (SEM)
kkk70 0,811
kkk71 0,814 Penilaian Kelayakan Model
kkk74 0,878 Penilaian kelayakan model dinyatakan sesuai apabila nilai
Market Awareness goodness of fit lebih besar dari cut-off value. Pada penelitian
kkk60 0,867 ini, model dinyatakan sesuai karena seluruh nilai dari
kkk61 0,842 goodness of fit memiliki hasil yang lebih besar dari cut-off
kkk62 0,832 value (Tabel 5).
kkk63 0,860 Tabel 5. Penilaian Kelayakan Model
Intensi Kewirausahaan Goodness of Fit Hasil Cut–off Value
eigoal 0,810
AGFI 0,97  0.90
eidoventure 0,683
eibusiness 0764 NFI 0,92 > 0.90; > 0.95
CFI 1,00 > 0.90; > 0.95
Hasil Uji Validitas IFI 1,16 > 0.90; > 0.95
Hasil uji convergent validity dari variabel intensi RFI 0,90 > 0.90; > 0.95
kewirausahaan, entrepreneurial traits dan entrepreneurial
skills disajikan pada Tabel 4. Pada penelitian ini setiap item
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

Full Model SEM


Berikut adalah Full Model SEM dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil dari Gambar 2 dibawah, dilakukan pengujian hipotesis
terhadap tingkat signifikansi persamaan struktural dalam model.

Gambar 2. Full Model SEM

Uji Hipotesis
1. Dalam pengujian hipotesis ini, peneliti menguji propensity) dan niat untuk menjadi seorang
hubungan antara keempat variabel entrepreneurial pengusaha.
traits dengan variabel intensi kewirausahaan dan 2. Dalam pengujian hipotesis ini, peneliti menguji
mendapatkan hasil sebagai berikut: hubungan antara kedua variabel entrepreneurial skills
Tabel 6. Nilai Uji t Variabel Entrepreneurial Traits dengan variabel intensi kewirausahaan dan
Terhadap Intensi Kewirausahaan mendapatkan hasil sebagai berikut:
Entrepreneurial Traits Uji t Tabel 7. Nilai Uji t Variabel Entrepreneurial Skills
Need for Achievement -0,17 terhadap Intensi Kewirausahaan
Self Efficacy 0,16 Entrepreneurial Skills Uji t
Need for Power -0,86 Creativity 0,03
Risk Taking Propensity -0,01 Market Awareness 0,06

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa keempat Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa kedua indikator
indikator entrepreneurial traits tidak berpengaruh entrepreneurial skills tidak berpengaruh secara
secara signifikan terhadap intensi berwirausaha. Jadi signifikan terhadap intensi kewirausahaan. Jadi dapat
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan
entrepreneurial traits mempengaruhi intensi entrepreneurial skills mempengaruhi intensi
kewirausahaan secara positif ditolak. Hasil penelitian kewirausahaan secara positif ditolak. Hasil dari
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
Indarti & Rostiani (2008), bahwa kebutuhan akan dilakukan oleh Hamidi, Wennberg & Berglund
prestasi atau need for achievement tidak terbukti (2008), bahwa adanya pengaruh yang kuat antara
secara signifikan sebagai prediktor intensi kreativitas (creativity) dan intensi kewirausahaan.
kewirausahaan. Namun hal ini tidak mendukung hasil 3. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai uji t
penelitian yang dilakukan oleh Hassan & Wafa (n.d) antara risk taking propensity, market awareness dan
yang menyatakan bahwa adanya hubungan signifikan intensi kewirausahaan mempunyai nilai yang positif
antara kecenderungan mengambil resiko (risk taking yaitu sebesar 3.50, yang berarti bahwa terdapat
hubungan tidak langsung antara ketiga variabel
AGORA Vol. 1, No. 1, (2013)

tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis Fayolle, A., Gailly B. & Lassas-Clerc, N. (2006). Assessing
diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian the impact of entrepreneurship education programmes:
yang dilakukan oleh Shane & Venkataraman (2000) A new methodology. Journal of European Industrial
dan NSW Act of Fair Trading (2007), yang Training, 30(9), 701-720.
menyatakan bahwa adanya hubungan antara risk Gurbuz, G., & Aykol, S. (2008). Entrepreneurial intentions of
taking propensity, market awareness dan intensi young educated public in Turkey. Journal of Global
berwirausaha (dalam Brown, Beale & White- Strategic Management, 4(1), 47-56.
Johnson, 2011). Hamidi, D.Y., Wennberg, K. & Berglund, H. (2008).
4. Rerata intensi kewirausahaan pada mahasiswa yang Creativity in entrepreneurship education. Journal of
tidak dan belum mendapatkan pendidikan Small Business and Enterprise Development, 15(2),
kewirausahaan lebih rendah (sebesar 0,06) 304-320.
dibandingkan dengan mahasiswa yang telah Hassan, R.A. & Wafa, S.A. (n.d). Predictors towards
mendapatkan pendidikan kewirausahaan, walaupun entrepreneurial intention: A malaysian case study.
nilai ini tidak signifikan pada alpha 5%. Asian Journal of Business and Management Sciences,
1(11), 01-10.
Hermina, U.N., Novieyana, S. & Zain, D. (2011). Pengaruh
IV. KESIMPULAN mata kuliah kewirausahaan terhadap minat mahasiswa
Kesimpulan menjadi wirausaha. Jurnal Eksos, 7(2), 130-141.
1. Variabel entrepreneurial traits dan entrepreneurial Indarti, N. & Rostiani, R. (2008). Intensi kewirausahaan
skills tidak berpengaruh secara signifikan terhadap mahasiswa: Studi perbandingan antara Indonesia,
intensi kewirausahaan. Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis
2. Ada terdapat hubungan tidak langsung antara risk Indonesia, 23(4), 1-26.
taking propensity, market awareness dan intensi Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
kewirausahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa Menengah Republik Indonesia. (2012). Entrepreneur
semakin tinggi risk taking propensity seseorang dan selalu siap hadapi perubahan. Retrieved September 4,
market awareness tinggi, maka akan semakin tinggi 2012, from
tinggi juga intensi kewirausahaan seseorang tersebut. http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_conte
3. Mahasiswa yang mendapatkan pendidikan nt&view=article&id=885:menkop-ukm-entrepeneur-
kewirausahaan cenderung mempunyai intensi selalu-siap-hadapi-perubahan&catid=50:bind-
kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan berita&Itemid=97.
mahasiswa yang tidak dan belum mendapatkan Kristanto, R.H. (2009). Kewirausahaan (Entrepreneurship):
pendidikan kewirausahaan. Pendekatan manajemen dan praktik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Saran Latan, H. (2012). Structural equation modeling: Konsep dan
1. Sebaiknya Universitas Kristen Petra memberikan aplikasi menggunakan program LISREL 8.80.
pendidikan kewirausahaan bagi seluruh mahasiswa Bandung: Alfabeta.
guna untuk memberikan dasar kewirausahaan bagi Oosterbeek, H., Praag, M.V. & Ijsselstein, A. (2008). The
setiap mahasiswa sebagai bekal untuk berprofesi impact of entrepreneurship, education on
setelah lulus kuliah, karena dengan mendapatkan entrepreneurship, competencies and intentions: An
pendidikan kewirausahaan dapat membentuk intensi evaluation of the junior achievement student mini-
kewirausahaan mahasiswa untuk berwirausaha dan company program. Discussion Paper, No. 3641.
menjadi seorang entrepreneur. Saravanakumar, M. & Saravanan, S. (2012). Entrepreneurship
2. Sebaiknya Universitas Kristen Petra mengembangkan education shaping entrepreneurial intention. European
jenis pendidikan kewirausahaan dalam wujud Journal of Social Sciences, 33(2), 317-323.
pengembangan jaringan dan pendampingan serta Suruji, A. (2010). Me-mandiri-kan anak bangsa. Retrieved
penyediaan sumberdaya bagi mahasiswa, di mana September 4, 2012, from
selama ini jenis pendidikan yang telah didapatkan http://cetak.kompas.com/read/2010/01/30/02391820/.m
oleh mahasiswa adalah jenis pendidikan kuliah dan e-mandiri-kan..anak.bangsa.
seminar. Turker, D. & Selcuk, S.S. (2008). Which factors affect
entrepreneurial intention of university students?.
Journal of European Industrial Training, 33(2), 142-
DAFTAR PUSTAKA 159.
Bandura, A. (1986). Social foundation of thought and action: Wibowo, M. (2011). Pembelajaran kewirausahaan dan minat
a social cognitive theory. Englewood Cliffs, New wirausaha lulusan SMK. Eksplanasi, 6(2), 109-122.
Jersey: Prentice-Hall. Xue, F.T., David, Y.K.T. & Liang, C.L. (2011). Factors
Brown, U.J., Beale, R.L. & White-Johnson, S. (2011). influencing entrepreneurial intention among university
Perceptions of entrepreneurial intentions & risk students. International Journal of Social Sciences and
propensity: Self reliance and self efficacy in college Humanity Studies, 3(1), 487-496.
students to encourage knowledge. Review of Business
Research, 11(5), 169-177.

Anda mungkin juga menyukai