How to Cite
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L2 Lantai 1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: trisuranti567@gmail.com
1
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
PENDAHULUAN
2
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
berwirausaha mandiri. Selain dapat mengurangi (PNS) dan menganggap wirausaha sebuah profesi
angka pengangguran karena bisa memberikan yang kurang menjanjikan, sehingga perlu waktu
pekerjaan kepada diri sendiri, wirausaha juga bisa lama untuk menjadi wirausaha sukses (Zuraya,
menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. 2018).
Terdapat tiga alasan mengapa wirausaha penting Salah satu langkah untuk mendorong
bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yaitu kewirausahaan yaitu dengan menggandeng
melalui kewirausaaan masyarakat mempunyai lembaga pendidikan. Jurusan Pendidikan Ekonomi
kesempatan untuk menciptakan dan menyediakan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
produk yang bernilai tambah atau inovasi baru, (UNNES) adalah salah satu jurusan yang
sehingga membuat masyarakat menjadi lebih mewajibkan mata kuliah kewirausahaan sebagai
kreatif dalam menciptakan barang yang dirasa mata kuliah wajib dengan tujuan mengenalkan
perlu dan penting untuk kesejahteraan masyarakat kewirausahaan dan meningkatkan pengetahuan
itu sendiri tanpa harus mengandalkan impor dari serta keterampilan berwirausaha mahasiswa, agar
luar negeri, bahkan bisa mengekspornya ke luar siap berwirausaha ketika lulus. Selain itu, pihak
negeri. Wirausaha bisa membantu pemerintah kampus juga menyediakan wadah bagi mahasiswa
melalui pembayaran pajak, yang secara tidak yang membutuhkan modal untuk memulai usaha
langsung akan membantu kesejahteraan melalui Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
masyarakat. Terakhir, adanya wirausaha mampu maupun Program Kreativitas Mahasiswa
menarik investor asing sehingga akan menambah Kewirausahaan (PKM K). Namun, berdasarkan
devisa negara (Yakub, 2015). Gambar 2., diketahui bahwa jumlah mahasiswa
Peningkatan jumlah wirausaha akan sangat pengusul PKM K di Fakultas Ekonomi tahun 2015-
menguntungkan negara. Namun, Enggartiasto 2019 cenderung mengalami penurunan. Bahkan
Lukita, Menteri Perdagangan RI tahun 2018 dari tahun 2015-2019, terdapat penurunan jumlah
menyatakan bahwa tingkat kewirausahaan usulan PKM K sebesar 92%.
Indonesia masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari
Global Enterpreneurship Index (GCI) Indonesia
tahun 2018 yang hanya menduduki peringkat 94
dari 137 negara. dengan 3,1% jumlah wirausaha.
Angka ini masih sangat rendah dibanding dengan
Global Enterpreneurship Index (GCI) di negara
maju yang rata-rata 14% dari total penduduk usia
kerja. Posisi Indonesia juga berada jauh di bawah
negara-negara ASEAN lainnya seperi Singapura
yang menduduki peringkat 27, Malaysia yang
menduduki peringkat 58, Thailand yang
menduduki peringkat 71, dan Filipina yang Gambar 2. Jumlah Usulan PKM K UNNES Tahun
menduduki peringkat 84,. Sementara dari Asia, 2015-2019
Hong Kong dan Taiwan berhasil menempati urutan Sumber : BAKK UNNES, 2019
13 dan 18. Sedangkan Amerika Serikat, Swiss, Pihak kampus memberikan dukungan bagi
Kanada, dan Inggris menempati peringkat sepuluh mahasiswa wirausaha dengan menyediakan etalase
teratas (Zuraya, 2018). bagi mahasiswa yang hendak berjualan, namun
Penyebab rendahnya tingkat kewirausahaan jumlah mahasiswa yang berwirausaha masih
yakni sistem pendidikan yang kurang mendorong rendah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
mahasiswanya untuk berkembang menjadi seorang
entrepreneurship. Status wirausahawan saat ini Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Wirausaha UNNES
masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat Tahun 2015-2018
sehingga lulusan sarjana masing berbondong- Jumlah
No. Jurusan
bondong melamar menjadi pegawai negeri sipil Mahasiswa
3
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
4
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
dalam terbentuknya wirausaha. Hal ini sejalan Penelitian ini bertujuan untuk : (1)
dengan penelitian yang dilakukan oleh Saifudin Mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan
(2016) yang menunjukkan bahwa lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan teman sebaya
teman sebaya berpengaruh positif dan signfikan secara simultan terhadap intensi berwirausaha
terhadap niat berwirausaha. mahasiswa, (2) Mengetahui ada tidaknya pengaruh
Pendekatan teoritis yang digunakan untuk lingkungan keluarga terhadap intensi berwirausaha
menjelaskan intensi dalam penelitian ini adalah mahasiswa, (3) Mengetahui ada tidaknya pengaruh
Theory of Planned Behavior (TPB) yang efikasi diri terhadap intensi berwirausaha
merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory mahasiswa, (4) Mengetahui ada tidaknya pengaruh
of Reasoned Action (TRA). Theory of Planned lingkungan teman sebaya terhadap intensi
Behavior (TPB) dicetuskan oleh Icek Ajzen berwirausaha mahasiswa.
(1988). Theory of Planned Behavior adalah teori
yang untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku METODE
manusia. Theory of Planned Behavior (TPB)
menjelaskan bahwa niat seseorang terhadap Penelitian ini merupakan penelitian
perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sejumlah
sikap terhadap perilaku (attitude toward the 257 mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan
behavior), norma subjektif (subjective norm), dan 2017/2018 Fakultas Ekonomi UNNES. Penentuan
persepsi atas kontrol perilaku (perceived jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan
behavioral control) (Jogiyanto, 2008). rumus Slovin. Sampel penelitian sebanyak 156
mahasiswa dengan persebaran pada masing-masing
prodi ditunjukkan pada Tabel 2.
5
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
digunakan oleh Krueger (1993) dan Ambarriyah & signifikansi ini digunakan untuk menguji : (1) Ha1 :
Fachrurrozie (2019), yaitu : (1) Percaya diri Lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
tentang keterampilan untuk menjalankan bisnis teman sebaya berpengaruh secara simultan
sendiri, (2) Keyakinan akan tetap survive dalam terhadap intensi berwirausaha mahasiswa, (2) Ha2 :
usaha, dan (3) Keyakinan akan kesuksesan uasaha Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap intensi
yang dirintisnya. berwirausaha mahasiswa, (3) Ha3 : Efikasi diri
Keempat, teman sebaya. Teman sebaya berpengaruh terhadap intensi berwirausaha
adalah orang-orang yang mempunyai kesamaan mahasiswa, (4) Ha4 : Lingkungan teman sebaya
status maupun usia yang saling berinteraksi baik di berpengaruh terhadap intensi berwirausaha
lingkungan tempat tinggal maupun tempat belajar. mahasiswa.
Peneliti menggunakan indikator yang digunakan
Saifudin (2016) dan Kumar & Satyasiba (2019), HASIL PENELITIAN
yaitu : (1) Interaksi yang dilakukan di lingkungan
tempat tinggal/kos maupun di lingkungan tempat Analisis deskriptif hasil penelitian ini
belajar, (2) Fungsi atau dukungan lingkungan dihitung dengan mencari besaran interval, sehingga
teman sebaya, dan (3) Keberadaan wirausaha didapatkan kriteria variabel intensi berwirausaha,
sukses diantara teman sebaya. lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
Pengumpulan data dalam penelitian ini teman sebaya.
menggunakan angket dan dokumentasi. Angket Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif
dalam penelitian ini bersifat tertutup dimana sudah untuk variabel intensi berwirausaha berbantuan
disediakan jawaban untuk setiap pernyataan. SPSS Statistics 20, diperoleh data sebagai berikut:
Bentuk alternatif jawaban yang disediakan dengan
menggunakan skala Likert. Penyebaran angket
penelitian menggunakan google form. Analisis data
menggunakan statistik deskriptif dan analisis
regresi berganda. Alat analisis yang digunakan
adalah Microsoft Office 2010 dan IBM SPSS
Statistics 20.
Teknik analisis uji instrumen penelitian
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil
yang diperoleh dari empat variabel sebanyak 33
pernyataan dinyatakan valid. Sedangkan uji
reliabilitas, diperoleh nilai cornbach’s alpha >
0,60, sehingga keempat variabel dinyatakan
reliabel.
Uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji parsial dan uji simultan. Uji
Tabel 3. Statistik Deskriptif Intensi Berwirausaha, Lingkungan Keluarga, Efikasi Diri, dan Lingkungan
Teman Sebaya
Descriptive Statistics
Mini Max S M
N Std. Deviation
mum imum um ean
1 4 2
IB 14 35 4.055
56 255 7.28
1 3 2
LK 10 30 4.160
56 385 1.70
1 6 3
ED 24 50 4.665
56 138 9.35
6
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
1 5 3
LTS 20 50 5.032
56 859 7.56
Valid N 1
(listwise) 56
Sumber : Data penelitian diolah, 2020
Hasil analisis pada Tabel 3. menunjukkan Hasil analisis statistik pada Tabel 3.
jumlah responden sebanyak 156 mahasiswa, menunjukkan jumlah responden sebanyak 156
dengan nilai tertinggi adalah 35 dan nilai terendah mahasiswa, dengan nilai tertinggi adalah 50 dan
ialah 14. Sedangkan standar deviasinya sebesar nilai terendah ialah 20. Sedangkan standar
4,055 dan nilai rata-rata intensi berwirausaha deviasinya sebesar 5,032 dan nilai rata-rata
adalah 27,28, yang termasuk dalam kategori tinggi. lingkungan teman sebaya adalah 37,56, yang
Berdasarkan hasil analisis deskriptif termasuk dalam kategori baik.
variabel intensi berwirausaha, diketahui bahwa 29 Berdasarkan hasil analisis deskriptif
siswa (19%) memiliki intensi berwirausaha dalam variabel lingkungan teman sebaya, diketahui
kategori sangat tinggi, 101 siswa (65%) memiliki bahwa 23 siswa (15%) memiliki lingkungan teman
intensi berwirausaha dalam kategori tinggi, 22 sebaya dalam kategori sangat baik, 103 siswa
siswa (14%) memiliki intensi berwirausaha dalam (66%) memiliki lingkungan teman sebaya dalam
kategori sedang, dan 4 siswa (2%) memiliki intensi kategori baik, 28 siswa (18%) memiliki lingkungan
berwirausaha dalam kategori rendah. teman sebaya dalam kategori cukup baik, 2 siswa
Hasil analisis statistik pada Tabel 3. (1%) memiliki lingkungan teman sebaya dalam
menunjukkan jumlah responden sebanyak 156 kategori kurang baik.
mahasiswa, dengan nilai tertinggi adalah 30 dan Penelitian ini menggunakan model regresi
nilai terendah ialah 10. Sedangkan standar berganda, sehingga perlu dilakukan uji prasyarat
deviasinya sebesar 4,160 dan nilai rata-rata regresi yaitu: uji normalitas, uji linearitas,
lingkungan keluarga adalah 21,70, yang termasuk ujimultikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji
dalam kategori baik. normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
Berdasarkan hasil analisis deskriptif apakah data dalam model regresi, memiliki
variabel lingkungan keluarga, diketahui bahwa 22 distribusi normal. Model regresi yang baik
siswa (14 %) memiliki lingkungan keluarga dalam memiliki data distribusi normal. Uji normalitas
kategori sangat baik, 80 siswa (51%) memiliki dapat dilakukan dengan menggunakan uji
lingkungan keluarga dalam kategori baik, 42 siswa Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan bantuan SPSS
(27 %) memiliki lingkungan keluarga dalam Statistics 20. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka
kategori sedang, dan 12 siswa (8 %) memiliki data dalam penelitian berdistribusi normal. Hasil
lingkungan keluarga dalam kategori kurang. uji normalitas data penelitian ini memiliki nilai
Hasil analisis pada Tabel 3. menunjukkan Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,835,
jumlah responden sebanyak 156 mahasiswa, sehingga data penelitian ini berdistribusi normal.
dengan nilai tertinggi adalah 50 dan nilai terendah Uji linearitas merupakan suatu perangkat uji
ialah 24. Sedangkan standar deviasinya sebesar yang diperlukan untuk mengetahui bentuk
4,665 dan nilai rata-rata efikasi diri adalah 39,35, hubungan yang terjadi antara variabel yang sedang
yang termasuk dalam kategori tinggi. diteliti. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah
Berdasarkan hasil analisis deskriptif terdapat hubungan yang linear antara dua variabel
variabel efikasi diri, diketahui bahwa 31 siswa yang diteliti. Uji linearitas dapat dilakukan dengan
(20%) memiliki efikasi diri dalam kategori sangat menggunakan Uji Lagrange Multiplier dengan
tinggi, 108 siswa (69%) memiliki efikasi diri dalam bantuan SPSS Statistics 20. Dasar pengambilan
kategori tinggi, 16 siswa (10 %) memiliki efikasi keputusan dari uji ini adalah jika c2 hitung < c2
diri dalam kategori sedang, 1 siswa (1%) memiliki tabel, maka model dinyatakan memiliki hubungan
efikasi diri dalam kategori rendah. yang linear. Hasil uji linearitas data penelitian ini
memiliki nilai c2 hitung < c2 tabel, sehingga
7
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
bentuk persamaan ini memiliki hubungan yang yang homosekdatisitas atau tidak terjadi
linear. heterosekdatisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya
Uji multikolonieritas bertujuan untuk heteroskedastisitas dapat dilihat melalui uji
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi Spearman’s rho. Jika korelasi antara
korelasi antar variable bebas (independen). Model variabel independen dengan residual di dapat
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan
antara variabel independen. Untuk mendeteksi bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
adanya multikolonieritas dengan melihat nilai pada model regresi. Hasil analisis menunjukkan
tolerance dan lawannya variance inflation factor bahwa nilai signifikansi korelasi residual variabel
(VIF). Jika nilai tolerance >= 10% dan variance lingkungan keluarga sebesar 0,405, variabel efikasi
inflation factor VIF =< 10, maka tidak terjadi diri sebesar 0,860, dan variabel lingkungan teman
multikolonieritas. Hasil analisis menunjukkan sebaya sebesar 0,515, karena nilai signifikansi
bahwa nilai tolerance dari semua variabel bebas variabel lingkungan keluarga, efikasi diri, dan
lebih dari 0,10 dan nilai variance inflation factor lingkungan teman sebaya lebih dari 0,05, maka
(VIF) dari semua variabel bebas kurang dari 10. tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam model model regresi.
regresi tidak terjadi multikolonieritas antara Analisis regresi adalah studi mengenai
variabel lingkungan keluarga, efikasi diri, dan ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan
lingkungan teman sebaya. satu atau lebih variabel independen (variabel
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji bebas). Regresi yang digunakan dalam penelitian
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan ini adalah regresi berganda. Untuk mengetahui
variance dari residual satu pengamatan ke bagaimana hubungan linear yang terjadi antara
pengamatan lain. Jika varian dari residual satu variabel lingkungan keluarga, efikasi diri, dan
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka lingkungan teman sebaya terhadap intensi
homokedastisitas dan jika berbeda disebut berwirausaha mahasiswa, maka perlu mengetahui
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah persamaan garis regresinya
8
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
lingkungan keluarga mahasiswa, maka semakin lingkungan teman sebaya (X3) mengalami kenaikan
tinggi intensi berwirausaha mahasiswa. 0,196, sedangkan lingkungan keluarga (X1), dan
Koefisien regresi variabel efikasi diri (X 2) efikasi diri (X2) nilainya tetap, maka intensi
sebesar 0,370; artinya jika variabel efikasi diri (X 2) berwirausaha mahasiswa (Y) akan mengalami
mengalami kenaikan 0,370, sedangkan lingkungan peningkatan sebesar 1. Koefisien bernilai positif
keluarga (X1), dan lingkungan teman sebaya (X 3) artinya terjadi hubungan positif antara lingkungan
nilainya tetap, maka intensi berwirausaha teman sebaya terhadap intensi berwirausaha
mahasiswa (Y) akan mengalami peningkatan mahasiswa. Semakin baik lingkungan teman
sebesar 1. Koefisien bernilai positif artinya terjadi sebaya mahasiswa, maka semakin tinggi intensi
hubungan positif antara efikasi diri terhadap intensi berwirausaha mahasiswa.
berwirausaha mahasiswa. Semakin tinggi efikasi Uji simultan (uji F) digunakan untuk
diri mahasiswa, maka semakin tinggi pula intensi mengetahui apakah lingkungan keluarga, efikasi
berwirausaha mahasiswa. diri, dan lingkungan teman sebaya berpengaruh
Koefisien regresi variabel lingkungan teman secara simultan terhadap intensi berwirausaha
sebaya (X3) sebesar 0,196; artinya jika variabel mahasiswa.
Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
Tabel 5., diperoleh nilai signifikansi = 0,000 < mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
0,05, sehingga Ha1 diterima, artinya terdapat lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
pengaruh lingkungan keluarga, efikasi diri, dan teman sebaya terhadap intensi berwirausaha
lingkungan teman sebaya secara simultan terhadap mahasiswa. Nilai koefisien determinasi simultan
intensi berwirausaha mahasiswa. (R2) dapat dilihat pada Tabel 6. berikut:
Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada mahasiswa mampu dijelaskan oleh variabel
Tabel 6., dapat diketahui nilai koefisien lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
determinasi Adjusted R2 sebesar 0,573 (57,3%). Ini teman sebaya. Sedangkan sisanya sebesar 42,7%
berarti bahwa 57,3% variabel intensi berwirausaha
9
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diri, dan lingkungan teman sebaya berpengaruh
dimasukkan dalam model penelitian ini. secara parsial terhadap intensi berwirausaha
Uji parsial (uji t) digunakan untuk mahasiswa.
mengetahui apakah lingkungan keluarga, efikasi
Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada lingkungan teman sebaya, maka semakin tinggi
Tabel 7., diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05, intensi berwirausaha mahasiswa, begitu pula
sehingga Ha2 diterima. Hal ini mengandung sebaliknya, semakin kurang baik lingkungan teman
makna bahwa lingkungan keluarga berpengaruh sebaya, semakin rendah intensi berwirausaha
secara positif dan signifikan terhadap intensi mahasiswa. Setelah melalui perhitungan, didapat
berwirausaha mahasiswa. Semakin baik nilai kontribusi secara parsial pengaruh lingkungan
lingkungan keluarga, maka semakin tinggi intensi teman sebaya terhadap intensi berwirausaha
berwirausaha mahasiswa, begitu pula sebaliknya, mahasiswa sebesar 14,80%.
semakin kurang baik lingkungan keluarga, semakin
rendah intensi berwirausaha mahasiswa. Setelah PEMBAHASAN
melalui perhitungan, didapat nilai kontribusi secara
parsial pengaruh lingkungan keluarga terhadap Pengaruh Lingkungan Keluarga, Efikasi
intensi berwirausaha mahasiswa sebesar 13,36%. Diri, dan Lingkungan Teman Sebaya Secara
Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada Simultan terhadap Intensi Berwirausaha
Tabel 7., diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05, Mahasiswa
sehingga Ha3 diterima. Hal ini mengandung Berdasarkan output SPSS Statistics 20,
makna bahwa efikasi diri berpengaruh secara diketahui bahwa lingkungan keluarga, efikasi diri,
positif dan signifikan terhadap intensi dan lingkungan teman sebaya berpengaruh secara
berwirausaha mahasiswa. Semakin tinggi efikasi positif dan signifikan terhadap intensi
diri, maka semakin tinggi intensi berwirausaha berwirausaha mahasiswa. Mendukung hasil
mahasiswa, begitu pula sebaliknya, semakin penelitian tersebut, dalam Theory of Planned
rendah efikasi diri, semakin rendah intensi Behaviour (TPB) dijelaskan bahwa niat seseorang
berwirausaha mahasiswa. Setelah melalui terhadap perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama
perhitungan, didapat nilai kontribusi secara parsial yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward the
pengaruh efikasi diri terhadap intensi berwirausaha behavior), norma subjektif (subjective norm), dan
mahasiswa sebesar 29,21%. persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral
Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada control). Ketika seseorang memiliki sikap positif
Tabel 7., diperoleh nilai sig. 0,001 < 0,05, terhadap suatu objek, memiliki suatu kepercayaan
sehingga Ha4 diterima. Hal ini mengandung bahwa suatu perilaku dapat diterima di lingkungan
makna bahwa lingkungan teman sebaya sekitarnya, dan meyakini bahwa sesuatu yang
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dilakukannya tersebut adalah hasil atas kontrol
intensi berwirausaha mahasiswa. Semakin baik
10
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
dirinya, maka ia akan memiliki intensi untuk sebaya berpengaruh positif dan signfikan terhadap
menunjukkan suatu perilaku (Jogiyanto, 2008). keputusan berwirausaha.
Intensi berwirausaha dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal, salah satu faktor Pengaruh Lingkungan Keluarga
eksternal yang mempengaruhinya yaitu lingkungan terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa
keluarga. Hal ini didukung oleh pernyataan Fradani Berdasarkan output SPSS Statistics 20,
(2016) yang menyatakan keluarga cenderung diketahui bahwa lingkungan keluarga berpengaruh
terlibat dalam pembuatan keputusan anak ataupun secara positif dan signifikan terhadap intensi
anggota keluarga lain dalam mengambil keputusan. berwirausaha mahasiswa. Mendukung hasil
Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian penelitian tersebut, Pujiastuti (2013) menyatakan
yang dilakukan oleh Suyatno & Muhtarom (2018) bahwa dorongan untuk menumbuhkan jiwa
yang menunjukkan bahwa lingkungan keluarga wirausaha dapat berasal dari lingkungan keluarga,
memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi karena mereka dapat berdiskusi tentang ide
berwirausaha. wirausaha, masalah yang dihadapi dan cara-cara
Selain lingkungan keluarga, faktor lain yang mengatasinya. Mahasiswa yang memiliki
mempengaruhi intensi berwirausaha adalah efikasi lingkungan keluarga yang mendukung adanya
diri. Bandura (1997) mengungkapkan bahwa kewirausahaan akan memiliki intensi berwirausaha
manfaat atau fungsi efikasi diri yaitu untuk yang tinggi dibanding mahasiswa yang
menentukkan pilihan karir seseorang, efikasi diri keluarganya tidak antuasias terhadap
merupakan mediator yang cukup berpengaruh kewirausahaan. Hal ini dikarenakan mahasiswa
terhadap pemilihan karir seseorang. Apabila cenderung masih bergantung pada orang tua untuk
seseorang merasa mampu melaksanakan tugas- memenuhi kebutuhan materiilnya, dan cenderung
tugas dalam karir tertentu, maka individu itu akan ingin menyenangkan orang tua dengan memenuhi
memilih karir tersebut. Apabila seseorang merasa harapan mereka.
mampu untuk sukses dalam berwirausaha maka Indikator lingkungan keluarga yaitu
orang tersebut cenderung memilih untuk menjadi pengharapan orang tua dan dukungan orang
wirausaha. Mendukung pernyataan tersebut, tua/keluarga inti yang lain dalam kategori baik.
penelitian yang dilakukan oleh Hasanah & Setiaji Sedangkan dua indikator dalam kondisi sedang
(2019) menyatakan bahwa efikasi diri yakni indikator pengajaran kewirausahaan dan
mempengaruhi intensi berwirausaha dalam E- keadaan ekonomi keluarga. Syarifudin, Iskandar, &
Business. Hakim (2017) menyatakan bahwa informasi,
Faktor eksternal lain yang mempengaruhi dorongan, dan dukungan untuk berwirausaha yang
intensi berwirausaha adalah lingkungan teman berasal dari lingkungan tempat mahasiswa
sebaya. Mahasiswa banyak menghabiskan berinteraksi sosial akan menumbuhkan niat
waktunya dengan teman sebaya baik di lingkungan berwirausaha pada mahasiswa, misalnya dalam
rumah, kos, atau kampus. Hal ini menyebabkan lingkungan keluarga dapat dilihat dari proses
pola pikir mahasiswa akan terpengaruh dengan pendidikan dan pengajaran yang disampaikan oleh
teman sebayanya. Karena mereka memiliki orang tua mereka tentang berwirausaha. Orang. tua
kesamaan status, dan usia, mereka cenderung lebih yang cukup sering memberikan pengajaran secara
terbuka kepada teman sebayanya. Pujiastuti (2013) informal kepada anak-anak mereka bagaimana
menyatakan bahwa dorongan untuk menumbuhkan berwirausaha biasanya mengharapkan anaknya
jiwa wirausaha dapat berasal dari lingkungan tumbuh dan berkembang menjadi pengusaha.
pergaulan teman, karena mereka dapat berdiskusi Sementara Utaminingsih (2019) dalam
tentang ide wirausaha, masalah yang dihadapi dan penelitiannya menyatakan bahwa kondisi ekonomi
cara-cara mengatasinya. Hal ini didukung keluarga juga memiliki pengaruh terhadap intensi
penelitian yang dilakukan oleh Saifudin (2016) berwirausaha seeorang, karena keuangan mereka
yang menunjukkan bahwa lingkungan teman masih bergantung pada kedua orangtua, dalam hal
ini berkaitan dengan modal untuk memulai usaha.
11
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
Penjabaran tersebut relevan dengan theory mengidentifikasi usaha yang layak untuk didirikan.
of planned behavior yang menyatakan bahwa Dukungan dan dorongan teman sebaya memiliki
norma subjektif mengakibatkan terbentuknya peran penting dalam terbentuknya wirausaha. Alma
intensi perilaku (Ajzen, 1991). Mendukung (2010) menambahkan bahwa lingkungan teman
pernyataan tersebut, penelitian yang dilakukan oleh sebaya yang di dalamnya mendukung
Suyatno & Muhtarom (2018) juga menunjukkan kewirausahaan dan banyak terdapat kegiatan
bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh kewirausahaan mempengaruhi keinginan
signifikan terhadap intensi berwirausaha. berwirausaha seseorang. Selain itu, keberadaan
wirausaha mahasiswa yang sukses akan
Pengaruh Efikasi Diri terhadap Intensi menginspirasi mahasiswa lain untuk mengikuti
Berwirausaha Mahasiswa jejaknya, karena merasa memiliki kemampuan dan
Berdasarkan output SPSS Statistics 20, usia yang sama maka seseorang merasa yakin akan
diketahui bahwa efikasi diri berpengaruh secara dapat meraih kesuksesan pula.
positif dan signifikan terhadap intensi Tiga indikator lingkungan teman sebaya
berwirausaha mahasiswa. Berwirausaha melibatkan dalam kriteria baik. Tiga indikator tersebut
banyak risiko, karena itu dibutuhkan keyakinan mencakup interaksi yang dilakukan di lingkungan
untuk memulainya. Mahasisiwa akan memilih tempat tinggal/kos maupun di lingkungan tempat
suatu tindakan jika mereka yakin mereka mampu belajar/kampus, fungsi atau dukungan lingkungan
untuk melakukannya. Indikator efikasi diri yaitu teman sebaya, dan keberadaan wirausaha sukses
percaya diri tentang keterampilan untuk diantara teman sebayanya. Syarifudin, Iskandar, &
menjalankan bisnis sendiri, keyakinan akan tetap Hakim (2017) menyatakan bahwa informasi ,
survive dalam usaha, dan keyakinan akan dorongan, dan dukungan untuk berwirausaha yang
kesuksesan uasaha yang dirintisnya memiliki berasal dari lingkungan tempat mahasiswa
kategori tinggi. Bandura (1997) menyatakan bahwa berinteraksi sosial akan menumbuhkan minat
keyakinan manusia mengenai efikasi diri berwirausaha pada mahasiswa. Dalam
mempengaruhi bentuk tindakan yang akan mereka penelitiannya, Virzi, Koirala, & Spillan (2015)
pilih untuk dilakukan, dalam hal ini adalah intensi juga menemukan bahwa jika teman yang memiliki
berwirausaha. usaha akan mempengarui siswa untuk menjadi
Penjabaran tersebut relevan dengan theory pengusaha di masa mendatang.
of planned behavior yang menyatakan bahwa Penjabaran diatas relevan dengan theory of
persepsi atas kontrol perilaku mengakibatkan planned behavior yang menyatakan bahwa norma
terbentuknya intensi perilaku (Ajzen, 1991). subjektif mengakibatkan terbentuknya intensi
Mendukung pernyataan tersebut, penelitian yang perilaku (Ajzen, 1991). Mendukung pernyataan
dilakukan oleh Oktaviana & Umami (2018) tersebut, penelitian yang dilakuakn oleh Saifudin
menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri, (2016) menunjukkan bahwa lingkungan teman
maka semakin tinggi intensi berwirausaha sebaya berpengaruh positif dan signfikan terhadap
mahasiswa, dan sebaliknya. keputusan berwirausaha.
12
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
13
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
Belitung. Journal Society, 5(1), 33–43. Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ekonomi dan
https://doi.org/10.33019/society.v5i1.18 Bisnis Islam Institut Agama Islam negeri
Hadyajayani, D. (2019). Jumlah Penduduk Purwokerto. Retrieved from
Indonesia 269 Juta Jiwa,Terbesar Keempat http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4154/1
di Dunia. Retrieved from /ANIS KHOIRI
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2 YATUN_NISAPENGARUH JIWA
019/04/29/jumlah-penduduk-indonesia-269- KEWIRAUSAHAAN DAN
juta-jiwa-terbesar-keempat- LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP
dunia#:~:text=Berdasarkan data MINAT BERWIRAU.pdf
Worldometers%2C Indonesia saat,Serikat Oktaviana, V. D., & Umami, N. (2018). Pengaruh
(328 juta jiwa) Efikasi Diri dan Kreativitas terhadap Intensi
Hasanah, U. U., & Setiaji, K. (2019). Pengaruh Berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK
Literasi Digital, Efikasi Diri, Lingkungan Negeri 1 Pogalan Tahun Ajaran 2017/2018.
terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Jurnal Pendidikan Ekonomi, 11(2), 80–88.
dalam E-Business. Economic Education Retrieved from
Analysis Journal, 8(3), 1198–1215. http://journal2.um.ac.id/index.php/jpe/article
https://doi.org/https://doi.org/10.15294/eeaj. /view/4879.
v8i3.35715 https://dx.doi.org/10.17977/UM014v11i2201
8p0
Herdjiono, I., Puspa, Y. H., Maulany, G., & Aldy,
B. E. (2017). The Factors Affecting Ormord. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Entrepreneurship Intention. International Erlangga.
Journal of Entrepreneurial Knowledge, 5(2), Pujiastuti, E. E. (2013). Pengaruh Kepribadian dan
5–15. https://doi.org/10.1515/ijek-2017-0007 Lingkungan Terhadap Intensi Berwirausaha
HIPMI UNNES. (2019). Jumlah Mahasiswa pada Usia Dewasa Awal. Jurnal Inovasi Dan
Wirausaha UNNES 2019. Semarang: Kewirausahaan, 2(1), 1–8.
Universitas Negeri Semarang. https://doi.org/https://doi.org/10.20885/ajie.v
ol2.iss1.art1
Jogiyanto. (2008). Sistem Informasi Keprilakuan.
Yogyakarta: Andi. Purnomo, H., & Julita, L. (2019). di Agustus 2019,
Jumlah Orang Menganggur Naik Jadi 7,05
Krueger, N. F. (1993). The impact of prior
Juta. CNBC Indonesia. Retrieved from
entrepreneurial exposure on perceptions of
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191
new venture feasibility and desirability.
105121442-4-112741/di-agustus-2019-
Entrepreneurship Theory and Practice,
jumlah-orang-menganggur-naik-jadi-705-
18(1), 5–21.
juta
https://doi.org/10.1177%2F10422587930180
0101 Saifudin, A. (2016). Pengaruh Persepsi tentang
Pembelajaran Mata Kuliah Praktikum
Kumar, S., & Satyasiba. (2019). An extended
Kewirausahaan dan Lingkungan Teman
model of theory of planned behaviour
Sebaya terhadap Keputusan Berwirausaha
Entrepreneurial intention, regional
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY.
institutional infrastructure and perceived
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
gender discrimination in India. Journal of
Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved
Entrepreneurship in Emerging Economies,
from https://eprints.uny.ac.id/38971/
11(3), 369-391. Retrieved from
https://www.emerald.com/insight/content/do Seftiawan, D. (2019). Jumlah dan Mutu LPTK
i/10.1108/JEEE-09-2018-0089/full/html? Harus dievaluasi. Pikiran Rakyat. Retrieved
skipTracking=true from
https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/
Liñán, F., & Chen, Y. (2009). Development and pr-01321343/jumlah-dan-mutu-lptk-harus-
Cross-Cultural Application of a Specific dievaluasi
Instrument to Measure Entrepreneurial
Intentions. Entrepreneurship Theory and Suyatno, A., & Muhtarom, M. (2018). Pengaruh
Practice, 33(3), 593–617. Lingkungan Keluarga dan Pembelajaran
https://doi.org/10.1111/j.1540- Kewirausahaan Terhadap Intensi
6520.2009.00318.x Technopreneurship Mahasiswa Manajemen
Ilmu Komputer. Jurnal INFORMA
Nisa, A. K. Y. (2018). Pengaruh Jiwa Politeknik Indonusa Surakarta 4(1), 1-8.
Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga https://doi.org/10.46808/informa.v4i1.29
terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa.
Syarifuddin, D., Iskandar, I., & Hakim, L. (2017).
14
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)
15