Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan pengangguran dan kemiskinan yang masih sering terjadi dan


menjadi masalah besar yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Semakin
banyak penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja menjadikan
tantangan yang besar bagi pemerintah Indonesia, di sisi lain sedikitnya lapangan
pekerjaan tidak dapat menampung banyaknya masyarakat yang ingin bekerja. Hal
ini tentu menjadi masalah dan tugas yang perlu ditangani oleh pemerintah
Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, maka haruslah juga ikut berpartisipasi
dalam menangani masalah pengangguran tersebut bersama-sama dengan
pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan bukan hanya dengan mencari
pekerjaan tetapi menciptakan pekerjaan atau dengan kata lain yaitu berwirausaha.
Berwirausaha merupakan suatu kegiatan menciptakan atau menjalani suatu usaha
atau bisnis yang bisa menghasilkan pendapatan.

Berwirausaha merupakan sesuatu yang memiliki proses panjang untuk


dapat melakukannya, karena diperlukan kolaborasi dari banyak faktor yang
mendukung agar seseorang dapat mulai berwirausaha. Namun terlepas dari itu
semua, hal yang terpenting yang harus diperhatikan adalah keberanian untuk
memulai suatu usaha yang diawali dengan memiliki minat berwirausaha.

Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau ketertarikan terhadap


sesuatu. Kemudian, menurut Fadli (2009:93) minat berwirausaha merupakan
suatu ketertarikan, keinginan dan ketersediaan seseorang melalui ide dan inovasi
yang dimiliki untuk bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa
rasa takut dengan risiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya
diri, kreatif dan inovatif, serta memiliki kemampuan dalam memenuhi
kebutuhannya. Minat menjadi wirausaha didefinisikan sebagai keinginan
seseorang untuk bekerja mandiri atau menjalankan usahanya sendiri. Minat untuk
mulai berwirausaha pada mahasiswa sebenarnya sudah cukup tinggi, namun
bayangan kegagalan, tidak memiliki modal yang cukup dan tidak memiliki waktu
untuk fokus dalam mengembangkan usahanya menjadi risiko yang menghambat
mahasiswa untuk memulai usahanya sendiri.

Faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha, seperti yang dikutip dari


Bygrave (2011:23) mengatakan salah satunya adalah faktor personal yaitu mental.
Mental yang dimaksud disini adalah kesiapan diri dalam menghadapi segala
tantangan dan resiko yang akan terjadi saat seseorang memutuskan untuk mulai
berwirausaha. Apabila seseorang sudah memiliki mental yang kuat untuk
berwirausaha maka ia pasti memiliki minat yang kuat dalam berwirausaha. Jadi
bisa dikatakan bahwa mental berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

Selain itu, menurut Bygrave (2011:40) mengatakan bahwasanya faktor


yang mempengaruhi minat berwirausaha lainnya adalah adanya sumber-sumber
yang bisa dimanfaatkan seperti modal, tabungan, warisan, bangunan, dan lokasi
strategis. Modal usaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat
seseorang berwirausaha. Modal ini dapat berupa uang ataupun barang apa saja
yang bisa digunakan untuk membuka suatu usaha. Dengan adanya modal usaha
maka ia bisa membeli apapun yang ia butuhkan untuk membuka usaha. Karena
adanya modal yang membuat seseorang bisa membeli apapun yang ia butuhkan
untuk membuka usaha maka orang yang memiliki modal usaha cenderung akan
lebih berminat berwirausaha daripada orang yang tidak memiliki modal usaha.

Selain itu dari hasil wawancara banyak mahasiswa tidak memiliki


motivasi untuk berwirausaha sehingga mereka tidak berminat untuk berwirausaha.
Padahal seharusnya para mahasiswa sudah memiliki motivasi tersebut dan
mentalnya sudah terlatih dengan baik pada saat duduk di bangku perkuliahan,
dimana mahasiswa di didik selama 4 tahun untuk bisa menjadi manusia yang
berkualitas saat kelak barada di masyarakat. Sehingga saat mahasiswa itu lulus
diharapan mereka bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri, karena selama 4
tahun ia di bangku perkulihan sudah dibekali dengan banyak ilmu yang bisa ia
pergunakan untuk memulai berwirausaha.
Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa Akuntansi Unnes 2017, sebagian
besar diantara mereka tidak siap untuk memulai berwirusaha karena mereka takut
dan tidak yakin jika mereka akan berhasil. Beberapa diantara mereka juga
mengatakan bahwa berwirausaha adalah hal yang merepotkan karena mereka akan
terbebani dan sehingga tidak bisa fokus untuk kuliah.

Fenomena GAP adalah kesenjangan yang terjadi di antara teori dan fakta
yang ada. Dalam penelitian ini yang terjadi yaitu banyak mahasiswa yang tidak
memiliki motivasi dalam berusaha sehingga mereka tidak memiliki minat untuk
berwirausaha. Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan minat mahasiswa
salah satunya yaitu ketakutan dan tidak percaya diri jika mereka bisa berhasil.
Selain itu, mereka belum siap berwirausaha karena mereka meresa terbebani dan
berpengaruh terhadap kuliah. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat disebabkan
oleh banyak hal, diantaranya yaitu kurang memanfaatkan ilmu yang telah
didapatkan selama bangku kuliah merupakan suatu kesalahan yang terjadi padahal
selama bangku kuliah telah dibekali ilmu yang dapat memotivasi mahasiswa
untuk membekali berwirausaha agar kelak mahasiswa menjadi manusia yang
berkualitas saat setelah mereka terjun ke dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan
adanya permasalah tersebut adanya pengaruh mental, modal berwirausaha dan
jiwa berwirausaha terhadap minat berwirausaha dengan motivasi

Research GAP yaitu perbedaan hasil dari penelitian-penelitian


sebelumnya yang telah dilakukan. Hasil penelitian yang berbeda-beda
menunjukkan adanya research gap mengenai pengaruh mental, modal
berwirausaha dan jiwa berwirausaha terhadap minat berwirausaha dengan
motivasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain yaitu : 1. Tuskeroh
2013 menyatakan bahwa pengaruh motivasi dan mental berwirausaha
berpengaruh signifikan terhadap jiwa berwirausaha pada mahasiswa akuntansi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tama 2010 menunjukkan bahwa
pengaruh motivasi, mental berwirausaha tidak berpengaruh signifikan terhadap
jiwa berwirausaha pada mahasiwa akuntansi. 2. Puput Anggraini 2015
menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha.
Hasil penelitian ini berkesimpulan bahwa variabel motivasi tidak berpengaruh
terhadap minat berwirausaha, mahasiswa akuntansi yang mempunyai usaha masih
sangat sedikit dan juga belum cukup sukses. Sedangkan tidak mendukung
penelitian yang dilakukan Tuskeroh 2013, yang menyatakan bahwa mental
berpengaruh terhadap minat berwirausaha. 3. Putri Kemala Dewi Lubis dan Juli
Maharajni Maha 2021, menyatakan bahwa variabel mental berwirausaha dan
modal kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat
berwirausaha.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, penelitian ini penting untuk
dilakukan karena melihat banyak lebih dari setengah dari jumlah Mahasiswa
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang tidak memiliki minat
berwirausaha, jadi perlu diteliti lebih lanjut apakah yang menjadi penyebabnya.

Permasalahan yang terjadi dalam penelitian ini adalah mental


berwirausaha dan modal berwirausaha yang kurang menyebabkan minat
berwirausaha dan motivasi berwirausaha menurun / rendah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti menentukan identifikasi


masalah dalam penelitian ini yaitu kurangnya motivasi yang mendorong minat
mahasiswa untuk melakukan kegiatan berwirausaha. Dalam melakukan kegiatan
berwirausaha mahasiswa tentunya terlebih dahulu harus memiliki minat dan
motivasi yang tinggi agar kegiatan wirausah dapat dilakukan dengan baik dengan
didorong olah usaha dengan modal untuk melakukan kegiatan berwirausaha agar
terleasisai dengan baik. Banyak hal yang mendorong minat salah satunya yaitu
dengan memberikan motivasi usaha.
1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan


ataupun pelebaran pokok masalah dalam penelitian agar penelitian tersebut lebih
terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan
tercapai. Berikut batasan masalah dalam penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar berwirausaha.


2. Informasi yang disajikan yaitu sebagai berikut : motivasi mempengaruhi
berwirausaha, motivasi mempengaruhi minat berwirausaha, dan mental
serta modal mempengaruhi minat berwirausaha .

1.4 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka


rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menumbuhkan minat mahasiswa untuk melakukan


kegiatan berwirausaha ?
2. Bagaimana cara mendorong motivasi mahasiswa untuk melakukan
kegiatan berwirausaha agar tercipta jiwa berwirausaha dalam diri
mahasiswa ?
3. Bagaimana menumbuhkan kesadaran mahasiswa betapa pentingnya
motivasi dalam berwirausaha untuk kepentingan dilingkungan masyarakat
kelak ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dilakukannya


penelitian ini yaitu sebagai berikut
1. Untuk mengetahui bagaimana cara menumbuhkan minat mahasiswa untuk
melakukan kegiatan berwirausaha ?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mendorong motivasi mahasiswa untuk
melakukan kegiatan berwirausaha agar tercipta jiwa berwirausaha dalam
diri mahasiswa ?
3. Untuk mengetahui bagaimana menumbuhkan kesadaran mahasiswa betapa
pentingnya motivasi dalam berwirausaha untuk kepentingan dilingkungan
masyarakat kelak ?

1.6 Manfaat Penelitian

Berikut manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Pengguna
Dalam peneltian ini yang diperoleh yaitu mengetahui dan
mendapatkan informasi seputar hal-hal yang mempengaruhi minat dalam
berwirausaha.
2. Bagi Peneliti
Manfaat yang diperoleh bagi peneliti yaitu dengan memanfaatkan
atau mengimplementasikan ilmu berwirausaha yang telah didapatkan dari
berbagai informasi yang digunakan untuk dipelajari dimasa yang akan
mendatang.
1.7 Orisinilitas Penelitian

Orisinilitas penelitian menyajikan persamaan dan perbedaan dalam bidang


kajian yang diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Hal ini
mengakses untuk menghindari adanya belakang kajian terhadap hal-hal yang
sama. Dengan demikian akan diketahui sisi apa saja yang membedakan dan akan
diketahui juga letak persamaan antara mencari peneliti dengan penelitian-
penelitian terdahulu. Dalam hal ini akan lebih memudahkan jika peneliti
menyajikannya dalam bentuk tabel dibandingkan dengan menyajikannya dalam
bentuk paparan yang bersifat deskripsi. Oleh karena itu, peneliti memaparkannya
dalam bentuk tabel berikut ini

No Nama Peneliti, Tahun, dan Perbedaan Persamaan


Judul Penelitian
1 Tuskeroh 2013, Pengaruh Penelitian ini untuk Untuk mengetahui variabel
Motivasi dan Mental memperoleh bukti empiris apa saja yang
Berwirausaha pada Mahasiswa dengan menggunakan mempengaruhi mental
Akuntansi Universitas Maritim sampel penelitian dalam berwirausaha dan
Raja Ali Haji menggunakan data primer pengaruh motivasi terhadap
dalam penelitian berupa jiwa wirausaha
kuesioner. Keseluruhan
data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan spss
17 dan di uji dengan
analisis regresi linier
berganda
2 Puput Anggraini 2015, Penelitian ini menggunakan Untuk mengetahui
PENGARUH purposive sampling method bagaimana pengaruh
MOTIVASI,MENTAL DAN dengan menggunakan motivasi negative terhadap
MODAL USAHA TERHADAP sampel penelitian yang minat berwirausaha, mental
MAHASISWA AKUNTANSI diujikan. berpengaruh negative
UNTUK BERWIRAUSAHA terhadap minat
(Studi Kasus Pada Mahasiswa berwirausahan dan Modal
Akuntansi Universitas Usaha berpengaruh positive
Muhammadiyah Jember ) terhadap minat
berwirausaha

3 Putri Kemala Dewi Lubis dan Teknik pengumpulan data Untuk mengetahui variabel
Juli Maharajni Maha 2021, yang digunakan adalah apa saja yang mempengaruh
PENGARUH MENTAL DAN wawancara, observasi, minat, modal, mental
MODAL BERWIRAUSAHA dokumentasi dan kuesioner. berwirausaha dalam
TERHADAP MINAT Teknik analisis data yang penelitian yang diteliti.
BERWIRAUSAHA DENGAN
digunakan adalah Regresi
MOTIVASI SEBAGAI
Linear berganda dan
VARIABEL INTERVENING
Analisis Jalur, untuk
PADA MAHASISWA
menguji hipotesis
PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN digunakan Uji t (parsial),
Uji F, dan Koefisien
Determinasi (R2).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori (Grand Theory)


Dalam penelitian ini Grand Theory yang mendasari yaitu Teori Atribusi,
Teori Need Achievement, Teori Enterpreneurial Action.

2.1.1 Teori Atribusi


Teori Atribusi (Atribution Theory) merupakan teori yang pertama kali
dikemukakan oleh Harold Kelley (1972-1973) dalam teorinya menjelaskan
tentang bagaimana orang menarik kesimpulan tentang “apa yang menjadi sebab”
apa yang menjadi dasar seseorang melakukan suatu perbuatan atau memutuskan
untuk berbuat dengan cara-cara tertentu (Robbins, 2017).
Dalam prinsip Teori Atribusi tersebut yang mendasari nya adalah
pemahaman-pemahaman individu dengan suatu peristiwa mengapa bisa terjadi.
Teori Atribusi memiliki dampak yang luar biasa terhadap motivasi dan
menunjuukan faktor-faktor yang mendorong motivasi dalam berwirausaha
tersebut.
Berdasarkan penjelasan teori di atas dapat dihubungkan dengan motivasi
berwirausaha pada mahasiswa akuntansi. Dalam hal tersebut motivasi
berwirausaha pada mahasiswa akuntansi berbeda-beda karena dalam hal motivasi
yang terjadi memiliki perbedaan antar mahasiswa satu dengan yang lainnya yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan juga sebab akibat yang terjadi.
Teori atribusi menjelaskan mengenai perilaku orang lain atau dirinya
sendiri melalui dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal dapat berkaitan dengan sifat, karakter, sikap dan lain sebagainya,
sedangkan faktor eksternal biasa dikaitkan dengan situasi atau kondisi lingkungan
tertentu yang dapat mempengaruhi perilaku individu menurut Heider (1958)
sebagai pencetus teori atribusi yang menggambarkan bahwa kekuatan internal dan
eksternal secara bersama-sama dapat menentukan perilaku seseorang.
2.1.2 Teori Need Achievement
Teori Motivasi McClelland menyatakan bahwa need for achievement
merupakan faktor pendorong psikologis yang kuat di belakang tindakan seseorang
dan telah lama dikenal sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku
entrepreneurial. Seseorang dengan need for achievement yang tinggi memiliki
keinginan kuat untuk sukses dan sebagai konsekuensinya akan memiliki perilaku
entrepreneurial (Koh dalam chairy 2011). Teori motivasi tentang kebutuhan
manusia diperkenalkan oleh David Mc Clelland bersama rekan-rekannya pada
tahun 1961. Teori ini masih relevan dewasa ini karena menyangkut tentang
motivasi seseorang yang dikaitkan kebutuhan manusia modern.
McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang
kuat untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang lebih
keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang memperoleh penghargaan.
Hal ini kemudian menyebabkan ia melakukan sesuatu yang lebih efisien
dibandingkan sebelumnya. Dorongan   pertama inilah yang disebut sebagai nAch,
yaitu kebutuhan akan pencapaian.
Prinsip dasar teori McClelland adalah masyarakat yang memiliki tingkat
kebutuhan tinggi untuk berprestasi pada umumnya akan menghasilkan
wirausahawan yang memiliki lebih semangat. Hal tersebut menghasilkan
perkembangan ekonomi yang lebih cepat. Menurut McClelland, sumber-sumber
need for achievement meliputi sebagai berikut
1. Dorongan dari orang tua
2. Menghargai kesuksesan
3. Mengasosiasikan prestasi dengan perasaan positif
4. Berhubungan dengan orang lain bukan atas dasar keberuntungan
5. Memiliki pribadi yang kuat dan
6. Senantiasa memiliki keinginan untuk menjadi efektif
2.1.3 Teori Enterpreneurial Action

Istilah Entrepreneurship diapdosi dari Bahasa Perancis, entreprendre yang


berarti melakukan (to under take), memulai atau berusaha melakukan tindakan
mengorganisir dan mengatur. Istilah Entrepreneurship mulai diperkenalkan dalam
tulisan Richard Cantillon yang berjudul Essai Sur la Nature du Commerce en
General tahun 1755. (Hannah Orwa Bula, “Evolution and Theories of
Entrepreneurship: A Critical Review on the Kenyan Perspective”, International
Journal of Business and Commerce, Vol. 1, No.11, Lahore, 2012).

Perbedaan antara Entrepreneurship dengan Entrepreneur adalah pada proses


dan pelakunya. Jika entrepreneurship merujuk pada proses atau kegiatan, maka
entrepreneur lebih merujuk pada pelaku. Dengan kata lain, orang yang melakukan
proses Entrepreneurship (kewirausahaan) disebut Entrepreneur
(wirausaha/wiraswata). Pada masa dulu, istilah entrepreneur merupakan sebutan
bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dan kemudian
menjualnya dengan harga yang tidak pasti.

Louis Jacques Filion dalam buku De l’intuition au projet


d’entreprise menggambarkan entrepreneur sebagai orang yang imajinatif, yang
ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai
sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-
peluang dan membuat keputusan.

Joseph Schumpeter seorang ahli ekonomi dari Austria mendefinisikan


entrepreneur adalah seorang yang ingin dan mampu untuk melakukan perombakan
sistem ekonomi, mengubah ide baru atau penemuan baru menjadi sebuah inovasi
yang sukses. Inovasi baru tersebut dapat berwujud:

1. Produk baru (berupa barang atau jasa);


2. Organisasi atau manajemen baru;
3. Cara berproduksi yang baru;
4. Menggunakan bahan baku yang baru.

Dalam teori ini Enterpreneurial Action merupakan dasar dari penelitian ini karena
dalam model penelitian ini mencakup variabel yang menjadi acuan dalam
berwirausaha yang mewakili wirausaha dalam penelitian tersebut.

2.2 Kajian Variabel Penelitian


2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong


keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapaitujuan (Handoko, 2003). Menurut Adi Sutanto dalam Angki Adi Tama
(2010), beberapa faktor-faktor yang memotivasi seseorang untuk menjadi
entrepreneur yaitu keinginan merasakan pekerjaan bebas, keberhasilan diri yang
dicapai, dan toleransi akan adanya resiko. Kebebasan dalam bekerja merupakan
sebuah model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan sedikit tetapi
memperoleh hasil yang besar.

Ketika manusia akan melakukan suatu kegiatan akan dipengaruhi oleh


suatu kondisi psikologis yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan tersebut.
Kondisi psikologis tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar tubuh manusia
dan memberikan dampak yang cukup besar terhadap keberhasilan dari suatu
kegiatan.Kondisi psikologis atau dorongan tersebut dinamakan motivasi.

Menurut Gerungan (2015:99), motivasi merupakan dorongan dalam diri


manusia yang menyebabkan manusia tersebut melakukan sesuatu atau kegiatan.

Menurut Uno (2018:3) motivasi adalah dorongan dasar yang


menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Selain itu Uno juga menjelaskan
bahwa motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam atau luar tubuh manusia yang
mendorong untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Pitriasari (2016:36), “Wirausaha pada hakikatnya adalah suatu
kemampuan seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
sukses”. Sejalan dengan itu menurut Nitisusastro (2016:26), “wirausaha
merupakan seseorang yang mengorganisasikan, mengoperasikan dan
memperhitungkan risiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba”.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha


adalah suatu kemampuan seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis, mengorganisasikan, mengoperasikan dan memperhitungkan
risiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba.

2.2.2 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha

Menurut Saiman (2019:26) mengemukakan, ada empat faktor motivasi seseorang


untuk berwirausaha, yaitu sebagai berikut:

1. Laba Dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang


diterima, dan berapa yang akan dibayarkan kepada pihak lain atau
pegawainya.
2. Kebebasan Bebas mengatur waktu, bebas dari supervisor, bebas dari
aturan yang menekan, dan bebas dari budaya organisasi/perusahaan.
3. Impian Personal Bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas
dari rutinitas kerja yang berulang-ulang, karena harus mengikuti visi, misi,
impian orang lain.
4. Kemandirian Memiliki rasa bangga, karena dapat mandiri dalam segala
hal, seperti permodalan, mandiri dalam pengelolaan atau manajemen,
mandiri dalam pengawasan, serta menjadi manajer terhadap dirinya
sendiri.
2.3.1 Mental Berwirausaha

Menurut Suryana (2015:55) Mental adalah hal-hal yang berkaitan dengan


kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu Manusia yang bermental
wirausaha mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan
hidupnya.

Menurut Martinis (2015:87) Mental bewirausaha berarti kecenderungan


pribadi/jiwa seseorang yang membuahkan tindakan/tingkah laku, baik sebagai
wirausaha atau potensi menjadi wirausaha. Mental berwirausaha adalah sikap
seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab, selalu dinamis, ulet dan gigih.
Menurut Sudantoko (2015:34) Seorang wirausaha harus memiliki sikap
mental yang berani menerima kritik saran yang bermanfaat serta berinisiatif untuk
maju dan melakukan yang terbaik untuk mencapai keberhasilan.

Menurut Hantoro (2015:28) secara global dapat dikatakan bahwa seorang


yang memiliki sikap mental berwirausaha setidak-tidaknya memiliki beberapa
kriteria sebagai berikut :

a. Berkemauan keras dan pantang menyerah


b. Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi
c. Jujur dan bertanggungjawab
d. Ketahanan fisik dan mental
Kewirausahaan adalah kemampuan individu dalam menangani usaha yang
mengarah pada mencari, menerapakan cara kerja baru, teknologi baru dan produk
baru atau memberi nilai tambah barang dan jasa. Jadi wirausaha itu mengarah
kepada orang yang melakukan usaha atau kegiatan sendiri dengan segala
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap
mental yang dimiliki seseorang wirausaha dalam melaksanakan usaha atau
kegiatan.

2.3.2 Ciri-Ciri Seseorang yang Mempunyai Mental Wirausaha


Berikut merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki
mental wirausaha yaitu berikut ini
 Berani mengambil resiko
 Daya kreasi yang tinggi dan kemampuan diri beradaptasi
 Semangat dan kemauan untuk mengatasi setiap kesulitan
 Mengutamakan efisiensi dan penghematan biaya
 Kemampuan untuk memotivasi bawahan atau partner
 Tidak konsumtif

2.4.1 Minat Berwirausaha

Menurut Winkel (2016:30), minat adalah kecenderungan yang akan


menetap dalam subjek merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu”. Sejalan dengan teori diatas, menurut Slameto
(2015:57), minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Sejalan dengan itu menurut Suryabrata
(2018:109), Minat adalah “kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada
sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi minat menurut Chow &


Crow (dalam Chaplin, 2002:208)

1. Faktor dari dalam (internal)


Suatu keinginan yang sifatnya berasal dari dalam diri sendiri tanpa
dipengaruhi oleh keadaan luar, sehingga menimbulkan dorongan untuk
bertindak memenuhi keinginan tersebut.
2. Faktor sosial (external)
Suatu keinginan yang sifatnya apabila keinginan tersebut dapat dicapai
akan mendapatkan persetujuan dan dapat diterima oleh lingkungan.
3. Faktor emosi
Dalam faktor ini berkaitan erat dengan perasaan senang atau tidaknya.
Apabila suatu keinginan dapat tercapai maka akan menimbulkan rasa
senang dan memperkuat minat. Sebaliknya jika keinginan tersebut gagal
maka akan menghilangkan minat tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut maka akan bisa memperkuat ataupun
memperlemah minat.

Anda mungkin juga menyukai