Anda di halaman 1dari 6

MEMBANGUN JIWA KEWIRAUSAHAAN

PADA MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

Oleh:
S.N Azizah

Fakultas Ekonomi
Program Studi Manajemen
Universitas Komputer Indonesia
Jl.Dipati Ukur No.112-116 Bandung Indonesia

Correspond e-mail: suci.nurazizah@email.unikom.ac.id

Abstract. An university gave a significant role in the creation of a labor, and


has a contribution to an increasement for a worker. If the number of workers
and the jobs are not balanced, then the unemployment and the economic
imbalances will be a problem. High or low number of entrepreneurs in one
place, describes the competitiveness of that place. In support of the emergence
of high competitiveness, the function and role of university educators, are
needed and required to be more active in providing a motivation to students to
become an entrepreneurs. University as one of the facilities shape young
generation, have obligation in train and give motivation to its students to
become become smart, independent, creative, innovative, so they be able to
create business opportunity in the futureEvery university should immediately
balance its policy direction between higher education research institutions and
entrepreneur-forming institutions. The graduates students are required to be
more innovative and creative in terms of their self-development through the
making of business field, so the future will form with the creation of wide
employment, and economic growth in will increase.

Keywords: Educators, Labor, Entrepreneurial.

I. Pendahuluan
Permasalahan yang dihadapi negara Indonesia saat ini begitu kompleks, Dari
mulai bidang sosial, ekonomi, politik dan agama. Hal ini ini menyebabkan krisis ekonomi
semakin berkepanjangan, sehingga mengakibatkan semakin rumitnya penyelesaian dari
masalah ini.
Dari segi ekonomi, jumlah pengangguran dari tahun ke tahun terus meningkat,
hal ini disebabkan sedikitnya lapangan pekerjaan sedangkan jumlah lulusan dari setiap
institusi pendidikan, selalu bertambah. Kondisi ini diperparah dengan adanya PHK dari
beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Masalah pengangguran sebenarnya
bisa diatasi, bila negara mampu menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.
Namun hal ini sepertinya tidak mungkin bisa secepatnya terealisasi, karena banyaknya
kendala baik dari segi ekonomi maupun sumber daya manusia itu sendiri. (Saragih,
2017:26)
Melihat kondisi ini, perlu adanya upaya menciptakan pengusaha baru, sebab
menjadi pengusaha itu bukan diajarkan tetapi dididik dalam pengertian non formal.
Sehingga, perlu solusi bagaimana membuat pendidikan mampu menciptakan orang
memiliki jiwa kewirausahaan. (Saragih, 2017:26)
Hasil peneitian dari Saragih, (2017:26), menjelaskan bahwa orang yang menjadi
wirausahawan adalah orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya
untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya.
Zimmerer dalam Saragih, (2017:27) mengungkapkan bahwa kewirausahaan
merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.
Bisnis yang diciptakan oleh seseorang, sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat
bagi masyarakat luas. Hal ini bisa dicapai melalui kegiatan bisnis yang dilakukan dengan
menerapkan konsep kewirausahaan sosial. Konsep kewirausahaan sosial telah menjadi
konsep yang popular di berbagai Negara. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan
konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan
sosial.
Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi permasalahan bersama sehingga
penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak. Di Indonesia sendiri,
pemerintah telah menghabiskan banyak sumber daya untuk menangani masalah sosial
dan bekerjasama dengan berbagai Negara asing di seluruh dunia. Tetapi ternyata hal ini
tidaklah cukup, oleh karena itu dibutuhkan individu-individu atau lembaga-lembaga yang
dapat melihat peluang dan mengeluarkan ide-ide inovatif untuk menyeleaikan
permasalahanpermasalahan sosial tersebut.
Hasil penelitian Febrianto, (2015:107), mengatakan pula bahwa usaha dalam
menciptakan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa di perguruan tinggi juga terus
dilaksanakan dan ditingkatkan, tentunya dengan berbagai strategi yang membuat
mahasiswa tertarik untuk berwirausaha. Bahkan pada tingkat pemerintah melalui
Kementrian Koordinator Perekonomian telah memberikan peraturan kepada seluruh
lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi diwajibkan untuk memberikan mata pelajaran atau mata kuliah Kewirausahaan
tersebut.

II. METODE PENELITIAN


Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data.
Pengertian dari Metode Penelitian adalah sebagai berikut:

Metode penelitan menurut Sugiyono (2014:2) adalah:


”Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan
suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang dianalisis dari fenomena sosial
untuk kemudian diambil kesimpulan.
Dalam bukunya, Sugiyono (2014:147) menjelaskan pengertian metode deskriptif,
yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
III.Pembahasan

Manfaat Kewirausahaan dan Program Kewirausahaan di Universitas


Salah satu manfaat kewirausahaan adalah membangun sebuah bisnis
sebagai solusi untuk permasalahan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan dan
berbagai permasalahan yang telah menjadi tantangan di sebuah negara.
Seperti yang diungkapkan Drayton dalam Saragih (2017:31), bahwa cara
yang paling efektif untuk mempromosikan dapat merumuskan solusi inovatif yang
berkelanjutan dan dapat ditiru baik nasional maupun global. Menurut Drayton
dalam Saragih (2017:31), berikut adalah peran wirausaha dalam perekonomian
suatu negara, diantaranya:
1. Menciptakan lapangan kerja
2. Mengurangi pengangguran
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
4. Mengombinasikan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan
keahlian)
5. Meningkatkan produktivitas nasional

Menjadi wirausaha tidaklah mudah. Wirausaha melihat permasalahan


sosial sebagai peluang usaha serta memiliki keberanian dan mengambil risiko
untuk menyelesaikannya.
Menurut hasil penelitian Febrianto (2015:107) Ada beberapa usaha atau teknik
yang perlu diterapkan dalam meningkatkan minat dan kegiatan kewirausahaan bagi para
peserta didik, yaitu:
1. Melalui media pembentukan pusat kewirausahaan kampus, dengan adanya hal
tersebut akan banyak kegiatan yang dapat dilaksanakan.
2. Menganggap penting kewirausahaan dikampus dan menjadikan mata kuliah
kewirausahaan sebagai hal yang harus diberikan kepada mahasiswa.
3. Pembentukan Pusat studi kewirusahaan kampus.
4. Memaksimalkan dalam memanfaatkan Program kewirausahaan yang digagas
oleh lembaga pemerintah.

Setidaknya menurut Febrianto (2015:107), selain linearitas dalam menyiapkan


dosen atau tenaga pendidik, perguruan tinggi harus mempersiapkan tenaga pendidik atau
Dosen yang mampu melakukan hal-hal sebagai berikut, yaitu:
1. Menginspirasi dan memotivasi mahasiswa menjadi SDM yang mandiri.
2. Merubah atau mengarahkan pola pikir mahasiswa menjadi seorang yang berjiwa
wirausaha.
3. Memberikan paradigma baru tentang pentingnya kewirausahaan.
4. Memberikan contoh karya nyata kewirausahaan dan menyuguhkan cerita
sukses.
5. Menghasilkan mahasiswa atau alumni menjadi seorang wirausaha sukses.
Program peningkatan Dosen sebagai tenaga pendidik ini dapat dilakukan dengan
melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:
1. Program pelatihan kewirausahaan untuk tenaga pendidik,
2. Program seminar, workshop, lokakarya kewirausahaan.
3. Program pemagangan dosen di dunia usaha,
4. Program sarasehan dengan mitra usaha,
5. Program pembinaan dan pendampingan dosen baru.
Dengan program tersebut, tentunya setiap dosen tidak kewirausahaan
mewujudkan dan merealisasikan apa yang telah diberikan kepada mahasiswa
pada saat mengajar.
Kemudian, Febrianto (2015:107) menjelaskan hal tersebut dapat dilakukan dengan
hal-hal berikut ini:
a. Kerjasama dengan Lembaga Keuangan.
b. Membuat kebijakan harus sudah memiliki usaha sebagai syarat kelulusan
mahasiswa.
c. Mengembangkan Kurikulum Berbasis Wirausaha.
d. Menjalin Kerjasama dengan Lembaga Usaha.

Dari beberapa strategi tersebut, jika diimplementasikan oleh perguruan tinggi


dengan serius dan sungguh-sungguh maka dapat dimungkinkan akan banyak muncul
wirausahawan sukses yang berasal dari tenaga muda terdidik di negeri ini, yang dapat
berperan dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan dan pergerakan aktivitas ekonomi
lokal.

Penyelesaian Masalah Sosial Melalui Inovasi


Dalam Saragih (2017:33) Penyelesaian masalah sosial membutuhkan analisis
yang cermat dan solusi yang rasional, mewakili aspirasi masyarakat, terintegrasi dan
holistic sehingga menghasilkan sebuah gagasan atau ide yang lebih konprehensif dalam
penyelesaian permasalahan sosial yang ada. Diantaranya kemiskinan, pendidikan dan
pengangguran. Melalui terbentukya agen-agen perubahan yang melakukan percobaan
terus-menerus dan berkelanjutan diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah
sosial. Seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari
kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja diharapkan mampu mengurangi tingkat
pengangguran serta memberikan pengaruh positif pada peningkatan pendapatan
perkapita.

Keuntungan Menjadi Wirausahawan


Wirausahawan cenderung beroperasi dengan tujuan menciptakan nilai bagi
masyarakat dan juga menghasilkan pendapatan. Kewirausahaan sangat bermanfaat bagi
masyarakat miskin, umumnya dengan menyediakan sarana mata pencaharian serta
alternative untuk bekerja berdasarkan misi sosial dan semangat melayani. Berikut adalah
beberapa kelebihan menjadi wirausaha menurut MSG, dalam Dewanto, 2013):
1. Modal
Wirausaha sosial akan lebih mudah meningkatkan modal karena modal yang
diinvetasikan adalah misi, kepercayaan dan etika, sehingga dalam pembangunan
usaha tidak terlalu membutuhkan modal yang besar, terlebih disetiap Negara pasti
terdapat insentif besar melalui kerjasama program pemerintah.
2. Pemasaran
Pemasaran dan promosi untuk organisasi ini juga sangat mudah. Karena untuk
menghasilkan solusi dari permasalahan yang sedang ditangani, perusahaan bisa
lebih mudah menarik orang-orang dengan menggunakan media sosial.
3. Sumber Daya Manusia Lebih
Murah
Dalam menentukan sumber daya manusia (SDM), perusahaan sosial lebih mudah
untuk menggalang dukugan dari individu yang memiliki misi dan visi yang sama
dan kesediaan menerima gaji yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan
komersil lainnya.
4. Berfokus Pada Penyelesaian
Masalah Perusahaan sosial memberikan pelayanan yang disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan individu atau masalah. Sehingga penyelesaian yang
ditawarkan juga akan langsug pada titik permasalahan.
5. Efektivitas Biaya
Efektivitas biaya adalah keuntungan lain dari sebuah perusahaan sosial.

III.Kesimpulan (Consclusion)

Salah satu manfaat dari kewirausahaan adalah untuk membangun sebuah bisnis
sebagai solusi untuk permasalahan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan dan berbagai
permasalahan yang telah menjadi tantangan dunia. Dalam Saragih (2017:33)
Penyelesaian masalah sosial membutuhkan analisis yang cermat dan solusi yang rasional,
mewakili aspirasi masyarakat, terintegrasi dan holistic sehingga menghasilkan sebuah
gagasan atau ide yang lebih konprehensif dalam penyelesaian permasalahan sosial yang
ada. Diantaranya kemiskinan, pendidikan dan pengangguran. Melalui terbentukya agen-
agen perubahan yang melakukan percobaan terus-menerus dan berkelanjutan diharapkan
dapat memberikan solusi terhadap masalah sosial. Kewirausahaan sangat bermanfaat bagi
masyarakat miskin, umumnya dengan menyediakan sarana mata pencaharian serta
alternative untuk bekerja berdasarkan misi sosial dan semangat melayani.
Menurut hasil penelitian Febrianto (2015:107) Ada beberapa usaha atau teknik
yang perlu diterapkan dalam meningkatkan minat dan kegiatan kewirausahaan bagi para
peserta didik, yaitu:
1. Pembentukan Pusat studi kewirusahaan Kampus, seperti:
2. Melalui media pembentukan pusat kewirausahaan kampus tersebut, akan banyak
kegiatan yang dapat dilaksanakan seperti: Seminar, Pelatihan, Loka karya,
Praktek usaha, kerjasama usaha, dll.
3. Menganggap penting kewirausahaan dikampus dan menjadikan mata kuliah
kewirausahaan sebagai hal yang harus diberikan kepada mahasiswa, materi
kewirausahaan tidak sebatas formalitas, sehingga harus di design materi dan
metode dalam pembelajarannya.
4. Memaksimalkan dalam memanfaatkan Program kewirausahaan yang digagas
oleh lembaga pemerintah, seperti: pendidikan tinggi (Dikti) melalui Direktur
Kelembagaan Ditjen Dikti dan disampaikan kepada para PTS melalui Kopertis.
Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas

Setidaknya menurut Febrianto (2015:107), selain linearitas dalam menyiapkan


dosen atau tenaga pendidik, perguruan tinggi harus mempersiapkan tenaga pendidik atau
Dosen yang mampu melakukan hal-hal sebagai berikut, yaitu:
1. Memberikan paradigma baru tentang pentingnya kewirausahaan.
2. Menginspirasi dan memotivasi mahasiswa menjadi SDM yang mandiri.
3. Merubah atau mengarahkan pola pikir mahasiswa menjadi seorang yang berjiwa
wirausaha.
4. Memberikan contoh karya nyata kewirausahaan dan menyuguhkan cerita sukses
Menghasilkan mahasiswa atau alumni menjadi seorang wirausaha sukses.
IV. Anknowledment

Dalam menyusun artikel ini, banyak yang telah memberikan motivasi, saran, dan
dukungan untuk peneliti. Dalam kesempatan ini, peneliti bermaksud untuk
mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada mereka semua. Pertama,
penghargaan terdalam sang peneliti ditujukan kepada orang tua tercinta, dan saya juga
sangat bersyukur memiliki beberapa teman dekat yang selalu mendukung saya. Karena
mereka selalu menjadi teman baik yang selalu siap membantu saya.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Christopher (2013). How Entrepreneurship Theory Created Economics, Vol. 16


| No. 4 | 401– 420
Dau-Schmidt, Kenneth (2014). The Definition of “Employee” in American Labor and
Employment Law.
Elbaz, Jamal (2013). Innovation and entrepreneurship: An empirical study of Moroccan
firms, https://www.researchgate.net/publi cation/272353596
Febrianto (2015). Strategi Peningkatan Kewirausahaan Bagi Mahasiswa
Di Pendidikan Tinggi, Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 01 No. 01.
Kasuso, Tapiwa (2015). The Definition Of An “Employee” Under Labour Legislation:
An Elusive Concept.
Lunenberg, Mieke (2014). The Professional Teacher Educator. Professional Learning
Volume 13.
Martinis, Yamin (2017). Material Effect on Entrepreneurship Learning towards Interest
in Entrepreneurship activities of Students, Journal of Research in Marketing,
Volume 7 No.2 June 2017
Saragih, Rintan (2017). Membangun
Usaha Kreatif, Inovatif Dan Bermanfaat Melalui Penerapan Kewirausahaan
Sosial, Vol 3 No. 2 ISSN : 2301-6264
Subroto, Waspodo Tjipto (2013). Entrepreneurship Development Course To Foster
Character Merchandise In Support Economic Growth, Vol. I, No.1, March
2013, pp.1-9
Wisniak, Jaime (2016). Nicolas-Jean- Baptiste-Gaston Guibourt, Educación Química 27,
163-171

Anda mungkin juga menyukai