Abstract
___________________________________________________________________
Therefore this study aimed to determine the partial and simultaneous effects between entrepreneurship
education, business center and creativity on the students' entrepreneurial spirit.The population was the eleventh
grade students of the marketing class of SMK Negeri 1 Slawi which amounted 134 students with a total sample
of 58 students calculated by Slovin formula. Data collection methods were using questionnaires. Data analysis
methods used percentage descriptive analysis and multiple regression analysis. The results showed that
entrepreneurship education partially affected the students' entrepreneurial spirit by 8.24%, business center
partially affected the students' entrepreneurial spirit by 31.58%, creativity partially affected the students'
entrepreneurial spirit by 10.3% and entrepreneurship education, business center and creativity affected
imultaneously the students' entrepreneurial spirit by 65.8%.The conclusions from this study are that there is an
influence between entrepreneurship education, business center and creativity influencing the students'
entrepreneurial spirit both partially and simultaneously. Suggestions are that the school should provide school
programs that can encourage students' creativity such as holding an annual event involving all students, then
educators, especially in marketing department and entrepreneurship subject teachers, are advised to improveand
maintain the quality of their teaching, and for further researchers who are interested in the same research
theme, they are expected to expand the object of research and add other independent variables outside the
independent variables contained in this study.
Alamat
korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L1 Lantai 1 FE Unnes e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: Nofank69@gmail.com
976
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
977
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
Singapura 7 persen, Jepang 11 persen maupun karena itu, sekolah kejuruan sebenarnya
AS yang 12 persen. Jadi tidak heran bahwa memiliki tanggung jawab yang sangat relevan
negara-negara tersebut menjadi salah satu terhadap pembentukan jiwa kewirausahaan
negara dengan perkembangan ekonomi yang lulusannya (Heny, 2012).
maju. Maka dari itu dalam upaya memperbaiki Sesuai dengan misinya yaitu menyiapkan
keadaan ekonomi saat ini, pemerintah tenaga kerja dalam artian bahwa SMK harus
mengupayakan untuk menumbuhkan jiwa dapat mempersiapkan peserta didiknya agar siap
berwirausaha masyarakat sejak dini, yaitu salah untuk bekerja. Dalam hal ini sekolah menengah
satunya adalah pembelajaran kewirausahaan kejuruan bertanggungjawab untuk menciptakan
pada tingkat sekolah menengah dan perguruan SDM yang memiliki keahlian dan keterampilan
tinggi. Warhuus (2014) berpendapat bahwa yang diharapkan lulusannya mampu
pendidikan dapat mengatasi kurangnya mengembangkan keahlian dan keterampilannya
kemampuan kewirausahaan yang dirasakan di untuk menghadapi tantangan dunia kerja setelah
negara-negara yang dapat menghasilkan lebih mereka lulus dan masuk dalam dunia kerja.
banyak individu wirausaha yang Fenomena yang ada di SMK N 1 Slawi adalah
mengeksploitasi tingkat tinggi peluang siswa kurang memiliki sikap inisiatif dan
wirausaha yang dirasakan. Pada sekolah semangat untuk berprestasi, kemudian jiwa
menengah, pemerintah berinisiatif kepemimpinan siswa masih rendah karena
mengembangkan kewirausaahn dalam mereka belum mampu megatur diri sendiri.
kurikulum sekolah, salah satunya menciptakan Gambaran umum ketertarikan lulusan SMK
peminatan kewirausahaan. yang terjun ke dunia wirausaha diketahui bahwa
Untuk membentuk jiwa berwirausaha jumlah lulusan siswa SMK N 1 Slawi dari tiap-
masyarakat, peran sekolah menengah kejuruan tiap jurusan yang terjun dalam bdang wirausaha
(SMK) sangat dibutuhkan. Sekolah Menengah mengalami fluktuatif, baik jurusan akuntasi,
Kejuruan (SMK) yang harus berorientasi pada perkantoran maupun TKJ. Jurusan Pemasaran
penanaman nilai-nilai dan pembentukan jiwa adalah paling banyak yang terjun dibidang
kewirausahaan, yakni jiwa yang bercirikan wirausaha dibandingkan dengan jurusan
kemandirian, berani mengambil risiko, akuntansi, perkantoran dan TKJ, namun jumlah
berkeinginan kuat untuk maju, kreatif, alumni pemasaran yang berwirausaha dari
komunikatif, dan jiwa kepemimpinan yang tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada
memadai serta mempunyai wawasan bisnis yang tahun 2014 lulusan jurusan pemasaran yang
bisa memanfaatkan peluang untuk turut serta berwirausaha berjumlah 11 dari 141 siswa atau
sebagai pelaku ekonomi, khususnya dalam sebesar 8% dari jumlah angkatan jurusan
pembangunan bidang ekonomi pemasaran, tahun 2015 lulusan jurusan
(Supriyatiningsih, 2012). pemasaran yang berwirausaha turun menjadi 9
Sekolah menengah kejuruan (SMK) dari 144 siswa sebesar 6% dari jumlah angkatan
sebagai salah satu model lembaga pendidikan jurusan pemasaran, kemudian tahun selanjutnya
pada dasarnya mempunyai beberapa tujuan 2016 lulusan jurusan pemasaran yang
yaitu: (1) menyiapkan siswa untuk memasuki berwirausaha berjumlah 8 dari 154 siswa sebesar
lapangan kerja serta mengembangkan sikap 5% dari jumlah angkatan jurusan pemasaran
profesional; (2) menyiapkan siswa agar mampu dan data terbaru lulusan jurusan pemasaran
memilih karier, mampu berkompetisi dan tahun 2017 yang berwirausaha berjumlah 6 dari
mampu mengembangkan diri; (3) menyiapkan 126 siswa sebesar 5% dari jumlah angkatan
tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi jurusan pemasaran.
kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat Salah satu upaya agar lulusan SMK
ini maupun pada masa yang akan datang, dan mampu menghadapi dunia usaha adalah
(4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga pendidikan kewirausahaan melalui berbagai
negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Oleh kegiatan pembelajaran yang menunjang
978
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
siswanya agar tertarik dan siap untuk memasuki pelajaran produktif seperti analisa dan riset
dunia wirausaha. Pendidikan berwiraussaha pasar, perencanaan pemasaran, pengelolaan
adalah proses belajar dari seorang mahasiswa usaha, strategi pemasaran, pemasaran online,
baik melalui kegiatan pendidikan formal & pengetahuan produk, komunikasi bisnis,
informal, pelatihan, workshop, seminar, administrasi barang dan administrasi transaksi.
lokakarya, dan lain tentang kewirausahaan Maka dari itu, seharusnya jiwa kewirausahaan
(Bukirom et al., 2014).Kourilsky dan Walstad yang tertanam dalam diri siswa jurusan
(dalam Bukirom, dkk., 2014) menambahkan pemasaran lebih kuat dibandingkan dengan
bahwa pengaruh pendidikan kewirausahaan siswa jurusan lain.
telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor Menurut Kuat (2015) salah satu program
penting untuk menumbuhkan dan yang berkaitan dengan menumbuhkan jiwa
mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku wirausaha adalah Business center karena
berwirausaha di kalangan generasi muda. menurutnya melalui prakrtik di Business center,
Terkait dengan pengaruh pendidikan siswa akan mendapatkan pengalaman langsung
kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya melakukan kegiatan bisnis dengan melakukan
pemahaman tentang bagaimana kegiatan survey lapangan untuk mengetahui apa
mengembangkan dan mendorong lahirnya yang dibutuhkan oleh konsumen, mengadakan
wirausaha-wirausaha muda yang potensial transaksi pembelian barang dagangan sesuai
sementara mereka berada di bangku sekolah dengan hasil survey pasar, dan mengadakan
(Indarti dan Febriani dalam Bukirom, dkk: kegiatan penjualan langsung kepada konsumen,
2014). serta siswa mengadakan kegiatan pembukuan
Jurusan pemasaran yang lulusannya terhadap semua transaksi jual beli yang
selain dapat terjun ke dunia usaha juga dapat dilakukan. Menurut Wardani, (2015) Business
berwirausaha secara mandiri karena selain center merupakan tempat pusat usaha suatu
dibekali dengan teori tentang kewirausahaan, organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
jurusan pemasaran juga mendapatkan konsumen atau bisnis lainnya untuk
pengetahuan tentang bisnis lainnya yang lebih mendapatkan laba. Melalui business center
kompleks melalui mata pelajaran produktif siswa dapat berlatih untuk menjual jasa maupun
seperti analisa dan riset pasar, perencanaan merencanakan pekerjaan, menghitung biaya
pemasaran, pengelolaan usaha, strategi pembuatan dan biaya penjualan, melaksanakan
pemasaran, pemasaran online, pengetahuan pekerjaan, mengontrol kualitas dan menjual
produk, komunikasi bisnis, administrasi barang barang hasil kerjanya (Prabandari, 2015).
dan administrasi transaksi. Maka dari itu, Selain pendidikan kewirausahaan dan
seharusnya jiwa kewirausahaan yang tertanam penyediaan business center, kreativitas juga
dalam diri siswa jurusan pemasaran lebih kuat menjadi faktor penting yang mempengaruhi jiwa
dibandingkan dengan siswa jurusan lain. wirausaha. Fatrika (dalam Sofiana, 2017)
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
melakukan penelitian terhadap jiwa mempengaruhi jiwa wirausaha meliputi
berwirausaha pada sekolah menengah kejuruan, karakteristik (jenis kelamin dan usia),
khususnya di jurusan Pemasaran karena sekolah lingkungan (lingkungan belajar, lingkungan
menengah kejuruan mencetak lulusannya untuk keuarga dan lingkungan masyarakat),
dapat langsung ke dunia usaha. Pada jurusan kepribadian (ekstraversi dan pemahaman, berani
pemasaran yang lulusannya selain dapat terjun mengambil resiko, kebutuhan berprestasi dan
ke dunia usaha juga dapat berwirausaha secara independen), evaluasi diri dan kreativitas.
mandiri karena selain dibekali dengan teori Kreativitas (creativity) adalah kemampuan untuk
tentang kewirausahaan, jurusan pemasaran juga mengembangkan ide-ide baru dan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang bisnis menemuka cara-cara baru dalam melihat
lainnya yang lebih kompleks melalui mata masalah dan peluang. Wirausahawan sukses
979
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
dengan cara memikirkan dan mengerjakan hal- menjadi seorang pegawai menjadi seorang
hal baru atau hal-hal lama dengan cara baru wirausaha dapat dilakukan secara bertahap,
(Zimmerer, 2008). meliputi: pertama, mendirikan sekolah yang
Grand theory yang digunakan untuk berwawasan wirausaha (entrepreneur) atau paling
mendasari variabel-variabel yang digunakan tidak menetapkan mata kuliah kewirausahaan,
yaitu teori belajar psikologi behavioristik kedua, di dalam pendidikan kewirausahaan
dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. perlu ditekankan keberanian untuk memulai
Mereka ini sering disebut “contemporary berwirausaha, ketiga, memberi motivasi bahwa
behaviorist” atau juga disebut “S-Rpsychologists” dengan berwirausaha, justru masa depan di
yang berpendapat bahwa tingkah laku manusia tangan kita, bukan di tangan orang lain.
itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau Pada hakekatnya teori dari Skinner
penguatan (reinforcement) dari lingkungan adalah teori belajar, bagaimana individu
(Listiyaningrum, 2016). Aliran behavioristik ini menjadi memiliki tingkah laku baru, menjadi
mengemukakan aspek penting, dimana lebih terampil dan menjadi lebih tau (Alwisol,
perubahan perilaku disebabkan karena faktor 2009). Penelitian ini menggunakan teori
stimulus yang menimbulkan respon. behavioristik yaitu stimulus dan respon dimana
Skinner dalam Alwisol (2009) stimulus yang dimaksud dalam penelitian ini
mengemukakan bahwa memahami dan adalah pendidikan kewirausahaan dan fasilitas
mengontrol tingkah laku memakai teknik praktik kerja (business center), dan kreativitas
analisis fungsional tingkah laku: suatu analisis kemudian responnya adalah jiwa berwirausaha
tingkah laku dalam bentuk sebab akibat, siswa.
bagaimana suatu sistem timbul mengikuti Suryana (2006) mengemukakan bahwa
stimuli atau kondisi tertentu. Menurutnya orang-orang yang mempunyai jiwa, sikap dan
analisis fungsional akan menyingkap bahwa perilaku kewirausahaan, adalah orang yang: (1)
penyebab terjadinya tingkah laku sebagian besar penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh
berada di event anteseden atau berada di keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin dan
lingkungannya. Apabila penyebab atau stimulus tanggungjawab; (2) memiliki inisiatif,
yang menjadi peristiwa yang mendahului suatu indikatornya adalah penuh energi, cekatan dlam
respon dapat dikontrol, itu berarti telah dapat bertindak, dan aktif; (3) memiliki motif
dilakukan tindak kontrol terhadap suatu respon. berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi
Skinner dalam Rifa’i dan Anni (2012) pada hasil dan wawaasan ke depan; (4) memiliki
menyatakan bahwa belajar merupakan proses jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani
perubahan perilaku. Perubahan dalam belajar tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh
mempunyai arti yang luas, sifatnya bisa dalam bertindak. (5) berani mengambil resiko
berwujud perilaku yang tidak tampak (inner dengan penuh per hitungan (oleh karena itu
behavior) dan perilaku yang tampak (overt menyukai tantangan).
behavior). Perilaku yang tidak tampak tersebut Proses kewirausahaan diawali dengan
dapat implikasikan dengan munculnya rasa jiwa suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari
kewirausahaan bagi siswa. Teori ini juga tantangan tersebut kemudian timbul gagasan,
menyatakan bahwa, perubahan perilaku kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif, yang
disebabkan oleh faktor stimulus yang tidak lain adalah berfikir kreatiif dan bertindak
menimbulkan respon. Dimana stimulus yang inovatif, sehingga tantangan awal tadi dapat
dimaksud dalam penelitian ini adalah teratasi dan terpecahkan. Tidak ada tantangan
pendidikan kewirausahaan dan fasilitas praktik tidak akan kreatif, dan tidak kreatif tidak akan
kerja, kemudian responnya adalah kreativitas ada tantangan (Suryana, 2006).Indikator jiwa
dan jiwa berwirausaha siswa. berwirausaha menurut Suryana (2006) adalah
Menurut Kasmir (dalam Bukirom, dkk., (1) penuh percaya diri; (2) Memiliki inisiatif; (3)
2014) untuk mengubah mental mahasiswa dari Memiliki motif berprestasi; (4) Memiliki jiwa
980
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
kepemimpinan; dan (5) Berani mengambil usaha yang dimasuki/dirintis dan lingkungan
resiko dengan penuh per hitungan.Jadi jiwa usaha yang ada, (2) pengetahuan tentang peran
berwirausaha adalah sebuah sikap dan mental dan tanggung jawab, dan (3) pengetahuan
seseorang yang mampu menemukan sebuah tentang manajemen dan organisasi bisnis.
peluang usaha yang kemudian menjadi sebuah Wibowo (dalam Wahyidiono, 2016)
karya yang ditandai dengan kreativitas individu pendidikan kewirausahaaan merupakan upaya
tersebut dalam menghadapi tantangan menginternalisasikan jiwa dan mental
wirausaha. Disamping itu jiwa berwirausaha kewirausahaan baik melalui institusi pendidikan
dapat berkembang ditunjang dengan pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga pelatihan,
kewirausahaan dan praktik kewirausahaan itu training dan sebagainya.
sendiri sehingga muncul jiwa berwirausaha. Indikator pendidikan kewirausahaan
Pendidikan berwirausaha adalah proses menurut Adnyana dan Purnami (2016), untuk
belajar dari seorang mahasiswa baik melalui mengukur variabel pendidikan kewirausahaan
kegiatan pendidikan formal & informal, berdasarkan indikator berikut ini : (1)
pelatihan, workshop, seminar, lokakarya, dan Menciptakan keinginan berwirausaha. Program
lain tentang kewirausahaan (Bukirom et al., pendidikan kewirausahaan tumbuhkan
2014:147). Drucker (dalam Nurikasari, 2016) keinginan berwirausaha adalah ketika
menegaskan bahwa kewirausahaan adalah pola mahasiswa sudah menempuh mata kuliah
perilaku, bukan ciri kepribadian, dan itu adalah kewirausahaan dirasakan mulai tumbuh
wajar untuk menganggap bahwa seseorang keinginan untuk berwirausaha, (2) Menambah
dapat belajar bagaimana berperilaku wawasan. Program pendidikan kewirausahaan
kewirausahaan. menambah ilmu dan wawasan dalam bidang
Fatoki (2014), menyatakan bahwa wirausaha adalah Setelah menempuh
sekolah bisnis menjadi jembatan antara pendidikan kewirausahaan mahasiswa merasa
pengetahuan teoritis dan keterlibatan praktis di lebih banyak pengetahuan dalam bidang
lapangan. Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan, dan (3) Peka terhadap peluang
kewirausahaan tersebut, perlu adanya bisnis. Program pendidikan kewirausahaan
pemahaman tentang bagaimana dan mendorong tumbuhkan kesadaran adanya peluang bisnis
lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang adalah setelah menempuh pendidikan
potensial sementara mereka berada dibangku kewirausahaan membuat mahasiswa sadar akan
pendidikan. Menurut Shane, et al., dalam peluang bisnis yang ada.
Bukirom, dkk (2014) bahwa wirausaha dapat Business center merupakan salah satu
diciptakan melalui upaya sistem pendidikan program sekolah yang berperan untuk
yang mampu memberikan stimulasi agar orang membentuk kemandirian siswa serta
suka menjadi wirausaha. menumbuhkan perilaku wirausaha (Rifai, 2016).
Sedangkan menurut Suryana (2006) Business center merupakan pusat pelatihan dan
bahwa seorang wirausaha tidak akan berhasil pendidikan bagi siswa yang berfungsi sebagai
apabila tidak beberapa hal, yaitu; Seorang sarana unit produksi sekolah dan memiliki peran
wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak untuk menumbuhkan minat berwirausaha bagi
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan peserta didik untuk menjalankan praktik
kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki penjualan, penghitungan maupun pembuatan
kemampuan dan pengetahuan tidak akan laporan penjualan. Prabandari (2015)
membuat seseorang menjadi wirausaha yang menyimpulkan bahwa business center merupakan
sukses. Sebalikya, memiliki kemampuan dan tempat pusat usaha suatu organisasi yang
pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan tidak menjual barang atau jasa kepada konsumen atau
akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki Jadi business center pada sekolah
wirausaha adalah: (1) pengetahuan mengenal menengah kejuruan adalah tempat pusat usaha
981
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
perdagangan yang didirikan oleh sekolah dalam antara tahap pendidikan dengan kerja produktif;
rangka sebagai tempat praktik siswa untuk (d) masyarakat industri dapat mengenal kondisi
pembelajaran kewirausahaan. Dalam penelitian nyata secara sadar dan mengetahui secara tepat
ini business center adalah tempat untuk kemampuan siswa SMK dan menentukan
menumbuhkan jiwa, minat dan motivasi pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
berwirausaha siswa SMK pada kelompok Kreativitas (creativity) menurut Zimmerer
business manajemen khususnya pada jurusan (2008) adalah kemampuan untuk
pemasaran sebagai pengelola dan pelaksana mengembangkan ide-ide baru dan untuk
business center. menemuka cara-cara baru dalam melihat
Manfaat yang dapat diperoleh melalui masalah dan peluang. Sedangkan menurut
pendidikan dan latihan melalui kegiatan unit Suryana (2006) kreativitas adala kemampuan
produksi sekolah, menurut Prabandari, dkk menciptakan gagasan dan menemukan cara baru
(2015) adalah sebagai berikut: Aspek edukatif, dalam melihat permasalahan dan peluang yang
yaitu (a) malatih sikap serta etos kerja yang ada. Menurut Slameto (dalam Nurukasari,
positif bagi peserta didik; (b) melatih mencari 2016) berasumsi bahwa pada hakikatnya,
solusi yang menyeluruh tentang arti sebuah pengertian kreatif berhubungan dengan
produksi; (c) melatih perkembangan yang penemuan sesuatu, mengenai hal yang
seimbang yang berkaitan dengan fisik, emosi, menghasilkan sesuatu yang baru dengan
mental, sikap, nilai normal estetika, baik untuk menggunakan sesuatu yang telah ada.
kepentingan sendiri maupun kepentingan Sanz-Velasco (2006) menambahkan
masyarakat; (d) mendidik siswa untuk bahwa dapat dikatakan bahwa pandangan
mengalami fase-fase kerja yang berhubungan kreatif adalah teleologis dalam arti bahwa para
dengan nilai ekonomi dan sosial dari berbagai pelaku secara implisit diharapkan untuk
fungsi; (e) mendidik dalam membentuk bertujuan menghasilkan kekayaan. Namun,
intergrasi yang kuat antara teori dan praktik dari keinginan umum untuk "menghasilkan
berbagai macam jenis kerja; (f) pengembangan kekayaan" hampir tidak merupakan telos
karakter anak yang meliputi kreativitas, motivasi tertentu. Jadi, kreativitas adalah kemampuan
positif dalam bekerja, disiplin, dan ketahanan seseorang untuk menemukan sebuah peluang
mental dalam menghadapi tantangan; Aspek yang ada dan mengembangkan ide-ide baru
ekonomi, yaitu (a) memperkenalkan sejak dini dalam memecahkan suatu masalah yang ada
aspek dan muatan ekonomi pada siswa SMK; maupun yang belum ada agar meminimalisir
(b) memupuk dan menumbuhkan jiwa kegagalan dalam melakukan pekerjaannya.
wirausaha bagi siswa sehingga setelah mereka Penelitian mengenai cara kerja otak
lulus tidak hanya berperan sebagai tenaga manusia memperlihatkan bahwa setiap bagian
pencari kerja namun lebih dari itu dapat otak manusia memproses informasi secara
menciptakan dunia kerja mandiri; (c) berbeda. Otak kiri cenderung pmikiran linier
perkembangan aktifitas kegiatan usaha dan dan vertikal sedangkan otak kanan bergantung
bisnis di dunia kerja dapat diikuti oleh dunia pada pemikiran kaleidoskop dan lateral
pendidikan; (d) sebagai upaya baru untuk (mempertimbangkan suatu masalah dari segala
menemukan sarana pelatihan wirausaha di sisi dan menyelaminya dari berbagai titik yang
sekolah yang berorientasi pada dunia kerja; berbeda). Pemikiran vertikal otak kiri sangat
Aspek sosial, yaitu (a) pelaksanaan kegiatan unit terfokus dan sistematis, sebaliknya pemikiran
produksi dapat dilandasi dengan semangat lateral otak kanan sangat kontroversial, tidak
kebersamaan, tolong menolong, dan saling tukar sistematis. Dalam pemikiran lateral, otak kanan
pendapat; (b) terwujudnya komunikasi aktif terletak jantung kreatif. Berikut indikator orang
secara langsung peserta didik dengan yang mempunyai kreatifitas tinggi; (1) Selalu
masyarakat; (c) semakin pendeknya masa mengajukan pertanyaan, (2) Menantang
transisi siswa dalam mengurangi kesenjangan kebiasaan, rutinitas, dan tradisi, (3) Pemikir
982
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
METODE
983
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
Tabel 1. menunjukan nilai indeks untuk pernyataan “mata pelajaran prakarya dan
variabel pendidikan kewirausahaan adalah kewirausahaan bermanfaat untuk bekal menjadi
sebesar 82,33 dengan kriteria tinggi. Dari wirausaha”.
pernyataan tersebut maka indikator Indikator peka terhadap peluang bisnis
menciptakan keinginan berwirausaha mendapatkan nilai indeks sebesar 76.08. Hal ini
mendapatkan nilai indeks sebesar 84.48 masuk dikarenakan sebesar 29% siswa tidak setuju pada
dalam kriteria tinggi, indikator menambah item pernyataan nomor 15 yang berbunyi
wawasan mendapatkan nilai indeks sebesar “setelah mendapatkan pegetahuan tentang
86.42 masuk dalam kriteria tinggi, dan peka wirausaha, saya memiliki ide untuk membuat
terhadap peluang bisnis 76.08 masuk dalam usaha baru” berarti walaupun pendidikan
kriteria tinggi. kewirausahaan sudah diberikan dengan
Pada indikator menambah wawasan penyampaian materi yang baik dan siswa
mendapatkan nilai indeks 86.42 yang artinya merasa tertarik untuk mencoba terjun ke dunia
materi tentang kewirausahaan yang diajarkan kewirausahaan, ternyata tidak cukup untuk
oleh guru dapat tersampaikan kepada siswanya. menumbuhkan ide kewirausahaan siswa.
Hal ini dikarenakan masing-masing item Sehingga pada item pernyataan nomor 15
pernyataan nomor 13 dan 14 mendapatkan nilai mendapatkan nilai indeks 73.28. Pada item
indeks sebesar 87.07 dengan pernyataan “materi pernyataan nomor 16 yang berbunyi “Peluang
yang ada di dalam mata pelajaran prakarya dan usaha ada ketika kita memikirkan hal sekecil
kewirausahaan sangat memberikan informasi apapun“ mendapatkan nilai indeks 78.88.
tentang karir berwirausaha” dan 85.78 dengan
984
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
Tabel 2 menunjukan nilai indeks untuk 88.15 yang terdiri dari 4 (empat) pernyataan,
variabel business center adalah sebesar 86.71 masing-masing pernyataan pada indikator ini
masuk dalam kriteria tinggi dengan indikator salah satu diantaranya cenderung memiliki
aspek edukatif, aspek ekonomi, dan aspek sosial. tanggapan yang lebih positif yaitu pada item
Pada indikator aspek edukasi mendapatkan nilai pernyataan nomor 18 yang berbunyi “Melalui
indeks per indikator sebesar 88.15 masuk dalam praktik di business center, saya dapat melatih
kriteria tinggi, indikator aspek ekonomi sikap etos kerja yang positif“ yang mendapatkan
mendapatkan nilai indeks per indikator sebesar nilai indeks per item sebesar 91.81. sedangkan
84.05 masuk dalam kriteria tinggi, dan indikator pada item pernyataan lain yaitu item nomor 17,
aspek sosial mendapatkan nilai indeks per 19 dan 20 mendapatkan nilai indeks masing-
indikator sebesar 87.93 masuk dalam kriteria masing 88.79, 87.07 dan 84.91 yang artinya
tinggi. bahwa praktik di business center dapat
Pada indikator aspek edukasi memberikan manfaat di bidang edukatif bagi
mendapatkan nilai indeks per indikator sebesar siswa pemasaran SMK N 1 Slawi.
Deskripsi Kreativitas
Tabel 3.Distribusi Jawaban Responden Variabel Kreativitas (X3)
Tabel 3 menunjukan nilai indeks untuk indikator tertinggi dengan perolehan nilai indeks
variabel kreativitas adalah sebesar 77,46 masuk per indikator sebesar 79.09. Terdapat 2
dalam kriteria tinggi. Pada indikator selalu pernyataan pada indikator ini yaitu pernyataan
mengajukan pertanyaan mendapatkan nilai nomor 25 yang memperoleh nilai indeks pe item
indeks per indikator tertinggi dengan perolehan sebesar 78.88 dimana 24.14% responden
nilai indeks per indikator sebesar 79,09 yang memilih jawaban tidak setuju dengan
masuk dalam kriteria tinggi, kemudian indikator pernyataan “Saya aktif mengajukan pertanyaan
Menantang kebiasaan, rutinitas, dan tradisi di kelas”. Sedangkan item pernyataan nomor 26
mendapatkan nilai indeks 76,29 masuk dalam memperoleh nilai indeks per item sebesar 79.31.
kriteria tinggi, indikator Masalah adalah ide indikator Masalah adalah ide mendapatkan nilai
mendapatkan nilai indeks sebesar 74,14 masuk indeks sebesar 74.14. Hal ini dikarenakan
dalam kriteria tinggi, indikator pemikir yang sebesar 41% siswa tidak setuju pada item
produktif mendapatkan nilai indeks sebesar pernyataan nomor 29 yang berbunyi “saya
78,66 masuk dalam kriteria tinggi, dan indikator adalah orang yang melihat masalah sebagai
menyadari tidak hanya ada satu jawaban peluang”. Sehingga pada item pernyataan
mendapatkan nilai indeks per indikator 79,09 nomor 29 mendapatkan nilai indeks 68.53. Pada
yang masuk dalam kriteria tinggi. item pernyataan nomor 30 yang berbunyi
Indikatornya Selalu mengajukan “Ketika saya mendapatkan masalah, saya tidak
pertanyaan mendapatkan nilai indeks per
985
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
Berdasarkan Tabel 4. diatas menunjukan center (X2 ) dan kreativitas (X3 ) dalam kondisi
hasil persamaan regresi sebagai berikut : tetap, (3) Koefisien regresi variabel business center
Y = 2,681+ 0,412X1 + 0,477X 2 + 0,256X3 (X2 ) sebesar 0,477artinya jika variabel business
+ e, memiliki makna yaitu: (1) Nilai konstanta center (X2 ) mengalami kenaikan 1 nilai akan
(Y) = 2,681, artinya jika Pendidikan diikuti kenaikan variabel jiwa berwirausaha
kewirausahaan (X1 ), business center (X2 ), dan sebesar 0,477dengan asumsi bahwa variabel
kreativitas (X3 ) nilainya adalah 0 (nol) maka pendidikan kewirausahaan (X1 ) dan kreativitas
jiwa berwirausaha (Y) nilainya sebesar 2,681, (2) (X3 ) dalam kondisi tetap, (4)Koefisien regresi
Koefisien regresi variabel Pendidikan variabel kreativitas (X3 ) sebesar 0,256artinya jika
kewirausahaan (X1 ) sebesar 0,412 artinya jika variabel kreativitas (X3 ) mengalami kenaikan 1
variabel Pendidikan kewirausahaan (X1 ) nilai akan diikuti kenaikan jiwa berwirausaha
mengalami kenaikan 1 nilai akan diikuti sebesar 0,256 dengan asumsi bahwa variabel
kenaikan jiwa berwirausaha sebesar Pendidikan kewirausahaan (X1 ) dan business
0,412dengan asumsi bahwa variabel business center (X2 ) dalam kondisi tetap.
986
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
Tabel 4.12., dapat dilihat bahwa nilai F sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
sebesar 37,606 dengan signifikansi 0,000, karena oleh Bukirom, dkk (2014) bahwa pendidikan
signifikansi kurang dari 0,05 berati bahwa kewirausahaan berpengaruh secara positif dan
variabel pendidikan kewirausahaan, business signifikan terhadap pembentukan jiwa
center dan kreativitas secara simultan atau entrepreneurship mahasiswa.
bersama-sama berpengaruhterhadap jiwa Hasil analisis deskriptif variabel
berwirausaha, sehingga H1 diterima. Hasil Pendidikan kewirausahaan termasuk dalam
tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh kriteria tinggi dengan nilai indeks variabel 82.33.
antara Pendidikan kewirausahaan, business ceter hasil tersebut menunjukan bahwa pengethuan
dan kreativitas terhadap jiwa berwirausaha di kewirausahaan berpengaruh terhadap jiwa
kelas XI jurusan pemasaran SMK N 1 Slawi. berwirausaha siswa. Nilai indeks indikator
Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tertinggi pada variabel ini adalah indikator
Pendidikan kewirausahaan, business center dan menambah wawasan dengan nilai indeks
kreativitas maka semakin tinggi pula jiwa indikatornya sebesar 86,42. Namun item
berwirausaha siswa. Sebaliknya, semakin rendah pernyataan yang mendapatkan nilai indeks item
Pendidikan kewirausahaan, business center dan tertinggi berada pada indikator menciptakan
kreativitas maka semakin rendah pula jiwa keiginan berwirausaha dengan nilai indeks
berwirausaha siswa. indikatornya sebesar 84,48 yang ditunjukan
Hasil uji koefisien determinasi secara pada pernyataan item 11 dengan nilai indeks
simultan yang dilihat dari Adjusted R square pada item sebesar 89,22 yang berbunyi “Bekerja
tabel 4.13 menunjukkan 65,8% variabel jiwa sebagai wirausaha adalah pekerjaan yang sangat
berwirausaha mampu dijelaskan oleh variabel menarik dan menyenangkan, karena telah
tinggi Pendidikan kewirausahaan, business center mendapatkan bekal dari mata pelajaran
dan kreativitas, sedangkan sisanya sebesar kewirausahaan dan mata pelajaran prodi yang
34,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar berkaitan dengan kewirausahaan, yang ada di
model. sekolah” dengan perolehan skor sebanyak 34
responden atau 58,62% responden memilih
Pengaruh Pendidikan Kewirausahan terhadap sangat setuju, 23 responden atau 39,66%
Jiwa Berwirausaha responden memilih setuju dan sisanya 1
Wibowo (dalam Wahyidiono, 2016)
responden atau 1,72% responden memilih tidak
pendidikan kewirausahaaan merupakan upaya
setuju dari total responden sebanyak 58 siswa.
menginternalisasikan jiwa dan mental
Sesuai dengan pernyataan yang disampaikan
kewirausahaan baik melalui institusi pendidikan
Sang M. Lee dkk (2005) bahwa pendidikan
maupun institusi lain seperti lembaga pelatihan,
kewirausahaan yang tepat adalah prasyarat
training dan sebagainya. Menurut Bukirom, dkk
untuk membesarkan persepsi dan niat yang
(2014:) pendidikan berwirausaha adalah proses
benar tentang kewirausahaan.
belajar dari seorang mahasiswa baik melalui
Nilai indeks indikator terendah pada
kegiatan pendidikan formal & informal,
variabel pendidikan kewirausahaan terdapat
pelatihan, workshop, seminar, lokakarya, dan
pada indikator peka terhadap peluang bisnis
lain tentang kewirausahaan. Hasil penelitian ini
yang memperoleh nilai indeks indikator sebesar
987
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
76,08 dimana terdapat item pernyatan terendah Sebenarnya, business center adalah bagian dari
untuk variabel pendidikan kewirausahaan yaitu Pendidikan kewirausahaan, namun business
pada item pernyataan nomor 15 dengan nilai center di sini adalah pembelajaran langsung atau
indeks item sebesar 73,28 yang berbunyi disebut dengan praktik mengenai kewirausahaan
“Setelah mendapatkan pengetahuan tentang sedangkan Pendidikan kewirausahaan adalah
wirausaha, saya memiliki ide untuk membuat teorinya.
usaha baru” dengan perolehan skor sebanyak 13 Hasi penelitian ini sejalan dengan
responden atau 22,41% responden memilih penelitian yang dilakukan oleh Tri Kuat (2015)
jawaban sangat setuju, 28 responden atau yang menyatakan bahwa bahwa praktik business
48,28% memilih jawaban setuju dan 17 center dapat menumbuhkan dan meningkatkan
responden atau 29,31% memilih jawaban tidak jiwa kewirausahaan jika dilihat dari kesempatan
setuju dari total responden sebanyak 58 siswa. yang diterima selama siswa melakukan praktek
Jadi walaupun siswa sangat tertarik untuk terjun di business center dan bila dikaitkan dengan ciri
dalam dunia wirausaha, namun kenyataannya dan sikap seorang yang berjiwa kewirausahaan.
bahwa siswa masih kesulitan untuk Hasil analisis deskriptif variabel business
memunculkan ide dalam membuat usaha baru. center termasuk dalam kriteria tinggi dengan nilai
Hal ini dikarenakan siswa kurang memiliki indeks variabel 86,71. Hasil tersebut
kreativitas dalam diri siswa. Untuk menunjukan bahwa business centerberpengaruh
memunculkan kreativitas perlu adanya program- terhadap jiwa berwirausaha siswa. Nilai indeks
program yang dapat memacu perkembangan indikator tertinggi pada variabel ini adalah
kreativitas siwa seperti program tahunan sekolah indikator aspek edukatif dengan nilai indeks
yang melibatkan seluruh siswa untuk berkreasi. indikatornya sebesar 88,15 yang ditunjukan
Hasil analisis deskriptif diatas berarti oleh item pernyataan nomor 18 dengan
siswa mampu menerima pengetahuan- perolehan nilai indeks item sebesar 91,81 yang
pengetahuan tentang kewirausahaan yang berbunyi “Melalui praktik di business center, saya
diperoleh dari pembelajaran kelas kemudian dari dapat melatih sikap etos kerja yang positif”
pembelajaran kelas tersebut siswa mendapatkan dengan perolehan skor sebanyak 40 responden
pengalaman belajar sehingga keinginan siswa atau 68,97% responden memilih sangat setuju,
untuk berwirausaha mulai tumbuh, namun 17 responden atau 29,31% responden memilih
disamping keinginan untuk berwirausaha setuju dan sisanya 1 responden atau 1,72%
tersebut, siswa belum mampu membaca responden memilih tidak setuju dari total
peluang-peluang apa saja yang dapat dijadikan responden sebanyak 58 siswa. Sesuai dengan
untuk berbisnis atau membuka usaha. pernyataan yang disampaikan oleh Pakpahan
(1998) bahwa manfaat dari adanya unit produksi
Pengaruh Business center terhadap Jiwa sekolah salah satunya adalah aspek edukatif
Berwirausaha yaitu melatih sikap serta etos kerja yang positif
Tri Kuat (2015) mengemukakan bahwa
bagi peserta didik serta melaksanakan
salah satu program yang berkaitan dengan
pendidikan untuk berproduksi. Hal ini didukung
menumbuhkan jiwa wirausaha adalah Business
oleh pernyataan nomor 24 yang berbunyi
center. Siswa akan mendapatkan pengalaman
“pelaksanaan praktik di business center dapat
langsung melakukan kegiatan bisnis dengan
memicu sikap saling menghargai antar siswa
melakukan kegiatan survey lapangan untuk
yang sedang praktik” sehingga dapat
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh
memperkuat pernyataan bahwa praktik di
konsumen, mengadakan transaksi pembelian
business center dapat mempengaruhi jiwa
barang dagangan sesuai dengan hasil survey
berwirausaha.
pasar, dan mengadakan kegiatan penjualan
Hasil penelitian ini memiliki arti bahwa
langsung kepada konsumen, serta siswa
siswa dapat mengikuti kegitan praktik di business
mengadakan kegiatan pembukuan terhadap
center dengan baik dan mereka mampu
semua transaksi jual beli yang dilakukan.
988
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
mengimplementasikan pembelajaran dalam hal perolehan nilai indeks item sebesar 79,74 yang
ini teori-teori yang mereka dapat di kelas ke berbunyi “ketika saya mendapatkan masalah,
dalam praktik yang dilakukan di business center. saya tidak akan menyerah untuk
Hal ini karena praktik di business center dilakukan menghadapinya” dengan perolehan skor
oleh siswa dengan sangat rutin dan teratur dan sebanyak 21 responden atau 36,21% responden
juga operasional pada business center sepenuhnya memilih sangat setuju, 27 responden atau
dilakukan oleh siswa mulai dari bagian transaksi 46,55% responden memilih setuju dan sisanya
yaitu kasir, bagian pengemasan barang atau 10 responden atau 17,24% responden memilih
packing, bagian pengecekkan barang di gudang, tidak setuju dari total responden sebanyak 58
sampai bagian display barang toko. Hal ini siswa. Sesuai dengan pernyataan yang.
diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan disampaikan oleh Zimmerer (2008) bahwa
oleh penanggung jawab labolatorium business kreativitas adalah kemampuan untuk
center SMK N 1 Slawi yang bernama Smean mengembangkan ide-ide baru dan untuk
Mart, beliau menyatakan bahwa pelaksanaan menemuka cara-cara baru dalam melihat
business center pada siswa berjalan dengan baik masalah.
dan lancar karena siswa dapat menempatkan Nilai indeks indikator terendah pada
dirinya sesuai dengan job description pada variabel kreativitas terdapat pada indikator
masing-masing bagian. Jadi secara keseluruhan, masalah adalah ide yang memperoleh nilai
analisis deskriptif pada variabel business center indeks indikator sebesar 74,14 dimana terdapat
memiliki nilai yang relatif tinggi. Hal ini berarti item pernyatan terendah untuk variabel
pelaksanaan praktik di business center memang kreativitas yaitu pada item pernyataan nomor 29
berjalan dengan baik dan memiliki dampak yang dengan nilai indeks item sebesar 68,53 yang
relatif baik pula. berbunyi “saya adalah orang yang melihat
masalah sebagai peluang” dengan perolehan
Pengaruh Kreativitas terhadap Jiwa skor sebanyak 15 responden atau 25,86%
Berwirausaha responden memilih jawaban sangat setuju, 27
Zimmerer (2008) mengatakan bahwa
responden atau 27,59% memilih jawaban setuju
wirausahawan akan sukses dengan cara
dan 24 responden atau 41,38% memilih jawaban
memikirkan dan mengerjakan hal-hal baru atau
tidak setuju dan 3 responden atau 5,17%
hal-hal lama dengan cara baru atau dengan kata
memilih jawaban sangat tidak setuju dari total
lain kreativitas. Kreativitas menurut Zimmerer
responden sebanyak 58 siswa.
adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-
Hasil penelitian tersebut memiliki arti
ide baru dan untuk menemuka cara-cara baru
bahwa siswa memiliki kreativitas yang tidak
dalam melihat masalah dan peluang. Sejalan
cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil
dengan penelitian Sofiana (2017) secara parsial
wawancara dengan guru mata pelajaran
ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
kewirausahaan yang mengajar siswa jurusan
kreativitas siswa terhadap jiwa berwirausaha.
pemasaran, beliau menatakan bahwa kreativitas
Hasil analisis deskriptif variabel
siswa pada saat ini semakin menurun. Menurut
kreativitas termasuk dalam kriteria tinggi dengan
beliau selama mengikuti pelajaran
nilai indeks variabel 77,46. Hasil tersebut
kewirausahaan siswa mempuyai sikap inisiatif
menunjukan bahwa kreativitas berpengaruh
yang rendah.
terhadap jiwa berwirausaha siswa. Nilai indeks
Kreativitas pada siswa jurusan
indikator tertinggi pada variabel ini adalah
pemasaran di SMK N 1 Slawi memiliki nilai
indikator selalu mengajukan pertanyaan dan
yang paling rendah jika dibandingkan dengan
indikator menyadaritidak hanya ada satu
variabel lainnya seperti Pendidikan
jawaban dengan nilai indeks indikatornya
kewirausahaan dan business center. Untuk
sebesar 79,09. Namun item pernyataan tertinggi
menumbuhkan kreativitas siswa dibutuhkan
ditunjukan oleh indikator masalah adalah ide
lebih dari sekedar pembelajaran. pembelajaran
pada item pernyataan nomor 30 dengan
989
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
teori dan praktik seharusnya sudah cukup untuk seperti mengadakan suatu acara tahunan yang
mengembagkan kreativitas. Namun perlu melibatkan seluruh siswanya untuk ikut
adanya pemiasaan-pembiasaan diri untuk meramaikan acara dengan karya-karya mereka
mengembangkan kreativitas siswa seperti yang dapat dijadikan sebagai produk untuk
membiasakan mendengarkan radio, membaca dijual. Pihak pendidik khususnya jurusan
majalah, lebih sering mendengarkan orang lain pemasaran dan para pengampu mata pelajaran
dan memikirkan jalan keluar atau sebab-akibat kewirausahaan juga sangat disaranan untuk
dari cerita yang didengar atau cermati kesalahan meningkatkan dan mempertahankan mutu
dan keberhasilan seseorang agar kita dapat pengajarannya kepada siswa agar siswa
pelajaran dari kesalahan tersebut dan bahkan mendapatkan pengalaman belajarnya yang
dari kesalahan tersebut kita mendapatkansuatu kemudian dapat di praktikan dalam dunia
inovasi. wirausaha. Kepada para peneliti selanjutnya
yang tertarik dengan tema penelitian yang sama
SIMPULAN diharapkan dapat memperluas objek penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan dan menambah variabel bebas lain diluar
pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat variabel bebas yang terdapat pada penelitian ini,
diambil simpulan sebagai berikut: (1) Ada sehingga mampu menjelaskan kekurangan dari
pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa
jiwa berwirausaha siswa kelas XI jurusan berwirausaha yang terdapat pada penelitian ini.
pemasaran SMK N 1 Slawi sebesar 8,24%
dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,032.Hal DAFTAR PUSTAKA
ini memiliki arti bahwa semakin tinggi
pendidikan kewirausahaan maka semakin tinggi Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Malang: UMM
pula jiwa berwirausaha siswa. (2) Ada pengaruh Press
Atmaja, Ahmad Tri, &Margunani, 2016. Pengaruh
kegiatan business center terhadap jiwa
Pendidikan Kewirausahaan dan Aktivitas
berwirausaha siswa kelas XI jurusan pemasaran
Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha
SMK N 1 Slawi sebesar 31,58% dengan nilai Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Hal ini memiliki Economic Education Analysis Journal. Vol. 5 No.
arti bahwa semakin baik siswa memanfaatkan 3. Hal. 774-787.
kegiatan business center maka semakin tinggi pula Bukirom, Indardi, Permana & Martono, 2014.
jiwa berwirausaha siswa. (3) Ada pengaruh Pengaruh pendidikan berwirausaha dan motivasi
kreativitas siswa terhadap jiwa berwirausaha berwirausaha terhadap pembentukan jiwa
siswa kelas XI jurusan pemasaran SMK N 1 berwirausaha mahasiswa. Jurnal Media Ekonomi
dan Manajemen, Volume 29. No. 2. Hal 114-
Slawi sebesar 10,3% dengan nilai signifikansi <
151.
0,05 yaitu 0,016. Hal ini memiliki arti bahwa
Depkop, 2018. Menteri Suspayoga Sebut Rasio
semakin tinggi kreativitas siswa maka semakin Wirausaha Indonesia Sudah Capai 7 Persen
tinggi pula jiwa berwirausaha siswa. (4) Ada Lebih.http://www.depkop.go.id/content/
pengaruh secara bersamaan pendidikan read/menteri-puspayoga-sebut-rasio-
kewirausahaan, business center, dan kreativitas wirausaha-indonesia-sudah-capai-7-
siswa terhadap jiwa berwirausaha siswa kelas XI persen-lebih/(Diakses November 2018)
jurusan pemasaran SMK N 1 Slawi sebesar Depkop, 2017. Ratio Wirausaha Indonesia Naik Jadi
65,8%. Hal ini memiliki arti bahwa semakin 3,1Persen.http://www.depkop.go.id/cont
baik pendidikan kewirausahaan, kegiatan ent/read/ratio-wirausaha-indonesia-naik-
business center, dan kreativitas siswa maka maka jadi-31-persen/ (Diakses November 2018)
semakin tinggi pula jiwa berwirausaha siswa. Fatoki, Olawale. (2014). The Entrepreneurial Intention
Saran untuk pihak sekolah, sebaiknya of Undergraduate Students in South Africa: The
memberikan program-program sekolah yang Influences of Entrepreneurship Education and
dapat mendorong kreativitas siswa-siswanya Previous Work Experience. Mediterranean Journal
990
Febri Rimadani/Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)
of Social Sciences, Volume 5 Number (7): 294- Setiawan, Deni, 2017. Data Terkini, Jumlah
299. Penduduk Indonesia Lebih dari 262 Juta Jiwa.
Heny, 2012. Implementasi Kompetensi Kewirausahaan http://jateng.tribunnews.com/2017/08/
Kepala Sekolah dalam Pengorganisasian Business 02/data-terkini-jumlah-penduduk-
Center SMK Mart, Journal of Economic indonesia-lebih-dari-262-juta-jiwa (Diakses
Education. Volume 1. No 2. Halaman 123- November 2018)
129. Sofiana, Ade. 2017. Pengaruh Lingkungan Belajar
Kuat, Tri, 2015. Penumbuhan Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas terhadap Jiwa Berwirausaha
Melalui Praktik Bisnis Di Business center ( Studi Siswa Kelas XI di SMK N 11 Semarang.
Kasus: SMK Muhammadiyah 2 Surakarta). Jurnal Skripsi.
Pendidikkan Ilmu Sosial. Volume 25. No. 1. Hal Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif
155-168. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lestari, Desi Indah , Harnanik, & Syamsu Hadi, Sukirman, 2017. Jiwa kewirausahaan dan Nilai
2012. Pengaruh Prakerin, Prestasi Belajar, Kewirausahaan Meningkatkan Kemandirian
Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Usaha melalui Perilaku Kewirausahaan, Jurnal
Berwirausaha Siswa, Economic Education Analysis Ekonomi dan Bisnis, Volume 20 No. 1. Hal 113-
Journal. Vol. 1 No. 2. Hal 1-6. UNNES. 131.
Listiyaningrum, & Wahyudin, 2017. Kualitas Supriyatingsih, 2012. Penanaman Nilai-Nilai
pembelajaran kewirausahaan dan jiwa Kewirausahaan pada Siswa Melalui Praktik Kerja
kewirausahaan dalam memediasi pengaruh fasilitas Industri, Journal Of Economic Education. Vol. 1.
praktik kerja terhadap kesiapan kerja, Economic
No. 2. Hal. 103-109.
Education Analysis Journal. Volume 6. No. 1. Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis:
Hal 240-254. Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Nurikasari, 2016. Pengaruh pendidikan kewirausahaan, Salemba Empat.
kreativitas, dan motivasi berwirausaha terhadap Wahyudiono, 2016. Pengaruh Pendidikan
minat berwirausaha pada mahasiswa pendidikan Kewirausahaan, Pengalaman Berwirausaha, dan
ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang. Jenis Kelamin terhadap Sikap Berwirausaha pada
Universitas Kanjuruan Malang Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Prabandari & Rasyid 2015. Pengaruh pembelajaran Muhammadiyah Surabaya, Jurnal Ekonomi
kewirausahaan melalui business center, prakerin, Pendidikan dan Kewirausahaan, Vol. 4. No. 1.
dan latar belakang keluarga terhadap kopetensi
Hal. 76-91.
berwirausaha, Jurnal Pendidikan Vokasi. Volume Wardani, Kristi Puspa, 2015. Pengaruh Prestasi Belajar,
5. No. 1. Hal. 1-14. Lingkungan Keluarga, dan Keaktifan Siswa
Rifa’i dan Anni, 2012. Psikologi Pendidikan. Dalam Business Centre terhadap Motivasi
Semarang: Unnes Press. Berwirausaha Siswa Kelas XI SMK PGRI Tegal,
Rifai, Indra Abintya, & Sucihatiningsih, 2016. Economic Education Analysis Journal.
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Dan
Volume 4. No 2. Halaman 524-535
Pelaksanaan Kegiatan Business center Terhadap Warhuus, Jan P., 2014. Entrepreneurship Education at
Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xi Jurusan Nordic Technical Higher Education Institutions:
Pemasaran Smk Negeri 2 Semarang Tahun Comparing and Contrasting Program Designs and
Ajaran 2015/2016. Journal Of Economic Content, The International Journal of Management
Education. Volume 5. No. 1. Hal 39-51. Education. Volume 12, Issue 3. Pages 317-332.
Sang, M. Lee., Daesung, Chang., & Seong-Bae, Lim. Zimmerer, Scarborough, & Wilson, 2008.
(Eds). 2005. Impact of Entrepreneurship Kewirausahan dan Manajemen Usaha Kecil.
Education: A Comparative Study of the U.S. and Jakarta: Salemba Empat.
Korea, International Entrepreneurship and
Management Journal. 1, 27–43.
991