Anda di halaman 1dari 18

Vol. 16, No. 2, (2023): 161-176, DOI: 10.32832/tawazun.v16i2.

14219
ISSN 2654-5845 (Online); 1978-6786 (Printed)

Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan


Lingkungan Keluarga terhadap Karakter
Kewirausahaan
Afrina Yanti1*, Henny Indrawati2
1
Universitas Riau, Indonesia
2
Universitas Riau, Indonesia
* henny.indrawati@lecturer.unri.ac.id

Abstract
Entrepreneurial character is something that is related to the characteristics of a person's
behavior, character, habits, attitude and actions in carrying out daily activities in the world
of academics, business and the courage to take risks to achieve success. This research aims
to analyze the influence of entrepreneurship education and family environment on the
entrepreneurial character of students at SMPN Pekanbaru City. Data was collected by
questionnaire. The sampling technique is random sampling. The number of respondents
was 189 students, namely 79 respondents came from SMPN 2 and 110 respondents came
from SMPN 18 Pekanbaru City. The data analysis techniques used are descriptive analysis
and multiple linear regression analysis. The research results show that there is a
simultaneous and partial influence of entrepreneurial education and family environment
on entrepreneurial character

Keywords: Entrepreneurship education, Family environment, Entrepreneurial


character

Abstrak
Karakter kewirausahaan adalah adalah sesuatu yang berkaitan dengan ciri khas
perilaku, watak, tabiat, sikap dan tindakan seseorang dalam melakukan aktivitas
sehari-hari baik dalam dunia akademik, bisnis serta berani mengambil resiko
untuk mencapai suatu keberhasilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pendidikan kewirausahan dan lingkungan keluarga terhadap karakter
kewirausahaan siswa di SMPN Kota Pekanbaru. Data dikumpulkan dengan
angket. Teknik pengambilan sampel yaitu random sampling. Jumlah responden
189 orang siswa yaitu 79 responden berasal dari SMPN 2 dan 110 responden
berasal dari SMPN 18 Kota Pekanbaru. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kewirausahaan dan lingkungan
keluarga secara simultan dan parsial terhadap karakter kewirausahaan .siswa
pada mata pelajaran ekonomi IPS di SMPN Kota Pekanbaru.
Kata kunci: Pendidikan Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga Karakter Kewirausahaan
Article Information: Received May 15, 2023, Accepted July 1, 2023, Published August 25, 2023.
Copyright (c) 2023 Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam
This article is licensed under Creative Commons License CC-BY-SA

Pendahuluan
Menurut Permendikbud No 57 tahun 2014, IPS bertujuan untuk
menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang
membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan
lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan
sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif (Riawan, 2020).
Pengintegrasian pembelajaran IPS kedalam 4 mapel yaitu Ekonomi, Geografi,
Sosiologi dan Sejarah dilakukan dalam tiga hal, yaitu integrasi sikap, pengetahuan
dan keterampilan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar
yang berkaitan (Afifah, 2017). Untuk mewujudkan tujuan dari pembelajaran IPS
salah satunya adalah dengan memberikan materi kewirausahaan. Materi
kewirausahaan merupakan materi yang penting dalam dunia pendidikan.
Pemberian materi kewirausahaan ini berguna untuk menumbuhkan semangat
kewirausahaan sejak dini sehingga siswa diharapkan dapat menjadi manusia yang
berguna dan memiliki karakter kewirausahaan serta mampu menghadapi
tantangan di masa yang akan datang.
Kewirausahaan adalah bagian dari mata pelajaran ekonomi yang
mempelajari bagaimana seseorang menjadi kreatif, inovatif dan mandiri. Dasar
pendidikan kewirausahaan dimulai di dalam keluarga dan dilanjutkan ketika anak
berada dibangku sekolah. Dengan memberikan materi kewirausahaan sejak dini
akan menanamkan mentalisme wirausaha pada siswa serta menciptakan
tumbuhnya individu-individu yang kreatif dan kaya inovasi dalam menghadapi
tantangan di masa depan.
Tantangan yang paling berat dihadapi ketika mengembangkan karakter
kewirausahaan pada siswa adalah ketika siswa tidak disiplin, tidak jujur dan
tidak konsisten dan tidak memiliki komitmen serta memiliki keterbatasan
keahlian dan pengetahuan. Tentu saja berbagai permasalahan tersebut merupakan
tantangan berat bagi siswa yang ingin mengembangkan karakter kewirausahaan
(Karta et al., 2022). Karakter kewirausahaan dapat ditumbuhkan dengan
pembelajaran praktek keterampilan melalui eksperimen dengan metode praktek
kewirausahaan (Sudarwati, 2020).
Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa SMPN 2 dan SMPN 18 Kota
Pekanbaru, ditemukan bahwa karakter kewirausahaan siswa tidak baik. Adapun
temuan itu dapat dilihat 58 atau 7,3% dari 79 siswa SMPN 2 dan 82 atau 75%
dari 110 siswa SMPN 18 Pekanbaru kurang semangat dalam mengerjakan tugas
seperti siswa tidak paham dengan materi pelajaran dan kurang termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran. Bukan hanya itu saja jika dilihat dalam
mengerjakan tugas keterampilan disekolah sangat jarang ditemukan siswa yang
mampu mengerjakan tugas keterampilan secara mandiri selebihnya dilakukan
secara berkelompok.
Selanjutnya, ditemukan juga siswa yang kurang kreatif dan inovatif seperti
kesulitan dalam mengembangkan ide-ide dalam mengerjakan tugas
kewirausahaan terakhir ditemukan juga siswa kurang gigih dalam mengerjakan
tugas praktek karena dalam melaksanakan tugas yang sulit siswa mudah putus
asa dengan ditemukannya banyak siswa yang tidak menyelesaikan tugas yang
diberikan.
Berdasarkan permasalahan tersebut menunjukkan bahwa karakter
kewirausahaan siswa masih rendah. Muncul pertanyaan atas fenomena yang
terjadi, apa saja yang mempengaruhi karakter kewirausahaan. Menurut
Mochlasin & Krisnawati (2016), faktor yang mempengaruhi karakter
kewirausahaan adalah pendidikan kewirausahaan, lingkungan dan kepribadian.
Sama halnya dengan pendapat Daoed & Firah (2020) faktor yang mempengaruhi
karakter wirausaha siswa, yaitu pendidikan kewirausahaan, lingkungan
keluarga, kepercayaan diri siswa, pengalaman wirausaha dan perkembangan
IPTEK. Selanjutnya menurut Ependi & Winarso (2019) faktor yang
mempengaruhi karakter kewirausahaan adalah bakat, pendidikan (termasuk
jiwa wirausaha) dan lingkungan sekitar, salah satunya adalah lingkungan
keluarga.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi karakter kewirausahaan
pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga merupakan faktor paling
dominan yang mempengaruhi karakter kewirausahaan. Hal ini ditandai dengan
hasil penelitian terdahulu dan adanya temuan generasi milenial memiliki
kualitas diri yang baik dalam menentukan apa yang menjadi keinginannya dan
apa yang akan dilakukannya setelah mendapatkan pendidikan kewirausahaan
dan lingkungan keluarga (Suarningsih & Rasmini, 2021).
Menurut Yanti (2019) pendidikan kewirausahaan yang diberikan di
jenjang sekolah sangat efektif untuk mendukung kesiapan berwirausaha pada
masa depan. Insana & Mayndarto (2017) menjelaskan terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara pendidikan kewirausahaan terhadap pembangunan
karakter wirausaha. Sejalan dengan itu, pendapat Aryani (2019) menjelaskan
bahwa pembentukan karakter peserta didik di Indonesia dapat didukung
melalui internalisasi nilai-nilai pendidikan kewirausahaan.
Faktor lain yang mempengaruhi karakter kewirausahaan adalah
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga memiliki pengaruh sangat besar
terhadap anak- anak menjadi seorang wirausahawan di masa yang akan datang.
Pada lingkungan keluarga tersebut, seorang anak mendapat inspirasi dan
dukungan berwirausaha dari keluarga, dan terdapat kegiatan dalam keluarga
tersebut yang bermakna belajar kewirausahaan. Keluarga merupakan
lingkungan sosial terdekat dari seorang wirausaha, yang sangat besar
peranannya dalam membentuk karakter, termasuk karakter wirausaha dari
seorang anak (Artaningih, 2021).
Selanjutnya Rimadani (2019) juga menjelaskan faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi karakter kewirausahaan yaitu lingkungan keluarga, kebutuhan
berprestasi, dan kreativitas. Menurut Bahri (2021) karakter wirausaha tentu saja
tidak terbentuk begitu saja, namun melalui pengaruh dari lingkungan yang
mengantarkan seorang wirausaha memiliki karakter khusus yang menunjang
kesuksesannya dalam berwirausaha. Interaksi dengan lingkungan adalah faktor
yang berperan penting dalam pembentukan karakter. Karakter wirausaha yang
baik akan membentuk ke arah positif dalam perkembangan usaha. Menurut
Khairinal et al., (2022) lingkungan keluarga dapat menjadi lingkungan untuk
melatih dan mengasah karakter kewirausahaan pada anak. Lingkungan keluarga
juga dapat menjadi bekal pada anak untuk mulai mengarahkan minatnya
dikemudian hari.
Banyak penelitian telah mengungkapkan bahwa karakter kewirausahaan
dapat dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga.
Hasil penelitian Riani & Almujab (2019) menyebutkan terdapat pengaruh yang
positif antara pendidikan kewirausahaan terhadap perilaku wirausaha pada
mahasiswa. Sementara menurut Insana & Mayndarto (2017) terdapat hubungan
positif dan signifikan antara kualitas pendidikan kewirausahaan dengan karakter
wirausaha mahasiswa. Berbeda dengan pendapat Khatimah & Nuradi (2021)
bahwa karakter kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembentukan karakter santri prenenur, hal ini menunjukkan bahwa perlu ada
inovasi dalam pendidikan kewirausahaan sebaliknya, lingkungan memiliki
pengaruh yang besar, hal ini dikarenakan kesehariannya selalu berinteraksi
dengan para dosen yang pada umumnya menjalankan usaha.
Sudah banyak penelitian yang mengkaji tentang pendidikan
kewirausahaan, lingkungan keluarga dan karakter kewirausahaan, namun
terdapat kebaruan dalam penelitian yaitu variasi antara variabel dan juga
ditemukan pula ada perbedaan hasil penelitian pada karakter kewirausahaan.
Oleh sebab itu perlu untuk melakukan penelitian dengan tujuan mendapatkan
hasil yang bervariatif sesuai dengan kondisi geografis penelitian. Berdasarkan hal
tersebut penelitian ini akan membahas pengaruh pendidikan kewirausahaan dan
lingkungan keluarga terhadap karakter kewirausahaan siswa pada mata pelajaran
ekonomi IPS SMP Negeri Kota Pekanbaru.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Kota Pekanbaru, yaitu SMP Negeri 2
dan SMP Negeri 18. Populasi penelitian adalah seluruh siswa dan siswi kelas
VII. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 189 siswa yaitu 79 Siswa berasal
dari SMPN 2 dan 110 dari SMPN 18. Sumber data diperoleh dari responden
melalui melalui penyebaran kuesioner atau angket. Teknik Analisis data dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.
Analisis deskriptif adalah mendeskripsikan fakta-fakta serta pengaruh antar
variabel yang diteliti. Sedangkan analisis regresi linier berganda digunakan
untuk mengukur besarnya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat. Uji deskriptif dan linear regresi berganda dilakukan dengan
menggunakan SPSS Versi 22. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pendidikan kewirausahaan (X1), lingkungan keluarga (X2) dan variabel
terikatnya yaitu karakter kewirausahaan (Y).

Hasil dan Pembahasan


A. Analisis Deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat
yaitu karakter kewirausahaan dan 2 variabel bebas yaitu meliputi pendidikan
kewirausahaan dan lingkungan keluarga. Untuk menjelaskan masing-masing
variabel, pada bagian ini disajikan deskripsi variabel berupa nilai maksimal, nilai
minimal, mean, standar deviasi, tabel distribusi frekuensi dan deskripsi masing-
masing variabel disajikan pada Tabel 1:
Tabel 1 Deskripsi Variabel Penelitian
No Variabel N Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
1 Pendidikan
kewirausahaan 189 9,78 27,46 4163,71 25,6900 2,66228
2 Lingkungan
keluarga 189 19,00 91,57 8078,04 50,2600 6,18132
3 Karakter
kewirausahaan 189 44,86 87,46 12723,2 85,3600 10,4790
Valid N 189
(listwise)
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023
Berdasarkan Tabel 1 nilai mean variabel pendidikan kewirausahaan adalah
25,6900, nilai mean lingkungan keluarga adalah 50,2600 dan nilai mean karakter
kewirausahaan adalah 85,3600. Jumlah nilai mean ini lebih besar dari standar
deviasi pendidikan kewirausaahaan 2,66228, standar deviasi lingkungan
keluarga 6,18132 dan standar deviasi karakter kewirausahaan 10,4790. Hal ini
berarti bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga
mengindikasikan hasil yang cukup baik. Hal ini dikarenakan standar deviasi
adalah pencerminan penyimpanan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran
data menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias.
1. Variabel Karakter Kewirausahaan
Berdasarkan hasil jawaban responden masing-masing indikator karakter
kewirausahaan didapatkan hasil rata-rata skor secara keseluruhan yang dapat
dilihat pada rekapitulasi distribusi jawaban responden pada distribusi frekuensi
Tabel 2 :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakter Kewirausahaan
Frequenc Valid Cumulative
No Interval Kategori Percent
y Percent Percent
1 88,2 - 105 Sangat Baik 76 40,2 40,2 40,2
2 71,4 – 88,2 Baik 87 46,0 46,0 86,2
3 54,6 – 71,4 Cukup 26 13,8 13,8 100,0
Total 189 100,0 100,0
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa karakter kewirausahaan siswa berada
pada kategori baik yaitu sebanyak 87 atau 46,0 % siswa. Hal ini disebabkan
karena siswa memiliki dorongan dari diri sendiri untuk semangat, mandiri, kreatif
dan inovatif, memperhitungkan resiko, gigih dan memiliki etika yang tinggi
dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Deskripsi frekuensi karakter
kewirausahaan siswa berdasarkan indikator dapat dilihat pada Tabel 3:
Tabel 3. Deskripsi Frekuensi Karakter Kewirausahaan Siswa Berdasarkan
Indikator
No Indikator N Minimu Maximu Sum Mean Std.
m m Deviation
1 189 2,0780
Semangat 3,00 12,02 9,2131 3,00
1
2 189 2,1101
Mandiri 3,83 11,11 8,1132 3,83
0
3 Peka terhadap 189 1,9184
4,14 13,11 9,4950 4,14
pasar 4
4 Kreatif dan 189 1,9714
3,95 11,61 8,5391 3,95
inovatif 3
5 Memperhitungk 189 10,180 1,8914
4,72 1,83 4,72
an resiko 1 4
6 189 10,526 2,2064
Gigih 4,48 13,12 4,48
0 8
7 Standar etika 189 11,252 1,8156
5,29 13,66 5,29
tinggi 6 8
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023
Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa secara umum indikator variabel
karakter kewirausahaan siswa yang berada pada rata rata tertinggi yaitu
indikator gigih yaitu 2,20648. Artinya siswa memiliki tekad dan dorongan dari
dalam diri sendiri untuk berusaha secara terus menerus dalam melaksanakan
tugas yang diberikan. . Hal ini dibuktikan dengan usaha untuk menghasilkan
sebuah produk atau karya. Siswa juga dapat memanfaatkan waktu dengan baik
sehingga dapat mengumpulkan tugas tepat waktu. Siswa menunjukkan sikap
yang sangat tertarik untuk menjadi seorang wirausaha sukses. siswa belajar
tidak hanya menggantungkan pengetahuannya kepada guru saja namun juga
memanfaatkan sumber sumber lain seperti buku buku diperpustakaan,
lingkungan dan memanfaatkan teknologi untuk menambah pengetahuan.

2. Variabel Pendidikan Kewirausahaan


Pada variabel pendidikan kewirausahaan (X1), klasifikasi pada setiap
kategori disajikan dalam tabel distribusi frekwensi Tabel 4:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Pendidikan Kewirausahaan
Valid Cumulati
Frequen
No Interval Kategori Percent Perce ve
cy
nt Percent
1 29,2 – 35 Sangat Baik 10 5,3 5,3 5,3
2 23,4 – 29,2 Baik 140 74,1 74,1 79,4
3 17,6 – 23,4 Cukup 38 20,1 20,1 99,5
4 11,8 – 17,6 Tidak Baik 1 0,5 0,5 100,0
Total 189 100,0 100,0
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa pendidikan kewirausahaan di
SMP Negeri Kota Pekanbaru berada pada kategori baik yaitu sebanyak 140 atau
74,1% siswa menganggap pendidikan kewirausahaan disekolahnya berjalan
dengan baik. Hal ini disebabkan karena sekolah sudah memiliki kurikulum,
tenaga pendidik yang memiliki kompetensi serta fasilitas belajar mengajar yang
baik. Deskripsi frekuensi pendidikan kewirausahaan berdasarkan indikator dapat
dilihat pada Tabel 5 :
Tabel 5. Deskripsi Frekuensi Pendidikan Kewirausahaan Berdasarkan Indikator
No Indikator N Minimu Maximu Sum Mea Std.
m m n Deviation
1 Kurikulum 189 3,00 8,03 6,534 1,446 3,00
2 Kualitas tenaga
189 2,63 9,71 7,748 1,404 2,63
pendidik
3 Fasilitas belajar
189 2,75 9,72 7,748 1,481 2,75
mengajar
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa secara umum indikator
variabel pendidikan kewirausahaan yang berada pada rata rata tertinggi adalah
indikator fasilitas belajar mengajar yaitu 1,481. Hal ini menjelaskan bahwa
pendidikan kewirausahaan yang diberikan guru di sekolah didukung dengan
adanya fasilitas di sekolah. Fasilitas adalah sarana dan prasarana yang harus
tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana merupakan
semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan untuk proses pendidikan di sekolah, meliputi gedung, ruang
belajar/kelas, media belajar, meja, kursi, wifi, koperasi konsumsi serta ruang
hasil karya siswa. Keberadaan sarana disekolah akan membantu guru, siswa,
dan anggota sekolah lainnya untuk mengakses serta menyediakan informasi
belajar secara bersamaan tanpa adanya hambatan ruang dan waktu. Sarana
yang baik akan menimbulkan minat dan perhatian siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Variabel Lingkungan keluarga
Kategori jawaban responden untuk variabel lingkungan keluarga (X2)
dapat diketahui pada Tabel 6 :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Lingkungan Keluarga
No Interval Kategori Frequenc Percen Valid Cumulative
y t Percent Percent
1 50,4 – 60 Sangat Baik 92 48,7 48,7 48,7
2 40,8 – 50,4 Baik 93 49,2 49,2 97,9
3 31,2 – 40,8 Cukup 3 1,6 1,6 99,5
21,6 – 31,2 Tidak Baik 1 0,5 0,5 100,0
4
5 12,0 – 21,6 Sangat Tidak 0 0 0 0
Baik
Total 189 100,0 100.0
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa distribusi lingkungan
keluarga berada pada kategori baik yaitu terdapat sebanyak 93 siswa atau
49,2%. Artinya keluarga sudah memberikan yang terbaik untuk anaknya baik
berupa fasilitas, dukungan, motivasi dan didikan. Hal ini dapat dilihat dari
bagaimana cara orang tua memberikan didikan seperti membiasakan anak
untuk mandiri, membantu pekerjaan rumah, disiplin, jujur dan memiliki
ketekunan dalam menghadapi masa depan, adanya hubungan yang harmonis
antar anggota keluarga seperti berdiskusi dalam pengambilan keputusan, orang
tua melengkapi fasilitas sekolah anak dan memberikan kesempatan kepada
anak untuk membangkitkan kreativitas dan tidak mudah menyerah dalam
menghadapi tantangan. Melalui kreativitas yang tinggi, anak-anak akan
mengeksplorasikan kreasi mereka untuk membuat gagasan dalam menciptakan
terobosan baru.
Deskripsi frekuensi lingkungan keluarga berdasarkan indikator dapat
dilihat pada Tabel 7 :
Tabel 7. Deskripsi Frekuensi Lingkungan Keluarga Berdasarkan Indikator
Std.
Minimu Maximu
No Kategori N Sum Mean Deviatio
m m
n
1 Bagaimana cara keluarga dalam
189 3.83 8.97 7.3785 1.3171 3.83
memberikan pendidikan
2 Hubungan harmonis antara
189 2,00 9,55 7,7481 1,4270 2,00
anggota keluarga
3 Keadaan keluarga 189 3,11 9,60 7,3788 1,4520 3,11
4 Kondisi perekonomian yang
189 3,39 8,98 7,2741 1,5245 3,39
dimiliki keluarga
5 Pengertian atau kepekaan
189 2,00 9,22 7,1505 1,3606 2,00
kedua orangtua
6 Bagaimana kultur didalam
189 2,00 49,08 5,8111 3,5119 2,00
keluarga
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat secara umum, indikator variabel


lingkungan keluarga yang berada pada rata rata tertinggi adalah indikator
bagaimana kultur didalam keluarga yaitu 3,5119. Kultur dalam keluarga adalah
pandangan hidup yang mencakup cara berpikir, berperilaku, dan sikap nilai,
yang diakui bersama dalam suatu kesatuan sosial yaitu keluarga yang terdiri
atas ayah, ibu, dan anak. Hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa perilaku
siswa sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup dan cara berpikir keluarganya.
Keluarga yang memiliki profesi sebagai wirausaha dapat menstimulasi
tumbuhnya jiwa wirausaha sejak dini melalui pembiasaan. Salah satu contoh
pembiasaan tersebut adalah sering bercerita tentang kesuksesan salah satu
keluarga dalam berusaha.

Uji Asumsi Klasik


Sebelum data dianalisis regresi linier sederhana, maka dilakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu. Rekapitulasi uji asumsi klasik dapat dilihat pada
Tabel 8:
Tabel 8. Rekapitulasi Uji Asumsi klasik
varibel Uji Uji Uji Uji
Normalita Linearita Multikolinierit Heterokedastisit
s s as as
Sig Sig Sig
Pendidikan
Kewirausahaa 0,000 1,350 0,596
0,095
n (X1)
Lingkungan
0,000 1,350 0,076
Keluarga (X2)
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023

Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dengan uji statistik one-sample kolmogorov-smirnov
pada Tabel 8, nilai signifikansinya adalah 0,095. Residual data berdistribusi
normal jika signifikansi > α= 0,05, dari pengujian dapat dilihat bahwa 0,095
lebih besar dari α = 0,05, maka disimpulkan data penelitian ini berdistribusi
normal.

Uji Linieritas

Hasil uji linearitas pada Tabel. 8 dapat diketahui bahwa sig. dari uji
linearitas pendidikan kewirausahaan (X1) dan lingkungan keluarga (X 2 ) adalah
0,000 artinya, lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
variabel pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga adalah linier.

Uji Multikolinearitas
Hasil uji Multikolinearitas pada Tabel 8, dapat di ketahui bahwa nilai VIF
(Variance Inflatio Factor) pendidikan kewiirausahaan (X1) adalah 1,350 dan
lingkungan keluarga (X2) 1,350. Jika dibandingkan, maka nilai VIF lebih kecil dari
10 atau < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada
variabel bebas di penelitian ini.

Uji Heterokedastisitas
Hasil uji Heterokedastisitas pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa pada
variabel pendidikan kewirausahaan (X1) nilai signifikansinya sebesar 0,596 dan
variabel lingkungan keluarga (X2) diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,076.
Angka signifikansi 0,59 > 0,05, dan 0,076 > 0,05. Dari hasil uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

Uji F
H3 : Pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap
karakter kewirausahaan siswa pada mata pelajaran ekonomi IPS di SMP
Negeri Kota Pekanbaru.

Untuk menguji hipotesis ke 3 dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil


analisis yang dapat di lihat pada Tabel 9 :
Tabel 9. Hasil Uji F (Secara Simultan)
Jumlah Dari Rata-Rata
No. Squares Df Square F Sig.
1. Regres 9405,946 2 4702,973 90,747 0,000b
i
2. sisa 9639,450 186 51,825
Total 19045,396 188
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023
Hasil pengujian pada Tabel 9 diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 90,747
dengan F-tabel = 3,04. Hal ini menunjukkan nilai F-hitung 90,747 > F-tabel 3,04 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewirausahaan dan lingkungan keluarga secara simultan berpengaruh terhadap
karakter kewirausahaan.

Uji t
Hasil penelitian pengaruh pendidikan kewirausahaan dan lingkungan
keluarga terhadap karakter kewirausahaan disajikan dalam Tabel 10 :
Tabel 10. Hasil Uji t (Secara Parsial)
No Standar tidak Standar T Sig.
Koefisien Koefisien
B Std. Beta
Error
1 Konstant 13,472 4,035 3,339 0,001
2 Pendidikan
1,222 0,187 0,396 6,541 0,000
kewirausahaan
3 Lingkungan
0,630 0,093 0,412 6,805 0,000
keluarga
Sumber: Data Olahan SPSS, 2023

1) Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan (X1) terhadap Karakter Kewirausahaan


(Y)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap karakter
kewirausahaan siswa pada mata pelajaran ekonomi IPS di SMP
Negeri Kota Pekanbaru.
Adapun hasil perhitungan uji t variabel pendidikan kewirausahaan
terhadap karakter kewirausahaan siswa dapat dilihat pada Tabel 10. Diketahui
bahwa variabel pendidikan kewirausahaan (X1) memiliki nilai t-hitung 6,541 > t-tabel =
1,960 dan nilai Sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti
pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap karakter kewirausahaan siswa
pada mata pelajaran ekonomi IPS di SMP Negeri Kota Pekanbaru.

2) Pengaruh Lingkungan Keluarga (X2) terhadap Karakter Kewirausahaan (Y)


hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2: Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap karakter kewirausahaan
siswa pada mata pelajaran ekonomi IPS di SMP Negeri Kota
Pekanbaru.
Adapun hasil perhitungan uji t variabel lingkungan keluarga terhadap
karakter kewirausahaan siswa dapat dilihat pada Tabel 10. Diketahui bahwa
variabel lingkungan keluarga (X2) memiliki nilai t-hitung 6,805 > t-tabel = 1,960 dan
nilai Sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti
lingkungan keluarga berpengaruh terhadap karakter kewirausahaan siswa pada
mata pelajaran ekonomi IPS di SMP Negeri Kota Pekanbaru.

Persamaan Regresi Berganda

Berdasarkan Tabel 10, persamaan regresi berganda pendidikan


kewirausahaan (X1), lingkungan keluarga (X2) dan karakter kewirausahaan (Y)
dengan memperhatikan angka yang berada pada coefficients Beta yaitu:
Y = 13,472 + 1,222X1 + 0,630X2
1. Persamaan regresi diperoleh konstanta sebesar 13,472 artinya jika variabel
karakter kewirausahaan (Y) dipengaruhi kedua variabel bebasnya (nilai X 1 dan
X2 = 0) menunjukkan besarnya karakter kewirausahaan adalah 13,472. Apabila
nilai X1 dan X2 meningkat maka Y juga akan meningkat.
2. Nilai koefisien regresi variabel pendidikan kewirausahaan (X1) sebesar 1,222
bertanda positif, ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel
pendidikan kewirausahaan memiliki hubungan searah dengan karakter
kewirausahaan (Y). Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan nilai
pendidikan kewirausahaan maka akan terjadi kenaikan satuan nilai karakter
kewirausahaan (Y) sebesar 1,222 dengan asumsi bahwa variabel yang lain
digunakan adalah tetap, semakin tinggi pendidikan kewirausahaan yang
diberikan maka karakter kewirausahaan yang dimiliki juga tinggi.
3. Nilai koefisien regresi variabel lingkungan keluarga (X2) sebesar 0,630 bertanda
positif, ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel lingkungan
keluarga memiliki hubungan searah dengan karakter kewirausahaan (Y). Hal
ini menunjukkan bahwa dengan penambahan nilai lingkungan keluarga maka
akan terjadi kenaikan satuan nilai karakter kewirausahaan (Y) sebesar 0,630
dengan asumsi bahwa variabel yang lain digunakan adalah tetap, semakin
baik pengaruh lingkungan keluarga maka karakter kewirausahaan yang
dimiliki semakin tinggi.

Koofisien Determinasi

Hasil koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada Tabel 11 :


Tabel 11. Koefisien Determinasi (R2)
Mode R R Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
l Square
a
1 0,703 0,494 0,488 7,19896
Sumber: Data olahan SPSS, 2023

Hasil nilai koefisien determinasi pada Tabel 11 menunjukkan derajat


ketepatan dari analisis persamaan regresi linear berganda yang menggambarkan
besarnya kontribusi variabel pendidikan kewirausahaan dan lingkungan
keluarga terhadap karakter kewirausahaan. Besarnya nilai kontribusi R Square
sebesar 0,494. Artinya bahwa kontribusi pendidikan kewirausahaan dan
lingkungan keluarga terhadap variabel karakter kewirausahaan yaitu sebesar
49,4%. Sedangkan sisanya 50,6% karakter kewirausahaan dikontribusi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini seperti kepribadian
hardiness (Artaningih, 2021), Self Eficacy dan Locus of Control (Roring, 2022),
pengalaman berwirausaha dan jenis kelamin (Wahyudiono, 2017) serta
penerapan metode pembelajaran praktek (Sudarwati,2020).

B. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Karakter kewirausahaan


Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
membuktikan bahwa pendidikan kewirausahan berpengaruh signifikan
terhadap karakter kewirausahaan. Artinya apabila pendidikan kewirausahaan
yang dimiliki seorang anak baik akan membentuk karakter kewirausahaan yang
baik pula pada setiap siswa. Rancangan kurikulum yang terarah, kualitas
pendidikan yang baik dan fasilitas belajar mengajar yang sangat memadai akan
membuat siswa nyaman dan berpengaruh pada pembentukan karakter
kewirausahaan siswa. Sekolah telah menyediakan apa yang menjadi kebutuhan
siswa. Diantaranya menghadirkan guru yang dapat membimbing tumbuh
kembangnya karakter kewirausahaan siswa, sebab guru merupakan kunci dan
pemain utama dalam menjalankan proses pendidikan (Daud et al., 2019).
Pada hakikatnya pendidikan kewirausahaan dapat dilihat dari kurikulum,
kualitas tenaga didik dan fasilitas belajar mengajar. Pendidikan kewirausahaan
dikembangkan pada kurikulum yang tidak hanya secara teori tetapi juga
keterampilan melalui praktek kewirausahaan (Sudarwati, 2020). Oleh karena itu
sekolah perlu mencari cara untuk mewujudkan dan menyesuaikan kurikulum
dengan kegiatan pembelajaran. Selain itu, sekolah juga ditugaskan dan
berwenang mengembangkan muatan lokal dan kurikulum kecakapan hidup
sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan lingkungan (Indrawati &
Caska, 2019).
Hasil penelitian senada dengan penelitian Phutry et al., (2019) juga
menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan menekankan pada peningkatan
skill dan juga pengetahuan mengenai kewirausahaan, namun yang lebih penting
adalah menumbuhkan karakter kewirausahaan dan memulai sebuah bisnis.
Menurut Wahyudiono (2017) terdapat pengaruh positif antara pendidikan
kewirausahaan terhadap karakter atau sikap berusaha seseorang.

C. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Karakter Kewirausahaan Siswa


Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
membuktikan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap
karakter kewirausahaan siswa. Artinya jika lingkungan keluarga anak baik maka
akan berdampak baik pula pada karakter kewirausahaan yang dimilikinya seperti
orang tua yang mengajarkan anaknya mandiri, mengajak anak selalu berdiskusi
dalam pengambilan keputusan, disiplin, jujur bahkan keluarga menumbuhkan
semangat berwirausaha dengan cara bercerita tentang orang-orang yang sukses
dalam berwirausaha. Artinya orang tua yang mendidik anaknya dengan sikap
dan perilaku yang baik cenderung juga akan membentuk anak tersebut tumbuh
menjadi pribadi yang memiliki sikap dan perilaku yang baik, begitu halnya dalam
pembentukan karakter kewirausahaan. Peran orang tua sangat berpengaruh
dalam pembentukan karakter anak, sebab baik buruknya pribadi dan jiwa anak
sangat tergantung dari keluarga atau kedua orang tuanya (Handoyono et al.,
2020). Begitu halnya dengan kewirausahaan, orang tua yang sudah mengenalkan
anaknya tentang kewirausahaan sejak dini maka mereka juga akan cenderung
memiliki karakter seorang kewirausahaan sehingga keluarga menjadi peletak
dasar bagi pola perilaku serta perkembangan pribadi anak.
Hasil Penelitian ini diperkuat oleh Anand & Meftahudin (2020) lingkungan
keluarga dapat menjadi lingkungan untuk melatih dan mengasah karakter
kewirausahaan pada anak. Lingkungan keluarga juga dapat menjadi bekal pada
anak untuk mulai mengarahkan minatnya dikemudian hari. Jika budaya
kewirausahaan ditumbuhkan pada anak dalam keluarga, maka anak tersebut
akan terbentuk jiwa wirausahanya sekaligus karakternya. Peran pendidikan
dalam keluarga dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak karena
wirausaha yang sukses dipicu oleh orang tua yang selalu memotivasi dan
mengajarkan anak berwirausaha sejak dini. Pendapat Ulfah & Irianto (2020)
lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
mempersiapkan anak-anak menjadi seorang wirausahawan di masa depannya.

D. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap


Karakter Kewirausahaan Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi IPS di SMP
Negeri Kota Pekanbaru
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
membuktikan bahwa pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga
berpengaruh signifikan terhadap karakter kewirausahaan siswa. Artinya apabila
pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga yang dimiliki siswa baik
maka akan membentuk karakter kewirausahaan yang baik pula. Hal ini karena
pendidikan kewirausahaan yang diajarkan sejak dini menjadi bekal spirit yang
tinggi yaitu akan menjadi mandiri, menanggung resiko dan mampu
memanfaatkan peluang sekecil apapun serta memiliki jiwa yang tidak mudah
menyerah.
Lingkungan keluarga juga memiliki peran penting dalam membentuk
karakter kewirausahaan anak, sebab kelaurga yang sering mengajarkan anak
tentang hidup mandiri, kreatif, inovatif juga akan dapat membentuk karakter
kewirausahaan apalagi anak sering diceritakan bahkan diajarkan caranya
memiliki usaha sendiri. Hal demikian dapat dsimpulkan bahwa penting
pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga dapat membentuk
karakter kewirausahaan anak agar anak memiliki pengetahuan dan lebih terarah
dalam belajar. Apabila pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga
baik maka akan dapat menumbuhkan karakter kewirausahaan bagi setiap
individu (siswa).
Sejalan dengan hasil penelitian (Insana & Mayndarto, 2017), menjelaskan
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan kewirausahaan
terhadap pembangunan karakter wirausaha, selanjutnya menurut (Rohmah,
2011) pendidikan kewirausahaan, lingkungan keluarga, kampus dan teman
sebaya mempengaruhi sikap kewirausahaan. Sikap merupakan salah satu
bagian dari karakter sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewirausahaan dan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi karakter
kewirausahaan. Menurut (Puspitaningsih, 2016) menyebutkan bahwa
pendidikan kewirausahaan dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap self
efficacy. Self efficacy merupakan kepercayaan yang dimiliki seseorang bahwa
dirinya mampu berusaha dengan gigih, berani, pekerja keras bahkan semangat
dan motivasi yang tinggi. Self efficacy juga merupakan dimensi dari tingkah laku
seseorang.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap karakter kewirausahaan
bagi siswa di SMPN Kota Pekanbaru. Perilaku, watak, tabiat, sikap dan
tindakan seseorang dapat dibentuk dengan pendidikan kewirausahaan. Artinya
jika ingin memiliki karakter kewirausahaan, perlu untuk menempuh
pendidikan kewirausahaan. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan disekolah
meliputi kurikulum yang baik, tenaga pendidik yang profesional dan fasilitas
yang memadai akan menumbuhkan karakter kewirausahaan pada diri siswa.
Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap karakter kewirausahaan.
Artinya semakin baik pengaruh lingkungan keluarga yang diberikan dirumah
seperti adanya keharmonisan anak dan orang tua, kondisi perekonomian
keluarga yang baik serta dukungan dan dorongan keluarga dalam
mengarahkan perilaku anak untuk mandiri, jujur dan memiliki etika yang baik
akan membentuk dan meningkatkan perilaku karakter kewirausahaan. Hal ini
disebabkan karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang terdekat dan
pertama sejak masih kecil dan memiliki peran besar kepada pembentukan
karakter kewirausahaan seseorang.

Daftar Pustaka

Afifah, S. N. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPS


Terpadu di MTsN Malang 1. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(2).
Anand, F., & Meftahudin, M. (2020). Pengaruh Lingkungan Keluarga, Pendidikan
Kewirausahaan, Efikasi Diri dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa. Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE), 2(1).
Artaningih, N. K. S., & Mahyuni, L. P. (2021). Pengaruh Kepribadian Hardiness,
Lingkungan Keluarga, dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha
Generasi Milenial. Forum Ekonomi, 23(3), 582–592.
Aryani, M., & Najwa, L. (2019). Peran Pendidikan Kewirausahaan Sebagai Upaya
Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Visionary : Penelitian Dan
Pengembangan Dibidang Administrasi Pendidikan, 4(1).
https://doi.org/10.33394/vis.v4i1.1979
Bahri, S., & Trisnawati, N. (2021). Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sosial
terhadap Minat Berwirausaha melalui Pendidikan Kewirausahaan pada Siswa SMKN
10 Surabaya. Journal of Office Administration : Education and Practice, 1(2), 269–
281. https://doi.org/10.26740/joaep.v1n2.p269-281
Daoed, T. S., Nasution, M. A., & Firah, A. (2020). Pengembangan Peran Sekolah dan
Kepercayaan Diri Siswa dalam Meningkatkan Karakter Kewirausahaan Berbasis
Kurikulum 2013 Pada Siswa/i SMKS TIK Darussalam Medan. RESWARA: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 56-64.
Daud, A., Aulia, A. F., & Ramayanti, N. (2019). Integrasi teknologi dalam pembelajaran:
Upaya untuk beradaptasi dengan tantangan era digital dan revolusi industri 4.0. Unri
Conference Series: Community Engagement, 1, 449–455.
https://doi.org/10.31258/unricsce.1.449-455
Ependi, A., & Winarso, B. S. (2019). Pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan
karakteristik kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha mikro kecil menengah
(umkm) di kecamatan ngaglik kabupaten sleman. Jurnal Publikasi Universitas Ahmad
Dahlan, 1–12.
Handoyono, R., Arbainah, S., Korawijayanti, L., & Ciptaningtyas, A. F. (2020). Pengaruh
Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha, Dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Manajerial Polines.
Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 4, 396–412.
Indrawati, H., & Caska. (2019). Analysis of economic learning success. International
Journal of E-Collaboration, 15(4), 18–30. https://doi.org/10.4018/IJeC.2019100102
Insana, D. R. M., & Mayndarto, E. C. (2017). Pembangunan Karakter Wirausaha
Mahasiswa Melalui Peningkatan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan. Jurnal
Ekonomi, 19(3), 348–356.
Karta, I. W., Burhannuddin, & Suiraoka, I. P. (2022). Entrepreneur Salak Sukses:
Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Produk Salak Pada Mahasiswa Dan Alumni.
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti, 3(2), 114–128.
https://doi.org/10.38048/jailcb.v3i2.964
Khairinal, K., Syuhadah, S., & Fitriani, F. (2022). Pengaruh Lingkungan Keluarga,
Pendidikan Kewirausahaan, Dan Jiwa Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha
Siswa Smkn 1 Kota Jambi. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(1),
163–174. https://doi.org/10.38035/jmpis.v3i1.863
Khatimah, H., & Nuradi, N. (2021). Mata Kuliah Kewirausahaan Islam Dan Lingkungan
Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Karakter Mahasantri Preneur Di Perguruan
Tinggi Berbasis Pesantren. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 10(3), 294.
https://doi.org/10.26418/jebik.v10i3.45961
Mochlasin, M., & Krisnawati, W. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Kewirausahaan Enterpreneur Muslim Salatiga. Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah, 7(2), 73. https://doi.org/10.18326/muqtasid.v7i2.73-94
Phutry Lelliezza, Ali Musadeq, & Arik Prasetya. (2019). Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan, Karakter Wirausaha Terhadap Intensi Berwirausaha Dengan Motivasi
Usaha Sebagai Intervening. Sketsa Bisnis, 6(2), 125–136.
https://doi.org/10.35891/jsb.v6i2.1776
Puspitaningsih, F. (2016). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Karakter Wirausaha dengan Self Efficacy Sebagai Variabel Intervening
pada Mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek, Jurnal Dewantara, 2(1)
Riani, D., & Almujab, S. (2019). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Perilaku
Wirausaha. Oikos: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Ekonomi, 3(2), 108-115. Riani,
D., & Almujab, S. (2019). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Perilaku
Wirausaha. Oikos: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Ekonomi, 3(2), 108-115.
Riawan, R. (2020). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Terhadap Siswa Melalui Pembelajaran
IPS di SDN 02 Metro Timur. Jurnal of Social Science Education, 1(1).
Rimadani, F., & Murniawaty, I. (2019). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Business
Center Dan Kreativitas Siswa Terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa. Economic
Education Analysis Journal, 7(3), 976–991. https://doi.org/10.15294/eeaj.v7i3.28333
Roring, A., Adolfina, A., & Taroreh, R. (2022). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Self
Efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Niat Berwirausaha (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Tahun Ajaran 2015 Dan 2016 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Sam Ratulangi Manado). Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial,
Budaya, dan Hukum), 5(2), 263-272.
Suarningsih, N. L. A., & Rasmini, N. K. (2021). Pendidikan, Lingkungan Keluarga dan
Penggunaan Instagram terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa. E-Jurnal Akuntansi,
31(2), 438. https://doi.org/10.24843/eja.2021.v31.i02.p14
Sudarwati, N. (2020). Menumbuhkan Karakter Wirausaha Dengan Metode
Praktek. Lecturer Repository.
Ulfah, F., & Irianto, a. (2020). Pengaruh Karakter Wirausaha, Minat Berwirausaha dan
Lingkungan Keluarga Terhadap Aktivitas Berwirausaha Mahasiswa Universitas
Negeri Padang. Jurnal Ecogen, 3(1), 74–86.
Wahyudiono, A. (2017). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Pengalaman Berwirausaha,
Dan Jenis Kelamin Terhadap Sikap Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surabaya. Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan
Kewirausahaan, 4(1), 76. https://doi.org/10.26740/jepk.v4n1.p76-91
Yanti, A. (2019). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Self Efficacy, Locus of Control
dan Karakter Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha. Maneggio: Jurnal Ilmiah
Magister Manajemen, 2(2), 268–283. https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i2.3774

Anda mungkin juga menyukai