Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
Jalan Ketintang, Gedung C12, Kampus Ketintang, Surabaya 60231
Telepon (031) 8280009 Faksimile (031) 8296427
Laman: http://sains.fmipa.unesa.ac.id

UJIAN SUB-SUMATIF SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2023/2024


Mata Kuliah : Kewirausahaan Kelas : 2022
Jurusan : IPA Hari/Tanggal :
Program Studi : S1 Pend. IPA Waktu : 100 menit

INSTRUKSI
a. Bacalah soal dengan teliti dan seksama!
b. Tulislah jawaban Anda pada lembar soal yang telah disediakan!

Jawablah pertanyaan di bawah ini!


1. Jumlah wirausahawan muda Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga Malaysia dan
Singapura. Saat ini hanya 3,4% dari seluruh jumlah penduduk kita 270 juta jiwa.
(https://www.liputan6.com/bisnis/read/4924153/jumlah-pengusaha-muda-indonesia-
jauh-tertinggal-dari-malaysia-dan-singapura). Peningkatan jumlah ini sangat penting bagi
kemajuan Indonesia kedepannya. Jelaskan jawaban saudara dan jangan lupa tuliskan yang
Anda gunakan.
2. Menurut pendapat saudara, seberapa jauh faktor pribadi, sosiologis, dan lingkungan
berpengaruh bagi seseorang untuk menjadi wirausahawan!
3. Pada dasarnya jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh para pengusaha
(usahawan), tetapi semua orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif karena dasar
enterpreneur adalah kreativitas dan inovasi. Jelaskan, apa kreativitas dan inovasi serta
kaitannya dengan enterpreneur.
4. Anda ingin membuka usaha berbasis analisis lingkungan kampus Unesa Ketintang,
sebelumnya harus dilakukan analisis kelayakan usaha berbasis data yang dimiliki terkait
lingkungan kampus Unesa Ketintang. Tugas saudara mencari data tersebut, dan melakukan
analisis kelayakan usaha. Berdasarkan hasil analisis saudara manakah usaha yang paling
memungkinkan

a. Bimbingan Belaiar.
b. Warung makan.
c. Kos-kosan mahasiswa.

Dari ketiga jenis usaha tersebut pilih satu ienis usaha, lakukan analisis SWOT sehingga
terpilih satu jenis usaha yang paling memungkinkan.
Nama : Riska Ayu Pratiwi
NIM : 22030654021
Kelas : PSA 2022

Jawaban
1. Jumlah wirausaha muda di Indonesia hanya berjumlah 3,4% dari total penduduk, masih tertinggal jauh
dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Untuk menjadi negara maju, Indonesia
membutuhkan 12 hingga 14% wirausahawan muda. Saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 10 juta
wirausaha muda, sedangkan untuk mencapai target 12-14% masih terdapat kekurangan sebanyak 30
juta atau sekitar 40 juta wirausaha muda. HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) menyatakan
bahwa mendorong generasi muda Indonesia untuk berani berwirausaha merupakan hal yang penting
untuk kemajuan Indonesia di masa depan. HIPMI juga berperan dalam mengembangkan wirausaha
muda di Indonesia dan menyongsong era demografi rewards. HIPMI mengajak semua pihak untuk
bekerja sama mengatasi permasalahan ini dan mengembangkan wirausaha muda di Indonesia. Menurut
Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Indonesia membutuhkan setidaknya 4 juta wirausaha baru
untuk membantu memperkuat struktur perekonomiannya. Saat ini, tingkat wirausaha di negara ini
masih berada pada kisaran 3,1% dari total populasi. Meskipun tingkat startup di Indonesia telah
melampaui standar internasional sebesar 2%, namun Indonesia masih perlu meningkatkan angka
tersebut untuk mengejar pencapaian negara tetangga. Untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda di
Indonesia, pemerintah dan berbagai organisasi telah melakukan berbagai upaya, seperti pelatihan dan
pendampingan calon wirausaha muda, memberikan akses permodalan usaha serta memfasilitasi
pertemuan antara wirausaha muda dan investor. Selain itu, HIPMI juga menyelenggarakan berbagai
kegiatan untuk mengembangkan wirausaha muda di Indonesia. Beberapa alasan dapat menjelaskan
fenomena ini:
- Tingkat pendidikan dan kesadaran mengenai kewirausahaan di Indonesia masih perlu
Mendidik dan meningkatkan kesadaran tentang kewirausahaan. Banyak orang
Indonesia lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan formal atau mencari
pekerjaan tradisional daripada memulai bisnis sendiri.
- Institusi dan birokrasi. Tingginya biaya dan hambatan birokrasi dalam memulai dan
menjalankan usaha dapat menjadi hambatan bagi wirausahawan muda. Proses
perizinan yang rumit dan peraturan yang tidak selalu mendukung pengusaha juga
dapat menjadi kendala.
- Akses terhadap modal. Kesulitan dalam mengakses permodalan dan keuangan juga
menjadi kendala utama bagi wirausaha muda Indonesia. Bank mungkin enggan
memberikan pinjaman kepada orang-orang yang tidak memiliki riwayat kredit yang
baik.
- Psikologi risiko. Budaya Indonesia cenderung kurang mendukung pengambilan
risiko dan kegagalan dalam bisnis. Masyarakat lebih cenderung memilih pekerjaan
tetap dibandingkan mencoba peruntungan di dunia bisnis.
- Dukungan dan Sumber Daya. Kurangnya infrastruktur pendukung bagi wirausaha
muda, seperti akses terhadap pelatihan, pendampingan, dan jaringan usaha, juga
menjadi faktor penghambat pertumbuhan wirausaha muda.
Untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda di Indonesia, pemerintah dan pemangku
kepentingan harus bekerja sama untuk mengatasi hambatan tersebut. Hal ini dapat berupa
program pelatihan startup, perubahan peraturan yang mendukung startup, akses
permodalan yang lebih mudah, dan upaya untuk mengubah budaya dan pemikiran tentang
startup. Melalui langkah-langkah ini, Indonesia mempunyai potensi untuk
mengembangkan generasi wirausaha yang mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi dan inovasi di masa depan.
1. Faktor pribadi, sosiologis, dan lingkungan dapat mempengaruhi seseorang untuk
menjadi seorang wirausahawan. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor
tersebut:
 Faktor pribadi meliputi karakteristik individu yang mempengaruhi kemampuan
dan keinginan seseorang untuk menjadi wirausahawan. Beberapa faktor pribadi
yang dapat mempengaruhi termasuk pengambilan risiko, ketidakpuasan kerja,
kehilangan pekerjaan, pendidikan, usia, dan komitmen.:
- Motivasi dan keinginan. Motivasi pribadi untuk menjadi seorang wirausaha
sangatlah penting. Seseorang yang memiliki semangat dan tekad untuk
memulai bisnisnya sendiri lebih besar kemungkinannya untuk menjadi
seorang wirausaha.
- Kompetensi dan keterampilan. Kepemimpinan, kreativitas, analisis, dan
keterampilan bisnis merupakan faktor pribadi yang penting. Pengusaha
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan agar berhasil mengelola
usahanya.
- Bersedia menerima risiko. Seorang pengusaha sering menghadapi risiko
keuangan dan ketidakpastian. Orang dengan toleransi risiko yang lebih
tinggi mungkin lebih cenderung untuk berwiraswasta.
 Faktor sosiologis meliputi hubungan dengan relasi/orang lain, adanya tim yang
dapat diajak bekerja sama dalam berwirausaha, adanya dorongan dari orang tua
untuk membuka usaha, dan adanya bantuan dari keluarga dalam berbagai
kemudahan.
- Pendidikan dan budaya. Pendidikan dapat membuka wawasan dan
memberikan pengetahuan dasar untuk berwirausaha. Selain itu, budaya
dan nilai-nilai kekeluargaan juga dapat mempengaruhi pandangan bisnis
seseorang.
- Pengaruh keluarga dan teman. Dukungan dari keluarga dan teman dapat
sangat mempengaruhi keputusan seseorang untuk menjadi seorang
wirausaha. Mereka dapat memberikan dukungan emosional dan finansial
yang sangat dibutuhkan. Faktor lingkungan:
- Peraturan dan kebijakan pemerintah. Lingkungan bisnis yang kondusif
dapat mendukung perkembangan bisnis. Peraturan sederhana, pajak yang
adil, dan akses mudah terhadap izin usaha dapat membantu.
- Akses terhadap sumber daya dan modal. Ketersediaan sumber daya seperti
modal, mentor, dan jaringan usaha dapat mempengaruhi keberhasilan
seorang wirausaha. Lingkungan dengan akses mudah terhadap sumber
daya ini kemungkinan besar akan mendukung pertumbuhan bisnis.
Menjadi wirausaha merupakan hasil interaksi antara faktor pribadi, sosial, dan
lingkungan. Meskipun faktor pribadi seperti motivasi dan keterampilan merupakan hal
yang penting, namun faktor sosial dan lingkungan juga berperan penting dalam
membentuk potensi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Kondisi yang
mendukung dan memudahkan perkembangan usaha dapat membantu mendorong lebih
banyak masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha dan berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi.
2. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide-ide baru, kreatif dan unik serta
kemampuan menghubungkan ide-ide yang mungkin tidak berhubungan langsung
untuk menciptakan solusi yang berbeda dan efektif. Dalam konteks start-up,
kreativitas merupakan aspek yang sangat penting. Berikut hubungan antara
kreativitas dan kewirausahaan:
- Ide bisnis: Pengusaha sering kali perlu menghasilkan ide bisnis baru dan
inovatif. Kreativitas membantu mereka melihat peluang bisnis di tempat
yang mungkin tidak dilihat orang lain. Ini bisa berupa produk baru,
layanan inovatif, atau model bisnis yang berbeda.
- Inovasi: Kreativitas adalah pendorong utama inovasi. Pengusaha kreatif
lebih cenderung menemukan cara baru untuk memecahkan masalah,
memperbaiki proses bisnis, atau menciptakan produk yang lebih baik.
Inovasi ini dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
Solusi untuk masalah ini yakni sebagian besar bisnis menghadapi berbagai
tantangan dan masalah. Pengusaha kreatif cenderung lebih baik dalam memecahkan
masalah yang kompleks. Mereka dapat melihat perspektif yang berbeda dan
menciptakan solusi kreatif. Dalam pasar yang kompetitif, kreativitas membantu
wirausahawan membedakan dirinya dari pesaingnya. Hal ini dapat mencakup strategi
pemasaran yang kreatif, desain produk yang menarik, atau berbagai cara berinteraksi
dengan pelanggan. Kreativitas diperlukan dalam mengembangkan produk dan
layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang baru dan menarik.
Hal ini dapat membantu membangun merk yang kuat. Pengusaha inovatif mungkin
mencari peluang untuk mengembangkan pasar baru atau memperluas ke wilayah
geografis yang berbeda. Mereka dapat membuat strategi baru untuk menjangkau
pelanggan baru. Oleh karena itu, kreativitas merupakan salah satu faktor kunci yang
membentuk kepribadian seorang pebisnis sukses. Kreativitas memungkinkan mereka
melihat peluang yang tidak bisa dilihat orang lain, mengatasi hambatan dengan cara
yang inovatif, dan menciptakan nilai tambah yang signifikan dalam dunia bisnis.
3. Menurut pendapat saya usaha yang memungkinkan untuk mengembangkan yaitu
usaha kos-kosan yang mana dalam usaha ini sangat memungkinkan dapat
dikembangkan dikarenakan lokasi kos-kosan tersebut dekat dengan lingkungan
kampus unesa ketintang. Adapun analisis SWOT kos-kosan ketintang unesa yaitu:
- Strengths (Kekuatan):
Lokasi Strategis: Lokasi dekat kampus adalah kekuatan utama karena
memungkinkan akses mudah bagi mahasiswa.
Pasar yang Stabil: Permintaan akan tempat tinggal dekat kampus relatif stabil,
terutama selama tahun akademik.
Pendapatan Teratur: Biaya sewa bulanan memberikan sumber pendapatan yang
stabil.
Fasilitas dan Pelayanan: Fasilitas yang baik dan pelayanan yang memuaskan dapat
meningkatkan reputasi kos-kosan.
- Weaknesses (Kelemahan):
Biaya Operasional: Biaya operasional kos-kosan bisa tinggi, terutama untuk
perawatan dan pemeliharaan properti.
Musiman: Terkadang kos-kosan dapat mengalami penurunan penghuni selama
liburan atau masa libur kampus.
Persaingan: Persaingan dengan kos-kosan lain di daerah yang sama dapat
mempengaruhi tarif sewa dan profitabilitas.
Pemeliharaan Properti: Pemeliharaan dan perbaikan properti dapat menjadi
tantangan, terutama jika bangunan sudah tua.
- Opportunities (Peluang):
Penambahan Fasilitas: Menambah fasilitas seperti ruang belajar, Wi-Fi cepat, atau
fasilitas komunitas dapat menarik lebih banyak penghuni.
Kerjasama dengan Kampus: Kerjasama dengan kampus untuk memberikan
rekomendasi atau promosi bagi mahasiswa baru dapat meningkatkan jumlah
penghuni.
Diversifikasi Layanan: Menawarkan layanan tambahan seperti layanan kebersihan
atau laundry dapat meningkatkan pendapatan.
Ekspansi: Mempertimbangkan ekspa nsi ke lokasi lain, terutama jika permintaan
tinggi, dapat menjadi peluang.
- Threats (Ancaman):
Persaingan yang Ketat: Persaingan antar kos-kosan di daerah kampus dapat
mengakibatkan penurunan tarif sewa dan profitabilitas.
Perubahan Kebijakan Kampus: Perubahan kebijakan kampus terkait perumahan
mahasiswa dapat memengaruhi permintaan.
Fluktuasi Pasar: Fluktuasi ekonomi dan perkembangan pandemi dapat memengaruhi
kemampuan mahasiswa untuk membayar sewa.
Peraturan Pemerintah: Perubahan peraturan atau pajak yang berhubungan dengan
properti sewaan bisa menjadi ancaman.
Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi faktor-faktor SWOT ini dan
mengambil tindakan yang sesuai untuk memaksimalkan keuntungan dan mengatasi
hambatan dalam usaha kos-kosan dekat kampus.

Anda mungkin juga menyukai