Anda di halaman 1dari 10

?

2002 digitized by USU digital library


1
NILAI-NILAI DIDAKTIS DALAM SYAIR NASIHAT
KEPADA ANAK KARYA RAJA ALI HAJI

RAMLAN DAMANIK
Fakultas Sastra
Jurusan Sastra Daerah
Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN
Salah satu bentuk syair Melayu yang sangat terkenal adalah Syair Nasihat
kepada AnakKarya Ali Haji. Syair ini memiliki nilai-nilai pengajaran dan pendidikan
yang tinggi. Nilai-nilai pengajaran dan pendidikan tersebut adalah (1) Prinsip-prinsip
dan kriteria seorang pemimpin, (2) Akhlak seorang muslim, (3) Hormat dan patuh
kepada guru, (4) Pandai membawa diri, (5) Ilmu pengetahuan, (6) Dalam bertindak
harus menggunakan akal dan pikiran, dan (7) Pengenalan hawa nafsu.
Berikut ini akan dipaparkan ketujuh nilai-nilai pengajaran dan pendidikan yang
terdapat di dalam Syair nasihat Kepada Anak Karya Raja Ali haji seperti berikut.
1. Prinsip-prinsip dan kriteria seorang pemimpin
Di antara faktor yang paling penting dalam kegiatan menggerakkan orang-
orang lain untuk menjalankan manajemen adalah kepemimpinan. Pemimpinlah yang
menentukan arah dan tujuan, serta memberikan bimbingan dan pekerjaan.
Kesalahan dalam kepemimpinna akan mengakibatkan kegagalan. Pemimpin
merupakan inri dari motor penggerak dari pada manajemen. Di samping itu
kepemimpinan berhubungan erat dengan manusia yang sifatnya selalu dinamis.
Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan
kepuasan kerja,keamanan, kualitas kehidupan kerja terutama tingkat prestasi auatu
organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu
kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Kemampuan
dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting dalam
suatu organisasi. bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang
berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-
pemimpin yang efektif atau meningkat.
Poerbakawatja (1976 : 457) mengatakan bahwa, ? ... kepemimpinan adalah
proses pengaruh-mempengaruhi antara pribadi atau antar orang dalam situasi
tertentu, melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai tujuan tersebut?.
Sedangkan Masya (1978 : 180) menegaskan,
Kepemimpinan atau memimpin adalah usaha untuk menggerakkan orang
lain ataupun bawahan yang dipimpin supaya mereka dapat bekerja
bersama-sama menuju suatu tujuan yang diinginkan bersama dan yang
dianggap penting bagi mereka.

Jadi kepemimpinan itu dapat timbul kapan dan dimanapun, apabila ada
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Ada orang yang dipengaruhi atau anggota, bawahan, pengikut, kelompok yang
akan mau diperintah, dan dikomandokan;
2. Ada orang yang mempengaruhi atau pemimpin, memberi komando, pembimbing;
3. Ada pengarahan kepada suatu tujuan oleh orang yang mempengaruhi atau
pemimpin (Masya, 1978 : 180).
Seorang peneliti, Edwin Ghiselli dalam (Manullang, 1982 : 297) melalui
penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin, sebagai berikut :
Sifat-sifat tertentu yang harus dimiliki seorang pemimpin efektif adalah : 1.
Kemampuan dalam kedudukannya sbagai pengawas (supervisory ability)

?2002 digitized by USU digital library


2
atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan
dan pengawasan pekerjaan orang lain. 2. Kebutuhan akan prestasi dan
keinginan sukses. 3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif,
dan daya pikir. 4. Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-
keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat. 5.
Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan
untuk menghadapi masalah. 6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak
tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan
cara-cara baru atau inovasi.

Jadi seoran pemimpin harus memiliki sifat-sifat, antara lain : memiliki


kemampuan sebagai pengawas pelaksanaan jalannya pemerintahan, kecerdasan,
ketegasan, percaya diri, bertanggung jawab, memiliki rasa kemanusiaan, dan
inisiatif.
Kepemimpinan menyangkut bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka
untuk menerima pengarahan dari pemimpin, berarti mereka ikut membantu
menentukan status atau kedudukan pemimpin dan membuat proses
pemerintahan berjalan lancsar. Tanpa bawahan, semua kualitas pemimpin tidak akan
relevan dan berjalan dengan baik. Selain dapat memberikan pengarahan kepada
para bawahan, pemimpin juga dapat mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain,
pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi
juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan dapat menyelesaikan perintahnya.
Jadi seorang pemimpin harus memiliki kemampuan sebagai pengawas pelaksanaan
jalannya pemerintah, juga menegaskan,
Apabila perintah lemah dan lembut,
Semua orang suka mengikut,
Serta dengan malu dan takut,
Apa-apa kehendak tidak tersangkut. ( bait 15)
Seorang pemimpin haruslah memiliki kecerdasan dan wawasan pengetahuan
yang luas. Ia harus mengetahui segala sesuatunya tentang teknik-teknik dan cara
pemerintahan yang baik. Ia harus mengerti dengan sesungguhnya keperluan-
keperluan bawahannya, termasuk keperluan mereka untuk berkomunikasi,
perlengkapan dan persediaan administrasi, proses data, penyimpanan dan informasi.
Dalam menetapkan dan mengambil suatu keputusan seorang pemimpin
harus tegas. Seorang pemimpin harus senantiasa berada di depan dan membimbing
pengikutnya ke arah tujuan yang hendak ditentukan. Tujuan yang akan dicapai
hendaklah diterangkan dengan tegas dan jelas, sehingga dapat dipahami dan
dimengerti ioleh setiap pengikutnya.
Percaya diri yang dimiliki oleh seorang pemimpin adalah pandangan
terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah. Jika ada suatu
masalah, hendaklah bijaksana dalam mengambil keputusan. Masalah tersebut harus
diteliti dulu persoalannya dan hendaklah segera dituntaskan, jangan ditunggu dan
dibiarkan berlarut-larut.
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk merencanakan, mengorganisir,
dan mengawasi segi-segi organisasi di bidang tata usaha, termasuk persiapan,
komunikasi, koordinasi, dan operasi atau pelaksanaan pekerjaan. Karena seorang
pemimpin harus menjalankan tanggung jawab atas beberapa elemen organisasi,
maka kepadanya harus diberikan status yang dituntut oleh tanggung jawab ini, agar
dapat meninggikan penghematan dan hasil kerja yang baik dan efisien.
Seorang pemimpin harus mengenal sifat-sifat individu dan mengenal
kualitas pengikutnya masing-masing. Kunci suksesnya pelaksanaan manajemen
adalah keberhasilan dalam menyuruh orang-orang lain untuk melakukan sesuatu
kerja sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan organisasi yang telah disusun
rapi, dengan pembagian tugas kerja sesuai dengan kemampuan individu dan

?2002 digitized by USU digital library


3
wewenang serta tanggung jawab di antara anggota-anggota manajemen, baik
sebagai atasan maupun bawahan.
Ayuhai anakanda ,
Jika anakanda mengerjakan raja,
Hati yang betul hendaklah disahaja,
Serta rajin pada bekerja. (bait 2)
Sebagai seorang pemimpin sejati harus memiliki rasa kemanusiaan dan
solidaritas yang tinggi. Mendengar keluh-keluh bawahan adalah merupakan sarana
utama yang harus diperhatikan dalam merupakan sarana utama yang harus
diperhatikan dalam menggiatkan proses kepemimpinna. Sebagai pemimpin ia harus
pandai mengambil hati bawahannya. Jangan dicari sakit hati mereka tetapi carilah
kesukaannya. Hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawan atau atasan dan
bawahan harus terjalin dengan hubungan yang harmonis dan seimbang. Sebagai
seorang yang berkuasa, janganlah memerintah dengan kekejaman dan kediktatoran,
karena bawahan kita akan melaksanakannya dengan paksa. Secara otomatis pasti
mereka akan benci dan timbul niat jahat untuk menggulingkan jabatan kita, seperti
pada kutipan syair berikut,
Jika memerintah dengan cemati,
Ditambah dengan perkataan mesti,
Orang menerimanya sakit hati
Barangkali datang fikir hendak dihati. (bait 16)
Inisiati sangat penting dalam penyusunan perencanaan. Seorang pemimpin
yang baik harus merupakan seorang pemikir yang kreatif dengan mencari kombinasi
baru, penemuan-penemuan baru, cara kerja yang lebih efisien, dan alat kerja yang
modern. Antara kesatuan-kesatuan organisasi pun sangat dibutuhkan adanya inisiatif
agar tercipta hubungan kerja yang paling dan harmonis dalam usaha kerjasama.
Kreatifitas juga sangat penting dan diperlukan sekali dalam bidang kepemimpinan
yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan oleh seorang pimpinan.
Seorang pemimpin juga harus memiliki kewibawaan dan kejujuran, serta
rajin. Pemimpin tanpa wibawa tidak akan berhasil dalam menjalankan tugasnya.
Kerajinan yang dimiliki oleh pemimpin akan merangsang kegiatan bawahannya.
Memimpin bila tidak disertai dengan kejujruan berarti akan membawa kelompoknya
kepada kehancuran.
Mengerjakan gubernemen janganlah malas,
Zahir dan batin janganlah culas,
Jernihkal hati hendaklah ikhlas,
Seperti air di dalam gelas (bait 3)

4.2. Akhlak Seorang Muslim


Secara etimologis, perkataan akhlak yang berasal dari bahasa Arab adalah
bentuk jamak dari kata khlulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjid berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat (Asmaran, 1992 : 1).
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang
dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwa dan selalu ada padanya.
Sifat itu dapat berupa perbuatan baik yang disebut akhlak yang mulia dan perbuatan
buruk yang disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.
Jadi pada hakikatnya akhlak merupakan suatu kondsi atau sidat yang telah
meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian sehingga muncullah berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi
tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal
pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti yang mulia dan sebaliknya. Suatu
perbuatan dapat dinilai baik jika timbulnya perbuatan itu dengan mudah sebagai
suatu kebiasaan tanpa memerlukan pemikiran. Seandainya ada seseorang yang

?2002 digitized by USU digital library


4
memaksakan dirinya untuk mendemakan hartanya atau memaksa hatinya dengan
dipikir-pikir lebih dahulu, maka bukanlah orang semacam ini.
Poerbakawatja (1976 : 9) menagatakan bahwa. ? ... akhlak adalah budi
pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang
merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan manusia?.
Anis dalam (Asmaran, 1992 : 5) menegaskan bahwa, ? ... Ilmu akhlak ialah
ilmu yang objek pembahasannya adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan
manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk?.
Ya?kub (1983 : 121) mengemukakan,
Adapun pengertian sepanjang terminologi yang dikemukakan oleh ulama
akhlak antara lain : a. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas
antara baik dan buruk, antara yang terpiji dan yang tercela, tentang
perkataan dan perbuatan manusia lahir dan batin. b. Ilmu akhlak adalah
ilmu pengetahuan yang memberikan penegrtian tentang baik dan buruk,
ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka
yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.

Dari kedua pendapat di atas jelaskan bagi kita bahwa akhlak yang baik
perbuatan manusia dan mengerjakan perbuatan yang baik yang harus dikerjakan
dan perbuatanjahat yang harus dihindari dalam hubungan dengan Allah, manusia
dan alam sekitarnya.
Dalam pembahasan akhlak ada beberapa istilah yang digunakan antara lain
; etika, moral, dan susila. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang artinya adat
atau kebiasaan. Etika merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas nilai
keindahan atau estetika.
Dalam estetika dibicarakan antara lain, apakah sesungguhnya keindahan itu,
mengapa ada objek yang indah dan yang jelek, bagaimana hubungan antara sesuatu
objek yang indah dengan perasaan atau emosi seseorang. Dalam etika dibicarakan
apa sesungguhnya yang dimaksud dengan baik buruk, mengapa ada yang disebut
perbuatan baik dan buruk, apa kriteria penilaian suatu perbuatan, apa atau siapa
yang menentukan baik buruknya suatu perbuatan, dan sebagiainya.
Moral berasal dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari mos mos yang
berarti adat kebiasaan. Poerwadarmintan (1982 : 654) mengatakan, ? ... moral
adalah baik buruk perbuatan dan kelakukan ?. Moral merupakan istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai baik
atau buruk, benar atau salah. Dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang
yang mempunyai tingkah laku yang baik disebut orang yang bermpral.
Selain ietilah di atas, di dalam bahasa Indonesia untuk membahas baik
buruk tingkah laku manusia juga sering digunakan istilah kesusilaan. Kesusilaan
berasal dari kata ? susila ? yang mendapat awalan ke- dan akhiran - an.Su berarti
baik,bagus dan sila dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Pooerwadarminta
(1982 : 982) mengatakan bahwa, ? ... susila berarti sopan, beradab, baik budi
bahasanya. Kesusilaan sama dengan kesopanan. Ini menunjukkan bahwa kesusilaan
bermaksud membimbing manusia agar hidup sopan, sesuai dengan norma-norma
susila?.
Sekarang dapat dilihat persamaan antara akhlak, etika,moral, dan susila,
yaitu menentukan hukum atau nilai perbuatan manusia dengan keputusan baik atau
buruk. Perbedaan terletak pada tolakukurnya masing--masing, akhlak dalam menilai
perbuatan mansuia dengan tolak ukurajaran Al - Quran dan Sunnah, etika dengan
pertimbangan akal pikiran, sedangkan moral dan susila dengan adat kebiasaan yang
umum berlaku di masyarakat (Asmaran, 1992 : 9).
Dalam syair , penyair perpesan kepada pembaca agar berakhlak mulia.
Akhlak seorang muslim pada umumnya dapat digolonhkan ke dalam dua golongan
yaitu budi pekerja yang mulia dan sikap atau kelakuan yang tercela. Mengenai budi

?2002 digitized by USU digital library


5
pekerja atau akhlak yang mulia ini, Iman al-Gazali dalam (Asmaran, 1992 : 204)
menerangkan,
Berakhlak baik atau berakhlak terpuji itu berarti artinya menghilangkan
semua adat-adat kebiasaan yang tercela yang sudah dirincikan oleh agama
Islam serta menjauhkan diri daripadanya, sebagaimana menjauhkan diri dari
tiap najis dan kotoran, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik,
menggemarinya, melakukannya dan mencintainnya.

Pada dasarnya budi pekerja baik atau akhlak terpuji merupakan sifat atau
tingkah laku yang sesuai engan norma atau ajaran agama Islam. Yang termasuk ke
dalam akhlak yang mulia adalah melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan
oleh Allah SWT, seperti mengucapkan kalimat syahadat, menegakkan sholat,
selanjutnya seperti yang tercantum dalam rukun Islam. Selain itu termasuk segala
perbuatan baik terhadap manusia maupun alam sekitar.
Melalui syair Nasehat Kepada Anak , memberikan contoh kepada pembaca
tentang akhlak yang mulia,seperti pada kutipanberikut,
Tutur yang manis anakanda tuturkan,
Perangai yang lembut anakanda lakukan,
Hati yang sabar anakanda tetapkan,
Kemaluan orang anakanda fikirkan, (bait 15)
Dalam pergaulan sehari-hari seorang muslimin haruslah selalu menjaga
lidahnya dari perkataan yang dapat menyakitkan hati orang lain. Tutur bahasa yang
lembut menunjukkan ketinggian budi pekerta seseorang. Gaya seseorang berbicara
emncerminkan kepribadian orang itu tidak terdidik. Ini sesuai dengan pribahasa yang
mengatakan bahwa ?bahasa menunjukkan bangsa?.
Perangai yang lenmbut yang dimaksudkan pengarang di sini adalah sikap
halus atau lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan kata-
kata, roman muka, sikap anggota badan, dan lain-lain dalam pergaulan baik dalam
masyarkat kecil atau keluarga maupun dalam masyarakat luas. Perangai halus atau
lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama.
Orang yang bersikap halus biasanya suka memperhatikan kepentingan orang lain,
dan suka menolong. Sikap lembut merupakan perwujutan dari sifat-sifat ramah,
sopan, sederhana dalam pergaulan.
Perangai yang lembut juga dimiliki oleh orang yang bersikap rendah hati,
karena orang yang bersikap rendah hati orang yang halus tutur bahasanya, sopan
tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam
pergaulan.
Yang dimaksud dengan sabar menurut penegrtian islam ialah tahan
menderita sesuatu yang tidak disenagi dengan ridha dan ikhlas serta berserah dari
kepada Allah. Secara umum sabar adalah kemampuan atau daya tahan manusia
menguasai sifat jelek yang terdapat dalam jiwa, yaitu hawa nafsu. Jadi sabar
mengandung unsur perjuangan, pergaulan, tidak menyerah dan menerima begitu
saja.
Dalam syair, akhlak tercela ini apat kita lihat pada kutipan berikut,
Jika anakkanda menjadi besar,
Tutur dan kata janganlah kaar,
Janganlah seperti orang sasar,
Banyaklah orang menaruh gusar. (bait 4)

Itulah orang akalnya kurang,


Menyangka diri pandai seorang,
Takabur tidak membilang orang,
Dengan manusia selalu berperang. (bait 10)

?2002 digitized by USU digital library


6
Dari anggota badan atau lahir, perkataan termasuk yang terbanyak
membuat maksiat. Dalam hal ini, tidak ada satu usahapun yang dapat
menyelamatkannya kecuali dengan jalan emmbiasakannya berkata-kata yang baik
dan bermanfaat. Rasullullah SAW mengajrakan yang diriwayatkan ioelh Bukhori dan
Muslim, yang artinya, ? Barang siapa yang beriman kepada Alllh dan hari akhir,
maka hendaklah ia berkata yang baik, atau (kalau tidak dapat berkata yang baik)
hendaklah berdiam diri saja?.
Adapun perkataan yang tercela yang harus dihindari, antara lain : berkata
yang tidak memberikan manfaat, brelebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal
yang batil, berkata kotor atau mencaci maki, metertawakan dan merendahkan orang
lain, dan berdusa.
Sombong atau takabur adalah suatu perasaan yang terdapat di dalam hati
manusia bahwa dirinya hebat, mempunyai kelebihan dari orang lain, misalnya
merasa lebih dalam ilmu pengetahuan, kekayaan, kecantikan, dan sebagainya.
Perasaan yang lebih ini kelihatan dalam sikap dan tindak tanduk sehari-hari dalam
penampilan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
Sifat sombong ini amatlah tercela, baik di sisi Allah maupun di mata
manusia dan akan membawa kerugian dan bahaya yang besar. Orang yang sombong
pasti tidak dapat memiliki sifat rendah hati. Orang yang sombong tidak dapat
meninggalkan sifat dengki dan dusta, begitu pula ia tentu tidak bisa menahan hawa
nafsunya, juga tidak mungkin dapat memebrikan nasehat yang baik kepada orang
lain. Kesukaannya hanyalah menghina dan mencemoohkan, ia suka mencari-cari dan
membongkar kemaluan orang lain, terlebih terhadap orang yang dipandang sebagai
saingannya. Orang yang bersifat sombong akhirnya akan tersesat karena ia meniru
sifat syaitan.
Islam melarang manusia untuk bersifat sombong dan Allah tidak
menyukainya. Allah menegaskan bahwa nerakalah tempat bagi orang-orang yang
sombong, sebagaimana firmanNya dalam surah al-Mukmin ayat 60 yang artinya,
Dan Tuhanmu berfirman : ?Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan begimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam
keadaan hina dina?. (al-Mukmin : 60 )
Rasulullah SAW juga pernah bersabda, yang artinya ?................ Tidak akan
masuk surga orang yang dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari kesombongan? (HR
Muslim).
Berbahagialah orang-orang yang berakhlak mulia dan berbudi pekerja utama
dan celakalah mereka yang bersikap dan bertingkah laku tercela. Dalam al-Quran
suruh al-Infithar ayat 13-14 Allah SWT berfirman, ?........ Sesungguhnya orang-orang
yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan. Dan
sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka?.
Menurut ayat di atas hanya orang yang berbakti benar-benar atau berbudi
pekerja utama yang dijanjikan Allah akan memasuki surga, maka Rasulullah SAW
memerintahkan manusia, khususnya orang muslim selalu berbudi pekerja luhur di
saat dan di manapun berada, seperti sabda Beliau, ?.......... Bertaqwalah kepada
Allah di mana saja engkau berada, ikutilah suatu kejelekan itu dengan kebaikan,
karena itu dapat menghapus kejelekan, dan pergaulilah seluruh manusia dengan
budi pekerja yang baik? (HR Tirmizi). Raja Ali Haji juga menegaskan dalam syairnya
seperti pada kutipan berikut,
Anakanda jauhkan kelakuan ini,
Sebab kebencian Tuhan Rahmani,
Jiwa dibawa ke sana sini,
Tidak laku suatu dewani. (bait 11)

?2002 digitized by USU digital library


7
4.3 Hormat dan Patuh kepada Guru
Orang tua selalu mengharapkan anaknya menjadi orang yang pandai, tahu
sopan santun, mengharagai orang lain, dan sebagainya. Harapan ini akan terwujud
jika sejak kecil anak diberi pengertian dan pendidikan, kepandaian anak selanjutnya
tergantung pada pendidikan yang pernah diperolehnya. Demikian pula dengan
pendidikan norma-norma kemasyarakatan yang diterima dari orang tua atau
keluarga.
Pada hakekatnya, pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia. Untuk
itu pendidikan bukan hanya didapat di sekolah, tetapi juga dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat, sebagaimana yang tercantum dalam GBHN, bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
tangga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, namun dari ketiga pendidik
yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Sedangkan guru dan masyarakat
sebenarnya hanya membantu untuk lebih memperkokoh kepribadian dan kecerdasan
anak.
Dalam kegiatan pengajaran, seorang guru sering dihadapkan kepada
berbagai macam masalah, baik menyangkut dasar-dasar profesi yang harus dikuasai
maupun masalah personil-personil dalam pengajaran. Guru harus dapat menciptakan
lingkungan yang baik untuk anak didiknya, memilih metode yang cocok dengan
materi, lingkungan dan perkembangan anak, memilih teknik evaluasi yang baik, dan
sebagainya. Guru yang baik, melalui dasar-dasar profesi yang dimiliki akan
membawa anak ke arah sukses dalam belajar. Perhatian sepenuhnya dipusatkan
pada anak didik agar jangan melakukan sesuatu yang kurang baik.
Seorang guru mempunyai tugas ganda yang sangat mulia yang tidak dimiliki
oleh orang lain. Di samping guru memberikan kepada muridnya pengetahuan secara
metodis, guru juga mendidik anak didiknya supaya menjadi orang yang jujur,
disiplin, bertanggung jawab dan berkepribadian luhur. Seorang guru yang
menghayati akan tugas yang disandangnya akan merasa prihatin melihat anak
didiknya berbuat hal-hal yang tidak terpuji dan tidak baik, dia merasa tidak berhasil
dalam mendidik siswanya. Di samping itu guru merasa berkewajiban membawa anak
didiknya ke arah yang dicita-citakan. Berbagai macam jalan tentu akan diambil
sedemikian rupa sehingga lebih bijaksana dan tidak menimbulkan efek yang kurang
baik bagi proses belajar anak didiknya.
Mengingat betapa beratnya tugas seorang guru, amka melalui syair Raja Ali
Haji mencoba menasehati pembaca untuk menghormati dan patuh kepada guru,
seperti pada petikan syair berikut,
Setengah orang besar fikir dan karu,
Tidak mengikut pengajaran guru,
Tutur dan kata haru bitu,
Kelakuan seperti anjing pemburu. (bait 8)
Jaman dahulu guru dipandang masyarakat sebagai orang yang terhormat
dan dianggap sebagai orang yang memiliki kemampuan lebih dalam segala hal.
Masyarakat mengakui adanya kelebihan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang
guru dan memang dirasakan manfaatnya pada waktu itu, terlebih tentang pelajaran
agama. Oleh karena kuatnya anggapan masyarakat yang demikian itu, maka setiap
yang diucapkan, dilakukan dan diperintahkan guru, senantiasa dipercaya dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru benar-benar dipandang sebagai orang
yang dipercaya dan dicontoh oleh masyarakat. Dengan kata lain guru harus
berwibawa, karena guru pada waktu itu dianggap sebagai sumber informasi yang
belum disaingi oleh orang lain dan profesi lain.
Jika direalitakan dengan kehidupan sekarang, masyarakat dapat mengkuti
perkembangan ilmu dan pengetahuan melalui media cetak dan media elektronik,
seperti buku, majalah, surat kabar, radio dan televisi. Lebih-lebih dengan ditemuinya

?2002 digitized by USU digital library


8
teknologi satelit komunikasi dan komputer, proses pendidikan berlangsung secara
universal. Dengan perkembangan sistem informasi ini, maka masyarakat tidak lagi
menganggap guru sebagai satu-satunya sumber informasi di daerahnya.
Perkembangan teknologi komunikasi ini, berpengaruh pula terhadap proses
sosialisasi anak dalam keluarga. Semakin banyak orang tua yang memiliki koleksi
buku-buku, berlangganan majalah dan surat kabar, serta memiliki pesawat radio dan
televisi, disadari atau tidak, orang tua ikut menciptakan suasana belajar di rumah,
sehingga rasa ingin tahu anak telah terangsang sejak dari rumah.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan masyarakat, maka
semakin banyak pula di luar sekolah pendidikan bermunculan. Seorang guru perlu
menyadari bahwa di luar sekolah terdapat sumber informasi lain. Dengan kata lain,
guru mendapat tantangan dari kemajuan teknologi komunikasi dan berbagai jenis
serta variasi pendidikan di luar sekolah yang sangat banyak. Oleh karena itu guru
harus rajin membaca buku untuk mengikuti kemajuan ilmu dan pengetahuan.
Dengan demikian maka bertambah sulitlah tugas seorang guru. Dia bukan
saja harus mengajar, tetapi juga, harus belajar kembali, agar tidak tertinggal dengan
anak didiknya. Dengan pengetahuan yang luas, maka seorang guru akan lebih
mampu mengahdapi cara belajar siswa yang aktif dan kewibawaan seorang guru
tetap terjaga. Oleh karena itu wajiblah kita menaruh hormat kepada guru, karena
pada dasarnya dengan jasa beliaulah kita dapat menjadi pintar dan menjadi orang
yang berguna.

4.4. Pandai Menempatkan Diri


Manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan pertolongan orang
lain. Orang lain dapat membantu kita dalam kesusahan dan akan dirasakan ringan
dibanding dengan hanya dipendam di dalam hati. Apalagi jika orang tersebut dapat
ikut mengatasinya, baik dengan pertolongan pikiran, tenaga atau uang.
Islam mengajarkan agar umatnya hidup bermasyarakat, agar mereka saling
menolong antara satu dengan yang lain dalam memecahkan segala persoalan, demi
untuk kebaikan. Kita perlu hidup bergaul dengan sesama, karena dengan demikian
kehidupan manusia dapat lebih maju. Dengan bergaul, kita saling menyempurnakan,
memberi dan menerima untuk kepentingan bersama. Namun dalam pergaulan
sesama manusia, kita harus dapat membedakan pergaulan yang baik dan yang
buruk. Juga harus pandai menempatkan diri dan membawa diri agar terombang
ambing dalam kehidupan, seperti yang terdapat dalam syair Nasehat Kepada Anak
yaitu,
Nasehat ayahanda fikirkan,
Keliru syaitan anakanda jagakan,
Orang berakal anakanda hampirkan,
Orang jahat anakanda jauhkan. bait 7)
Syaitan memiliki peluang yang luas dan jalan yang banyak untuk
menyesatkan manusia dalam berbuat kebaikan dan menyesatkan ke jurang
kejahatan. Semua perbuatan buruk dan kejahatan, baik yang dilakukan oleh
perseorangan maupun kelompok, sumbernya hanya dari syaitan. Dia yang
menggerakkan dan membuat situasi yang dapat mendukung terlaksananya
perbuatan jahat itu. Dialah yang menyebabkan manusia diusir dari syurga dan
selanjutnya dia selalu berusaha dengan cara apapun utnuk menjerumuskan manusia
ke jurang kesengsaraan.
Syaitan memang memiliki kekuatan yang luar biasa, ia dapat
menjerumuskan siapapun yang ia kehendaki dengan cara yang sangat mudah. Ia
juga mampu menghilangkan harapan masa depan seseorang, kemudian merubah
kehidupan manusia sepanjang hayat dengan menahan dan memikul kepayahan dan
kesulitan. Oleh sebab itu janganlah kita tergoda oleh rayuan dan bujukan syaitan.
Hal ini dapat dihindari dengan keteguhaniman dan selalu berzikir kepada Allah.

?2002 digitized by USU digital library


9
Penyair menyarankan kepada pembaca agar bergaul dengan orang yang
berakal dan menjauhkan orang yang jahat. Yang dimaksudkan oleh pengarang
dengan orang yang berakal di sini adalah orang dapat membedakan antara yang baik
dan yang buruk dan orang yang selalu berbuat kebaikan. Islam mengajarkan bahwa
manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak mendatangkan
kebaikan kepada orang lain, seperti menurut sebuah hadist yang diriwayatkan oleh
Qadla?ie dari Jabir, Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, ? ......... Sebaik-
baik manusia ilah orang yang banyak manfaatnya (kebaikannya) kepada manusia
lainnya? (Asmaran, 1992 : 53).
Orang yang jahat adalah orang yang berkepribadian buruk, selalu membuat
keonaran dan keresahan dala

Anda mungkin juga menyukai