Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

KESIAPAN KERJA SISWA SMK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh:

ANITA SETYO UTAMI


F 100 120 175

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
;.;i{fr=iE:i-

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAFI SOSIAL DENGAN


KESIAPAFI KERJA SISWA SMK

NASKAH PUBLIKASI

Yang diaj*kan oleh:

ANITASETYO UTAMI
F r00 no fls

Ttileh diperiksa dan disetujui untuk diuJi olel:

4
I)osen Pembimbing

Achmed Dwitvanto. Sfsi.. MSi.

-
i
i'
I
F
F
E-
F
I
5

!
I
I
rs
E

!
['
E
B

!i
I

HUBT'NGAI\ AIYTAIIA I}UKUNGAN{ SOSIAL DENGAN KESIAPAI\


KERJA SISWA SMK

Oleh
ANITA SETYO UTAMI
F 100 120 113

Telah dipertahankan di depan Dewan Peiguji


Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, l Agustus 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

, Dewan Penguji:

1. Achmad Dwityanto, S.Psi., M.Si


(Ketua Dewan Penguji)
) Taufiko M.Si., Ph.D
(Anggota I Dewan Penguji)
Aad Satria Permadi, S.Psi., MA
(Anggota II Dewan Penguji)

ffi
SURAT PER}IYATAAN

Bi smi II ahirrahmanirrahim

Yangbertanda tangan di bawah ini:

Nama ANITA SETYO UTAMI

NIM F100120175

Fakultas/Jurusan Psikologi/Psikoiogi

Universitas Muhammadiyatr Surakarta

Judul HUBI.]NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL

DENGAN KESIAPAN KERIA SISWA SMK

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan skripsi

dari jasa pembuatan skripsi. Apabila saya mengutip dari karya orang lain maka

saya mencanfumkan sumbemya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya

bersedia menerima sanksi apabila melakukan plagrat dalam menyusun karya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala kesungguhan.

I
Suakarta,2T Jrli20l6

085728857647

lll
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESIAPAN
KERJA SISWA SMK

Anita Setyo Utami


Achmad Dwityanto, S.Psi., M.Si.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
anitasetyo@ymail.com

Abstrak

Daftar pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah banyak


apabila sumber daya manusia masih memiliki kualitas rendah. Dengan
dibentuknya SMK merupakan salah satu usaha pemerintah untuk
memperbaiki kualitas sumber daya manusia dengan menciptakan
lulusan yang siap kerja. Dukungan sosial merupakan faktor yang
sangat menentukan kesiapan kerja siswa SMK, karena lingkungan
sekitar mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi pola
berpikir seseorang. Dalam hal ini yang paling mempengaruhi pola pikir
siswa SMK adalah dukungan orang tua, teman sebaya dan juga
dukungan dari guru. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja
siswa SMK. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa SMK.
Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara dukungan
sosial dengan kesiapan kerja siswa SMK. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 136 orang, yang merupakan siswa kelas XII SMK Bhakti
Mulia Wonogiri. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah incidental sampling. Metode pengumpulan data
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala dukungan
sosial dan skala kesiapan kerja. Sedangkan analisis data dilakukan
dengan analisis korelasi product moment menggunakan program bantu
SPSS 15 for windows. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,653; signifikansi (p) sebesar 0,000 (p <
0,01) yang artinya terdapat hubungan positif yang sangat signifikan
antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa SMK. Sumbangan
efektif atau peranan dukungan sosial terhadap kesiapan kerja sebesar
42,6 %, sisanya 57,4 % dipengaruhi oleh faktor lain. Variabel kesiapan
kerja memiliki rerata empirik (RE) sebesar 117,14 sehingga memiliki
kategori yang tergolong tinggi, begitu juga variabel dukungan sosial
diketahui memiliki rerata empirik (RE) sebesar 126,46 sehingga
memiliki kategori yang tergolong tinggi.

Kata kunci : Dukungan Sosial, Kesiapan Kerja

1
THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND JOB
READINESS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS

Anita Setyo Utami


Achmad Dwityanto, S.Psi., M.Si.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
anitasetyo@ymail.com

Abstract

The amount of unemployement in Indonesia will increase if the quality


of human resources is still low. There fore, the governments have a
program to fix the quality of human resources by creating ready-to-
work graduates through Vocational High School. The social support is
the factor to determine the job readiness which for it has a major role to
influence someone’s mindset. In this case, the social support comes
from parents, friends and also teachers. The problems statement of this
research is to find out the relation between the social support and the
readiness of Vocational High School student to work. The objective of
this research is to find out the relationship between the social support
and the job readiness of Vocational High School students. The
hypothesis of this research is that there is a positive relationship
between the social support and the job readiness of Vocational High
School students. The subjects of this research are 136 people, who are
the students of Grade XII SMK Bhakti Mulia Wonogiri. The writer
uses incidental sampling in this research. The method of the data
collection is a quantitative approach with the measuring instrument of
the social support and job radiness scale. While the data analysis uses
the correlation of product moment, with the program of SPSS 15 for
windows. Based on the data analysis, the results of this research are the
correlation coefisien is 0,653; the significance is 0,000 (p<0,01). From
the results above it can be concluded that there is a significant positive
relation between the social support and the readiness of Vocational
High School students. The effective contribution or the role of the
social support with the job readiness is 42,6% and the 57,4% is
influenced by another factor. The empiric average of the job readiness
variable is 117,14, therefore this variable has high category. Besides,
the empiric average of the social support variable is 126,46, and it is
also hass high category.

Keywords : Social support, Job readiness

2
1. PENDAHULUAN
Jumlah sumber daya manusia di Indonesia dapat dikatakan cukup banyak, namun
sebagian besar masih memiliki kualitas yang tergolong rendah. Hal ini dibuktikan
dari hasil penelitian Institute of Management Development (dalam Ngasuko, 2015)
yang merupakan lembaga pendidikan bisnis terkemuka di Swiss, melaporkan hasil
penelitiannya berjudul IMD World Talent Report 2015, bahwa peringkat Indonesia
turun 16 peringkat dari peringkat ke-25 pada tahun 2014 menjadi peringkat ke-41
pada tahun 2015. Salah satu faktor yang paling dominan menyumbang angka
penurunan peringkat tenaga terampil Indonesia yaitu kesiapan sumber daya
manusia.

Pemerintah berupaya meningkatkan kesiapan sumber daya manusia dan


mengurangi angka pengangguran di Indonesia melalui pendidikan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Zuniarti dan Siswanto (2013) yang menyatakan bahwa salah
satu upaya untuk meningkatkan SDM yang berkualitas adalah bidang pendidikan,
yakni harus mampu menghasilkan lulusannya agar dapat bersaing dengan bangsa
lain. Untuk itu pemerintah berusaha untuk memajukan pendidikan SMK yang
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidangnya dan siap
untuk bekerja.

Menurut Hasbullah (2011) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan


salah satu institusi pendidikan yang secara khusus bertujuan mempersiapkan
peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri maupun mengisi
lowongan pekerjaan yang ada. Akan tetapi, dalam kenyataannya lulusan SMK
yang diharapkan siap bekerja malah mendominasi tingkat pengangguran di
Indonesia. Hal ini dibuktikan dari data BPS (2015) pada periode Agustus 2015,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) didominasi penduduk berpendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 12,65 persen yang meningkat sebesar
3,6 persen dari periode Februari 2015, disusul oleh TPT Sekolah Menengah Atas
10,32 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke
bawah yaitu sebesar 2,74 persen. Kenyataan tersebut menandakan bahwa

3
banyaknya siswa SMK yang mendominasi angka pengangguran, mencerminkan
bahwa lulusan SMK belum siap untuk bekerja.

Permasalahan ini juga terjadi di SMK Bhakti Mulia Wonogiri, yang


merupakan Sekolah Menengah Kejuruan satu-satunya di Wonogiri yang memiliki
program keahlian bidang farmasi. Setiap tahun kelulusannya, tamatan SMK Bhakti
Mulia yang diterima kerja hanya mencapai 60%, 10% kuliah dan sisanya masih
belum mendapatkan pekerjaan. Dari hasil survei data alumni SMK Bhakti Mulia
yang diterima kerja pun, juga dapat diketahui bahwa beberapa ada yang bekerja
tidak sesuai dengan jurusan yang diambilnya. Jika dilihat dari pengisian identitas
skala yang disebarkan oleh peneliti ke seluruh siswa kelas XII SMK Bhakti Mulia,
juga diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas XII SMK Bhakti Mulia
menuliskan cita-cita yang kurang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil. Hal
ini membuktikan bahwa kesiapan kerja siswa SMK belum optimal, karena
sebagian besar siswa maupun alumni memilih pekerjaan yang bukan bidangnya.

Kesiapan kerja adalah kapasitas seseorang dalam meningkatkan


kemampuan bekerjanya yang terdiri dari ilmu pengetahuan dan keahlian serta
sikap seseorang tersebut (Agusta, 2015). Sedangkan Andrew (dalam Saputro &
Suseno, 2009) menyatakan bahwa kesiapan kerja ialah kapabilitas seseorang dalam
meningkatkan kemampuan bekerjanya, yang terdiri dari ilmu pengetahuan,
keahlian serta sikap seseorang tersebut. Adapun aspek-aspek dari kesiapan kerja
dikemukakan oleh Brady (dalam Ayuningtyas, 2015) meliputi tanggung jawab,
fleksibilitas, keterampilan, komunikasi, pandangan diri, kebersihan diri dan
keselamatan.

Menurut Dewa Ketut (dalam Parwanti, 2014) faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap kesiapan kerja terbagi menjadi faktor dari dalam diri sendiri
(intern) dan faktor dari luar diri sendiri (ekstern). Faktor-faktor dari dalam diri
sendiri meliputi, kemampuan intelejensi, motivasi, pengalaman kerja, sikap, bakat,
dan minat, sedangkan faktor-faktor dari luar diri sendiri meliputi,
bimbingan/dukungan orang tua, keadaan teman sebaya dan keadaan masyarakat
sekitar dalam hal ini, guru.

4
Mengenai faktor eksternal atau dari luar diri, disebutkan bahwa
bimbingan/dukungan orang tua, keadaan teman sebaya dan keadaan masyarakat
sekitar (guru) mempengaruhi kesiapan kerja seorang siswa. Hal ini dapat juga
dikatakan bahwa bimbingan/dukungan orang tua, keadaan teman sebaya dan
keadaan masyarakat sekitar (guru) merupakan suatu bentuk dukungan sosial.
Dukungan sosial (social support) menurut Johnson dan Jhonson (dalam Saputri,
2011) merupakan keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi
bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian, sehingga bisa meningkatkan
kesejahteraan hidup bagi individu yang bersangkutan. Dalam hal ini orang yang
merasa memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena
diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Rietschlin, (dalam Taylor, 2012), menyatakan bahwa dukungan sosial


berasal dari orang tua, pasangan, kerabat, teman, juga masyarakat. Teori ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Levitt, dkk. (dalam Rensi &
Sugiarti, 2010) yang menunjukkan bahwa berbagai dukungan yang diperoleh
individu (dari keluarga, teman, guru dan orang lain) berhubungan secara signifikan
dengan tingkat kesejahteraan individu. Sehingga, dukungan yang efektif
berhubungan positif dengan konsep diri dan sosialisasi individu.

Adapun aspek-aspek dukungan sosial dikemukakan oleh House (dalam


Smet, 1994; Bulkhaini, 2015) meliputi aspek emosional, aspek penghargaan, aspek
instrumental dan aspek informatif. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
dukungan sosial (Ganster dalam Pamangsah, 2008) yaitu: Dukungan keluarga.
Keluarga merupakan tempat pertumbuhan perkembangan seseorang. Dukungan
teman bergaul. Orang yang bergaul membutuhkan dukungan moral dari teman
bergaulnya. Dukungan masyarakat atau lingkungan sekitar. Masyarakat yang
mendukung, menerima dan menyukai serta mengerti kelebihan dan kekurangan
individu, biasanya akan memberikan motivasi dalam pemenuhan kebutuhannya.

Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara


dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa SMK.Semakin tinggi dukungan
sosial yang diterima, maka semakin tinggi pula kesiapan kerja siswa SMK.

5
2. METODE

Penelitian ini dilakukan di SMK Bhkati Mulia Wonogiri untuk mengetahui


hubungan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa SMK dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala dukungan sosial dan
skala kesiapan kerja.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Bhakti Mulia
Wonogiri yang berjumlah 136 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan incidental sampling, yaitu menentukan subjek yang dilakukan secara
kebetulan dan secara tidak sengaja ditemui, dengan alasan bahwa waktu
pelaksanaan penelitian dilakukan ketika kelas XII SMK Bhakti Mulia Wonogiri
sedang melakukan gladi bersih untuk acara pelepasan, sehingga tidak semua siswa
hadir.

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini maka digunakan alat ukur
berupa skala, yaitu skala kesiapan kerja dan skala dukungan sosial. Skala kesiapan
kerja disusun oleh Brady (dalam Ayuningtyas, 2015) yang meliputi aspek
tanggung jawab, fleksibilitas, keterampilan, komunikasi, pandangan diri,
kebersihan diri dan keselamatan, berjumlah sebanyak 37 aitem yang terdiri dari 20
aitem favorable dan 17 aitem unfavorable. Kemudian skala dukungan sosial
disusun berdasarkan 3 sumber dukungan, yaitu orang tua, teman dan guru, dan
berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh House (dalam
Smet, 1994; Bulkhaini, 2015) meliputi emosional, penghargaan, instrumental dan
informatif. Skala yang disusun berjumlah 40 aitem yang terdiri dari 23 aitem
favorable dan 17 aitem unfavorable.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil analisis product moment dari Carl Pearson dengan bantuan program SPSS 15
for windows dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,653;
signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,001) yang berarti terdapat hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja. Hal ini dapat
diartikan bahwa dukungan sosial mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK.
Tingkat dukungan sosial siswa dalam penelitian ini tergolong kategori tinggi,

6
begitu juga dengan tingkat kesiapan kerja siswa dalam penelitian ini juga tergolong
kategori tinggi.

Siswa yang memiliki dukungan sosial yang tinggi akan memiliki tingkat
kesiapan kerja yang tinggi pula. Hal ini menjadikan siswa mempunyai harga diri
yang tinggi, lebih optimis, lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya,
juga menjadi lebih siap untuk memasuki dunia kerja. Marock (dalam Coetzee &
Beukes, 2010) menjelaskan bahwa dukungan persiapan karir dianggap sebagai
komponen penting dalam pendidikan seorang remaja dan termasuk membantu
remaja dalam mengembangkan keputusan pengambilan karir yang penting. Hal ini
juga sesuai dengan pernyataan (Kidd, dkk dalam Coetzee & Beukes, 2010) yang
menemukan bahwa persepsi individu terhadap dukungan yang mereka terima
dalam perencanaan pengembangan karir mereka dan karir masa depan secara
signifikan mempengaruhi kesejahteraan dan kepuasan karir.

Dukungan yang sangat mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK


umumnya berasal dari orang-orang terdekatnya yaitu keluarga (orang tua), teman
sebaya dan juga guru. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (2012) memperoleh
hasil analisis korelasi parsial dan regresi sederhana antara dukungan keluarga
terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU, menunjukkan nilai positif
dan signifikan.

Dukungan dari teman sebaya juga tak kalah pentingnya, karena remaja
cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Karena
menurut Hurlock (dalam Nisfiannoor & Kartika, 2004) remaja lebih banyak
berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok,
maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap,
pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada pengaruh
keluarga.

Selain itu, dukungan dari guru juga tidak kalah penting dalam pengaruhnya
terhadap kesiapan kerja seorang siswa. Menurut Dewa Ketut (dalam Parwanti,
2014) salah satu tugas atau peranan guru pembimbing adalah mengidentifikasikan
berbagai kebutuhan dan masalah siswa yang berkaitan dengan pelaksanaan

7
program bimbingan karir di sekolah. Sehingga guru memberikan arahan, masukan-
masukan juga membimbing siswanya untuk siap bekerja sesuai dengan bidangnya.

Sumbangan efektif (SE) antara variabel dukungan sosial dengan kesiapan


kerja sebesar 42,6 %, ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,426. Hal
tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat 57,4 % variabel lain yang
mempengaruhi kesiapan kerja diluar variabel dukungan sosial. Variabel lain yang
mempengaruhi kesiapan kerja menurut Kartono (dalam Ayuningtyas, 2015),
adalah faktor dari dalam diri sendiri (intern) seperti kecerdasan, ketrampilan dan
kecakapan, bakat serta motivasi, sedangkan faktor dari luar diri sendiri (ekstern)
meliputi rasa aman dalam pekerjaannya, rekan sekerja, dan hubungan dengan
pimpinan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial dengan segala
aspek yang terkandung di dalamnya cukup memberikan kontribusi terhadap
kesiapan kerja siswa SMK.

Hasil analisis variabel dukungan sosial diketahui bahwa memiliki rerata


empirik (RE) sebesar 126,46 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 100 yang berarti
variabel dukungan sosial tergolong kategori tinggi. Berdasarkan kategorisasi skala
dukungan sosial diketahui bahwa 5,15% (7 orang) termasuk kategori sedang,
74,26% (101 orang) termasuk kategori tinggi, dan 20,59% (28 orang) termasuk
kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase dengan jumlah
terbanyak berada pada posisi tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa siswa kelas
XII SMK sudah memenuhi aspek-aspek dukungan sosial seperti yang
dikemukakan oleh House (dalam Smet, 1994; Bulkhaini, 2015) yaitu dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan
informatif. Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan penghargaan, dengan
memberikan pujian, ungkapan positif maupun hadiah atas keberhasilan seseorang.
Selanjutnya dukungan instrumental, mencakup bantuan langsung, seperti bantuan
moril dan fasilitas yang menunjang keberhasilan seseorang. Terakhir, dukungan
informatif, mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran atau
umpan balik.

8
Variabel kesiapan kerja memiliki rerata empirik (RE) sebesar 117,14 dan
rerata hipotetik (RH) sebesar 92,5 yang berarti variabel kesiapan kerja tergolong
kategori tinggi. Berdasarkan kategori skala kesiapan kerja diketahui bahwa
terdapat 5,15% (7 orang) termasuk kategori sedang, 80,88% (110 orang) termasuk
kategori tinggi, dan 13,97% (19 orang) termasuk kategori sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa prosentase dengan jumlah terbanyak berada pada posisi
tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa siswa kelas XII SMK sudah memenuhi
aspek-aspek kesiapan kerja, seperti yang dikemukakan Brady (dalam Ayuningtyas,
2015) yaitu tanggung jawab, fleksibilitas, keterampilan, komunikasi, pandangan
diri, juga kebersihan dan keselamatan.

4. PENUTUP
Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa
SMK. Sumbangan efektif antara variabel dukungan sosial dengan kesiapan kerja
sebesar 42,6 %, hal tersebut berarti masih terdapat 57,4 % variabel lain yang
mempengaruhi kesiapan kerja diluar variabel dukungan sosial seperti faktor dari
dalam diri yang meliputi kecerdasan, ketrampilan dan kecakapan, bakat,
kemampuan dan minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis, kepribadian,
cita-cita, dan tujuan dalam bekerja. Sedangkan faktor-faktor dari luar diri sendiri
meliputi lingkungan dunia kerja, rasa aman dalam pekerjaannya, kesempatan
mendapatkan kemajuan, rekan sekerja, hubungan dengan pimpinan, dan gaji.
Selain itu, subjek penelitian memiliki dukungan sosial dan kesiapan kerja yang
tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh


penulis selama melakukan penelitian, maka penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:
1. Bagi subjek disarankan untuk mempertahankan kesiapan kerjanya agar tetap
tinggi dengan cara selalu optimis dan juga percaya diri dengan kemampuan yang
dimilikinya,. Selain itu subjek disarankan untuk terus mengikuti pelatihan,

9
memperluas networking, dan sering mengikuti jobfair agar memiliki wawasan
yang luas tentang dunia kerja.
2. Bagi orang tua disarankan untuk memberikan dukungan yang positif agar
subjek selalu optimis ketika melamar pekerjaan, dukungan materiil berupa
fasilitas yang menunjang karir subjek, ikut aktif mencari informasi tentang
lowongan pekerjaan yang sesuai, serta memberikan dorongan moril seperti
memberikan nasehat dan arahan tentang dunia kerja.
3. Bagi teman sebaya disarankan untuk saling memberikan dukungan ketika
sama-sama mencari maupun melamar pekerjaan, saling berbagi informasi
lowongan pekerjaan, juga menghargai/menghormati keputusan subjek yang
memutuskan untuk bekerja.
4. Bagi guru disarankan untuk membantu siswa dalam mempersiapkan diri ke
jenjang karir juga memberikan bantuan langsung seperti memberikan nasehat,
memberikan pelatihan dalam mempersiapkan karir dan membantu siswa yang
kesulitan untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja.
5. Bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan kualitas penelitian lebih lanjut
khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara dukungan sosial dengan
kesiapan kerja disarankan menyempurnakan hasil penelitian dengan cara
melibatkan variabel-variabel yang belum diungkap, menggunakan sampel
yang lebih banyak, atau melibatkan subjek penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Y. N. (2015). Hubungan antara Orientasi Masa Depan dan Daya Juang
terhadap Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Mulawarman. eJournal Psikologi, 3
(1), 369-381.
Ayuningtyas, T. D. (2015). Hubungan antara Kemandirian dengan Kesiapan Kerja
pada Mahasiswa Semester Akhir. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. (2015). Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2015. Diunduh
pada tanggal 26 Februari 2016, dari
https://www.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20151105121046.pdf
Coetzee, M., & Beukes, C. J. (2010). Employability, Emotional Intelligence and
Career Preparation Support Satisfaction among Adolescents in the School-to-

10
work Transition Phase. Journal of Psychology in Africa, 20 (3), 439-446.
Firdaus, Z. Z. (2012). Pengaruh Unit Produksi, Prakerin dan Dukungan Keluarga
terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2 (3), 397-
409.
Hasbullah. (2011). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Ngasuko, T. A. (2015, Desember 8). Daya Saing Sumber Daya Manusia
Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN . Diunduh pada tanggal
19 Februari 2016, dari http://www.kemenkeu.go.id/en/node/48120
Nisfiannoor, M., & Kartika, Y. (2004). Hubungan antara Regulasi Emosi dan
Penerimaan Kelompok Teman Sebaya pada Remaja. Jurnal Psikologi, 2 (2),
160-177.
Pamangsah, A. (2008). Hubungan antara Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial
dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Telah Menikah. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Parwanti. (2014). Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Motivasi
Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK PGRI Sentolo. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Rensi, & Sugiarti, L. R. (2010). Dukungan Sosial, Konsep Diri, dan Prestasi
Belajar Siswa SMP Kristen YSKI Semarang. Jurnal Psikologi, 3 (2), 148-
153.
Saputri, M. A., & Indrawati, E. S. (2011). Hubungan antara Dukungan Sosial
dengan Depresi pada Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Wreda Wening
Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip, 9(1), 65-72.
Saputro, N. D., & Suseno, M. N. (2009). Hubungan antara Kepercayaan Diri
dengan Employability pada Mahasiswa. Psikohumanika, 2 (1), 13-14.
Taylor, S. E. (2012). Health Psychology. Americas, New York: McGraw-Hill.
Zuniarti, & Siswanto, B. T. (2013). Pengaruh Motivasi Belajar, Kinerja Intensitas
Pembimbingan Prakerin terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Pariwisata
DIY. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3 (3), 405-406.

11

Anda mungkin juga menyukai