Anda di halaman 1dari 12

KURIKULUM BERBASISENTREPRENEURSHIP

PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA


(STUDI KASUS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHDI STIT
MAKHDUM IBRAHIM TUBAN)

Siti Nurjanah
STIT Makhdum Ibrahim Tuban,
email: sitinurjanah@stitmatuban.ac.id

Abstrak

STIT Makhdum Ibrahim Tuban adalah salah satu Perguruan Tinggi Keagaaman Islam Swasta (PTKIS)
yang mempunyai visi sebagai kampus entrepreneur religius berkarakkter ahlussunnah wal jamaah. Visi tersebut
harus diinternalisasikan kedalam semua komponen perguruan tinggi, salah satunya adalah Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di STIT Makhdum Ibrahim Tuban. Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai salah satu profil lulusan program studi yaitu edupreneur. Profil lulusan
Edupreneur adalah menyiapkan output mahasiswa untuk bisa menerapkan ilmu kewirausahaan dalam dunia
pendidikan berciri khas ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah bagi pengembangan program studi pendidikan
agama Islam. Oleh karena itu, peneliti merasa sangat penting untuk meneliti bagaimana bagaimana kurikulum
berbasis entrepreneurship padaPerguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS), khususnyaprogram studi
PGMI STIT Makhdum Ibrahim Tuban. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah field research atau
penelitian lapangan. Penelitian dapat disebut pula penelitian kualitatif. Riset kualitatif merupakan suatu
pendekatan dalam melakukan riset yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Adapun
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Profil lulusan yaitu pendidik dan edupreneur sesuai dengan empat
kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional. 2) Capaian pembelajaran berbasis entrepreneurship mengandung unsur sikap dan keterampilan yang
ditetapkan dalam SN-Dikti dan memenuhi unsur pengetahuan serta keterampilan khusus yang disusun
berdasarkan level 6 KKNI. 3) Bahan kajian disesuaikan dengan CPL dan profil lulusan edupreneur dan sesuai
dengan tingkat keluasan serta kedalaman materi pembelajaran mengacu pada CPL yang tercantum dalam SN-
Dikti pasal 9 ayat (2) standar nasional Pendidikan Tinggi tahun 2015 pada jenjang diploma empat dan sarjana.
4) Proses pembelajaran yang dilaksanakan memenuhi kriteria bersifat interaktif, holistik, integratif, saintifik,
kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa. Dan 5) Menerapkan prinsip penilaian
edukatif, autentik, akuntabel, transparan dan terintegrasi, kriteria tersebut dalam rangka pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan .

sendiri yang harus ditindak lanjuti. Salah satu


Keywords:
Entrepreneurship Education, Kurikulum Pendidikan Tinggi upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan
yang siap menghadapi dunia kerja adalah
1. PENDAHULUAN
dengan menerapkan kurikulum perguruan
Menghadapi era industri 4.0 perguruan
tinggi sesuai standar nasional pendidikan
tinggi harus mampu menyiapkan dengan baik
tinggi (SN-Dikti) dan menentukan profil
lulusannya, baik dari aspek hard skills maupun
lulusan yang sesuai dengan program studi,
soft skills. Perguruan tinggi juga dituntut untuk
diantaranya adalah Edupreneurship.
mampu menyiapkan lulusan yang bermental
Edupreneurship merupakan
kuat sehingga menjadi generasi yang tangguh
entrepreneurship yang khas dalam bidang
dan tidak menyerah.
pendidikan, dimana pendidikan
Masih ditemukan banyaknya
entrepreneurship ini merupakan usaha terencana
masyarakat pengangguran berpendidikan
dan aplikatif untuk meningkatkan
tinggi menjadi salah satu permasalahan
16
pengetahuan. Intensi/niat dan kompetensi penelitimerasasangatpentinguntukmenelitiba
peserta didik untuk mengembangkan potensi gaimanabagaimanakurikulum
dirinya dengan diwujudkan dalam perilaku berbasisentrepreneurshippadaPerguruan Tinggi
1
kreatif, inovatif dan berani mengelola resiko. Keagamaan Islam Swasta (PTKIS), khususnya
Penanaman mental entrepeneur program studi PGMI STIT Makhdum Ibrahim
mahasiswa yang diinternalisasikan dalam Tuban.
pendidikan yang sering disebut dengan
edupreneurship, edupreneurship bukan bertujuan 2. KAJIAN TEORI
menjadikan mahasiswa sebagai pengusaha, A. Entrepreneurship
namun lebih pada pembentukan karakter Kita mungkin sering mendengar kata
edupreneur dalam bidang pendidikan.2 entrepreneurshipyang dikenal dengan
STIT Makhdum Ibrahim Tuban adalah kewirausahaan. Namun untuk lebih jelasnya
salah satu Perguruan Tinggi Keagaaman Islam definisi entrepreneurship dapat dilihat sebagai
Swasta (PTKIS) yang mempunyai visi sebagai berikut:3
kampus entrepreneur religius berkarakkter 1) Menurut Zimmerer, entrepreneur
ahlussunnah wal jamaah. Visi tersebut harus merupakan satu kelompok yang
diinternalisasikan kedalam semua komponen mengagumkan, manusia kretaif dan
perguruan tinggi, salah satunya adalah inovatif. Mereka merupakan bahan bakat
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah pertumbuhan ekonomi masyarakat karena
Ibtidaiyah (PGMI) di STIT Makhdum memiliki kemampuan berpikir dan
Ibrahim Tuban. Program Studi Pendidikan bertindak produktif.
Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai salah 2) Menurut Rostand, entrepreneurshipadalah
satu profil lulusan program studi yaitu sebuah proses dinamika dimana orang
edupreneur. Profil lulusan Edupreneur adalah menciptakan kekayaan inkremental.
menyiapkan output mahasiswa untuk bisa Kekayaan tersebut diciptakan oleh
menerapkan ilmu kewirausahaan dalam dunia individu-individu yang menanggung risiko
pendidikan berciri khas ahlussunnah wal utama, dalam wujud risiko modal, waktu
jamaah an nahdliyah bagi pengembangan dan komitmen karier dalam hal
program studi pendidikan agama Islam. menyediakan nilai untuk produk atau jasa
Olehkarenaitu, tertentu.
3) Menurut Buchari Alma, entrepreneurship
1
Ade Suyitno, Paper Pendidikan adalah kegiatan individual atau kelompok
Kewirausahaan: Teori dan Praktik (Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), hal. 3
2 3
Inayatul Ulya, Pentingya Edupreneurship Erwin Widiasworo, Inovasi Pembelajaran berbasis
bagi Mahasiswa, dalam www.pgmi.ipmafa.ac.id, Life skill & Entrepreneurship (Yogyakarta: Ar-
diakses 09 Agustus 2019 Ruzz Media, 2017), hal. 39-40
17
yang membuka usaha baru dengan dengan memiliki kecakapan; (6) kreativitas; (7)
maksud memperoleh keuntungan (laba), inovatif; (8) kualitas kerja; (9) komitmen; (10)
memelihara usaha dan membesarkannya, kerjasama; (11) kesempatan; (12) bekerja
dalam bidang produksi atau distribusi keras; (13) tegas; (14) mengutamakan prestasi;
barang-barang ekonomi atau jasa. (16) keberanian mengambil risiko; (17)
4) Mahar Mardjono mengemukakan ciri-ciri kemampuan mencari peluang.
entrepreneurshipadalah kepemimpinan yang Sedangkan menurut David Wijaya,
ada pada sosok entrepreneurditandai nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan

dengan kemampuan berorientasi pada merupakan pengembangan nilai-nilai dari

tujuan atau sasaran dalam hubungan kerja ciri-ciri seseorang wirausaha. Pusat

mampu menghadirkan suasana personal Kurikulum Badan Penelitian dan

kepemimpinannya efektif. Pengembangan Pendidikan Nasional telah


B. Menurut Anwar Sanusi, menetapkan 17 nilai kewirausahaan yang
kewirausahaan adalah suatu nilai yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan didik. Ketujuh belas nilai kewirausahaan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, beserta uraiannyayang akan diintegrasikan
kiat, proses dan hasil bisnis. melalui pendidikan kewirausahaan meliputi:5
Dari berbagai pengertian di atas, dapat
D. Nilai-nilai dan deskripsi Nilai-nilai
ditarik kesimpulan bahwa entrepreneurship atau
Pendidikan Kewirausahaan
kewirausahaan adalah suatu nilai yang
Nilai Deskripsi
mencakup kreativitas, inovasi dan 1. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak
mudah bergantung pada orang lain
kemampuan dalam memecahkan masalah Dalam menyelesaikan tugas
sehingga dapat memperoleh peluang untuk 2. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau
memperbaiki kehidupan yang lebih baik. hasil berbeda dari produk/jasa
yang telah ada
3. Berani Kemampuan seseorang untuk
mengambil menyukai pekerjaan yang
C. Nilai Kewirausahaan/Entrepreneurship resiko menantang serta berani dan
mampu mengambil risiko
Nilai-nilai kewirausahaan dapat dilihat 4. Berorientasi Mengambil inisiatif u ntuk
dari perangai, watak, jiwa, peilaku, dan pada bertindak, dan bukan
tindakan menunggu,sebelum sebuah
ukuran baku. Secara pragmatik (nilai kejadian yang tidak dikehendaki
terjadi
pragmatik) nilai kewirausahaan dapat dilihat 5. Kepemimpin Sikap dan perilaku seseorang yang
an selalu terbuka terhadap saran dan
dari unsur-unsur sebagaiberikut4: (1) memiliki kritik, mudah bergaul,
bekerjasama, serta mengarahkan
perencanaan; (2) ada prestasi yang dicapai, (3) orang lain
produktivitas, (4) memiliki kemampuan; (5) 6. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya

4
Suryana, KewirausahaanKiat Dan Proses 5
David Wijaya, Pendidikan Kewirausahaan
MenujuSukses(Jakarta: SalembaEmpat, 2016), hal. 36- untuk Sekolah dan Perguruan Tinggi (Yogyakarta:
37 Pustaka Pelajar, 2017), hal. 9-11
18
sungguh-sungguh dalam lulusan dapat secara mandiri menciptakan
menyelesaikan tugas dan
mengatasi berbagai hambatan lapangan kerja.
7. Jujur Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai Terdapat 5 metode untuk melaksanakan
orang yang selalu dapat dipercaya
kurikulum berbasis kewirausahaan, yaitu:6
dalam Perkataan ,tindakan, dan
Pekerjaan 1. Memasukkan mata pelajaran
8. Disiplin Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada kewirausahaan
berbagai ketentuan dan peraturan
9. Inovatif Kemampuan untuk menerapkan 2. Memasukkan jiwa kewirausahaan pada
kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan dan setiap mata pelajaran
peluang untuk meningkatkan 3. Memilah serta memilih materi (teori) yang
serta memperkaya kehidupan
10. Tanggung Sikap dan perilaku seseorang yang paling relevan dengan tujuan setiap mata
Jawab mau dan mampu melaksanakan
tugas dan kewajibannya pelajaran dan semaksimal mungkin
11. Kerjasama Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya mampu memberikan bobot aplikasi sesuai dengan
menjalin hubungan dengan orang
lain dalam melaksanakan tindakan
praktik dari kasus-kasus riil yang ada di
dan pekerjaan lokasi sekitar.
12. Pantang Perilaku yang berdasarkan pada
menyerah upaya menjadikan dirinya mampu 4. Metode pengajaran juga harus diubah dari
(ulet) menjalin hubungan dengan orang
lain dalam melaksanakan tindakan pembelajaran di ruang kelas (class room)
dan pekerjaan
13. Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang monoton menjadi pembelajaran yang
yang dibuat oleh seseorang, baik atraktif dan di lapangan (field study).
terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain 5. Melalui kegiatan ekstrakurikuler atau
14. Realistis Kemampuan menggunakan
fakta/realita sebagai landasan pengembangan diri.
berpikir yang rasional dalam
setiap pengambilan keputusan
maupun tindakan/perbuatannya
15. Rasa ingin Sikap dan tindakan yang selalu
F. Kurikulum Pendidikan Tinggi
tahu berupaya untuk mengetahui secara
mendalam dan luas dari apa yang Kurikulum Pendidikan Tinggi
dipelajari, dilihat, dan didengar
16. Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi
rasa senangberbicara,bergaul, dan
bekerjasama dengan oranglain
dengan mengacu pada Standar Nasional
17. Motivasi Sikap dan tindakan yang selalu Pendidikan Tinggi untuk setiap Program
kuat untuk mencari solusi terbaik
sukses Studi yang mencakup Pengembangan
E. Kurikulum berbasis
kecerdasan intelektual, akhlak mulia dan
Kewirausahaan/Entrepreneurship
keterampilan.7
Kurikulum berbasis kewirausahaan
Kurikulum pendidikan tinggi
adalah kurikulum kunci yang dapat menjadi
merupakan program untuk menghasilkan
ukuran keberhasilan sekolah di dalam
lulusan, sehingga program tersebut
menciptakan lulusan yang berdaya saing
tinpoggi di pasar kerja. Melalui kurikulum 6
Ibid, hal. 100
7
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015:
berbasis kewirausahaan ini diharapkan SN-DIKTI pasal 35 ayat 1
19
seharusnya menjamin agar lulusannya 1. Profil lulusan adalah peran yang dilakukan
memiliki kualifikasi yang setara dengan oleh lulusan di bidang keahlian atau
kualifikasi yang disepakati dalam KKNI. bidang kerja tertentu setelah
Konsep yang dikembangkan direktorat jendral menyelesaikan studinya.
pembelajaran dan kemahasiswaan selama ini, 2. Capaian pembelajaran adalah kemampuan
dalam mkenyusun kurikulum dimulai dengan yang diperoleh melalui internaliasasi
menetapkan profil lulusan yang dijabarkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
menjadi rumusan capaian pembelajaran kompetensi dan akumulasi pengalaman
lulusan. Rumusan kemampuan yang pada kerja.
deskriptor KKNI dinyatakan dengan istilah 3. Bahan kajian berisi pengetahuan dari
capaian pembelajaran (terjemah dai learning disiplin ilmu tertentu atau pengetahuan
otcomes), dimana komptensi tercakup di yang dipelajari oleh mahasiswa dan dapa

dalamnya atau merupakan bagian dari capaian didemonstrasikan oleh mahasiswa.

pembelajaran (CP). Penggunaan Istilah 4. Pembelajaran adalah proses interaksi

kompetensi yang digunakan dalam mahasiswa dengan dosen dan sumber

pendidikan tinggi (DIKTI) ditemukan pada belajar pada suatu lingkaran belajar.

SN-Dikti pada pasal 5, ayat (1) yang 5. Penilaian adalah satu atau lebih proses

menyatakan standar kompetensi lulusan mengidentifikasi, mengumpulkan dan

(SKL) merupakan kriteria minimal tentang mempersiapkan data untuk mengevaluasi

kualifikasi kemampuan lulusan yang tercapainya capaian pembelajaran lulusan

mencakup sikap, pengetahuan dan (CPL) dan tujuan kurikulum.

keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan


capaian pembelajaran lulusan (CPL).8 3. METODOLOGI PENELITIAN
Secara garis besar kurikulum, sebagai Jenis penelitian ini adalah field research
sebuah rancangan, terdiri dari empat unsur, atau penelitian lapangan. Penelitian dapat
yakni capaian pembelajaran, bahan kajian, disebut pula penelitian kualitatif. Riset
proses pembelajaran untuk mencapai dan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam
penilaian. melakukan riset yang berorientasi pada
Adapun definisi istilah yang digunakan fenomena atau gejala yang bersifat alami.
dalam penelitian ini adalah:9 Dengan istilah lain, riset semacam ini sering
disebut dengan Naturalistic Inquiry, Field Study,
8
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
atau studi observasional.10
Kemahasiswaan, Buku Panduan Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi Edisi III (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan 10
Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Mohammad Ali,
Pendidikan Tinggi, 2018), hal. 8-9 MemahamiRisetPerilakudanSosial(Bandung:
9
Ibid, hal. 13 PustakaCendekiaUtama, 2011), 239
20
Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di
meneliti secara mendalam dan fokus pada STIT Makhdum Ibrahim Tuban.
kurikulum berbasis entrepreneurship pada 1) Pendidik
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Berdasarkan peraturan menteri pendidikan
(PTKIS), khususnyaprogram studi PGMI nasional nomor 16 tahun 2007, guru harus
STIT Makhdum Ibrahim Tuban. Dalam memiliki kompetensi pedagogis,
penelitian ini peneliti membatasi pembahasan kompetensi kepribadian, kompetensi
dalam lingkup capaian pembelajaran, bahan sosial dan kompetensi professional. Dalam
kajian, proses pembelajaran untuk mencapai mencapai kompetensi tersebut, maka
dan penilaian. terdapat mata kuliah yang telah
dirumuskan dalam kurikulum yang harus
4. PEMBAHASAN ditempuh oleh mahasiswa. Adapun
Berdasarkan data yang telah ada, maka penulis penjabarannya adalah sebagai berikut:
menganalisis dan menyimpulkan kurikulum a) Kompetensi Pedagogik
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Kompetensi Pedagogik merupakan
Ibtidaiyah di STIT Makhdum Ibrahim Tuban kemampuan guru dalam mengelola
sebagai berikut: pembelajaran, yaitu meliputi menguasai
a) Profil lulusan karakteristik peserta didik, menguasai teori
Profil lulusan Program Studi Pendidikan Guru dan prinsip belajar, mengembangkan
Madrasah Ibtidaiyah di STIT Makhdum kurikulum, menyelenggarakan pembelajaran
Ibrahim Tuban adalah: yang mendidik, memanfaatkan teknologi
1. Pendidik: Menghasilkan seorang pendidik informasi dan komunikasi, memfasilitasi
Pendidikan Dasar yang berjiwa pengembangan potensi peserta didik,
entrepeneur religius di lingkungan MI/SD menyelenggarakan penilaian dan evaluasi.
sederajat yang profesional, kompetitif dan Kompetensi tersebut dapat dicapai
berkarakter ahlus sunnah wal jama’ah an melalui mata kuliah, diantaranya psikologi
nahdliyah. perkembangan anak usia dasar, kurikulum
2. Edupreneur: Menghasilkan lulusan yang pendidikan dasar, perencanaan dan desain
mampu menerapkan ilmu entrepeneur pembelajaran, media pembelajaran MI,
religius dalam pendidikan berciri khas evaluasi pembelajaran MI, pengembangan
ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah bagi bahan ajar MI dan Metode pembelajaran MI.
pengembangan program pendidikan dasar. b) Kompetensi Kepribadian
Hasil analisis peneliti, profil lulusan ini Kompetensi Kepribadian merupakan
terdapat kesesuaian antara profil lulusan kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak
dengan mata kuliah yang ada di Program Studi mulia, arif dan berwibawa serta menjadi
21
teladan peserta didik. Mata kuliah yang pendidikan berciri khas ahlussunnah wal
menunjang untuk tercapainya kompetensi jamaah an nahdliyah bagi pengembangan
tersebut diantaranya adalah Psikologi belajar program pendidikan dasar. Adapun mata
anak, bimbingan konseling, Al-Qur’an dan kuliah yang menunjang untuk tercapainya
etika akademik. kompetensi tersebut diantaranya adalah mata
c) Kompetensi Sosial kuliah Teknologi Informasi dan komunikasi
Kompetensi sosial merupakan pendidikan, Media pembelajaran anak usia
kemampuan guru dalam berkomunikasi dan dasar, entrepreneur religius pendidikan dasar
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan berbasis IT, Pengembangan bakat dan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. keterampilan anak dan kapita selekta MI.
Mata kuliah yang menunjang untuk Dari penjabaran kedua profil lulusan
tercapainya kompetensi tersebut diantaranya tersebut peneliti dapat simpulkan bahwa
adalah Kewarganegaraan, ISBD, Komunikasi kurikulum yang disusun adalah berbasis
Pendidikan Islam dan aksiologi aswaja/ entrepreneurship, dalam hal ini Program Studi
d) Kompetensi Profesional Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di
Kompetensi Profesional merupakan STIT Makhdum Ibrahim Tuban
kemampuan penguasaan materi pembelajaran menggunakan istilah edupreneur yaitu
secara luas dan mendalam yang entrepreneurshipdalam bidang pendidikan.
memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang Learning Outcome (Capaian Pembelajaran)

ditetapkan dalam standar nasional Capaian Pembelajaran pada profil lulusan Pendidik
dan edupreneurdiantaranya adalah sebagai berikut:
pendidikan. Mata kuliah yang menunjang
a. Sikap
untuk tercapainya kompetensi tersebut
Pada aspek sikap ada tambahan penciri prodi
diantaranya adalah konsep dasar MTK MI,
yaitu:
Konsep dasar PJOK MI, Konsep dasar IPA MI,
1. Menunjukkan sikap percaya diri atas
Konsep dasar IPS MI, Fiqih Mi, Aqidah
pekerjaan sebagai pendidik dan
Akhlak MI, Sejarah Kebudayaan Islam MI,
pengembang pendidikan dasar
Studi Qur’an, Studi Hadis, Bahasa Arab,
2. Menampilkan diri sebagai pribadi
Bahasa Inggris dst.
yang mempunyai sifat shidiq, amanah,
2) Edupreneur
istiqomah, fathonah dan tabligh dalam
Lulusan Program Studi Pendidikan Guru
pekerjaan sebagai pendidik dan
Madrasah Ibtidaiyah di STIT Makhdum
pengembang pendidikan dasar
Ibrahim Tuban diharapkan dapat
3. Menjunjung tinggi nilai tawasuth
menghasilkan lulusan yang mampu
(tengah-tengah), tasamuh (toleransi),
menerapkan ilmu entrepeneur religius dalam
tawazun (keseimbangan) dalam
22
kehidupan bermasyarakat, berbangsa peningkatan kinerja, creating
dan bernegara. teknologi pendidikan, pengelolaan,
4. Mempunyai semangat dan kepribadian sumber dan nilai-nilai teknologi
kompetitif dalam pekerjaannya sebagai pendidikan dalam proses
pendidik dan pengembang pendidikan. pembelajaran.
5. Memiliki etos kerja yang tinggi dalam d. Penguasaan Pengetahuan
pekerjannya sebagai pendidik dan Pada aspek Penguasaan Pengetahuan
pengembang pendidikan dasar diantaranya yang menjadi ciri prodi yaitu:
b. Keterampilan Umum 1. Menguasai teori pengembangan bakat,
Pada aspek keterampilan umum ada minat, kognisi, sosial, emosional dan
tambahan penciri prodi yaitu: seni untuk anak usia dasar MI/SD
1. Mampu mendidik siswa pendidikan 2. Mampu mengidentifikasi masalah
dasar sesuai karakter ahlussunah wal kesulitan belajar anak usia dasar
jamaah an nahdliyah (tawasuth, MI/SD secara prosedural berdasarkan
tasamuh, tawazun dan amar ma'ruf prinsip entrepeneur religius
nahi munkar). berkarakter ahlussunah wal jamaah
2. Mampu mengelola sistem pendidikan Dilihat dari beberapa capaian
dasar berbasis Islam yang berkarakter pembelajaran yang peneliti cantumkan di
ahlussunnah wal jamaah. atas, kurikulum Program Studi Pendidikan
c. Keterampilan Khusus Guru Madrasah Ibtidaiyah di STIT Makhdum
Pada aspek keterampilan khusus diantaranya Ibrahim Tuban sudah mencakup unsur sikap
yang menjadi ciri prodi yaitu: dan tata nilai, keterampilan umum yang
1. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai ditetapkan oleh SN-Dikti, juga telah
keislaman, pengetahuan dan mencakup keterampilan khusus serta
kebudayaan dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan yang dirumuskan
bahan ajar dan media pembelajaran. berdasarkan level 6 KKNI. Selain itu, capaian
2. Mampu menerapkan prinsip pembelajaran juga berbasis entrepreneurship
kewirausahaan, memanfaatkan disebabkan hal sebagai berikut:
teknologi sebagai media, mengevaluasi, 1. Menggambarkan Visi Misi Perguruan
membaca peluang dan memiliki Tinggi dan Program Studi yang berbasis
kemampuan manajemen resiko bagi entrepreneurship religius
pengembangan satuan/program 2. Berdasarkan profil lulusan prodiEdupreneur
pendidikan dasar MI/SD 3. Sesuai kebutuhan bidang kerja yakni
3. Mampu menguasai dan menjadi pendidik tingkat MI/SD dan
mengaplikasikan teori fasilitas belajar, Edupreneur
23
4. Mencakup pengetahuan, keterampilan  KU 6 : Mampu 1. Model proses
dan sikap yang dapat diukur memelihara dan komunikasi
5. Dievaluasi secara berkala. mengembangkan 2. Konsep
jaringan kerja komunikasi
 Bahan Kajian dengan massa
Tingkat keluasan dan kedalaman materi
pembimbing, 3. Muassyaroh
pembelajaran mengacu pada CPL yang tercantum
kolega, sejawat (komunikasi
dalam SN-Dikti pasal 9 ayat (2) standar nasional
Pendidikan Tinggi tahun 2015 pada jenjang diploma baik di dalam Islam)
empat dan sarjana, tingkat kedalaman dan keluasan maupun di luar 4. Media
materi paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang lembaganya; komunikasi
pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum
KK 11 : Mampu 1. Critikal
dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang
menerapkan prinsip
pengetahuan dan keterampilan tersebut secara
Thingking
kewirausahaan,
mendalam. 2. Time manajemen
memanfaatkan teknologi
Berdasarkan acuan tersebut, peneliti
sebagai media,
3. How to be
menyimpulkan bahwa analisis kedalaman dan keluasan Creative person
mengevaluasi, membaca
bahan kajian dalam Program Studi Pendidikan Guru
peluang dan memiliki 4. Problem solving
Madrasah Ibtidaiyah di STIT Makhdum Ibrahim Tuban
kemampuan manajemen
telah mencapai standar yang telah ditetapkan yaitu
5. Anaslisis SWOT
resiko bagi pengembangan
sampai di level 6: 6. Total quality
satuan/program
1. Menjelaskan konsep pendidikan dasar MI/SD
manajemen
2. Menjelaskan prosedural 7. Religius
3. Menggunakan konsep motvation on
4. Menganalisis konsep training
5. Mengevaluasi konsep 8. Smart branding
6. Merancang konsep
Di samping itu, bahan kajian yang digunakan juga  Penentuan SKS
sesuai dengan profil lulusan Edupreneurdan capaian Berdasarkan peraturan menteri Ristek
pembelajaran, misalnya: Dikti No 44 tahun 2015 standar nasional
Capaian Pembelajaran Bahan Kajian
pendidikan tinggi pada standar proses
pembelajaran menyatakan bahwa beban
belajar minimum (sks) yang harus ditempuh
oleh mahasiswa adalah 144 sks, sedangkan di
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah di STIT Makhdum Ibrahim Tuban
total sks yang harus ditempuh adalah 151 SKS
terdiri dari 59 mata kuliah, dengan prosentasi

24
70 % mata kuliah konten dan 30 % matakuliah  Evaluasi Pembelajaran
metodologi. Dengan demikian dapat Standar penilaian pembelajaran yaitu
disimpulkan bahwa kurikulum Program Studi kriteria minimal tentang penilaian proses dan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di hasil belajar mahasiswa dalam rangka
STIT Makhdum Ibrahim Tuban telah pemenuhan capaian pembelajaran. Program
mencapai standar proses terkait beban belajar Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
minimum yang diberlakukan. di STIT Makhdum Ibrahim Tuban
 Proses Pembelajaran menerapkan prinsip penilaian edukatif,
Pelaksanaan pembelajaran di Program Studi autentik, akuntabel, transparan dan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di terintegrasi.
STIT Makhdum Ibrahim Tuban adalah Selain itu juga menggunakan teknik
sebagai berikut: penilaian observasi, partisipasi, unjuk kerja,
1. Beban belajar mahasiswa dinyatakan tes tertulis dan tes lisan. Sedangkan
dalam besaran sks mekanisme penilaian terdiri dari proses
2. Dalam satu semester, proses pembelajaran perencanaan, pemberian tugas atau soal,
efektif sebanyak 16 minggu observasi kinerja atau pengambilan hasil
3. Tahapan perancanangan pembelajaran observasi dan pemberian nilai akhir.
dilakukan secara sistematis, logis dan Pelaksanaan penilaian dilakukan oleh dosen
tersetruktur yang kemudian disusun pengampu, kategori nilai mulai dari A-E atau
kedalam RPS 4-0 dan kelulusan >2,75
4. Proses pembelajaran yang dilaksanakan
memenuhi kriteria bersifat interaktif, 5. PENUTUP
holistik, integratif, saintifik, kontekstual, Berdasarkan data kurikulum Program Studi

tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di STIT
Makhdum Ibrahim Tuban maka dapat disimpulkan
pada mahasiswa. Hal tersebut bisa dilihat
bahwa:
dari bentuk pembelajaran yang
1. Profil lulusan yaitu pendidik dan
dilaksanakan adalah perkuliahan dengan
edupreneur sesuai dengan empat
metode diskusi, simulasi, praktikum,
kompetensi yang harus dimiliki seorang
praktik lapangan, observasi, penelitian,
pendidik yaitu kompetensi pedagogik,
perancangan dan pengabdian kepada
kepribadian, sosial dan profesional.
masyarakat.
2. Capaian pembelajaran berbasis
5. Nilai-nilai Entrepreneurship
entrepreneurshipmengandung unsur sikap
diinternalisasikan kedalam semua mata
dan keterampilan yang ditetapkan dalam
kuliah sesuai kapasitas bahan kajiannya.
SN-Dikti dan memenuhi unsur

25
pengetahuan serta keterampilan khusus Ibrahim Tuban menerapkan prinsip
yang disusun berdasarkan level 6 KKNI. penilaian edukatif, autentik, akuntabel,
3. Bahan kajian disesuaikan dengan CPL dan transparan dan terintegrasi, kriteria
profil lulusan edupreneurdan sesuai dengan tersebut dalam rangka pemenuhan
tingkat keluasan serta kedalaman materi capaian pembelajaran lulusan .
pembelajaran mengacu pada CPL yang
tercantum dalam SN-Dikti pasal 9 ayat (2)
standar nasional Pendidikan Tinggi tahun
2015 pada jenjang diploma empat dan
sarjana, tingkat kedalaman dan keluasan
materi paling sedikit menguasai konsep
teoritis bidang pengetahuan dan
keterampilan tertentu secara umum dan
konsep teoritis bagian khusus dalam
bidang pengetahuan dan keterampilan
tersebut secara mendalam.
4. Kurikulum Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah di STIT
Makhdum Ibrahim Tuban telah mencapai
standar proses terkait beban belajar
minimum yang diberlakukan yaitu
sebanyak 150 sks.
5. Proses pembelajaran yang dilaksanakan
memenuhi kriteria bersifat interaktif,
holistik, integratif, saintifik, kontekstual,
tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat
pada mahasiswa. Hal tersebut bisa dilihat
dari bentuk pembelajaran yang
dilaksanakan adalah perkuliahan dengan
metode diskusi, simulasi, praktikum,
praktik lapangan, observasi, penelitian,
perancangan dan pengabdian kepada
masyarakat.
6. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah di STIT Makhdum

26
Daftar Pustaka
Ali,Mohammad,MemahamiRisetPerilakudanSosial,
Bandung: PustakaCendekiaUtama, 2011
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Buku Panduan Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi Edisi III,
Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, 2018
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015: SN-
DIKTI pasal 35 ayat 1
Suryana, KewirausahaanKiat Dan Proses
MenujuSukses, Jakarta: SalembaEmpat,
2016
Suyitno,Ade, Paper Pendidikan Kewirausahaan:
Teori dan Praktik, Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2013
Ulya, Inayatul, Pentingya Edupreneurship bagi
Mahasiswa, dalam
www.pgmi.ipmafa.ac.id, diakses 09
Agustus 2019
Widiasworo,Erwin, Inovasi Pembelajaran berbasis
Life skill & Entrepreneurship, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2017
Wijaya,David, Pendidikan Kewirausahaan untuk
Sekolah dan Perguruan Tinggi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017

27

Anda mungkin juga menyukai