Anda di halaman 1dari 9

Vol 5. No.

2 DESEMBER 2021 ISSN: 25805851

Bagus Syahputra dan Mohammad Saleh


Aspek Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pada Lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini

VariaVirdania Virdaus
Ambiguitas Dalam Judul Dongeng Anak

Muchamad Arif dan Nopitasari


Pengaruh Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bicara
Anak Usia Dini

Yayuk Setyawati, Firsta Bagus Sugiharto, Rok Jalal Rosyana, Bagus Cahyanto,
Titis Angga Rini, dan Ali Yusuf
Pengaruh MBKM Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa

Ummi Masrufah Maulidiyah dan Andini Dwi Arumsari


Penggunaan Youtube Sebagai Media Pembelajaran Dalam Persiapan Siswa
Menghadapi Dunia Kerja
:: MOTORIC :: ISSN : 25805851 (ONLINE)
(Media of Teaching Oriented and Children)
Volume 5 Number 2, Desember 2021

PENGARUH MBKM KEWIRAUSAHAAN


TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA
MAHASISWA

Yayuk Setyawati1, Firsta Bagus Sugiharto2, Rofik.Jalal.Rosyanafi3, Bagus Cahyanto4, Titis


Angga Rini5, Ali Yusuf6

Universitas Narotama1,3, Universitas Tribhuwana Tunggadewi2, Universitas Islam


Malang4, Universitas Negeri Malang5, Universitas Negeri Surabaya6
Syayuk722@gmail.com1, bagusfirsta@unitri.ac.id2, rofik.jalal.rosyanafi@narotama.ac.id3,
baguscahyanto@unisma.ac.id4, angga.rini.fip@um.ac.id5, aliyusuf@unesa.ac.id6

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui minat berwirausaha mahasiswa melalui pendidikan
kewirausahaan berbasis MBKM kewirausahaan. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dan subjek
penelitiannya adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kewirausahaan. Hasilnya, terbukti bahwa
pendidikan kewirausahaan berbasis MBKM dapat merangsang minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Mahasiswa merasa bermanfaat untuk mencapai potensi mereka dalam semangat kerjasama dan gotong
royong serta mengembangkan kesadaran peduli terhadap sesama dan lingkungan.

Kata kunci: Minat Berwirausaha, Pendidikan Kewirausahaan, MBKM Kewirausahaan.

ABSTRACT
The purpose of this study is to awaken students' interest in entrepreneurship through entrepreneurship
based entrepreneurship education MBKM. This type of study is quasi experimental and focuses on
students enrolled in entrepreneurship courses. The results demonstrate that MBKM based entrepreneurship
education can stimulate students' interest in entrepreneurship. Students will find it beneficial to develop
an understanding of caring for others and their environment, reaching their potential and caring for them
in a spirit of collaboration and mutual cooperation.

Keywords: Interest in Entrepreneurship, Entrepreneurship Education, Entrepreneurship MBKM.

PENDAHULUAN
Pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi telah lama menjadi perhatian.
Secara umum, pekerja muda berharap untuk mencari pekerjaan di pegawai negeri sipil
atau sektor swasta yang menjanjikan setelah lulus. Ini karena gagasan realistis bahwa
tujuan bersekolah adalah untuk mempermudah mencari pekerjaan masih kuat. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran publik Indonesia telah menurun selama
dekade terakhir, dari 7.244.905 pada 2014 menjadi 7.104.424 pada 2019. Meskipun angka
pengangguran telah turun, ini adalah hasil yang positif, tetapi pengangguran masih tetap
ada di Indonesia. Secara khusus, tingkat pengangguran untuk sekolah sarjana dan
pascasarjana pada tahun 2019 mencapai 746.354, menyumbang 10,78% dari tingkat
pengangguran publik di Indonesia.
Pada tahun 2025-2030, Indonesia akan menerima bonus demografi yang merupakan
keadaan dimana jumlah penduduk produktif melebihi jumlah penduduk muda dan tua (tua).
Penduduk yang bekerja tanpa kesempatan kerja akan menjadi bencana bagi negara. Oleh
karena itu, tantangan terbesar yang dihadapi adalah memastikan sumber daya manusia yang
melimpah di masa produktif ini tidak terbebani dengan ditransformasikan menjadi sumber
daya manusia yang kompeten dan terampil melalui pendidikan.
Salah satu cara untuk menekan tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan
terdidik adalah dengan mengembangkan minat berwirausaha sedini mungkin. Minat
berwirausaha tersebut dapat

311
:: MOTORIC :: ISSN : 25805851 (ONLINE)
(Media of Teaching Oriented and Children)
Volume 5 Number 2, Desember 2021

ditingkatkan melalui pendidikan kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan harus


dirancang secara khusus untuk mendorong pembelajaran kewirausahaan pada usia
muda. Kewirausahaan adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan
(Fayolle, 2007). Minat dan bakat untuk berwirausaha adalah sesuatu yang dapat
diajarkan, dan wirausaha dapat dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
kewirausahaan telah tumbuh secara signifikan selama dua dekade terakhir di
sebagian besar negara industri (Matlay, 2008). Linyan (2004) mengidentifikasi tiga
jenis program
pendidikan kewirausahaan, yaitu pendidikan dasar kewirausahaan, pendidikan dinamika
kewirausahaan dan pendidikan berkelanjutan bagi wirausahawan. Pendidikan kewirausahaan
di perguruan tinggi selama ini belum dikaitkan dengan prinsip-prinsip dasar pengelolaan
ekonomi yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun
1945. Semangat yang terkandung dalam Pasal 33 dan 34 berkaitan dengan
kewirausahaan, yaitu mengutamakan kepentingan semua pihak berdasarkan semangat gotong
royong dan kasih sayang dalam hubungan manusia dengan manusia dan lingkungan.
Peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran untuk mencapai kualitas hidup yang
berkelanjutan merupakan tujuan pembangunan ekonomi nasional
(Witjaksono, 2016).
Di sisi lain, fenomena yang diamati di lapangan adalah rendahnya minat
mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasarkan survei pendahuluan terhadap 36 mahasiswa
ekonomi di Universitas Narotama, hanya 8% yang memiliki minat tinggi untuk memulai
bisnis, rata-rata 47%, dan 45% yang minatnya rendah untuk memulai bisnis. Penyebab
utama rendahnya minat memulai bisnis antara lain kurangnya rasa percaya diri akan
kesuksesan, risiko kegagalan yang tinggi, dan pendapatan yang tidak menentu.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu diperkenalkan model pembelajaran
pendidikan kewirausahaan yang dapat merangsang minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terus berupaya mengembangkan dan
memperbanyak jumlah mahasiswa wirausaha. Pentingnya program mahasiswa berwirausaha
di perguruan tinggi telah disadari oleh pemerintah dan diwujudkan melalui Kebijakan
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong pengembangan minat
wirausaha mahasiswa dengan program kegiatan belajar yang sesuai.

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat berwirausaha mahasiswa
melalui pendidikan
kewirausahaan berbasis MBKM kewirausahaan.

LANDASAN TEORI
Linyan (2004) mengidentifikasi empat jenis program pendidikan kewirausahaan.
Yang pertama, pendidikan kewirausahaan, bertujuan untuk memperluas pengetahuan
tentang kewirausahaan dan mempengaruhi hubungan yang dapat mempengaruhi niat.
Yang kedua adalah Pelatihan Startup, biasanya dirancang untuk orang-orang yang sudah
memiliki ide kewirausahaan dan perlu memecahkan pertanyaan praktis tentang bagaimana
menjadi seorang wirausaha. Ketiga, pelatihan Dinamika Kewirausahaan ditujukan bagi
mereka yang sudah berwirausaha dan ingin mempromosikan perilaku dinamis setelah fase
peluncuran. “Pembelajaran Seumur Hidup untuk Wirausahawan” keempat
menggambarkan program pembelajaran seumur hidup dan ditujukan untuk wirausahawan
berpengalaman. Seiring dengan berbagai jenis pendidikan kewirausahaan, kurikulum
pendidikan kewirausahaan meliputi (i) penekanan pada peran program
kewirausahaan bagi individu dan masyarakat, (ii) pengembangan lingkungan
multimedia atau kurikulum (iii) studi isi dan implementasi program kewirausahaan;
(iv) fokus pada kebutuhan peserta individu dalam program kewirausahaan (Bechard et al.,
2002).
312
:: MOTORIC :: ISSN : 25805851 (ONLINE)
(Media of Teaching Oriented and Children)
Volume 5 Number 2, Desember 2021

Minat wirausaha didefinisikan sebagai kesediaan individu untuk terlibat dalam


perilaku wirausaha, menjadi wirausaha, atau membangun bisnis baru (Mcstay, 2008;
Dohse & Walter, 2010). Menurut Byrd (1988), minat berwirausaha mengacu pada ekspresi
pemikiran individu yang bertujuan untuk menciptakan bisnis baru, membangun konsep
bisnis baru, atau menciptakan nilai baru di perusahaan yang sudah ada.
Minat berwirausaha semakin terlihat di tanah air sebagai sumber pembentukan dan
pertumbuhan wirausaha. Pola pikir yang menghindari risiko dan upaya untuk menemukan
stabilitas keuangan seringkali
menjadi kendala bagi tumbuhnya minat berwirausaha. Minat berwirausaha di sini
didefinisikan sebagai kesediaan individu untuk menunjukkan perilaku wirausaha, terlibat
dalam aktivitas wirausaha, menjadi wirausaha, atau membangun bisnis baru (Mcstay,
2008; Dohse & Walter, 2010). Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
peningkatan minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga, teman
sebaya, pendidikan, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan temuan Indarti & Rostiani (2008),
menyimpulkan
bahwa beragam kebutuhan untuk persiapan alat, seperti prestasi, self-efficacy dan
ketersediaan modal, dan akses ke jaringan sosial dan informasi, mendominasi.

MBKM Kewirausahaan adalah pendidikan kewirausahaan yang dipimpin mahasiswa dalam


bentuk penelitian yang diakui dalam kurikulum. Model kurikulum MBKM
Kewirausahaan merupakan pengembangan kewirausahaan yang dilakukan di luar
kurikulum dan secara terencana dan terprogram, mulai dari mempelajari teori-teori dasar
kewirausahaan, menyusun rencana bisnis, dan mempresentasikan (pitching) rencana bisnis
hingga praktik kewirausahaan dengan bobot total 20,76 SKS. Rincian bobot SKS kurikulum
MBKM Kewirausahaan sebagai berikut: 1. Workshop meliputi: Design Thinking dan
Noble Purpose (0,18 SKS), Unique Selling Proposition (0,18 SKS), Business Model (0,18
SKS), Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Usaha (0,18 SKS), Analisis Biaya Produksi &
Investasi (0,18 SKS), Digital Marketing dan Visualisasi Produk (0,18 SKS), Pitch Deck dan
Presentasi Usaha (0,18 SKS), 2. Kegiatan

Usaha meliputi: Proposal Usaha (1,5 SKS), Perancangan atau pengembangan produk
(1,5 SKS), Proses Produksi (1,5 SKS), Manajemen Pemasaran (1,5 SKS), Strategi
Penjualan (1,5 SKS), Customer Relationship (1,5 SKS), Manajemen Sumber Daya (1,5
SKS), Quality Control (1,5 SKS), Strategi Usaha (1,5 SKS), Penugasan dan
Tanggungjawab TIM (1,5 SKS), Manajemen Keuangan (1,5 SKS), Penyusunan Laporan
Kegiatan (1,5 SKS) dan Presentasi Bisnis (1,5 SKS) (Dirjen Dikti, 2021).

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental atau quasi-empiris.
Jenis penelitian ini memberikan perlakuan menggunakan semua mata pelajaran dalam
kelompok studi daripada mata pelajaran yang dipilih secara acak. Penelitian ini
dilakukan dengan satu kelompok mahasiswa (kelompok eksperimen) tanpa
kelompok pembanding (kelompok kontrol). Desain penelitian ini dipilih untuk
mengkonfirmasi peningkatan minat mahasiswa dalam berwirausaha sebelum dan sesudah
perlakuan.

Pengumpulan Data
Subyek penelitian ini berjumlah 30 orang mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah pelatihan kewirausahaan kurikulum ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Keguruan
Universitas Narotama. Subyek penelitian selama ini adalah minat wirausaha mahasiswa.
Pengumpulan data minat berwirausaha dilakukan dengan metode survei. Kuesioner tersebut
meliputi (1) kemauan menjadi wirausaha yang peduli terhadap sesama dan lingkungan,
(2) memiliki tujuan sebagai wirausaha, (3) niat untuk memulai dan menjalankan usaha
sendiri, (4) usaha yang tanggap terhadap sosial- tantangan ekonomi dan pendidikan apa yang
anda putuskan untuk dibangun, dan (5) serius dalam membangun bisnis anda. Pada
313
:: MOTORIC :: ISSN : 25805851 (ONLINE)
(Media of Teaching Oriented and Children)
Volume 5 Number 2, Desember 2021

tahap persiapan mengajar di kelas eksperimen, guru membuat rencana terkait dengan
skenario pembelajaran proyek. Perangkat pendidikan yang sudah jadi antara lain
kurikulum, bagian silabus, materi pelatihan, lembar kerja mahasiswa, dan daftar
kegiatan mahasiswa. Penyusunan instrumen ini mendahului pengamatan terhadap situasi
yang akan dipelajari. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut. (i) pengamatan, termasuk pengamatan dan catatan rinci
dari setiap peristiwa. (ii) Meninjau dan mendokumentasikan arsip milik fakultas,
seperti catatan tentang sikap mahasiswa, nilai ujian, kehadiran di kelas, kegiatan kelas.
Penelitian ini mengasumsikan bahwa minat mahasiswa untuk berwirausaha meningkat sejak
mengikuti MBKM Kewirausahaan.

HASIL DAN DISKUSI


Analisis Hasil
Studi quasi eksperimen diawali dengan perencanaan kegiatan pelatihan
kewirausahaan MBKM. Ditemukan bahwa minat berwirausaha mahasiswa tertinggi
meningkat dari 3 (10%) pada kategori atas menjadi 9 (30%) setelah mengikuti proses
pembelajaran. Biasanya jumlahnya 9 (30%), dan setelah mengikuti kurikulum,
jumlahnya meningkat menjadi 17 (56%). Sementara itu, jumlah responden yang
termasuk dalam kategori terendah sebelum mengikuti proses pembelajaran berkurang
menjadi 18 (60%) dan 4 (14%) setelah mengikuti proses pembelajaran (Tabel 1).

Tabel 1. Karakteristik Minat Berwirausaha Mahasiswa Sebelum dan Sesudah


Mengikuti MBKM
Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
Karakteristik Jumlah Persentase Jumlah
Persentase
Tinggi 3 10 9 30
Sedang 9 30 1 56
Rendah 18 60 47 14

Hasil analisis deskriptif pada tabel 1, sebelum perlakukan, mayoritas mahasiswa memiliki
minat berwirausaha rendah dengan persentasi sebesar 60%. Setelah adanya
perlakuan, proporsi minat berwirausaha bergeser menjadi sebesar 56% mahasiswa
memiliki minat berwirausaha sedang. Selain itu, minat berwirausaha tinggi pada
sebelum perlakukan hanya 10% sedangkan setelah perlakuan meninggat menjadi 30%.
Maka hasil observasi yang dilakukan sebelum dan sesudah mengikuti MBKM
Kewirausahaan dapat dikatakan meningkat

Tabel 2. Statistik Deskriptif Minat Berwirausaha Mahasiswa

Variabel Mea Std. Std. Error


n
Sebelum Uji Efektifitas 4,27 Deviation
1,507 Mean
0,275
Sesudah Uji Efektifitas 5,60 1,276 0,233

314
:: MOTORIC :: ISSN : 25805851 (ONLINE)
(Media of Teaching Oriented and Children)
Volume 5 Number 2, Desember 2021

Hasil uji beda terhadap variabel minat berwirausaha menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara minat berwirausaha mahasiswa pada saat sebelum
dan sebelum proses pembelajaran. Skor variabel minat berwirausaha mahasiswa
sebelum proses pembelajaran sebesar 4,27 sedangkan sebelum proses pembelajaran
sebesar 5,60 (Tabel 2). Kedua rerata ini memiliki perbedaan signifikan pada alpha 5
persen dengan tingkat signifikansi 0,000 (sig 2-tailed) seperti tertera pada (Tabel 3).
Hal ini berarti minat berwirausaha mahasiswa mengalami peningkatan dengan penerapannya
pembelajaran kewirausahaan berbasis MBKM Kewirausahaan.
Tabel 3. Uji Beda Minat Berwirausaha Mahasiswa

Variabel T df Sig. (2 tailed


sebelum uji efektifitas - - 29 0,000
sesudah uji efektifitas 5,637

Pada proses pembelajaran MBKM Kewirausahaan, mahasiswa menjalankan beberapa


kegiatan secara online. Kegiatan dimulai dengan melakukan observasi pada lingkungan
sekitar tempat tinggal atau kampus untuk mengamati kegiatan bisnis yang ada dan
menemukan adanya permasalahan sosial, ekonomi, dan pendidikan di sekitarnya. Setiap
kelompok diminta melakukan wawancara mendalam dengan para pelaku usaha untuk
menggali informasi terkait awal ketertarikan para pelaku usaha menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya mahasiswa membuat laporan kegiatan tertulis hasil observasi tersebut dan
mempresentasikan rencana bisnis di kelas. Tahap selanjutnya setiap kelompok diminta
menerapkan bisnis usaha kreatif yang dapat ikut serta mengatasi masalah sosial, ekonomi
dan pendidikan di masyarakat. Pada akhir eksperimen mahasiswa dimintai refleksi atas
apa yang telah dilakukan dalam proyek-proyek tersebut. Secara umum mahasiswa
merasa terbantu untuk dapat mengenali potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat
menumbuhkan minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Selama proses mengikuti mata kuliah MBKM Kewirausahaan, mahasiswa
melakukan beberapa kegiatan secara online. Kegiatan dimulai dengan mengamati
lingkungan sekitar tempat tinggal atau kampus untuk mengamati kegiatan bisnis yang ada
dan mengidentifikasi masalah sosial, ekonomi dan pendidikan. Setiap kelompok diminta
untuk melakukan wawancara rinci dengan perwakilan bisnis untuk mendapatkan
informasi tentang minat awal para pelaku bisnis menjalankan bisnis. Mahasiswa
kemudian membuat laporan kegiatan berdasarkan pengamatan tersebut dan
mempresentasikan rencana bisnis mereka di depan kelas. Langkah selanjutnya adalah
mengajak setiap kelompok untuk menerapkan bisnis kreatif yang dapat berpartisipasi
dalam mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan pendidikan masyarakat. Pada akhir
pembelajaran MBKM Kewirausahaan, mahasiswa diminta untuk merefleksikan pekerjaan
yang sudah dilakukan. Pada umumnya mahasiswa merasa terbantu dengan mengenali
potensi yang ada pada dirinya untuk merangsang minat mahasiswa dalam berwirausaha.

Pembahasan
Pembelajaran MBKM kewirausahaan dirancang khusus untuk membantu kaum muda
mengembangkan potensi kewirausahaan mereka. Hal ini didasarkan pada keyakinan
bahwa kewirausahaan adalah
keterampilan yang benar-benar dapat dipelajari dan dikembangkan (Fayolle, 2007; Khalifa &
Dhiaf, 2016; BarbaSánchez & Atienza Sahuquillo, 2018; Fayolle & Gailly, 2015).
Pengalaman Jerman dalam pendidikan kewirausahaan menunjukkan hasil yang baik.
Struktur kurikulum secara keseluruhan untuk Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (VET)
dikembangkan oleh Kultusministerkonferenz (Dewan Tetap Menteri Pendidikan) dan
semua lembaga pendidikan kejuruan harus memberikan wawasan tentang
berbagai jenis pekerjaan, termasuk kewirausahaan, untuk tujuan mendukung mereka.
Perencanaan Karir
315
:: MOTORIC :: ISSN : 25805851 (ONLINE)
(Media of Teaching Oriented and Children)
Volume 5 Number 2, Desember 2021

dan Kehidupan Wirausaha (European Commission, 2009). Hasil ini mendukung


pandangan bahwa minat dan kemampuan wirausaha dapat diajarkan dan wirausaha
dapat dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan (European Commission, 2015).
MBKM kewirausahaan terbukti dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk
berwirausaha. Mahasiswa merasa bermanfaat untuk mengeluarkan potensi mereka dan
menginspirasi mereka untuk bekerja dalam kewirausahaan, terutama di bidang
kewirausahaan sosial. Hal ini juga sesuai dengan temuan sebelumnya oleh Darmavan
dan Soetjipto (2016). Minat berwirausaha semakin terlihat di tanah air sebagai
sumber pembentukan dan pertumbuhan wirausaha. Memang, dampak jangka panjang
dari pengembangan minat berwirausaha akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan sosial. Di sisi lain, bagi mereka yang ingin menjadi pengusaha sejak
dini, pengalaman kerja di negara lain saja tidak cukup. Pola pikir yang menghindari
risiko dan upaya untuk menemukan stabilitas keuangan seringkali menjadi kendala
bagi tumbuhnya minat berwirausaha. Minat berwirausaha dalam hal ini didefinisikan
sebagai kesediaan individu untuk menunjukkan perilaku wirausaha, terlibat dalam
aktivitas wirausaha, menjadi wirausaha, atau membangun bisnis baru (Dohse &
Walter, 2010; Mcstay, 2008; Farouk et al., 2014; Hattab, 2014, Khalifa dan Diaf,
2016).
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan minat berwirausaha
adalah lingkungan keluarga, teman sebaya, pendidikan, dan lain-lain. Hal ini sesuai
dengan temuan Indarti & Rostiani (2008) yang menyimpulkan bahwa tuntutan yang
beragam pada persiapan alat seperti prestasi, efikasi diri, modal, media sosial, dan akses
informasi adalah penting. Variabel dominan yang mempengaruhi minat berwirausaha
mahasiswa. Elemen pendidikan yang dikembangkan terbukti meningkatkan
niat berwirausaha di banyak tempat (Tentama et al., 2019; Rani et al., 2019).
Mahasiswa yang telah menyelesaikan MBKM Kewirausahaan akhirnya memahami
tujuan profesional seorang wirausahawan dan menyatakan siap menjadi wirausahawan
yang peduli terhadap sesama dan lingkungan. Pada prinsipnya, mereka telah
menyatakan komitmen mereka untuk membangun bisnis yang di masa depan memenuhi
tantangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dalam merencanakan masa
depan, ada yang tertarik membangun bisnis bersama keluarga atau teman. Mahasiswa
sebagai pebelajar dewasa juga penting untuk dipahami secara karakteristik belajarnya.
Andragogy as an adult learning approach along with its principles based on Kowles' opinion,
is certainly different from the practice of andragogy in general. Andragogy, in observing the
practical dimension, tends to be implemented in sectors of society or adult learners with the
Early adopter and Early Majority categories when viewed from an innovation diffusion
perspective, such as seminars, workshops, training and courses (Rosyanafi, 2021).

Melalui MBKM, kewirausahaan akan memberikan peluang bagi tumbuh dan


berkembangnya potensi kreatif dan inovatif mahasiswa. Nilai-nilai kewirausahaan
menjadi ciri-ciri yang dapat digunakan peserta didik untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Bagaimanapun, orang-orang dengan kepribadian yang kreatif,
inovatif, bertanggung jawab, disiplin dan konsisten dapat berkontribusi untuk
memecahkan masalah sosial ekonomi dan pendidikan Indonesia.

316
:: MOTORIC :: ISSN : 25805851 (ONLINE)
(Media of Teaching Oriented and Children)
Volume 5 Number 2, Desember 2021

Usulan Penelitian Selanjutnya


Peneliti selanjutnya dapat menerapkan model pembelajaran yang berbeda untuk
aspek lain dari pendidikan kewirausahaan berbasis MBKM, seperti ide dan peluang bisnis,
studi kelayakan bisnis, desain produk, desain pemasaran, dan banyak lagi. Oleh karena itu,
pendidikan kewirausahaan tingkat atas akan diperkaya dengan pembelajaran berbasis
penelitian dan akan semakin meningkatkan minat siswa untuk berwirausaha.

KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berbasis MBKM
dapat meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa. Sangat bermanfaat bagi
mahasiswa untuk tidak hanya memiliki kesempatan untuk mencapai potensinya, tetapi
juga memiliki kesempatan untuk membangkitkan semangat mereka untuk bekerja di bidang
kewirausahaan dan memperoleh profitalibilitas yang diharapakan. Proses pembelajaran yang
dilaksanakan dengan mengintegrasikan aspek skenario pembelajaran MBKM
kewirausahaan dapat menumbuhkan rasa peduli sesama dan lingkungan dalam semangat
gotong royong. Temuan kunci dari penelitian ini tentang pengembangan minat siswa
dalam berwirausaha meliputi: motivasi untuk membangun bisnis di bidang Kewirausahaan
sosial bersama keluarga dan teman.

DAFTAR PUSTAKA

Barba-Sánchez, V., & Atienza-Sahuquillo, C. Entrepreneurial intention among engineering


students: The role of entrepreneurship education. European Research on Management
and Business Economics, 24(1), 53–61. https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2017.04.001, 2018
Bechard, J., Gregoire, D., & Grégoire, D. Entrepreneurship Education Revisited : The Case of
Higher Education. Academy of Management Learning and Education, 4(September),
840–853, 2002. http://citeseerx.ist.
psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.461.92&rep=rep1&type=pdf
Bird, B. Implementing Entrepreneurial Idea: The Case for Intention (p. Volume 13 Number
3 pages 442-453). Academy of Management Review, 1988.
https://doi.org/https://doi.org/10.5465/amr.1988.4306970
Darmawan, I., & Soetjipto, B. E. The implementation of project-based learning to improve
entrepreneurial intention and entrepreneurship learning outcome of economics education
students. Journal of Business and Management,
18(10), 98–102. https://doi.org/10.9790/487X- 18100798102, 2016
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Panduan Program Kewirausahaan Merdeka
Belajar Kampus Merdeka,
2021
Dohse, D., & Walter, S. G. The role of entrepreneurship education and regional
Context in forming entrepreneurial intentions (Working Paper Present at Document de
Treball de IIEB). https://hdl.handle.net/
10419/59753, 2010
European Commission. Entrepreneurship in Vocational Education and Training. 1–46, 2009
European Commission. Entrepreneurship education: a road to success. A compilation of
evidence on the impact of entrepreneurship education strategies and measures. In Belgium,
European Commission (Vol. 115), 2015
317
:: MOTORIC :: ISSN : 25805851 (ONLINE)
(Media of Teaching Oriented and Children)
Volume 5 Number 2, Desember 2021

Farouk, A., Ikram, A., & Sami, B. The Influence of Individual Factors on the
Entrepreneurial Intention. International Journal of Managing Value and Supply Chains,
5(4), 47– 57. https://doi.org/10.5121/ijmvsc.
2014.5404, 2014
Fayolle, A. Handbook of Research in Entrepreneurship Education: Volume 2. Edward
Elgar Publising, Inc. https://doi.org/10.1108/17506200810861276, 2007
Rosyanafi, R. J. (2021). Reconstruction of Andragogical Principles in Porang Farming
Community. İlköğretim Online, 20(3), 521–535.
https://doi.org/10.17051/ilkonline.2021.03.52
Fayolle, A., & Gailly, B. The impact of entrepreneurship education on entrepreneurial
attitudes and intention: Hysteresis and persistence. Journal of Small Business
Management, 53(1), 75–93. https://doi.org/10.1111/ jsbm.12065, 2015.
Hattab, H. W. Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intentions of University
Students in Egypt. Journal of Entrepreneurship, 23(1), 1–18.
https://doi.org/10.1177/0971355713513346, 2014
Indarti, N., & Rostiani, R. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara
Indonesia, Jepang Dan Norwegia. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia (Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada), 23(4), 369–384.
https://doi.org/10.22146/jieb.6316, 2008
Jones, B., Rasmussen, C., & Moffitt, M. Real-Life Problem Solving: A Collaborative approach
to interdisciplinary learning. American Psychological Association, 1997
Khalifa, A. H., & Dhiaf, M. M. The Impact of Entrepreneurship Education on
Entrepreneurial Intention: The UAE Context. Polish Journal of Management Studies,
14(1), 119–128. https://doi.org/10.17512/pjms.
2016.14.1.11, 2016
Liñán, F. Intention-based models of entrepreneurship education. Piccola Impresa / Small Business,
2004(3), 11–35,2004
Matlay, H. The impact of entrepreneurship education on entrepreneurial outcomes. Journal of
Small Business and Enterprise Development, 15(2), 382–396.
https://doi.org/10.1108/14626000810871745, 2008
Mcstay, D. An investigation of undergraduate student self-employment intention and the impact
of entrepreneurship education and previous entrepreneurial experience Presented By [School
of BusinessUniversity The Australia].
https://pure.bond.edu.au/ws/portalfiles/portal/18371119, 2008 Osch, T. van. Towards a
Caring Economic Approach. May, 1–29, 2013
Rani, N. S. A., Krishnan, K. S., Saidun, Z., & Ahmad, H. The relationship between
entrepreneurship education and entrepreneurial intention of Universiti Kuala Lumpur –
teknoputra alumni. Humanities and Social Sciences Reviews, 7(1), 147–155.
https://doi.org/10.18510/hssr.2019.7118, 2019
Rosyanafi, R. J. (2018). Pengaruh Media Jigsaw Puzzle Terhadap Minat Belajar Huruf
Hijaiyah Anak Usia Dini. Ijaz Arabi Journal of Arabic Learning, 1(1).
Tentama, F., Mulasari, S. A., Subardjo, & Widiasari, S. Entrepreneurship education to
improve entrepreneurship intention. Humanities and Social Sciences Reviews, 7(3), 162–
168. https://doi.org/10.18510/hssr.2019. 7325,
2019
Witjaksono, M. Analisis Kritis dan Pragmatis MBKM Kewirausahaan sebagai Paradigma
baruKajian Ekonomi. Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Studi Pembangunan, 8(2), 217–244.
https://doi.org/10.17977/um002v8i220
16p 217, 2016

318

Anda mungkin juga menyukai