Anda di halaman 1dari 16

EEAJ 7 (3) (2018)

Economic Education Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, PENGETAHUAN


KEWIRAUSAHAAN, KEPRIBADIAN, DAN MOTIVASI,
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN SELF
EFFICACY SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Dini Agusmiati,Agus Wahyudin

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga, pengetahuan kewirausahaan,
Diterima : Agustus 2018 kepribadian dan motivasi terhadap minat berwirausaha yang dimoderasi oleh variabel self efficacy pada siswa
Disetujui : Agustus 2018 kelas XI program keahlian Akuntansi SMK swasta se-Kabupaten Pekalongan. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI program keahlian Akuntansi SMK swasta se-Kabupaten Pekalongan sebanyak 424 siswa.
Dipublikasikan : Oktober
Sampel yang digunakan sebanyak 206 siswa dari SMK Muhammadiyah Bligo, SMK NU Kesesi, dan SMK
2018 Ma’arif NU Kajen dengan pengambilan sampel menggunakan proportional cluster random sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis
________________ statistik deskriptif dan analisis variabel moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan lingkungan keluarga (X1) & motivasi (X4) terhadap minat berwirausaha. Sedangkan
Keywords:
variabel pengetahuan kewirausahaan (X2) dan kepribadian (X3) terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan
Entrepreneurship Interest, terhadap minat berwirausaha. Self efficacy memoderasi secara signifikan pengaruh lingkungan keluarga (X5),
Entrepreneurship pengetahuan kewirausahaan (X6), dan kepribadian (X7) terhadap minat berwirausaha. Sedangkan untuk
Knowledge, Family variabel motivasi (X8), self efficacy tidak memoderasi secara signifikan pengaruh motivasi terhadap minat
Environtment, Motivation, berwirausaha siswa.
Personality, Self Efficacy.
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research is to determine the influence of family environment, entrepreneurship knowledge,
personality and motivation to entrepreneurship interest that moderated by self efficacy variable in students of
class XI Accounting expertise of private SMK in Pekalongan Regency. The population of the research is the
students of class XI Accounting expertise of private SMK in Pekalongan Regency as much as 424 students.
The samples used were 206 students from SMK Muhammadiyah Bligo, SMK NU Kesesi, and Ma'arif NU
Kajen SMK with technique of the taking using proportional cluster random sampling. Technique of data
collection using questionnaires. The analysis technique used descriptive statistical analysis and moderated
regression analysis (MRA).The results of this study indicate that there are positive and significant influence of
family environment (X1) & motivation (X4) on entrepreneurship interest. While the variables of
entrepreneurship knowledge (X2) and personality (X3) there is a negative and insignificant influence on
entrepreneurship interest. Self efficacy moderates significantly the influence of the family environment (X5),
entrepreneurial knowledge (X6), and personality (X7) on entrepreneurial interests. As for the motivation
variable (X8), self efficacy does not moderate significantly influence of motivation to student entrepreneur
interest.
© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
GedungL1 Lantai 1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: diniagusmiati1@gmail.com

878
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

PENDAHULUAN

Pengangguran adalah salah satu masalah


elementer pembangunan setiap bangsa. Menurut
sudrajad (2000) ada beberapa penyebab
pengangguran diantaranya yaitu warisan sifat
feodal dari penjajah, tidak ada motivasi untuk
bekerja, lapangan kerja yang tersedia
memerlukan skill khusus, pertumbuhan ekonomi
dan menemui jalan buntu dalam mencari
pekerjaan. Dibawah ini terdapat data
pengangguran terbuka yang diperolehdari badan
pusat statistik berdasarkan pendidikan tertinggi Gambar 2. Perkembangan Tingkat
yang ditamatkan pada Gambar 1. Pengangguran Terbuka (TPT) menurut
Tingkat Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan, 2016 – 2017
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Provinsi
Jateng , 2017

Berdasarkan Gambar 2. tingkat


pendidikan pada agustus 2017, TPT untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling
Gambar 1. Tingkat Pengangguran menurut tinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu
Tingkat Pendidikan Tinggi yang Ditamatkan sebesar 11,08%. TPT tertinggi berikutnya
(Agustus 2016-Agustus 2017) terdapat pada Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sumber : Berita Resmi Statistik, 2017 sebesar 7,10%. Dengan kata lain, ada
penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama
Berdasarkan Gambar 1., jumlah pada tingkat pendidikan SMK dan SMA.
pengangguran tertinggi ada pada Lulusan Mereka yang berpendidikan rendah cenderung
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat
dibandingkan dengan tingkat pendidikan lain, dari TPT, SD ke bawah paling kecil diantara
yakni mencapai sebesar 11,41 %. Sedangkan semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 2,35%.
Sekolah Menengah Atas (SMA) 8,29 %, lulusan Menurut Alma (2008) semakin maju
Diploma 6,88 %, Lulusan Sekolah Menengah suatu negara semakin banyak orang yang
Pertama (SMP) sebesar 5,54% dan Universitas terdidik, dan banyak pula orang menganggur,
(s1) 5,18 %. Sementara TPT terendah, jenjang maka semakin dirasakan pentingnya dunia
Sekolah Dasar (SD) ke bawah sebesar 2,62 %. wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil
Berdasarkan data provinsi, Tingkat jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat
Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Tengah membuka lapangan kerja karena kemampuan
pada Agustus 2017 lulusan SMK juga masih pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak
mendominasi tingginya angka pengangguran. akan mampu menggarap semua aspek
Seperti terlihat pada Gambar 2. pembangunan karena sangat banyak
membutuhkan anggaran belanja, personalia dan
pengawasan. Terdapat dua darmabakti
wirausaha terhadap pembangunan bangsa,
yaitu: (1) sebagai pengusaha, memberikan
darma baktinya melancarkan proses produksi,
distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi

879
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

kesulitan lapangan kerja, meningkatkan Tujuan khusus pendidikan menengah


pendapatan masyarakat, (2) sebagai pejuang kejuruan adalah sebagai berikut: (a) menyiapkan
bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,
ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan
pada bangsa asing (Alma, 2008). pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat
Margunani, dkk (2016) menyatakan menengah sesuai dengan kompetensi dalam
bahwa kewirausahaan sangat penting dalam program keahlian yang dipilihnya; (b)
pembentukan karakter siswa. Kewirausahaan menyiapkan peserta didik agar mampu memilih
menjadi solusi terbaik yang diprogramkan karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi,
pemerintah dan menjadi salah satu tujuan dari beradaptasi di lingkungan kerja dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah mengembangkan sikap profesional dalam bidang
ditetapkan dengan Permendiknas. Namun, keahlian yang diminatinya; (c) membekali
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) peserta didik dengan ilmu pengetahuan,
yang terjun ke dunia wirausaha masih sangat teknologi dan seni agar mampu
rendah. Terhitung, dari total lulusan sebanyak mengembangkan diri di kemudian hari baik
1,4 juta pada tahun 2017, siswa yang terjun secara mandiri maupun melalui jenjang
dalam dunia usaha hanya sekitar 2,5 persen atau pendidikan yang lebih tinggi; dan (d) membekali
sekitar 40 ribu siswa saja. (www.republika.co.id) peserta didik dengan kompetensi-kompetensi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sesuai dengan program keahlian yang
merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dipilih.
formal yang menyelenggarakan pendidikan Tujuan di atas belum sepenuhnya
kejuruan pada jenjang pendidikan menengah terwujud seperti apa yang diharapkan. Sektor
sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk pendidikan belum secara optimal menghasilkan
lain yang sederajat. Sekolah dijenjang output lulusan untuk berwirausaha sehingga
pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama masih terjadi masalah pengangguran yang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau didominasi oleh lulusan SMK. Oleh sebab itu,
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk siswa SMK perlu melakukan upaya yang
lain yang sederajat (Undang-Undang Nomor 20 mampu menumbuhkan budaya menciptakan
Tahun 2003). peluang dan memanfaatkan situasi yang ada
Tujuan pendidikan menengah kejuruan secara kreatif. Pihak sekolah dituntut untuk
menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun mengadakan berbagai program guna
2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan mendukung proses pembelajaran yang
khusus. Tujuan umum pendidikan menengah mengarahkan ketertarikannya siswa pada hal-
kejuruan adalah : (a) meningkatkan keimanan hal yang berhubungan dengan wirausaha.
dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Pelajaran tentang kewirausahaan juga sudah
Yang Maha Esa; (b) mengembangkan potensi diajarkan di kurikulum SMK sekarang ini.
peserta didik agar menjadi warga Negara yang Diajarkannya kewirausahaan dan keterampilan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, pada masing-masing bidang kejuruan, para
mandiri, demokratis dan bertanggung jawab; (c) siswa diharapkan setelah lulus sekolah mampu
mengembangkan potensi peserta didik agar mengembangkannya pada dunia usaha dengan
memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai
menghargai keanekaragaman budaya bangsa dengan keterampilannya masing-masing.
Indonesia; dan (d) mengembangkan potensi Siswa SMK yang telah dibekali dan diberi
peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap pelatihan skill dan keterampilan serta pengajaran
lingkungan hidup dengan secara aktif turut tentang kewirausahaan yang lebih mendalam
memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, diharapkan memiliki jiwa wirausaha yang
serta memanfaatkan sumber daya alam dengan tinggi. Adapun untuk membentuk manusia yang
efektif dan efisien. berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu

880
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

melakukan wirausaha, khususnya pada siswa variabel dependen yang memunculkan berbagai
SMK, maka yang harus tertanam dahulu adalah faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang
minat untuk berwirausaha itu sendiri. Oleh mempengaruhi minat berwirausahaantara lain
karena itu minat berwirausaha pada siswa SMK lingkungan keluarga. Menurut Alma (2008: 8)
harus ditumbuh kembangkan. lingkungan keluarga dapat mempengaruhi
Mutmainah (2014) menyebutkan minat seseorang untuk menjadi wirausaha dapat
berwirausaha merupakan dorongan dan dilihat dari segi faktor pekerjaan orang tua, dari
keinginan untuk berusaha atau menjalankan orang tua yang bekerja sendiri dan memiliki
suatu bisnis. Sedangkan menurut Slameto usaha sendiri maka cenderung anaknya akan
(2013:180) minat adalah rasa lebih suka dan rasa menjadi pengusaha.
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa Menurut Theory of Planned Behavior (TPB)
ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya keputusan berwirausaha dipengaruhi oleh salah
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara satu faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga.
diri sendiri dengan sesuatu diluar dirinya. Adanya faktor lingkungan keluarga tersebut
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka minat berwirausaha siswa akan tinggi
maka semakin besar minatnya. Seseorang yang karena adanya dorongan dari keluarga.
berminat terhadap suatu aktifitas akan Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil
memperhatikan aktifitas itu secara konsisten penelitian Mastapha & Selvaraju (2015)
dengan rasa senang. Minat tidak hanya pengaruh keluarga, memiliki pengaruh positif
diekpresikan pada suatu ketertarikan atau dan signifikan terhadap niat mahasiswa lulusan
pernyataan bahwa seseorang menaruh minat di Universitas Malaysia untuk menjadi
pada kegiatan, tapi juga dapat diekpresikan pengusaha. Selanjutnya Pant (2015)
melalui partisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. menemukan bahwa profesi orang tua pengusaha
Minat berwirausaha tidaklah dimiliki memainkan peran pengembangan
begitu saja, melainkan dapat dipupuk dan kewiraswastaan di Nepal yang serupa dengan
dikembangkan. Menanamkan minat wirausaha beberapa temuan ituprofesi orang tua
dalam diri siswa tentunya banyak faktor yang memainkan peran penting dalam pilihan profesi
dapat mempengaruhi minat berwirausaha pada anak-anak.
tersebut. Menurut Indarti (2008) dalam (Farida Penelitian Adnan (2017) bahwa faktor
& Nurkhin, 2016) bahwa penentu minat lingkungan keluarga memberi pengaruh yang
berwirausaha terdiri dari 3 faktor yaitu faktor berarti terhadap minat berwirausaha mahasiswa
kepribadian seperti kebutuhan akan prestasi dan Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu
efikasi diri (self efficacy), faktor lingkungan seperti Jawa Barat yaitu sebesar 22%. Selanjutnya
elemen kontekstual: akses kepada modal, Yusuf, dkk (2017) menemukan adanya pengaruh
informasi dan jaringan sosial dan faktor yang signifikan lingkungan keluarga terhadap
demografis seperti jender, umur, latar belakang minat berwirausaha mahasiswa Manajemen
pendidikan dan pengalaman bekerja. Selain itu Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.
Alma (2008:9) menjelaskan faktor-faktor yang Penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini, dkk
mempengaruhi minat berwirausaha diantaranya: (2017) menunjukkan adanya pengaruh yang
(1) Personal, menyangkut aspek-aspek signifikan lingkungan keluarga terhadap minat
kepribadian seseorang, (2) Sociological, berwirausaha pada siswa kelas XI Akuntansi
menyangkut masalah hubungan dengan family SMK N 1 Surakarta. Sedangkan penelitian
dan sebagainya, dan (3) Environmental, Rahmadi dan Heryanto (2016) mengungkapkan
menyangkut hubungan dengan lingkungan. hasil yang berbeda bahwa lingkungan sosial dan
Penelitian-penelitian yang berhubungan keluarga tidak memiliki pengaruh yang
dengan minat berwirausaha sudah banyak signifikan pada Mahasiswa Program Studi
dilakukan. Beberapa penelitian sebelumnya Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
memposisikan minat berwirausaha sebagai Kediri.

881
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

Faktor selanjutnya yaitu pengetahuan bahwa kepribadian berpengaruh signifikan


kewirausahaan. Suryana (2013:80) terhadap minat berwirausaha mahasiswa
mengungkapkan seorang wirausaha tidak akan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, Tadulako. Sedangkan penelitian Rosmiati, dkk
kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan, (2015) menyatakan bahwa sikap tidak
tetapi tidak memiliki kemampuan dan berpengaruh signifikan terhadap minat
pengetahuan, maka akan sulit berkembang dan berwirausaha mahasiswa jurusan Akuntansi
berhasil. Sebaliknya, memiliki pengetahuan dan Politeknik Negeri Kupang. Penelitian lain Safitri
kemampuan, tetapi tidak disertai dengan & Rustiana (2016) menunjukkan bahwa
kemauan, maka tidak akan terwujud menjadi kepribadian berpengaruh positif dan signifikan
wirausahawan. Menurut Theory of Planned terhadap minat berwirausaha siswa kelas X
Behavior (TPB) keputusan berwirausaha jurusan pemasaran SMK Negeri 2 Magelang.
dipengaruhi oleh salah satu faktor internal yaitu Faktor selanjutnya yaitu motivasi.
pembelajaran. Pengetahuan kewirausahaan bisa Motivasi wirausaha menjadi hal yang sangat
didapat melalui pembelajaran, baik penting dan merupakan salah satu faktor dari
pembelajaran didalam kelas maupun diluar dalam diri siswa yang juga menentukan berhasil
kelas. Penelitian Hendrawan & Sirine (2017) tidaknya siswa untuk menjadi wirausaha.
relevan dengan teori-teori diatas yang Menurut Theory of Planned Behavior (TPB)
menunjukkan bahwa pengetahuan keputusan berwirausaha dipengaruhi oleh salah
kewirausahaan mempengaruhi minat satu faktor internal yaitu motivasi. Semakin
berwirausaha mahasiswa FEB UKSW tinggi motivasi siswa dalam berwirausaha, maka
Konsentrasi Kewirausahaan.Penelitian lain akan semakin tinggi minatnya dalam
Nugrahaningsih dan Muslim (2016) berwirausaha.
menunjukkan bahwa pengetahuan berpengaruh Penelitian Hendrawan & Sirine (2017)
signifikan terhadap minat berwirausaha pada menunjukkan bahwa motivasi tidak
mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas 17 mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa
Agustus 1945 Jakarta. Sedangkan penelitian FEB UKSW Konsentrasi Kewirausahaan.
Puspitaningsih (2014) dan Trisnawati (2014) Penelitian lain yang hasilnya sejenis menurut
menyatakan tidak ada pengaruh pengetahuan Nugrahaningsih dan Muslim (2016) bahwa
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
Faktor lainnya yang mempengaruhi minat minat berwirausaha mahasiswa Fakultas
berwirausaha yaitu kepribadian. Kepribadian Ekonomi di Universitas 17 Agustus 1945
wirausahawan merupakan faktor penting dalam Jakarta. Sedangkan penelitian Supriyatno (2017)
menentukan sikap dalam berwirausaha. menunjukkan motivasi berpengaruh terhadap
Seseorang yang memiliki kepribadian wirausaha minat berwirausaha mahasiswa Program Studi
akan mampu mandiri, dapat menghadapi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Ngawi.
kesulitan hidup dan dapat mengelola peluang Cahyono & Umam (2017) dalam penelitiannya
kerja bagi dirinya dan orang lain.Menurut juga menyatakan bahwa motivasi berwirausaha
Theory of Planned Behavior (TPB) keputusan berpengaruh terhadap minat berwirausaha siswa
berwirausaha dipengaruhi oleh salah satu faktor Teknik Pemesinan dengan koefisien determinasi
internal yaitu kepribadian. Semakin memiliki sebesar 24,6%.
kepribadian yang mencerminkan seorang Berdasarkan hasil dari penelitian-
wirausaha, maka akan meningkatkan minat penelitian di atas ditemukan adanya
dalam berwirausaha. inkonsistensi hasil antara penelitian satu dengan
Penelitian Adnan (2017), potensi penelitian yang lain. Sehubungan dengan
kepribadian wirausaha memberi pengaruh inkonsistensi hasil tersebut, maka peneliti
cukup berarti terhadap minat berwirausaha tertarik untuk mengkaji kembali variabel
(27,3%). Yusuf, dkk (2017) dalam penelitiannya lingkungan keluarga, pengetahuan

882
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

kewirausahaan, kepribadian dan motivasi post facto). Populasi dalam penelitian ini adalah
terhadap minat berwirausaha dengan siswa kelas XI program keahlian Akuntansi
menambahkan variabel self efficacy sebagai SMK swasta se-Kabupaten Pekalongan
variabel moderating. Menurut Bandura (1997) sebanyak 424 siswa.
pengertian efikasi diri (self efficacy) adalah
keyakinan individu tentang kemampuan dirinya Tabel 1. Siswa Kelas XI Program Keahlian
dalam melaksanakan tugas atau melakukan Akuntansi SMK Swasta se-Kabupaten
suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai Pekalongan
hasil tertentu. Dapat dikatakan pula efikasi diri
adalah keyakinan seseorang bahwa ia mampu Jumlah
melakukan tugas tertentu dengan baik. No Sekolah
Populasi
Self efficacy memberikan kontribusi yang 1 SMK Ma’arif NU Doro 29
besar terhadap minat wirausaha, persepsi dan 2 SMK Gondang Wonopringgo 54
tindakan seseorang dalam berbagai cara. 3 SMK Ma’arif NU Kajen 118
4 SMK Yapenda Kedungwuni 60
Semakin tinggi Self efficacy yang dimiliki
5 SMK NU Kesesi 98
seseorang maka semakin tinggi pula minat 6 SMK Muhammadiyah Bligo 65
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Total 424
Berdasarkan penelitian Utomo (2013) dan
Zutiasari (2015) (dalam Kurniawan, dkk, 2016), Teknik pengambilan sampel dalam
self efficacy adalah variabel yang terbaik dan penelitian ini menggunakan teknik Proportional
mampu memperkuat variabel bebas dalam Cluster Random Sampling. Pengukuran sampel
penelitian minat wirausaha. menggunakan rumus Slovin sehingga didapat
Berdasarkan penjelasan teori dan sampel sebanyak 206 siswa. Sampel ini diambil
penelitian terdahulu, maka didapatkan hipotesis secara undian dengan hasil undian adalah SMK
dalam penelitian ini sebagai berikut : lingkungan Muhammadiyah Bligo, SMK Ma’arif NU
keluarga berpengaruh positif dan signifikan Kajen, dan SMK NU Kesesi. Penelitian ini
terhadap minat berwirausaha (H1), pengetahuan menggunakan enam variabel penelitian yang
kewirausahaan berpengaruh positif dan terdiri dari satu variabel dependen (minat
signifikan terhadap minat berwirausaha (H2), berwirausaha), empat variabel independen
kepribadian berpengaruh positif dan signifikan (lingkungan keluarga, pengetahuan
terhadap minat berwirausaha (H3), motivasi kewirausahaan, kepribaian, dan motivasi) dan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap satu variabel moderating (self efficacy). Teknik
minat berwirausaha (H4), self efficacy pengumpulan data menggunakan kuesioner.
memoderasi secara signifikanberpengaruh Analisis data yang digunakan adalah analisis
lingkungan keluarga terhadap minat statistik deskriptif dan Moderated Regression
berwirausaha (H5), self efficacy memoderasi Analysis (MRA).
secara signifikanberpengaruh pengetahuan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha HASIL DAN PEMBAHASAN
(H6), self efficacy memoderasi secara Data yang telah peneliti dapatkan dari
signifikanberpengaruh kepribadian terhadap responden dianalisis dengan menggunakan
minat berwirausaha (H7), dan self efficacy analisis statistik deskriptif. Variabel-variabel
memoderasi secara signifikan berpengaruh yang dianalisis statistik deskriptif yaitu minat
motivasi terhadap minat berwirausaha (H8). berwirausaha (Y), lingkungan keluarga (X1),
pengetahuan kewirausahaan (X2), kepribadian
METODE (X3), motivasi (X4), dan self efficacy (X5) yang
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dijadikan sebagai variabel moderating. Hasil
kuantitatifyang bersifat non eksperimental analisis statistik deskriptif ditunjukkan pada
dimana menggunakan metode ekspos fakto (ex- Tabel 2.

883
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

sedangkan nilai terendah adalah 24 dari 13


pertanyaan. Rata-rata nilai pengetahuan
Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif kewirausahaan adalah 38,74 pada kategori
Descriptive Statistics baik.Indikator dari variabel pengetahuan
N Min Max Mean Std. kewirausahaan menunjukkan bahwa dua
Deviation indikator yaitu pengetahuan lingkungan usaha
MB (X1) 206 24.00 48.00 39.3010 4.89367
yang ada dan pengetahuan peran dan tanggung
LK (X2) 206 37.00 78.00 61.0825 7.93928
PK (X3) 206 24.00 52.00 38.7379 5.81497 jawab dalam kategori baik, sedangkan dua
K (X4) 206 53.00 92.00 76.3010 8.41234 indikator lainnya yaitu pengetahuan usaha yang
M (X5) 206 21.00 40.00 32.6845 4.05961 akan dimasuki dan pengetahuan tentang
SE (X6) 206 28.00 56.00 43.8447 6.06993
manajemen dan organisasi bisnis dalam kategori
Valid N 206
(listwise) cukup baik. Hal ini berarti siswa kelas XI
program keahlian Akuntansi di SMK
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif Muhammadiyah Bligo, SMK NU Kesesi, dan
pada Tabel 2 variabel minat berwirausaha SMK Ma’arif NU Kajen memiliki pengetahuan
kewirausahaan yang cukup baik tentang
menunjukkan bahwa nilai tertinggi mencapai
berwirausaha.
48, sedangkan nilai terendah adalah 24 dari 12
Kepribadian menunjukan bahwa nilai
pertanyaan. Rata-rata nilai minat berwirausaha
tertinggi mencapai 92, sedangkan nilai terendah
adalah 39,30 pada kategori tinggi. Indikator dari
adalah 53 dari 23 pertanyaan. Rata-rata nilai
variabel minat berwirausaha yaitu perasaan
kepribadian adalah 76,30 pada kategori baik.
senang, ketertarikan, dan keinginan dalam
Indikator dari variabel kepribadian yaitu percaya
kategori tinggi. Hal ini berarti siswa kelas XI
diri dan optimis, berorientasi pada tugas dan
program keahlian Akuntansi di SMK
hasil, berani mengambil risiko dan menyukai
Muhammadiyah Bligo, SMK NU Kesesi, dan
tantangan, kepemimpinan, keorisinalitasan, dan
SMK Ma’arif NU Kajen memiliki minat
berorientasi masa depan dalam kategori baik.
berwirausaha yang tinggi sesuai dengan
Hal ini berarti siswa kelas XI program keahlian
pernyataan mereka tentang perasaan senang,
Akuntansi di SMK Muhammadiyah Bligo,
ketertarikan, dan keinginan yang kuat untuk
SMK NU Kesesi, dan SMK Ma’arif NU Kajen
berwirausaha.
memiliki kepribadian yang baik yang berkaitan
Lingkungan keluarga menunjukan
dengan indikator kepribadian dalam minat
bahwa nilai tertinggi mencapai 78, sedangkan
berwirausaha.
nilai terendah adalah 37 dari 20 pertanyaan.
Rata-rata nilai lingkungan keluarga adalah Motivasi menunjukkan bahwa nilai
61,08 pada kategori baik.Indikator dari variabel tertinggi mencapai 40, sedangkan nilai terendah
lingkungan keluarga yaitu cara orang tua adalah 21 dari 10 pertanyaan. Rata-rata nilai
mendidik, relasi antar anggota keluarga, motivasi adalah 32,68 pada kategori
suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga tinggi.Indikator dari variabel motivasi yaitu
menunjukan bahwa empat indikator tersebut ambition for freedom, self realization, dan pushing
dalam kategori baik, sedangkan dua indikator factors dalam kategori tinggi. Hal ini berarti siswa
yaitu pengertian orang tua dan latar belakang kelas XI program keahlian Akuntansi di SMK
kebudayaan dalam kategori cukup baik. Hal ini Muhammadiyah Bligo, SMK NU Kesesi, dan
berarti siswa kelas XI program keahlian SMK Ma’arif NU Kajen memiliki motivasi yang
Akuntansi di SMK Muhammadiyah Bligo, tinggi untuk menjadi seorang wirausahawan.
SMK NU Kesesi, dan SMK Ma’arif NU Kajen Self efficacy menunjukkan bahwa nilai
memiliki lingkungan keluarga yang baik tertinggi mencapai 56, sedangkan nilai terendah
sehingga mendukung siswa untuk memiliki adalah 28 dari 14 pertanyaan. Rata-rata nilai self
minat berwirausaha. efficacy adalah 43,84 pada kategori tinggi.
Pengetahuan kewirausahaan Indikator dari variabel self efficacy yaitu
menunjukan bahwa nilai tertinggi mencapai 52, magnitude, generally, dan strength dalam kategori

884
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

tinggi. Hal ini berarti siswa kelas XI program


keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah
Bligo, SMK NU Kesesi, dan SMK Ma’arif NU Tabel 4. Hasil Uji Pengaruh Variabel Moderasi
Kajen memiliki keyakinan yang tinggi untuk Model Summary
bisa menjadi seorang wirausahawan. Model R R Adjusted Std. Error of
Sebelum melakukan pengujian hipotesis Square R Square the Estimate
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis 1 .683a .466 .446 3.61370
yang meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji a. Predictors: (Constant), MSE, LK, PK, K, M,
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. KSE, LKSE, PKSE
Koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan Berdasarkan hasil uji MRA dari koefisien
model dalam menerangkan variansi variabel regresi dapat dihasilkan persamaanregresi
dependen (minat berwirausaha). berganda MRA, sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Koefisien Determinasi Simultan Y = 15,526 + 0,672 LK – 0,290 PK - 0,219 K +


(R2) 0,206 M – 0,015 LKSE + 0,010 PKSE + 0,006
KSE + 0,002 MSE + e
Coefficientsa
Model Unstandardized Standar t Sig.
Coefficients dized Keterangan:
Coeffic
ients
Y = minat berwirausaha
B Std. Beta LK = lingkungan keluarga
Error PK = pengetahuan kewirausahaan
(Constant) 15.526 3.398 4.569 .000
LK .672 .113 1.092 5.961 .000 K = kepribadian
PK -.290 .169 -.441 -1.716 .088 M = motivasi
K -.219 .089 -.374 -2.469 .014
1 M .206 .098 .240 2.105 .036 SE = self efficacy
LKSE -.015 .003 -1.699 -4.666 .000 LKSE = interaksi antara lingkungan keluarga
PKSE .010 .004 1.041 2.327 .021
KSE .006 .003 .806 2.031 .043
dengan self efficacy
MSE .002 .002 .177 1.173 .242 PKSE = interaksi antara pengetahuan
a. Dependent Variable: MB kewirausahaan dengan self efficacy
KSE = interaksi antara kepribadian dengan
Berdasarkan Tabel 3., besarnya adjusted R2
self efficacy
adalah 0,446. Hal ini berarti 44,6% variabel MSE = interaksi antara motivasi dengan self
minat berwirausaha mampu dijelaskan oleh efficacy
variansi variabel independen, yakni lingkungan e = error term (tingkat kesalahan penduga)
keluarga, pengetahuan kewirausahaan,
kepribadian, dan motivasi serta interaksi Sehingga model penelitian hasil analisis
lingkungan keluarga dengan self efficacy, interaksi MRA yaitu seperti terlihat pada Gambar 3.
pengetahuan kewirausahaan dengan self efficacy,
interaksi kepribadian dengan self efficacy,
interaksi motivasi dengan self efficacy, sedangkan
sisanya 55,4% (100% - 44,6%) dijelaskan oleh
faktor-faktor lain di luar model.
Moderated Regression Analysis digunakan
untuk mengetahui peran self efficacy untuk
memoderasi pengaruh lingkungan keluarga,
pengetahuan kewirausahaan, kepribadian, dan
motivasi terhadap minat berwirausaha.

Gambar 3. Model Moderated Regression Analysis

885
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

(2016) bahwa minat wirausaha berkembang


Berdasarkan persamaan regresi, nilai pada diri seseorang bila lingkungan mendukung
konstanta (α) sebesar 15,526 artinya apabila nilai karena minat terbentuk dari lingkungan
lingkungan keluarga, pengetahuan keluarga.Pernyataan tersebut diperkuat oleh
kewirausahaan, kepribadian, motivasi, interaksi Alma (2013: 8) yang mengungkapkan bahwa
lingkungan keluarga dengan self efficacy, interaksi lingkungan keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan kewirausahaan dengan self efficacy, seseorang untuk menjadi wirausaha dapat
interaksi kepribadian dengan self efficacy, dan dilihat dari segi faktor pekerjaan orang tua, dari
interaksi motivasi dengan self efficacy nol (0), orang tua yang bekerja sendiri dan memiliki
maka minat berwirausaha siswa kelas XI usaha sendiri maka cenderung anaknya akan
program keahlian Akuntansi SMK swasta se- menjadi pengusaha. Faktor pekerjaan orang tua
Kabupaten Pekalongan bernilai 15,526. atau orang tua yang memiliki usaha sendiri ini
selaras dengan pendapat Slameto (2013:60-64)
Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap tentang faktor-faktor yang terkandung dalam
Minat Berwirausaha lingkungan keluarga salah satunya yakni latar
Nilai koefisien regresi variabel lingkungan belakang kebudayaan. Maftuhah (2015) juga
keluarga (X1) sebesar 0,672 artinya apabila menyampaikan bahwa melalui keluarga pola
setiap peningkatan satu satuan, maka akan pikir kewirausahaan terbentuk, minat
menyebabkan peningkatan minat berwirausaha berwirausaha tumbuh dan berkembang dengan
sebesar 0,672 dengan asumsi variabel baik pada seseorang yang hidup dan tumbuh di
independen lainnya bernilai tetap. Koefisien lingkungan keluarga wirausahawan.
bernilai positif artinya adanya hubungan yang Penjelasan hasil penelitian di atas sejalan
positif antara lingkungan keluarga dengan minat dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf,
berwirausaha. Semakin tinggi lingkungan dkk (2017) yang menemukan adanya pengaruh
keluarga maka akan semakin tinggi minat yang signifikan lingkungan keluarga terhadap
berwirausaha siswa, begitu pula sebaliknya. minat berwirausaha mahasiswa Manajemen
Selain itu,pengaruh lingkungan keluarga Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako. Hal
terhadap minat berwirausaha menunjukkan serupa juga dibuktikan oleh penelitian
hasil yang signifikan, sehingga H1 yang Setiyawan (2017) yang menunjukkan adanya
menyatakan bahwa lingkungan keluarga pengaruh positif lingkungan keluarga terhadap
berpengaruh secara positif dan signfikan minat berwirausaha siswa SMK
terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI Muhammadiyah 1 Muntilan, dibuktikan dengan
program keahlian Akuntansi SMK swasta se- nilai signifikansi 0,000<0,05. Namun, penelitian
Kabupaten Pekalongan, diterima. Besarnya ini tidak mendukung penelitian dari Rahmadi
pengaruhsecara parsial sebesar 14,36% yang dan Heryanto (2016) yang mengungkapkan
dilihat dari penghitungan koefisien bahwa lingkungan keluarga tidak memiliki
determinasiparsial (r2). Hasil analisis deskriptif pengaruh yang signifikan pada Mahasiswa
juga menunjukkan bahwa dalam penelitian ini Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
lingkungan keluarga dalam kategori baik atau Universitas Kediri.
mendukung. Berdasarkan penjelasan hasil penelitian,
Hasil penelitian di atas relevan dengan teori-teori serta penelitian terdahulu di atas,
Theory of Planned Behavior (TPB) bahwa maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan
keputusan berwirausaha dipengaruhi oleh salah keluarga memiliki pengaruh yang positif dan
satu faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. signifikan terhadap minat berwirausaha. Untuk
Adanya faktor lingkungan keluarga tersebut itu perlu motivasi dan dukungan dari orang tua
maka minat berwirausaha siswa akan tinggi atau keluarga berupa perhatian baik fisik
karena adanya dorongan dari keluarga. Teori ini maupun psikis yang akan berpengaruh terhadap
juga selaras dengan pernyataan Kurniawan, dkk perkembangan dan kegiatan yang dilakukan

886
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

anak terutama dalam hal minat untuk pengetahuan kewirausahaan berpengaruh berarti
berwirausaha. terhadap minat berwirausaha sebesar 13,7%
pada mahasswa/i Akademi Minyak dan Gas
Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Balongan Indramayu Jawa Barat.
terhadap Minat Berwirausaha Hasil penelitian diatas tidak sesuai dengan
Koefisien regresi variabel pengetahuan Theory of Planned Behavior (TPB) keputusan
kewirausahaan (X2) sebesar -0,290 artinya berwirausaha dipengaruhi oleh salah satu faktor
apabila setiap peningkatan satu satuan, maka internal yaitu pembelajaran. Pengetahuan
akan menyebabkan penurunan minat kewirausahaan bisa didapat melalui
berwirausaha sebesar 0,290 dengan asumsi pembelajaran, baik pembelajaran didalam kelas
variabel independen lainnya bernilai maupun diluar kelas. Suryana (2013:80)
tetap.Koefisien bernilai negatif artinya adanya mengungkapkan seorang wirausaha tidak akan
hubungan yang negatif antara pengetahuan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,
kewirausahaan dengan minat berwirausaha. kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan,
Semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan tetapi tidak memiliki kemampuan dan
maka akan semakin rendah minat berwirausaha pengetahuan, maka akan sulit berkembang dan
siswa, begitu pula sebaliknya.Selain berhasil. Sebaliknya, memiliki pengetahuan dan
itu,pengaruh pengetahuan kewirausahaan kemampuan, tetapi tidak disertai dengan
terhadap minat berwirausaha menunjukkan kemauan, maka tidak akan terwujud menjadi
hasil yang tidak signifikan, sehingga H2 yang wirausahawan. Maka dapat dikatakan penelitian
menyatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan ini juga tidak mendukung pendapat Suryana
berpengaruh secara positif dan signfikan tersebut. Walaupun analisis deskriptif
terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI pengetahuan kewirausahaan dalam kategori
program keahlian Akuntansi SMK swasta se- baik, namun dua indikator yakni pengetahuan
Kabupaten Pekalongan, ditolak. Hal tersebut usaha yang akan dimasuki atau dirintis serta
juga diperkuat dengan hasil pengetahuan tentang manajemen dan organisasi
pengaruhpengetahuan kewirausahaan secara bisnis masih terbilang cukup. Artinya siswa
parsial yang hanya sebesar 1,37% yang dilihat belum mampu memprediksi usaha seperti apa
dari penghitungan koefisien determinasiparsial yang diinginkan. Siswa mungkin telah
(r2). mengetahui mereka berminat berwirausaha,
Hasil penelitian di atas sejalan dengan tetapi siswa belum mengetahui secara rinci
penelitian Puspitaningsih (2014) gambaran usaha yang diinginkan, serta belum
menyatakantidak ada pengaruh pengetahuan dapat memprediksi bagaimana cara pengelolaan
kewirausahaan terhadap minat kewirausahaan manajemen dan organisasi bisnis dengan baik.
mahasiswa Prodi PKn STKIP PGRI Berdasarkan penjelasan hasil penelitian,
Tulungagung. Hal serupa juga dibuktikan oleh teori-teori serta penelitian terdahulu di atas,
penelitian Trisnawati (2014) yang menyatakan maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
bahwa secara parsial tidak ada pengaruh kewirausahaan tidak memiliki pengaruh yang
pengetahuan kewirausahaan pada minat positif dan signifikan terhadap minat
berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Pamekasan. berwirausaha. Maka siswa perlu diberi
Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung pengetahuan kewirausahaan yang lebih.
penelitian dari Hendrawan & Sirine (2017) yang Pengetahuan mengenai kewirausahaan pada
menunjukkan bahwa pengetahuan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) salah
kewirausahaan mempengaruhi minat satunya bisa didapatkan melalui mata pelajaran
berwirausaha mahasiswa FEB UKWS kewirausahaan. Sebagaimana Alma (2008:7)
Konsentrasi Kewirausahaan. Berpengaruhnya menyatakan bahwa minat siswa untuk
pengetahuan kewirausahaan juga dibuktikan berwirausaha akan terbentuk dan semakin
oleh penelitian Adnan (2017) bahwa bertambah karena adanya mata pelajaran

887
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

kewirausahaan. Tidak hanya materi tapi juga sosial (norma subyektif). Kepribadian
praktik misalnya dengan mengadakan bazar merupakan faktor internal yang termasuk dalam
sekolah atau lainnya. sikap terhadap perilaku. Sikap adalah evaluasi
kepercayaan atau perasaan positif atau negatif
Pengaruh Kepribadian terhadap Minat dari individual jika harus melakukan perilaku
Berwirausaha tertentu yang dikehendaki. Hal ini selaras
Koefisien regresi variabel kepribadian dengan pendapat Slameto (2013:188) yang
(X3) sebesar -0,219 artinya apabila setiap menyatakan bahwa sikap merupakan sesuatu
peningkatan satu satuan, maka akan yang dipelajari, dan sikap menentukan
menyebabkan penurunan minat berwirausaha bagaimana individu bereaksi terhadap situasi
sebesar 0,219 dengan asumsi variabel serta menentukan apa yang dicari individu
independen lainnya bernilai tetap. Koefisien dalam kehidupan. Sikap selalu berkenaan
bernilai negatif artinya adanya hubungan yang dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini
negatif antara kepribadian dengan minat disertai dengan perasaan positif atau negatif.
berwirausaha. Semakin tinggi kepribadian maka Orang mempunyai sikap positif terhadap suatu
akan semakin rendah minat berwirausaha siswa, objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia
begitu pula sebaliknya. Namun, pengaruh akan bersikap negatif terhadap objek yang
kepribadian terhadap minat berwirausaha dianggapnya tidak bernilai dan atau juga
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap merugikan (Slameto, 2013:189). Artinya bahwa
minat berwirausaha, sehingga H3 yang sikap seseorang dapat menimbulkan gejala dua
menyatakan bahwa kepribadian berpengaruh arah, misalnya menyenangkan – tidak
secara positif dan signfikan terhadap minat menyenangkan, berbahaya – bermanfaat, suka –
berwirausaha siswa kelas XI program keahlian tidak suka, dan sebagainya.
Akuntansi SMK swasta se-Kabupaten Berdasarkan pernyataan tersebut,
Pekalongan, ditolak. Hal tersebut juga diperkuat kepribadian yang dimiliki siswa mungkin saja
dengan hasil pengaruhpengetahuan bersikap negatif terhadap dunia wirausaha
kewirausahaan secara parsial yang hanya dikarenakan adanya pandangan negatif atau
sebesar 2,79% yang dilihat dari penghitungan tidak suka, tidak menyenangkan, atau kurang
koefisien determinasiparsial (r2). bermanfaat bagi diri siswa, sehingga kepribadian
Penjelasan hasil penelitian diatas tidak yang dimiliki siswa kemungkinan tidak
relevan dengan Theory of Planned Behavior (TPB) mengarah pada minat untuk berwirausaha,
bahwa keputusan berwirausaha dipengaruhi melainkan kepribadian yang mengarah pada
oleh salah satu faktor internal yaitu kepribadian. minat lain seperti minat melanjutkan ke
Hal serupa juga selaras dengan pernyataan perguruan tinggi atau minat untuk bekerja di
McClelland (dalam Trisnawati, 2014) ada tiga perusahaaan.
faktor intern yang mempengaruhi minat Hasil penelitian di atas sejalan dengan
seseorang dalam berwirausaha salah satunya penelitian Rosmiati, dkk (2015) menyatakan
adalah kepribadian. Walaupun analisis bahwa sikap/kepribadian tidak berpengaruh
deskriptif kepribadian dalam kategori baik, signifikan terhadap minat berwirausaha
namun berpengaruh negatif, yang artinya mahasiswa jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
semakin baik kepribadian maka semakin rendah Kupang. Namun, hasil penelitian ini tidak
minat berwirausaha. Demikian pula sebaliknya, mendukung penelitian dari Adnan (2017) yang
semakin rendah kepribadian maka semakin menyatakan bahwa potensi kepribadian
tinggi minat berwirausaha siswa. wirausaha memberi pengaruh cukup berarti
Jogiyanto (2007:31) dalam theory of terhadap minat berwirausaha sebesar 27,3%
planned behavior menyatakan minat merupakan pada mahasswa/i Akademi Minyak dan Gas
suatu fungsi dari dua penentu dasar yakni faktor Balongan Indramayu Jawa Barat.
pribadi (sikap terhadap perilaku) dan pengaruh Berpengaruhnya kepribadian terhadap minat

888
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

berwirausaha juga dibuktikan oleh Yusuf, dkk dalam berwirausaha diperlukan motivasi yang
(2017) dan Kurniawan, dkk (2016) yang besar baik yang berasal dari diri sendiri maupun
menyatakan bahwa kepribadian berpengaruh dorongan dari lingkungannya.
signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil penelitian di atas sejalan dengan
Berdasarkan penjelasan hasil penelitian, penelitian Supriyatno (2017) menunjukkan
teori-teori serta penelitian terdahulu di atas, motivasi berpengaruh terhadap minat
maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian berwirausaha mahasiswa Program Studi
tidak memiliki pengaruh yang positif dan Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Ngawi. Hal
signifikan terhadap minat berwirausaha. serupa juga dibuktikan oleh penelitian Cahyono
& Umam (2017) yang menyatakan bahwa
Pengaruh Motivasi terhadap Minat motivasi berwirausaha berpengaruh terhadap
Berwirausaha minat berwirausaha siswa Teknik Pemesinan
Koefisien regresi variabel motivasi (X4) dengan koefisien determinasi sebesar 24,6%.
sebesar 0,206 artinya apabila setiap peningkatan Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung
satu satuan, maka akan menyebabkan penelitian dari Hendrawan & Sirine (2017) yang
peningkatan minat berwirausaha sebesar 0,206 menunjukkan bahwa motivasi tidak
dengan asumsi variabel independen lainnya mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa
bernilai tetap. Koefisien bernilai positif artinya FEB UKWS Konsentrasi Kewirausahaan.
adanya hubungan yang positif antara motivasi Penelitian lain yang serupa menurut
dengan minat berwirausaha. Semakin tinggi Nugrahaningsih dan Muslim (2016) bahwa
motivasi maka akan semakin tinggi minat motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
berwirausaha siswa, begitu pula sebaliknya. minat berwirausaha mahasiswa Fakultas
Selain itu, pengaruh motivasi terhadap minat Ekonomi di Universitas 17 Agustus 1945
berwirausaha menunjukkan hasil yang Jakarta.
signifikan, sehingga H4 yang menyatakan Berdasarkan penjelasan hasil penelitian,
bahwa motivasi berpengaruh secara positif dan teori-teori serta penelitian terdahulu di atas,
signfikan terhadap minat berwirausaha siswa maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
SMK kelas XI program keahlian Akuntansi se- memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
Kabupaten Pekalongan, diterima. Hasil analisis terhadap minat berwirausaha. Diharapkan
deskriptif juga menunjukkan bahwa dalam motivasi yang kuat menjadi seorang wirausaha
penelitian ini motivasi dalam kategori tinggi ada dalam diri siswa. Motivasi atau dorongan
serta ketiga indikatornya dalam kategori tinggi. membentuk wirausaha selain berasal dari dalam
Penjelasan hasil penelitian diatas sesuai diri sendiri juga datang dari teman sepergaulan,
dengan Theory of Planned Behavior (TPB) lingkungan famili, sahabat dimana mereka dapat
keputusan berwirausaha dipengaruhi oleh salah berdiskusi tentang ide wirausaha masalah yang
satu faktor internal yaitu motivasi. Selaras juga dihadapi dan cara-cara mengatasi masalahnya
dengan pendapat McClelland (dalam (Alma, 2008:7).
Trisnawati, 2014) yang menyatakan ada tiga
faktor intern yang mempengaruhi minat Self Efficacy Memoderasi Pengaruh
seseorang dalam berwirausaha yaitu motivasi, Lingkungan Keluarga terhadap Minat
pengalaman atau pengetahuan, dan kepribadian. Berwirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, maka Koefisien regresi interaksi lingkungan
diperlukan motivasi yang tinggi. Hal ini relevan keluarga dengan self efficacy (X1*Z) sebesar -
dengan pernyataan Kurniawan, dkk (2016) 0,015 artinya apabila lingkungan keluarga dan
kebanyakan orang yang berhasil di dunia ini self efficacy meningkat satu satuan maka minat
mempunyai motivasi yang kuat yang berwirausaha akan turun -0,015 satuan.
mendorong tindakan-tindakan mereka. Maka Koefisien bernilai negatif artinya adanya
agar siswa mampu mewujudkan minat mereka interaksi lingkungan keluarga dan self efficacy

889
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

akan memperlemah pengaruh lingkungan Berdasarkan penjelasan hasil penelitian


keluarga terhadap minat berwirausaha atau dan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan
mempunyai pengaruh negatif terhadap minat bahwa self efficacy memoderasi pengaruh
berwirausaha, sekalipun lingkungan keluarga lingkungan keluarga terhadap minat
tinggi tidak akan mampu meningkatkan minat berwirausaha siswa SMK kelas XI program
berwirausaha jika dibarengi dengan self efficacy keahlian Akuntansi se-Kabupaten Pekalongan.
yang tinggi.
Hasil ini diperkuat oleh moderated Self Efficacy Memoderasi Pengaruh
regression analysis (MRA) yang menunjukkan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat
bahwa variabel self efficacy terbukti secara Berwirausaha
signifikan pada taraf 0,000 <α = 0,05, menjadi Koefisien regresi interaksi pengetahuan
variabel moderating dalam kaitannya pengaruh kewirausahaan dengan self efficacy (X2*Z)
lingkungan keluarga terhadap minat sebesar 0,010 artinya apabila pengetahuan
berwirausaha siswa. Dalam penelitian ini hanya kewirausahaan dan self efficacy meningkat satu
melihat signifikansi tidak melihat apakah arah satuan maka minat berwirausaha akan
hubungannya positif atau negatif. Dengan meningkat 0,010 satuan. Koefisien bernilai
demikian dapat disimpulkan bahwa H5 yang positif artinya adanya interaksi pengetahuan
menyatakan self efficacy memoderasi secara kewirausahaan dan self efficacy akan memperkuat
signifikan pengaruh lingkungan keluarga pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap
terhadap minat berwirausaha, diterima. Temuan minat berwirausaha atau mempunyai pengaruh
ini memberikan bukti bahwa variabel self efficacy positif terhadap minat berwirausaha, semakin
benar-benar menunjukkan perannya sebagai tinggi pengetahuan kewirausahaan akan mampu
variabel moderating. meningkatkan minat berwirausaha jika
Wahyudin (2015) mengemukakan bahwa dibarengi dengan self efficacy yang tinggi.
variabel moderating berfungsi sebagai variabel Hasil ini diperkuat oleh moderated
penentu pengaruh variabel independen terhadap regression analysis (MRA) yang menunjukan
variabel dependen. Keberadaan bahwa variabel self efficacy terbukti secara
variabelmoderatingakandapat memperkuat atau signifikan pada taraf 0,021 <α = 0,05, menjadi
memperlemah pengaruh variabel independen variabel moderating dalam kaitannya pengaruh
terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai pengetahuan kewirausahaan terhadap minat
variabel moderating, maka semakin besar pula berwirausaha siswa. Dalam penelitian ini hanya
koefisien pengaruh variabel independen melihat signifikansi tidak melihat apakah arah
terhadap variabel dependen. Demikian juga hubungannya positif atau negatif. Dengan
sebaliknya, semakin kecil nilai variabel demikian dapat disimpulkan bahwa H6 yang
moderating, maka semakin kecil pula koefisien menyatakan self efficacy memoderasi secara
pengaruh variabel independen terhadap variabel signifikan pengaruh pengetahuan kewirausahaan
dependen. terhadap minat berwirausaha, diterima. Temuan
Self efficacy memberikan kontribusi yang ini memberikan bukti bahwa variabel self efficacy
besar terhadap minat wirausaha, persepsi dan benar-benar menunjukkan perannya sebagai
tindakan seseorang dalam berbagai cara. variabel moderating.
Semakin tinggi Self efficacy yang dimiliki Wahyudin (2015) mengemukakan bahwa
seseorang maka semakin tinggi pula minat variabel moderating berfungsi sebagai variabel
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. penentu pengaruh variabel independen terhadap
Berdasarkan penelitian Utomo (2013) dan variabel dependen. Keberadaan
Zutiasari (2015) (dalam Kurniawan, dkk, 2015), variabelmoderating akan dapat memperkuat
self efficacy adalah variabel yang terbaik dan atau memperlemah pengaruh variabel
mampu memperkuat variabel bebas dalam independen terhadap variabel dependen.
penelitian minat wirausaha. Semakin besar nilai variabel moderating, maka

890
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

semakin besar pula koefisien pengaruh variabel atau negatif. Dengan demikian dapat
independen terhadap variabel dependen. disimpulkan bahwa H7 yang menyatakan self
Demikian juga sebaliknya, semakin kecil nilai efficacy memoderasi secara signifikan pengaruh
variabel moderating, maka semakin kecil pula kepribadian terhadap minat berwirausaha,
koefisien pengaruh variabel independen diterima. Temuan ini memberikan bukti bahwa
terhadap variabel dependen. variabel self efficacy benar-benar menunjukkan
Hasil penelitian diatas relevan dengan perannya sebagai variabel moderating.
pernyataan Kurniawan (2016) bahwa self efficacy Wahyudin (2015) mengemukakan bahwa
memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel moderating berfungsi sebagai variabel
minat wirausaha, persepsi dan tindakan penentu pengaruh variabel independen terhadap
seseorang dalam berbagai cara. Semakin tinggi variabel dependen. Keberadaan variabel
Self efficacy yang dimiliki seseorang maka moderating akan dapat memperkuat atau
semakin tinggi pula minat seseorang untuk memperlemah pengaruh variabel independen
melakukan sesuatu kegiatan. Berdasarkan terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai
penelitian Utomo (2013) dan Zutiasari (2015) variabel moderating, maka semakin besar pula
(dalam Kurniawan, dkk, 2015), self efficacy koefisien pengaruh variabel independen
adalah variabel yang terbaik dan mampu terhadap variabel dependen. Demikian juga
memperkuat variabel bebas dalam penelitian sebaliknya, semakin kecil nilai variabel
minat wirausaha. moderating, maka semakin kecil pula koefisien
Berdasarkan penjelasan hasil penelitian pengaruh variabel independen terhadap variabel
dan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan dependen.
bahwa self efficacy memoderasi pengaruh Hasil penelitian diatas relevan dengan
pengetahuan kewirausahaan terhadap minat pernyataan Kurniawan (2016) bahwa self efficacy
berwirausaha siswa SMK kelas XI program memberikan kontribusi yang besar terhadap
keahlian Akuntansi se-Kabupaten Pekalongan. minat wirausaha, persepsi dan tindakan
seseorang dalam berbagai cara. Semakin tinggi
Self Efficacy Memoderasi Pengaruh Self efficacy yang dimiliki seseorang maka
Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha semakin tinggi pula minat seseorang untuk
Koefisien regresi interaksi kepribadian melakukan sesuatu kegiatan. Berdasarkan
dengan self efficacy (X3*Z) sebesar 0,006 artinya penelitian Utomo (2013) dan Zutiasari (2015)
apabila kepribadian dan self efficacy meningkat (dalam Kurniawan, dkk, 2015), self efficacy
satu satuan maka minat berwirausaha akan adalah variabel yang terbaik dan mampu
meningkat 0,006 satuan. Koefisien bernilai memperkuat variabel bebas dalam penelitian
positif artinya adanya interaksi kepribadian dan minat wirausaha.
self efficacy akan memperkuat pengaruh Berdasarkan penjelasan hasil penelitian
kepribadian terhadap minat berwirausaha atau dan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan
mempunyai pengaruh positif terhadap minat bahwa self efficacy memoderasi kepribadian
berwirausaha, semakin tinggi kepribadian akan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa
mampu meningkatkan minat berwirausaha jika SMK kelas XI program keahlian Akuntansi se-
dibarengi dengan self efficacy yang tinggi. Kabupaten Pekalongan.
Hasil ini diperkuat oleh moderated
regression analysis (MRA) yang menunjukkan Self Efficacy Memoderasi Pengaruh Motivasi
bahwa variabel self efficacy terbukti secara terhadap Minat Berwirausaha
signifikan pada taraf 0,043 <α = 0,05, menjadi Koefisien regresi interaksi motivasi
variabel moderating dalam kaitannya pengaruh dengan self efficacy (X4*Z) sebesar 0,002 artinya
kepribadian terhadap minat berwirausaha siswa. apabila motivasi dan self efficacy meningkat satu
Dalam penelitian ini hanya melihat signifikansi satuan maka minat berwirausaha akan
tidak melihat apakah arah hubungannya positif meningkat 0,002 satuan. Koefisien bernilai

891
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

positif artinya adanya interaksi motivasi dan self bahwa self efficacy tidak dapat memoderasi secara
efficacy akan memperkuat pengaruh motivasi signifikan pengaruh motivasi terhadap minat
terhadap minat berwirausaha atau mempunyai berwirausaha siswa SMK kelas XI program
pengaruh positif terhadap minat berwirausaha, keahlian Akuntansi se-Kabupaten Pekalongan.
semakin tinggi motivasi akan mampu
meningkatkan minat berwirausaha jika SIMPULAN
dibarengi dengan self efficacy yang tinggi. Berdasarkan analisis data dan
Hasil signifikansi oleh moderated regression pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
analysis (MRA) menunjukkan bahwa variabel self pengaruh positif dan signifikan lingkungan
efficacy tidak terbukti secara signifikan pada taraf keluarga (X1) & motivasi (X4) terhadap minat
0,242 >α = 0,05, menjadi variabel moderating berwirausaha. Sedangkan variabel pengetahuan
dalam kaitannya pengaruh motivasi terhadap kewirausahaan (X2) dan kepribadian (X3)
minat berwirausaha siswa. Dalam penelitian ini terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan
hanya melihat signifikansi tidak melihat apakah terhadap minat berwirausaha. Peran self efficacy
arah hubungannya positif atau negatif. Dengan dalam memoderasi variabel independen dapat
demikian dapat disimpulkan bahwa H8 yang disimpulkan bahwa self efficacy memoderasi
menyatakan self efficacy memoderasi secara secara signifikan pengaruh lingkungan keluarga
signifikan pengaruh motivasi terhadap minat (X5), pengetahuan kewirausahaan (X6), dan
berwirausaha, ditolak. kepribadian (X7) terhadap minat berwirausaha.
Wahyudin (2015) mengemukakan bahwa Sedangkan untuk variabel motivasi (X8), self
variabel moderating berfungsi sebagai variabel efficacy tidak memoderasi secara signifikan
penentu pengaruh variabel independen terhadap pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha
variabel dependen. Keberadaan siswa.Saran yang diberikan diharapkan peneliti
variabelmoderating akan dapat memperkuat selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
atau memperlemah pengaruh variabel ini dengan cara menambah atau mengganti
independen terhadap variabel dependen. variabel baik variabel independen maupun
Semakin besar nilai variabel moderating, maka moderatingnya yang dimungkinkan mempunyai
semakin besar pula koefisien pengaruh variabel pengaruh yang lebih terhadap minat
independen terhadap variabel dependen. berwirausaha.
Demikian juga sebaliknya, semakin kecil nilai
variabel moderating, maka semakin kecil pula DAFTAR PUSTAKA
koefisien pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Abror, Abdur Rachman. (1993). Psikologi Pendidikan.
Hasil penelitian diatas relevan dengan Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
pernyataan Kurniawan (2016) bahwa self efficacy Adnan, A. Z. (2017). Pengaruh Kepribadian
Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan
memberikan kontribusi yang besar terhadap
Lingkungan terhadap Minat Berwirausaha
minat wirausaha, persepsi dan tindakan
Mahasswa/I Akademi Minyak Dan Gas
seseorang dalam berbagai cara. Semakin tinggi Balongan Indramayu Jawa Barat. Syntax
Self efficacy yang dimiliki seseorang maka Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(10), 1–6.
semakin tinggi pula minat seseorang untuk Aini, M. P. N., Santosa, S., & Hamidi, N. (2017).
melakukan sesuatu kegiatan. Berdasarkan Pengaruh Lingkungan Keluarga dan
penelitian Utomo (2013) dan Zutiasari (2015) Lingkungan Sekolah terhadap Minat
(dalam Kurniawan, dkk, 2015), self efficacy Berwirausaha. Jurnal “Tata Arta” UNS, 3(2), 1–
adalah variabel yang terbaik dan mampu 10.
AlbertBandura. (1997). Self-Efficacy (Efikasi Diri).
memperkuat variabel bebas dalam penelitian
http://treepjkr.multiply.com/Reviews/it
minat wirausaha.
em/22
Berdasarkan penjelasan hasil penelitian
Alma, B. (2008). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan
dan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan
Umum. Bandung: Alfabeta.

892
Dini Agusmiati /Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

Cahyono, E. B., & Umam, M. K. (2017). Pengaruh Puspitaningsih, F. (2014). Pengaruh Efikasi Diri dan
Motivasi Berwirausaha dan Kemampuan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat
Berpikir Kreatif terhadap Minat Berwirausaha Berwirausaha Melalui Motivasi. Ekonomi
Siswa Teknik Pemesinan. Jurnal Pendidikan Pendidikan Dan Kewirausahaan, 2(2), 224–236.
Vokasional Teknik Mesin. 4(3), 277–284. Rahmadi, A. N., & Heryanto, B. (2016). Analisis
Farida, S., & Nurkhin, A. (2016). Pengaruh Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Pendidikan Kewirausahaan, Lingkungan Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi
Keluarga, dan Self Efficacy terhadap Minat Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Berwirausaha Siswa SMK Program Keahlian Kediri. Ekonomi Universitas Kediri (EKONIKA),
Akuntansi. Economic Education Analysis Journal, 1(2), 153–169.
5(1), 346–362. Rosmiati, Teguh, D., & Munawar. (2015). Sikap,
Hendrawan, J. S., & Sirine, H. (2017). Pengaruh Motivasi, dan Minat Berwirausaha
Sikap Mandiri, Motivasi, Pengetahuan Mahasiswa. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan Terhadap Minat Kewirausahaan, 17(1), 21–30.
Berwirausaha (Studi Kasus pada Mahasiswa Safitri, A. R., & Rustiana, A. (2016). Pengaruh
FEB UKSW Konsentrasi Kewirausahaan). Pendidikan Kewirausahaan dan Kepribadian
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship, terhadap Minat Berwirausaha Siswa Jurusan
2(3), 291–314. Pemasaran. Eeaj, 5(3), 889–901.
Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Setiyawan, J. (2017). Pengaruh Self Efficacy,
Revisi. Yogyakarta: Andi Lingkungan Keluarga dan Lingkungan
Kurniawan, A., Khafid, M., & Pujiati, A. (2016). Sekolah terhadap Minat Berwirausaha Siswa
Pengaruh Lingkungan Keluarga, Motivasi, SMK Muhammadiyah 1 Muntilan. Jurnal
dan Kepribadian terhadap Minat Wirausaha Pendidikan dan Ekonomi,6(3).
melalui Self Efficacy. Journal of Economic Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang
Education, 1(1), 100–109. Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Maftuhah, R., & Suratman, B. (2015). Pengaruh Sudrajad. (2000). Kiat Mengentaskan Pengangguran
Efikasi Diri, Lingkungan Keluarga, dan Melalui Wirausaha. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pengetahuan Kewirausahaan terhadap MInat Supriyatno, B. (2017). Pengaruh Kepercayaan Diri
Berwirausaha Siswa SMK di Sidoarjo. Jurnal dan Motivasi terhadap Minat Berwirausaha
Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan, 3(1), Mahasiswa Program Studi Pendidikan
121–131. Ekonomi STKIP PGRI Ngawi. Media Prestasi,
Margunani, Retnoningrum, H., & Inaya, S. M. XVII(1).
(2016). The Influence of Entrepreneurship Suryana. (2013). Kewirausahaan: Kiat dan Proses
Education on Students’ Business. The Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
International Journal Of Business & Management, Trisnawati, N. (2014). Pengaruh Pengetahuan
4(5), 489-494. Kewirausahaan dan Dukungan Sosial
Mustapha, M., & Selvaraju, M. (2015). Personal Keluarga Pada Minat Berwirausaha Siswa
Attributes, Family Influences, SMK Negeri 1 Pamekasan. Jurnal Ekonomi
Entrepreneurship Education and Pendidikan Dan Kewirausahaan, 2(1), 57–71.
Entrepreneurship Inclination among Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
University Students. Kajian Malaysia, 33, 155– Wahyudin, Agus. (2015). Metode Penelitian. Semarang:
172. Unnes Press
Nugrahaningsih, H., & Muslim, R. (2016). Pengaruh Yusuf, M., Natsir, S., & Kornelius, Y. (2017).
Kepribadian, Pengetahuan dan Motivasi Pengaruh Kepribadian dan Lingkungan
terhadap Minat Berwirausaha dengan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha
Perencanaan Strategis sebagai Variabel Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi
Moderating pada Mahasiswa Fakultas Universitas Tadulako. Jurnal Ilmu Manajemen
Ekonomi Di Universitas 17 Agustus 1945 Universitas Tadulako, 3 (1), 244-258.
Jakarta. Jurnal Online Internasional & Nasional,
3(2), 1–20.
Pant, S. K. (2015). Role of The Family in
Entrepreneurship Develoment in Nepali
Society. The Journal of Nepalese Bussiness
Studies, IX(1), 37–47.

893

Anda mungkin juga menyukai