Oleh:
HERI SETIAWAN
NIM 12503241016
NIM 12503241018
NIM 12503241036
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan pendidikan merupakan elemen dasar dalam
pembangunan nasional. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas secara
langsung akan memberi kontribusi bagi tercapainya pembangunan nasional. Dan
sebaliknya rendahnya kualitas sumber daya akan memberi efek negatif dalam
proses pembangunan nasional. Pendidikan adalah kata kunci pembangunan.
Melalui pembangunan pendidikan, proses pembangunan akan dapat berjalan
dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan.
KAJIAN TEORI
Sekolah Mengengah Kejuruan (SMK)
Pengertian pendidikan menurut beberapa ahli pendidikan seperti yang
dikutip Yanto (2005) yaitu : (a). Smith Sughes Act, memberikan pengertian
bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan khusus yang program-programnya
dipilih untuk siapapun yang tertarik untuk mempersiapkan diri bekerja sendiri /
bekerja sebagai bagian dari kelompok. (b). Ralph C Wenrich, membedakan
istilah pendidikan kejuruan adalah bentuk pendidikan persiapan untuk bekerja
yang dilakukan di sekolah menengah. Pendidikan profesional adalah pendidikan
persiapan kerja yang dilakukan perguruan tinggi. (c). Thomas H. Arcy,
memberikan
pengertian
pendidikan
kejuruan
sebagai
program-program
dalam
bentuk
pengetahuan,
ketrampilan
dan
dan
memasuki
lapangan
kerja.
Dengan
dengan
kata
lain
SMK
yang
siap
kerja.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
pendidikan kejuruan dapat dilihat melalui penampilan lulusan
kerja.
Disamping
itu
pendidikan
pada
dunia
dunia
Istilah
kewirausahaan
berasal
dari
terjemahan
dan
berprestasi di
bidang usaha.
pengertian
pertama
diatas,
jenis
wirausaha
dalam
dikenal
sebagai
konvergensi
dari
teknologi
komunikasi
kerja
technopreneurship
dapat
baru.
Semoga
memberikan
dengan
solusi
atas
munculnya
generasi
permasalahan
jumlah
pengangguran intelektual yang ada saat ini.Selain itu juga bisa menjadi arena
untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa
mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.
Salah satu cara untuk mempersiapkan seorang tecnopreneurship ialah
dengan memberikan dasar-dasar dalam technopreneur, yakni memberikan bekal
dimana salah satunya ialah teknologi komunikasi dan informatika. Dimana
teknologi ialah salah satu dasar penting yang harus dimiliki seorang entrepreneur
untuk menjadi seorang technopreneur.
Salah satu jurusan di perguruan tinggi yang menjalankan program
perkuliahan dengan berbasiskan technopreneur adalah jurusan TI.Secara teknis,
memiliki
peranan
yang
signifikan
dalam
pengembangan
bagi daerah (dalam bentuk PDRB) di mana alumni tersebut bekerja. Peran inilah
yang kemudian menjadikan SMK menjadi suatu engine sector of growth dalam
pertumbuhan ekonomi di daerah. Melalui peran ini, SMK akan menciptakan
multiplier effect di bidang ekonomi yang kemudian dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi di daerah maupun untuk mengembangkan dunia usaha dan
industry di era globalisasi.
Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) memiliki peran dan fungsi antara
lain:
1. Menyiapkan tenaga terampil untuk mengisi keperluan Pembangunan
Nasional;
2. Menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas profesional;
3. Memberi ketrampilan produktif bagi tamatan SMK;
4. Memberi kemampuan dasar pada tamatan SMK, sebagai bekal untuk
pengembangan kualitas dirinya secara berkelanjutan.
SMK dituntut berupaya menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada,
supaya tidak terjadi lagi kekeliruan bahwa sebagian besar lulusan SMK begitu
selesai studinya cenderung untuk berupaya mencari pekerjaan yang berperan
sebagai buruh pabrik, pegawai dan sebagainya. Jarang para lulusan SMK yang
mau dan mampu menciptakan serta mengembangkan lapangan pekerjaan sendiri.
Padahal siswa SMK telah dibekali dengan keterampilan yang cukup untuk
mendukung dalam penerapan teknologi dalam berwirausaha. Sekolah Menengah
Kejuruan dituntut untuk menciptakan bukan hanya sebagai penyedia tenaga
kerja yang siap bekerja pada lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha/dunia industri, tapi juga dituntut untuk mengembangkan diri pada
jalur wirausaha, agar dapat maju dalam berwirausaha walaupun dalam kondisi
dan situasi apapun. Justin G. Longnecker, Carlos W. Moore, J. William Petty
(2001) mengemukakan bahwa berwirausaha akan mendapatkan imbalan dan
tantangan. Imbalan terdiri dari laba atas bisnis yang dilakukan, kebebasan
berkreasi dan kepuasan menjalani hidup terutama dalam mengambil keputusan
untuk
berusaha
sendiri
daripada
dari berwirausaha adalah tidak ada jaminan mencapai kesuksesan apalagi dalam
waktu singkat, namun karena tidak ada orang yang ingin gagal maka ia akan terus
berupaya secara optimal untuk berhasil. Oleh sebab itu kita dapat mengambil
kesimpulan tantangan berwirausaha menuntut individu untuk bekerja keras,
menekan reaksi emosional dan meminimalisasi terjadinya tingkat resiko atau
pengorbanan sia-sia. Apalagi seorang wirausaha tercermin dari pemilikan
karakteristiknya yaitu kebutuhan akan keberhasilan, keinginan untuk mengambil
resiko, percaya diri dan keinginan kuat untuk berbisnis (wirausaha).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami pentingnya upaya untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan para siswa sekolah menengah
melalui pendidikan
pelatihan
dan
pelatihan.
maka kemampuan
para
Dengan
siswa
adanya
dapat
pendidikan
dikembangkan
dan
sebagai
bekalnya untuk memulai aktivitas bisnis atau memulai pekerjaan bila mereka
lulus nantinya.
Di sisi lain, Indonesia menghadapi banyak masalah cukup pelik yang
membutuhkan pemecahannya. Salah satu di antara masalah tersebut adalah
yang menyangkut tenaga kerja dan kesempatan kerja. Pemilikan pengetahuan dan
keterampilan wirausaha sebagaimana diterapkan di jenjang SMK secara nyata
memberi kontribusi berarti bagi terbentuknya calon wirausahawan muda
lulusan SMK yang akan membantu Pemerintah Kota setempat karena mereka
diharapkan memiliki usaha berbasis teknologi yang memerlukan tenaga kerja.
Upaya ini secara langsung membantu Pemerintah Kota setempat dalam
mengurangi pengangguran. Sebab beberapa lulusan SMK saat ini memiliki
usaha seperti salon kecantikan, usaha menjahit pakaian wanita, bengkel
konstruksi baja, service komputer yang usaha ini tentu saja memerlukan tenaga
kerja terampil.
Keadaan seperti ini tentu saja membanggakan karena lulusan SMK yang
sudah memiliki usaha sendiri ikut berperan dalam pengembangan wilayah
khususnya pada salah satu pilar pengembangan wilayah yaitu pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu
usaha
sendiri
menularkan
pengetahuan
para
lulusan
yang
memiliki
orang lain (karyawan), sehingga satu saat kelak ada pula karyawan yang mampu
Marcus.
2000.
Entrepreneurship
Iskandar. 2006.
Pengaruh Mata
dengan
17.8.45