Anda di halaman 1dari 11

Kiat BISNIS Volume 5 No.

3 Desember 2013

ANALISIS PENGARUH INTERAKSI PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN


EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

Sarwono Nursito
Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Klaten
sarwononursito@yahoo.com

Arif Julianto Sri Nugroho


Fakultas Ekonomi Universitas Widya Dharma Klaten
Arifjulianto72@yahoo.com

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan kegiatan kewirausahaan mahasiswa.


Untuk mencapai terebut maka dijabarkan dalam target khusus, yaitu mengetahui berbagai faktor
yang mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa. Secara spesifik, target khusus penelitian
ini adalah mengetahui bagaimanakah pengaruh interaksi antara pengetahuan yang didapat dari
Pengetahuan kewirausahaan dengan efikasi diri terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.
Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan tahapan-tahapan yang menjadi rencana penelitian
yang akan dijalankan. Pengembangan instrumen penelitian untuk mengukur berbagai variabel
yang diteliti, termasuk pula didalamnya uji coba instrumen merupakan langkah awal penelitian.
Setelah data terkumpul, tahapan selanjutnya adalah analisis data untuk menguji hipotesis
penelitian untuk mengetahui pola hubungan antar variabel. Proses penelitian diakhiri dengan
pembahasan terhadap temuan penelitian dan penarikan simpulan berdasarkan hasil yang
didapatkan.
Keywords:kewirausahaan, intensi kewirausahaan, pengetahuan kewirausahaan, Pengetahuan
kewirausahaan, efikasi diri, mahasiswa

PENDAHULUAN Indonesia hanya sekitar 0,2% dari total


penduduk.
Latar Belakang
Kondisi di atas diperparah dengan
Kewirausahaan diyakini dapat menjadi tingkat pengangguran yang justru lebih banyak
faktor pendorong kemajuan suatu negara. disumbang oleh pengangguran terdidik.
Diperlukan setidaknya 2% wirausahawan dari Menurut data BPS, sampai bulan Agustus 2012
total jumlah penduduk untuk menjadikan suatu penganggur dengan latar belakang Pengetahuan
negara maju dan mandiri. Hal tersebut dapat D3 dan S1 mencapai sekitar 12,12% dari total
dipahami karena sejumlah kecil wirausahawan angkatan kerja. Tidak seimbangnya jumlah
tersebut dapat menciptakan lapangan pekerjaan lapangan kerja dengan pencari kerja, dimana
yang akan memberikan efek positif bagi lulusan Pengetahuan tinggi yang terus
perekonomian. Apabila dibandingkan dengan bertambah tidak diikuti dengan kemampuan
jumlah penduduk Indonesia, yaitu sekitar 237 pasar tenaga kerja untuk menyerap lulusan,
juta jiwa pada tahun 2010 menurut BPS, maka menjadi faktor utama tingginya angka
2% bukanlah jumlah yang besar. Namun pengangguran terdidik tersebut.
demikian, realitasnya jumlah wirausahawan di

201
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

Rendahnya minat berwirausaha yang pengaruh efikasi diri terhadap intensi


tercermin dari sedikitnya jumlah wira-usahwan kewirausahaan. Hal tersebut menjadi research
perlu mendapatkan perhatian serius dari gap yang membuka peluang bagi penelitian
pemerintah. Konsep berpikir untuk mencari lebih lanjut. Oleh karena itu penelitian ini
kerja setelah lulus kuliah perlu diubah menjadi dilakukan untuk mengklarifikasi perbedaan
menciptakan pekerjaan. Di sinilah pentingnya yang ada dan menjelaskan faktor apakah yang
Pengetahuan kewirausahaan yang diharapakan mempengaruhi intensi kewirausahaan.
dapat memberikan bekal pengetahuan
Rumusan Masalah
kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Intensi kewirausahaan dapat menjadi
Pengetahuan kewirausahaan diharapkan
prediktor perilaku kewirausahaan yang akan
memberikan landasan teoritis tentang konsep
memunculkan wirausahawan baru. Faktor
kewirausahaan, membentuk pola pikir, sikap,
internal dan eksternal dari individu ditenggarai
dan perilaku seorang wirausahawan.
berperan penting terhadap terbentukya intensi
Walaupun demikian, muncul kewirausahaan. Oleh karena itu perlu diketahui
pertanyaan : apakah Pengetahuan bagaimanakah pola pengaruh faktor-faktor
kewirausahaan menjadi satu-satunya faktor tersebut.
penentu munculnya minat atau intensi terhadap
Intensi kewirausahaan yang dianalisis
kewira-usahaan?. Menurut Kalla (2011),
dalam penelitian ini adalah intensi
Pengetahuan penting untuk mempersiapkan
kewirausahaan mahasiswa yang dipengaruhi
calon wirausahwan, namun demikian
faktor eksteral dan internal. Faktor eksternal
Pengetahuan tidak serta merta akan melahirkan
adalah Pengetahuan kewirausahaan telah
seorang wirausahawan. Hal ini menunjukkan
diterima di perguruan tinggi yang memberikan
bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi
pengetahuan kewirausahaan kepada mahasiswa,
intensi kewirarausahaan.
sedangkan faktor internal adalah efikasi diri,
Selain Pengetahuan sebagai faktor yaitu kepercayaanatau keyakinan individu akan
eksternal yang berasal dari luar indivdu, kemampuan diri untuk menjalankan kegiatan
terdapat pula faktor internal yang juga kewirausahaan.
berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
Salah satu faktor internal tersebut adalah efikasi dirumuskan permasalah penelitian. Masalah
diri, yang merupakan kepercayaan sese-orang penelitian yang akan dianalisis lebih lanjut
atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
suatu pekerjaan. Menurut Indarti dan Rostiani
1. Bagaimanakan pengaruh pengetahuan
(2008), kepercayaan pribadi tersebut memiliki
kewirausahaan terhadap intensi
peran penting dalam pengembangan minat,
kewirausahaan mahasiswa?
termasuk minat berwirausaha.
2. Bagaimanakah pengaruh efikasi diri
Terdapat perdebatan mengenai : apakah terhadap intensi kewirausahaan
kewirausahaan dapat diajarkan atau tidak. Satu mahasiswa?
pihak menyakini bahwa kewirausahaan tidak 3. Bagaimanakah pengaruh interaksi
dapat diajarkan karena wirausaha lahir dengan pengetahuan kewirausahaan dan efikasi
bakat alaminya, sedangkan pihak lain diri terhadap intensi kewirausahaan
manyakini bahwa kewirausahaan adalah sikap mahasiswa?
mental yang dapat dibentuk melalui
Hipotesis Penelitian
Pengetahuan (Lupiyohadi, 2007; Drucker,
1996). Selain itu, hasil penelitian tentang Untuk menjawab berbagai permasalahan
kewirausahaan kaitannya dengan efikasi diri penelitian yang dikemukakan di atas, maka
juga menunjukkan perbedaan. Menurut Indarti diajukan jawaban sementara yang akan diuji
dan Rostiani (2008), efikasi diri mempengaruhi kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian
intensi kewirausahaan, sedangkan Segal (2005) adalah :
dan Wijaya (2008) menyatakan tidak terdapat

202
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan tinggi. Dalam hal ini pengambil kebijakan dapat
dari pengetahuan kewirausahaan terhadap mengembangkan kegiatan kewirausahaan
intensi kewirausahaan mahasiswa? dengan tidak hanya membekali calon
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan wirausahawan dengan kemampuan teknis (hard
dari efikasi diri terhadap intensi skills) kewirausahaan melalui Pengetahuan saja,
kewirausahaan mahasiswa? akan tetapi juga perlu memperhatikan aspek
3. Interaksi antara pengetahuan soft skills untuk mengembangkan keyakinan
kewirausahaan dan efikasi diri akan diri calon wirausahawan untuk memilih dan
berpengaruh secara positif dan signifikan mengembangkan kegita kewirausahaan mandiri.
terhadap intensi kewirausahaan
mahasiswa?
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Penelitian
Intensi Kewirausahaan
Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui berbagai faktor yang
Secara harfiah intensi bermakna niat.
mempengaruhi intensi kewirausahaan di
Konsep mengenai intensi dapat dijelaskan
kalangan mahasiswan Tujuan umum tersebut
dengan beberapa teori. Dalam theory reasined
selanjutnya dijabarkan dalam tujuan-tujuan
action, intensi seseorang terhadap perilaku
spesifik, yaitu :
dibentuk oleh dua faktor utama yaitu sikap
1. Mengetahui pengaruh pengetahuan perilaku tertentu dan norma subjektif. Sikap
kewirausahaan terhadap intensi merupakan evaluasi atau penilaian positif atau
kewirausahaan mahasiswa. negatif seseorang terhadap sejumlah keyakinan
2. Mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap terhadap objek tertentu. Sedangkan norma
intensi kewirausahaan mahasiswa. subjektif yaitu sejauh mana keinginan individu
3. Mengetahui pengaruh interaksi memenuhi harapan dari sejumlah pihak yang
pengetahuan kewirausahaan dan efikasi diri dianggap pen-ting berkaitan dengan perilaku
terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa. tertentu (Fishbein dan Ajzen, 1975). Dalam hal
ini intensi merupakan fungsi dari sikap yang
Manfaat Penelitian
akan ditampilkan dalam bentuk perilaku atau
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dapat pula dipahami sebagai kemungkinan
melalui penelitian ini. Penelitian tentang intensi subjektif individu untuk berperilaku tertentu.
kewirausahaan yang telah dilakukan selama ini Intense merupakan mediator pengaruh berbagai
kebanyakan hanya menguji hubungan langsung faktor motivasi yang berdampak pada suatu
dari berbagai variabel terhadap intensi perilaku.
kewirausahaan. Penelitian ini tidak hanya
Teori lain yang menjelaskan intensi
menguji hubungan langsung berbagai faktor
dadalah yaitu theory planned behavior yang
terhadap intensi kewirausahaan, akan tetapi
merupakan perluasan dari theory reasined
menguji pengaruh interaksi antara Pengetahuan
action degan menambahkan perceived
kewirausahaan dan efikasi diri terhadap intensi
behavioral control yang merupakan persepsi
kewirausahaan. Pengujian pengaruh dari dua
terhadap kemudahan atau kesulitasn dalam
aspek, yaitu eksternal dan internal tersebut
pemenuhan kepentingan keperilakuan (Ajzen,
diharapkan data menjelaskan pola hubungan
1991). Teori ini memposisikan intensi sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi intensi
penentu utama dari sebuah perilaku dan
kewirausahaan. Inilah yang menjadi salah satu
merupakan aspek psikologis yang berpengaruh
kontribusi penelitian ini bagi ilmu pengetahuan.
terhadap perilaku atau tindakan seseorang
Penelitian ini juga diharapkan dapat (Elliot et al., 2003). Menurut teori ini, intensi
bermanfaat bagi instansi terkait. Hasil adalah kecenderungan seseorang untuk memilih
penelitian ini diharapakan menjadi bahan melakukan atau tidak melakukan suatu
pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pekerjaan.
pada sektor ketangakerjaan dan Pengetahuan

203
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

Berdasarkan pembahasan meengenai berbagai tantangan hidup. Menurut Suryana


intensi secara umum seperti di atas, maka dapa (2003), kewirausahaan diajarkan sebagi suatu
disimpulkan bahwa intensi kewirausahaan disiplin ilmu karena kewira-usahaan memiliki
adalah faktor subjektif individu yang nampak badan pengetahuan yang utuh dan nyata,
dalam bentuk suatu keinginan yang kuat untuk memiliki dua konsep yaitu venture start-up dan
menjadi seorang wirausahawan. Menurut (Katz venture growth serta memiliki objek tersendiri
dan Gartner, 1988), intensi kewirausahaan yaitu kemampuan menciptakan sesuatu.
dapat diartikan sebagai proses pencarian
Pengetahuan kewirausahaan yang
informasi yang dapat digunakan untuk
memiliki peran penting bagi tumbuhnya minat
mencapai tujuan pembentukan suatu usaha.
wirausaha dapat diklasifikasn dalam 4 kategori.
Intensi kewirausahaan adalah keadaan berfikir
Menurut Alcade et al., (2002) , kategori
yang secara langsung dan mengarahkan
tersebut adalah : entrepreneurial awareness
perilaku individu ke arah pengembangan dan
education, dimana kategori Pengetahuan ini
implementasi konsep bisnis yang baru.
memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah
Intensi kewirausahaan adalah prediksi orang yang memiliki pengetahuan yang
yang dapat dipercaya untuk mengukur perilaku memadai tentang kewirausahaan. Pengetahuan
kewirausahaan dan aktivitas kewirausahaan ini mengarahkan ke satu elemen yang
(Krueger et al. 2000). Seseorang dengan intensi menentukan minat, misalnya pengetahuan,
untuk memulai suatu usaha akan memiliki keinginan maupun kemungkinan untuk
kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam melakukan kegiatan kewirausahaan. Kategori
usaha yang dijalankan dibandingkan seseorang kedua adalah education for start-up, kategori
tanpa intensi untuk memulai usaha. Manifestasi Pengetahuan kewirausahaan yang difokuskan
dari hal tersebut ditunjukkan dalam kemauan pada aspek praktik yang spesifik pada tahap
yang keras untuk memilih kewirausahaan permulaan usaha, misalnya bagaimana
sebagai pilihan pekerjaan dan mempersiapkan mendapatkan modal usaha, aspek legalitas
diri untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, wirausaha dan lain-lain. Kategori ketiga adalah
menurut Choo dan Wong (2006),melalui education for entrepreneurial dynamism, tujuan
intensi kewirausahaan dapat diprediksi individu dari Pengetahuan kewirausahaan kategori ini
mana saja yang akan menjadi wirausahawan. adala tidak alagi untuk menumbuhkan minat
akan tetapimengembangkan perilakku yang
Pengetahuan dan Pengetahuan dinamis untuk memajukan kegiatan
Kewirausahaan kewirausahaan yang telah dilalukan. Kategori
Pengetahuan kewiraushaan yang teralhir adalah
Pengetahuan diyakini dapat continuing education for entrepreneur.
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki Kategori Pengetahuan kewirausahaan ini
manusia. Dengan Pengetahuan, kekuatan difokuskan untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, daya moral maupun daya sosial wirausahan yang telah ada.
dapat dikembangkan. Selain itu melalui
Sebagaimana Pengetahuan lainnya,
Pengetahuan pula, pengetahuan, sikap dan
Pengetahuan kewirausahaan memiliki tujuan-
keterampilan dapat ditingkatkan. Pengetahuan
tujuan tertentu. Menurut Alberti et al., (2004)
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
tujuan dari Pengetahuan kewirausahaan adalah :
sadar, yang bertujuan untuk mengubah tingkah
untuk memperoleh pengetahuan yang
laku seseorang. Kegiatan Pengetahuan tersebut
berhubungan erat dengan kewirausahaan;
perlu dirancang, diatur, dimonitor sedemikian
memperoleh ketrampilan dalam menggunakan
rupa dan dievaluasi agar mampu mencapai
teknik, analisis situasi usaha, dan menyusun
tujuan yang telah ditentukan.
rencana kerja; mengidentifikas motivasi,
Pengetahuan kewirausahaan merupakan potensi, bakat dan ketrampilan kewirausahaan
suatu disiplin ilmu yang mempelajari nilai, dan megembangkannya; menghilangkan resiko
kemampuan dan perilaku dalam menghadai yang terdapat di dalam teknik analisis;

204
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

mengembangkan empati dan dukungan bagi Efikasi diri mempunyai berbagai sumber
aspek unik dalam kewirausahaan; merubah dalam proses pembentukannya dalam diri
sikap dan pemikiran yang salah terhadap seseorang. Menurut Luthans (2007), terdapat
perubahan; mendorong munculnya usaha baru; beberapa sumber bagi terbentuknya efikasi diri.
dan menstimulasi elemen sosialisasi afektif. Sumber pertama adalah pengalaman sukses
yang terjadi berulang-ulang. Pengalaman sukses
Pengetahuan memiliki peran yang sangat
ini dipandang sebagai cara yang sangat efektif
penting dalam aspek kehidupan manusia.
untuk mengembangkan rasa yang kuat efikasi
Secara umum, pengetahuan didefinisiskan
diri karena kesuksesan akan membangun efikasi
swebagai segala sesuatau yang diketahui atau
diri dalam individu. Kesulitan dan hambatan
berkenaan dengan segala sesuatu. Pengetahuan
yang dihadapi akan mengajarkan keyakinan
memungkinkan manusia mengembangkan
bahwa kesuksesan membutuhkan usaha keras
ketrampilan yang berguna bagi kehidupan.
sekaligus memberikan kesempatan untuk
Demikian halnya dengan pengetahuan mencapai kesuksesan dengan memperbaiki
kewirausahaan, juga memiliki peran yang kemampuan mengendalikan situasi dengan
sangat penting kegiatan kewirausahaan. lebih baik (Bandura, 1997), hal ini akan
Menurut Hisrich (2008), pengetahuan menjaid sumber munculnya efikasi diri.
kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya
Sumber terbentunya efikasi diri yang
kewirausahaan yang terdapat didalam diri
kedua, pembelajaran melalui pengamatan
individu. Terdapat beberapa bentuk
secara langsung,dimana seseorang akan
pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang
memperkirakan keahlian dan perilaku yang
wirausahawan (Suryana, 2008), yaitu :
relevan untuk dijadikan contoh dalam
pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis
mengerjakan tugas. Dengan mengamati dan
dan pengetahuan akan lingkungan usaha di
meakukan pemodelan terhadap individu lain,
sekitarnya yang akan mempengaruhi kegiatan
seseorang dapat belajar dari orang lain tersebut.
wirausaha; pengetahuan tentang peran dan
Menurut Bandura (1997), jika seseorang
tanggung jawab; pengetahuan tentang
melihat orang lain sukses dengan usaha yang
kepribadian dan tanggung jawab; dan
tekun, maka orang tersebut juga akan
pengetahuan yang terkahir adalah pengetahuan
menyakini bahawa ia juga mampu mencapai
tentang manajemen dan organisasi bisnis.
sukses. Penilaian atas keahlian yang
dimilikinya juga dilakukan, untuk mengetahui
Efikasi Diri
besar usaha yang harus dikeluarkan dalam
Definisi klasik untuk konsep efikasi diri rangka mencapai keahlian yang dibutuhkan.
adalah kemampuan seseorang atas kemampuan
Sumber ketiga bagi terbentuknya efikasi
dirinya untuk meyelesaikan suatu pekerjaan
diri adalah persuasi sosial. Efikasi diri
(Bandura, 1977). Dalam perkembangan
individu dapat lebih ditumbuhkan melalui
selanjutnya, Bandura dan Wood (1989),
mekanisme persuasi sosial melalui orang lain
mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan
yang dianggap lebih memiliki kompetensi.
terhadap kemampuan seseorang untuk
Dalam hal ini persuasi sosial memungkinkan
menggerakkan motivasi, sumber kognitif, dan
penyajian informasi yang terkait dengan
serangkain tindakan yang diperlukan untuk
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan
memenuhi tuntutan situasi. Pada tahap selanjut,
suatu pekerjaan. Sumber efikasi diri yang
Bandura (dalam Luthans, 2007) meyatakan
keempat adalah penilaian terhadap status
bahawa efikasi diri adalah suatu justifikasi
psikologis yang dimiliki. Hal ini berarti bahwa
personal atau keyakinan bagaimana baiknya
seseorang sudah seharusnya meningkatkan
seseorang dalam mengeksekusi sejumlkah
kemampuan emosional dan fisik serta
tindakan yang diperlukan untuk menyesuaikan
mengurangi tingkat stress.
terhadap situasi.
Efikasi diri dalam dari seseorang dapat
mengalami perkembangan. Menurut Omrod

205
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

(2009), terdapat beberapa faktor yang Penelitian Sebelumnya


mempengaruhi perkembangan efikasi diri.
Penelitian untuk melihat aspek intensi
Faktor-faktor tersebut adalah : keberhasilan dan
kewirausahaan seseorang telah mendapat
kegagalan sebelumnya. Keberhasilan
perhatian cukup besar dari banyak peneliti.
mengembangkan efikasi diri, namun bukan
Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang
berarti sebaliknya kalau terjadi kegagalan.
saling mendukung, sementara penelitian lain
Kegagalan dapat pula mengembangkan efikasi
memberikan hasil yang bertolak belakang
asala dikelola dengan baik. Faktor selanjutnya
terkait pola dan hubungan varie=abel yang
adalah pesan yang disampaikan orang lain
diteiti dalam kaitannya dengan intense
bahwa seseorang akan suskses, misalnya pesan
kewirausahaa.
yang disampaiakan oleh pengajar atau lainnya.
Faktor lain adalah keberhasilan dan kegagalan Beberapa penelitian tersebut antara lain :
orang lain. Hal ini dapat mengembangkan penelitian Linan (2004), penelitian Indarti dan
efikasi diri karena kegagalan orang lain menjadi Rosianti (2008) menemukan hasil bahwa
pembelajaran bagi seseorang, sedangkan efikasi diri berpengaruh secara posistif terhadap
keberhasilan orang lain akan memacu individu intensi kewirausahaan. Sementara itu, hasil
untuk dapat pula mencapai kesusksesan. Faktor penelitian yang berbeda ditunjukkan dalam
terkahir bagi perkembangan efikasi diri adalah penelitian Segal (2005) dan penelitian Wijaya
keberhasilan dan kegagalan kelompok yang (2008) yang menunjukkan hasil efikasi diri
lebih besar. tidak mempengaruhi intensi kewirausahaan.
Efikasi memiliki penagaruh penting METODE PENELITIAN
terhadap individu, menurut Cromie (2000), Jenis dan Cara Pengumpulan Data
efikasi diri mempengaruhi keyakinan seseorang
pada tercapai atau tidaknya sujuan yang telah Penelitian ini meggunakan data primer,
ditetapkan. Sementara itu, Bandura (1997) yaitu data primer, yaitu data yang terkait
meyakini bahwa efikasi menentukan apakah dengan variabel yang diteliti. Data ini
seseorang akan menunjukkan perilaku tertentu, dikumpulkan dengan kuesioner penelitian yang
sekuat apa seseorang tersebut dapat bertahan diperoleh dari sumber yang memiliki
pada saat menghadapi kesulitan dan bagaimana pengetahuan tantang topik yang diteliti.
kesuksesan atau kegagalan dalam mejalankan Penelitian juga menggunakan data data
tugas akan merimbas pada perilakunya di masa sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
depan. sumber-sumber kepustakaan berupa catatan,
arsip, dokumen.
Keyakinan seseorang akan kemampuan
diri untuk berwirausaha akan berpengaruh Metode Pengambilan Sampel
terhadap keinginan seseorang untuk Pengambilan sampel menggunakan
berwirausaha. Demikian halnya dalam diri metode purposive sampling, dimana peneliti
mahasiswa. Dalam hal ini, menurut Linan dapat memilih anggota sampel yang memenuhi
(2004), terdapat sejumlah indikator yang dapat kriteria tertentu (Cooper dan Schidler, 2006).
digunakan untuk mendeteksi efikasi diri Kriterianya adalah mahasiswa yang telah
mahasiswa dalam berwirausaha. indikator- mengambil mata kuliah kewirausahaan, dengan
inidikator tersebut adalah : kemungkinan pertimbangan mahasiswa tersebut telah
bertahan setelah mendirikan usaha, memiliki pengeta-huan kewirausahaan. Jumlah
kemungkinan sukses setelah pendirian usaha, responden yang direncanakan akan digunakan
memiliki kuailtas untuk menjadi seorang sebagai anggota sampel dalam penelitian ini
wirausahawan, tingkat kesulitasn menjadi adalah 200 mahasiswa, dimana hal ini telah
wirausaha, jumlah pelatihan yang mencukupi memenuhi kriteria untuk kebanyakan penelitian
untuk menjadi wirausahawan. (Sekaran, 2006).
Variabel Penelitian

206
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

Variabel penelitian diukur dengan b. Uji Reliabilitas. Uji ini dilakukan untuk
instrumen penelitian yang dikembangkan dalam mengetahui apakah pengukuran telah bebas
penelitian sebelumnya. Adapun varabel- dari error sehingga memberikan hasil
variabel dalam penelitian ini adalah : pengukuran yang konsisten pada berbagai
kondisi yang berbeda dan pada tiap butir
1. Intensi Kewirausahaan
instrumen. Reliabilitas dapat diukur dengan
Didefinisikan sebagai kesungguhan niat Cronbach’s Alpha yang mencerminkan
seseorang untuk melakukan perbuatan atau konsistensi internal suatu alat ukur.
memunculkan suatu perilaku tertentu, yaitu Menurut Hair et al., (2006), untuk
berwirausaha. menentukan reliabilitas suatu instrumen
2. Pengetahuan Kewirausahaan penelitian, Cronbach’s Alpha harus lebih
besar dari 0,70.
Variabel ini didefinisikan sebagai tingkat
pengetahuan sebagai hasil belajar setelah Analisis Data
mengikut proses Pengetahuan Analisis data untuk yang digunakan untuk
kewirausahaan yang diperlukan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini
memulai dan menjalankan usaha. dilakukan dengan moderated regression
3. Efikasi Diri analysis (MRA). Metode ini adalah regresi
dengan pendekatan interaksi yang bertujuan
Variabel ini didefinisikan sebagai penilaian untuk menjelaskan bahwa variasi pada
diri terhadap kemampuan diri untuk dependen dipengaruhi oleh interaksi antara dua
mengatur dan melaksanakan tindakan yang variabel independen.
diperlukan untuk mencapai kinerja yang
ditetapkan.
Uji Instrumen Penelitian ANALISIS DATA

Untuk meyakinkan bahwa pengukuran Pengumpulan data dan Sampel Penelitian


yang digunakan adalah tepat, maka perlu Pengambilan sampel menggunakan
pengujian terhadap kualitas data. Menurut Hair metode purposive sampling, dengan kriteria
et al (1998) kualitas data dihasilkan dari mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah
penggunaan instrumen penelitian dapat kewirausahaan. Mahasiswa yang menjadi
dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. resopnden penelitian diambil dari beberapa
a. Uji validitas. Dalam penelitian ini uji perguruan tinggi swasta di wilayah Surakarta
validitas yang digunakan adalah uji (Unwidha Klaten, Stikes Klaten, Uniba
validitas konstruk dengan mengkorelasikan Surakarta, Univet Sukoharjo, Unisri Surakarta,
skor masing-masing item perntayaan dalam USB Surakarta dan lain-lain).
kuesioner dengan skor totalnya. Data dikumpulkan dengan kuesioner
Pengukuran validitas dalam penelitian ini yang didistribusikan kepada mahasiswa-
menunjukkan varians dari indikator yang mahasiswa tersebut. Adapun hasil penyebaran
diekstraksi oleh variabel laten yang kuesioner dan jumlah kuesioner yang dapat
dikembangkan dan nilai variance extract digunakan dalam peneleitian ini adalah sebagai
yang dapat diterima adalah minimal 0,50. berikut :

207
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

Tabel.1
Hasil Penyebaran Kuesioner

Kuesioner yang disebar 250


Kusioner yang dapat diambil dan diisi 211
Tingkat pengembalian/response rate 84,4%
Kuesioner tidak diisi lengkap 26
Total kuesioner yang diolah 185

Dari table 1 di atas dapat dilihat nahwa Uji validitas dilakukan untuk
respon rate cukup tinggi, yaitu 84,4%. mengetahui kehandalan questioner dalam
Kuesioner yang akan diikutsertakan dalam mengukur apa yang seharusnya diukur.
analisis selanjutnya adalah sejumlah 185 Pengukuran validitas dalam penelitian ini
kuesioner. menunjukkan jumlah varians dari indikator
yang diekstraksi oleh variable/konstruk laten
yang dikembangkan. Nilai variance exstract
Hasil Uji Instrumen Penelitian yang dapat diterima adalah 0,50. Hasil uji
validitas disajikan pada table 2 sebagai berikut.
Uji Validitas

Tabel.2
Hasil Uji Validitas
Variance
Variabel
Extract
Pengetahuan Kewirausahaan 0,58
Efikasi Diri 0,67
Intensi Kewirausahaan 0,62

variabel Pengetahuan kewirausahaan adalah


Hasil uji validitas yang disajikan pada
0,785, sedangkan variabel efikasi diri memiliki
tabel di atas menunjukkan bahwa nilai variance
nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,852.
extract untuk seluruh variabel penelitian telah
Sementara itu nilai Cronbach’s Alpha untuk
memenuhi kriteria yang disyaratkan. Hal
variabel intensi kewirausahaan adalah 0,804.
tersebut menunjukkan bahwa jumlah variance
Hal tersebut menunjukkan bahwa semua
dari indikator yang diekstraksi oleh
variabel dalam penelitian ini dinyatakan
konstruk/variabel laten telah mampu mengukur
reliabel. Hasil uji reliabilitas disajikan pada
apa yang seharusnya diukur.
tabel di bawah ini.
Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang
dilakukan, nilai Cronbach’s Alpha untuk

208
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s
Variabel
Alpha
Pengetahuan Kewirausahaan 0,785
Efikasi Diri 0,852
Intensi Kewirausahaan 0,804

yang baik dan dapat digunakan untuk


Hasil Analisis data dan Pengujian Hipotesis
memprediksi nilai variabel intensi
Dari analisis data yang dilakukan kewirausahaan.
didapatkan hasil nilai F = 23,985 dengan
signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan
bahwa model regresi memiliki goodness of fit
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi

Unstandardized Sstandardized
Variabel Coeffisien Coeffisien t Sig.
B Std. Error
Konstanta 1.974 .326 6.827 .000
Pengetahuan Kwu .376 .112 .316 4.530 .001
Efikasi Diri .425 .148 .421 4.832 .001
PKwu x Efikasi Diri .120 .038 .479 2.921 .004.

Tabel di atas menunjukkan hasil SIMPULAN DAN SARAN


pengujian hipotesis penelitian. Hasil yang
Simpulan
didapatkan menunjukkan bahwa nilai koefisien
Pengetahuan kewirausahaan adalah 0,376 , t = Berdasarkan pada hasil pengujian dan
4,530 dengan signifikasi 0,001. Sedangkan nilai analisis data, maka simpulan dalam penelitian
koefisien efikasi diri adalah 0,425 , t = 4,832 ini adalah: Pengetahuan kewirausahaan diterima
dengan signifikasi 0,001. Hal ini menunjukkan dan membentuk pengetahuan kewirausahaan
bahwa Pengetahuan kewirausahaan dan efikasi mahasiswa berpengaruh secara positif dan
diri berpengaruh secara positif dan signifikan signifikan terhadap intense kewirausahaan
terhadap intense kewirausahaan. mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai
koefisien Pengetahuan kewirausahaan yaitu
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa
0,376 , t = 4,530 dengan signifikasi 0,001.
nilai koefisien interaksi antara Pengetahuan
Selain Pengetahuan kewirausahaan, intense
kewirausahaan dengan efikasi diri adalah 0,120,
kewirausahaan mahasiswa juga dipengaruhi
t = 2,921 dengan signifikansi sebesar 0,004.
oleh faktor internal dalam diri mahasiswa, yaitu
Hal tersebut menunjukkan bahwa interaksi
efikasi diri. Hal ini ditunjukkan oleh hasil
antara Pengetahuan kewirausahaan dengan
analisis yang memberikan hasil nilai koefisien
efikasi diri berpengaruh secara positif terhadap
efikasi diri adalah 0,425 , t = 4,832 dengan
intense kewirausahaan dengan nilai yang
signifikasi 0,001. Selanjutnya, interkasi dua
signifikan.
faktor tersebut yaitu Pengetahuan
kewirausahaan dan efikasi diri, juga
berpengaruh secara positif dan signifikan

209
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

terhadap intense kewirausahaan mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis terhadap data,


Pengaruh interaksi tersebut dapat dilihat dari maka dalam rangka untuk menumbuhkan
nilai koefisien interaksi antara Pengetahuan intense kewirausahaan di kalangan generasi
kewirausahaan dengan efikasi diri adalah 0,120, muda, secara khusus mahasiswa agar tercipta
t = 2,921 dengan signifikansi sebesar 0,004. wirausahawan-wirausahawan muda yang
intelek, maka disarankan bahwa Pengetahuan
Saran
kewirausahaan yang akan membekali
Penelitian ini bertujuan untuk mahasiswa dengan pengetahuan kewirausahaan
menganalisis berbagai faktor yang berpengaruh memang seharusnya dijalankan dan
terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa. ditingkatkan. Selain itu, peningkatan
Faktor tersebut dapat dikatakan sebagai faktor kepercayaan mahasiswa bahwa mereka mampu
eksternal, yaitu Pengetahuan kewirausahaan memulai dan menjalankan usaha sebagai
dan faktor intenal, yaitu efikasi diri. Selain tu, cerminan efikasi diri mahasiswa juga perlu
penelitian ini juga menganalisis ditingkatkan dengan melalui berbagai program
bagaimananakah pengaruh interaksi antara dua pengembangan.
faktor tersebut terhadap intensi kewirausahaan
mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1991). “The Theory of Planned Cooper, D.R., and Schindler, P.S. (2006).
Behavior”. Organizational Behavior and “Business Research Methods”. 9th Edition,
Human Decision Process, 50, 179-211. McGraw‐Hill Irwin.
Alberti F., Sciascia S., and Poli, A, (2004). Cromie, S., (2000). “Assessing entrepreneurial
“Entrepreneurship Education: Notes on an inclinations: some approaches and
Ongoing Debate”. 14th Annual IntEnt empirical evidence”. European Journal of
Conference University of Napoli Federico Work and Organizational Psychology 9 (1)
II Italy. 7-10.
Alcalde, F.L., Martín, D.M., González, R. Elliot , M.A, Armitage, C.H and Baughan, C.J.
(2002). “Characteristics of nascent (2003). “Drievrs Compliance eith Speed
entrepreneurs in Germany”. 42nd ERSA Limits : An Application of the Theory of
Conference. Dortmund (Germany), 27-31 Planned Behavior”. Journal of Applied
August 2002 Psyhchologi. 88 (5) pp 964-972.
Bandura, A and Wood, R.E. (1989). “Effect of Hair, J.F., Anderson, R.L., Tatham, and W.C.,
perceived controllability and performance Black. (2006). “Multivariate Data
standards on self-regulation of complex Analysis”. 6th Edition. Upper Saddle River,
decision-making”. Journal of Personality New Jersey, Prentice Hall, Inc.
and Social Psychology, 56(5), 805 - 814.
Hisrich, R.D., Peters, M.P., and Shepherd, D.A.
Bandura, A. (1997). Self Efficacy : The Exercise (2008). Kewirausahaan Edisi 7. Edisi
of Control. New York: Freemanand Bahasa Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Company.
Indiarti, N. dan Rostianti R. (2008). “Intensi
Choo, S., dan M. Wong, (2006). Kewirausahaan Mahasiswa: Studi
“Entrepreneurial intention: triggers and Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan
barriers to new venture creations in Norwegia”. Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Singapore”. Singapore Management Indonesia, Vol. 23, No. 4.
Review 28 (2): 47-64.

210
Kiat BISNIS Volume 5 No. 3 Desember 2013

Kalla, M.Y. (2011). “Kemajuan Bangsa,


Pengetahuan dan Kewirausahaan”. Pidato
Ilmiah pada penganugrahan gelar Doktor
Honoris Causa. Universitas Pengetahuan
Indonesia. 17 Maret 2011.
Katz, J., dan W. Gartner, (1988). “Properties of
emerging organizations”. Academy of
Management Review 13 (3): 429-441.
Krueger, N. F. Jr., Reilly, M. D., and Carsrud,
A. L. (2000). Competing models of
entrepreneurial intentions. Journal of
Business Venturing, 15, 411- 432.
Linan, F. (2004). “”Intention-based Model of
Entrepreneurship Education”. Annual
IntEnt Conference 2004. Naples Italy.
Lupiyohadi, R. (2007). Entrepreneurship : From
Mindset to Strategy. Jakarta: LP FE UI.
Luthans, F. (2008).” Perilaku Organisasi”.
Jogjakarta: Penerbit Andi.
Segal, G., and Borgia, D., Schoenfeld, J.
(2005). The Motivation to Become an
Entreprenur. International Journal of
Entrepreneurial Behavior & Research, 11,
42-57
Sekaran, U. (2006). “Metodologi Penelitian
untuk Bisnis”. Buku 2 Edisi 4. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
Suryana (2006). Kewirausahaan : “Pedoman
Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses”,
Jakarta: salemba empat.
Wijaya, T., (2008). “Kajian Model Empiris
Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa
Tengah”. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol.10, No. 2.

211

Anda mungkin juga menyukai