Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Memahami Model Hipotetik dan Strategi Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal

“Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Pendidikan Semester
VI”

Dosen Pengampu :

Dr.Dadang Suhendar., M.Pd

Disusun Oleh :

Mira Karmila 1202100042


Salma Ya Humaira 1202100062
Sri Rahayu 1202100067

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Tuhan semesta alam .Atas izin dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tidak lupa juga
kamiucapkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasullah Muhammad SAW.Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di akhir kelak.Aamiin .

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Kewirausahaan
Pendidikan dengan Dosen pengampu Bapak Dr.Dadang Suhendar.,M.Pd yang telah memberikan
tugas kelompok ini serta membimbingnya.Tidak lupa ucapan terimakasih kepada pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini yang dibantu oleh beberapa sumber.Semoga
makalah ini mampu menjadi acuan materi yang dapat memberikan manfaat serta
kebaikan,umumnya bagi yang membaca dan memahaminya.Atas segala ilmu dan kebaikan yang
telah kita ambil dalam beberapa sumber,semoga Allah menganugrahi kebaikan dan ampunan
yang besar pada akhir zaman.Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan.Sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun disertai do’a yang sangat
dibutuhkan demi tersusunnya makalah menjadi lebih baik lagi pada kesempatan berikutya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan,atas segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa
hanya Allah Yang Maha Sempurna dan Menyempurnakan segala hal.Semoga makalah ini dapat
membantu dan menunjang pembelajaran bagi kita semua.Aamiin Yaa Rabbalallamin.

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Model Hipotetik Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah)

B. Strategi Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal

C. Penerapan pemikiran kewirausahaan kreatif, inovatif dalam dunia pendidikan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam keidupan sehari-hari banyak orang menafsirkan dan memandang bawa
kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan dan
wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak
hanya dimiliki oleh usahawan, namun juga oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan
bertindak inovatif dimana mencakup semua pekerjaan baik swasta maupun pemerintahan.
Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.Dalam
perkembangannya penanaman nilai-nilai kewirausahaan tidak hanya dikalangan
usahawan dan wiraswasta tetapi telah berkembang kedunia pendidikan, dimana dalam
kegiatannya juga jiwa kewirausahaan sangat dibutuhkan. Kewirausahaan didalam
pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan
yang memiliki karakter, pemahamandan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya,
pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-
kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam
kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat
merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah
dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek.Kewirausahaan dalam pendidikan
merupakan kerja keras yang terus-menerus yang dilakukan pihak sekolah terutama kepala
sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu. Konsep kewirausahaan ini meliputi
usaha membaca dengan cermat peluang-peluang, melihat setiap unsur institusi sekolah
adanya sesuatu yang baru atau inovatif, menggali sumber daya secara realistic dan dapat
dimanfaatkan, mengendalikan resiko, mewujudkan kesejahteraan (benefit) dan
mendatangkan keuntungan financial (profit). Benefits dan profits ini terutama dilihat
untuk kepentingan peserta didik, guru-guru, kepala sekolah.Sekolah sebagai ujung

1
tombak dari output lulusan pendidikan, tentu ingin outcomesnya siswa yang mandiri, bisa
mengahadapi tantangan dunia yang begitu cepat berubah, memecahkan masalah yang
terjadi dalam kehidupannya dengan baik. Hal ini tidak hanya pengetahuan yang bersifat
kognitif saja melainkan ranah afektif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Model Hipotetik Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal
(Sekolah)?
2. Apa Strategi Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal ?
3. Bagaimana Penerapan pemikiran kewirausahaan kreatif, inovatif dalam dunia
pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui model Hipotetik Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal
(Sekolah)
2. Untuk mengetahui strategi Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal
3. Untuk mengetahui penerapan pemikiran kewirausahaan kreatif, inovatif dalam
dunia pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Hipotetik Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah)

Model hipotetik merupakan model yang dikembangkan dari model konseptual yang sudah

divalidasi oleh validator ahli, praktisi dan stakeholder. Model hipotetik ini diperbaiki dengan

2
memperhatikan saran dan masukan dari validator sehingga akan menghasilkan model

pembelajaran pengelolaan usaha untuk meningkatkan kompetensi siswa yang layak digunakan.

Model pembelajaran pengelolaan usaha boga ini diberikan materi diantaranya: (1) Dasar-dasar

pengelolaan usaha boga, yaitu mengenai macam-macam usaha boga; (2) Merencanakan usaha

boga, yaitu siswa diajarkan bagaimana merencanakan suatu usaha boga mulai dari menentukan

struktur organisasi, menentukan menu (produk jual), standarisasi makanan dan minuman dan

manajemen pembelian, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan; (3) Strategi manajemen

pemasaran, yaitu membuat promosi pada produk yang akan dibuat, mulai dari menentukan

bentuk produk, harga jual, serta target pasar; (4) Pembukuan dan manajemen keuangan, yaitu

mengenai cara pembukuan dan menghitung keuangan.

Pembelajaran pengelolaan usaha boga berdasarkan model konseptual dilengkapi dan dibuat

menjadi praktis, yaitu siswa diajarkan merencanakan usaha sampai melakukan evaluasi dari

keuntungan usaha, sehingga pembelajaran pengelolaan usaha ini sesuai dengan konsep

wirausaha, dengan demikian terbentuklah model pembelajaran pengelolaan usaha boga untuk

meningkatkan kompetensi wirausaha siswa jasa boga.

Model pembelajaran pengelolaan usaha menggunakan pembelajaran berbasis masalah/Problem

Based Learning (PBL) dengan karakteristik pembelajaran yang akan dilakukan nantinya terdapat

suatu masalah, pada pembelajaran ini siswa bekerja secara kolaboratif dalam menyelesaikan

masalah yang diberikan yaitu merencanakan usaha, melakukan promosi, membuat produk,

memasarkan produk, membuat pembukuan dan menghitung keuangan.

3
Model pembelajaran pengelolaan usaha boga yang menjadi kelebihannya yaitu dalam

pelaksanaan menggunakan Problem Based Learning (PBL) dengan tujuan agar siswa mampu

mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan pemecahan masalah dan menjadi siswa

yang mandiri, kreatif dan inovatif, dengan diberikan permasalahan mengenai wirausaha boga

siswa akan langsung merasakan bagaimana melakukan usaha boga yang sesungguhnya, dengan

demikian akan meningkatkan kompetensi wirausaha pada siswa jasa boga mulai dari sikap,

pengetahuan dan keterampilan dalam wirausaha.

B. Strategi Kewirausahaan Lembaga Pendidikan Formal

Strategi kewirausahaan merupakan langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh kepala sekolah

dalam menjadikan sekolahnya sebagai organisasi yang bersifat kewirausahaan (entrepreneurial

organization). Lupriyono dan Wacik (1998) yang dikutip dalam buku manajemen pendidikan

karangan Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia (2008)

menyatakan bahwa strategi kewirausahaan mencangkup pengembangan visi,dorongan inovasi,

dan penstrukturan iklim kewirausahaan.

a.Pengembangan visi/misi

Langkah awal dalam mewirausahakan lembaga pendidikan adalah merumuskan visi/misi.

Visi atau misi merupakan gambaran cita-cita atau kehendak sekolah yang ingin diwujudkan

dalam masa yang akan datang. Visi sekolah harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan

mengandung dukungan nyata untuk mewujudkan perubahan atau inovasi yang bersifat

entrepreneurial.

4
Visi yang telah dirumuskan, selanjutnya disosialisasikan atau disebarluaskan kepada

semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah dasar. Maksudnya, agar visi

tersebut dapat dimengerti dan dipahami secara mendalam sehingga memperoleh dukungan. Visi

yang telah dirumuskan melahirkan misi dan program-program yang harus diemban dalam praktik

kewirausahaan

.b.Dorongan Inovasi

Berkaitan dengan semangat mewirausahakan sekolah, strategi ini berarti menumbuh-

suburkan dan mengembangkan gagasan-gagasan orisinil dan inovatif. Karena itu, setiap kepala

sekolah dalam mewirausahakan sekolahnya dituntut memiliki agenda inovasi. Agenda inovasi ini

menjadi alat spesifik dan utama dalam strategi mewirausahakan suatu sekolah.

      Agenda inovasai yang dimiliki itu sewajarnya merujuk pada perangkat mutu atau kriteria

mutu yang merefleksikan kebutuhan dan harapan-harapan tentang pendidikan di sekolah dari

semua pihak yang berkepentingan. Sebagai alternatif, terdapat dua unsur pokok yang dapat

dipertimbangkan untuk agenda inovasi tersebut. Pertama unsure internal institusi sekolah dan

kedua unsur eksternal sekolah itu. Unsur-unsur internal institusi sekolah yang dapat dikaji,

meliputi:

1.Pembelajaran yang dialami peserta didik

2.Pengembangan kurikulum/ program pendidikan

3.Kompetensi professional guru dan pengembangan system pengajaran

4.Pra-sarana dan pengembangan sarana/ fasilitas pendidikan

5.Pembiayaan pendidikan

5
6.Pengembangan budaya sekolah

7.Perilaku manajemen itu sendiri.

Unsur-unsur eksternal dari institusi sekolah itu yang dapat dikaji meliputi :

1. Perhatian dan partisipasi orang tua / masyarakat, dan

2. Kondisi alam dan lingkungan sosial budaya masyarakat. Agenda inovasi sebagai contoh-

contoh program yang mengungkapkan kewirausahaan dari kedua unsure sekolah.

c.Penstruktur Iklim Intrapreuneurial

Langkah strategis ini merupakan proses pembentukan unsur-unsur dan suasana yang

mendukung atas terselenggaranya agenda inovasi. Dalam hal ini, komitmen manajemen dan

kepemimpinan kepala sekolah serta profesionalisme staf/guru-guru itu amat dibutuhkan.

Tekanan penstrukturan iklim kewirausahaan berada pada penyempurnaan usaha-usaha untuk

implementasi proyek-proyek inovasi. Artinya strategi ini menekankan pada proses internal

organisasi, yakni usaha-usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam memantapkan system

manajemannya.

          Hal ini tidak bisa lepas dari tuntutan perubahan mewirausahakan pola manajemen itu

sendiri. Kemampuan menjabarkan kebijakan pendidikan yang berlaku di daerahnya,

kepemimpinan transfomasional dan visioner, kemampuan mengelola perubahan dan kemampuan

mengambil keputusan, serta kemampuan mengembangkan jaringan kerja yang menguntungkan,

merupakan sejumlah tuntutan yang patut dipenuhi para kepala sekolah dalam mengembangkan

strategi yang dimaksudkan.

Strategi ini didefinisikan sebagai corporate venturing yaitu sebuah proses internal

organisasi yang pokok untuk mengembangkan produk, proses dan teknologi. Ketiganya

6
diinstitusionalisasikan untuk kemakmuran jangka panjang. Menyangkut pengembangan produk,

proses organisasional atau pengelolaan sekolah itu haruslah berorientasi pada perolehan hasil

(kinerja) yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan customer sebagai pihak yang terlayani.

Menyangkut pengembangan proses, berarti pengelolaan sekolah itu sendiri harus berlangsung

dalam penciptaan suasana-suasana yang menggairahkan, dinamis dan menyenangkan. Sedangkan

menyangkut teknologi, berarti proses pengelolaan sekolah itu menawarkan usaha-usaha yang

lebih praktis, efsien dengan penggunaan sarana dan peralatan (teknologi) yang makin canggih.

Dengan pengelolaan sekolah yang berorientasi pada produk, proses dan teknologi seperti

pada penjelasan di atas, maka penstrukturan iklim kewirausahaan itu secara bertahap akan

terbentuk. Dengan demikian maksud utama pengembangan strategi manajemen sekolah yang

mengandung muatan entrepreneurial adalah citra sekolah yang terkesan maju dan bermutu, serta

pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh tingkat kesejahteraan dan keuntungan

finansial yang mencukupi.

2.3.Penerapan pemikiran kewirausahaan kreatif, inovatif dalam dunia pendidikan

Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri seorang

wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif dari sang wirausaha

biasanya tidak dapat berkembang abadi. Lingkungan bisnis yang begitu dinamis menuntut

wirausaha untuk selalu adaptif dan mencari terobosan terbaru. Karakter cepat berpuas diri dan

cenderung stagnan sama saja membawa bisnis ke arah kematian.

Pemahaman kreatif dan inovatif sering kali dipertukarkan satu sama lain. Menurut

Zimmerer dkk (2009) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan

untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi adalah

7
kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan

atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang. Selanjutnya Ted Levitt (dalam Zimmerer, 2009)

menyatakan bahwa kreativitas memikirkan hal-hal baru dan inovasi mengerjakan hal-hal baru.

Jadi kreatif adalah sifat yang selalu mencari cara-cara baru dan inovatif adalah sifat yang

menerapkan solusi kreatif. Kreatif tapi tidak inovatif adalah mubazir karena ide hanya sebatas

pemikiran tanpa ada realisasi.

Pendidikan kewirausahaan sedang tumbuh dan berkembang menjadi bidang yang diminati di

bebagai universitas, sekolah-sekolah bisnis, komunitas pergurua tinggi dan sekolah-sekolah

umum baik di dalam maupun di luar negeri. Dimana-mana tumbuh menjamur lembaga-lembaga

pendidikan kewirausahaan , baik yang berbentuk kursus-kursus pendek, program diploma,

hingga masuk kurikulum sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Pada era sekarang ini,

dibutuhkan para entrepreneur  yang mampu menjawab  tantangan dan memanfaatkan peluang di

kawasan pasar bebas yang akan di mulai tahun 2020 untuk wilayah asia pasifik dalam

menghadapi situasi yang sarat kompetisi ini, manusia mempunyai kemampuan menegerial  dan

entrepreneurial serta kemampuan yang bisa di pakai untuk menolong diri sendiri, manusia yang

berkarakter kuat dan mandiri, sangat di perlukan. entrepreneur  adalah seorang pembuat

keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas, yang sebagian

besar mereka adalah pendorong perubahan, inovasi kemajuan dan perekonomian yang akan

datang, orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat

pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan pentingnya masalah kewirausahaan bagi perbaikan

perekonomian negara, pemerintah telah mengeluarkan Intruksi Presiden R.I Nomor 4, tahun

1995 tentang “ gerakan nasional memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan”

kemudian inpres ini ditindaklanjuti oleh depdiknas dengan di luncurkannya program

8
pengembangan kewirausahan ini dalam paket-paket pendidikan dan kegiatan bagi siswa SMK

dan mahasiswa. Program ini merupakan bentuk dari kepedulian pemerintah dan depdiknas

terhadap masih tingginya tingkat pengangguran dikalangan terdidik khususnya lulusan SMK dan

perguruan tinggi, serta dalam rangka menjawab tantangan global. Pemerintah melalaui

departemen koperasi dan UKM juga telah mencanangkan program “Getuk Nasional” (Gerakan

Tunas Kewirausahaan Nasional) untuk pelajar SMA dan mahasiswa. Program ini merupakan

gerakan penanaman jiwa kewirausahaan secara dini kepada siswa–siswa kita khususnya dan

masyarakat pemula yang akan melakukan kegitaan wirausaha. Dinegara-negara maju pendidikan

kewirausahaan  populer karena 5 alasan yaitu:

 Pembuatan rencana usaha  mengarahkan mahasiswa menggabungkan akutansi, ekonomi,

keuangan,pemasaran dan disiplin bisnis lainnya. Sehingga menjadikan pengalaman

pendidikan yang terpadu dan memperkaya

 Pendidikan kewirausahaan dapat mepromosikan pendirian usaha baru oleh lulusan atau

untuk memperkuat prospek penerimaa kerja  dan keberhasilan lulusan di pasar tenaga

kerja

 Pendidikan kewirausahaan dapat mempromosikan  transfer teknologi dari perguruan

tinggi ke pasar melalui pengembangan rencana usaha yang bebasis teknologi

 Pendidikan kewirausahaan menciptakan hubungan antara komunitas bisnis dan

komunitas perguruan tinggi. Pendidikan kewirausahaan dipandang oleh pemimpin usaha

sebagai aplikasi pendekatan yang bermanfaat untuk belajar bisnis dan ekonomi, dan

mereka telah mebuka diri bersedia mendanai program kewirausahaan serta menyediakan

tempat untuk magang

9
 Karena tidak ada yang baku untuk pendidikan kewirausahaan ini, dan kewirausahaan

berada di luar batas  disiplin ilmu yang tradisional, maka memungkin kan untuk

malakukan percobaan–percobaan dalam kurikulumnya.

Dalam usaha untuk mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa dibutuhkan wirausaha-wirausaha

yang tidak hanya berpendidikan dan berpengetahuan luas serta menguasai teknologi(Intelectual

Quotion), namun juga perlu memiliki EQ(Emotional Quotion) dan SQ(Spiritual Qoution).

Perguruan tinggi berperan serta dalam mensejahterakan bangsa, membangun ekonomi yang kini

masih terpuruk.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Maka dapat disimpulkan bahwa Model hipotetik merupakan model yang dikembangkan dari

model konseptual yang sudah divalidasi oleh validator ahli, praktisi dan stakeholder. Model

hipotetik ini diperbaiki dengan memperhatikan saran dan masukan dari validator sehingga akan

menghasilkan model pembelajaran pengelolaan usaha untuk meningkatkan kompetensi siswa

yang layak digunakan. dan Strategi kewirausahaan merupakan langkah-langkah pokok yang

perlu ditempuh kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya sebagai organisasi yang bersifat

kewirausahaan (entrepreneurial organization). Lupriyono dan Wacik (1998) yang dikutip dalam

buku manajemen pendidikan karangan Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas

10
pendidikan Indonesia (2008) menyatakan bahwa strategi kewirausahaan mencangkup

pengembangan visi,dorongan inovasi, dan penstrukturan iklim kewirausahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (1998). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Bandung: Alfabeta.

Suryana, (2013), Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Edisi 4). Jakarta: Salemba
Empat, 2013

Adair, John.2009. Berpikir Kreatif, Berfikir Sukses, Terjemahan oleh Izi Ibrahim dari buku The
Art of Creative Thinking. 2007. Kogen Page, London and Philadelphia. Rumpun, Yogyakarta.

Donal G. 1972. Anatomi Inovasi yang Berhasil. Membina Program Kewirausahaaan dan
Mengantar Majalah Inovasi: American Management Association.

11

Anda mungkin juga menyukai