Anih Riwayati
SMK Muhammadiyah 2 Kota Bandung
Trida Gunadi
Institut Manajemen Koperasi Indonesia
ABSTRAK
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa Tingkat efikasi diri siswa Program
Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa berada dalam
kategori cukup tinggi. 2. Minat berwirausaha siswa Program Keahlian Rekayasa
Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi SMK di Kota Bandung berada dalam
kategori cukup tinggi. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari efikasi diri terhadap
minat berwirausaha siswa Program Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi Informasi
dan Komunikasi SMK di Kota Bandung.
ketrampilan praktis dan pengalaman kerja (on- dengan tingkat kelas yang ada. Selain itu
the-job training) dalam kekhususan tertentu. praktek kerja industri dan kunjungan ke
SMK sebagai suatu entities memiliki peranan tempat–tempat industri besar. Metode yang
yang signifikan terhadap pertumbuhan dilaksanakan sekolah ini bertujuan untuk
ekonomi daerah di Indonesia. Sebagai suatu meningkatkan minat berwirausaha siswa sejak
entitas ekonomi, keberadaan SMK dapat dini.
berperan sebagai special endowmentfactor Santoso (1993:19) menyatakan bahwa
dalam perekonomian di daerah. minat wirausaha adalah gejala psikis untuk
Data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu
berdasarkan pendidikan persentasenya adalah terhadap wirausaha itu dengan perasaan
sebagai berikut, lulusan SD dan yang tidak senang, karena membawa manfaat bagi dirinya
lulus 6,09 persen, SMP 9,22 persen, SMA maupun orang lain. Menurut pengertian diatas,
13,78 persen, SMK 17,37 persen, Diploma maka yang dimaksud dengan minat
11,62 persen dan Perguruan Tinggi 11,93 berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan,
persen (Biro Pusat Statistik, 2012) serta kesediaan individu melalui ide-ide yang
pengangguran di Indonesia semakin hari dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan
semakin meningkat jumlahnya seiring dengan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan
berjalannya waktu. Para pencari kerja baik hidupnya, tanpa merasa takut dengan resiko
yang mempunyai gelar sarjana ataupun tidak yang akan terjadi, dapat menerima tantangan,
harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan percaya diri, kreatif, dan inovatif serta
pada lapangan kerja yang terbatas. mempunyai kemampuan dan keterampilan
Secara spesifik Badan Pusat Statistik Jabar untuk memenuhi kebutuhan.
mendeskripsikan mengenai jumlah Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengangguran terbuka diberbagai tingkat permasalahan yang di hadapi oleh siswa SMK
pendidikan di wilayah Jawa Barat didapatkan sebagai berikut :
hasil data sebagai berikut bahwa, Tingkat 1. Terbatasnya lowongan pekerjaan dibanding
Pengangguran Terbuka (TPT) Sekolah dengan angkatan kerja yang ada.
Menengah Kejuruan (SMK) mencapai 14,52 2. Pengangguran tertinggi justru lulusan SMK
persen (281.345 orang), sedangkan untuk ini menunjukan bahwa lulusan SMK belum
Sekolah Menengah Atas angkanya sebesar sesuai pasar kerja.
13,09 persen (Badan Pusat Statistik Jabar, 3. Belum banyak siswa SMK yang
2012). Hal ini menunjukkan kenyataan yang berwirausaha, hal itu dibuktikan banyaknya
didapat bahwa pengangguran terbuka lebih pengangguran lulusan dari SMK dan
banyak berasal dari lulusan SMK. mereka hanya bertujuan mencari pekerjaan
Pengaruh pendidikan kewirausahaan dalam bukan menciptakan lapangan pekerjaan
pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah baru dengan kemampuan yang di miliki.
salah satu faktor penting untuk menumbuhkan 4. Menumbuhkan minat berwirausaha bagi
dan mengembangkan jiwa dan perilaku siswa SMK merupakan hal yang penting dan
wirausaha. Siswa sekarang dituntut supaya tidak mudah, maka dari itu harus didukung
dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya dari beberapa faktor pendukung dari luar
untuk mendukung maupun menciptakan dan dari dalam diri siswa.
kegiatan berwirausaha. Sekarang lulusan SMK 5. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
diharapkan sebagai agent of change yang faktor intrinsic termasuk didalamnya efikasi
dapat berguna di dalam pemberdayaan diri memiliki peranan penting dalam proses
masyarakat. Hal tersebut bukan merupakan hal pengambilan keputusan terkait dengan
yang mudah untuk dicapai. minat berwirausaha, namun masih sedikit
SMK Muhammadiyah 2 Kota Bandung yang menyadari bahwa mengembangkan
merupakan sekolah yang berupaya faktor–faktor intrinsic itu penting.
mengembangkan alumni memiliki jiwa
kewirausahaan. Pendidikan tentang 1.2. Identifikasi Masalah
kewirausahaan diberikan kepada seluruh siswa 1. Bagaimana efikasi diri siswa kelas XII
mulai dari semester pertama dengan metode Program Keahlian Rekayasa Perangkat
klasikal. Materi yang disampaikan disesuaikan
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 41
Pertama, Enactive attainment and satu individu. Dengan kata lain Self-Efficacy
performance accomplishment (pengalaman dapat diupayakan untuk meningkat dengan
keberhasilan dan pencapaian prestasi), yaitu membuat manipulasi melalui empat hal
sumber ekspektasi Self-Efficacy yang penting, tersebut.
karena berdasar pengalaman individu secara Bandura (1986:78) mengungkapkan bahwa
langsung. Individu yang pernah memperoleh perbedaan Self-Efficacy pada setiap individu
suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude,
keyakinan dan penilaian terhadap Self-Efficacy- strength dan generality. Masing-masing
nya. Pengalaman keberhasilan individu ini mempunyai implikasi penting di dalam
meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat
berusaha mengatasi kesulitan, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut:
mengurangi kegagalan. Pertama, Magnitude (tingkat kesulitan
Kedua, Vicarious experience (pengalaman tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan
orang lain), yaitu mengamati perilaku dan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini
pengalaman orang lain sebagai proses belajar berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan
individu. Melalui model ini Self-Efficacy individu dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi
dapat meningkat, terutama jika ia merasa pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan
memiliki kemampuan yang setara atau bahkan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia
merasa lebih baik dari pada orang yang persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia
menjadi subyek belajarnya. Ia akan mempunyai akan menghindari situasi dan perilaku yang ia
kecenderungan merasa mampu melakukan hal persepsikan di luar batas kemampuannya.
yang sama. Meningkatnya Self-Efficacy individu Kedua, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu
ini dapat meningkatkan motivasi untuk berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan
mencapai suatu prestasi. Peningkatan Self- individu atas kemampuannya. Pengharapan
Efficacy ini akan menjadi efektif jika subyek yang kuat dan mantap pada individu akan
yang menjadi model tersebut mempunyai mendorong untuk gigih dalam berupaya
banyak kesamaan karakteristik antara individu mencapai tujuan, walaupun mungkin belum
dengan model, kesamaan tingkat kesulitan memiliki pengalaman–pengalaman yang
tugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta menunjang. Sebaliknya pengharapan yang
keanekaragaman yang dicapai oleh model. lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri
Ketiga, Verbal persuasion (persuasi verbal), akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-
yaitu individu mendapat bujukan atau sugesti pengalaman yang tidak menunjang.
untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi Ketiga, Generality (generalitas), yaitu hal
masalah-masalah yang akan dihadapinya. yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah
Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu laku di mana individu merasa yakin terhadap
untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai kemampuannya. Individu dapat merasa yakin
tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi Self- terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada
Efficacy yang tumbuh dengan metode ini pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas
biasanya tidak bertahan lama, apalagi pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau
kemudian individu mengalami peristiwa pada serangkaian aktivitas dan situasi yang
traumatis yang tidak menyenangkan. lebih luas dan bervariasi.
Keempat, Physiological state and emotional Jadi perbedaan efikasi diri (Self-Efficacy)
arousal (keadaan fisiologis dan psikologis). pada setiap individu terletak pada tiga
Situasi yang menekan kondisi emosional dapat komponen, yaitu (1) magnitude, (tingkat
mempengaruhi Self-Efficacy. Gejolak emosi, kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan
goncangan, kegelisahan yang mendalam dan dengan derajat kesulitan tugas individu, (2)
keadaan fisiologis yang lemah yang dialami Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan
individu akan dirasakan sebagai suatu isyarat dengan kekuatan pada keyakinan individu atas
akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, kemampuannya, dan (3) generality
maka situasi yang menekan dan mengancam (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan
akan cenderung dihindari. luas bidang tingkah laku di mana individu
Empat hal tersebut dapat menjadi sarana merasa yakin terhadap kemampuannya.
bagi tumbuh dan berkembangnya Self-Efficacy
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 43
menjadikan seseorang lebih giat bekerja dan Y : Variabel endogenous sebagai variabel
memanfaatkan setiap peluang yang ada akibat
dengan potensi yang tersedia. Minat tidak : Variabel residu, sebagai kumpulan
muncul begitu saja tetapi tumbuh dan variabel lain di luar yang mungkin
berpengaruh terhadap Y
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Walgito, 2003:148).
Pola hubungan antar variabel yang akan
Minat berwirausaha dipengaruhi oleh
diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai
beberapa faktor diantaranya karakteristik
paradigm penelitian (Sugiyono, 2007 : 8).
kepribadian, faktor demografi dan karakteristik
Paradigma penelitian yang akan digunakan
lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti
dalam penelitian ini adalah paradigma
efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi
sederhana, paradigma penelitian ini terdiri atas
merupakan prediktor yang signifikan minat
dua variabel yaitu variabel independen atau
berwirausaha, faktor demografi seperti umur,
variabel bebas ( X ) dan variabel dependen
jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan
atau variabel ( Y ). Hal ini dapat di gambarkan
pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan
seperti gambar 2.1.
sebagai penentu bagi minat berwirausaha,
faktor lingkungan seperti hubungan sosial,
infrastruktur fisik dan institusional serta faktor 2.3. Hipotesis Penelitian
budaya dapat mempengaruhi minat Berdasarkan kajian teori dan kerangka
berwirausaha (Indarti, 2008:8). berfikir, pada penelitian ini di ajukan hipotesis
Menurut David C. McClelland (Suryana, penelitian dengan rumusan bahwa “efikasi diri
2006:62), mengemukakan bahwa berpengaruh positif terhadap minat
kewirausahaan ditentukan oleh motif berwirausaha siswa kelas XII Program Keahlian
berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status Rekayasa Perangkat Teknologi Informasi dan
kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku Komunikasi di SMK Muhammadiyah 2 Kota
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal Bandung”.
dan eksternal. Faktor internal meliputi hak
kepemilikan, kepribadian, kemampuan atau 3. METODE PENELITIAN
kompetensi dan insentif, sedangkan faktor Penelitian ini menggunakan metode
eksternal meliputi lingkungan. Menurut Ibnoe eksplanatif yang menurut Faizal (2007:21)
Soedjono (Suryana, 2006:62) karena merupakan penelitian yang objek telaahannya
kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, adalah untuk menguji hubungan antarvariabel
aspirasi, perasaan dan emosi yang semuanya yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini,
bergantung pada kondisi lingkungan yang ada jelas ada hipotesis yang akan diuji
maka dimensi kemampuan afektif dan kebenarannya. Adapun pendekatan penelitian
kemampuan kognitif merupakan bagian dari yang digunakan oleh peneliti adalah
pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
kemampuan berwirausaha merupakan fungsi memfokuskan permasalahan pada variabel
dari perilaku kewirausahaan dalam (konsep yang mempunyai variasi nilai) dan
mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja dicari hubungan antara variabel tersebut
keras, dan keberanian menghadapi resiko dengan mengunakan teori yang sudah ada.
untuk memperoleh peluang. Pendekatan kuantitatif mengukur variabel
dalam bentuk angka-angka dari instrumen.
Penelitian kuantitatif besifat general atau
umum. Kualitas pendekatan kuantitatif terletak
pada standar proses yang dilakukan.
Gambar 2.1. Regresi Linier Berganda dipergunakan
Kerangka Pemikiran sebagai alat untuk menjelaskan pengaruh gaya
hidup terhadap proses keputusan pembelian.
Keterangan : Model analisis yang dipergunakan Regresi
X : Variabel eksogenous sebagai variabel
penyebab Linier Berganda, sebagai berikut:
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 45
Tabel 4.
Uji F
b
ANOVA
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
a
1 Regression 1471.182 3 490.394 5.043 .004
Residual 4278.297 44 97.234 Gambar 4.3.
Total 5749.479 47 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Minat
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 Berwirausaha
b. Dependent Variable: Y Koefisien determinasi (R2) adalah besarnya
Untuk uji signifikansi model persamaan variasi yang dapat dijelaskan oleh Varibel
regresi, digunakan Tabel 4.21. dengan = Efikasi Diri (X) terhadap Variabel Minat
0.05. Dilihat dari nilai sig-nya yaitu diperoleh Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII di SMK
nilai sig sebesar 0.004 < nilai (0.05), maka Muhammadiyah 2 Kota Bandung. Berdasarkan
tolak Ho, yang berarti model regresi signifikan. pada tabel 24 menunjukkan bahwa nilai
Artinya, terdapat pengaruh secara simultan dari koefisien determinasi sebesar 0,256 sehingga
efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa. besar nilai presentase sumbangan pengaruh
variabel independent (efikasi diri) terhadap
Tabel 5 variabel dependent (minat berwirausaha) yaitu
Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial sebesar 25,6%. Jadi,variasi variabel dependent
(minat berwirausaha) dapat dijelaskan oleh
Hipotesis thitung ttabel p-value Keputusan variabel independent (efikasi diri) sebesar
H0 : 1 =0 25,6% dan masih terdapat 74,4% variasi dari
2,498 1,684 0,000 Menolak H0
H1 : 1 0 variabel dependent (minat berwirausaha) yang
H0 : 2=0 tidak dapat dijelaskan oleh variabel
3.498 1,684 0,000 Menolak H0
H1 : 2 0
H0 :
independent (efikasi diri) tetapi dapat dijelaskan
3=0
2.152 1,684 0,000 Menolak H0 oleh variabel independent lain yang tidak
H1 : 3 0
diamati dalam penelitian ini.
Berdasarkan tabel pengujian secara parsial
pada tabel 4.13 tampak bahwa nilai koefisisen 5. SIMPULAN DAN SARAN
regresi variabel Magnitude, Strength, dan 5.1. Simpulan
Generallity adalah signifikan terhadap variabel 1. Tingkat efikasi diri siswa kelas XII Program
minat berwirausaha secara sendiri-sendiri Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi
(Parsial). Informasi dan Komunikasi SMK
Muhammadiyah 2 Kota Bandung berada
Tabel 6. dalam kategori cukup tinggi.
Koefisien Determinan Pengaruh Efikasi Diri 2. Minat berwirausaha siswa kelas XII Program
Terhadap Minat Berwirausaha Keahlian Rekayasa Perangkat Teknologi
Informasi dan Komunikasi SMK
Model Summaryb Muhammadiyah 2 Kota Bandung berada
Change Statistics dalam kategori cukup tinggi.
Std.
Adjusted
R Error of R Durbin-
Model R
Square
R
the F Sig. F Watson 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
Square Square df1 df2
Estimate Change Change
Change efikasi diri terhadap minat berwirausaha
1 .506a .256 .205 9.86073 .256 5.043 3 44 .004 1.885 siswa kelas XII Program Keahlian Rekayasa
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 Perangkat Teknologi Informasi dan
b. Dependent Variable: Y
Komunikasi SMK Muhammadiyah 2 Kota
Bandung.
48 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,39– 50
4. Upaya yang harus dilakukan oleh SMK d. Bekerja sama dengan pihak ketiga,
Muhammadiyah 2 Kota Bandung untuk dalam hal ini dunis usaha untuk ikut serta
meningkatkan minat siswa untuk dalam kewirausahaan, sehingga selain
berwirausaha, yaitu : bekerjasama dalam memasarkan produk
a. Dilakukan pelatihan bagi guru-guru untuk atau membuat produk, pihak ketiga juga
meningkatkan kemampuan, motivasi dapat dijadikan model, bagaimana
dalam berwirausaha, sehingga jika guru- menumbuhkan kemampuan wirausaha
guru telah melaksanakan wirausaha, siswa, melihat peluang pasar,
maka guru dapat memberikan contoh menambah pengalaman siswa karena
yang nyata bagaimana menumbuhkan pengalaman dalam mengelola usaha
motivasi dan kemampuan berwirausaha, memberi pengaruh pada keberhasilan
karena guru sendiri berwirausaha. usaha skala kecil.
b. Pada pelajaran kewirausahaan dilakukan e. Mendatangkan motivator wirausaha
praktek kewirausahaan, pada kelas X untuk menumbuhkan motivasi dalam diri
siswa diberikan dasar berwirausaha, siswa, bahwa berwirausaha itu dapat
mulai dari menumbuhkan motivasi mempunyai keuntungan dalam
berwirausaha, dasar kewirausahaan, prosesnya. Berikan pengertian pada
membuat rencana usaha, mulai dari apa orang tua bahwa dengan berwirausaha
yang akan dipasarkan, tempat yang akan selain membantu masyarakat dengan
dijadikan usaha, harga barang, hal ini membuka lowongan pekerjaan baru,
dimaksudkan untuk menumbuhkan siswa juga dapat membuka pekerjaan
kreativitas, kemampuan, motivasi untuk dirinya sendiri.
wirausaha. Ketika kelas XI siswa dapat f. Pemerintah sebaiknya memberikan
melaksanakan praktek kewirausahaan pesangon bagi siswa SMK yang memiliki
dengan rencana yang dibuat dari kelas X kemampuan untuk menjadi seorang
dengan bimbingan dari guru, lama waktu wirausahawan. Pesangon tersebut
yang dipakai harap diperhitungkan agar diharapkan bisa menjadi modal untuk
tidak mengganggu pelajaran lain, hasil mendirikan sebuah usaha.
usaha mereka sebagainya tidak untuk g. Diadakan pelatihan kewirausahaan bagi
guru atau sekolah tetapi untuk siswa lulusan SMK, sehingga selain telah
sendiri agar menumbuhkan keinginan memiliki gambaran ketika sekolah,
berwirausaha. Pada kelas XII siswa dengan diadakan pelatihan ini akan
diajak untuk melakukan analisis memantapkan kemampuan serta
mengenai usaha yang dilakukannya keinginan siswa untuk berwirausaha.
pada kelas XI dengan berpatokan pada h. Melibatkan siswa untuk berperan aktif di
rencana usaha pada kelas X, dari Unit Produksi, Bisnis Center, Teaching
analisis tersebut dapat dijadikan dasar Factory, selain untuk menambah
bagi siswa untuk membuka usaha ketika keterampilan kompetensi siswa,
siswa lulus. keteralibatan siswa dalam unit produksi,
c. Pada pelajaran lain dapat diterapkan bisnis center, teaching factory juga dapat
proses pembelajaran yang menekankan menambah pengalaman siswa untuk
pada peran serta siswa dalam bertanya, memasuki dunia usaha dalam hal ini
mengemukakan pendapat, tidak wirausaha, dengan keterlibatan siswa ini,
memfonis salah ketika siswa melakukan siswa punya rasa percaya diri dalam
kesalahan, sehingga proses kreativitas keahliannya serta pengalamannya.
siswa tumbuh. Disamping itu juga dalam i. Peran serta kepala sekolah dalam
pelajaran berikan tugas akhir yang menjual program serta potensi yang ada,
berupa pembuatan suatu produk hasil kepala sekolah bukan hanya berperan
karya siswa itu sendiri yang nantiny dalam bagaimana produk dan jasa
ditempilkan dalam suatu pameran ilmiah ditawarkan, namun kemampuan kepala
siswa, sehingga siswa memiliki motivasi sekolah juga dapat mengembangkan tim
untuk berkreasi. manajemen dalam memperoleh peluang
kerjasama dengan berbagai pihak dalam
Anih Riwayati, Pengaruh Efikasi Diri terhadap … 49