Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL KEWIRAUSAHAAN

JUDUL 1 : Edupreneurship dalam Bidang Pendidikan Dasar Islam

JUDUL 2 : Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar


dan Menengah

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Kewirausahaan)

Dosen: Muhammad Shaleh Assingkily, M.Pd

Oleh:
Winda Apriani (0306181021)

PGMI 4/ VII
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2021/2022
A. Identitas Jurnal

Identitas Jurnal 1

Nama penulis : Muhammad Shaleh Assingkily dan Nur Rohman

Judul Jurnal : Edupreneurship dalam Bidang Pendidikan Dasar Islam

Nama Jurnal : JIP: Jurnal Ilmiah PGMI

Tahun Terbit : 2019

Identitas Jurnal 2

Nama penulis : Endang Mulyani

Judul Jurnal : Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan Menengah

Nama Jurnal : Jurnal Ekonomi dan Pendidikan

Tahun Terbit : 2011


B. Review Jurnal

Review Jurnal 1

Jurnal 1 ini berjudul “Edupreneurship dalam Bidang Pendidikan Dasar Islam” yang
ditulis oleh Muhammad Shaleh Assingkily dan Nur Rohman , isi jurnal ini dikhususkan
menguraikan tentang bagaimana implementasi mata kuliah edupreneurship pada Prodi PGMI
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Sunan Kalijaga serta bagaimana dampak mata
kuliah tersebut bagi lulusannya. Edupreneurship sendiri dapat dikatakan sebagai matakuliah
urgen yang diajarkan sejak semester awal di perguruan tinggi, bahkan menjadi salah satu tujuan
dari Program Studi PGMI yang sudah tentu sarat akan nilai dan filosofi yang diharapkan terpatri
pada setiap lulusannya.

Pengimplementasian edupreneurship di PGMI UIN Sunan Kalijaga ini terdiri dari upaya
pembekalan, pelaksanaan, serta evaluasi bersama terkait usaha yang direncanakan, proses
pelaksanaan, serta hasil yang diperoleh selama berwirausaha. Berdasarkan pemaparan pencetus
mata kuliah edupreneurship ini yaitu Andi Prastowo, dan dari hasil wawancara beberapa
mahasiswa dipahami bahwa edupreneurship tidak sekadar diimplementasikan sebagai
pembelajaran atau mata kuliah pada PGMI UIN Sunan Kalijaga, lebih utama lagi bahwa
edupreneurship diperuntukkan sebagai tujuan program studi untuk menghasilkan edupreneur
bidang pendidikan dasar Islam jenjang MI/SD. Oleh karena itu, dalam implemetasinya setiap
mahasiswa akan dididik sebagai pendidik yang profesional dan edupreneur jenjang MI/SD.

Dari penjelasan hasil dan pembahasan yang ada, terlihat bahwa dampak matakuliah
edupreneurship bagi mahasiswa lulusan PGMI UIN Sunan Kalijaga dikelompokkan kepada dua
kategori, yakni pendidik profesional dan edupreneur. Sebagai pendidik profesional tentunya
menanamkan karakter seorang edupreneur kepada anak didik MI/SD (10 karakter), selanjutnya
sebagai seorang edupreneur, lulusan PGMI akan menjadi Pelaku Usaha, Menciptakan Lapangan
Pekerjaan, dan Mewujudkan Lapangan Pengabdian.

Dari teori serta hasil penelitian yang dilakukan, menurut saya edupreneurship ini memang
merupakan mata kuliah yang sangat penting untuk dipelajari, sebab dengan adanya mata kuliah
ini seorang guru khususnya guru MI/SD selepas kuliah tidak hanya menjadi seorang pendidik
namun juga mampu belajar menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, atau setidaknya
membuka usaha untuk diri sendiri. Dengan adanya mata kuliah edupreneurship atau
kewirausahaan ini juga mampu mengubah mindset saya pribadi untuk berani mencoba mencari
ide untuk masuk ke dalam dunia usaha. Mata kuliah ini juga dikatakan urgen dalam pendidikan,
karena terlihat jelas bahwa pada era ini banyak lulusan sarjana, sehingga daya saing meningkat
dan lapangan kerja yang minim. Dan ketika mahasiswa telah dibentuk dan dibina mental
kewirausahaanya maka akan menjadi salah satu bekal untuk kedepannya sukses dalam bidang
edupreneurship maupun entrepreneurnya.

Jurnal ini secara keseluruhan sangat baik, menjelaskan hal-hal yang sangat berkaitan
dengan calon guru PGMI atau guru PGMI dan dunia entrepeneur. Jurnal ini memberikan
gambaran nyata tentang bagaimana penerapan edupreneurship ini pada mahasiswa serta
impactnya bagi mahasiswa itu sendiri. Dengan mempelajari mata kuliah ini maka mahasiswa
juga tidak hanya bisa menjadi pengusaha yang sebenarnya, namun juga bisa menjadi pendidik
yang menerapkan sendiri dan menerapkan karakter edupreneurship pada siswanya di kemudian
hari. Dan dengan adanya mata kuliah eduprneurship ini diharapkan mampu memberikan
perubahan pada mindset mahasiswa PGMI bahwa ketika lulus tidak hanya stuck menjadi guru
saja, namun dapat menjadi entrepeneur, serta memberikan edukasi (menanamkan nilai-nilai)
pada siswanya mengenai hal dasar dalam kewirausahaan.

Review Jurnal 2

Junal kedua ini berjudul “Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan
Menengah” yang ditulis oleh Endang Mulyani. Kewirausahaan disini banyak diartikan dari
berbagai aspek, namun dapat disimpulkan secara umum konteks ini kewirausahaan yaitu nilai-
nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta,
berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya.

Jurnal kedua ini berisi tentang kebijakan pemerintah yang telah berupaya untuk
memasyarakatkan kewirausahaan, namun upaya tersebut belum membawa pengaruh yang
signifikan karena masih banyak penduduk yang tidak produktif setiap tahun. Pada realitanya,
ketika kewirausahaan sudah menjadi salah satu jalan yang ditempuh masyarakat Indonesia, maka
bidang studi kewirausahaan akan mendorong para pelajar dan mahasiswa agar memulai
mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha. Pola pikir (mindset) yang selalu berorientasi
menjadi karyawan diputarbalik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan.

Isi jurnal ini juga menggambarkan tentang perbedaan yang ada pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah mengenai konsep kewirausahaan, dan terdapat model-model pendidikan
dari kewirausahawan di setiap jenjang pendidikan yang dapat diaplikasikan atau diintegrasikan
melalu pembelajaran setiap mata pelajaran, melalui ekstrakulikuler, muatan lokal,
pengembangan diri, dsb. Dalam praktik di sekolah, untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan
pada peserta didik ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:1) pembenahan dalam
Kurikulum; 2) peningkatan peran sekolah dalam mempersiapkan wirausaha; 3) pembenahan
dalam pengorganisasian proses pembelajaran; 4) pembenahan pada diri guru.

Keberhasilan program pendidikan kewirausahaan dapat diketahui melalui pencapaian


kriteria oleh peserta didik, guru, dan kepala sekolah yang antara lain meliputi: 1) peserta didik
memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi, 2) lingkungan kelas yang mampu
mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai
kewirausahaan yang diinternalisasikan, dan 3) lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang bernuansa kewirausahaan. Dan perlu digaris bawahi dalam jurnal ini yaitu, pada
pelaksanaan pendidikan kewirausahaan mulai dari PAUD – SMA/SMK, SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMK/SMALB, merupakan suatu hal yang tidak bertentangan
dengan butir-butir kebijakan nasional dalam bidang pendidikan yang terdapat dalam dokumen
RPJMN 2010 – 2014.

Menurut saya teori-teori yang terdapat dalam jurnal ini cukup lengkap dalam memuat
hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan. Hal-hal yang dibahas dalam jurnal ini yaitu
mengenai pentingnya pendidikan kewirausahaan dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan
kewirausahaan, kebijakan, konsep kewirausahaan dan ciri-cirinya, nilai-nilai pokok, model serta
prinsip yang digunakan dalam pendidikan kewirausaahan. Namun terilihat pada judul jurnal ini,
sebenarnya lebih dititikberatkan pada model yang digunakan dalam pendidikan kewirausahaan
pada satuan pendidikan dari pendidikan dasar (TK/RA – SD/MI) dan juga pendidikan menengah
(SMP/MTs – SMA/MA).
Dalam framework yang ditunjukkan di jurnal ini, terlihat bahwa semua satuan pendidikan
dapat mengenyam pendidikan kewirausahaan yang nantinya akan memberikan nilai-nilai penting
yang terkandung di dalam bidang studi ini, diantaranya yaitu kreatif, mandiri, bertanggung jawab
terhadap resiko yang ada, dsb. Pada bagan yang terlihat pada jurnal ini, bahwa pendidikan
kewirausahaan ini dapat diintegrasikan pembelajarannya oleh pendidik melalui model-model
dari semua mata pelajaran yang ada, melalui ektrakulikuler, perubahan pembelajaran
kerwirausahaan, pengembangan diri, kultur sekolah maupun muatan lokal. Contohnya pada
model kegiatan ekstrakulikuler. Pada kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan
sekolah sebenarnya merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter
termasuk karakter wirausaha dan peningkatan mutu akademik peserta didik.

Kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa


tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik. Keunggulan model ini adalah
peserta didik sungguh mendapat nilai melalui pengalaman –pengalaman konkrit. Pengalaman
akan lebih tertanam dalam jika dibandingkan sekadar informasi (teori). Peserta didik lebih
terlibat dalam menggali nilai-nilai hidup dan pembelajaran lebih menggembirakan. Jadi dengan
adanya model ini, dapat digunakan pendidik sebagai salah satu alat transfer tentang pendidikan
kewirausahaan pada siswanya, dan perlu diingat bahwa nilai-nilai yang diajarkan pada setiap
jenjang pendidikan khususnya sekolah dasar dan menengah memiliki kadar yang berbeda dalam
pengajaran pendidika kewirausahaan itu sendiri.
C. Perbandingan Jurnal 1 dan Jurnal 2

Mengenai dua jurnal yang telah direveiw, persamaan yang terlihat yaitu kedua jurnal
sama-sama membahas mengenai pendidikan kewirausahaan (edupreneurship). Namun lebih
dikhususkan untuk jurnal pertama pada jenjang pendidikan dasar berbasis Islam, sedangkan
jurnal kedua dikhususkan kepada jenjang pendidikan sekolah dasar maupun sekolah menengah,
baik umum maupun Islam. Keseluruhan dari 2 jurnal ini sangat baik, mudah dipahami dalam
setiap kata-katanya, memiliki banyak materi atau teori, serta memiliki banyak referensi dalam
pembuatan jurnalnya.

Perbedaan yang terlihat dari 2 jurnal ini tentunya ada, yaitu apabila jurnal pertama ini
menyuguhkan jurnal berbasis penelitian yang diadakan di UIN Sunan Kalijaga, lain halnya
dengan jurnal kedua yang hanya memberikan pemaparan jurnal berbasis artikel tanpa metode
penelitian. Jadi jurnal pertama memiliki ulasan-ulasan dari penelitian sebelumnya, juga dapat
kritik dan saran mengenai temuan yang dilakukan dalam penelitian jurnal tersebut. Juga pada
jurnal pertama karena berbasis penelitian, maka memiliki langkah-langkah yang harus
diselesaikan ketika memengeluarkan data atau informasi yang didapatkan, misalnya untuk
mengukuhkan keabsahan jurnal tersebut melewati tahap krwdibilitas, dab. Lain halnya dengan
jurnal kedua yang hanya memuat teori-teori yang sudah ada dengan cara mengembangkannya
menjadi artikel yang memiliki banyak materi yang bermanfaat.

Mengenai isi pada jurnal pertama, dituliskan pada judulnya mengenai edupreneurship
pada pendidikan dasar Islam yang dikhususkan yaitu PGMI. Isi jurnal pertama ini sudah sangat
baik, terlihat bahwa isi jurnal terus fokus pada wawancara mahasiswa jurusan PGMI dan tidak
melenceng dari rumusan masalah yang sudah ada. Sedangkan pada jurnal kedua memiliki judul
yaitu “Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan Menengah”, menurut saya
dalam penulisan jurnal ini, penulis lebih banyak mengemukakan dan mengembangkan teori
tentang pendidikan kewirausahaan secara umum, kurang dikhususkan pada jenjang pendidikan
dasar maupun menengah. Pada jurnal dua, dalam penjelasan materi “Model Pendidikan
Keirausahaan” harusnya lebih menguraikan dengan jelas dari masing-masing jenjang pendidikan
seperti apa, misalnya pada jenjang pendidikan dasar dapat digunakan model pendidikan
kewirausahaan melalui mata pelajaran PKn seperti apa, dsb.

Dari kedua jurnal ini sudah pasti secara umum sangat baik, dengan gaya penulisan dari
masing-masing penulisnya. Namun terdapat sedikit saran bagi jurnal kedua, akan lebih baik
ketika kedepannya judul ini dibuat model jurnal penelitian, dengan variabelnya pendidikan
sekolah dasar dan pendidikan menengah yang memberikan penjelasan lebih lanjut pelaksanaan
model yang tepat digunakan di sekolah yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai