Anda di halaman 1dari 15

EEAJ 3 (1) (2020)

Economic Education Analysis Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, EFIKASI DIRI, DAN


LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA
MAHASISWA

Tri Suranti, Fachrurrozie

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan teman
sebaya terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Populasi penelitian 257 mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Diterima : Angkatan 2017/2018 Universitas Negeri Semarang. Penentuan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin
12 Desember 2020 dengan jumlah sampel 156 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis statistik
Disetujui : deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa intensi berwirausaha dalam
kategori tinggi, lingkungan keluarga dalam kategori baik, efikasi diri dalam kategori tinggi, dan lingkungan
Desember 2020
teman sebaya dalam kategori baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan keluarga, efikasi diri, dan
Dipublikasikan : lingkungan teman sebaya berpengaruh secara simultan terhadap intensi berwirausaha (57,3%). Secara parsial
lingkungan keluarga berpengaruh terhadap intensi berwirausaha (13,36%), efikasi diri berpengaruh terhadap
Desember 2020
intensi berwirausaha (29,21%) sedangkan lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap intensi berwirausaha
(14,80%).
Keywords
Abstract
Efikasi Diri; Intensi
The purpose of the research is to find out the influence of family environtment, self efficacy, and peer
Berwirausaha; Lingkungan
environment on the Students enterpreneurship intention. The population of this research are 257 students of
Keluarga; Lingkungan
2017/2018 Economics Education at Semarang State University. Determination of sample size used Slovin
Teman Sebaya formula with the number of samples are 156 respondents. The sampling technique used was proportional random
sampling. The data were collected through questionnaires and documentation. The data were analyzed using
descriptive statistical analysis and multiple regression analysis. Descriptive analysis results obtained that the
intention of entrepreneurship is in the high category, family environtment is in good category, self efficacy is in
high category, and peer environment is in good category. The results showed that family environtment, self
efficacy, and peer environment affect simultaneously to the entrepreneurship intention (57,3%). Partially, family
environtment has an influence on entrepreneurship intention (13,36%), self efficacy has an influence on
entrepreneurship intention (29,21%), and peer environment has an influence on entrepreneurship intention
(14,80%).

How to Cite

© 2020 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L2 Lantai 1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: trisuranti567@gmail.com

1
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

PENDAHULUAN

Menurut survei wordometer, Indonesia


merupakan negara dengan jumlah penduduk
terbanyak keempat di dunia setelah China, India,
dan Amerika Serikat dengan total jumlah penduduk
sebanyak 269 juta jiwa (Hadyajayani, 2019). Salah
satu masalah yang dihadapi oleh negara
berpenduduk padat adalah tingkat pengangguran
yang tinggi. Pengangguran terjadi akibat adanya Gambar 1. Jumlah Pengangguran Lulusan
jumlah tenaga kerja melebihi jumlah lowongan Universitas Tahun 2011-2019
kerja yang tersedia. Orang-orang yang tidak Sumber : BPS, 2019
tertampung dalam lowongan kerja yang tersedia Mahasiswa lulusan kependidikan termasuk
selanjutnya disebut sebagai pengangguran. salah satu penyumbang pengangguran lulusan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada universitas. Mohamad Nasir, Menristekdikti RI
bulan Agustus 2019 tingkat pengangguran terbuka tahun 2019 mengungkapkan bahwa tiap tahun
mengalami penurunan dari 5,34% menjadi 5,28%, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
namun nyatanya jumlah pengangguran justru (LPTK) menghasilkan lulusan sebanyak 350 ribu
meningkat hampir 50 ribu jiwa dengan guru, sementara hanya 120 ribu yang terserap di
pengangguran tertinggi pada lulusan sekolah sekolah dan lembaga pendidikan (Seftiawan,
menengah kejuruan (SMK) dengan persentase 2019). Hal ini membuat lulusan jurusan pendidikan
sebesar 10,42% (Purnomo & Julita, 2019). memutuskan untuk bekerja di luar keahlian mereka
Ketatnya persaingan kerja tidak hanya yang membuat mereka harus menghadapi
dialami oleh lulusan SMK, namun juga dialami persaingan yang ketat dengan mahasiswa lulusan
oleh lulusan universitas. Berdasarkan Gambar 1., ilmu murni. Mereka yang tidak mampu bersaing
jumlah pengangguran lulusan universitas akan menjadi pengangguran.
mengalami tren kenaikan dari tahun 2012-2019, Pengangguran berdampak buruk bagi
dan hanya mengalami satu kali penurunan pada perekonomian, kehidupan sosial, kestabilan politik,
tahun 2016 yang kemudian diikuti dengan mental, dan keamanan suatu negara. Ditinjau dari
kenaikan setahun setelahnya. Tahun 2012-2019 segi ekonomi, pengangguran akan meningkatkan
kenaikan jumlah pengangguran lulusan universitas kemiskinan, karena orang yang menganggur tidak
mencapai 169.765 jiwa atau hampir setara dengan memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
30%. Hal ini berarti penambahan jumlah lulusan hidupnya. Ditinjau dari segi sosial, pengangguran
universitas tidak berbanding lurus dengan jumlah akan meningkatkan jumlah gelandangan,
lapangan pekerjaan yang tersedia. Jumlah pengemis, serta pengamen. Ditinjau dari segi
penawaran tenaga kerja lebih banyak dibanding politik, banyaknya pengangguran akan
jumlah permintaan tenaga kerja. menimbulkan demonstrasi para serikat kerja,
sehingga kestabilan politik akan terganggu.
Ditinjau dari segi mental, orang yang menganggur
biasanya memiliki kepercayaan diri yang rendah,
mudah berputus asa, dan menimbulkan depresi.
Ditinjau dari segi keamanan, orang yang
menganggur akan kesulitan mendapatkan uang dan
terpaksa melakukan pencurian, perampokan, dan
lain-lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
(Franita, 2016).
Salah satu cara untuk mengatasi
pengangguran di Indonesia yaitu melalui

2
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

berwirausaha mandiri. Selain dapat mengurangi (PNS) dan menganggap wirausaha sebuah profesi
angka pengangguran karena bisa memberikan yang kurang menjanjikan, sehingga perlu waktu
pekerjaan kepada diri sendiri, wirausaha juga bisa lama untuk menjadi wirausaha sukses (Zuraya,
menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. 2018).
Terdapat tiga alasan mengapa wirausaha penting Salah satu langkah untuk mendorong
bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yaitu kewirausahaan yaitu dengan menggandeng
melalui kewirausaaan masyarakat mempunyai lembaga pendidikan. Jurusan Pendidikan Ekonomi
kesempatan untuk menciptakan dan menyediakan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
produk yang bernilai tambah atau inovasi baru, (UNNES) adalah salah satu jurusan yang
sehingga membuat masyarakat menjadi lebih mewajibkan mata kuliah kewirausahaan sebagai
kreatif dalam menciptakan barang yang dirasa mata kuliah wajib dengan tujuan mengenalkan
perlu dan penting untuk kesejahteraan masyarakat kewirausahaan dan meningkatkan pengetahuan
itu sendiri tanpa harus mengandalkan impor dari serta keterampilan berwirausaha mahasiswa, agar
luar negeri, bahkan bisa mengekspornya ke luar siap berwirausaha ketika lulus. Selain itu, pihak
negeri. Wirausaha bisa membantu pemerintah kampus juga menyediakan wadah bagi mahasiswa
melalui pembayaran pajak, yang secara tidak yang membutuhkan modal untuk memulai usaha
langsung akan membantu kesejahteraan melalui Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
masyarakat. Terakhir, adanya wirausaha mampu maupun Program Kreativitas Mahasiswa
menarik investor asing sehingga akan menambah Kewirausahaan (PKM K). Namun, berdasarkan
devisa negara (Yakub, 2015). Gambar 2., diketahui bahwa jumlah mahasiswa
Peningkatan jumlah wirausaha akan sangat pengusul PKM K di Fakultas Ekonomi tahun 2015-
menguntungkan negara. Namun, Enggartiasto 2019 cenderung mengalami penurunan. Bahkan
Lukita, Menteri Perdagangan RI tahun 2018 dari tahun 2015-2019, terdapat penurunan jumlah
menyatakan bahwa tingkat kewirausahaan usulan PKM K sebesar 92%.
Indonesia masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari
Global Enterpreneurship Index (GCI) Indonesia
tahun 2018 yang hanya menduduki peringkat 94
dari 137 negara. dengan 3,1% jumlah wirausaha.
Angka ini masih sangat rendah dibanding dengan
Global Enterpreneurship Index (GCI) di negara
maju yang rata-rata 14% dari total penduduk usia
kerja. Posisi Indonesia juga berada jauh di bawah
negara-negara ASEAN lainnya seperi Singapura
yang menduduki peringkat 27, Malaysia yang
menduduki peringkat 58, Thailand yang
menduduki peringkat 71, dan Filipina yang Gambar 2. Jumlah Usulan PKM K UNNES Tahun
menduduki peringkat 84,. Sementara dari Asia, 2015-2019
Hong Kong dan Taiwan berhasil menempati urutan Sumber : BAKK UNNES, 2019
13 dan 18. Sedangkan Amerika Serikat, Swiss, Pihak kampus memberikan dukungan bagi
Kanada, dan Inggris menempati peringkat sepuluh mahasiswa wirausaha dengan menyediakan etalase
teratas (Zuraya, 2018). bagi mahasiswa yang hendak berjualan, namun
Penyebab rendahnya tingkat kewirausahaan jumlah mahasiswa yang berwirausaha masih
yakni sistem pendidikan yang kurang mendorong rendah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
mahasiswanya untuk berkembang menjadi seorang
entrepreneurship. Status wirausahawan saat ini Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Wirausaha UNNES
masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat Tahun 2015-2018
sehingga lulusan sarjana masing berbondong- Jumlah
No. Jurusan
bondong melamar menjadi pegawai negeri sipil Mahasiswa

3
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

1. Akuntansi 27 Keluarga dapat memberikan dukungan intelektual


2. Manajemen 38 maupun finansial kepada seseorang yang memiliki
3. Pendidikan Ekonomi 26 niat berwirausaha. Mendukung pernyataan
4. Ekonomi Pembangunan 9 tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Suyatno &
Total 103 Muhtarom (2018) menunjukkan bahwa lingkungan
Sumber : HIPMI UNNES, 2019 keluarga berpengaruh terhadap intensi
technopreneurship mahasiswa. Mendukung
Berdasarkan Tabel 1., jumlah mahasiswa penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh
Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNNES Herdjiono, Puspa, Maulany, & Aldy (2017) juga
yang berwirausaha tahun 2015-2018 hanya menunjukkan bahwa lingkungan keluarga
berjumlah 26 orang. Jumlah tersebut termasuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
sedikit dibanding dengan total seluruh mahasiswa berwirausaha mahasiwa.
Fakultas Ekonomi UNNES. Hal ini menunjukkan Salah satu faktor personal yang
masih rendahnya intensi mahasiswa Pendidikan mempengaruhi seseorang untuk memulai usaha
Ekonomi Fakultas Ekonomi UNNES untuk terjun yaitu efikasi diri. Menurut Ormord (2008), secara
ke dunia usaha. umum efikasi diri adalah penilaian seseorang
Krueger (1993) mengartikan intensi tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan
berwirausaha sebagai keinginan seseorang untuk perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu.
memulai atau memiliki suatu usaha serta seberapa Jika seseorang tidak memiliki keyakinan mampu
besar komitmen seseorang untuk mewujudkan untuk menjadi wirausaha sukses, maka orang
keinginannya tersebut. Banyak faktor yang tersebut cenderung tidak akan berwirausaha, sebab
mempengaruhi intensi berwirausaha. Widjaya & kesuksesan seseorang dalam pekerjaannya akan
Ekawati (2017) mengungkapkan terdapat tiga mempengaruhi status sosial ekonomi seseorang
faktor internal yang dominan bagi mahasiswa dalam masyarakat. Seseorang yang memiliki
yang menentukan mahasiswa melakukan efikasi diri yang tinggi cenderung bekerja keras
wirausaha, yaitu : kebutuhan akan prestasi, dalam melakukan sesuatu meskipun sulit, hal ini
pengambilan resiko, dan efikasi diri. Virzi, Koirala, karena mereka yakin pada akhirnya mereka akan
& Spillan (2015) menemukan bahwa jika memiliki sukses. Pernyataan tersebut sejalan dengan
teman pengusaha maka akan mempengarui siswa penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana &
lain untuk menjadi pengusaha di masa mendatang. Umami (2018) yang menunjukkan bahwa efikasi
Sementara Ghozali & Sahrah (2017) menyebutkan diri memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi
faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha seseorang.
berwirausaha seseorang terdiri dari tiga, yaitu : Salah satu faktor eksternal yang
faktor kepribadian yang berupa kreatifitas dan mempengaruhi niat berwirausaha adalah
inovasi. Faktor lingkungan yang berupa lingkungan lingkungan teman sebaya. Lingkungan teman
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sebaya merupakan lingkungan kedua setelah
masyarakat. Faktor demografis yang berupa jender, lingkungan keluarga yang berpengaruh terhadap
umur, latar belakang pendidikan dan pengalaman perkembangan seseorang. Ketika remaja, seseorang
bekerja. menghabiskan banyak waktunya bersama teman
Salah satu faktor eksternal yang sebayanya baik di lingkungan rumah/kos maupun
berpengaruh terhadap intensi berwirausaha adalah lingkungan pendidikan, karena itu sedikit banyak
lingkungan keluarga. Keluarga merupakan pola pikir seseeorang akan dipengaruhi oleh teman
lingkungan pertama dan utama tempat seseorang sebayanya. Menurut Virzi, Koirala, & Spillan
belajar. Keluarga banyak memberikan pengaruh (2015), siswa yang memiliki latar belakang usaha
kepada individu baik dalam kepribadian, nilai yang dapat memberikan konseling langsung kepada
dianut seseorang, maupun keputusaan-keputusan teman sebayanya dan membantu mengidentifikasi
penting yang akan dibuat seseorang. Salah satunya usaha yang layak untuk didirikan. Dukungan dan
adalah tentang pemilihan karir berwirausaha. dorongan teman sebaya memiliki peran penting

4
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

dalam terbentuknya wirausaha. Hal ini sejalan Penelitian ini bertujuan untuk : (1)
dengan penelitian yang dilakukan oleh Saifudin Mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan
(2016) yang menunjukkan bahwa lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan teman sebaya
teman sebaya berpengaruh positif dan signfikan secara simultan terhadap intensi berwirausaha
terhadap niat berwirausaha. mahasiswa, (2) Mengetahui ada tidaknya pengaruh
Pendekatan teoritis yang digunakan untuk lingkungan keluarga terhadap intensi berwirausaha
menjelaskan intensi dalam penelitian ini adalah mahasiswa, (3) Mengetahui ada tidaknya pengaruh
Theory of Planned Behavior (TPB) yang efikasi diri terhadap intensi berwirausaha
merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory mahasiswa, (4) Mengetahui ada tidaknya pengaruh
of Reasoned Action (TRA). Theory of Planned lingkungan teman sebaya terhadap intensi
Behavior (TPB) dicetuskan oleh Icek Ajzen berwirausaha mahasiswa.
(1988). Theory of Planned Behavior adalah teori
yang untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku METODE
manusia. Theory of Planned Behavior (TPB)
menjelaskan bahwa niat seseorang terhadap Penelitian ini merupakan penelitian
perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sejumlah
sikap terhadap perilaku (attitude toward the 257 mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan
behavior), norma subjektif (subjective norm), dan 2017/2018 Fakultas Ekonomi UNNES. Penentuan
persepsi atas kontrol perilaku (perceived jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan
behavioral control) (Jogiyanto, 2008). rumus Slovin. Sampel penelitian sebanyak 156
mahasiswa dengan persebaran pada masing-masing
prodi ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persebaran Sampel


No. Prodi Populasi Perhitungan Sampel
1. Pendidikan Akuntansi 90 (90/257) x 156 55
2. Pendidikan Administrasi Perkantoran 80 (80/257) x 156 48
3. Pendidikan Koperasi 87 (87/257) x 156 53
Jumlah 257 156
Sumber : Data penelitian diolah, 2020

Pengambilan sampel dalam penelitian memperkirakan untuk memulai usaha sendiri


menggunakan teknik proporsional random (berwirausaha) dalam 1-3 tahun ke depan, dan (3)
sampling. Pengambilan anggota sampel dilakukan Serius memikirkan untuk memulai sebuah usaha.
secara acak dari tiap prodi dengan cara mengambil Kedua, lingkungan keluarga. Lingkungan
undian kertas yang berisi nomor induk mahasiswa. keluarga adalah lingkungan sosial yang merupakan
Variabel yang digunakan dalam penelitian tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak
ini adalah intensi berwirausaha yang merupakan yang akan membentuk kepribadian dan budi
variabel dependen, lingkungan keluarga, efikasi pekerti anak. Peneliti menggunakan indikator yang
diri, dan lingkungan teman sebaya yang merupakan digunakan oleh Syarifudin, Iskandar, & Hakim
variabel independen. Intensi berwirausaha adalah (2017) dan Nisa (2018), yaitu : (1) Pengajaran
sebuah kebulatan tekad di masa depan untuk kewirausahaan, (2) Pengharapan orang tua, (3)
menciptakan bisnis dengan cara mengidentifikasi Dukungan orang tua/keluarga inti yang lain, dan
peluang demi mencapai keuntungan. Peneliti (4) Keadaan ekonomi keluarga.
menggunakan indikator yang digunakan oleh Liñán Ketiga, efikasi diri. Efikasi diri adalah
& Chen (2009) dan Ambarriyah & Fachrurrozie keyakinan individu akan kemampuannya untuk
(2019) sebagai berikut: (1) Lebih memilih karier melakukan suatu tugas sehingga mencapai
sebagai wirasahawan setelah lulus, (2) Dapat keberhasilan. Peneliti menggunakan indikator yang

5
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

digunakan oleh Krueger (1993) dan Ambarriyah & signifikansi ini digunakan untuk menguji : (1) Ha1 :
Fachrurrozie (2019), yaitu : (1) Percaya diri Lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
tentang keterampilan untuk menjalankan bisnis teman sebaya berpengaruh secara simultan
sendiri, (2) Keyakinan akan tetap survive dalam terhadap intensi berwirausaha mahasiswa, (2) Ha2 :
usaha, dan (3) Keyakinan akan kesuksesan uasaha Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap intensi
yang dirintisnya. berwirausaha mahasiswa, (3) Ha3 : Efikasi diri
Keempat, teman sebaya. Teman sebaya berpengaruh terhadap intensi berwirausaha
adalah orang-orang yang mempunyai kesamaan mahasiswa, (4) Ha4 : Lingkungan teman sebaya
status maupun usia yang saling berinteraksi baik di berpengaruh terhadap intensi berwirausaha
lingkungan tempat tinggal maupun tempat belajar. mahasiswa.
Peneliti menggunakan indikator yang digunakan
Saifudin (2016) dan Kumar & Satyasiba (2019), HASIL PENELITIAN
yaitu : (1) Interaksi yang dilakukan di lingkungan
tempat tinggal/kos maupun di lingkungan tempat Analisis deskriptif hasil penelitian ini
belajar, (2) Fungsi atau dukungan lingkungan dihitung dengan mencari besaran interval, sehingga
teman sebaya, dan (3) Keberadaan wirausaha didapatkan kriteria variabel intensi berwirausaha,
sukses diantara teman sebaya. lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
Pengumpulan data dalam penelitian ini teman sebaya.
menggunakan angket dan dokumentasi. Angket Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif
dalam penelitian ini bersifat tertutup dimana sudah untuk variabel intensi berwirausaha berbantuan
disediakan jawaban untuk setiap pernyataan. SPSS Statistics 20, diperoleh data sebagai berikut:
Bentuk alternatif jawaban yang disediakan dengan
menggunakan skala Likert. Penyebaran angket
penelitian menggunakan google form. Analisis data
menggunakan statistik deskriptif dan analisis
regresi berganda. Alat analisis yang digunakan
adalah Microsoft Office 2010 dan IBM SPSS
Statistics 20.
Teknik analisis uji instrumen penelitian
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil
yang diperoleh dari empat variabel sebanyak 33
pernyataan dinyatakan valid. Sedangkan uji
reliabilitas, diperoleh nilai cornbach’s alpha >
0,60, sehingga keempat variabel dinyatakan
reliabel.
Uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji parsial dan uji simultan. Uji

Tabel 3. Statistik Deskriptif Intensi Berwirausaha, Lingkungan Keluarga, Efikasi Diri, dan Lingkungan
Teman Sebaya
Descriptive Statistics
Mini Max S M
N Std. Deviation
mum imum um ean
1 4 2
IB 14 35 4.055
56 255 7.28
1 3 2
LK 10 30 4.160
56 385 1.70
1 6 3
ED 24 50 4.665
56 138 9.35

6
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

1 5 3
LTS 20 50 5.032
56 859 7.56
Valid N 1
(listwise) 56
Sumber : Data penelitian diolah, 2020

Hasil analisis pada Tabel 3. menunjukkan Hasil analisis statistik pada Tabel 3.
jumlah responden sebanyak 156 mahasiswa, menunjukkan jumlah responden sebanyak 156
dengan nilai tertinggi adalah 35 dan nilai terendah mahasiswa, dengan nilai tertinggi adalah 50 dan
ialah 14. Sedangkan standar deviasinya sebesar nilai terendah ialah 20. Sedangkan standar
4,055 dan nilai rata-rata intensi berwirausaha deviasinya sebesar 5,032 dan nilai rata-rata
adalah 27,28, yang termasuk dalam kategori tinggi. lingkungan teman sebaya adalah 37,56, yang
Berdasarkan hasil analisis deskriptif termasuk dalam kategori baik.
variabel intensi berwirausaha, diketahui bahwa 29 Berdasarkan hasil analisis deskriptif
siswa (19%) memiliki intensi berwirausaha dalam variabel lingkungan teman sebaya, diketahui
kategori sangat tinggi, 101 siswa (65%) memiliki bahwa 23 siswa (15%) memiliki lingkungan teman
intensi berwirausaha dalam kategori tinggi, 22 sebaya dalam kategori sangat baik, 103 siswa
siswa (14%) memiliki intensi berwirausaha dalam (66%) memiliki lingkungan teman sebaya dalam
kategori sedang, dan 4 siswa (2%) memiliki intensi kategori baik, 28 siswa (18%) memiliki lingkungan
berwirausaha dalam kategori rendah. teman sebaya dalam kategori cukup baik, 2 siswa
Hasil analisis statistik pada Tabel 3. (1%) memiliki lingkungan teman sebaya dalam
menunjukkan jumlah responden sebanyak 156 kategori kurang baik.
mahasiswa, dengan nilai tertinggi adalah 30 dan Penelitian ini menggunakan model regresi
nilai terendah ialah 10. Sedangkan standar berganda, sehingga perlu dilakukan uji prasyarat
deviasinya sebesar 4,160 dan nilai rata-rata regresi yaitu: uji normalitas, uji linearitas,
lingkungan keluarga adalah 21,70, yang termasuk ujimultikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji
dalam kategori baik. normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
Berdasarkan hasil analisis deskriptif apakah data dalam model regresi, memiliki
variabel lingkungan keluarga, diketahui bahwa 22 distribusi normal. Model regresi yang baik
siswa (14 %) memiliki lingkungan keluarga dalam memiliki data distribusi normal. Uji normalitas
kategori sangat baik, 80 siswa (51%) memiliki dapat dilakukan dengan menggunakan uji
lingkungan keluarga dalam kategori baik, 42 siswa Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan bantuan SPSS
(27 %) memiliki lingkungan keluarga dalam Statistics 20. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka
kategori sedang, dan 12 siswa (8 %) memiliki data dalam penelitian berdistribusi normal. Hasil
lingkungan keluarga dalam kategori kurang. uji normalitas data penelitian ini memiliki nilai
Hasil analisis pada Tabel 3. menunjukkan Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,835,
jumlah responden sebanyak 156 mahasiswa, sehingga data penelitian ini berdistribusi normal.
dengan nilai tertinggi adalah 50 dan nilai terendah Uji linearitas merupakan suatu perangkat uji
ialah 24. Sedangkan standar deviasinya sebesar yang diperlukan untuk mengetahui bentuk
4,665 dan nilai rata-rata efikasi diri adalah 39,35, hubungan yang terjadi antara variabel yang sedang
yang termasuk dalam kategori tinggi. diteliti. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah
Berdasarkan hasil analisis deskriptif terdapat hubungan yang linear antara dua variabel
variabel efikasi diri, diketahui bahwa 31 siswa yang diteliti. Uji linearitas dapat dilakukan dengan
(20%) memiliki efikasi diri dalam kategori sangat menggunakan Uji Lagrange Multiplier dengan
tinggi, 108 siswa (69%) memiliki efikasi diri dalam bantuan SPSS Statistics 20. Dasar pengambilan
kategori tinggi, 16 siswa (10 %) memiliki efikasi keputusan dari uji ini adalah jika c2 hitung < c2
diri dalam kategori sedang, 1 siswa (1%) memiliki tabel, maka model dinyatakan memiliki hubungan
efikasi diri dalam kategori rendah. yang linear. Hasil uji linearitas data penelitian ini
memiliki nilai c2 hitung < c2 tabel, sehingga

7
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

bentuk persamaan ini memiliki hubungan yang yang homosekdatisitas atau tidak terjadi
linear. heterosekdatisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya
Uji multikolonieritas bertujuan untuk heteroskedastisitas dapat dilihat melalui uji
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi Spearman’s rho. Jika korelasi antara
korelasi antar variable bebas (independen). Model variabel independen dengan residual di dapat
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan
antara variabel independen. Untuk mendeteksi bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
adanya multikolonieritas dengan melihat nilai pada model regresi. Hasil analisis menunjukkan
tolerance dan lawannya variance inflation factor bahwa nilai signifikansi korelasi residual variabel
(VIF). Jika nilai tolerance >= 10% dan variance lingkungan keluarga sebesar 0,405, variabel efikasi
inflation factor VIF =< 10, maka tidak terjadi diri sebesar 0,860, dan variabel lingkungan teman
multikolonieritas. Hasil analisis menunjukkan sebaya sebesar 0,515, karena nilai signifikansi
bahwa nilai tolerance dari semua variabel bebas variabel lingkungan keluarga, efikasi diri, dan
lebih dari 0,10 dan nilai variance inflation factor lingkungan teman sebaya lebih dari 0,05, maka
(VIF) dari semua variabel bebas kurang dari 10. tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam model model regresi.
regresi tidak terjadi multikolonieritas antara Analisis regresi adalah studi mengenai
variabel lingkungan keluarga, efikasi diri, dan ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan
lingkungan teman sebaya. satu atau lebih variabel independen (variabel
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji bebas). Regresi yang digunakan dalam penelitian
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan ini adalah regresi berganda. Untuk mengetahui
variance dari residual satu pengamatan ke bagaimana hubungan linear yang terjadi antara
pengamatan lain. Jika varian dari residual satu variabel lingkungan keluarga, efikasi diri, dan
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka lingkungan teman sebaya terhadap intensi
homokedastisitas dan jika berbeda disebut berwirausaha mahasiswa, maka perlu mengetahui
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah persamaan garis regresinya

Tabel 4. Hasil Regresi Linier Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .306 1.911 .160 .873
LK .234 .061 .240 3.856 .000
ED .370 .061 .425 6.048 .000
LTS .196 .055 .243 3.538 .001
a. Dependent Variable: IB
Sumber: Data penelitian diolah, 2020
Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada Koefisien regresi variabel lingkungan
Tabel 4., maka diperoleh persamaan regresi keluarga (X1) sebesar 0,234; artinya jika variabel
sebagai berikut: lingkungan keluarga (X1) mengalami 0,234
Y = 0,306 + 0,234 LK + 0,370 ED + 0,196 LTS + kenaikan, sedangkan efikasi diri (X2), dan
e lingkungan teman sebaya (X3) nilainya tetap, maka
Persamaan regresi di atas mengandung arti bahwa: intensi berwirausaha mahasiswa (Y) akan
Konstanta sebesar 0,306; artinya jika mengalami peningkatan sebesar 1. Koefisien
lingkungan keluarga (X1), efikasi diri (X2), dan bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
lingkungan teman sebaya (X3) nilainya adalah 0 antara lingkungan keluarga terhadap intensi
(nol), maka intensi berwirausaha mahasiswa (Y) berwirausaha mahasiswa. Semakin baik
nilainya sebesar 0,306.

8
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

lingkungan keluarga mahasiswa, maka semakin lingkungan teman sebaya (X3) mengalami kenaikan
tinggi intensi berwirausaha mahasiswa. 0,196, sedangkan lingkungan keluarga (X1), dan
Koefisien regresi variabel efikasi diri (X 2) efikasi diri (X2) nilainya tetap, maka intensi
sebesar 0,370; artinya jika variabel efikasi diri (X 2) berwirausaha mahasiswa (Y) akan mengalami
mengalami kenaikan 0,370, sedangkan lingkungan peningkatan sebesar 1. Koefisien bernilai positif
keluarga (X1), dan lingkungan teman sebaya (X 3) artinya terjadi hubungan positif antara lingkungan
nilainya tetap, maka intensi berwirausaha teman sebaya terhadap intensi berwirausaha
mahasiswa (Y) akan mengalami peningkatan mahasiswa. Semakin baik lingkungan teman
sebesar 1. Koefisien bernilai positif artinya terjadi sebaya mahasiswa, maka semakin tinggi intensi
hubungan positif antara efikasi diri terhadap intensi berwirausaha mahasiswa.
berwirausaha mahasiswa. Semakin tinggi efikasi Uji simultan (uji F) digunakan untuk
diri mahasiswa, maka semakin tinggi pula intensi mengetahui apakah lingkungan keluarga, efikasi
berwirausaha mahasiswa. diri, dan lingkungan teman sebaya berpengaruh
Koefisien regresi variabel lingkungan teman secara simultan terhadap intensi berwirausaha
sebaya (X3) sebesar 0,196; artinya jika variabel mahasiswa.

Tabel 5. Hasil Uji Simultan (Uji F)


ANOVAa
Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 1480.826 3 493.609 70.230 .000b
Residual 1068.321 152 7.028
Total 2549.147 155
a. Dependent Variable: IB
b. Predictors: (Constant), LTS, LK, ED

Sumber : Data penelitian diolah, 2020

Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
Tabel 5., diperoleh nilai signifikansi = 0,000 < mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
0,05, sehingga Ha1 diterima, artinya terdapat lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
pengaruh lingkungan keluarga, efikasi diri, dan teman sebaya terhadap intensi berwirausaha
lingkungan teman sebaya secara simultan terhadap mahasiswa. Nilai koefisien determinasi simultan
intensi berwirausaha mahasiswa. (R2) dapat dilihat pada Tabel 6. berikut:

Tabel 6. Hasil Koefisien Determinasi Simultan (R2)


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .762 .581 .573 2.651
a. Predictors: (Constant), LTS, LK, ED
b. Dependent Variable: IB
Sumber: Data penelitian diolah, 2020

Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada mahasiswa mampu dijelaskan oleh variabel
Tabel 6., dapat diketahui nilai koefisien lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
determinasi Adjusted R2 sebesar 0,573 (57,3%). Ini teman sebaya. Sedangkan sisanya sebesar 42,7%
berarti bahwa 57,3% variabel intensi berwirausaha

9
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diri, dan lingkungan teman sebaya berpengaruh
dimasukkan dalam model penelitian ini. secara parsial terhadap intensi berwirausaha
Uji parsial (uji t) digunakan untuk mahasiswa.
mengetahui apakah lingkungan keluarga, efikasi

Tabel 7. Hasil Uji Parsial (Uji t)


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .306 1.911 .160 .873
LK .234 .061 .240 3.856 .000
ED .370 .061 .425 6.048 .000
LTS .196 .055 .243 3.538 .001
Sumber: Data penelitian diolah, 2020

Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada lingkungan teman sebaya, maka semakin tinggi
Tabel 7., diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05, intensi berwirausaha mahasiswa, begitu pula
sehingga Ha2 diterima. Hal ini mengandung sebaliknya, semakin kurang baik lingkungan teman
makna bahwa lingkungan keluarga berpengaruh sebaya, semakin rendah intensi berwirausaha
secara positif dan signifikan terhadap intensi mahasiswa. Setelah melalui perhitungan, didapat
berwirausaha mahasiswa. Semakin baik nilai kontribusi secara parsial pengaruh lingkungan
lingkungan keluarga, maka semakin tinggi intensi teman sebaya terhadap intensi berwirausaha
berwirausaha mahasiswa, begitu pula sebaliknya, mahasiswa sebesar 14,80%.
semakin kurang baik lingkungan keluarga, semakin
rendah intensi berwirausaha mahasiswa. Setelah PEMBAHASAN
melalui perhitungan, didapat nilai kontribusi secara
parsial pengaruh lingkungan keluarga terhadap Pengaruh Lingkungan Keluarga, Efikasi
intensi berwirausaha mahasiswa sebesar 13,36%. Diri, dan Lingkungan Teman Sebaya Secara
Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada Simultan terhadap Intensi Berwirausaha
Tabel 7., diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05, Mahasiswa
sehingga Ha3 diterima. Hal ini mengandung Berdasarkan output SPSS Statistics 20,
makna bahwa efikasi diri berpengaruh secara diketahui bahwa lingkungan keluarga, efikasi diri,
positif dan signifikan terhadap intensi dan lingkungan teman sebaya berpengaruh secara
berwirausaha mahasiswa. Semakin tinggi efikasi positif dan signifikan terhadap intensi
diri, maka semakin tinggi intensi berwirausaha berwirausaha mahasiswa. Mendukung hasil
mahasiswa, begitu pula sebaliknya, semakin penelitian tersebut, dalam Theory of Planned
rendah efikasi diri, semakin rendah intensi Behaviour (TPB) dijelaskan bahwa niat seseorang
berwirausaha mahasiswa. Setelah melalui terhadap perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama
perhitungan, didapat nilai kontribusi secara parsial yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward the
pengaruh efikasi diri terhadap intensi berwirausaha behavior), norma subjektif (subjective norm), dan
mahasiswa sebesar 29,21%. persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral
Berdasarkan output SPSS Statistics 20 pada control). Ketika seseorang memiliki sikap positif
Tabel 7., diperoleh nilai sig. 0,001 < 0,05, terhadap suatu objek, memiliki suatu kepercayaan
sehingga Ha4 diterima. Hal ini mengandung bahwa suatu perilaku dapat diterima di lingkungan
makna bahwa lingkungan teman sebaya sekitarnya, dan meyakini bahwa sesuatu yang
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dilakukannya tersebut adalah hasil atas kontrol
intensi berwirausaha mahasiswa. Semakin baik

10
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

dirinya, maka ia akan memiliki intensi untuk sebaya berpengaruh positif dan signfikan terhadap
menunjukkan suatu perilaku (Jogiyanto, 2008). keputusan berwirausaha.
Intensi berwirausaha dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal, salah satu faktor Pengaruh Lingkungan Keluarga
eksternal yang mempengaruhinya yaitu lingkungan terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa
keluarga. Hal ini didukung oleh pernyataan Fradani Berdasarkan output SPSS Statistics 20,
(2016) yang menyatakan keluarga cenderung diketahui bahwa lingkungan keluarga berpengaruh
terlibat dalam pembuatan keputusan anak ataupun secara positif dan signifikan terhadap intensi
anggota keluarga lain dalam mengambil keputusan. berwirausaha mahasiswa. Mendukung hasil
Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian penelitian tersebut, Pujiastuti (2013) menyatakan
yang dilakukan oleh Suyatno & Muhtarom (2018) bahwa dorongan untuk menumbuhkan jiwa
yang menunjukkan bahwa lingkungan keluarga wirausaha dapat berasal dari lingkungan keluarga,
memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi karena mereka dapat berdiskusi tentang ide
berwirausaha. wirausaha, masalah yang dihadapi dan cara-cara
Selain lingkungan keluarga, faktor lain yang mengatasinya. Mahasiswa yang memiliki
mempengaruhi intensi berwirausaha adalah efikasi lingkungan keluarga yang mendukung adanya
diri. Bandura (1997) mengungkapkan bahwa kewirausahaan akan memiliki intensi berwirausaha
manfaat atau fungsi efikasi diri yaitu untuk yang tinggi dibanding mahasiswa yang
menentukkan pilihan karir seseorang, efikasi diri keluarganya tidak antuasias terhadap
merupakan mediator yang cukup berpengaruh kewirausahaan. Hal ini dikarenakan mahasiswa
terhadap pemilihan karir seseorang. Apabila cenderung masih bergantung pada orang tua untuk
seseorang merasa mampu melaksanakan tugas- memenuhi kebutuhan materiilnya, dan cenderung
tugas dalam karir tertentu, maka individu itu akan ingin menyenangkan orang tua dengan memenuhi
memilih karir tersebut. Apabila seseorang merasa harapan mereka.
mampu untuk sukses dalam berwirausaha maka Indikator lingkungan keluarga yaitu
orang tersebut cenderung memilih untuk menjadi pengharapan orang tua dan dukungan orang
wirausaha. Mendukung pernyataan tersebut, tua/keluarga inti yang lain dalam kategori baik.
penelitian yang dilakukan oleh Hasanah & Setiaji Sedangkan dua indikator dalam kondisi sedang
(2019) menyatakan bahwa efikasi diri yakni indikator pengajaran kewirausahaan dan
mempengaruhi intensi berwirausaha dalam E- keadaan ekonomi keluarga. Syarifudin, Iskandar, &
Business. Hakim (2017) menyatakan bahwa informasi,
Faktor eksternal lain yang mempengaruhi dorongan, dan dukungan untuk berwirausaha yang
intensi berwirausaha adalah lingkungan teman berasal dari lingkungan tempat mahasiswa
sebaya. Mahasiswa banyak menghabiskan berinteraksi sosial akan menumbuhkan niat
waktunya dengan teman sebaya baik di lingkungan berwirausaha pada mahasiswa, misalnya dalam
rumah, kos, atau kampus. Hal ini menyebabkan lingkungan keluarga dapat dilihat dari proses
pola pikir mahasiswa akan terpengaruh dengan pendidikan dan pengajaran yang disampaikan oleh
teman sebayanya. Karena mereka memiliki orang tua mereka tentang berwirausaha. Orang. tua
kesamaan status, dan usia, mereka cenderung lebih yang cukup sering memberikan pengajaran secara
terbuka kepada teman sebayanya. Pujiastuti (2013) informal kepada anak-anak mereka bagaimana
menyatakan bahwa dorongan untuk menumbuhkan berwirausaha biasanya mengharapkan anaknya
jiwa wirausaha dapat berasal dari lingkungan tumbuh dan berkembang menjadi pengusaha.
pergaulan teman, karena mereka dapat berdiskusi Sementara Utaminingsih (2019) dalam
tentang ide wirausaha, masalah yang dihadapi dan penelitiannya menyatakan bahwa kondisi ekonomi
cara-cara mengatasinya. Hal ini didukung keluarga juga memiliki pengaruh terhadap intensi
penelitian yang dilakukan oleh Saifudin (2016) berwirausaha seeorang, karena keuangan mereka
yang menunjukkan bahwa lingkungan teman masih bergantung pada kedua orangtua, dalam hal
ini berkaitan dengan modal untuk memulai usaha.

11
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

Penjabaran tersebut relevan dengan theory mengidentifikasi usaha yang layak untuk didirikan.
of planned behavior yang menyatakan bahwa Dukungan dan dorongan teman sebaya memiliki
norma subjektif mengakibatkan terbentuknya peran penting dalam terbentuknya wirausaha. Alma
intensi perilaku (Ajzen, 1991). Mendukung (2010) menambahkan bahwa lingkungan teman
pernyataan tersebut, penelitian yang dilakukan oleh sebaya yang di dalamnya mendukung
Suyatno & Muhtarom (2018) juga menunjukkan kewirausahaan dan banyak terdapat kegiatan
bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh kewirausahaan mempengaruhi keinginan
signifikan terhadap intensi berwirausaha. berwirausaha seseorang. Selain itu, keberadaan
wirausaha mahasiswa yang sukses akan
Pengaruh Efikasi Diri terhadap Intensi menginspirasi mahasiswa lain untuk mengikuti
Berwirausaha Mahasiswa jejaknya, karena merasa memiliki kemampuan dan
Berdasarkan output SPSS Statistics 20, usia yang sama maka seseorang merasa yakin akan
diketahui bahwa efikasi diri berpengaruh secara dapat meraih kesuksesan pula.
positif dan signifikan terhadap intensi Tiga indikator lingkungan teman sebaya
berwirausaha mahasiswa. Berwirausaha melibatkan dalam kriteria baik. Tiga indikator tersebut
banyak risiko, karena itu dibutuhkan keyakinan mencakup interaksi yang dilakukan di lingkungan
untuk memulainya. Mahasisiwa akan memilih tempat tinggal/kos maupun di lingkungan tempat
suatu tindakan jika mereka yakin mereka mampu belajar/kampus, fungsi atau dukungan lingkungan
untuk melakukannya. Indikator efikasi diri yaitu teman sebaya, dan keberadaan wirausaha sukses
percaya diri tentang keterampilan untuk diantara teman sebayanya. Syarifudin, Iskandar, &
menjalankan bisnis sendiri, keyakinan akan tetap Hakim (2017) menyatakan bahwa informasi ,
survive dalam usaha, dan keyakinan akan dorongan, dan dukungan untuk berwirausaha yang
kesuksesan uasaha yang dirintisnya memiliki berasal dari lingkungan tempat mahasiswa
kategori tinggi. Bandura (1997) menyatakan bahwa berinteraksi sosial akan menumbuhkan minat
keyakinan manusia mengenai efikasi diri berwirausaha pada mahasiswa. Dalam
mempengaruhi bentuk tindakan yang akan mereka penelitiannya, Virzi, Koirala, & Spillan (2015)
pilih untuk dilakukan, dalam hal ini adalah intensi juga menemukan bahwa jika teman yang memiliki
berwirausaha. usaha akan mempengarui siswa untuk menjadi
Penjabaran tersebut relevan dengan theory pengusaha di masa mendatang.
of planned behavior yang menyatakan bahwa Penjabaran diatas relevan dengan theory of
persepsi atas kontrol perilaku mengakibatkan planned behavior yang menyatakan bahwa norma
terbentuknya intensi perilaku (Ajzen, 1991). subjektif mengakibatkan terbentuknya intensi
Mendukung pernyataan tersebut, penelitian yang perilaku (Ajzen, 1991). Mendukung pernyataan
dilakukan oleh Oktaviana & Umami (2018) tersebut, penelitian yang dilakuakn oleh Saifudin
menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri, (2016) menunjukkan bahwa lingkungan teman
maka semakin tinggi intensi berwirausaha sebaya berpengaruh positif dan signfikan terhadap
mahasiswa, dan sebaliknya. keputusan berwirausaha.

Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya SIMPULAN


terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa
Berdasarkan output SPSS Statistics 20, Berdasarkan hasil penelitian dan
diketahui bahwa lingkungan teman sebaya pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap diambil kesimpulan bahwa: (1) Terdapat pengaruh
intensi berwirausaha mahasiswa. Mendukung hasil lingkungan keluarga, efikasi diri, dan lingkungan
penelitian tersebut, Virzi, Koirala, & Spillan teman sebaya secara simultan terhadap intensi
(2015) menyatakan bahwa siswa yang memiliki berwirausaha mahasiswa sebesar 57,3%. Rata-rata
latar belakang usaha dapat memberikan konseling intensi berwirausaha mahasiswa dalam kategori
langsung pada teman sebayanya dan membantu tinggi, (2) Terdapat pengaruh lingkungan keluarga

12
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

terhadap intensi berwirausaha mahasiswa sebesar Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi


13,36%. Rata-rata lingkungan keluarga mahasiswa Universitas Negeri Semarang, (8) Mahasiswa
dalam kategori baik, (3) Terdapat pengaruh efikasi Pendidikan Ekonomi angkatan 2017/2018 Fakultas
diri terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Ekonomi UNNES atas kerjasama dan
sebesar 29,21%. Rata-rata efikasi diri mahasiswa kesediaannya menjadi responden dalam penelitian
dalam kategori tinggi, dan (4) Terdapat pengaruh ini, (9) Keluarga, sahabat, dan semua pihak yang
lingkungan teman sebaya terhadap intensi tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
berwirausaha mahasiswa sebesar 14,80%. Rata-rata memberikan doa dan dukungan.
lingkungan teman sebaya mahasiswa dalam
kategori baik. DAFTAR PUSTAKA
Saran yang diberikan dalam penelitian ini
yaitu: (1) Mahasiswa diharapkan mampu Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior.
merealisasikan intensi mereka untuk berwirausaha, Organizational Behavior and Human
memberikan dukungan kepada mahasiswa lain Decision Processes, 50 (2), 179-211.
https://doi.org/10.1016/0749-
yang akan atau telah berwirausaha, serta bertukar 5978(91)90020-T
informasi mengenai kewirausahaan, (2) Universitas
Alma, Buchari. (2013). Kewirausahaan. Bandung:
diharapkan memperbanyak kegiatan Alfabeta.
kewirausahaan seperti seminar dan pelatihan, serta Ambarriyah, S. B., & Fachrurrozie. (2019). Efek
memberikan dukungan kepada mahasiswa Efikasi Diri pada Pengaruh Pendidikan
wirausaha, (3) Keluarga diharapkan untuk Kewirausahaan, Lingkungan, dan
mengajarkan kewirausahaan dan memberikan Kecerdasan terhadap Intensi Berwirausaha
Mahasiswa. Economic Education Analysis
dukungan pada mahasiswa agar meningkatkan
Journal, 8(3), 1045–1060.
intensi berwirausaha mahasiswa, dan (4) Penelitian https://doi.org/10.15294/eeaj.v8i3.35720
ini hanya menggunakan satu variabel internal, BAKK UNNES. (2019). Jumlah Usulan PKM K
penelitian selanjutnya diharapkan mampu meneliti per Fakultas Tahun 2015-2019. Semarang:
variabel internal yang mempengaruhi intensi BAKK UNEES.
berwirausaha di luar variabel yang diteliti, serta Bandura, A. (1997). Self-Efficacy. The Exercise of
memperluas objek penelitian di luar Universitas Control. New York: W. H. Freeman and
Negeri Semarang. Company.
BPS. (2019). Jumlah Pengangguran Lulusan
UCAPAN TERIMA KASIH Universitas Tahun 2011-2019. Retrieved
from
https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16
Dalam menyelesaikan artikel ini tidak /972/pengangguran-terbuka-menurut-
terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pendidikan-tertinggi-yang-ditamatkan-
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih 1986---2019.html
kepada: (1) Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Fradani, A. C. (2016). Pengaruh Dukungan
selaku Rektor Universitas Negeri Semarang, (2) Keluarga, Kecerdasan Adversitas dan Efikasi
Diri pada Intensi Berwirausaha Motivasi
Drs. Heri Yanto MBA,PhD., selaku Dekan
Belajar. Jurnal Edutama, 3(1), 47–62.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30734/jpe
(3) Ahmad Nurkhin S.Pd.,M.Si, selaku Ketua .v3i1.30
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Franita, R. (2016). Analisa Pengangguran di
Universitas Negeri Semarang, (4) Drs. Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fachrurrozie, M.Si., selaku dosen pembimbing 1, 88–93. Retrieved from http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view
artikel, (5) Rediana Setiyani, S. Pd., M. Si., selaku
File/97/97
dosen penguji 1, (6) Kardiyem, S.Pd., M. Pd.,
Ghozali, I., & Sahrah, A. (2017). Pengaruh Efikasi
selaku dosen penguji 2, (7) Saringatun Mudrikah, Diri dan Kecerdasan Menghadapi Rintangan
S.Pd., M.Pd., selaku Pengelola Economics terhadap Niat Berwirausaha pada Mahasiswa
Education Analysis Journal (EEAJ) Jurusan Fakultas Ekonomi di Universitas Bangka

13
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

Belitung. Journal Society, 5(1), 33–43. Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ekonomi dan
https://doi.org/10.33019/society.v5i1.18 Bisnis Islam Institut Agama Islam negeri
Hadyajayani, D. (2019). Jumlah Penduduk Purwokerto. Retrieved from
Indonesia 269 Juta Jiwa,Terbesar Keempat http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4154/1
di Dunia. Retrieved from /ANIS KHOIRI
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2 YATUN_NISAPENGARUH JIWA
019/04/29/jumlah-penduduk-indonesia-269- KEWIRAUSAHAAN DAN
juta-jiwa-terbesar-keempat- LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP
dunia#:~:text=Berdasarkan data MINAT BERWIRAU.pdf
Worldometers%2C Indonesia saat,Serikat Oktaviana, V. D., & Umami, N. (2018). Pengaruh
(328 juta jiwa) Efikasi Diri dan Kreativitas terhadap Intensi
Hasanah, U. U., & Setiaji, K. (2019). Pengaruh Berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK
Literasi Digital, Efikasi Diri, Lingkungan Negeri 1 Pogalan Tahun Ajaran 2017/2018.
terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Jurnal Pendidikan Ekonomi, 11(2), 80–88.
dalam E-Business. Economic Education Retrieved from
Analysis Journal, 8(3), 1198–1215. http://journal2.um.ac.id/index.php/jpe/article
https://doi.org/https://doi.org/10.15294/eeaj. /view/4879.
v8i3.35715 https://dx.doi.org/10.17977/UM014v11i2201
8p0
Herdjiono, I., Puspa, Y. H., Maulany, G., & Aldy,
B. E. (2017). The Factors Affecting Ormord. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Entrepreneurship Intention. International Erlangga.
Journal of Entrepreneurial Knowledge, 5(2), Pujiastuti, E. E. (2013). Pengaruh Kepribadian dan
5–15. https://doi.org/10.1515/ijek-2017-0007 Lingkungan Terhadap Intensi Berwirausaha
HIPMI UNNES. (2019). Jumlah Mahasiswa pada Usia Dewasa Awal. Jurnal Inovasi Dan
Wirausaha UNNES 2019. Semarang: Kewirausahaan, 2(1), 1–8.
Universitas Negeri Semarang. https://doi.org/https://doi.org/10.20885/ajie.v
ol2.iss1.art1
Jogiyanto. (2008). Sistem Informasi Keprilakuan.
Yogyakarta: Andi. Purnomo, H., & Julita, L. (2019). di Agustus 2019,
Jumlah Orang Menganggur Naik Jadi 7,05
Krueger, N. F. (1993). The impact of prior
Juta. CNBC Indonesia. Retrieved from
entrepreneurial exposure on perceptions of
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191
new venture feasibility and desirability.
105121442-4-112741/di-agustus-2019-
Entrepreneurship Theory and Practice,
jumlah-orang-menganggur-naik-jadi-705-
18(1), 5–21.
juta
https://doi.org/10.1177%2F10422587930180
0101 Saifudin, A. (2016). Pengaruh Persepsi tentang
Pembelajaran Mata Kuliah Praktikum
Kumar, S., & Satyasiba. (2019). An extended
Kewirausahaan dan Lingkungan Teman
model of theory of planned behaviour
Sebaya terhadap Keputusan Berwirausaha
Entrepreneurial intention, regional
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY.
institutional infrastructure and perceived
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
gender discrimination in India. Journal of
Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved
Entrepreneurship in Emerging Economies,
from https://eprints.uny.ac.id/38971/
11(3), 369-391. Retrieved from
https://www.emerald.com/insight/content/do Seftiawan, D. (2019). Jumlah dan Mutu LPTK
i/10.1108/JEEE-09-2018-0089/full/html? Harus dievaluasi. Pikiran Rakyat. Retrieved
skipTracking=true from
https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/
Liñán, F., & Chen, Y. (2009). Development and pr-01321343/jumlah-dan-mutu-lptk-harus-
Cross-Cultural Application of a Specific dievaluasi
Instrument to Measure Entrepreneurial
Intentions. Entrepreneurship Theory and Suyatno, A., & Muhtarom, M. (2018). Pengaruh
Practice, 33(3), 593–617. Lingkungan Keluarga dan Pembelajaran
https://doi.org/10.1111/j.1540- Kewirausahaan Terhadap Intensi
6520.2009.00318.x Technopreneurship Mahasiswa Manajemen
Ilmu Komputer. Jurnal INFORMA
Nisa, A. K. Y. (2018). Pengaruh Jiwa Politeknik Indonusa Surakarta 4(1), 1-8.
Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga https://doi.org/10.46808/informa.v4i1.29
terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa.
Syarifuddin, D., Iskandar, I., & Hakim, L. (2017).

14
Tri Suranti / Economic Education Analysis Journal 3 (1) (2020)

Dampak Lingkungan terhadap Minat


Mahasiswa Pariwisata Berwirausaha. Jurnal
Pariwisata, IV(1), 40–52. Retrieved from
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
/article/download/1831/1380
Utaminingsih, R. (2019). Pengaruh Kondisi Sosial
dan Ekonomi Keluarga terhadap Minat
Berwirausaha pada Siswa Program Keahlian
Busana SMK Di Kota Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta. Retrieved from
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/65905
Virzi, N., Koirala, B., & Spillan, J. E. (2015).
Factors That Influence University Students’
Inclination to Become an Entrepreneur:
Insights From Guatemala. Multidisciplinary
Business Review, 8(2), 72–84. Retrieved
from
http://www.asfae.cl/journalmbr/images/stori
es/pdf/2015Artculo6vol2.pdf
Widjaya, O. H., & Ekawati, S. (2017). Faktor
Internal sebagai Penentu Niat Mahasiswa
untuk Berwirausaha. Jurnal Muara Ilmu
Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 24–32.
https://doi.org/10.24912/jmieb.v1i2.895
Yakub, R. (2015). Kewirausahaan di Indonesia
Mempengaruhi Perekonomian. Kompasiana.
Retrieved from
https://www.kompasiana.com/komentar/riki
1987/551fd72f813311f3379df4df/
kewirausahaan-di-indonesia-mempengaruhi-
perekonomian
Zuraya, N. (2018). Enggartiasto: Tingkat
Kewirausahaan di Indonesia Rendah.
Republika. Retrieved from
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/
korporasi/18/10/18/pgsax3383-enggartiasto-
tingkat-kewirausahaan-di-indonesia-rendah

15

Anda mungkin juga menyukai