Target mewujudkan “Indonesia Emas” pada tahun 2045 akan didukung oleh
keuntungan demografi, yakni mulai tahun 2020 sampai dengan 2030, Indonesia
memasuki era “Bonus Demografi”. Era bonus demografi adalah masa ketika jumlah
penduduk dengan usia produktif (15 – 64 tahun) lebih banyak dari pada usia
nonproduktif (0 – 15 tahun, > 64 tahun). Angkatan kerja tersebut umumnya adalah
pemuda yang sekarang duduk dibangku SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Umur
siswa SMP adalah 12-15 tahun, maka pada tahun 2045 mereka akan berumur 40-
43 tahun. Umur siswa SMA adalah 15-18 tahun, maka pada tahun 2045 mereka
akan berumur 43-46 tahun, sedangkan umur siswa perguruan tinggi adalah ≥ 46
tahun. Perkiraan diatas menunjukkan bahwa peran pemuda-pemudi masa kini
sangat diperlukan untuk mewujudkan “Indonesia Emas 2045”.
Generasi muda memiliki kecenderungan untuk bersikap antusias dalam
menghadapi berbagai isu, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung
dengan kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, idealisme yang terkandung dalam
jiwa dan pikiran generasi muda memungkinkan generasi muda untuk memainkan
peranan penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena
sifatnya ini, generasi muda menjadi kelompok yang potensial untuk mendukung
pembangunan.
Dengan demikian, generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap perencanaan
pembangunan, sehingga pelayanan dapat lebih disesuaikan dengan sasaran yang
ingin dicapai. Namun demikian, progresifitas generasi muda tidak hanya penting
dalam kerangka pemberdayaan generasi muda, tapi juga memberikan kontribusi
bagi penyiapan generasi selanjutnya, serta regenerasi kepemimpinan di masa
mendatang.
Namun demikian, upaya untuk mencapai target Indonesia maju 2045 tidak
semudah membalikkan tangan. Tahun 2045, kita akan memasuki periode
pertengahan abad ke 21, yang akan ditandai dengan berbagai situasi yang
menantang dan sulit untuk diprediksi. Secara mendasar perekonomian dunia akan
semakin terbuka melintasi batas-batas negara. Batasan-batasan negara melebur
menjadi batasan regional seperti Uni Eropa, masyarakat ekonomi Asean, Pan
Amerika, dan lain sebagainya. Bahkan dengan bantuan teknologi komunikasi dan
informasi, batasan-batasan ini bisa menghilang. Indonesia sendiri sejak beberapa
tahun silam sudah dikategorikan sebagai negara berkembang dengan tingkat
perekonomian yang cukup diperhitungkan secara global.
Dunsire, A. 1973. Administration: The Word and the Science. Oxford: Martin
Robertson.
Hodgkinson, C. 1978. Toward a Philosophy of Administration. Oxford: Basil
Blackwell.
Mintzberg, H., Ahlstrand, B. dan Lampel, J. 1998. Strategy Safary: A Guided
Tour Through. Wilds of Strategic Management, New York: The Three Press.