PERSPEKTIF KEWIRAUSAHAAN
1.1 Pendahuluan
Begitu cepat dan hebatnya dampak krisis global yang diawali dari bangkrutnya
sebuah Bank di Amerika Serikat dan terus berdampak pada sektor keuangan lainnya
seperti sektor asuransi dan sektor-sektor lainnya.Dampak krisis global juga melanda
kawasan Asia, seperti Jepang, Korea, Singapura termasuk Indonesia.
Dalam kondisi seperti ini, yang dibutuhkan perusahaan adalah karyawan atau calon
pemimpin yang kreatif dan inovatif.Artinya,mereka tidak hanya bisa bekerja tetapi
mempunyai keahlian dan keterampilan yang memadai yang dapat dikontribusikan untuk
mengatasi kesulitan, tantangan dan keterbatasan perusahaan.Dengan demikian perusahaan
bisa segera keluar dari krisis.Karyawan yang akan terus dipertahankan dan tetap di pilih,
ialah :
1. Karyawan yang mempunyai pengetahuan yang lebih banyak dari yang lainnya,
sehingga mempunyai manfaat ganda
2. Karyawan yang mampu mengubah krisis dan kesulitan menjadi peluang serta
mengubah keterbatasan menjadi keunggulan
3. Karyawan yang mempunyai karakter yang baik, kuat,disiplin,memiliki semangat yang
tinggi,jujur dan tidak pernah merasa puas
4. Karyawan yang mempunyai kemampuan menjual
5. Karyawan yang ber-multiskill
Kewirausahaan bukan ilmu ajaib yang mendatangkan uang dalam sekejap. Namun,
tak bisa disangkal bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat vital bagi kemajuan
setiap insan, daerah dan bangsa kita.
Semua orang itu sama. Artinya, mereka dilahirkan sama dan dibekali dengan
kemampuan menjadi manusia yang utuh, normal dan berpikiran baik. Yang membuat
setiap orang berbeda adalah proses perjalanan hidup yang dilaluinya. Perbedaan itu terjadi
karena yang dipikirkan dan dilakukan masing-masing orang itu menuju ke arah yang
berbeda. Akibatnya pribadi yang meraih kesuksesan menjadi pekerja yang berhasil dan
pribadi yang satunya lagi menjadi pengusaha yang sukses.
Sebagian besar perguruan tinggi di Singapura, Malaysia, Amerika dan lain-lain telah
menjadikan entrepreneurship sebagai mata kuliah penting, bahkan ada yang menjadikan
mata kuliah wajib. Hal itulah yang menyebabkan pertumbuhan sektor UKM di negara-
negara tersebut tinggi, bisa mencapai 10-20% dari para lulusannya. Kenyataan ini tentu
saja sangat membantu pemerintah dalam mewujudkan progam menciptakan lapangan
kerja di sektor swasta.
Pertumbuhan semangat kewirausahaan di negara-negara maju sangat tinggi,
sementara di Indonesia masih cukup kecil. Oleh sebab itu, bila perguruan-perguruan tinggi
di Indonesia ingin maju, mau tidak mau perguruan-perguruan tinggi tersebut harus
mengubah visinya yang konvensional menjadi lebih antisipatif. Artinya, perguruan-
perguruan tinggi itu tidak sekedar mengantar para lulusannya mendapatkan nilai yang
tinggi di setiap bidang studi melainkan harus lebih dara pada itu.
Namun, ternyata iklim di Indonesia yang saat ini sedang mengalami krisis moneter
berkepanjangan telah memaksa sekolah dan perguruan-perguruan tingggi harus berubah
arah. Mau tidak mau, para pengelola perguruan tinggi harus mencari solusi dan strategi
yang tepat untuk mereposisi merek dan posisinya di pasar. Mereka mulai mencetak para
lulusan yang tidak sekedar menjadi job seeker, tetapi mencetak para entrepreneur muda
yang berbekal skill, knowledge, concept, dan strategy yang baik untuk membuat mereka
sukses di kemudian hari.
Hal ini sangat di dukung oleh pemerintah karena memang pemerintah ingin
menciptakan UKM-UKM muda. Dengan demikian, iklim investasi menjadi kondusif dan
tingkat pengangguran yang sudah sangat besar semakin berkurang. Andil perguruan tinggi
memampukan para lulusannya menciptakan lapagan kerja baru patut di perhatiakan. Dan
saat ini telah menjadi tren yang patut disimak, didukung, diikuti oleh perguruan-perguruan
tinggi atau akademi-akademi yang lain.
Kesuksesan itu dipilih bukan memilih. Kita dihadapkan oleh banyak pilihan dan
memilih menjadi entrepreneur itu seperti halnya jika kita ada dalam labirin.
Telah kita ketahui bersama bahwa tujuan pasca lulusan dari perguruan tinggi adalah
sukses menjadi top eksekutif atau menjadi pengusaha. Semua pilihan sama tetapi berujung
berbeda. Menjadi pekerja bisa sukses dan makmur begitu juga dengan menjadi pengusaha.
Namun, kenyataan 80% orang kaya di dunia ini berawal dari memilih untuk menjadi
pengusaha. Terbukti menjadi seorang pengusaha adalah salah satu jalan untuk sukses.
Tidak nyaman di awal tetapi enak di belakang, sementara pekerja adalah nyaman di awal
tetap tidak aman di akhir.
Dewasa ini, anak muda telah mampu mengambil keputusan sendiri untuk memilih
jalan hidupnya. Mereka juga ingin membuktikan bahwa mereka bisa lebih sukses dari
orang tuanya yang sudah puluhan tahun bekerja namun ternyata kondisinya tidak berubah
banyak. Istilahnya saat ini entrepreneurship telah menjadi ajang pembuktian diri bagi
kalangan anak muda. Gaya entrepreneur muda ternyata cukup oke, keren, bergengsi dan
trendy lagi. Inilah suatu fenomena baru yang terjadi pada kawula muda lulusan perguruan
tinggi, baik dari luar negeri maupun dalam negeri, khususnya perguruan tinggi terkemuka.