Anda di halaman 1dari 12

Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 39

PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA


SISWA SEKOLAH MENENGAH PROGRAM KEAHLIAN REKAYASA
PERANGKAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Anih Riwayati
SMK Muhammadiyah 2 Kota Bandung

Trida Gunadi
Institut Manajemen Koperasi Indonesia

ABSTRAK

Alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan mengenai rendahnya


minat berwirausaha lulusan SMK adalah dengan menumbuhkan minat berwirausaha
untuk membuka usaha baru dan menjadi wirausaha muda yang sangat dibutuhkan oleh
negara pada saat sekarang ini. Wirausaha dalam hal ini dapat dimaknai sebagai
kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis serta mengoptimalkan sumber daya dan
berani dalam mengambil resiko. Seseorang dapat memulai suatu usaha yang baru harus
dibekali dengan pengetahuan kewirausahaan dan dorongan dari lingkungan keluarganya.
Tujuan penelitian adalah menganalisis dan memahami Pengaruh Efikasi Diri Terhadap
Minat Berwirausaha Siswa Program Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Metode penelitian menggunakan kuantitatif deskriptif analisis dengan
analisis jalur. Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan
(observasi, wawancara dan penyebaran angket). Teknik pengumpulan sampel dilakukan
sensus.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa Tingkat efikasi diri siswa Program
Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa berada dalam
kategori cukup tinggi. 2. Minat berwirausaha siswa Program Keahlian Rekayasa
Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi SMK di Kota Bandung berada dalam
kategori cukup tinggi. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari efikasi diri terhadap
minat berwirausaha siswa Program Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi Informasi
dan Komunikasi SMK di Kota Bandung.

Kata Kunci : Efikasi Diri, Minat Berwirausaha

1. PENDAHULUAN saat ini menuntut adanya kesiapan tenaga


kerja yang memiliki kualifikasi yang berbeda
1.1. Latar Belakang dengan keaadaan sebelumnya. Dengan
Pendidikan kejuruan sebagai salah jumlah angkatan tenaga kerja yang besar,
satu bagian dari sistem Pendidikan Nasional diharapkan benar-benar mampu
memainkan peran yang sangat strategis bagi menyesuaikan diri agar dapat memiliki
terwujudnya angkatan tenaga kerja nasional keunggulan yang kompetitif.
yang terampil. Karena setiap lulusan SMK SMK merupakan lembaga pendidikan yang
memang ditempah untuk menjadi sumber dimaksudkan untuk menghasilkan specific
daya manusia yang siap pakai, dalam arti human capital. Di SMK, sejak awal siswa
ketika mereka telah menyelesaikan dididik untuk berkomitmen pada ketrampilan
sekolahnya lulusan SMK tersebut dapat tertentu (specific) yang match langsung
menerapkan ilmu yang telah mereka dapat dengan kepentingan sektor usaha industri
sewaktu di sekolah. Tantangan era globalisasi tertentu. Siswa SMK dibekali dengan
40 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,39– 50

ketrampilan praktis dan pengalaman kerja (on- dengan tingkat kelas yang ada. Selain itu
the-job training) dalam kekhususan tertentu. praktek kerja industri dan kunjungan ke
SMK sebagai suatu entities memiliki peranan tempat–tempat industri besar. Metode yang
yang signifikan terhadap pertumbuhan dilaksanakan sekolah ini bertujuan untuk
ekonomi daerah di Indonesia. Sebagai suatu meningkatkan minat berwirausaha siswa sejak
entitas ekonomi, keberadaan SMK dapat dini.
berperan sebagai special endowmentfactor Santoso (1993:19) menyatakan bahwa
dalam perekonomian di daerah. minat wirausaha adalah gejala psikis untuk
Data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu
berdasarkan pendidikan persentasenya adalah terhadap wirausaha itu dengan perasaan
sebagai berikut, lulusan SD dan yang tidak senang, karena membawa manfaat bagi dirinya
lulus 6,09 persen, SMP 9,22 persen, SMA maupun orang lain. Menurut pengertian diatas,
13,78 persen, SMK 17,37 persen, Diploma maka yang dimaksud dengan minat
11,62 persen dan Perguruan Tinggi 11,93 berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan,
persen (Biro Pusat Statistik, 2012) serta kesediaan individu melalui ide-ide yang
pengangguran di Indonesia semakin hari dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan
semakin meningkat jumlahnya seiring dengan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan
berjalannya waktu. Para pencari kerja baik hidupnya, tanpa merasa takut dengan resiko
yang mempunyai gelar sarjana ataupun tidak yang akan terjadi, dapat menerima tantangan,
harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan percaya diri, kreatif, dan inovatif serta
pada lapangan kerja yang terbatas. mempunyai kemampuan dan keterampilan
Secara spesifik Badan Pusat Statistik Jabar untuk memenuhi kebutuhan.
mendeskripsikan mengenai jumlah Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengangguran terbuka diberbagai tingkat permasalahan yang di hadapi oleh siswa SMK
pendidikan di wilayah Jawa Barat didapatkan sebagai berikut :
hasil data sebagai berikut bahwa, Tingkat 1. Terbatasnya lowongan pekerjaan dibanding
Pengangguran Terbuka (TPT) Sekolah dengan angkatan kerja yang ada.
Menengah Kejuruan (SMK) mencapai 14,52 2. Pengangguran tertinggi justru lulusan SMK
persen (281.345 orang), sedangkan untuk ini menunjukan bahwa lulusan SMK belum
Sekolah Menengah Atas angkanya sebesar sesuai pasar kerja.
13,09 persen (Badan Pusat Statistik Jabar, 3. Belum banyak siswa SMK yang
2012). Hal ini menunjukkan kenyataan yang berwirausaha, hal itu dibuktikan banyaknya
didapat bahwa pengangguran terbuka lebih pengangguran lulusan dari SMK dan
banyak berasal dari lulusan SMK. mereka hanya bertujuan mencari pekerjaan
Pengaruh pendidikan kewirausahaan dalam bukan menciptakan lapangan pekerjaan
pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah baru dengan kemampuan yang di miliki.
salah satu faktor penting untuk menumbuhkan 4. Menumbuhkan minat berwirausaha bagi
dan mengembangkan jiwa dan perilaku siswa SMK merupakan hal yang penting dan
wirausaha. Siswa sekarang dituntut supaya tidak mudah, maka dari itu harus didukung
dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya dari beberapa faktor pendukung dari luar
untuk mendukung maupun menciptakan dan dari dalam diri siswa.
kegiatan berwirausaha. Sekarang lulusan SMK 5. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
diharapkan sebagai agent of change yang faktor intrinsic termasuk didalamnya efikasi
dapat berguna di dalam pemberdayaan diri memiliki peranan penting dalam proses
masyarakat. Hal tersebut bukan merupakan hal pengambilan keputusan terkait dengan
yang mudah untuk dicapai. minat berwirausaha, namun masih sedikit
SMK Muhammadiyah 2 Kota Bandung yang menyadari bahwa mengembangkan
merupakan sekolah yang berupaya faktor–faktor intrinsic itu penting.
mengembangkan alumni memiliki jiwa
kewirausahaan. Pendidikan tentang 1.2. Identifikasi Masalah
kewirausahaan diberikan kepada seluruh siswa 1. Bagaimana efikasi diri siswa kelas XII
mulai dari semester pertama dengan metode Program Keahlian Rekayasa Perangkat
klasikal. Materi yang disampaikan disesuaikan
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 41

Teknologi Informasi dan Komunikasi SMK penentu keberhasilan performansi dan


Muhammadiyah 2 Kota Bandung. pelaksanaan pekerjaan. Self-Efficacy juga
2. Bagaimana minat berwirausaha siswa kelas sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi
XII Program Keahlian Rekayasa Perangkat emosional, dalam membuat keputusan (Mujiadi,
Teknologi Informasi dan Komunikasi SMK 2003:86).
Muhammadiyah 2 Kota Bandung. Efikasi diri tidak boleh dikacaukan dengan
3. Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap penilaian tentang konsekuensi yang akan
minat berwirausaha siswa kelas XII Program dihasilkan dari sebuah perilaku, tetapi akan
Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi membantu menentukan hasil yang diharapkan.
Informasi dan Komunikasi SMK Kepercayaan diri pada individu akan membantu
Muhammadiyah 2 Kota Bandung. mencapai keberhasilan (Dede Rahmat Hidayat,
4. Upaya-upaya yang harus dilakukan oleh 2011:156).
SMK Muhammadiyah 2 Kota Bandung Reivich & Shatte yang dikutip Rachel
dalam meningkatkan efikasi diri siswa Jackson (2004:3) Self-Efficacy adalah hasil dari
terhadap minat berwirausaha. pemecahan masalah yang berhasil. Self-
Efficacy merepresentasikan sebuah keyakinan
1.3. Tujuan Penelitian bahwa kita mampu memecahkan masalah yang
1. Untuk mengetahui efikasi diri siswa kelas XII kita alami dan mencapai kesuksesan.
Program Keahlian Rekayasa Perangkat Self-efficacy adalah perasaan kita bahwa
Teknologi Informasi dan Komunikasi SMK kita efektif dalam dunia. Telah dihabiskan
Muhammadiyah 2 Kota Bandung. banyak waktu untuk mendiskusikan tentang
2. Untuk mengetahui minat berwirausaha self-efficacy, karena melihat betapa pentingnya
siswa kelas XII Program Keahlian Rekayasa hal tersebut dalam dunia nyata. Dalam
Perangkat Teknologi Informasi dan pekerjaan, orang yang memiliki keyakinan
Komunikasi SMK Muhammadiyah 2 Kota terhadap kemampuan mereka untuk
Bandung. memecahkan masalah, muncul sebagai
3. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri pemimpin, sementara yang tidak percaya
terhadap minat berwirausaha siswa kelas terhadap kemampuan diri mereka menemukan
XII Program Keahlian Rekayasa Perangkat diri mereka “hilang dalam orang banyak”.
Teknologi Informasi dan Komunikasi SMK Mereka secara tidak sengaja memperlihatkan
Muhammadiyah 2 Kota Bandung. keraguan mereka, dan teman mereka
4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang harus mendengar, dan belajar untuk mencari nasehat
dilakukan oleh SMK Muhammadiyah 2 Kota dari yang lainnya (Reivich & Shatte, 2002:42).
Bandung dalam meningkatkan efikasi diri Pengertian-pengertian tersebut memberikan
siswa terhadap minat berwirausaha. pemahaman bahwa Self-Efficacy adalah
sebuah keyakinan subjektif individu untuk
2. Dasar Teori mampu mengatasi permasalahan-permasalan
2.1. Kajian Pustaka atau tugas, serta melalukan tindakan yang
2.1.1. Efikasi Diri diperlukan untuk mencapai tujuan yang
Semua pemikiran yang mempengaruhi diinginkan.
fungsi manusia, dan merupakan bagian penting Bandura (1997:89) menyatakan bahwa Self-
dari teori kognitif sosial adalah efikasi diri (self Efficacy dapat diperoleh, dipelajari dan
efficacy). Efikasi diri adalah “penilaian diri dikembangkan dari empat sumber informasi. Di
terhadap kemampuan diri untuk mengatur dan mana pada dasarnya keempat hal tersebut
melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk adalah stimulasi atau kejadian yang dapat
mencapai kinerja yang ditetapkan”. Efikasi diri memberikan inspirasi atau pembangkit positif
memberikan dasar bagi motivasi manusia, (positive arousal) untuk berusaha
kesejahteraan, dan prestasi pribadi (Dede menyelesaikan tugas atau masalah yang
Rahmat Hidayat, 2011:156). dihadapi. Hal ini mengacu pada konsep
Self-Efficacy merupakan salah satu faktor pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat
personal yang menjadi perantara atau mediator meningkatkan perasaan atas Self -Efficacy
dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor (Bandura, dalam Lazarus et.al., 1980:109).
lingkungan. Self-Efficacy dapat menjadi Adapun sumber-sumber Self-Efficacy tersebut:
42 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,39– 50

Pertama, Enactive attainment and satu individu. Dengan kata lain Self-Efficacy
performance accomplishment (pengalaman dapat diupayakan untuk meningkat dengan
keberhasilan dan pencapaian prestasi), yaitu membuat manipulasi melalui empat hal
sumber ekspektasi Self-Efficacy yang penting, tersebut.
karena berdasar pengalaman individu secara Bandura (1986:78) mengungkapkan bahwa
langsung. Individu yang pernah memperoleh perbedaan Self-Efficacy pada setiap individu
suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude,
keyakinan dan penilaian terhadap Self-Efficacy- strength dan generality. Masing-masing
nya. Pengalaman keberhasilan individu ini mempunyai implikasi penting di dalam
meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat
berusaha mengatasi kesulitan, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut:
mengurangi kegagalan. Pertama, Magnitude (tingkat kesulitan
Kedua, Vicarious experience (pengalaman tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan
orang lain), yaitu mengamati perilaku dan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini
pengalaman orang lain sebagai proses belajar berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan
individu. Melalui model ini Self-Efficacy individu dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi
dapat meningkat, terutama jika ia merasa pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan
memiliki kemampuan yang setara atau bahkan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia
merasa lebih baik dari pada orang yang persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia
menjadi subyek belajarnya. Ia akan mempunyai akan menghindari situasi dan perilaku yang ia
kecenderungan merasa mampu melakukan hal persepsikan di luar batas kemampuannya.
yang sama. Meningkatnya Self-Efficacy individu Kedua, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu
ini dapat meningkatkan motivasi untuk berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan
mencapai suatu prestasi. Peningkatan Self- individu atas kemampuannya. Pengharapan
Efficacy ini akan menjadi efektif jika subyek yang kuat dan mantap pada individu akan
yang menjadi model tersebut mempunyai mendorong untuk gigih dalam berupaya
banyak kesamaan karakteristik antara individu mencapai tujuan, walaupun mungkin belum
dengan model, kesamaan tingkat kesulitan memiliki pengalaman–pengalaman yang
tugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta menunjang. Sebaliknya pengharapan yang
keanekaragaman yang dicapai oleh model. lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri
Ketiga, Verbal persuasion (persuasi verbal), akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-
yaitu individu mendapat bujukan atau sugesti pengalaman yang tidak menunjang.
untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi Ketiga, Generality (generalitas), yaitu hal
masalah-masalah yang akan dihadapinya. yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah
Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu laku di mana individu merasa yakin terhadap
untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai kemampuannya. Individu dapat merasa yakin
tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi Self- terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada
Efficacy yang tumbuh dengan metode ini pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas
biasanya tidak bertahan lama, apalagi pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau
kemudian individu mengalami peristiwa pada serangkaian aktivitas dan situasi yang
traumatis yang tidak menyenangkan. lebih luas dan bervariasi.
Keempat, Physiological state and emotional Jadi perbedaan efikasi diri (Self-Efficacy)
arousal (keadaan fisiologis dan psikologis). pada setiap individu terletak pada tiga
Situasi yang menekan kondisi emosional dapat komponen, yaitu (1) magnitude, (tingkat
mempengaruhi Self-Efficacy. Gejolak emosi, kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan
goncangan, kegelisahan yang mendalam dan dengan derajat kesulitan tugas individu, (2)
keadaan fisiologis yang lemah yang dialami Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan
individu akan dirasakan sebagai suatu isyarat dengan kekuatan pada keyakinan individu atas
akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, kemampuannya, dan (3) generality
maka situasi yang menekan dan mengancam (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan
akan cenderung dihindari. luas bidang tingkah laku di mana individu
Empat hal tersebut dapat menjadi sarana merasa yakin terhadap kemampuannya.
bagi tumbuh dan berkembangnya Self-Efficacy
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 43

2.1.2. Minat Berwirausaha Perasaan senang terhadap sesuatu


Menurut David C. McClelland (Suryana, misalnya senang mencoba resep
2006:62), mengemukakan bahwa makanan maka dengan kesenangan ini
kewirausahaan ditentukan oleh motif akan menimbulkan minat seseorang
berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status untuk berwirausaha misalnya mendirikan
kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku warung makan.
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal 2. Faktor Ekstrinsik
dan eksternal. Faktor internal meliputi hak Faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul
kepemilikan, kemampuan atau kompetensi dan karena rangsangan atau dorngan dari luar
insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi diri individu atau lingkungan. Faktor–faktor
lingkungan. Menurut Ibnoe Soedjono (Suryana, ekstrinsik yang mempengaruhi minat
2006:62) karena kemampuan afektif mencakup berwirausaha antara lain lingkungan
sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang keluarga, lingkungan masyarakat dan
semuanya sangat bergantung pada kondisi peluang.
lingkungan yang ada maka dimensi a. Lingkungan Keluarga
kemampuan afektif dan kemampuan kognitif Orangtua adalah pihak yang
merupakan bagian dari pendekatan bertanggung jawab penuh dalam proses
kemampuan kewirausahaan. Jadi kemampuan ini. Anak harus diajarkan untuk
berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku memotivasi diri untuk bekerja keras,
kewirausahaan dalam mengkombinasikan diberi kesempatan untuk bertanggung
kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian jawab atas apa yang dia lakukan. Salah
menghadapi resiko untuk memperoleh peluang. satu unsur kepribadian adalah minat.
Dari penggabungan kedua pendapat di atas Minat berwirausaha akan terbentuk
maka dapat disimpulkan bahwa bagian atau apabila keluarga memberikan pengaruh
komponen berwirausaha terdiri dari kognitif, positif terhadap minat tersebut, karena
emosi (perasaan), dan konasi atau kehendak. sikap dan aktifitas sesama anggota
Secara garis besar dapat dikelompokkan keluarga saling mempengaruhi baik
menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. secara langsung maupun tidak langsung.
1. Faktor Intrinsik b. Lingkungan Masyarakat
Faktor intrinsik adalah faktor–faktor yang Lingkungan masyarakat juga mempunyai
timbul karena pengaruh dari dalam diri peran dalam mempengaruhi minat
individu itu sendiri. Faktor-faktor intrinsik seseorang untuk berwirausaha.
yang dapat mempengaruhi minat c. Peluang
berwirausaha antara lain karena motif Peluang yang ada dihadapan seseorang
berprestasi, harga diri, dan perasaan untuk menjadi sukses bagi orang yang
senang. mempunyai semangat untuk maju
a. Motif Berprestasi sebenarnya banyak, tergantung
Motif berprestasi adalah keinginan untuk bagaimana individu tersebut dapat
dapat menjadi orang yang lebih baik dari memanfaatkan peluang tersebut untuk
orang lain. Motif berprestasi menjadi meraih sukses. Salah satu peluang untuk
motivasi seseorang untuk dapat menjadi orang yang berhasil adalah
memperoleh kehidupan yang lebih baik. dengan cara berwirausaha
b. Harga diri d. Pendidikan
Harga diri merupakan kebutuhan Pengetahuan yang didapatkan selama di
perkembangan (termasuk kebutuhan bangku sekolah khususnya sekolah
aktualisasi diri dari Maslow) dengan menengah kejuruan, maupun praktek
berwirausaha diharapkan dapat lapangan dapat dijadikan modal dalam
meningkatkan harga diri karena tidak lagi memulai berwirausaha.
tergantung pada orang lain. Hal ini yang
dapat mendorong seseorang untuk 2.2. Kerangka Pemikiran
berwirausaha. Siswa SMK diharapkan memiliki minat yang
c. Faktor Senang tinggi terhadap pembukaan unit usaha yang
baru. Minat merupakan faktor pendorong yang
44 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,39– 50

menjadikan seseorang lebih giat bekerja dan Y : Variabel endogenous sebagai variabel
memanfaatkan setiap peluang yang ada akibat
dengan potensi yang tersedia. Minat tidak : Variabel residu, sebagai kumpulan
muncul begitu saja tetapi tumbuh dan variabel lain di luar yang mungkin
berpengaruh terhadap Y
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Walgito, 2003:148).
Pola hubungan antar variabel yang akan
Minat berwirausaha dipengaruhi oleh
diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai
beberapa faktor diantaranya karakteristik
paradigm penelitian (Sugiyono, 2007 : 8).
kepribadian, faktor demografi dan karakteristik
Paradigma penelitian yang akan digunakan
lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti
dalam penelitian ini adalah paradigma
efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi
sederhana, paradigma penelitian ini terdiri atas
merupakan prediktor yang signifikan minat
dua variabel yaitu variabel independen atau
berwirausaha, faktor demografi seperti umur,
variabel bebas ( X ) dan variabel dependen
jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan
atau variabel ( Y ). Hal ini dapat di gambarkan
pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan
seperti gambar 2.1.
sebagai penentu bagi minat berwirausaha,
faktor lingkungan seperti hubungan sosial,
infrastruktur fisik dan institusional serta faktor 2.3. Hipotesis Penelitian
budaya dapat mempengaruhi minat Berdasarkan kajian teori dan kerangka
berwirausaha (Indarti, 2008:8). berfikir, pada penelitian ini di ajukan hipotesis
Menurut David C. McClelland (Suryana, penelitian dengan rumusan bahwa “efikasi diri
2006:62), mengemukakan bahwa berpengaruh positif terhadap minat
kewirausahaan ditentukan oleh motif berwirausaha siswa kelas XII Program Keahlian
berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status Rekayasa Perangkat Teknologi Informasi dan
kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku Komunikasi di SMK Muhammadiyah 2 Kota
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal Bandung”.
dan eksternal. Faktor internal meliputi hak
kepemilikan, kepribadian, kemampuan atau 3. METODE PENELITIAN
kompetensi dan insentif, sedangkan faktor Penelitian ini menggunakan metode
eksternal meliputi lingkungan. Menurut Ibnoe eksplanatif yang menurut Faizal (2007:21)
Soedjono (Suryana, 2006:62) karena merupakan penelitian yang objek telaahannya
kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, adalah untuk menguji hubungan antarvariabel
aspirasi, perasaan dan emosi yang semuanya yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini,
bergantung pada kondisi lingkungan yang ada jelas ada hipotesis yang akan diuji
maka dimensi kemampuan afektif dan kebenarannya. Adapun pendekatan penelitian
kemampuan kognitif merupakan bagian dari yang digunakan oleh peneliti adalah
pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
kemampuan berwirausaha merupakan fungsi memfokuskan permasalahan pada variabel
dari perilaku kewirausahaan dalam (konsep yang mempunyai variasi nilai) dan
mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja dicari hubungan antara variabel tersebut
keras, dan keberanian menghadapi resiko dengan mengunakan teori yang sudah ada.
untuk memperoleh peluang. Pendekatan kuantitatif mengukur variabel
dalam bentuk angka-angka dari instrumen.
Penelitian kuantitatif besifat general atau
umum. Kualitas pendekatan kuantitatif terletak
pada standar proses yang dilakukan.
Gambar 2.1. Regresi Linier Berganda dipergunakan
Kerangka Pemikiran sebagai alat untuk menjelaskan pengaruh gaya
hidup terhadap proses keputusan pembelian.
Keterangan : Model analisis yang dipergunakan Regresi
X : Variabel eksogenous sebagai variabel
penyebab Linier Berganda, sebagai berikut:
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 45

y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Tabel 4.2.


Distribusi Jawaban Responden Variabel
dimana : Minat Berwirausaha
Tanggapan Responden
y = minat berwirausaha No. Indikator Kriteria
1 2 3 4 5 Total
b0 = konstanta 1
Berwirausaha
b1-b3 = koefisien regresi merupakan suatu 6 16 8 8
1
144
Cukup
pilihan yang tepat 0 baik
X1 = magnitude bagi saya.
2 7 Cukup
X2 = strength Merasa cocok untuk 7 16 13 5 131
baik
berwirausaha
X3 = generality 3
Merasa
berwirausaha bukan Cukup
e = residual 10 9 16 9 4 132
pilihan yang tepat baik
untuk saya
4
Merasa cocok
4. PEMBAHASAN memilih menjadi 4 10 18
1
6 148
Cukup
pegawai di sebuah 0 baik
perusahaan
5
Tabel 1. Berwirausaha
Cukup
menjadi pilihan saya 5 14 16 7 6 139
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel karena dorongan baik
dari orang tua
Efikasi Diri 6
Orang tua berharap
saya dapat
meneruskan usaha 1 Cukup
0 7 25 6 159
di bidang wirausaha 0 baik
yang telah
Jumlah dijalankan sejak dulu
No. Dimensi Kriteria
Skor 7
Tidak berminat
berwirausaha
karena orang tua 3 Kurang
8 22 13 2 113
1 Magnitude 1.298 Baik tidak mendorong baik
saya untuk
2 Strength 875 Cukup baik berwirausaha
8
Orang tua berharap 1 Cukup
3 Generality 921 Baik saya dapat menjadi 5 10 14 8 151
1 baik
pegawai negeri
Sumber : Hasil penelitian diolah 9
Terdorong
berwirausaha Cukup
karena melihat 9 18 10 6 5 124
baik
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat orang yang sukses
berwirausaha
diketahui bahwa ketiga dimensi dari efikasi diri 10
Berkeinginan
berwirausaha untuk 1 Cukup
siswa termasuk dalam katergori cukup baik, hal meraih masa depan
4 11 13
5
5 150
baik
ini menujukkan bahwa efikasi diri siswa harus yang lebih baik
11
Disekitar tempat
ditingkatkan melalui bimbingan dan konseling tinggal tidak ada
orang yang
yang dilakukan oleh sekolah. berwirausaha 7 17 16 5 3 124
Cukup
baik
Dalam penelitian ini efikasi diri pada siswa sehingga saya tidak
tertarik untuk
kelas XII diukur dengan menggunakan tiga berwirausaha
12
Berkeinginan
dimensi yaitu, Magnitude (Tingkat Kesulitan), bekerja pada
Cukup
Strenght (Kekuatan Keyakinan), dan Generality perusahaan besar 3 19 16 6 4 133
baik
untuk meraih masa
(Generalitas) sehingga didapatkan hasil bahwa depan yang lebih
baik
kondisi efikasi diri pada siswa kelas adalah 13
Biarpun harus
menderita terlebih
cukup baik. Dengan kata lain, siswa kelas XII dahulu, saya mau Cukup
6 13 16 8 5 137
berwirausaha sebab baik
telah memiliki kecenderungan untuk meyakini saya yakin akan
kemampuan dirinya dalam merencanakan dan berhasil juga
14
Tertarik
memilih aktivitasnya agar dapat mencapai berwirausaha Cukup
karena memberikan 5 12 16 9 6 143
kesuksesan dalam bidang kewirausahaan. baik
tantangan bagi saya
untuk sukses
Hal ini dapat diartikan bahwa siswa kelas XII 15
Tidak yakin
cenderung meyakini kemampuan dirinya untuk berwirausaha akan Cukup
menghantarkan 5 11 17 6 9 147
baik
berpandangan optimis yakni dengan membuat saya menuju
kesuksesan
perencanaan usaha dalam menyelesaikan 16
Tidak tertarik
kegiatan praktek kewirausahaan yang diadakan berwirausaha Cukup
karena banyak 5 14 15 5 9 143
baik
di sekolah, dan siswa juga telah mampu tantangan yang
akan dihadapi
menyikapi situasi yang berbeda dengan cara 17
Merasa senang bila
kelak dapat 1 Cukup
yang baik dengan menjadikannya pengalaman. 6 11 14 7 148
berwirausaha 0 baik
dengan sukses
18
Bangga dapat 1 Cukup
berwirausaha 7 8 14 8 149
1 baik
karena merupakan
46 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,39– 50

Tanggapan Responden dengan total skor sebesar 5.005 termasuk


No. Indikator Kriteria
1 2 3 4 5 Total
pekerjaan yang
dalam katergori cukup baik, hal ini menujukkan
bergengsi bahwa minat berwirausaha siswa harus
19
Senang bila kelak
dapat menjadi 7 17 16 5 3 124
Cukup ditingkatkan melalui studi banding dan praktek
pegawai di baik
perusahaan besar tentang wirausaha.
20
Tidak tertarik Sementara itu, kondisi minat berwirausaha
berwirausaha Cukup
karena merupakan 9 18 10 6 5 124
baik pada siswa kelas XII di SMK Muhammadiyah 2
pekerjaan yang tidak
bergengsi Kota Bandung adalah cukup tinggi. Meskipun,
21
Mempunyai rencana Kurang efikasi diri memiliki nilai yang lebih tinggi
untuk berwirausaha 10 15 15 6 2 119
baik
setelah lulus SMK daripada minat berwirausaha. Tingkat minat
22
Dengan bekal
pengetahuan dan berwirausaha pada siswa kelas XII cukup
ket rampi lan Cukup
berwirausaha yang 5 10 21 7 5 141
baik
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas
saya peroleh di SMK
timbul niat saya
XII telah memiliki minat untuk berwirausaha
untuk berwirausaha. namun, belum mencapai tingkat yang
23
Tidak mempunyai 1
rencana untuk 2 10 11 7
8
173 Baik maksimal.
berwirausaha
24
Tidak pernah
terpikirkan oleh saya 1 Cukup Tabel 3.
1 15 15 4 157
untuk memulai 3 baik
berwirausaha Hasil Uji Linier Berganda
25 Cukup
Telah berwirausaha 5 7 24 7 5 144
sejak masuk SMK baik a
26
Akan menabung
Coefficients
Cukup
untuk memulai 8 9 26 5 0 124
baik Unstandardized Standardized
berwirausaha
27 Model Coefficients Coefficients t Sig.
Setelah saya lulus
SMK saya akan 11 13 19 2 3 117
Kurang B Std. Error Beta
melamar pekerjaan baik
di perusahaan besar 1 (Constant) 29.988 19.820 1.513 .000
28
Tidak mempunyai
keberanian untuk Cukup
memulai
6 7 18 8 9 151
baik X1 1.125 .450 .345 2.498 .000
berwirausaha
29
Akan memilih X2 1.503 .491 .418 3.059 .000
berwirausaha
karena saya merasa 1 1 X3 .858 .399 .283 2.152 .000
berwirausaha akan 5 4 15 167 Baik
1 3
menghantarkan
masa depan yang a. Dependent Variable: Y
cerah.
30
Ingin berwirausaha
karena Diperoleh persamaan yang menunjukkan
1
2 3 21 7 174 Baik
berwirausahamemb 5
eri peluang untuk hubungan antara variabel independen dan
maju
31 variabel dependen, yaitu sebagai berikut:
Tidak yakin
berwirausaha akan Cukup
mengahantarkan 7 15 14 9 3 130
baik
masa depan yang Y = 29,988 + 1,125X1 + 1,503X2 + 0,858X3
cerah.
32
Tidak berminat
berwirausaha 1 Cukup Dari persamaan regresi diatas, dapat
karena tidak 11 10 14 3 128
0 baik
memberikan diinterpretasikan bahwa:
peluang untuk maju
33
Kegagalan dalam a. Nilai konstanta 0 sebesar 29,988
berwirausaha akan Kurang
saya jadikan 10 15 16 6 1 117
baik
menunjukkan bahwa jika ketiga variabel
motivasi untuk
selanjutnya
bebas dianggap konstan, maka minat
34 berwirausaha sebesar 29,988.
Tidak takut gagal
karena kegagalan Cukup
dalam berwirausaha 7 16 11 9 5 133
baik b. Koefisien regresi untuk Magnitude 1)
adalah hal yang
biasa sebesar 1,125 artinya setiap kenaikan 1
35
Tidak berkeinginan
7 18 18 2 3 120
Kurang satuan variabel magnitude maka akan
berwirausaha baik
karena takut gagal. meningkatkan minat berwirausaha sebesar
36
Tidak berkeinginan
berwirausaha Cukup
1,125 dengan asumsi variabel lain konstan.
3 15 15 9 6 147
baik
karena terlalu c. Koefisien regresi untuk strength 2) sebesar
banyak resiko.
Jumlah Skor Variabel Minat Berwirausaha 5005
Cukup 1,503 artinya setiap kenaikan 1 satuan
Baik
variabel strength maka akan meningkatkan
minat berwirausaha sebesar 1,503dengan
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat
asumsi variabel lain konstan.
diketahui bahwa minat berwirausaha siswa
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 47

d. Koefisien regresi untuk generallity 3) Berdasarkan hasil perhitungan tersebut untuk


sebesar 0,858 artinya setiap kenaikan 1 lebih jelasnya pengaruh efikasi diri terhadap
satuan generallty maka akan meningkatkan minat berwirausaha digambarkan sebagai
minat berwirausaha sebesar 0,078 dengan berikut :
asumsi variabel lain konstan.

Tabel 4.
Uji F
b
ANOVA
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
a
1 Regression 1471.182 3 490.394 5.043 .004
Residual 4278.297 44 97.234 Gambar 4.3.
Total 5749.479 47 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Minat
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 Berwirausaha
b. Dependent Variable: Y Koefisien determinasi (R2) adalah besarnya
Untuk uji signifikansi model persamaan variasi yang dapat dijelaskan oleh Varibel
regresi, digunakan Tabel 4.21. dengan = Efikasi Diri (X) terhadap Variabel Minat
0.05. Dilihat dari nilai sig-nya yaitu diperoleh Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII di SMK
nilai sig sebesar 0.004 < nilai (0.05), maka Muhammadiyah 2 Kota Bandung. Berdasarkan
tolak Ho, yang berarti model regresi signifikan. pada tabel 24 menunjukkan bahwa nilai
Artinya, terdapat pengaruh secara simultan dari koefisien determinasi sebesar 0,256 sehingga
efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa. besar nilai presentase sumbangan pengaruh
variabel independent (efikasi diri) terhadap
Tabel 5 variabel dependent (minat berwirausaha) yaitu
Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial sebesar 25,6%. Jadi,variasi variabel dependent
(minat berwirausaha) dapat dijelaskan oleh
Hipotesis thitung ttabel p-value Keputusan variabel independent (efikasi diri) sebesar
H0 : 1 =0 25,6% dan masih terdapat 74,4% variasi dari
2,498 1,684 0,000 Menolak H0
H1 : 1 0 variabel dependent (minat berwirausaha) yang
H0 : 2=0 tidak dapat dijelaskan oleh variabel
3.498 1,684 0,000 Menolak H0
H1 : 2 0
H0 :
independent (efikasi diri) tetapi dapat dijelaskan
3=0
2.152 1,684 0,000 Menolak H0 oleh variabel independent lain yang tidak
H1 : 3 0
diamati dalam penelitian ini.
Berdasarkan tabel pengujian secara parsial
pada tabel 4.13 tampak bahwa nilai koefisisen 5. SIMPULAN DAN SARAN
regresi variabel Magnitude, Strength, dan 5.1. Simpulan
Generallity adalah signifikan terhadap variabel 1. Tingkat efikasi diri siswa kelas XII Program
minat berwirausaha secara sendiri-sendiri Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi
(Parsial). Informasi dan Komunikasi SMK
Muhammadiyah 2 Kota Bandung berada
Tabel 6. dalam kategori cukup tinggi.
Koefisien Determinan Pengaruh Efikasi Diri 2. Minat berwirausaha siswa kelas XII Program
Terhadap Minat Berwirausaha Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi
Informasi dan Komunikasi SMK
Model Summaryb Muhammadiyah 2 Kota Bandung berada
Change Statistics dalam kategori cukup tinggi.
Std.
Adjusted
R Error of R Durbin-
Model R
Square
R
the F Sig. F Watson 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
Square Square df1 df2
Estimate Change Change
Change efikasi diri terhadap minat berwirausaha
1 .506a .256 .205 9.86073 .256 5.043 3 44 .004 1.885 siswa kelas XII Program Keahlian Rekayasa
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 Perangkat Teknologi Informasi dan
b. Dependent Variable: Y
Komunikasi SMK Muhammadiyah 2 Kota
Bandung.
48 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,39– 50

4. Upaya yang harus dilakukan oleh SMK d. Bekerja sama dengan pihak ketiga,
Muhammadiyah 2 Kota Bandung untuk dalam hal ini dunis usaha untuk ikut serta
meningkatkan minat siswa untuk dalam kewirausahaan, sehingga selain
berwirausaha, yaitu : bekerjasama dalam memasarkan produk
a. Dilakukan pelatihan bagi guru-guru untuk atau membuat produk, pihak ketiga juga
meningkatkan kemampuan, motivasi dapat dijadikan model, bagaimana
dalam berwirausaha, sehingga jika guru- menumbuhkan kemampuan wirausaha
guru telah melaksanakan wirausaha, siswa, melihat peluang pasar,
maka guru dapat memberikan contoh menambah pengalaman siswa karena
yang nyata bagaimana menumbuhkan pengalaman dalam mengelola usaha
motivasi dan kemampuan berwirausaha, memberi pengaruh pada keberhasilan
karena guru sendiri berwirausaha. usaha skala kecil.
b. Pada pelajaran kewirausahaan dilakukan e. Mendatangkan motivator wirausaha
praktek kewirausahaan, pada kelas X untuk menumbuhkan motivasi dalam diri
siswa diberikan dasar berwirausaha, siswa, bahwa berwirausaha itu dapat
mulai dari menumbuhkan motivasi mempunyai keuntungan dalam
berwirausaha, dasar kewirausahaan, prosesnya. Berikan pengertian pada
membuat rencana usaha, mulai dari apa orang tua bahwa dengan berwirausaha
yang akan dipasarkan, tempat yang akan selain membantu masyarakat dengan
dijadikan usaha, harga barang, hal ini membuka lowongan pekerjaan baru,
dimaksudkan untuk menumbuhkan siswa juga dapat membuka pekerjaan
kreativitas, kemampuan, motivasi untuk dirinya sendiri.
wirausaha. Ketika kelas XI siswa dapat f. Pemerintah sebaiknya memberikan
melaksanakan praktek kewirausahaan pesangon bagi siswa SMK yang memiliki
dengan rencana yang dibuat dari kelas X kemampuan untuk menjadi seorang
dengan bimbingan dari guru, lama waktu wirausahawan. Pesangon tersebut
yang dipakai harap diperhitungkan agar diharapkan bisa menjadi modal untuk
tidak mengganggu pelajaran lain, hasil mendirikan sebuah usaha.
usaha mereka sebagainya tidak untuk g. Diadakan pelatihan kewirausahaan bagi
guru atau sekolah tetapi untuk siswa lulusan SMK, sehingga selain telah
sendiri agar menumbuhkan keinginan memiliki gambaran ketika sekolah,
berwirausaha. Pada kelas XII siswa dengan diadakan pelatihan ini akan
diajak untuk melakukan analisis memantapkan kemampuan serta
mengenai usaha yang dilakukannya keinginan siswa untuk berwirausaha.
pada kelas XI dengan berpatokan pada h. Melibatkan siswa untuk berperan aktif di
rencana usaha pada kelas X, dari Unit Produksi, Bisnis Center, Teaching
analisis tersebut dapat dijadikan dasar Factory, selain untuk menambah
bagi siswa untuk membuka usaha ketika keterampilan kompetensi siswa,
siswa lulus. keteralibatan siswa dalam unit produksi,
c. Pada pelajaran lain dapat diterapkan bisnis center, teaching factory juga dapat
proses pembelajaran yang menekankan menambah pengalaman siswa untuk
pada peran serta siswa dalam bertanya, memasuki dunia usaha dalam hal ini
mengemukakan pendapat, tidak wirausaha, dengan keterlibatan siswa ini,
memfonis salah ketika siswa melakukan siswa punya rasa percaya diri dalam
kesalahan, sehingga proses kreativitas keahliannya serta pengalamannya.
siswa tumbuh. Disamping itu juga dalam i. Peran serta kepala sekolah dalam
pelajaran berikan tugas akhir yang menjual program serta potensi yang ada,
berupa pembuatan suatu produk hasil kepala sekolah bukan hanya berperan
karya siswa itu sendiri yang nantiny dalam bagaimana produk dan jasa
ditempilkan dalam suatu pameran ilmiah ditawarkan, namun kemampuan kepala
siswa, sehingga siswa memiliki motivasi sekolah juga dapat mengembangkan tim
untuk berkreasi. manajemen dalam memperoleh peluang
kerjasama dengan berbagai pihak dalam
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 49

pengembangan unit bisnis berupa Ating Tedjasutisna. 2004. Memahami


penanaman modal, kerjasama Kewirausahaan Tingkat I. Bandung: CV.
pemasaran, pengembangan produk dan Armico
jasa.
Bimo Walgito. 2003. Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
5.2. Saran
1. Mengingat efikasi diri memberikan pengaruh Buchari Alma. 2013. Kewirausahaan Untuk
yang signifikan terhadap minat Mahasiswa dan Umum, Bandung : Alfabeta.
berwirausaha pada siswa kelas XII di SMK Dede Rahmat Hidayat.2011. Psikologi
Muhammadiyah 2 Kota Bandung, maka Kepribadian dalam konseling. Jakarta :
hendaknya sekolah perlu memperhatikan Indeks
dan meningkatkan efikasi diri pada siswa.
Hal ini dimaksudkan agar dapat Dewa Ketut Sukardi.1998. Pendidikan
memperkuat minat siswa untuk Konseling dalam Bimbingan Karir. Jakarta:
berwirausaha sehingga setelah lulus, para Ghalia Indonesia
siswa menjadi lebih yakin dan mampu Hadari Nawawi.1995. Metode Penelitian Bidang
mewujudkannya minatnya untuk Sosial. Yogkayarta: Gadjah Mada University
berwirausaha. Press
2. Pada variabel bebas nilai kontribusi yang
paling kecil untuk responden yang pernah Eldha Juliansyah 2012. Pengaruh Prestasi
berwirausaha adalah pada indikator strength Kerja Industry Terhadap Minat
dan generality. Oleh sebab itu, sebaiknya Berwirausaha Siswa Kelas XII Jurusan
pihak sekolah memberikan arahan kepada Otomotif SMK Negeri Palasah Majalengka.
para siswa melalui kegiatan seminar dan Jurnal Bandung : UPI
pelatihan agar kekuatan keyakinan siswa Indarti, Rokhima Rostiani 2008. Intensi
dan kemampuan evaluasi siswa dapat Kewirausahaan Mahasiswa: Studi
meningkat. Perbandingan Antara Indonesia, Jepang
3. Sekolah hendaknya berusaha untuk dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis
meningkatkan wawasan para siswa Indonesia, Vol. 23, No. 4, Oktober 2008
terhadap bidang kewirausahaan melalui
metode-metode pembelajaran yang lebih Kristinawati. (1994). Minat Berwiraswasta
Dalam Bidang Busana Pada Siswa SMK Di
beragam agar minat berwirausaha siswa
Kotamadya Yogyakarta Tahun 1993/1994.
dapat meningkat.
Jurnal, Yogyakarta: FT UNY
DAFTAR PUSTAKA: Kuratko, Donald F. and Hodgetts, Richard M.
(2000). Entreprenuership. Australia:
Abror Rachman. 1993. Psikologi pendidikan. Thompson.
Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
Meredith, Geofrey G. (2000). Kewirausahaan
Albert Bandura. 1986. Self-Efficacy (Efikasi Teori dan Praktek. Jakarta: PT Pustaka
Diri). Binaman Presindo.
(http://treepjkr.multiply.com/reviews/item/22
Mujiadi. (2003). Psikologi Perkembangan.
didownload tanggal 12 Januari 2015).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
______.1997. Self-Efficacy (Efikasi Diri).
Noeng Muhadjir. (1992). Pengukuran
(http://treepjkr.multiply.com/Reviews
kepribadian. Yogyakarta: Rake Sarasih.
/item/22 didownload tanggal 12 Januari
2015). M. Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor :
Ghalia Indonesia.
______.2006. Guide for Sonstructing self-
efficacy scale. In F. Pajares & T. Urdan Nurwakhid. 1995. Usaha Pengembangan Minat
(Eds), Self-efficacy Beliefs of Adolescents Murid SMK Terhadap Kewirausahaan di
(Vol. 5, pp.307-337): Greenwich, CT: Kota Semarang, (Laporan Penelitian).
Information Age Publishing. Semarang : IKIP Semarang
50 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,39– 50

Peters, Michael P Dkk. (2003). Sukardi. (1991). Kepribadian Wirausaha.


Entrepreneurship sixth edition. New York: Jakarta: Bumi Aksara. Suryana. (2006).
Mc Graw- Hill Kewirausahaan Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Rachel Jackson & Cbris Watkin.2004. The
resilience inventory: Seven essential skills Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman
for overcoming life’s obstacles and Praktis : Kiat dan Proses Menunju Sukses,
determining happiness. Selection & Jakarta : Salemba Empat
Development Review, Vol. 20, No.6,
Wasty Soemanto (1992). Sekucup Ide
Desember 2004. (www.haygroup.com/
Opersional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta
download/us/pa-the-resilence_inventory.pdf)
: CV Rajawali
Sirod Hantoro. 2005. Kiat Sukses
______. 2002. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta:
berwirausaha. Yogyakarta: Adicitra.
Bumi Aksara
Santoso.1993. Kompetisi dan Kepercayaan Diri
Wijaya Kusumah. (2010). Pengertian Minat.
Remaja. Yogyakarta: Liberty
http://edukasi.kompasiana.com/2009/
Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif 12/16/hal 1 diakses bulan Januari 2015
kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Winkel, WS & M.M Srihastuti. (2004).
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur penelitian Bimbingan dan Konseling di Institusi
edisi revisi . Jakarta: Rineka Cipta. Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
______. 2002. Prosedur Penelitian edisi revisi
V. Jakarta: Rineka Cipta.
______. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai